Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA

BARAT
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Jln Prabu Rangkasari Dasan Cermen Telp./Fax (0370) 7502424/7502992
Mataram
Kode Post : 83232 Email:rsud@ntbprov.go.id. Website:rsud.ntbprov.go.id

LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD PROVINSI
NTB NOMOR : / /RSUD P/2018
TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN
FMEA (FAILURE MODE EFFECT
ANALYSIS) RSUD PROVINSI NTB

PANDUAN
FMEA (FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS)

BAB I
DEFINISI FMEA (FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS)

1. FMAE adalah metode perbaikan kinerja dengan mengidentifikasi dan mencegah potensi
kegagalan sebelum terjadi. Hal ini di desain untuk meningkatkan keselamatan pasien.
2. FMEA adalah proses proaktif, dimana kesalahan dapat dicegah dan di prediksi agar dapat
mengantisipasi kesalahan sehingga meminimalkan dampak buruk.
3. FMAE dapat mencegah eror dan nearmiss dan mencegah cedera pada pasien sehingga
meningkatkan effectivitas dan effeciency proses, dengan menggunakan pendekatan
proaktif untuk keselamatan pasien juga membuet lingkungan lebih baik dengan
mempertemukan keinginan kostumer, regulator, pembayar untuk fokus pada penurunan
resiko dan peningkatan akuntabilitas.

1
BAB II
RUANG LINGKUP DAN TATA LAKSANA

I. RUANG LINGKUP
FMEA dapat dilakukan pada :
 Proses yang telah dilakukan saat ini
 Proses yang belum dilakukan atau baru akan dilakukan, misalnya :
- Implementasi elektronik RM
- Pembelian alat baru,dll
II. TATA LAKSANA
Langkah-Langkah Analisis Modus Kegagalan Dan Dampak (AMKD)
1. Tetapkan topik AMKD/FMEA
2. Bentuk tim
3. Gambarkan alur proses
4. Buat hazard analyis
5. Tindakan dan pengaturan outcome

Langkah 1. Tetapkan topik AMKD/FMEA


Pilih proses beresiko tinggi
1) Proses baru
Misalnya : proses mengoperasikan alat infus baru di IGD
2) Proses yang sedang berjalan
Misalnya : proses pengadaan gas medis secara sentral
3) Proses dalam klinis
Misalnya : proses pelayanan katerisasi jantung
4) Proses non-klinis
Proses komunikasi perawat ke dokter pada saat konsul
Langkah 2.
Membentuk tim
1) Multidisiplin
2) Tidak lebih dari 10 orang (idelanya 4-8 orang)
3) Memiliki pengetahuan tentang proses yang akan dianalisis
4) Mengikutkan orang yang tidak terlibat dalam proses

2
5) Ada leadernya
6) Satu orang yang memiliki critical thingking

Langkah 3.
Gambarkan alur proses
1) Buat dan verifikasi alur diagram proses
2) Pastikan setiap langkah dalam alur proses diberi nomor
3) Jika prosesnya kompleks identifikasi proses yang akan sifokuskan identifikasi semua sub
proses untuk setiap sub proses teridentifikasi
4) Buat alur diagram proses (Pindahkan dalam kotak)

Langkah 4.
Hazard analysis
1) Cari modus kegagalan
2) Tentukan hazard score
3) Gunakan analisa pohon keputusan
4) Data semua potensial penyebab

Langkah 5.
Tindakan dan pengaturan outcome
1) Tentukan apakah potensial penyebab modus kegagalan akan di kontrol, eliminasi
atau diterima.
2) Jelaskan tindakan untuk setiap potensial modus kegagalan yang akan dieliminasi
atau dikontrol
3) Identifikasi ukuran outcome yang akan digunakan analisa da uji redisign proses
4) Identifikasi penanggung jawab untuk melaksanakan tindakan tersebut
5) Tentukan apakah diperlukan dukungan manajemen puncak untuk melaksanakan
rekomendasi tersebut

BAB IV

3
DOKUMENTASI

FMEA (FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS)di RSUD Provinsi NTB terdokumentasi


melalui hardfile dan softfile sesuai kebutuhan. Data hardfile dan atau soft file terdokumentasi
dan tersimpan oleh komite PMKP dan Penanggung jawab data.

Contoh Format REGISTER RISIKO INSTALASI ........... RSUD PROVINSI NTB

RANKING
KATEGORI SKOR PENGONTROLAN
NO DAMPAK FREKUENSI RISIKO (utk
RISIKO RISIKO (x Risiko)
Tindakan)
1 PELAYANAN

2 ASET

3 KARYAWAN

4 KEUANGAN

5 KOMPLAIN

1. DAMPAK (Sangat ringan, Ringan, Sedang, Berat, sangat berat)


2. FREKUENSI (sangat jarang, Kadang, Sering, sangat sering)
3. PENGONTROLAN (Sulit, agak sulit, agak mudah, mudah)
4. SKOR RISIKO (1-25)

BAB IV

4
PENUTUP
FMEA (FAILURE MODE EFFECT ANALYSIS)

Kegiatan FMAE sangat penting untuk mengidentifikasi dan mencegah potensi


kegagalan sebelum terjadi. FMAE dapat mencegah eror dan nearmiss dan mencegah cedera
pada pasien sehingga meningkatkan effectivitas dan effeciency proses, dengan menggunakan
pendekatan proaktif untuk keselamatan pasien juga membuet lingkungan lebih baik dengan
mempertemukan keinginan kostumer, regulator, pembayar untuk fokus pada penurunan
resiko dan peningkatan akuntabilitas.

Anda mungkin juga menyukai