Bagian ketiga dalam pelajaran ketika mengikuti pelatihan dasar (Latsar) CPNS ialah
pemahaman tentang Etika Publik. Sebagaimana telah kita kenal, ada lima dasar yang
perlu diketahui oleh CPNS, yang disingkat menjadi ANEKA. E-nya ialah etika publik.
Etika publik ini menjadi bagian penting bagi pegawai karena sering menjadi sorotan
publik. Di sinilah pentingnya pegawai mengenal etik-etika. Kita mungkin sering dengar
pegawai yang masuk berita dan viral karena dinilai melanggar etika publik sebagai
pegawai negeri sipil (PNS).
Etika seringkali dipahami sebagai prilaku yang sesuai dengan keyakinan universal
tentang baik dan buruk. Terlepas dari beragamnya definisi etika oleh para ahli, namun
yang menjadi pembahasan di sini ialah etika publik ASN, yakni tingkah laku yang
berdasarkan norma-norma yang berlaku bagi ASN.
Oleh sebab itu, rujukan etika publik ini mengacu pada kode etik dan kode perilaku ASN
sebagaimana termuat dalam UU nomor 5 Tahun 2014. Berikut adalah kode etik dan
kode perilaku ASN yakni,
Selain kode etik tersebut, ada juga nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum
dalam undang-undang ASN. Etika publik ini memiliki rumusan indikator sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatiu
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat,
berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat
sistem karir