Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Hemoroid adalah Suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus Hemoroidalis
(Muttaqin, 2011). Hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah vena hemoroidalis dengan
penonjolan membrane mukosa yang melapisi daerah anus dan rectum (Nugroho, 2011).
Hemoroid (wasir) merupakan dilatasi karena varises pada pleksus venosus di submukosa anal
dan parianal (Mitchell, 2006).
Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih vena-vena hemoroidalis.
Secara kasar hemoroid biasanya dibagi dalam 2 jenis, hemoroid interna dan hemoroid eksterna.
Hemoroid interna merupakan varises vena hemoroidalis superior dan media. Sedangkan
hemoroid eksterna merupakan varises vena hemoroidalis inferior. Sesuai istilah yang
digunakan, maka hemoroid interna timbul di sebelah luar otot sfingter ani, dan hemoroid
eksterna timbul di sebelah dalam sfingter. Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang
disebabkan gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Kedua jenis hemoroid ini sangat
sering terjadi dan terdapat pada sekitar 35% penduduk baik pria maupun wanita yang berusia
lebih dari 25 tahun. Walaupun keadaan ini tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan
perasaan yang sangat tidak nyaman. Hemoroid adalah seikat pembuluh darah di dalam dubur /
pelepasan, hanya sebagian berada di bawah selaput bagian paling rendah dari dubur /
pelepasan. Hemoroid umum diderita oleh umur 50, sekitar separuh orang dewasa berhadapan
dengan yang menimbulkan rasa gatal, terbakar, pendarahan dan terasa menyakitkan. Dalam
banyak kesempatan kondisi boleh memerlukan hanya selfcare perawatan sendiri dan lifestyle
gaya hidup (Sjamsuhidayat,2004).
B. Rumusan masalah
1. Apa itu hemoroid ?
2. Apa saja klasifikasi dari hemoroid ?
3. Bagaimana etiologi hemoroid ?
4. Apa saja manifestasi klinis hemoroid ?
5. Bagaimana patofisiologi dan pathway hemoroid ?
6. Apa saja pemeriksaan diagnostik hemoroid ?
7. Bagaimana penatalaksanaan hemoroid ?
8. Apa saja komplikasi dari hemoroid ?
9. Bagaimana pencegahan dari hemoroid ?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu hemoroid
2. Mengetahui apa saja klasifikasi dari hemoroid
3. Mengetahui bagaimana etiologi hemoroid
4. Mengetahui apa saja manifestasi klinis hemoroid
5. Mengetahui bagaimana patofisiologi dan pathway hemoroid
6. Mengetahui apa saja pemeriksaan diagnostik hemoroid
7. Mengetahui bagaimana penatalaksanaan hemoroid
8. Mengetahui apa saja komplikasi dari hemoroid
9. Mengetahui bagaimana pencegahan dari hemoroid

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Teori Hemoroid
1. Pengertian
Kata “Hemoroid” berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘haem’ : darah, rhoos’ : mengalir.
Jadi semua pendarahan yang ada di anus disebut hemoroid.
Hemorhoid adalah pembengkakan atau distensi vena di daerah anorektal. Sering terjadi
namun kurang diperhatikan kecuali kalau sudah menimbulkan nyeri dan perdarahan.
Literatur lain menyebutkan bahwa hemorrhoid adalah varices vena eksternal dan / atau
internal dari kanal anus yang disebabkan oleh adanya tekanan pada vena-vena anorektal.
Haemoroid (Ambeyen) adalah pelebaran vena di dalam fleksus hemoroidalis yang tidak
merupakan keadaan patologik. Hanya apabila haemoroid ini menyebabkan keluhan atau
penyulit, diperlukan tindakan.
Hemoroid juga biasa terjadi pada wanita hamil. Tekanan intra abdomen yang
meningkat oleh karena pertumbuhan janin dan juga karena adanya perubahan hormon
menyebabkan pelebaran vena hemoroidalis.
2. Klasifikasi Hemoroid
a. Hemoroid Dalam/Interna
Pada wasir dalam terdapat pembuluh darah pada anus yang ditutupi oleh selaput
lendir yang basah. Jika tidak ditangani bisa terlihat muncul menonjol ke luar seperti
wasir luar. Gejala wasir dalam adalah suka ada darah yang keluar dari anus saat bab /
buang air besar. Jika sudah parah bisa menonjol keluar dan terus membesar sebesar
bola tenis sehingga harus diambil tindakan operasi untuk membuang wasir.
Hemoroid Interna menjadi 4 derajat untuk menilai tingkat keparahannya:
1) Grade 1, terjadi perdarahan tetapi tidak ada tonjolan rektum.
2) Grade 2, terjadi tonjolan rektum tetapi bisa masuk kembali dengan sendirinya.
3) Grade 3, terjadi tonjolan rektum tetapi bisa masuk kembali dengan bantuan tangan.
4) Grade 4, terjadi tonjolan rektum disertai dengan bekuan darah dan tonjolan ini
menutupi muara anus. Benjolan ini mengalami inkarserasi dan tidak dapat
didorong masuk ke anus.
b. Hemoroid luar/eksterna

3
Wasir luar merupakan varises di bawah otot yang umumnya berhubungan
dengan kulit. Biasanya wasir ini terlihat tonjolan bengkak kebiruan pada pinggir anus
yang terasa sakit dan gatal.
Hemoroid eksternal dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu:
1) Akut
Bentuk hemoroid akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus
dan sebenarnya merupakan hematoma. Walaupun disebut sebagai hemoroid
trombosis eksterna akut. Bentuk ini sering sangat nyeri dan gatal karena ujung-
ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.
2) Kronik
Bentuk hemoroid eksterna kronik adalah satu atau lebih lipatan kulit anus yang
terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah

Gambar:

a. Hemoroid eksterna b. Hemoroid Interna

3. Etiologi
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena
hemoroidalis. Beberapa factor etiologi telah digunakan, termasuk konstipasi/diare, sering
mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prosfat; fibroma arteri dan tumor
rectum. Penyakit hati kronik yang disertai hipertensi portal sering mengakibatkan
hemoroid karena vena hemoroidalis superior mengalirkan darah ke dalam system portal.
Selain itu system portal tidak mempunyai katup sehingga mudah terjadi aliran balik.
Faktor resiko hemoroid :
a. Keturunan : Dinding pembuluh darah yang lemah dan tipis
b. Anatomic : Vena darah anorektal tidak mempunyai katup dan plexus hemorhoidalis
kurang mendapat sokongan otot dan fasi sekitarnya.

4
c. Pekerjaan : Orang yang harus berdiri dan duduk lama atau harus mengangkat barang
berat, mempunyai predisposisi untuk hemoroid
d. Umur : Pada umur tua timbul degenerasi dari seluruh jaringan tubuh, juga otot sfingter
menjadi tipis dan atonis
e. Endokrin : Misalnya pada wanita hamil ada dilatasi vena ekstermitas dan anus (sekresi
hormon kelaksin)
f. Mekanis : Semua keadaan yang mengakibatkan timbulnya tekanan yang meninggi
dalam rongga perut. Misalnya penderita hipertrofi prostat
g. Fisiologis : Bendungan pada peredaran darah portal misalnya pada penderita
dekompensiasio hordis atau sikrosis hepatis
h. Radang : Adalah faktor penting yang menyebabkan fitalitas jaringan di daerah itu
berkurang.
Menurut Mutaqqin (2011), kondisi hemoroid biasanya tidak berhubungan dengan
kondisi medis atau penyalit, namun ada beberapa predisposisi penting yang dapat
meningkatkan risiko hemoroid seperti berikut:
a. Peradangan pada usus, seperti pada kondisi colitis ulseratif atau penyalit crohn.
b. Kehamilan, berhubungan dengan banyak masalah anorektal.
c. Konsumsi makanan rendaj serat.
d. Obesitas.
e. Hipertensi portal.
Penyebab pelebaran pleksus hemoroidalis di bagi menjadi dua :
a. Karena bendungan sirkulasi portal akibat kelaian organik.
Kelainan organik yang menyebabkan gangguan adalah :
1) Hepar sirosis hepatis
Fibrosis jaringan hepar akan meningkatkan resistensi aliran vena ke hepar
sehingga terjadi hepartensi portal. Maka akan terbentuk kolateral antara lain ke
esopagus dan pleksus hemoroidalis.
2) Bendungan vena porta, misalnya karena thrombosis.
3) Tomur intra abdomen, terutama didaerah velvis, yang menekan vena sehingga
aliranya terganggu. Misalnya uterus grapida , uterus tomur ovarium, tumor rektal
dan lain lain.
b. Idiopatik,tidak jelas adanya kelaianan organik, hanya ada faktor - faktor penyebab
timbulnya hemoroid.Faktor faktor yang mungkin berperan :

5
1) Keturunan atau heriditer
Dalam hal ini yang menurun dalah kelemahan dinding pembuluh darah, dan bukan
hemoroidnya.
2) Kelainan Anatomi
3) Vena di daerah masentrorium tudak mempunyai katup. Sehingga darah mudah
kembali menyebabkan bertambahnya tekanan di pleksus hemoroidalis.

Hal - hal yang memungkinkan tekanan intra abdomen meningkat antara lain :
1) Orang yang pekerjaannya banyak berdiri atau duduk dimana gaya gravitasi akan
mempengaruhi timbulnya hemoroid. Misalnya seorang ahli bedah.
2) Gangguan devekasi miksi.
3) Pekerjaan yang mengangkat benda - benda berat.
4) Tonus spingter ani yang kaku atau lemah.

Pada seseorang wanita hamil terdapat 3 faktor yang mempengaruhi timbulnya


hemoroid yaitu :
1) Adanya tomur intra abdomen.
2) Kelemahan pembuluh darah sewaktu hamil akibat pengaruh perubahan hormonal.
3) Mengedan sewaktu partus

4. Manifestasi Klinis
Sedangkan tanda dan gejala menurut Lumenta (2006) pasien hemoroid dapat mengeluh
hal-hal seperti berikut :
a. Perdarahan
Umumnya merupakan tanda pertama hemoroid interna trauma oleh feces yang
keras. Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak bercampur dengan feces.
Walaupun berasal dari vena, darah yang keluar berwarna merah segar karena kaya akan
zat asam, jumlahnya bervariasi, biasanya tanpa disertai nyeri dan gatal di anus.
Pendarahan dapat juga timbul di luar waktu BAB, misalnya pada orang tua.
b. Benjolan
Benjolan terjadi pada anus yang dapat menciut/ tereduksi spontan atau manual
merupakan ciri khas/ karakteristik hemoroid.
c. Nyeri dan rasa tidak nyaman

6
Nyeri yang hebat jarang sekali ada hubungannya dengan hemoroid interna dan
hanya timbul pada hemoroid eksterna yang mengalami trombosis dan radang.
Dirasakan bila timbul komplikasi thrombosis (sumbatan komponen darah di
bawah anus), benjolan keluar anus, polip rectum, skin tag.
d. Basah, gatal dan hygiene yang kurang di anus
Akibat pengeluaran cairan dari selaput lender anus disertai perdarahan
merupakan tanda hemoroid interna, yang sering mengotori pakaian dalam bahkan
dapat menyebabkan pembengkakan kulit.

Gejala yang dapat muncul :

a. Anemia dapat terjadi karena perdarahan hemoroid yang berulang.


b. Jika hemoroid bertambah besar dapat terjadi prolap awalnya dapat tereduksi spontan.
Pada tahap lanjut pasien harus memasukkan sendiri setelah defekasi dan akhirnya
sampai pada suatu keadaan dimana tidak dapat dimasukkan.
c. Keluarnya mucus dan terdapatnya feces pada pakaian dalam merupakan ciri hemoroid
yang mengalami prolap menetap.
d. Rasa gatal karena iritasi perianal dikenal sehingga pruritis anus rangsangan.

5. Patofisiologi
Faktor penyebab faktor-faktor hemoroid adalah mengedan saat defekasi, konstipasi
menahun, kehamilan dan obesitas. Keempat hal diatas menyebabkan peningkatan tekanan
intra abdominal lalu di transmisikan ke derah anorektal dan elevasi yang tekanna yang
berulang-ulang mengakibatkan vena hemoroidalis mengalami prolaps. Hasil di atas
menimbulkan gejala gatal atau priritus anus akibat iritasi hemoroid dengan feses,
perdarahan akibat tekanan yang terlalu kuat dan feses yang keras menimbulkan
perdarahan, dan ada udema dan peradangan akibat infeksi yang terjadi saat ada luka akibat
perdarahan.
Hemoroid dapat terjadi pada individu yang sehat. Hemoroid umumnya menyebabkan
gejala ketika mengalami pembesaran, peradangan, atau prollaps. Diet rendah serat
menyebabkan bentuk feses menjadi kecil, yang bisa mengakibatkan kondisi mengejan
selama BAB. Peningkatan tekanan ini menyebabkan pembengkakan dari hemoroid.,
kemungkinan gengguan oleh venous return (Muttaqin, 2011).

Pathway

7
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan fisik yaitu inspeksi dan rektaltouche (colok dubur)
Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat
diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri.
Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput
lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar
yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan kemungkinan

8
karsinoma rektum. Tidak diketemukan benjolan kecuali sudah terjadi trombus,
pemeriksaan ini harus dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan/penyakit lain.
b. Pemeriksaan dengan teropong yaitu anoskopi atau rectoscopy
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar.
Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi
litotomi. Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin,
penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat
sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita diminta
mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps
akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain
dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor ganas harus diperhatikan.
c. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan
disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena
hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Feses harus
diperiksa terhadap adanya darah samar. Pemeriksaan pada usus/kolon sigmoid untuk
mengetahui adakah kanker atau inflamasi. Pemeriksaan ini penting terutama pada klien
umur >40 tahun.

7. Penatalaksanaan
a. Hemoroid eksternal
Pada hemoroid ini bila sudah mengalami trombus dapat dilakukan
hemoroidektomi.
b. Hemoroid internal
Hemorroid interna diterapi sesuai dengan gradenya. Tetapi hemorroid eksterna
selalu dengan operasi. Konservatif indikasi untuk grade 1-2, < 6 jam, belum terbentuk
trombus. Operatif indikasi untuk grade 3-4, perdarahan dan nyeri.
Gejala hemorroid dan ketidaknyamanan dapat dihilangkan dengan:
1) Higiene personal yang baik dan menghindari mengejan berlebihan selama defekasi.
2) Diet tinggi serat yang mengandung buah dan sekam, bila gagal dibantu dengan
menggunakan laksatif yang berfungsi mengabsorbsi air saat melewati usus.
3) Tindakan untuk mengurangi pembesaran dengan cara: rendam duduk dengan salep,
supositoria yang mengandung anestesi, astringen (witch hazel) dan tirah baring.

9
Beberapa tindakan nonoperatif untuk hemoroid :
a. Foto koagulasi infra merah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tehnik terbaru untuk
melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya.
b. Injeksi larutan sklerosan efektif untuk hemorhoid yang berukuran kecil.
c. Tindakan bedah konservatif hemorrhoid interna
Adalah prosedur ligasi pita karet. Hemorrhoid dilihat melalui anoskopi, dan
bagian proksimal diatas garis mukokutan dipegang dengan alat. Pita karet kecil
kemudian diselipkan diatas hemorrhoid. Bagian distal jaringan pada pita karet menjadi
nekrotik setelah beberapa hari danm dilepas. Terjadi fibrosis yang mengakibatkan
mukosa anal bawah turun dan melekat pada otot dasar. Meskipun tindakan ini
memuaskan beberapa pasien, namun pasien lain merasakan tindakan ini menyebabkan
nyeri dan mengakibatkan hemorroid sekunder dan infeksi perianal.
d. Hemoroidektomi kriosirurgi
Adalah metode untuk menghambat hemorroid dengan cara membekukan
jaringan hemorroid selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis. Meskipun hal ini
kurang menimbulkan nyeri, prosedur ini tidak digunakan dengan luas karena
menyebabkan keluarnya rabas yang berbau angat menyengat dan luka yang
ditimbulkan lama sembuh.
e. Laser Nd: YAG
Digunakan dalam mengeksisi hemorroid eksternal. Tindakan ini cepat dan
kurang menimbulkan nyeri. Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi pada
periode paska operatif.
f. Metode pengobatan hemorroid tidak efektif untuk vena trombosis luas, yang harus
diatasi dengan bedah lebih luas.
g. Hemorroidektomi atau eksisi bedah, dapat dilakukan untuk mengangkat semua
jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini. Selama pembedahan, sfingter rektal
biasanya dilatasi secara digital dan hemorroid diangkat dengan klem dan kauter atau
dengan ligasi dan kemudian dieksisi. Setelah prosedur operasi selesai, selang kecil
dimaukkan melalui sfingter untuk memungkinkan keluarnya flatus dan darah;
penempatan Gelfoan atau kasa Oxigel dapat diberikan diatas luka kanal.

8. Komplikasi

10
a. Terjadi trombosis
Karena hemoroid keluar sehinga lama - lama darah akan membeku dan terjadi
trombosis.
b. Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan
meradang karena disana banyak kotoran yang ada kuman - kumannya.
c. Terjadinya perdarahan
Pada derajat satu darah keluar menetes dan memancar. Perdarahan akut pada
umumnya jarang, hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh darah besar.
Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik pada hipertensi portal, dan
apabila hemoroid semacam ini mengalami perdarahan maka darah dapat sangat
banyak. Yang lebih sering terjadi yaitu perdarahan kronis dan apabila berulang dapat
menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit yang diproduksi tidak bisa mengimbangi
jumlah yang keluar. Anemia terjadi secara kronis, sehingga sering tidak menimbulkan
keluhan pada penderita walaupun Hb sangat rendah karena adanya mekanisme
adaptasi. Apabila hemoroid keluar, dan tidak dapat masuk lagi(inkarserata/ terjepit)
akan mudah terjadi infeksi yang dapat menyebabkan sepsis dan bisa mengakibatkan
kematian.
9. Pencegahan
Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya hemoroid antara lain:
a. Jalankan pola hidup sehat
b. Olah raga secara teratur (ex.: berjalan)
c. Makan makanan berserat
d. Hindari terlalu banyak duduk
e. Jangan merokok, minum minuman keras, narkoba, dll.
f. Hindari hubunga seks yang tidak wajar
g. Minum air yang cukup
h. Jangan menahan kencing dan berak
i. Jangan menggaruk dubur secara berlebihan
j. Jangan mengejan berlebihan
k. Duduk berendam pada air hangat
l. Minum obat sesuai anjuran dokter

11
12
B. Konsep Teori Asuhan Keperawatan Pada Hemoroid
1. Pengkajian
a. Identitas pasien

b. Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus menerus saat BAB. Ada
benjolan pada anus atau nyeri pada saat defikasi.
c. Riwayat penyakit
1) Riwayat penyakit sekarang
Pasien di temukan pada beberapa minggu hanya ada benjolan yang keluar dan
beberapa hari setelah BAB ada darah yang keluar menetes.
2) Riwayat penyakit dahulu
Apakah pernah menderita penyakit hemoroid sebelumnya, sembuh / terulang
kembali. Pada pasien dengan hemoroid bila tidak di lakukan pembedahan akan
kembali RPD, bisa juga di hubungkan dengan penyakit lain seperti sirosis hepatis.
3) Riwayat penyakit keluarga
Apakah ada anggota keluaga yang menderita penyakit tersebut
4) Riwayat sosial
Perlu ditanya penyakit yang bersangkutan.
d. Pemeriksaan Fisik
1) Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan
Tanda : takikardi, takipnea/hiperventilasi (respon terhadap aktivitas)
2) Sirkulasi
Gejala : kelemahan/nadi periver lemah
Tanda : Warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah kehilangan darah)
3) Membran kulit
4) Eliminasi
Gejala : Perubahan pola defekasi , Perubahan Karakteristik
Tanda : Nyeri tekan abdomen , distensi
Karakteristik feses : darah bewarna merah terang (darah segar)
Akonstipasi dapat terjadi
5) Nutrisi
Gejala : Penurunan berat badan, Anoreksia

13
Tanda : konjungtiva pucat, wajah pucat, terlihat lemah
6) Pola tidur
Gejala : Perubahan pola tidur , Terasa nyeri pada anus saat tidur
Tanda : muka terlihat lelah, kantung mata terlihat gelap
7) Mobilisasi
Gejala : membatasi dalam beraktifitas
Tanda : wajah terlihat gelisah , banyak berganti posisi duduk dan berbaring

2. Diagnosa Keperawatan
Pre Operatif
a. Resiko kekurangan nutrisi (defisiensi zat ) berhubungan dengan pecahnya vena plexus
hemmoroidalis ditandai dengan perdarahan yang terus - menerus waktu BAB.
b. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya massa anal atau anus, yang
ditandai benjolan didaerah anus, terasa nyeri dan gatal pada daerah anus.
c. Personal hygene pada anus kurang berhubungan dengan massa yang keluar pada
daerah eksternal.
Post Operasi
a. Nyeri berhubungan dengan adanya jahitan pada luka operasi dan terpasangnya
cerobong angin.
b. Resikol terjadinya infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat
c. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang perawatan
dirumah.

3. Intervensi
Preoperatif

No. Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


keperawatan kriteria hasil

1. Resiko Setelah Observasi tanda- Tanda – tanda anemis


kekurangan dilakukan tanda anemis diduga adanykekurangan zat
nutrisi tindakan besi (Hb turun)
berhubungan keperawatan

14
dengan selama 3 x 24 Diet rendah sisa Dapat mengurangi
pecahnya vena jam, resiko atau serat selama perangsangan pada daerah
plexus kekurangan terjadinya anus sehingga tidak terjadi
hemmoroidalis nutrisi perdarahan perdarahan.
ditandai dengan terpenuhi. Berikan Pendidikan tentang diet,
perdarahan penjelasan tentang membantu keikut sertaan
yang terus - KH: pentingnya diet pasien dalameningkatkan
menerus waktu Tidak terdapat kesembuhan keadaan penyakitnya.
BAB. anemis, penyakitnya
Pasien dengan pecahnya
perdarahan Beri kompres es
vena plexus hemoriodalis
terhenti BB pada daerah
perlu obat yang dapat
tidak turun. terjadinya
membantu pencegahan
perdarahan
terhadap perdarahan yang
mememrlukan penilaian
terhadap respon secara
periodik.

Pasien dengan pecahnya


Beri obat atau
vena flexus hemmoroidalis
terapi sesuai dengan
perlu obat yang dapat
pesanan dokter
membantu pencegahan
terhadap
perdarahanyangmemerlukan
penilayan terhadap respon
obat tersebut secara
periodik.

2. Defisit personal Setelah Berikan sit bath Meningkatkan


hygene pada dilakukan dengan larutan kebersihan dan
anus tindakan permagan 1/1000% memudahkan terjadinya
berhubungan keperawatan pada pagi dan sore penyembuhan prolaps.
dengan massa selama 2 x 24 hari. Lakukan

15
yang keluar jam, digital(masukan
pada daerah terjaganya prolaps dalam tempat
eksternal. kebersihan semula setelah di
anus. bersihkan)
KH: Obserpasi
tidak ada keluhan dan adanya
tanda-tanda tanda- tanda Peradangan pada anus
infeksi. perdarahan anus menandakan adanya suatu
tidak terasa Beri penjelasan infeksi pada anus
gatal-gatal cara membersihkan
pada daerah anus dan menjaga Pengetahuan tentang
anus. kebersihanya cara membersihkan anus
rasa gatal membantu keikutsertaan
pada anus pasien dalam mempercepat
berkurang kesembuhanya.

Postoperatif

No. Diagnosa Tujuan dan Intervenasi Rasional


keperawatan kriteria hasil

1. Nyeri Setelah Beri posisi tidur Dapat menurunkan


berhubungan dilakukan yang menyenangkan tegangan abdomen dan
dengan adanya tindakan pasien. meningkatkan rasa kontrol.
jahitan pada keperawatan Ganti balutan Melindungi pasien dari
luka operasi dan selama 2 x 24 setiap pagi sesuai kontaminasi silang selama
terpasangnya jam, gangguan tehnik aseptik penggantian balutan.
cerobong angin. rasa nyaman Balutan basah bertindak
terpenuhi. sebagai penyerap
kontaminasi eksternal dan
menimbulkan rasa tidak
KH: nyaman.
Tidak
terdapat rasa

16
nyeri pada luka Latihan jalan menurunkan masalah
operasi,. sedini mungkin yang terjadi karena
pasien imobilisasi.
dapat Observasi daerah Perdarahan pada
melakukan rektal apakah ada jaringan, imflamasi lokal
aktivitas perdarahan atau terjadinya infeksi dapat
ringan. meningkatkan rasa nyeri.
skala nyeri Meningkatkan fungsi
0-1. Cerobong anus fisiologis anus dan
klien dilepaskan sesuai memberikan rasa nyaman
tampak rileks. advice dokter pada daerah anus pasien
(pesanan) karena tidak ada sumbatan.
Pengetahuan tentang
manfaat cerobong anus
Berikan dapat membuat pasien
penjelasan tentang paham guna cerobong anus
tujuan pemasangan untuk kesembuhan lukanya.
cerobong anus (guna
cerobong anus untuk
mengalirkan sisa-
sisa perdarahan yang
terjadi didalam agar
bisa keluar).

2. Resiko Setelah Observasi tanda Respon autonomik


terjadinya dilakukan vital tiap 4 jam meliputi TD, respirasi, nadi
infeksi pada tindakan yang berhubungan denagan
luka keperawatan keluhan / penghilang nyeri .
berhubungan selama 2 x 24 Abnormalitas tanda vital
dengan jam,resiko perlu di observasi secara
pertahanan infeksi teratasi. lanjut.
primer tidak KH: Deteksi dini terjadinya
adekuat proses infeksi dan /

17
tidak Obserpasi pengawasan penyembuhan
terdapat tanda- balutan setiap 2 – 4 luka oprasi yang ada
tanda infeksi jam, periksa sebelumnya.
(dolor, kalor, terhadap perdarahan Mencegah meluas dan
rubor, tumor, dan bau. membatasi penyebaran luas
fungsiolesa). Ganti balutan infeksi atau kontaminasi
radang dengan teknik silang.
luka mengerin aseptik mengurangi / mencegah
hasil LAB : kontaminasi daerah luka.
- leukosit Bersihkan area
- trombosit perianal setelah mengurangi ransangan
setiap depfikasi pada anus dan mencegah
mengedan pada waktu
Berikan diet defikasi.
rendah serat/ sisa dan
minum yang cukup

3. Kurang Setelah Diskusikan Pengetahuan tentang diet


pengetahuan dilakukan pentingnya berguna untuk melibatkan
yang tindakan penatalaksanaan diet pasien dalam merencanakan
berhubungan keperawatan rendah sisa. diet dirumah yang sesuai
dengan kurang selama 3 x 24 dengan yang dianjurkan oleh
informasi jam,kurangnya ahli gizi.
tentang pengetahuan Pemahaman akan
perawatan teratas. Demontrasikan meningkatkan kerja sama
dirumah. perawatan area anal pasien dalam program
KH: dan minta pasien terapi, meningkatkan
klien tidak menguilanginya penyembuhan dan proses
banyak perbaikan terhadap
bertanya penyakitnya.
tentang
Meningkatkan
penyakitna.
kebersihan dan kenyaman

18
Pasien Berikan rendam pada daerah anus (luka atau
dapat duduk sesuai polaps).
menyatakan pesanan Melindungi area anus
atau mengerti terhadap kontaminasi
tentang Bersihakan area kuman-kuman yang berasal
perawatan anus dengan baik dan dari sisa defekasi agar tidak
dirumah. keringkan terjadi infeksi.
keluarga seluruhnya setelah
Melindungi daerah luka
klien paham defekasi.
dari kontaminasi luar.
tentang proses
Berikan balutan
penyakit.
Pengenalan dini dari
klien
gejala infeksi dan intervensi
menunjukkan
Diskusikan segera dapat mencegah
wajah tenang
gejala infeksi luka progresi situasi serius.
untuk dilaporkan
Mencegah mengejan
kedokter.
saat difekasi dan
melunakkan feces.
Diskusikan
mempertahankan
difekasi lunak
dengan
menggunakan Menurunkan tekanan
pelunak feces dan intra abdominal yang tidak
makanan laksatif perlu dan tegangan otot.
alami.
Jelaskan
pentingnya
menghindari
mengangkat benda
berat dan mengejan.

19
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN HEMOROID

A. Pengkajian Keperawatan
Ny.R, Umur 50 tahun , masuk RS dr. Soeselo Slawi tanggal 8 oktober 2011, saat di IGD klien
mengeluh berak darah, mual, lemes, nyeri anus saat BAB, nyerinya seperti ditusuk-tusuk
dengan skala 6. Namun saat dilakukan pengkajian di ruangan, klien mengatakan sudah tidak
mual lagi. Tapi pasien mengalami susah BAB dan lemas, klien belum BAB selama 2 hari.
1. Identitas Diri Klien dan Penanggung Jawab
Tanggal masuk RS : 8 Oktober 2011
Diagnosa medis : Hemoroid
Sumber informasi : Perawat dan dokter
Tanggal pengkajian : 10 Oktober 2011
Ruang : Kemuning
Identitas klien

Nama : Ny. R
Umur : 50 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
TTL : 15 Oktober 1961
Suku/bangsa : Indonesia
Pendidikan : SD
Alamat : Banjaran
Penanggung jawab
Nama : Tn. S
Umur : 58 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Suku/bangsa : Indonesia
Pekerjaan : Tani
Alamat : Banjaran

20
Hubungan dengan klien : Suami

2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri pada daerah anus
b. Riwayat kesehatan sekarang
Klien masuk RS dr. Soeselo Slawi tanggal 8 oktober 2011, saat di IGD klien mengeluh
berak darah, mual, lemes, Namun saat dilakukan pengkajian di ruangan, klien
mengatakan sudah tidak mual lagi. Tapi pasien mengalami susah BAB dan lemas, klien
belum BAB selama 2 hari.
Metode PQRST (untuk nyeri)
P : Paliatif/provokatif : nyeri disebabkan karena klien susah BAB
Q : Quality/quantity : klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti ditusuk2,
R : Region/ Radiation : nyeri dirasaka klien di daerah anus
S : Severity/Scale : klien menyebutkan skala 6 saat di tanya skala nyeri dari 1-10
T : Time : klien mengatakan nyeri terjadi pada saat BAB
c. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien pernah dirawat di RS sebelumnya, dengan diagnosa KLL, 10 tahun yang lalu.
Klien tidak memiliki alergi dan tidak suka minum kopi.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : lemah
b. Kesadaran : compos mentis, GCS : 4,5,6
c. Tanda-tanda vital
TD : 130/80 N: 88x/ menit S : 36°C RR : 24x/menit
d. Pemeriksaan head to toe
1) Kepala
(a) Wajah dan kulit kepala
Kulit kepala bersih, rambut beruban, wajah tampak pucat
(b) Mata
Fungsi dan bentuk normal, tanpa menggunakan alat bantu penglihatan, sclera
anikterik, konjungtiva anemis
(c) Hidung
Bentuk dan fungsi normal, tidak ada polip dan secret
(d) Telinga

21
Fungsi dan bentuk normal, tidak ada serumen
(e) Mulut
Gigi, gusi, dan lidah bersih
2) Leher
Tidak ada pembesaran tyroid maupun vena jugularis
3) Thorax dan Paru
Bentuk dada simetris, paru bergerak cepat, dan bunyi paru ronchi, irama an regular,
frekuensi 18x/menit
4) Jantung
Normal, tidak ada keluhan
5) Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada keluhan
6) Ginjal
Normal, tidak ada keluhan
7) Genetalia
Klien mengatakan tidak ada keluhan
8) Musculoskeletal
Ekstermitas atas normal, pada tangan kiri terpasang infuse RL 20 TPM,
ekstermitas bawah normal, tidak ada nyeri tekan.
9) Integument
Turgor kulit baik, tidak ada nyeri tekan, warna sawo matang
10) Anus
Anus kemerahan
4. Pola Kegiatan Sehari – Hari
a. Pola Persepsi
Klien mengatakan sehat itu penting, untuk menjaga agar tetap sehat klien makan 3x
sehari. Bila sakit biasanya klien hanya membeli obat warung.
b. Pola Nutrisi
Sebelum sakit klien makan 3x sehari dengan nasi, sayur, lauk pauk dan minum 5-6
gelas sehari, tanpa ada pantangan makanan.
Selama dirawat makan 3x sehari habis ½ porsi yang disediakan dengan sayur dan lauk.
Minum 5-6 gelas sehari.
c. Pola eliminasi

22
Sebelum sakit klien mengatakan BAB 1x sehari dengan konsistensi keras, warn adan
bau khas, ada darahnya. BAK 5 – 8x/ hari.
Selama sakit klien mengatakan selama di RS BAB 2 hari 1x dengan konsistensi
keras,campur darah, baunya khas, BAK 5-8x sehari.
d. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit klien tidur malam 7-8 sehari dari jam 21.00 – 08.00 WIB tanpa ada
gangguan.
Selama sakit klien tidur malam tidak ada gangguan, siang juga sama.
e. Pola aktivitas
Sebelum sakit, klien adalah ibu rumah tangga dan selalu membantu pekerjaan
suaminya di sawah.
Selama dirawat/ sakit klien mengatakan tidak bisa melakukan kegiatan seperti
biasanya karena lemas, aktivitas di bantu oleh keluarga dan perawat.
f. Pola kognitif
Klien tidak mengalami gangguan fungsi panca indra dan tidak mengalami gangguan
pola pokir serta orientasi.
g. Konsep diri
Klien dengan keluarganya menyatakan setelah klien dilakukan tindakan keperawatan
dan pengobatan, berharap akan segera sembuh dan segera pulang ke rumah dan
berkumpul dengan keluarganya kembali.
h. Peran hubungan
Klien adalah seorang ibu rumah tangga yang kegiatan kesehariannya membantu suami
di sawah, selama sakit klien merasa diperhatikan oleh anak-anaknya karena selama
sakit mereka bergantian untuk menunggu dan menjaganya.
i. Nilai dan keyakinan
Klien beragama islam yang taat beribadah dan selama dirawat klien hanya bisa berdo’a
untuk kesembuhannya.

23
B. Analisa Data

No Data Penunjang Etiologi Masalah


1 DS : Klien mengatakan BAB 2 hari 1x Pembesaran Vena Konstipasi
dengan konsistensi keras. Hemoroidalis
DO : Konsistensi keras, ada darah
- Klien lemah
- Anus kemerahan
2 DS : Klien mengatakan nyeri saat Adanya hemoroid Nyeri
BAB pada daerah anal
DO : Wajah pucat
- Kesakitan
- Skala 6
3 DS : klien mengeluh BAB seminggu Pecahnya Vena Perdarahan
yang lalu karena keluar darah segar Hemoroidalis V.Hemoroidalis
bersama feses bahkan darah menetes
saat BAB
DO :
1. TTV : TD = 120/80 mmHg
2. Klien tampak lemah
3. Konjungtiva pucat
4. hasil lab :
Hb= 8,9 gr/dl
Data Tambahan :
1. Pasien tidak dapat melakukan
aktivitas mandiri.
2. Klien cepat lelah setelah
beraktivitas.
3. Banyaknya aktifitas klien yang
dibantu oleh orang lain

C. Diagnosa Keperawatan
1. Konstipasi berhubungan dengan pembesaran vena hemoroidalis.

24
2. Nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid pada daerah anus.
3. Perdarahan berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis yang ditandai dengan
perdarahan waktu BAB.

D. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Konstipasi berhubungan dengan pembesaran vena hemoroidalis
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
diharapkan konstipasi teratasi.
Kriteria hasil : a.Pola BAB normal (1-2x/minggu).

b.Konsistensi feses lunak.

c.Warna feses kuning.

d.Klien tidak takut untuk BAB.

e.Tidak ada nyeri pada saat BAB.

No. Intervensi Rasional

1. Berikan dan anjurkan minum kurang Mencegah dehidrasi secara oral


lebih 2 liter/hari
2. Berikan posisi semi fowler pada Meningkatkan usaha evakuasi feses.
tempat tidur.

3. Anjurkan mengkonsumsi makana Makanan tinggi serat dapar melancarkan


tinggi serat. proses defekasi.
4. Auskultasi bunyi usus. Bunyi usus secara umum meningkat pada
diare dan menurun pada konstipasi.

5. Hindari makanan yang membentuk Menurunkan distres gastrik dan distensi


gas abdomen
6. Kurangi / batasi makana seperti Makanan ini diketahui sebagai penyebab
produk susu konstipasi
7. Berikan laktasif sesuai program Membantu melancarkan proses defekasi
dokter

2. Nyeri berhubungan dengan adanya hemoroid pada daerah anal

25
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan nyeri teratasi
Kriteria hasil : a.Wajah pasien tampak meringis.
b.Skala nyeri berkurang 0-3 atau hilang.
c.Klien dapat istirahat tidur.
d.TTV Normal TD: 100/80 mmHg

No. Intervensi Rasional

1. Berikan Posisi yang nyaman Minimalkan stimulasi/meningkatkan


relaksasi

2. Berikan bantalan dibawah bokong Meminimalkan tekanan di bawah


saat duduk bokong/meningkatkan relaksasi
3. Observasi tanda-tanda vital Untuk menentukan intervensi selanjutnya

4. Ajarkan teknik untuk menguranyi Pengalihan perhatian melalui kegiatan-


rasa nyeri seperti membaca, menarik kegiatan
nafas panjang, menonton TV, dll
5. Berikan kompres dingin pada daerah Meningkatkan relaksasi
anus 3-4 jam dilanjutkan dengan
redam duduk hangat 3-4 x/hari
6. Berikan lingkungan yang tenang Menurunkan ketidaknyamanan fisik

7. Kolaborasi dengan dokter untuk Mengurangi nyeri dan menurunkan


pemberian analgesik, pelunak feses rangsang saraf simpatis dan untuk
dan dilakukan hemoroidectomi mengangkat hemoroid

3. Perdarahan berhubungan dengan pecahnya vena hemoroidalis yang ditandai dengan


perdarahan waktu BAB
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam
diharapkan kekurangan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil : a.Konjungtiva klien merah muda.

b.Hb Normal (12-14 g/dl).

26
c.Tidak ada perdarahan v.hemoroid.

d.Dapat melakukan aktivitas mandiri.

e.Klien tidak cepat lelah setelah beraktivitas.

f.Aktifitas klien sudah tidak dibantu oleh perawat.

No. Intervensi Rasional

1. Observasi TTV Untuk menentukan tindakan selanjutnya

2. Monitoring banyaknya perdarahan Untuk menentukan tingkat kehilangan


pada klien cairan
3. Kaji ulang tingkat toleransi aktifiitas Untuk mengetahui tingkat kelemahan
klien klien
4. Memandirikan klien dalam Mengurangi ketergantungan aktifitas
melakukan aktifitas sehari-hari klien dengan bantuan perawat
Kolaborasi

1. Konsultasikan nutrisi untuk klien Untuk menentukan kebutuhan nutrisi


dengan ahli gizi yang tepat pada klien
2 Berikan vitamin K dan B12 sesuai Untuk membantu proses pembekuan
indikasi darah dan Untuk meningkatkan produksi
sel darah merah
3. Konsultasi dengan ahli gizi Untuk menentukan diet yang tepat bagi
klien
4. Berikan cairan IV Untuk menggantikan banyaknya darah
yang hilang selama perdarahan

27
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Hemoroid adalah Suatu pelebaran dari vena-vena didalam pleksus Hemoroidalis
(Muttaqin, 2011). Hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah vena hemoroidalis dengan
penonjolan membrane mukosa yang melapisi daerah anus dan rectum (Nugroho, 2011).
Hemoroid (wasir) merupakan dilatasi karena varises pada pleksus venosus di submukosa anal
dan parianal (Mitchell, 2006). Hemoroid adalah pelebaran varises satu segmen atau lebih vena-
vena hemoroidalis. Secara kasar hemoroid biasanya dibagi dalam 2 jenis, hemoroid interna dan
hemoroid eksterna.
Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan gangguan aliran balik dari vena
hemoroidalis. Beberapa factor etiologi telah digunakan, termasuk konstipasi/diare, sering
mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, pembesaran prosfat; fibroma arteri dan tumor
rectum.
Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri dan sering menyebabkan perdarahan
berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal dihubungkan dengan nyeri
hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis.
2. Saran
Dalam membuat makalah ini, penulis berharap pembaca dapat mengetahui tentang
penyakit hemoroid, dan terhindar dari penyakit hemoroid ini.

28

Anda mungkin juga menyukai