SK Audit Internal Ujay 2019
SK Audit Internal Ujay 2019
DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP UJUNGJAYA
Jl. Rd. Ali Sadikin KM. 05 No. 02 Ujungjaya – Sumedang Kode Pos 45383
Telp ( 0261 ) 2700759 Email : puskesmasujungjaya@yahoo.com
TENTANG
PELAYANAN FARMASI
DI UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP UJUNGJAYA
KETIGA : Pada Saat Keputusan Ini Mulai Berlaku Keputusan Kepala UPTD
Puskesmas Rawat Inap Ujungjaya Nomor 058/SK/KA.
PKM/UKP/I/2016 Tentang Penyediaan Obat Yang Menjamin
Ketersediaan Obat, Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Rawat Inap
Ujungjaya Nomor 059/SK/KA. PKM/UKP/I/2016 Tentang
Pelayanan Obat 24 Jam, Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Rawat
Inap Ujungjaya Nomor 060/SK/KA. PKM/UKP/I/2016 Tentang
Persyaratan Petugas Yang Berhak Memberikan Resep Keputusan
Kepala UPTD Puskesmas Rawat Inap Ujungjaya Nomor
061/SK/KA. PKM/UKP/I/2016 Tentang Persyaratan Petugas Yang
Berhak Menyediakan Obat, Keputusan Kepala UPTD Puskesmas
Rawat Inap Ujungjaya Nomor 062/SK/KA. PKM/UKP/I/2016
Tentang Pelatihan Bagi Petugas Yang Diberi Kewenangan
Menyediakan Obat Tetapi Belum Sesuai Persyaratan, Keputusan
Kepala UPTD Puskesmas Rawat Inap Ujungjaya Nomor
063/SK/KA. PKM/UKP/I/2016 Tentang Peresepan, Pemesanan Dan
Pengelolaan Obat, Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Rawat Inap
Ujungjaya Nomor 064/SK/KA. PKM/UKP/I/2016 Tentang
Peresepan Psikotropika Dan Narkotika, Keputusan Kepala UPTD
Puskesmas Rawat Inap Ujungjaya Nomor 065/SK/KA.
PKM/UKP/I/2016 Tentang Penggunaan Obat Yang Dibawa Sendiri
Oleh Pasien/Keluarga, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila ada
kekeliruan dari keputusan ini akan dilakukan perubahan.
Ditetapkan di : Ujungjaya
Pada tanggal :
KEPALA UPTD PUSKESMAS RAWAT
INAP UJUNGJAYA
HENDRIAWAN
Lampiran: Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas
Rawat Inap Ujungjaya.
Nomor :
Tanggal : 19 Agustus 2019
Hal : Pelayanan Farmasi
PELAYANAN FARMASI
A. PENGERTIAN
Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab
kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil
yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Obat merupakan komponen yang esensial dari suatu pelayanan kesehatan. Oleh karena
itu, diperlukan pengelolaan yang baik dan benar serta efektif dan efisien secara
berkesinambungan. Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan
perencanaan dan permintaan, penerimaan, penyimpanan dan distribusi, pencatatan dan
pelaporan serta monitoring dan evaluasi pengelolaan obat.
B. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya pelayanan farmasi di Puskesmas Rawat Inap Ujungjaya
adalah agar:
1. Kebutuhan masyarakat dalam hal ini pasien dapat terlayani secara optimal.
2. Terdapat mekanisme pelayanan yang jelas dan teratur dalam melaksanakan pelayanan
farmasi.
C. SISTEM PELAYANAN
Dalam pelaksanaannya petugas harus:
1. Menulis obat yang dikeluarkan dari loket obat pada resep pasien.
2. Memberi etiket pada obat yang diresepkan.
3. Menuliskan perintah pemakaian obat pada etiket atau plastik resep.
4. Memberikan obat kepada pasien dengan disertai penjelasan cara penggunaan dan
efek samping obat.
5. Memastikan pasien mengerti penjelasan yang telah diberikan.
6. Ikut menjaga dan memastikan keamanan obat di kamar obat
Q = SO – SS
Keterangan:
Q = jumlah obat yang dipesan
SO = stok optimum ( Pemakaian 2 bulan X 1.2)
SS = sisa stok
Agar tidak terjadi kekosongan obat dalam persediaan, maka hal – hal yang perlu
diperhatikan adalah:
a. Melihat perbandingan sisa stok dengan pemakaian bulan terkahir pada buku
gudang, apabila ditaksir kebutuhan obat tidak mencukupi hingga akhir bulan,
segera meminta obat kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Melalui LPLPO
Tambahan.
b. Melaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten apabila terdapat pemakaian
yang melebihi rencana, semisal KLB.
2) Melakukan pencacahan obat yang dimaksudkan untuk mengetahui kecocokan
antara kartu stok obat dengan fisik obat (stok opnam), yaitu jumlah setiap jenis
obat. Pemeriksaan ini dilakukan setiap tahun.
3. Penyediaan Obat
Penyediaan obat dalam hal ini adalah menyediakan obat yang dibutuhkan oleh
UPTD Puskemas Rawat Inap Ujung Jaya sesuai dengan yang tercantum dalam
Formularium Obat UPTD Puskemas Rawat Inap Ujung Jaya. Formularium ini
disusun berpedoman pada Formularium Nasional yang tercantum dalam Keputusan
Menteri Kesehatan.
4. Penggunaan Obat
Tujuan dilaksanakannya penilaian penggunaan obat adalah untuk menjaga kualitas
pelayanan obat dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan obat, penilaian penggunaan
obat meliputi :
a. Prosentase penggunaan antibiotik.
b. Prosentase penggunaan injeksi.
c. Prosentase Obat penggunaan obat generik.
d. Kesesuaian dengan Pedoman Pengobatan.
Bahasa dalam penulisan resep menggunakan bahasa latin yang sudah digunakan
sebagai bahasa ilmu kesehatan karena bahasa latin tidak mengalami perubahan
(statis), sehingga resep obat yang ditulis dalam bahasa latin tidak akan terjadi salah
tafsir.
Penulisan resep yang baik harus lengkap dan jelas. Dalam resep untuk pasien rawat
jalan dan rawat inap di Puskesmas Rawat Inap Ujungjayaharus tercantum:
1) Tanggal penulisan resep.
2) Nama pasien.
3) Umur pasien.
4) Alamat pasien.
5) Diagnosis penyakit.
6) Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan obat.
7) Nama obat, jumlah dan dosis obat
8) Tanda tangan dan nama terang petugas penulis resep.
9) Tanda seru dan paraf penulis resep untuk resep yang mengandung obat yang
jumlahnya melebihi dosis maksimum.
10) Kode pasien Umum, BPJS dan JAMKESDA
b. Penyiapan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh
dokter atau praktisi lain yang diberi limpahan wewenang oleh dokter harus
memahami isi resep dan memperhatikan:
1) Nama obat
2) Jenis dan bentuk sediaan obat
3) Nama dan umur pasien
4) Dosis
5) Cara pemakaian dan aturan pemberian
6) Menanyakan kepada penulis resep apabila tulisan tidak jelas Konsultasi
alternatif obat kepada penulis resep apabila obat yang dimaksud tidak tersedia
7) Penggunaan sendok atau spatula pada saat mengambil obat dari tempatnya
8) Pemasangan etiket / label obat pada kemasan obat
c. Penyerahan Obat
Petugas farmasi yang bertugas menyediakan obat yang diresepkan oleh
dokter atau praktisi lain yang diberi limpahan wewenang oleh dokter harus
memperhatikan:
1) Pengecekan akhir pada identitas pasien dan isi resep
2) Pemberian obat melalui loket
3) Penerima obat adalah pasien atau keluarga pasien
4) Pemberian informasi tentang cara pemakaian, aturan pakai dan efek samping
obat kepada pasien atau keluarga pasien.
2. PEMESANAN OBAT
Sumber penyediaan obat di Puskesmas Rawat Inap Ujungjaya berasal dari
Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang. Obat yang diperkenankan untuk disediakan
di Puskesmas Rawat Inap Ujungjaya adalah obat – obat yang tercantum dalam
Formularium.
Permintaan obat untuk mendukung pelayanan obat di Puskesmas Rawat
Inap Ujungjaya diajukan oleh Kepala Puskesmas Rawat Inap Ujungjaya kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang dengan menggunakan format
LPLPO, sedangkan permintaan dari sub unit ke Kepala Puskesmas dilakukan secara
periodik menggunakan LPLPO sub unit.
Tujuan dari permintaan obat adalah untuk memenuhi kebutuhan obat di
Puskesmas Rawat Inap Ujungjaya sesuai dengan pola penyakit yang ada di wilayah
Kecamatan Ujungjaya.
Kegiatan – kegiatan yang dilaksanakan dalam permintaan obat antara lain:
a Menentukan jenis permintaan obat
1) Permintaan Rutin
Dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Sumedang untuk Puskesmas Rawat Inap Ujungjaya.
2) Permintaan Tambahan
Dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apabila:
kebutuhan meningkat
terjadi kekosongan
ada KLB atau Bencana
b Menentukan jumlah permintaan obat
Data yang diperlukan antara lain:
1) Data pemakaian obat periode sebelumnya.
2) Jumlah kunjungan resep.
3) Jadwal distribusi obat dari Gudang Farmasi Kabupaten Sumedang.
4) Sisa Stok.
c. Menghitung kebutuhan obat dengan cara:
Dengan memperkirakan/ menghitung pemakaian rata-rata periode
tertentu di UPTD Puskemas Rawat Inap Ujungjaya dan seluruh unit pelayanan,
kemudian ditentukan stok optimum dan stok pengaman/penyangga (buffer stock).
Untuk melakukan pengendalian persediaan diperlukan perhitungan jumlah
pemakaian dalam satu bulan (rekapitulasi buku gudang), lalu dihitung jumlah
obat yang dapat dipesan dengan rumus:
Q = SO – SS
Keterangan:
Q = jumlah obat yang dipesan
SO = stok optimum ( Pemakaian X 1.2)
SS = sisa stok
3. PENGELOLAAN OBAT
Obat dan perbekalan kesehatan hendaknya dikelola secara optimal untuk menjamin
tercapainya tepat jumlah, tepat jenis, tepat penyimpanan, tepat waktu pendistribusian,
tepat penggunaan dan tepat mutunya di tiap unit pelayanan kesehatan.
Pengelolaan obat publik dan perbekalan kesehatan meliputi kegiatan:
a perencanaan dan permintaan,
b penerimaan,
c penyimpanan dan distribusi,
d pencatatan dan pelaporan serta monitoring dan evaluasi pengelolaan obat.
J. PENANGANAN OBAT KEDALUWARSA / RUSAK
Obat kadaluwarsa atau rusak dilarang keras diberikan pada pasien karna sudah tidak aman
lagi dikonsumsi. Pencegahan terjadinya pemberiaan obat kadaluwarsa kepada pasien
dapat dilakukan dengan system penyimpanan obat FIFO (obat yang pertama masuk obat
yang keluar terlebih dahulu) dan FEFO (obat yang lebih dulu ED obat yang keluat
terlebih dahulu) dan dengan memberikan label merah pada obat yang mendekati ED.
Tujuan dilaksanakannya penanganan obat rusak dan kadaluwarsa adalah untuk
melindungi pasien dari efek samping penggunaan obat rusak/kadaluwarsa. Dalam
menangani obat rusak/kadaluwarsa, maka langkah – langkah yang harus dilakukan
adalah:
1. Petugas pengelola obat mengumpulkan obat rusak.
2. Obat yang rusak/kadaluwarsa dikurangkan dari catatan sisa stok pada Kartu Stok
oleh petugas pengelola obat.
3. Petugas pengelola obat melaporkan obat rusak/kadaluwarsa kepada Kepala
Puskesmas dan Dinas kesehatan Kab sumedang.
4. Obat rusak/ kadaluwarsa dikirim kembali ke dinas kesehatan kab. Sumedang sesuai
dengan jadwal yang diberikan dinas kesehatan kab. Sumedang.
K. REKONSILIASI OBAT
Rekonsiliasi obat atau penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien dilakukan
dengan Tata cara penggunaan obat sebagi berikut :
1. Dokter menetapkan terapi atas diagnosa pasien;
2. Dokter mengetahui dan menetapkan penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh
pasien/keluarga yang dapat dikonsumsi bersama dengan obat yang diperoleh dari
puskesmas;
3. Obat yang dibawa sendiri oleh pasien dan diijinkan dikonsumsi bersama dengan obat
puskesmas harus dicatat di rekam medis;
4. Obat yang dibawa sendiri oleh pasien yang tidak jelas identitasnya ditarik/diminta
oleh petugas puskesmas.
L. PENYIMPANAN OBAT
Penyimpanan Obat merupakan suatu kegiatan pengaturan terhadap Obat yang diterima
agar aman (tidak hilang), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya
tetap terjamin, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Tujuannya adalah agar mutu obat yang tersedia di puskesmas dapat dipertahankan
sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
Penyimpanan Obat dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1. bentuk dan jenis sediaan;
2. stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban);
3. mudah atau tidaknya meledak/terbakar; dan
4. narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus.
HENDRIAWAN