Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pasal 65 ayat 2 UU PPLH menyebutkan ”Setiap orang berhak


mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses informasi, akses
partisipasi, dan akses keadilan dalam memenuhi hak atas lingkungan
hidup yang baik dan sehat”. Dari amanat undang-undang tersebut
telah dengan dijelaskan bahwa setiap warga negara berhak untuk
mendapatkan pendidikan lingkungan hidup selain juga akses
partisipasi dan akses keadilan dalam memenuhi hak atas lingkungan
yang baik dan sehat. Sehingga pada prinsipnya, tanpa terkecuali
warga negara berhak atas pendidikan lingkungan hidup. Memang
didalam penjelasan dari pasal tersebut tidak menjelaskan bagaimana
dan seperti apa pendidikan lingkungan tersebut akan dilakukan.
Namun jika merujuk pada beberapa batasan tentang pendidikan
Lingkungan hidup (PLH), maka PLH dapat diartikan sebagai upaya
mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak
atau elemen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan kesadaran masyarakat tentang nilai-
nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang pada
akhirnya dapat menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif
dalam upaya pelestarian dan keselamatan lingkungan untuk
kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.
Sementara Pendidikan lingkungan hidup formal adalah kegiatan
pendidikan di bidang lingkungan hidup yang diselenggarakan
melalui sekolah, terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah
dan pendidikan tinggi dan dilakukan secara terstruktur dan
berjenjang dengan metode pendekatan kurikulum yang terintegrasi
maupun kurikulum yang monolitik (tersendiri).
Pendidikan lingkungan hidup non formal adalah kegiatan
pendidikan di bidang lingkungan hidup yang dilakukan di luar

Proposal Adiwiyata Kota Palopo 1


sekolah yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang
(misalnya pelatihan AMDAL, ISO 14000, PPNS).
Pendidikan lingkungan hidup informal adalah kegiatan
pendidikan di bidang lingkungan hidup yang dilakukan di luar
sekolah dan dilaksanakan tidak terstruktur maupun tidak
berjenjang.
Kelembagaan pendidikan lingkungan hidup adalah seluruh
lapisan masyarakat yang meliputi pelaku, penyelenggara dan
pelaksana pendidikan lingkungan hidup, baik di jalur formal, non
formal dan informal.
Sekolah merupakan salah satu pendidikan formal harus
melaksanakan pendidikan lingkungan hidup yang disebut dengan
istilah sekolah Adiwiyata.
Adiwiyata mempunyai pengertian atau makna: tempat yang baik
dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan
berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia
menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan menuju kepada cita-
cita pembangunan berkelanjutan.
Berdasarkan uraian tersebut maka sekolah di Palopo ingin
menjadi Sekolah Adiwiyata yang merupakan sekolah yang baik
berwawasan pendidikan lingkungan hidup.
B. TUJUAN PROGRAM ADIWIYATA

Menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi


tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga di
kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung
jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan
pembangunan berkelanjutan.
Kegiatan utama diarahkan pada terwujudnya kelembagaan
sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar
dan menengah di Indonesia. Disamping pengembangan norma-
norma dasar yang antara lain: kebersamaan, keterbukaan,
kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan
hidup dan sumber daya alam. Serta penerapan prinsip dasar yakni

Proposal Adiwiyata Kota Palopo 2


partisipatif, dimana komunitas sekolah terlibat dalam manajemen
sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran, serta
berkelanjutan, dimana seluruh kegiatan harus dilakukan secara
terencana dan terus menerus secara komperensif.

C. SASARAN

Tim sekolah adalah tim yang berperan penting dalam


pelaksanaan Program Adiwiyata termasuk diantaranya pengelolaan
lingkungan di sekolah, termasuk di dalamnya bagaimana melibatkan
semua unsur warga sekolah menjadi penting termasuk keterlibatan
aktif dari seluruh siswa. Partisipasi murid menjadi elemen paling
penting.
Untuk mensukseskan program Sekolah Adiwiyata yang menjadi
sasaran antara lain terdiri atas:
 Kepala sekolah
 Siswa
 Guru
 Orangtua siswa
 Warga sekolah (misal : petugas kebersihan, petugas tata usaha,
pengelola kantin)
 Pemerintah daerah (lurah, camat dan lain-lain)
 Masyarakat di sekitar sekolah

D. HASIL YANG DIHARAPKAN


Terciptanya kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi
tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga di
kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung
jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan
pembangunan berkelanjutan.
Terwujudnya kelembagaan sekolah yang peduli dan berbudaya
lingkungan bagi sekolah dasar dan menengah di Indonesia.
Disamping pengembangan norma-norma dasar yang antara lain:

Proposal Adiwiyata Kota Palopo 3


kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan
kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam. Serta
penerapan prinsip dasar yaitu partisipatif, dimana komunitas
sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi
keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai
tanggung jawab dan peran, serta berkelanjutan, dimana seluruh
kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus
secara komperensif.
E. MANFAAT

Manfaat yang diperoleh dari program sekolah adiwiyata antara lain:


a. Meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan
operasional sekolah dan penggunaan berbagai sumber daya.
b. Meningkatkan penghematan sumber dana melalui
pengurangan konsumsi berbagai sumber daya dan energi.
c. Meningkatkan kondisi belajar mengajar yang lebih
nyaman dan kondusif bagi semua warga sekolah.
d. Menciptakan kondisi kebersamaan bagi semua warga
sekolah.
e. Meningkatkan upaya menghindari berbagai resiko
dampak lingkungan negatif dimasa yang akan datang.
f. Menjadi tempat pembelajaran bagi generasi muda
tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan
hidup yang baik dan benar.

BAB II
RENCANA PELAKSANAAN
PROGRAM DAN KEGIATAN – KEGIATAN

Proposal Adiwiyata Kota Palopo 4


A. PERENCANAAN KEGIATAN

Rencana kegiatan program menuju sekolah Adiwiyata yang akan


dilaksanakan oleh sekolah di Kota Palopo, akan disesuaikan dengan
potensi–potensi yang dimiliki sekolah.
Potensi – potensi yang dimiliki sekolah untuk menuju sekolah
adiwiyata ini, antara lain: lahan yang luas, kondisi tanah yang subur
karena terletak di daerah persawahan, air yang melimpah, komitmen
semua stakeholder.

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan yang dilaksanakan oleh
Tim Adiwiyata Kota Palopo diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Belum tersusunnya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP )
yang memuat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup secara memadai.
b. Belum Maksimalnya Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam
lingkungan sekolah serta Kurangnya sarana dan prasarana dan
untuk mendukung pembelajaran lingkungan hidup di sekolah yang
memadai.
a) Pengomposan (Bak Kompos),
b) Kebun sekolah,
c) Hutan Sekolah,
d) Green House,
e) Sumur Resapan,
f) Apotek Hidup / Toga, dan
g) Kolam Ikan.
h) Tempat sampah pemilah
i) Ruang Terbuka Hijau (RTH/Taman)
c. Sarana dan prasarana pendukung yang ramah lingkungan belum
memadai.
Tempat sampah yang terpisah (sampah organik dan non-organik).
d. Belum tersedianya wadah komunikasi tentang hasil inovasi
pembelajaran lingkungan hidup. ( Mading ).
C. PROGRAM KEGIATAN
Berdasarkan identifikasi permasalahan tersebut maka kegiatan –
kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut ini.

Proposal Adiwiyata Kota Palopo 5


1. Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya
Lingkungan

Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya


lingkungan maka diperlukan beberapa kebijakan sekolah yang
mendukung dilaksanakannya kegiatan-kegiatan pendidikan
lingkungan hidup oleh semua warga sekolah sesuai dengan prinsip-
prinsip dasar Program Adiwiyata yaitu partisipatif dan berkelanjutan.
Pengembangan kebijakan sekolah tersebut antara lain:
 Visi dan misi sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.
 Kebijakan sekolah dalam mengembangkan pembelajaran
pendidikan lingkungan hidup.
 Kebijakan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (tenaga
kependidikan dan non-kependidikan) di bidang pendidikan
lingkungan hidup.
 Kebijakan sekolah dalam upaya penghematan sumber daya alam.
 Kebijakan sekolah yang mendukung terciptanya lingkungan
sekolah yang bersih dan sehat.
 Kebijakan sekolah untuk pengalokasian dan penggunaan dana bagi
kegiatan yang terkait dengan masalah lingkungan hidup.

2. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan


Penyampaian materi lingkungan hidup kepada para siswa dapat
dilakukan melalui kurikulum secara terintegrasi atau monolitik.
Pengembangan materi, model pembelajaran dan metode belajar yang
bervariasi, dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada siswa
tentang lingkungan hidup yang dikaitkan dengan persoalan
lingkungan sehari-hari (isu local).
Pengembangan kurikulum tersebut dapat dilakukan antara lain:
 Pengembangan model pembelajaran lintas mata pelajaran.
 Penggalian dan pengembangan materi dan persoalan lingkungan
hidup yang ada di masyarakat sekitar.

Proposal Adiwiyata Kota Palopo 6


 Pengembangan metode belajar berbasis lingkungan dan budaya.
 Pengembangan kegiatan kurikuler untuk meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran siswa tentang lingkungan hidup.

3. Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif


Untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya
lingkungan, warga sekolah perlu dilibatkan dalam berbagai aktivitas
pembelajaran lingkungan hidup. Selain itu sekolah juga diharapkan
melibatkan masyarakat disekitarnya dalam melakukan berbagai
kegiatan yang memberikan manfaat baik bagi warga sekolah,
masyarakat maupun lingkungannya.
Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:
 Menciptakan kegiatan ekstra kurikuler/kurikuler di bidang
lingkungan hidup berbasis partisipatif di sekolah.
 Mengikuti kegiatan aksi lingkungan hidup yang dilakukan oleh
pihak luar.
 Membangun kegiatan kemitraan atau memprakarsai
pengembangan pendidikan lingkungan hidup di sekolah.

4. Pengelolaan dan atau Pengembangan Sarana Pendukung Sekolah


Dalam mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya
lingkungan perlu didukung sarana dan prasarana yang
mencerminkan upaya pengelolaan lingkungan hidup, antara lain
meliputi:
 Pengembangan fungsi sarana pendukung sekolah yang ada untuk
pendidikan lingkungan hidup.
 Peningkatan kualitas pengelolaan lingkungan di dalam dan di luar
kawasan sekolah.
 Penghematan sumberdaya alam (listrik, air, dan ATK).
 Peningkatan kualitas pelayanan makanan sehat.
 Pengembangan sistem pengelolaan sampah.
D. STRATEGI PELAKSANAAN KEGIATAN

Proposal Adiwiyata Kota Palopo 7


1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan pendidikan lingkungan
hidup sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap dan kemampuan
dalam pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup yang
ditujukan untuk:
a. mendorong pembentukan, penguatan dan pengembangan
(revitalisasi) kapasitas kelembagaan PLH;
b. mendorong tersusunnya kebijakan pendidikan lingkungan
hidup di tingkat Pusat dan Daerah;
c. memperkuat koordinasi dan jaringan kerja sama pelaku
pendidikan lingkungan hidup;
d. membangun komitmen bersama untuk PLH (termasuk
komitmen pendanaan);
e. Mendorong terbentuknya sistem monitoring dan evaluasi
pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup.
2. Meningkatkan kualitas dan kemampuan (kompetensi) SDM PLH,
baik pelaku maupun kelompok sasaran pendidikan lingkungan
hidup sedini mungkin melalui berbagai upaya proaktif dan
reaktif.
Mengembangkan kualitas SDM Masyarakat, yang meliputi guru,
murid sekolah, aparatur pemerintah, para ulama serta seluruh
lapisan masyarakat sedini mungkin secara terarah, terpadu dan
menyeluruh harus dilakukan melalui berbagai upaya proaktif
dan reaktif. Upaya ini harus dilakukan oleh seluruh komponen
bangsa sehingga generasi muda, subjek dan objek pendidikan
lingkungan dapat berkembang secara optimal.
3. Mengoptimalkan sarana dan prasarana pendidikan lingkungan
hidup yang dapat mendukung terciptanya proses pembelajaran
yang efisien dan efektif.
Dengan mengoptimalkan sarana dan prasarana pendidikan
lingkungan hidup dapat mendukung terciptanya tempat yang
menyenangkan untuk belajar, berprestasi, berkreasi dan
berkomunikasi. Optimalisasi sarana dan prasarana ini dapat

Proposal Adiwiyata Kota Palopo 8


dilakukan dengan menggunakan perpustakaan, laboratorium,
alat peraga, alam sekitar dan sarana lainnya sebagai sumber
pengetahuan.
4. Meningkatkan dan memanfaatkan anggaran pendidikan
lingkungan hidup dan mendorong partisipasi publik serta
meningkatkan kerja sama regional, internasional untuk
penggalangan pendanaan PLH. Meningkatkan pendanaan
pendidikan lingkungan hidup khususnya anggaran pada
instansi yang melaksanakan pendidikan lingkungan hidup yang
memadai diharapkan dapat memacu perluasan dan pemerataan
perolehan pendidikan khususnya pendidikan lingkungan hidup
bagi seluruh rakyat Indonesia dan menuju terciptanya manusia
Indonesia yang berkualitas. Saat ini anggaran pendidikan
khususnya pendidikan lingkungan masih sangat minim,
walaupun di dalam Amendemen UUD 1945, pagu anggaran
pendidikan telah mencapai 20%.
5. Menyiapkan dan menyediakan materi pendidikan lingkungan
hidup yang berbasis kearifan tradisional dan isu lokal, modern
serta global sesuai dengan kelompok sasaran PLH serta
mengintegrasikan materi pendidikan lingkungan hidup ke
dalam kurikulum lembaga pendidikan formal.
Penyusunan materi PLH harus mengacu pada tujuan
pendidikan lingkungan hidup dengan memperhatikan tahap
perkembangan dan kebutuhan yang ada saat ini. Untuk itu
materi pendidikan lingkungan hidup yang berbasis kearifan
tradisional dan isu lokal, modern serta global harus disesuaikan
dengan kelompok sasaran PLH.
6. Meningkatkan informasi yang berkualitas dan mudah diakses
dengan mendorong pemanfaatan teknologi.
Dalam meningkatkan informasi yang berkualitas, pemanfaatan
teknologi perlu terus diupayakan sehingga pengembangan
pendidikan lingkungan dapat berhasil guna dan berdaya guna.

Proposal Adiwiyata Kota Palopo 9


7. Mengembangkan kualitas SDM Masyarakat, yang meliputi guru,
murid sekolah, aparatur pemerintah, para ulama serta seluruh
lapisan masyarakat sedini mungkin secara terarah, terpadu dan
menyeluruh harus dilakukan melalui berbagai upaya proaktif
dan reaktif.
Upaya ini harus dilakukan oleh seluruh komponen bangsa
sehingga generasi muda, subjek dan objek pendidikan
lingkungan dapat berkembang secara optimal.

E. RENCANA KEBUTUHAN BIAYA

Rencana Kebutuhan Anggaran Pengadaan sarana dan Prasarana


tersebut adalah sebagi berikut :

Pembangunan Bak Kompos


1 Paket X Rp 4.500.000 = Rp 4.500.000

Empat Juta Lima Ratus Ribu Rupiah

BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Kegiatan utama diarahkan pada terwujudnya kelembagaan
sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan bagi sekolah dasar
dan menengah di Indonesia. Disamping pengembangan norma-
norma dasar yang antara lain: kebersamaan, keterbukaan,
kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan
hidup dan sumber daya alam. Serta penerapan prinsip dasar yaitu:
partisipatif, dimana komunitas sekolah terlibat dalam manajemen
sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan,

Proposal Adiwiyata Kota Palopo 10


pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran, serta
berkelanjutan, dimana seluruh kegiatan harus dilakukan secara
terencana dan terus menerus secara komperensif.
Kegiatan ini akan berjalan lancar jika didukung oleh semua
pihak. Semoga proposal ini mendapat persetujuan dari Tim, sehingga
kami bisa melaksanakan kegiatan menuju sekolah adiwiyata sesuai
dengan apa yang menjadi tujuan. Besar harapan kami proposal ini
mendapat persetujuan

B. REKOMENDASI
Program ini merupakan upaya dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan berwawasan lingkungan dan untuk mengikuti lomba
sekolah adiwiyata, sehingga kami berharap:
1. Program ini terus berlanjut tanpa ada batas waktu guna
menunjang peningkatan kualitas pembelajaran, mutu
pendidikan berwawasan lingkungan, dan menjadikan sekolah
yang ramah lingkungan.
2. Dukungan dalam bentuk Tekhnis dan Pendanaan dari instansi
terkait seperti Dinas Pendidikan, Dinas Lingkungan Hidup,
Dinas Pertanian dan Perkebunan, Dinas Pekerjaan Umum,
Dinas Perikanan, Dinas Kesehatan, BUMN/BUMD dan
Perbankan Se-Kota Palopo sangat kami butuhkan untuk
pengembangan sekolah menjadi sekolah adiwiyata.
3. Komite sekolah diharapkan selalu mendukung, mensupport,
dan mendampingi sekolah menuju sekolah adiwiyata, walaupun
dalam suasana kebijakan pendidikan gratis.
4. Proposal ini ditujukan untuk Pembangunan Bak Kompos
sebagai wadah proses pengomposan pada SDN 5 Salamae

Palopo, 21 November 2018

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kepala SDN 5 Salamae

Drs. RACHMAD, M.Si Hj. SITTI BADERIA, S.Pd., M.Si


Pkt. Pembina Tk. I Pkt. Pembina Tk. I

Proposal Adiwiyata Kota Palopo 11


NIP. 197010101992021003 NIP. 196604021986112001

Mengetahui,
WAKIL WALIKOTA PALOPO

Ir. H. RAHMAT MASRI BANDASO, M.Si

Proposal Adiwiyata Kota Palopo 12

Anda mungkin juga menyukai