Anda di halaman 1dari 10

Sekolah Arsitektur, Perencnaan, dan Pengembangan Kebijakan ITB

Kajian Tingkat Konsumsi Air Bersih PDAM di Provinsi Jawa Barat


Iklima Alimah(1), Heru Purboyo Hidayat Putro (2)

(1) Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), Institut
Teknologi Bandung
(2) Kelompok Keilmuan Sistem Infrastruktur Wilayah dan Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), Institut
Teknologi Bandung

Abstrak

Kebutuhan air meningkat dan berkembang sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Semakin bertambahnya
kebutuhan air diharapkan diimbangi dengan meningkatnya konsumsi air PDAM. Jawa Barat memiliki jumlah
kebutuhan air yang besar tetapi tingkat konsumsi air PDAM rendah. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
konsumsi air PDAM menurut kabupaten/kota di Jawa Barat, dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
air bersih. Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan besarnya
konsumsi air PDAM tahun 2009–2012 meningkat sebesar 12,44%, dan faktor yang mempengaruhi konsumsi air
PDAM adalah perkembangan wilayah, cakupan pelayanan, jumlah penduduk, dan tarif. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan konsumsi air PDAM di Jawa Barat diperlukan peningkatan cakupan pelayanan dan penetapan harga air
yang disesuaikan dengan daya beli masyarakat.

Kata Kunci: Air Bersih, Jawa Barat, kebutuhan, konsumsi, PDAM

Pengantar Dengan melihat kondisi yang ada pada saat ini yaitu
rendahnya tingkat konsumsi air bersih PDAM dalam
Kebutuhan dasar air akan selalu meningkat dan memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap air bersih,
berkembang sejalan dengan pertumbuhan penduduk. maka sangat diperlukan suatu usaha dalam
Peningkatan kebutuhan air terus meningkat baik untuk meningkatkan konsumsi air bersih PDAM salah satunya
kebutuhan rumah tangga, keperluan industri, dengan beberapa strategi ataupun rencana yang dapat
perkantoran, dan fasilitas umum lainnya. Semakin dilakukan oleh pemerintah dalam peningkatan
bertambahnya kebutuhan air bersih di suatu wilayah penggunaan air PDAM. Rata-rata besarnya jumlah
diharapkan dalam memenuhi kebutuhan air bersih konsumsi air bersih PDAM di suatu wilayah di dominasi
dapat diimbangi dengan semakin meningkatnya oleh konsumsi air bersih rumah tangga. Sama halnya
konsumsi air bersih masyarakat kepada PDAM sebagai di kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat, pada
perusahaan yang berwenang dalam pengelolaan dan saat ini air bersih PDAM masih didominasi oleh
penyediaan air bersih sehingga masyarakat pelanggan rumah tangga. Hal ini terjadi dikarenakan
memperoleh air yang berkualitas dalam memenuhi rumah tangga sebagai tempat tinggal penduduk
kebutuhannya. Namun, pada kenyataannya jumlah dimana seluruh kegiatan setiap waktunya dilakukan di
kebutuhan air bersih masyarakat tidak sebanding perumahan. Pemenuhan kebutuhan air bersih untuk
dengan tingkat konsumsi air bersih PDAM. golongan rumah tangga memegang peranan pentinng
dalam menjaga produktivitas nasional secara
Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi
keseluruhan (Kantor Menteri Negara Lingkungan
yang memiliki jumlah penduduk lebih besar
Hidup, 1997:510). Oleh karena itu pemenuhan
dibandingkan dengan provinsi lainnya dengan
kebutuhan air bersih untuk rumah tangga perlu
besarnya jumlah penduduk di Jawa Barat dapat
diperhatikan.
disimpulkan bahwa jumlah kebutuhan air bersih di
Jawa Barat akan besar pula. Namun, pada Upaya peningkatan jumlah konsumsi air bersih di suatu
kenyataannya dilihat dari perkembangan tingkat wilayah baik secara keseluruhan maupun dalam sektor
konsumsi air bersih di Jawa Barat pada tahun 2009 – rumah tangga perlu diperhatikan dengan
2012 peningkatan jumlah penduduk tidak sebanding mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi tingkat
dengan peningkatan konsumsi air bersih PDAM. konsumsi air bersih baik di kota dan kabupaten antara
Kajian Tingkat Konsumsi Air Bersih PDAM di Provinsi Jawa Barat

lain: faktor harga air, jumlah penduduk, jumlah kepala acuan dalam pemenuhan kebutuhan air bersih
keluarga, pendapatan regional, pendapatan dan perkotaan antara lain:
perkembangan wilayah. Sedangkan untuk golongan
rumah tangga faktor yang perlu diperhatikan dalam a. Jenis Layanan
mempengaruhi tingkat konsumsi adalah tarif, jumlah
Jenis layanan dapat diasumsikan dalam berbagai jenis
penduduk, jumlah anggota keluarga, pendapatan
seperti sumber air, teknologi, dan jenis infrastruktur.
perkapita, dan kepadatan ruang. Dari beberapa faktor
Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat,
yang didapatkan akan dapat direncanakan baik strategi
jenis layanan yang digunakan adalah sumber air
ataupun perencanaan lainnya yang disesuaikan dengan
karena sumber air merupakan suatu objek penting
beberapa faktor yang dapat mendukung kenaikan
dimana para pengguna air akan menuntut untuk
konsumsi air bersih PDAM.
mengetahui asal usul air yang dikonsumsi oleh para
Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat pengguna. Jenis layanan adalah suatu relevansi
konsumsi air bersih PDAM yang dikonsumsi oleh langsung yang menyangkut terhadap kebijakan dan
masyarakat menurut kabupaten dan kota di Provinsi program, dimana terdapat permintaan yang dilakukan
Jawa Barat, sehingga akan diketahui tingkat konsumsi oleh para pengguna air.
air bersih di kabupaten/kota di Jawa Barat, faktor-
b. Aksesibilitas
faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi air bersih
di kabupaten/kota, dan besaran pengaruh masing-
Aksesibilitas menjadi salah satu faktor penting dalam
masing faktor yang mempengaruhinya. Hasil dari
pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat
penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar
dikarenakan aksesibilitas melihat sisi dari pengumpulan
pertimbangan dan masukan kepada pemerintah
air yang berasal dari setiap sumber. Salah satu hal
khususnya Pemerintah Provinsi Jawa Barat, untuk lebih
yang dipengaruh terhadap tingkat aksesibilitas adalah,
memperhatikan kinerja operasional seluruh PDAM yang
kualitas air (misalnya, kualitas air akan menurun
ada di kabupaten dan kota di Jawa Barat. Selain itu,
dikarenakan lama perjalanan, hal ini terjadi karena air
penelitian ini memberikan manfaat untuk memberikan
terlalu lama di simpan dalam perjalanan).
masukan kepada pemerintah terkait faktor yang paling
mempengaruhi dalam meningkatkan konsumsi air c. Kontinuitas dan Keandalan
bersih di suatu daerah. Sehingga faktor tersebut dapat
dijadikan sebagai prioritas utama dalam peningkatkan Kontinuitas mengacu pada stabilitas yang
konsumsi air bersih PDAM. berkelanjutan dari pasokan air pipa atau sumber air.
Hal ini bermaksud untuk mengetahui suatu antisipasi
Kajian Literatur layanan dalam pemenuhan air bersih dengan kondisi
yang tidak terduga, misalnya sumber air akan
Konsumsi Air Bersih
mengering pada saat tertentu, sehingga dimana dalam
hal ini pipa penggunaan air akan dijadikan sebagai
Penggunaan air berbeda dari kota satu dan kota
alternatif selama berjam-jam atau per hari atau per
lainnya, tergantung pada cuaca, ciri-ciri masalah
minggu. "Keandalan" digunakan untuk merujuk pada
lingkungan hidup, pendudukan industrialisasi dan
waktu yang menjadi sumber titik air atau sistem pipa
faktor-faktor lainnya. Penggunaan air untuk kota dapat
bebas dari gangguan yang tidak direncanakan karena
dibagi menjadi beberapa kategori yaitu penggunaan
kerusakan atau penyebab lainnya. Lloyd dan Bartram
rumah tangga adalah air yang dipergunakan di tempat-
(2013) mengkategorikan hasil terkait menjadi empat
tempat hunian pribadi, rumah-rumah apartemen dan
yaitu layanan pasokan air sepanjang tahun dengan
sebagainya untuk minum, mandi penyiraman, taman,
tidak ada gangguan, layanan sepanjang tahun dengan
saniter dan tujuan-tujuan lainnya. Penggunaan umum
variasi sehari-hari; variasi layanan musiman; dan
meliputi air yang dibutuhkan untuk pemakaian di
senyawa (harian dan musiman) diskontinuitas.
taman-taman umum, bangunan pemerintahan,
sekolah-sekolah, rumah sakit, penyiraman, jalan,
d. Kualitas Air Bersih
tempat beribadah dan lain-lain. Menurut (Georgia L.
Kayser, et. Al, 2013) untuk memenuhi kriteria Kualitas air dinilai dengan mengukur bakteri dalam air.
kebutuhan air bersih agar tercapainya kesehatan Ada beberapa bakteri E. Coli yang paling sering
masyarakat diperlukan beberapa indikator sebagai diukur. E. Coli berfungsi sebagai bakteri yang sering

306 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V3N2


Iklima Alimah

berkontaminasi. Penilaian kualitas air didasarkan pada Pada umumnya konsumsi air bersih untuk keperluan
sampling dan pengambilan sampel karena sering suatu perkotaan tidak dominan dipengaruhi oleh iklim
dilakukan pada intensitas strategi sampling yang tetapi dipengaruhi oleh ukuran rumah tangga. Menurut
rendah dapat memiliki dampak besar terhadap kualitas (Schleich, Joachim, 2007) konsumsi air bersih rumah
air. Kerusakan kualitas air juga dikaitkan dengan tangga dipengaruhi oleh: tarif/harga air, pendapatan
peningkatan waktu pengumpulan karena kontaminasi perkapita, jumlah kepala keluarga, jumlah penduduk,
yang mungkin terjadi selama proses pengumpulan, musim/iklim, suhu. Sedangkan menurut Kamen dan
pengangkutan dan penyimpanan. Selain itu, kualitas Darr (1976:50) beberapa faktor yang menjadi
air dapat berubah dengan cepat dan ditunjukan pada pertimbangan dalam mempengaruhi tingkat konsumsi
suatu sistem musiman. air rumah tangga antara lain: ukuran rumah tangga,
pendapatan perkapita, perkembangan wilayah, tipe
e. Kuantitas meteran, pendidikan responden, kepadatan ruang,
cakupan pelayanan
Pentingnya kuantitas air yang cukup bagi kesehatan
manusia dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti Metode
penggunaan air yang cukup untuk mencuci tangan,
kebersihan, dan mandi. Air yang cukup penting untuk Metode penelitian yang diterapkan dalam penelitian ini
hidrasi dan persiapan makanan. Menurut Organisasi adalah metode analisis deskriptif kuantitatif. Menurut
Kesehatan Dunia (WHO), standar kebutuhan air minum Nazir (2005) metode analisis dekriptif adalah suatu
untuk setiap orang yaitu sebesar 20 L per orang per metode meneliti status sekelompok manusia, suatu
hari, sehingga secara keseluruhan kebutuhan air yang objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran
diperlukan sebanyak 100 L air per orang per hari ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Selain
adalah optimal untuk memastikan bahwa konsumsi itu, menurut Sugiyono (2011) analisis deskriptif
dan kebersihan kebutuhan air sudah terpenuhi. merupakan analisis statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
f. Biaya dan Keterjangkauan menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa maksud membuat
Keterjangkauan sebagai kriteria yang digunakan untuk
kesimpulan secara umum.
mengukur akses ke layanan dalam mendapatkan air
bersih. Biaya layanan air untuk rumah tangga Metode Pengumpulan Data
dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya air,
konstruksi biaya dari sistem air, biaya operasi dan Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data
pemeliharaan, biaya pemeliharaan modal, pengeluaran sekunder. Dimana survey sekunder dilakukan untuk
untuk dukungan langsung dan tidak langsung. memperoleh gambaran mengenai tingkat konsumsi air
bersih pdam di Provinsi Jawa Barat. Tahapan pencarian
Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi air bersih data yang dilakukan oleh peneliti yaitu dengan cara,
mencari data terkait ke instansi atau dinas terkait
Menurut A.C. Worthington dan M.Hoffmann (2006)
seperti pengambilan data di seluruh PDAM kabupaten
penggunaan air bersih di perkotaan dipengaruhi oleh
dan kota di Jawa Barat dan Badan Pusat Statistik Jawa
faktor-faktor berikut: harga air, pendapatan, cuaca dan
Barat. Sedangkan untuk studi literatur dilakukan pada
faktor musim, populasi, komposisi rumah tangga.
beberapa publikasi terbatas seperti laporan RT RW,
Beberapa faktor penentu pengaruh tingkat konsumsi
dan Buku Dalam Angka setiap kabupaten dan kota di
atau kebutuhan air yang digunakan oleh masyarakat
Jawa Barat
terhadap peningkatan pelayanan air bersih di suatu
perkotaan (Nota di Lavoro; Fondazione Eni Enrico Metode Analisis
Mattei, 2005): harga air, pendapatan regional, ukuran
rumah tangga, jumlah penduduk, jumlah industri. Studi mengenai tingkat konsumsi air bersih dilakukan
Sedangkan menurut (Ray K.Linsley,1989), penggunaan dengan beberapa tahapan yaitu: (1) Identifikasi jumlah
air bersih di perkotaan dipengaruhi oleh faktor-faktor kebutuhan air bersih kabupaten/kota di Jawa Barat:
sebagai berikut (Ray K.Linsley,1989 dalam Susi, Analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif
2007:30): iklim, jumlah penduduk, industri dan dilakukan untuk mendeskripsikan jumlah kebutuhan air
perdagangan dan perkembangan wilayah. yang diperlukan oleh masyarakat di Provinsi Jawa
Barat sesuai dengan standar pelayanan minimum yang

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V3N2 | 307


Kajian Tingkat Konsumsi Air Bersih PDAM di Provinsi Jawa Barat

sudah ditetapkan. (2) Identifikasi tingkat konsumsi air mengalami kenaikan setiap tahunnya yaitu Kabupaten
bersih PDAM kabupaten/kota di Jawa Barat: Analisis Bogor dengan jumlah kebutuhan air bersih pada tahun
yang digunakan adalah analisis deskriptif agar 2012 sebesar 598,792,680 lt/org/hr. Sedangkan untuk
diketahui jumlah perbandingan tingkat konsumsi dari jumlah kebutuhan air bersih terkecil yaitu di Kabupaten
setiap pelanggan. Purwakarta yaitu sebesar 105,935,880 lt/org/hr dan
Kabupaten Sumedang sebesar 134,988,240 lt/org/hr.
Selain itu, dilakukan analisis kuadran dengan cara Hal ini terjadi dikarenakan Kabupaten Purwakarta dan
deskriptif untuk mengetahui kabupaten dan kota mana Kabupaten Sumedang merupakan salah satu
saja yang memiliki tingkat pelayanan yang tinggi kabupaten di Jawa Barat yang memiliki luas wilayah
dalam pemenuhan konsumsi air bersih oleh PDAM. (3) kecil dan jumlah penduduk yang sedikit sehingga
Identifikasi perbandingan tingkat pelayanan PDAM jumlah kebutuhan air di kabupaten tersebut menjadi
dengan tingkat konsumsi air PDAM dengan cara rendah.
analisis deskriptif, dilakukan suatu penjabaran data
konsumsi dan hasil perhitungan tingkat pelayanan b. Kebutuhan Air Bersih Kota
PDAM. (4) Identifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat konsumsi air bersih pdam di Total kebutuhan air bersih kota di Jawa Barat pada
Jawa Barat dengan menggunakan analisis deskriptif tahun 2012 yaitu sebesar 1.168.641.720 lt/org/hr.
dan alat analisis regresi berganda. Untuk mengetahui Dimana jumlah kebutuhan air bersih terbesar pada
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat tahun 2012 yaitu Kota Bandung dengan jumlah
konsumsi air bersih PDAM. kebutuhan air bersih yaitu 295.431.720 lt/org/hr.
Sedangkan untuk jumlah kebutuhan air bersih
Hasil dari analisis ini akan dideskripsikan dalam bentuk terendah yaitu di Kota Banjar sebesar 21,603,600
tabel. (5) Mengidentifikasi faktor-faktor yang lt/org/hr. Hal ini terjadi dikarenakan Kota Banjar
mempengaruhi tingkat konsumsi air bersih rumah merupakan salah satu kota yang terletak di pinggiran
tangga kabupaten/kota di Jawa Barat analisis yang Kota Bandung yang memiliki luas wilayah kecil
digunakan adalah analisis deskriptif dan alat analisis dibandingkan dengan kota-kota lain disekitarnya.
regresi berganda. Agar diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat konsumsi air bersih tumah (2) Tingkat Konsumsi Air Bersih PDAM
tangga di kabupaten/kota di Jawa Barat. (6)
Menganalisis pengaruh masing-masing faktor terhadap Untuk tingkat konsumsi air bersih di Jawa Barat pada
tingkat konsumsi air bersih perkotaan dan rumah tahun 2009 hingga tahun 2012 mengalami
tangga di Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat peningkatan setiap tahunnya.
dilakukan dengan cara asosiasi pearson yang
Tabel 1
digunakan untuk mengetahui hubungan antara
variabel-variabel dan seberapa kuat hubungan antar Presentase Kenaikan Jumlah Konsumsi Air Bersih PDAM di
variabel yang mempengaruhi tingkat konsumsi air Jawa Barat Tahun 2009 – 2012
bersih PDAM.
Tahun
Pembahasan
2009 2010 2011 2012

(1) Kebutuhan Air Bersih


Jumlah
198,284,969 200,653,130 215,135,790 226,451,766
Konsumsi
Kebutuhan air bersih dilakukan untuk mengetahui
jumlah yang dibutuhkan oleh masyarakat di Jawa Barat %
Kenaikan 1,18 7,2 4,99
agar terpenuhinya kebutuhan air bersih sesuai dengan
standar yang berlaku. 2009 -
2012 12,44
a. Kebutuhan Air Bersih Kabupaten

Jumlah kebutuhan air bersih kabupaten di Jawa Barat Dapat dilihat pada tabel di atas bahwa pada tahun
pada tahun 2012 yaitu sebesar 3.705.845.400 2012 jumlah konsumsi air bersih PDAM adalah
lt/org/hr. Jumlah kebutuhan air bersih terbesar yang sebesar 226,451,766 m3. Tingkat Konsumsi di Jawa
Barat pada tahun 2009-2012 mengalami kenaikan

308 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V3N2


Iklima Alimah

sebesar 12,44%. Kenaikan tingkat konsumsi terjadi (4) Jumlah Konsumsi Air Bersih berdasarkan
pada tahun 2009 menuju 2010 yaitu 1,18% dengan Tingkat Pelayanan PDAM
jumlah peningkatan konsumsi sebesar 2,368,161 m3
dan tahun 2010 menuju tahun 2011 mengalami Analisis tingkat konsumsi air bersih yang dilihat
kenaikan yang cukup tinggi yaitu sebesar 7,2% berdasarkan tingkat pelayanan air bersih dilakukan
dengan jumlah peningkatan sebesar 14,482,660 m3. dengan metode analisis kuadran.
Untuk tahun 2010 menuju 2011 tingkat konsumsi air
bersih PDAM di Jawa Barat mengalami kenaikan a. Tingkat Pelayanan PDAM Kabupaten
kembali namun tidak sebanding dengan tingkat
kenaikan pada tahun 2010 -2011,tingkat konsumsi air Pada diagram diketahui bahwa kabupaten di Jawa
bersih PDAM pada tahun 2011 – 2012 sebesar 4,99% Barat yang terletak pada kuadran I adalah Kabupaten
yaitu dengan nilai 11.315.976 m3. Bogor, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi,
Kabupaten Bandung. Hal ini menunjukan bahwa
(3) Konsumsi Air Bersih PDAM Berdasarkan tingkat pelayanan di keempat wilayah tersebut
Golongan Pelanggan memiliki tingkat pelayanan yang tinggi, dengan
perbandingan jumlah tingkat konsumsi pemakaian air
Besaran jumlah tingkat konsumsi air bersih PDAM bersih tinggi. Untuk wilayah kabupaten yang terletak di
dikelompokan berdasarkan kategori pelanggan yaitu kuadran II adalah Kabupaten Garut, Kabupaten
sosial umum, sosial khusus, rumah tangga, instansi Cirebon, Kabupaten Subang, Kabupaten Sukabumi,
pemerintah, niaga dan industri. Berdasarkan data hasil dan Kabupaten Majalengka. Hal ini menunjukan bahwa
olahan yang diperoleh rata-rata tingkat konsumsi air tingkat pelayanan air bersih PDAM di kelima kabupaten
bersih di Jawa Barat pada tahun 2009–2014 didominasi tersebut tingkat pelayanan tinggi, namun tidak
oleh pemakaian air dalam kategori pelanggan rumah berdampak terhadap tingkat konsumsi air bersih
tangga baik rumah tangga sederhana, menengah dan dikarenakan tingkat konsumsi air bersih tetap rendah.
mewah.
Untuk wilayah kabupaten yang terletak pada kuadran
Tingkat konsumsi untuk kategori rumah tangga rata- III yaitu Kabupaten Purwakarta, Kabupaten
rata sebesar 75% dari keseluruhan nilai tingkat Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Sumedang
konsumsi air untuk kebutuhan non-domestik seperti dan Kabupaten Kuningan. Dimana keempat kabupaten
kebutuhan sosial umum, sosial khusus, instansi tersebut merupakan wilayah yang memiliki tingkat
pemerintah, niaga, dan industri. Perbandingan pelayanan air bersih PDAM yang rendah dan memiliki
konsumsi air bersih di Jawa Barat berdasarkan kategori pengaruh terhadap tingkat konsumsi yang rendah
pelanggan dapat diihat pada gambar berikut ini: pula. Untuk wilayah yang terletak pada kuadran IV
yaitu Kabupaten Bandung Barat memiliki tingkat
180,000,000
pelayanan air bersih yang rendah, namun tingkat
160,000,000
140,000,000 konsumsi di kabupaten tersebut tinggi.
120,000,000
100,000,000
80,000,000 Bogor

60,000,000 Garut

40,000,000 Karawang

20,000,000 Sukabumi

- Cirebon
Subang
Bekasi

2009 Bandung

2010 Majalengk Purwakart

2011
Tasikmala

2012 Ciamis

Kuningan

Sumber: Hasil Analisis, 2014

Sumedan

Gambar 1
Bandung Barat

Konsumsi Air Bersih berdasarkan Kategori Pelanggan di Jawa Gambar 2


Barat Tahun 2009 – 2012 Kuadran Tingkat Pelayanan Air Bersih PDAM Kabupaten
di Jawa Barat

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V3N2 | 309


Kajian Tingkat Konsumsi Air Bersih PDAM di Provinsi Jawa Barat

b. Tingkat Pelayanan PDAM Kota terhadap air bersih yang telah disediakan oleh PDAM di
Jawa Barat.
Pada diagram diketahui bahwa tingkat pelayanan di
setiap kota di Jawa Barat yang terletak pada kuadran I a. Analisis Perbandingan Tingkat Pelayanan
adalah Kota Bandung, Kota Cirebon dan Kota Bogor. Kabupaten dengan Tingkat Konsumsi Air
Hal ini menunjukan bahwa tingkat pelayanan di ketiga Bersih PDAM Kabupaten di Jawa Barat
wilayah tersebut memiliki tingkat pelayanan yang
tinggi, sehingga menyebabkan tingkat konsumsi Tingkat pelayanan PDAM untuk melayani pemenuhan
pemakaian air bersih menjadi besar. Untuk kota yang kebutuhan air bersih di setiap kabupaten di Jawa Barat
terletak di kuadran II adalah Kota Tasikmalaya. Hal ini sudah tinggi dimana seperti untuk Kabupaten Bogor,
menunjukan bahwa tingkat pelayanan air bersih PDAM Kabupaten Garut dan Kabupaten Karawang, dan
di Kota Tasikmalaya tersebut tersebut tinggi, namun Kabupaten Bekasi tingkat pelayanan PDAM sudah
tidak mempengaruhi tingkat konsumsi air bersih di mencapai lebih dari 30%.
Kota Tasikmalaya, dimana konsumsi air bersih di Kota
Tasikmalaya masih rendah.
60,000,000,000
50,000,000,000
Untuk wilayah kabupaten yang terletak pada kuadran 40,000,000,000

III yaitu Kota Bekasi, Kota Cimahi, Kota Banjar dan 30,000,000,000
20,000,000,000
Kota Sukabumi. Dimana ketiga kota tersebut 10,000,000,000 Tingkat Pelayanan

merupakan wilayah dengan tingkat pelayanan air - Tingkat Konsumsi

Kab. Tasikmalaya
Kab. Bandung

Kab. Bekasi

Kab. Ciamis

Kab. Karawang
Kab. Bogor

Kab. Majalengka
Kab. Garut

Kab. Subang

Kab. Sumedang
Kab. Bandung Barat

Kab. Kuningan

Kab. Sukabumi
Kab. Cirebon

Kab. Purwakarta
bersih PDAM yang rendah dan memiliki pengaruh
terhadap tingkat konsumsi yang rendah pula.
Sedangkan untuk wilayah yang terletak pada kuadran
IV yaitu Kota Depok memiliki tingkat pelayanan air
bersih PDAM yang rendah, namun tingkat konsumsi air Sumber: Hasil Analisis, 2014
bersih di Kota Depok tetap tinggi. Gambar 4
Perbandingan Tingkat Pelayanan PDAM dengan Jumlah
Konsumsi Air PDAM Kabupaten di Jawa Barat
Tahun 2012
Bandung

Berdasarkan diagram, dapat diketahui kabupaten yang


Bogor
memiliki cakupan pelayann yang tinggi dan diikuti
dengan tingginya tingkat konsumsi air bersih di
kabupaten tersebut terjadi di dua kabupaten saja yaitu
Tasikmalay Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor. Sedangkan
dikabupaten lainnya tingginya cakupan pelayanan di
Cirebon

setiap daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap


Depok
peningkatan konsumsi air bersih yang dikonsumsi oleh
masyarakat kepada PDAM.
Cimahi
Bekasi

Banjar Sukabumi

b. Analisis Perbandingan Tingkat Pelayanan


Gambar 3 Kabupaten dengan Tingkat Konsumsi Air
Kuadran Tingkat Pelayanan Air Bersih PDAM seluruh Kota di Bersih PDAM Kota di Jawa Barat
Jawa Barat
Tingkat pelayanan air bersih di seluruh kota di Jawa
(5) Analisis Perbandingan Tingkat Pelayanan Air Barat cukup tinggi dimana tingkat pelayanan yang
Bersih PDAM dengan Tingkat Konsumsi Air paling tinggi yaitu di Kota Bandung yang sudah
PDAM di Kabupaten/Kota Jawa Barat mencapai 60% cakupan pelayanannya.

Analisis perbandingan tingkat pelayanan air bersih Berdasarkan gambar 5 dapat diketahui bahwa tingkat
PDAM dengan tingkat konsumsi air bersih kabupaten pelayanan PDAM untuk setiap kota di Jawa Barat
dan kota di Provinsi Jawa Barat dilakukan untuk masih rendah. Dimana hanya terdapat dua kota yang
mengetahui tingkat konsumsi air bersih masyarakat memiliki tingkat pelayanan cukup tinggi yaitu Kota
Bandung dan Kota Bogor.

310 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V3N2


Iklima Alimah

70,000,000,000
𝑌𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 = 2.562 + 0.253 (perkembangan_wilayah) +
60,000,000,000 0.430 (Cakupan_pelayanan) + 0.266
50,000,000,000 (jumlah_penduduk) - 0.488 (Tarif)
40,000,000,000
30,000,000,000
20,000,000,000
Tingkat Pelayanan Model regresi ini memberikan penjelasan bahwa setiap
10,000,000,000
Tingkat Konsumsi peningkatan atau penambahan 1% dari perkembangan
- wilayah (jumlah sarana dan prasarana suatu
perkotaan) akan meningkatkan 0.253% jumlah
konsumsi air bersih PDAM di Jawa Barat. Setiap
peningkatan 1% dari jumlah penduduk akan
meningkatkan 0.430% jumlah konsumsi air bersih
Sumber: Hasil Analisis, 2014

Gambar 5
PDAM di Jawa Barat. Setiap peningkatan 1% dari
Perbandingan Tingkat Pelayanan PDAM dengan Jumlah
Konsumsi Air PDAM Kota di Jawa Barat Tahun 2012
cakupan pelayanan akan meningkatkan 0.266 %
jumlah konsumsi air bersih PDAM di Jawa Barat, dan
Untuk beberapa kota lain seperti Kota Cimahi, Kota setiap 1% peningkatan tarif akan menurunkan 0.488%
Depok, Kota Bekasi dan Kota Cirebon. Peningkatan jumlah konsumsi air bersih PDAM di Jawa Barat.
cakupan pelayanan dan jumlah konsumsi air Besaran pengaruh masing-masing variabel yaitu
berbanding seimbang, dimana jumlah konsumsi air perkembangan wilayah sebesar 72,59%, cakupan
bersih akan meningkat sesuai dengan tingkat pelayanan sebesar 57,76%, jumlah penduduk sebesar
pelayanan yang diberikan oleh PDAM. Sedangkan 63,2% dan tarif sebesar 1,4%.
untuk Kota Sukabumi, Kota Banjar dan Kota
Tasikmalaya memiliki tingkat konsumsi air bersih yang  Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
rendah dibandingkan dengan tingkat pelayanan yang Konsumsi Air berdasarkan kabupaten
sudah diberikan oleh PDAM kepada masyarakat.
Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi air bersih
(6) Faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat kabupaten di Jawa Barat di dapat suatu persamaan
Konsumsi Air Bersih regresi berganda yaitu sebagai berikut:

Faktor-faktor yang akan dibahas disini adalah faktor 𝑌𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 = 1.062 + 0.243 (jumlah_penduduk) + 0.290
yang mempengaruhi tingkat konsumsi air bersih baik di (perkembangan_wilayah) + 0.474
kabupaten maupun kota di Provinsi Jawa Barat dan (Cakupan_Pelayanan)
juga faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
Dari model regresi ini memberikan penjelasan bahwa
konsumsi air bersih PDAM khususnya golongan rumah
setiap peningkatan 1% dari jumlah penduduk akan
tangga
meningkatkan 0.272% jumlah konsumsi air bersih di
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat setiap kabupaten Jawa Barat. Setiap peningkatan atau
Konsumsi Air Bersih Kabupaten/Kota di penambahan 1% dari perkembangan wilayah (jumlah
Jawa Barat sarana di kabupaten) akan meningkatkan 0.290%
jumlah konsumsi air bersih kabupaten di Jawa Barat
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi air dan setiap 1% peningkatan cakupan pelayanan akan
bersih suatu daerah maupun perkotaan berdasarkan meningkatkan 0,474% tingkat konsumsi air bersih
literatur yang telah dikumpulkan antara lain tarif, kabupaten di Jawa Barat. Besaran pengaruh masing-
jumlah penduduk, jumlah kepala keluarga, PDRB, masing variabel yaitu jumlah penduduk sebesar
pendapatan, perkembangan wilayah. 63,2%, perkembangan wilayah sebesar 52,6%, dan
cakupan pelayanan sebesar 51,98%.
 Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Konsumsi Air di Jawa Barat  Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Konsumsi Air berdasarkan kota
Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi air bersih
di Jawa Barat di dapat suatu persamaan regresi Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi air bersih
berganda yaitu sebagai berikut: kota di Jawa Barat di dapat suatu persamaan regresi
berganda yaitu sebagai berikut:

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V3N2 | 311


Kajian Tingkat Konsumsi Air Bersih PDAM di Provinsi Jawa Barat

𝑌𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 = 2.584 + 0.368 (perkembangan_wilayah) + 𝑌𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 = 1.648 + 0.829 (jumlah_penduduk) + 0.296


0.412 (cakupan_pelayanan) (pendapatan) + 0,262 (kepadatan)

Dari model regresi ini memberikan penjelasan bahwa Dari model regresi ini memberikan penjelasan bahwa
setiap peningkatan atau penambahan 1% dari setiap peningkatan atau penambahan 1% dari jumlah
perkembangan wilayah (jumlah sarana di kota) akan penduduk akan meningkatkan 0.829 % jumlah
meningkatkan 0.368 % jumlah konsumsi air bersih konsumsi air bersih rumah tangga kabupaten di Jawa
kota di Jawa Barat. Setiap peningkatan 1% dari Barat. Setiap peningkatan 1% dari pendapatan akan
cakupan pelayanan akan meningkatkan 0.412 % meningkatkan 0.296 % jumlah konsumsi air bersih
jumlah konsumsi air bersih di setiap kota di Jawa rumah tangga di kabupaten di Jawa Barat. Setiap
Barat. Besaran pengaruh masing-masing variabel yaitu peningkatan 1% dari kepadatan ruang akan
perkembangan wilayah sebesar 71,4%, dan cakupan meningkatkan 0.262 % jumlah konsumsi air bersih
pelayanan sebesar 66,1%. rumah tangga kabupaten di kabupaten di Jawa Barat.
Besaran pengaruh masing-masing variabel yaitu
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat jumlah penduduk sebesar 54,1%, pendapatan sebesar
Konsumsi Air Rumah Tangga 42,9% dan kepadatan ruang sebesar 35,6%.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi air  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat
bersih rumah tangga berdasarkan literatur yang telah Konsumsi Air Bersih Rumah Tangga
dikumpulkan antara lain: tarif/ harga air, jumlah berdasarkan Kota di Jawa Barat
penduduk, jumlah kepala keluarga (anggota keluarga),
pendapatan per kapita, dan kepadatan ruang. Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi air bersih
untuk golongan rumah tangga kota di Jawa Barat di
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat dapat suatu persamaan regresi berganda yaitu sebagai
Konsumsi Air Bersih Rumah Tangga di Jawa berikut:
Barat
𝑌𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 = 3.335 + 0.299 (jumlah_penduduk) + 0,352
Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi air bersih (kepadatan)
untuk golongan rumah tangga di Jawa Barat di dapat
suatu persamaan regresi berganda yaitu sebagai Dari model regresi ini memberikan penjelasan bahwa
berikut: setiap peningkatan atau penambahan 1% dari jumlah
penduduk akan meningkatkan 0.299 % jumlah
𝑌𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑠𝑖 = 5.134 + 0.758 (jumlah_kk) – 0.303 (tarif) konsumsi air bersih rumah tangga kabupaten di Jawa
Barat. Setiap peningkatan 1% dari pendapatan akan
Dari model regresi ini memberikan penjelasan bahwa meningkatkan 0.352% jumlah konsumsi air bersih
setiap peningkatan atau penambahan 1% dari jumlah rumah tangga kota di Jawa Barat. Setiap peningkatan
anggota keluarga (kk) akan meningkatkan 0.758 % 1% dari kepadatan ruang akan meningkatkan 0.262 %
jumlah konsumsi air bersih rumah tangga di Jawa jumlah konsumsi air bersih rumah tangga kota di
Barat. Setiap peningkatan 1% dari tarif akan kabupaten di Jawa Barat. Besaran pengaruh masing-
meningkatkan 0.303 % jumlah konsumsi air bersih masing variabel yaitu jumlah penduduk sebesar 52,8%
rumah tangga di Jawa Barat. Besaran pengaruh dan kepadatan ruang sebesar 47,7%.
masing-masing variabel yaitu perkembangan wilayah
sebesar jumlah anggota keluarga sebesar 41,7% dan Kesimpulan
tarif sebesar 0,2%.
Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa rata-
 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat rata tingkat konsumsi air bersih PDAM masih rendah.
Konsumsi Air Bersih Rumah Tangga Untuk tingkat kabupaten, besarnya cakupan pelayanan
berdasarkan Kabupaten di Jawa Barat PDAM tidak sebanding dengan tingkat konsumsi di
masing-masing kabupaten tersebut. Kabupaten-
Faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi air bersih kabupaten yang memiliki tingkat konsumsi air yang
untuk golongan rumah tangga kabupaten di Jawa rendah adalah Kabupaten Ciamis, Cirebon, Kuningan,
Barat di dapat suatu persamaan regresi berganda yaitu Purwakarta, Majalengka, Karawang, Subang dan
sebagai berikut: Tasikmalaya. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan

312 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V3N2


Iklima Alimah

tingkat pelayanan air bersih PDAM dengan jumlah diperlukan suatu peningkatan cakupan pelayanan
konsumsi air bersih setiap kabupaten di Jawa Barat. dengan cara pengoptimalan perluasan daerah
Untuk skala kota di Jawa Barat, tingkat konsumsi air pelayanan yang masih dapat dijangkau oleh PDAM di
bersih rata-rata diimbangi dengan tingkat pelayanan setiap kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat,
yang diberikan masing-masing PDAM di kota tersebut. meningkatkan standar pelayanan sesuai dengan
Secara keseluruhan presentase tingkat konsumsi air Kepmendagri No 47 Tahun 1999 yaitu dalam aspek
bersih PDAM baik di kabupaten dan kota di Provinsi operasional baik sistem operasional, aspek fisik (pipa
Jawa Barat didominasi oleh kelompok pelanggan distribusi) dan altenatif untuk mengantisipasi
rumah tangga sehingga kenaikan dan penurunan kurangnya distribusi air kepada masyarakat seperti
pemakaian air bersih PDAM oleh kelompok pelanggan kontinuitas pelayanan, penanganan tingkat kebocoran
rumah tangga mampu mempengaruhi penurunan dan pencurian air.
jumlah pelanggan secara keseluruhan, walaupun pada
saat yang sama kelompok pelanggan lainnya Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi
mengalami peningkatan. air bersih dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
bagi PDAM dan juga pemerintah kota/kabupaten dalam
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat evaluasi kinerja pelayanan PDAM terhadap masyarakat.
konsumsi air bersih PDAM di Jawa Barat baik pada Tarif air bersih sebagai fakor yang dominan dalam
skala kota maupun kabupaten. Dari beberapa faktor peningkatan konsumsi air bersih dapat dilakukan
yang sudah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa faktor dengan suatu rekomendasi dimana penetapan tarif air
yang paling dominan mempengaruhi tingkat konsumsi bersih harus disesuaikan dengan karakteristik
air bersih di suatu wilayah adalah perkembangan masyarakat di setiap wilayah di Jawa Barat baik kota
wilayah, cakupan pelayanan, jumlah penduduk, dan maupun kabupaten. Selain itu, pemenuhan kebutuhan
tarif. Hal ini terjadi dikarenakan perkembangan wilayah air bersih sebagai salah satu infrastruktur yang paling
yang berhubungan dengan perkembangan fisik suatu penting harus disesuaikan dengan perkembangan
wilayah dimana suatu wilayah dengan pertumbuhan wilayah agar dapat menunjang pembangunan di
penduduk yang tinggi akan berpengaruh pada wilayah tersebut dalam perkembangan perekonomian,
pembangunan di suatu wilayah sehingga jumlah pemenuhan kebutuhan setiap fasilitas di suatu wilayah
sarana dan prasarana pembentuk kota akan dan pemenuhan suatu aktifitas masyarakat, agar
bertambah seperti penambahan jaringan-jaringan tercipta suatu pusat kegiatan yang produktif.
infrastruktur baru dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat salah satunya air bersih. Ucapan Terima Kasih

Untuk golongan rumah tangga sebagai kategori Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Heru
pelanggan yang paling dominan menggunakan air Purboyo Hidayat Putro selaku pembimbing, atas
bersih, faktor yang paling dominan mempengaruhi bimbingannya dalam menyusun penelitian ini.
peningkatan air bersih adalah pendapatan perkapita
Daftar Pustaka
dan kepadatan ruang. Hal ini dapat dijelaskan bahwa
dengan semakin meningkatnya pendapatan didalam Anwar, Mochamad Idhori. (2010): “Dasar-dasar
suatu rumah tangga maka akan semakin besar Statistika”. Bandung: Alfabeta
kemampuan masyarakat dalam melakukan Arbues, Fernando, Inmaculada Villanua dan Ramon
pembayaran penggunaan air minum. Kepadatan ruang Berberan (2008): Household Size and Residential
menjadi faktor yang penting pula dikarenakan Water Demand: an Empirical Approach. Journal of
kepadatan dipengaruhi oleh pertumbuhan jumlah Agricultural and Resource Ecconomics. Vol 54 pp:
penduduk, dimana semakin meningkat jumlah 61 – 80
penduduk, maka akan meningkat pula jumlah sarana Arbues, Fernando, Maria Angeles G dan Roberto
perumahan di suatu wilayah dikarenakan perumahan Martinez. (2002): Estimation of Residential Water
merupakan kebutuhan primer bagi setiap masyarakat. Demand: a State of the Art Review. Journal of
Socio Economics No. 32 pp 81 - 102
Rekomendasi
Bithas, Kostas. (2008): The Sustainable Residential
Water Use: Sustainability. Efficiency and Social
Berdasarkan hasil kesimpulan yang didapat dalam
Equity. The Eropean Experience. Journal of
peningkatan jumlah konsumsi air bersih PDAM
Ecological Economics. pp 221 – 229

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V3N2 | 313


Kajian Tingkat Konsumsi Air Bersih PDAM di Provinsi Jawa Barat

Babel, M.S, A. Das Gupta. P. Pradhan. (2006): A Nazir, Mohammad. (2005): “Metode Penelitian”.
Multivariate Economic Approach for Domestic Jakarta: Ghalia Indonesia.
Water Demand Modelling: An Application to Paul, Lehmann. (2011): “Making Water Affrodable to
Kathmandu, Nepal. Journal of Water Resource all: A Typology and Evaluation of Option for Urban
Management Vol 21 pp 573 - 589 Pricing. Working Paper. Helmholtz Centre for
Dalhauisen, Jasper dan Peter Nijkamp. (2002). Critical Environmental Research (UFZ)
for Achieving Multiple Goals With Water Tariff Sasongko, Djoko. (2008): “Teknik Sumber Daya Air”.
Systems: Combining Limited Data Sources and Jakarta: Erlangga.
Expert Tetimony. Journal of Water Resources Sembiring, R. K. (2007): “Analisis Regresi”. Bandung:
Research. Vol. 38, No. 7 ITB
Hadjer. K, T. Klein dan M. Schopp. (2005): Water Sugiyono, (2011): “Metode Penelitian Kuantitatif
Consumption Embedded in its Social Context, Kualitatif dan R&D”. Bandung: Alfabeta
North-Western Benin. Journal of Physics and Totajada, Cecilia. (2006): Water Management in
Chemistry. Vol. 30 pp 357 - 364 Singapore. Journal of Water Resource
Joachim, Schleich dan Thomas Hillenbrand. (2007): Development. Vol. 22 No. 2 pp 227 - 240
Deteminants of Residential Water Demand ini Worthington, C. Andrew and Mark Hoffman (2006): “A
Germany. Working Paper Sustainability and State of the Art Review of Residential Water
Innovation, No. S 3 Demand Modelling”. Working Paper, University of
Koutsoyiannis, Demetris. (2011): Scale of Water Wollongong, Australia
Resources Development and Sustainability: Small Worthington., C Andrew dan Mark Hoffman (2008): An
is Beautiful, large is great. Journal of Empirical Survey of Residential Water Demand
Hyudrological Sciences. Vol. 56 pp 553 – 574 Modelling. Journal of Economics Surveys. Vo. 22
Massimillianno, Mazzanti dan Mantini Anna. (2005). No 5 PP. 842 – 871
“The Deterrminants of Residential Water Demand Zaetland, David dan Christopher Gasson. (2012): A
Empirical Evidence fo a Panel of Italian”. Working Global Survey of Urban Water Tariffs: Are They
Paper Fondazione Eni Enrico Mattei, No. 27 Sustainable, Efficient, and fair. International
Journal of Water Development. pp 1 – 1.

314 | Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota B SAPPK V3N2

Anda mungkin juga menyukai