Laporan Ansed IR
Laporan Ansed IR
OLEH :
KELOMPOK A/ GOLONGAN U
FAKULTAS FARMASI
2016
I. TUJUAN
- Mengidentifikasi senyawa acetanilide secara spektrofotomtri inframerah
Jumlah energi yang diperlukan untuk meregangkan suatu ikatan tergantung pada
tegangan ikatan dan massa atom yang terikat. Bilangan gelombang suatu serapan dapat dihitung
menggunakan persamaan yang diturunkan dari Hukum Hooke.
Setiap molekul memiliki harga energy tertentu. Bila suatu senyawa menyerap energy dari
sinar infra merah, maka tingkatan energy di dalam molekul itu akan tereksitasi ke tingkatan
energy yang lebih tinggi. Sesuai dengan tingkatan energy yang diserap, maka yang akan terjadi
pada molekul itu adalah perubahan energi vibrasi yang diikuti dengan perubahan energy rotasi
(Silverstein, 1991).
Atom- atom di dalam molekul tidak dalam keadaan diam, tetapi biasanya terjadi
peristiwa vibrasi.hal ini bergantung pada atom-atom dan kekuatan ikatan yang
menghubungkannya. Vibrasi molekul sangat khas untuk suatu molekul tertentu dan biasanya
disebut vibrasi finger print. Vibrasi molekul dapat digolongkan atas dua golongan besar, yaitu :
1. Vibrasi regangan (Steching)
2. Vibrasi bengkokan (bending)
(Silverstein, 1991).
Vibrasi yang digunakan untuk identifikasi adalah vibrasi bengkokan, khususnya
goyangan (rocking), yaitu yang berada di daerah bilangan gelombang 2000-400 cm-1. Karena di
daerah antara 4000-2000 cm-1 merupakan daerah yang khusus yang berguna untuk identifikasi
gugus fungsional. Daerah ini menunjukan absorbansi yang disebabkan oleh vibrasi regangan.
Sedangkan daerah antara 2000-400 cm-1 seringkasi sangat rumit, karena vibrasi regangan
maupun bengkokan mengakibatkan absorbansi pada daerah tersebut.
Dalam daerah 2000-400 cm-1 tiap senyawa organic mempunyai absorbansi yang unik,
sehingga daerah tersebut sering juga disebut sebagai daerah sidik jari (fingerprint region).
Meskipun pada daerah 4000-2000 cm-1 menunjukan absorbansi yang sama, pada daerah 2000-
400 cm-1 juga harus menunjukan pola yang sama sehingga dapat disimpulkan bahwa dua
senyawa adalah sama.
(Silverstein, 1991).
Bilangan gelombang vibrasi ulur karbonil agak berbeda dengan aldehida, keton
dan asam karboksilat, yang menunjukan bahwa analisis bilangan gelombang karakteristik dengan
teliti dapat memberikan informasi bagian struktur molekulnya.
Salah satu hasil kemajuan instrumentasi IR adalah pemrosesan data seperti Fourier
Transform Infra Red (FTIR). Teknik ini memberikan informasi dalam hal kimia, seperti struktur
dan konformasional pada polimer dan polipaduan, perubahan induksi tekanan dan reaksi kimia.
Dalam teknik ini padatan diuji dengan cara merefleksikan sinar infra merah yang melalui tempat
kristal sehingga terjadi kontak dengan permukaan cuplikan. Degradasi atau induksi oleh
oksidasi, panas, maupun cahaya, dapat diikuti dengan cepat melalui infra merah. Sensitivitas
FTIR adalah 80-200 kali lebih tinggi dari instrumentasi dispersi standar karena resolusinya lebih
tinggi (Kroschwitz, 1990).
III. SPESIFIKASI BAHAN
ACETANILIDA (MD 36, 15)
Klik Background
Klik scan
Pada praktikum ini, kami melakukan analisis data asetanilida dengan menggunakan metode
spektrofotometri IR. Prinsip kerja dari spektrofometri IR ini adalah interaksi energi pada suatu
materi, dimana spektroskop IR ini berfokus pada radiasi elektromagnetik pada rentang frekuensi
400-4000cm-1.
Asetinilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai
amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus asetil.
Pada pengamatan spektrum asetanilida kali ini, dijumpai banyak spektrum-spektrum puncak
yang kami duga sebagai gugus fungsi Asetanilida.
Dalam analisa spektrum inframerah asetanilida, senyawa amida (-CO-NH-R) dan gugus
aromatis yang dimiliki oleh mono subtrat benzene teridentifikasi pada daerah bilangan
gelombang 3291,87 cm-1 dan 3139,2 cm-1 yang merupakan senyawa penyusun atau turunan
senyawa dari asetanilida. Gugus aromatis disini adalah milik mono subtrat benzene karena gugus
aromatis pada aniline muncul pada panjang gelombang diatas 3400 cm-1 yang pada saat
praktikum peak tidak muncul pada panjang gelombang terebut.
Terlihat juga pada panjang gelombang 1434,59 cm-1 tampak adanya gugus metil yang
merupakan cabang dari asetanilida. Gugus asam karboksilat yang dimiliki oleh asam asetat
memiliki peak cukup lebar yakni 2900-3300 cm-1 juga tidak terlihat, dimana hal ini menunjukkan
bahwa senyawa ini merupakan asetanilida murni. Hal ini dapat dibuktikan dari beberapa panjang
gelombang yang terserap dan muncul mewakili gugus fungsi dari masing-masing turunan
asetanilida. Dan dapat terlihat dari jurnal pembanding, menunjukkan beberapa spektrum panjang
gelombang yang menunjukkan serapan mendekati hasil yang kami peroleh pada spektrum
pengujian Asetenilida menggunakan spektrofotometri IR.
VIII. KESIMPULAN
Bruice, P. Y. 2001, Organic Chemistry, Prentice Hall International, Inc., New Jersey.
Kroschwitz, J. 1990, Polymer Characterization and Analysis, John Wiley and Sons, Inc., Canada.
Silverstain, R. M., dan Bassler, G. C. 1967, Spectrometric Identification of Organic Compounds,
Second Edition, John Wiley and Sons, Inc., New York.