2 SISTEM PERSEPSI-SENSORI
1. Kelenjar seperti : kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat, kelenjar
Zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus.
2. Otot seperti : M. orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak atas
dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo palpebra
terdapat otot orbikularis okuli yang disebut sebagai M. Rioland. M. orbikularis
berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N. facial M. levator palpebra,
yang berorigo pada anulus foramen orbita dan berinsersi pada tarsus atas
dengan sebagian menembus M. orbikularis okuli menuju kulit kelopak bagian
tengah. Bagian kulit tempat insersi M. levator palpebra terlihat sebagai sulkus
(lipatan) palpebra. Otot ini dipersarafi oleh n. III, yang berfungsi untuk
mengangkat kelopak mata atau membuka mata.
3. Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan kelenjar
di dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra.
4. Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosis berasal dari rima orbita
merupakan pembatas isi orbita dengan kelopak depan.
5. Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita pada seluruh
lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarsus (terdiri atas jaringan ikat yang
merupakan jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom (40 bush di
kelopak atas dan 20 pada kelopak bawah).
2. Sistem Lakrimal
Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bola mata.
Sistem ekskresi mulai pada pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal,
duktus nasolakrimal, meatus inferior.
2. Sistem ekskresi, yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus
lakrimal dan duktus nasolakrimal. Sakus lakrimal terletak di¬bagian depan
rongga orbita. Air mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke dalam rongga
hidung di dalam meatus inferior.
Film air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan masuk ke dalam
sakus lakrimal melalui pungtum lakrimal. Bila pungtum lakrimal tidak
menyinggung bola mata, maka air mata akan keluar melalui margo palpebra yang
disebut epifora. Epifora juga akan terjadi akibat pengeluaran air mata yang
berlebihan dari kelenjar lakrimal.
3. Konjungtiva
Selaput ini mencegah benda-benda asing di dalam mata seperti bulu mata atau
lensa kontak (contact lens), agar tidak tergelincir ke belakang mata. Bersama-sama
dengan kelenjar lacrimal yang memproduksi air mata, selaput ini turut menjaga
agar cornea tidak kering.
4. Bola Mata
Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di bagian
depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga terdapat
bentuk dengan 2 kelengkungan yang berbeda.
3. Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan
mempunyai susunan lapis sebanyak 10 lapis yang merupakan lapis
membran neurosensoris yang akan merubah sinar menjadi rangsang¬an
pada saraf optik dan diteruskan ke otak. Terdapat rongga yang potensial
antara retina dan koroid sehingga retina dapat terlepas dari koroid yang
disebut ablasi retina. Terdapat 6 otot penggerak bola mata, dan terdapat
kelenjar lakrimal yang terletak di daerah temporal atas di dalam rongga
orbita.
5. Sklera
Kekakuan sklera dapat meninggi pada pasien diabetes melitus, atau merendah pada
eksoftalmos goiter, miotika, dan meminum air banyak.
6. Kornea
Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput
mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yang menutup bola mata
sebelah depan dan terdiri atas lapis :
1. Epitel
a) Tebalnya 50 pm, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang sating
tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng.
b) Pada sel basal Bering terlihat mitosis sel, dan sel muds ini ter¬dorong ke
depan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel
gepeng, sel basal berikatan erat dengan sel basal di sampingya dan sel
poligonal di depannya melalui des¬mosom dan makula okluden; ikatan ini
menghambat pengaliran air, elektrolit, dan glukosa yang merupakan barrier.
2. Membran Bowman
7. Stroma
Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan
lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sedang di bagian perifer
serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu
lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea
yang merupakan fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit
membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkem¬bangan embrio atau
sesudah trauma.
Membran Descement
b) Bersifat sangat elastik dan berkembang terns seumur hidup, mempunyai tebal 40
µm.
Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar
longus, saraf nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus berjalan suprakoroid, masuk
ke dalam stroma kornea, menembus membran Bow¬man melepaskan selubung
Schwannya. Seluruh lapis epitel dipersarafi sampai pada kedua lapis terdepan tanpa
ada akhir saraf. Bulbul Krause untuk sensasi dingin ditemukan di daerah limbus.
Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu 3
bulan.
Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa
endotel terganggu sehingga dekompensasi endotel dan terjadi edema kornea.
Endotel tidak mempunyai daya regenerasi.
Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata di
sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, dimana 40 dioptri
dari 50 dioptri pembiasan sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea.
8. Uvea
Pendarahan uvea dibedakan antara bagian anterior yang diperdarahi oleh 2 buah
arteri siliar posterior longus yang masuk menembus sklera di temporal dan nasal
dekat tempat masuk saraf optik dan 7 buah arteri siliar anterior, yang terdapat 2
pada setiap otot superior, medial inferior, satu pada otot rektus lateral. Arteri siliar
anterior dan posterior ini ber¬gabung menjadi satu membentuk arteri sirkularis
mayor pada badan siliar. Uvae posterior mendapat perdarahan dari 15 – 20 buah
arteri siliar posterior brevis yang menembus sklera di sekitar tempat masuk saraf
optik.
Persarafan uvea didapatkan dari ganglion siliar yang terletak antara bola mata
dengan otot rektus lateral, 1 cm di depan foramen optik, yang menerima 3 akar
saraf di bagian posterior yaitu :
Pada ganglion siliar hanya saraf parasimpatis yang melakukan sinaps. Iris terdiri
atas bagian pupil dan bagian tepi siliar, dan badan siliar terletak antara iris dan
koroid. Batas antara korneosklera dengan badan siliar belakang adalah 8 mm
temporal dan 7 mm nasal. Di dalam badan siliar terdapat 3 otot akomodasi yaitu
longitudinal, radiar, dan sirkular.
9. Pupil
Pupil merupakan lubang ditengah iris yang mengatur banyak sedikitnya cahaya
yang masuk. Pupil anak-anak berukuran kecil akibat belum berkembangnya saraf
simpatis. Orang dewasa ukuran pupil adalah sedang, dan orang tua pupil mengecil
akibat rasa silau yang dibangkitkan oleh lensa yang sklerosis. Pupil waktu tidur
kecil , hal ini dipakai sebagai ukuran tidur, simulasi, koma dan tidur sesungguhnya.
Pupil kecil waktu tidur akibat dari :
1 Berkurangnya rangsangan simpatis
2 Kurang rangsangan hambatan miosis
Kerangka bagian luar hidung terdiri dari unsur tulang dan kartilago. Sepasang ossa
nasalia yang menjadi penentu pangkal hidung bersendi di bagian atas dengan ossa
frontalia dan ke lateral dengan processus nasalis ossis maxilaris. Konfigurasi
bagian hidung lainnya terbentuk dari empat kartilago hidung bagian luar. Dua
kartilago lateral bagian atas bersendi di garis tengah dengan bagian dorsal septum
nasi, dan dua kartilago lateral bagian bawah membentuk struktur ujung hidung.
Collumella dibentuk dari crurae medialis kedua kartilago bagian bawah.
a. Suplai Darah
b Persarafan
Bagian dalam hidung dibagi menjadi dua rongga oleh septum nasi. Septum ini
terdiri dari dua tulang di bagian posterior (lempeng yang tegak lurus dengan
ethmoid dan vomer) dan karilago septum bersegi empat di belah anterior. Seluruh
septum berada di dalam bungkus mukoperikondrial dan mukoperiostial yang
bersambung lapisan lain dasar hidung dan dinding lateral. Dinding lateral hidung
mempunyai anatomi yang rumit. Yang paling menonjol adalah concha superior,
media, dan inferior (kadangkala ada concha keempat, yaitu choncha suprema).
Conchal inferior adalah concha yang terbesar dan kaya pembuluh darah. Concha
media kaya kelenjar mukosa dan sering mengandung sel-sel udara. Meati nasales
diberi nama sesuai dengan concha yang berada diatasnya. Di meatus inferior,
terdapat muara ductus nasolacrimalis. Di meatus medius terdapat ostia sinus
maxillaris, frontalis, dan ethmoidus anterior. Sel-sel ethmoidus anterior dan sinus
sphenoideus bermuara ke dalam meatus superior atau recessus sphenoethmoideus.
FISIOLOGI
1. Penghidu
Pengendali suhu udara yag dihirup diatur ketika udara melewati permukaan cochae
yang luas. Jaringan kapiler yang banyak terdapat dalam jaringan semierektil
memungkinkan pertukaran kalori yang efektif. Beberapa pun suhu yang dihirup
didalam nasofaring jarang berfluktuasi lebih dari 30 F dari suhu tubuh normal.
3. Pengendali kelembapan
Selimut mukosa yang padat yang dibentuk oleh kelenjar mukosa yang sangat
banyak di dalam mukosa hidung memungkinkan pelembapan udara yang dihirup
secara konstan. Diperkirakan sebanyak 1 liter cairan hilang melalui hidung
sepanjang bernapas selama 24 jam.
4. Filtrasi partikel
1. Membran Olfaktorius
2. Sel-sel olfaktorius
Sel-sel reseptor untuk sensasi penghidu adalah sel-sel olfaktorius yang pada
dasarnya merupakan sel saraf bipolar yang berasal dari sistem saraf pusat itu
sendiri. Terdapat sekitar 100juta sel seperti ini pada epitel olfaktorius yang terbesar
diantara sel-sel sustentakular. Ujung mukosa dari sel olfaktorius membentuk
tombol yang dari tempat ini akan dikeluarkan 4-25 rambut olfaktorius (silia
olfaktorius) yang berdiameter 0,3 mikrometer dan panjangnya sampai 200
mikrometer, terproyeksi ke dalam mukus yang melapisi permukaan dalam rongga
hidung. Silia olfaktorius yang terproyeksi ini akan membentuk alas yang padat
pada mukus, dan ini adalah silia yang bereaksi terhadap bau di udara, dan
kemudian akan merangsang sel-sel olfaktorius. Pada membran olfaktorius diantara
sel-sel olfaktorius tersebar banyak glandula bowman yang kecil, yang menyekresi
mukus ke permukaan membran olfaktorius.
Serabut saraf yang kembali dari bulbus disebut Nervus Kranialis I atau traktus
olfaktorius. Namun demikian, pada kenyataannya kedua traktus dan bulbus
merupakan pertumbuhan jaringan otak dari dasar otak ke arah anterior. Pembesaran
yang berbentuk bulat pada ujungnya disebut bulbus olfaktorius terletak pada
lempeng kribriformis yamg memisahkan rongga otak dari bagian atas rongga
hidung. Lamina krimbiformis memiliki banyak lubang kecil yang merupakan
tempat masuknya saraf-saraf kecil dalam jumalh yang sesuai berjalan naik dari
membran olfaktorius di rongga hidung memasuki bulbus olfaktorius di rongga
kranial menggambanrka hubungan yang erat antara sel-sel olfaktorius di membran
olfaktorius dengan bulbus olfaktorius yang memperlihatkan bahwa aksonakson
pendek dari sel olfaktorius akan berakhir di struktu globular yang multipel di dalam
bulbus olfaktorius yang disebut glomeruli. Setiap bulbus memiliki beberapa ribu
macam glomerulus yang merupakan ujung dari sekitar 25.000 akson yang berasal
dari sel olfaktorius. Setiap glomerulus merupakan ujung untuk dendrit yang berasal
dari sekitar 25 sel-sel mitral yang besar dan sekitar 60 sel-sel berumbai yang lebih
kecil dengan badan sel yang terletak di bulbus olfaktorius pada bagian superior
glumeruli. Dendrit ini menerima sinaps dari sel olfaktorius, sel mitral dan sel
berumbai yang mengirimkan akson-akson melalui traktus olfaktorius untuk
menjalarkan sinyal-sinyal olfaktorius ke tingkat yang lebih tinggi di sistem saraf
pusat.
Sistem pendengaran
Sistem yang digunakan untuk mendengar.Hal ini dilakukan terutama oleh sistem
pendengaran yang terdiri dari telinga, syaraf-syaraf, dan otak. Manusia dapat
mendengar dari 20 Hz sampai 20.000 Hz.
Pendengar luar terdiri atas daun telinga dan liang telinga luar. Daun telinga adalah
sebuah lipatan kulit yang berupa rangka rawan kuping kenyal. Bagian luar liang
telinga luar berdinding rawan, bagian dalamnya mempunyai dinding tulang. Ke
sebelah dalam liangTelinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga
tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada
pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya berupa
impuls ke otak untuk diolah.
1. Anatomi Telinga
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran bunyi dan untuk
keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga manusia, yaitu bagian telinga
luar, telinga tengah, dan telinga dalam.Telinga luar berfungsi menangkap getaran
bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam.
Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan
mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.
Susunan Telinga
Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga
dalam.
a. Telinga luar
Telinga luar terdiri dari daun telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang
telinga). Daun telinga manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini
kurang mendukung fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara.
Bentuk daun telinga yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada
anjing dan kucing, yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga.
Saluran luar yang dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut
halus yang menjaga agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga
agar permukaan saluran luar dan gendang telinga tidak kering.Pendengar luar
terdiri atas daun telinga dan liang telinga luar.
Daun telinga adalah sebuah lipatan kulit yang berupa rangka rawan kuping kenyal.
Bagian luar liang telinga luar berdinding rawan, bagian dalamnya mempunyai
dinding tulang. Ke sebelah dalam liang. Telinga luar berfungsi menangkap getaran
bunyi, dan telinga tengah meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam.
Reseptor yang ada pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan
mengirimkannya berupa impuls ke otak untuk diolah.Telinga luar terdiri dari daun
telinga, saluran luar, dan membran timpani (gendang telinga). Daun telinga
manusia mempunyai bentuk yang khas, tetapi bentuk ini kurang mendukung
fungsinya sebagai penangkap dan pengumpul getaran suara. Bentuk daun telinga
yang sangat sesuai dengan fungsinya adalah daun telinga pada anjing dan kucing,
yaitu tegak dan membentuk saluran menuju gendang telinga. Saluran luar yang
dekat dengan lubang telinga dilengkapi dengan rambut-rambut halus yang menjaga
agar benda asing tidak masuk, dan kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan
saluran luar dan gendang telinga tidak kering
b. Telinga tengah
Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara agar
seimbang. Di dalamnya terdapat saluran Eustachio yang menghubungkan telinga
tengah dengan faring. Rongga telinga tengah berhubungan dengan telinga luar
melalui membran timpani. Hubungan telinga tengah dengan bagian telinga dalam
melalui jendela oval dan jendela bundar yang keduanya dilapisi dengan membran
yang transparan.
Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang
menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut
adalah tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan
(inkus).
Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak sebagai
satu tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang berhubungan
dengan jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi terdapat sendi
yang memungkinkan gerakan bebas. Fungsi rangkaian tulang dengar adalah untuk
mengirimkan getaran suara dari gendang telinga (membran timpani) menyeberangi
rongga telinga tengah ke jendela oval.Bagian ini merupakan rongga yang berisi
udara untuk menjaga tekanan udara agar seimbang. Di dalamnya terdapat saluran
Eustachio yang menghubungkan telinga tengah dengan faring. Rongga telinga
tengah berhubungan dengan telinga luar melalui membran timpani. Hubungan
telinga tengah dengan bagian telinga dalam melalui jendela oval dan jendela
bundar yang keduanya dilapisi dengan membran yang transparan.
Selain itu terdapat pula tiga tulang pendengaran yang tersusun seperti rantai yang
menghubungkan gendang telinga dengan jendela oval. Ketiga tulang tersebut
adalah tulang martil (maleus) menempel pada gendang telinga dan tulang landasan
(inkus). Kedua tulang ini terikat erat oleh ligamentum sehingga mereka bergerak
sebagai satu tulang. Tulang yang ketiga adalah tulang sanggurdi (stapes) yang
berhubungan dengan jendela oval. Antara tulang landasan dan tulang sanggurdi
terdapat sendi yang memungkinkan gerakan bebas.
Pendengar tengah terdiri atas rongga gendangan yang berhubungan dengan tekak
melalui tabung pendengar Eustachius. Dalam rongga gendangan terdapat tulang-
tulang pendengar, yaitu martil, landasan dan sanggurdi. Martil melekat pada
selaput gendangan dan dengan sebuah sendi kecil juga berhubungan dengan
landasan.
c. Telinga dalam
Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan labirin
membran.5 bagian utama dari labirin membran, yaitu sebagai berikut.
3. Utrikulus
4. Sakulus
Koklea mengandung organ Korti untuk pendengaran. Koklea terdiri dari tiga
saluran yang sejajar, yaitu: saluran vestibulum yang berhubungan dengan jendela
oval, saluran tengah dan saluran timpani yang berhubungan dengan jendela bundar,
dan saluran (kanal) yang dipisahkan satu dengan lainnya oleh membran.
· Aurikula / daun telinga : Terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Berfungsi
untuk menangkap gelombang suara dan mengarahkannya ke dalam MAE (Meatus
Akustikus Eksterna)
· Meatus Akustikus Eksterna / Liang telinga luar : Panjang ± 2,5 cm, berbentuk
huruf S, 1/3 bagian luar terdiri dari tulang rawan, banyak terdapat kelenjar minyak
dan kelenjar serumen yang bersifat antibakteri dan memberikan perlindungan bagi
kulit
2. Telinga Tengah
Terdiri dari jaringan fibrosa elastis. Berbentuk bundar dan cekung dari luar.
Terdapat bagian yang disebut pars flaksida, pars tensa, dan umbo. Refleks cahaya
kea rah kiri jam tujuh dan jam lima ke kanan. Dibagi menjadi 4 kuadran, yaitu: atas
depan, atas belakang, bawah depan, dan bawah belakang. Berfungsi menerima
getaran suara dan meneruskannya ke tulang-tulang pendengaran.
· Tuba Eustachius : Bermula di ruang timpani kea rah bawah sampai nasofaring.
Struktur muosa merupakan lanjutan mukosa nasofaring. Tuba dapat tertutup pada
kondisi peningkatan tekanan suara secara mendadak, dan terbuka saat menelan dan
bersin. Berfungsi untuk menjaga keseimbangan tekanan udara di luar dan di dalam
telinga tengah
3. Telinga Dalam
· Vestibula : Terdiri dari sakulus dan utrikel yang mengandung macula. Berkaitan
dengan system keseimbangan tubuh dalam hal posisi.
2. Fisiologi Pendengaran
Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun telinga
dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea.
Getaran tersebut menggetarkan membran timpani, diteruskan ke telinga tengah
melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasi getaran melalui
daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandigan luas membran timpani
dan tingkap lonjong.
Energi getar yang telah diamplifikasi ini akan diteruskan ke stapes yang akan
menggerakkan tingkap lonjong sehingga perilimfa pada skala vestibule bergerak.
Getaran diteruskan melalui membran Reissner yang mendorong endolimfa,
sehingga akan menimbulkan gerak relative antara membran basalis dan membran
tektoria.