BAB I
PENDAHULUAN
merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di tenggorokan
karena adanya lendir atau mukus, makanan, debu, asap dan sebagainya. Batuk
juga merupakan salah satu gejala paling umum yang menyertai penyakit
Disease). Ketiadaaan batuk dapat berbahaya dan fatal untuk kesehatan, karena
bisa jadi batuk merupakan gejala awal dari penyakit pernafasan dan memudahkan
Timbulnya respon batuk bisa dikarenakan beragam hal salah satunya adalah
apabila jumlah mukus meningkat, maka mukus tidak lagi membantu malahan
mengganggu pernafasan (Koffuor dkk., 2014). Oleh karena itu, tubuh memiliki
Selain oleh mukus, batuk dapat disebabkan oleh faktor luar seperti debu
maupun zat asing yang dapat mengganggu pernafasan. Semakin banyak partikel
asing yang harus dikeluarkan, semakin banyak pula frekuensi batuk seseorang.
Frekuensi batuk yang terlalu tinggi dapat mempengaruhi kualitas hidup seseorang.
1
Uji Aktivitas Antitusif Produk Sirup OB Poliherbal terhadap Hewan Uji Marmut (Cavia porvellus)
Terinduksi Asam Sitrat 2
PRADIP IRAMDHAN A
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Obat batuk yang dapat menekan batuk disebut juga antitusif. Antitusif adalah
obat-obatan penekan batuk yang kerjanya dibagi menjadi dua yaitu perifer dan
sentral (Sartono, 1993). Antitusif yang bekerja di sentral dibagi lagi menjadi non
narkotik dan narkotik. Banyak antitusif yang telah dikembangkan dan digunakan
di klinik sebagai obat-obat over the counter (OTC). Namun obat-obatan antitusif
non narkotik yang sekarang ini kerjanya kurang efektif dan antitusif narkotik
memiliki efek samping yang tidak diinginkan, misalnya kodein memberikan efek
mengatasi masalah yang timbul oleh efek samping obat antitusif yang sudah ada.
Salah satu cara untuk menemukan obat tersebut adalah dari alam atau
obat batuk. Seiring perkembangan waktu, pemanfaatan tumbuhan obat makin luas
produk obat batuk yang berasal dari herbal-herbal alam yang telah terbukti
memiliki khasiat untuk mengatasi batuk. Produk itu adalah “Sirup OB poliherbal”.
(kaempferiae rhizoma), buah jeruk nipis (citrus aurantifolii fructus), herba timi
(thymi herba), daun mint (menthae folia), biji pala (myristicae semen), akar manis
yang disebabkan alergi debu, perubahan cuaca atau batuk karena masuk angin
(Sellappan, 2015) dan herba thymi (Basch dkk., 2004) dilaporkan memiliki
aktivitas antitusif. Sejauh ini, belum pernah dilakukan penelitian mengenai efek
sirup OB poliherbal mengenai aktivitas antitusif. Oleh karena itu, pada penelitian
ini akan diuji aktivitas antitusif sirup OB poliherbal pada hewan uji marmut yang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antitusif dan
dosis optimal dari suatu produk yang disebut sirup OB poliherbal terhadap
D. Manfaat Penelitian
poliherbal.
E. Tinjauan Pustaka
1. Batuk
a. Definisi
beracun dan infeksi dari laring, trakhea, serta bronkus. Batuk juga bisa menjadi
b. Patofisiologi
asing. Setiap batuk terjadi melalui stimulasi refleks arkus yang kompleks. Hal
ini diprakarsai oleh reseptor batuk yang berada pada trakea, carina, titik
percabangan saluran udara besar, dan saluran udara yang lebih kecil di bagian
respon yang baik terhadap rangsangan mekanis dan kimia. Reseptor kimia
yang peka terhadap panas, asam dan senyawa capsaicin akan memicu refleks
reseptor batuk yang telah dirangsang akan melintasi jalur aferen melalui saraf
vagus ke „pusat batuk‟ di medula. Pusat batuk akan menghasilkan sinyal eferen
yang bergerak menuruni vugus, saraf frenikus dan saraf motorik tulang
batuk.
c. Klasifikasi
batuk kronis. Batuk akut yaitu batuk yang terjadi kurang dari 3 minggu. Batuk
Uji Aktivitas Antitusif Produk Sirup OB Poliherbal terhadap Hewan Uji Marmut (Cavia porvellus)
Terinduksi Asam Sitrat 6
PRADIP IRAMDHAN A
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
subakut yaitu batuk yang terjadi selama 3-8 minggu, sedangkan batuk kronis
yaitu batuk yang terjadi lebih dari 8 minggu. Dari durasi batuk maka dapat
infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) atau bisa juga karena pnemonia dan
gagal jantung kongestif. Batuk subakut bisa disebabkan oleh batuk pasca
infeksi, bakteri sinusitis maupun batuk karena asma. Sedangkan batuk kronis
pulmonary disease (COPD) dan pada non perokok kemungkinan adalah post-
dan batuk berdahak. Batuk kering merupakan batuk yang tidak dimaksudkan
d. Terapi
dari jenis batuknya. Terdapat beberapa jenis obat batuk yaitu antitusif,
untuk menekan batuk. Obat-obatan ini kurang memberi manfaat klinis kecuali
golongan narkotik
Uji Aktivitas Antitusif Produk Sirup OB Poliherbal terhadap Hewan Uji Marmut (Cavia porvellus)
Terinduksi Asam Sitrat 7
PRADIP IRAMDHAN A
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
e. Mekanisme Batuk
Batuk dimulai dari suatu rangsangan pada reseptor batuk. Reseptor ini
berupa serabut saraf non myelin halus yang terletak baik di dalam maupun di
luar rongga toraks. Yang terletak di dalam rongga toraks antara lain terdapat
pada laring, trakea, bronkus, dan di pleura. Jumlah reseptor akan semakin
Serabut aferen terpenting terdapat pada cabang nervus vagus yang mengalirkan
rangsang dari laring, trakea, bronkus, pleura, lambung, dan juga rangsangan
dari telinga melalui cabang Arnold dari nervus vagus. Nervus trigeminus
dari perikardium dan diafragma. Rangsangan ini oleh serabut afferen dibawa
ke pusat batuk yang terletak di medula, di dekat pusat pernafasan dan pusat
muntah. Kemudian dari sini oleh serabut-serabut aferen nervus vagus, nervus
nervus hipoglosus, dan lain-lain menuju ke efektor. Efektor ini berdiri dari
1. Fase iritasi
Iritasi dari salah satu saraf sensorik nervus vagus di laring, trakea, bronkus
besar, atau serat aferen cabang faring dari nervus glosofaringeus dapat
menimbulkan batuk. Batuk juga timbul bila reseptor batuk di lapisan faring dan
2. Fase inspirasi
Pada fase inspirasi glotis secara refleks terbuka lebar akibat kontraksi otot
sehingga udara dengan cepat dan dalam jumlah banyak masuk ke dalam paru.
Hal ini disertai terfiksirnya iga bawah akibat kontraksi otot toraks, perut dan
sehingga lebih cepat dan kuat serta memperkecil rongga udara yang tertutup
3. Fase kompresi
Fase ini dimulai dengan tertutupnya glotis akibat kontraksi otot adduktor
kartilago aritenoidea, glotis tertutup selama 0,2 detik. Pada fase ini tekanan
intratoraks meningkat hingga 300 cm H2O agar terjadi batuk yang efektif.
Uji Aktivitas Antitusif Produk Sirup OB Poliherbal terhadap Hewan Uji Marmut (Cavia porvellus)
Terinduksi Asam Sitrat 9
PRADIP IRAMDHAN A
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Tekanan pleura tetap meninggi selama 0,5 detik setelah glotis terbuka . Batuk
4. Fase ekspirasi
Pada fase ini glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif otot
bronkus merupakan hal yang penting dalam fase mekanisme batuk dan
disinilah terjadi fase batuk yang sebenarnya. Suara batuk sangat bervariasi
akibat getaran sekret yang ada dalam saluran nafas atau getaran pita suara
(Putri, 2012).
stimulus yang dapat menimbulkan batuk secara garis besar terbagi menjadi 3,
Gambar 1. Refleks Batuk dan Sites of Action dari Beberapa Agen Antitusif (Reynolds, 2004).
termyelinasi yang diduga berada didalam atau selapis dibawah sel epitel di
stimulus mekanis seperti sekresi mukus atau oedema, namun tidak sensitif
kimia, seperti sulfur dioxide, bradikinin dan capsaicin (Lee dan Pisarri,
2001).
menginduksi batuk. SAR juga diduga tidak terlibat secara langsung dalam
yang disebut „pump cells’ yang diduga meningkatkan refleks batuk yang
pertama adalah bekerja pada sistem saraf pusat (SSP) dan yang kedua bekerja
Batuk dapat terjadi karena aktivasi refleks batuk terdiri atas adanya
saraf aferen, saraf-saraf pusat batuk dan saraf eferen, yang diregulasi oleh
aktivitas otak yang lebih tinggi. Karena itulah saraf-saraf yang berperan
(Takahama, 2003).
Uji Aktivitas Antitusif Produk Sirup OB Poliherbal terhadap Hewan Uji Marmut (Cavia porvellus)
Terinduksi Asam Sitrat 12
PRADIP IRAMDHAN A
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
1. Kodein
dan antitusif yang baik pada pemberian secara peroral (Chung, 2003).
2. Dekstrometorfan
sama besar dengan efek antitusif dari kodein (Reynolds dkk., 2003).
dari saluran pencernaan, dimana dia akan masuk ke aliran darah dan
dengan efek samping berupa pusing, mual dan muntah, serta sakit
dan menekan batuk dengan cara menurunkan satu atau lebih responsitas
dari saraf sensorik yang berperan pada refleks, berbeda dengan obat-
1. Benzonatate
oral maka target aksinya adalah menghambat strech receptor (Lalloo dkk.,
1995).
kimia mirip dengan tetracaine dan anastesi lokal tipe ester lainnya.
2. Levodropropizine
3. Moguisteine
bekerja pada saraf perifer (Bolser dkk., 1993) yang melibatkan ATP-
pengembangan.
Uji Aktivitas Antitusif Produk Sirup OB Poliherbal terhadap Hewan Uji Marmut (Cavia porvellus)
Terinduksi Asam Sitrat 17
PRADIP IRAMDHAN A
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
3. Sirup OB Poliherbal
Sirup OB poliherbal (gambar 2), merupakan salah satu produk obat batuk
yang diproduksi oleh PT. Deltomed Laboratories. Produk ini berupa sediaan
sirup yang terbuat dari bahan-bahan alam dengan komposisi seperti tabel 1.
angin. Dosis sirup OB poliherbal adalah tiga kali sehari satu sendok takar (15
Uji Aktivitas Antitusif Produk Sirup OB Poliherbal terhadap Hewan Uji Marmut (Cavia porvellus)
Terinduksi Asam Sitrat 18
PRADIP IRAMDHAN A
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
mL) untuk orang dewasa, sedangkan untuk anak-anak tiga kali sehari setengah
sendok takar (7,5 mL). Produk ini tersedia dalam kemasan botol 60 mL dan
100 mL.
a. Zingiberis Rhizoma
b. Kaempferiae Rhizoma
sebagai ekspektoran.
d. Thymi Herba
e. Menthae Folia
f. Myristicae Semen
dengan nama buah pala. Biji pala sering digunakan sebagai bahan
1970).
Uji Aktivitas Antitusif Produk Sirup OB Poliherbal terhadap Hewan Uji Marmut (Cavia porvellus)
Terinduksi Asam Sitrat 20
PRADIP IRAMDHAN A
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
g. Liquorice
fisiologis terbagi menjadi tiga bagian. Yang pertama adalah sistem aferen yang
mengenali stimulus batuk, kemudian sistem saraf pusat (SSP) yang mengubah
stimulus melalui sistem eferen menjadi refleks batuk. Hewan uji yang dipilih
haruslah mewakili refleks batuk tersebut (Belvisi dan Hele, 2003). Beberapa
a. Tikus
Banyak studi yang telah dilakukan pada tikus, dan terbukti tikus dapat
menghasilkan suara batuk (Kamei dkk., 1987). Namun walau begitu masih
apakah melalui mekanisme yang sama pada manusia atau tidak (Korpas,
1972).
b. Mencit
penggunaan mencit sebagai hewan uji batuk masih banyak diragukan. Hal
c. Marmut
yang paling populer saat ini. Banyak studi yang dilakukan dengan hewan
uji ini, terutama efek antitusif dengan menggunakan senyawa asam sitrat
melalui pengamatan pada postur tubuh saat batuk dan suara yang
5. Marmut
Gambar 3. Marmut
Uji Aktivitas Antitusif Produk Sirup OB Poliherbal terhadap Hewan Uji Marmut (Cavia porvellus)
Terinduksi Asam Sitrat 22
PRADIP IRAMDHAN A
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
a. Klasifikasi
sebagai sumber makanan atau sebagai obat tradisional dan sejak 1960
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Rodentia
Famili : Caviidae
Genus : Cavia
b. Ciri-ciri
kisaran bobot sebesar 700 hingga 1200 gram dengan panjang tubuh
c. Habitat di alam
Marmut secara alamiah tidak ada di alam. Hal ini karena marmut
yang ada sekarang merupakan keturunan dan hybrid dari spesies marmut
tersebar luas di daratan Amerika Selatan (Weir, 1974). Jenis cavies yang
Uji Aktivitas Antitusif Produk Sirup OB Poliherbal terhadap Hewan Uji Marmut (Cavia porvellus)
Terinduksi Asam Sitrat 23
PRADIP IRAMDHAN A
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
alam liar sehingga menjadi bagian dari alam liar (Nowak, 1999). Marmut
sosial, hidup di alam liar dengan berkelompok kecil yang terdiri atas
grup berpindah mencari makanan dari satu tempat ke tempat lain seperti
Marmut merupakan hewan yang aktif saat fajar dan sore, dimana
d. Tingkah Laku
buruk dan tidak begitu lincah. Marmut sangat mudah terkejut dan akan
diam dalam jangka waktu yang lama atau lari mencari perlindungan saat
melakukan stampede, yaitu lari pada arah yang tidak beraturan untuk
memiliki luas pandang yang lebih lebar yaitu sekitar 340o dan melihat
e. Kesehatan
kecil yang dapat terlihat bergerak melewati rambut, dan telurnya berupa
untuk lebih mentolerir dingin daripada panas. Hal ini karena marmut
memiliki badan yang gemuk dan kompak dengan suhu badan berkisar
f. Penggunaan Penelitian
Uji Aktivitas Antitusif Produk Sirup OB Poliherbal terhadap Hewan Uji Marmut (Cavia porvellus)
Terinduksi Asam Sitrat 25
PRADIP IRAMDHAN A
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
ke-17 saat ahli biologi dari Italia, Marcello Malphigi dan Carlo Fracassati
akhir abad ke-19 melalui eksperimen dari Louis Pasteur, Emile Roux,
6. Asam Sitrat
Asam sitrat yang memiliki rumus bangun pada gambar 4, merupakan salah satu
asam organik yang banyak digunakan dalam industri makanan dan minuman (60
% dari total produksi), antara lain berfungsi sebagai pemberi rasa asam,
antioksidan dan pengemulsi. Flavor sari buah, ekstrak sari buah, es krim,
marmalade diperkuat dan diawetkan dengan menambahkan asam sitrat. Selain itu
juga banyak digunakan dalam industri farmasi, kosmetik dan detergent. Dalam
industri farmasi (10% dari total produksi), digunakan sebagai bahan pengawet
Uji Aktivitas Antitusif Produk Sirup OB Poliherbal terhadap Hewan Uji Marmut (Cavia porvellus)
Terinduksi Asam Sitrat 26
PRADIP IRAMDHAN A
Universitas Gadjah Mada, 2016 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
dalam penyimpanan darah atau sebagai sumber zat besi dalam bentuk Feri-sitrat.
Dalam industri kimia (25% dari total produksi), digunakan sebagai antibuih dan
berupa hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul sampai halus,
putih; tidak berbau atau praktis tidak berbau; rasa sangat asam. Asam sitrat sangat
mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol; agak sukar larut dalam eter
Asam sitrat memiliki tingkat toksisitas akut yang rendah berdasarkan penelitian
pada manusia dan hewan. Asam sitrat juga tidak memiliki sifat karsinogenik atau
iritasi pada mata dan juga saluran pernafasan serta pada kulit, dimana menjadikan
ancaman toksisitas utama yang dimiliki oleh asam sitrat. Iritasi lokal asam sitrat
yang diaplikasikan pada kulit dengan hewan uji kelinci dilaporkan sedikit
pada konsentrasi sebesar 50%, dilaporkan menyebabkan lidah anjing hewan uji
mengalami ulseraci yang parah dan kerusakan jaringan. Dengan hewan uji yang
pada marmut yang dipaparkan dengan 7,5% larutan asam sitrat berbentuk
F. Landasan teori
Batuk merupakan suatu refleks pertahanan tubuh dari masuknya benda asing
rangsangan batuk yang dapat diaktifkan dengan stimulus mekanis yaitu reseptor
tren yang cukup populer saat ini dan penggunaannya mulai meningkat. Salah satu
formulasi 7 macam herbal Indonesia. Herbal yang terkandung dalam sirup obat
batuk tersebut diantaranya adalah rimpang jahe, rimpang kencur, buah jeruk nipis,
herba thymi, daun mint, biji pala dan akar manis. Penelitian terdahulu menyatakan
kandungan 6-gingerol dan 6-shogaol dalam jahe, eucalyptol dalam kencur, thymol
dan carvacol dalam herba thymi dan menthol dalam daun mint memiliki aktivitas
G. Hipotesis
aktivitas antitusif mampu menekan jumlah batuk yang dihasilkan hewan uji