MUTU LISTRIK
II.1. Umum
Mutu listrik adalah kestabilan, kontinuitas dan pelayanan dari pemasok tenaga
listrik ke pelanggan sebagai pengguna tenaga listrik.
Hal-hal yang berhubungan dengan mutu listrik, antara lain: jumlah/kali padam
per bulan, lamanya padam/bulan, kestabilan frekwensi dan kestabilan
tegangan. Sebagai contoh: peralatan-peralatan listrik yang dipakai pelanggan,
tegangannya telah di sesuaikan oleh pabrik pembuat, dengan tegangan yang
ada dinegara tersebut. Penurunan atau kenaikan tegangan sangat
berpengaruh pada peralatan-peralatan listrik, kadang-kadang dapat
memanaskan peralatan listrik sehingga merusak peralatan listrik tersebut. Jika
tegangan yang dipasok kebeban turun dapat berpengaruh, antara lain:
a. Dapat mempengaruhi pemasukan energi dari pemasok listrik
b. Kuat penerangan dari lampu pijar akan berkurang, jika penerangan
mempergunakan lampu TL, jika tegangan jauh dibawah tegangan nominal,
lampu TL tersebut tidak dapat menyala.
c. Terjadi pemanasan pada kumparan motor induksi yang dipergunakan
pada lemari es, pompa air dan motor-motor induksi yang dipergunakan di
pabrik.
Pada bab ini membahas yang berhubungan dengan mutu listrik antara lain
tentang: tegangan, frekwensi, SAIDI dan SAIFI.
23
Tegangan Nominal adalah Tegangan fasa-fasa atau fasa-netral (rms)
yang mana sistem tenaga listrik beroperasi (frekwensi 50 Hz) , idealnya
5% dari sistem tegangan antara beban dasar dan beban puncak. Untuk di
Indonesia + 5 % dan – 10 % dari tegangan nominal.
Sistem tegangan maksimum adalah tingginya tegangan fasa-fasa
(rms) atau fasa-netral (rms) yang mana peralatan dapat menampung
(frekwensi 50 Hz), tanpa menimbulkan kerusakan pada peralatan
tersebut, untuk sistem tegangan maksimum di Indonesia dengan
kenaikan tegangan + 5 %.
Tegangan pelayanan adalah tegangan fasa-fasa (rms) atau fasa-netral
(rms) dimana tegangan dari pemasok tenaga listrik dihubungkan ke
beban (frekwensi 50 Hz), misal: dari Gardu Induk dihubungkan ke beban
dengan tegangan 20 kV (fasa-fasa) atau dari gardu distribusi
dihubungkan ke beban dengan tegangan rendah 220 volt (fasa-
netral)/380 volt (fasa-fasa). Tegangan pelayanan dapat dikatakan untuk
tegangan rendah dari Kotak kWh meter ke pemakai listrik.
Tegangan pemakaian adalah Tegangan fasa-fasa (rms) atau fasa-
netral (rms) di terminal dimana beban tersambung (frekwensi 50 Hz),
misal dari Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) ke peralatan listrik.
Tegangan pemakaian adalah Tegangan fasa-fasa (rms) atau fasa-
netral (rms) di terminal dimana beban tersambung, misal dari
Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) ke peralatan listrik.
24
Tegangan menengah (TM)
Adalah tegangan yang besarnya diatas 1000 volt, di Indonesia tegangan
pelayanan yang dipasok dari Gardu Induk sebesar 20.000 volt (fasa-
fasa) disebut tiga fasa tiga kawat.
Sesuai peraturan pada Tarip Dasar Listrik tegangan menengah 20.000
volt, dipergunakan untuk memasok pelanggan mempunyai daya diatas
200.000 VA sampai dengan 30.500.000 VA(8).
25
Klasifikasi daya
Daya 450 VA s/d 200 kVA tegangan pasokan 220 – 380 volt
Daya 201 kVA s/d 30.500.000 VA tegangan pasokan 20.000 volt
Daya > 30.500.000 VA tegangan pasokan 70.000 – 150.000
volt
26
Jika pada jaringan distribusi primer mempergunakan tegangan 20.000
volt, tegangan diujung jaringan turun dibawah 18.000 volt (< -10%), untuk
menaikan tegangan di ujung jaringan dapat mempergunakan:
a. Jika faktor daya (power factor) masih baik (> 0,85), tetapi jaringan
tenaga listriknya panjang, dan beban-bebannya sebagian besar bukan
beban induktif, tetapi tegangan < 18.000 volt, Kenaikan tegangannya
dapat mempergunakan line drop compensator atau memasang auto
trafo pada titik dimana tegangan turun paling optimum.
b. Jika jaringan tegangan menengah yang mempergunakan saluran
udara, faktor daya (power factor ) dibawah atau = 0,85 yang
diakibatkan oleh banyaknya beban induktif dan jaringan distribusinya
panjang, tegangan < 18.000 volt dapat mempergunakan kompesator
kapasitor shunt yang terpasang pada saluran udara tegangan
menengah pada titik tegangan dan faktor daya turun.
27
Tegangan diujung jaringan tenaga listrik juga tidak boleh terlalu rendah,
bila terlalu rendah lampu pijar akan menyala dengan suram.
Contoh 2: Tegangan turun menjadi 150 volt (data lain lihat no 1 diatas)
150
Maka: P = 18,60 Watt
1210
Dengan turunnya daya aktif dari 40 Watt menjadi 18,60
Watt,
= 697,5 lumen
28
Kalau tegangan 220 Volt
Kenaikan tegangan = [220 + (5%x220)] Volt = 231 Volt
Turunnya tegangan = [220 – (10%x220)] Volt = 198 Volt
Penyelesaian:
GI
150 kV 20 kV 16 kV
(a)
Gardu Distribusi
Tegangan
Rendah
29
Tegangan
20 kV
16 kV
Jarak
(b)
16 kV
VTR Baru x380 Volt 304 Volt
20 kV
304
VTR fasa-N = 175,5 volt
3
Dengan tegangan fasa – netral 175,5 volt, kuat penerangan
akan menjadi turun.
30
Perubahan frekuensi akan menyebabkan berubahnya putaran motor
induksi, Misal: motor induksi dipergunakan untuk mengoperasikan mesin
tenun, dengan frekuensi turun (< 50 Hz), mesin tenun akan beroperasi
dengan kecepatan dibawah nominalnya, perubahan kecepatan ini akan
merubah pula kualitas hasil tenunannya.
Banyak peralatan listrik lainnya yang akan berubah unjuk kerjanya bila
frekuensi berubah, antara lain : meja putar (turn table), motor induksi
untuk pabrik kertas, pompa air, motor induksi untuk lemari es dls.
Perubahan frekuensi ini sangat dipengaruhi oleh naik turunnya beban dan
kesiapan Pusat listrik untuk melayani beban, Jika:
Contoh 4: Sebuah Motor induksi 1 fasa tegangan 220 volt jumlah pole 4
kutub frekwensi 50 Hz, dijalankan kecepatan 1455 rpm jika
frekwensi turun menjadi 49 Hz maka putaran motor akan
turun
Penyelesaian:
Pada frekwensi 50 Hz
120 f
Ns rpm (II.3)
p
120 x 50
1500 rpm
4
31
Kecepatan rortor sebenarnya N = 1455 rpm
Kecepatan slip = NS – N = 1500 – 1455
= 45 rpm
45
Slip = x 100% 3%
1500
120 x 49
N S 1470 rpm
4
1470 1455
Slip = x 100% 1%
1500
II.4.3. Harmonik:
32
Tegangan harmonik adalah tegangan frekwensi kelipatan frekwensi dasar,
sebagai dasar penilaian digunakan faktor distorsi total (total distortion
factor). Timbulnya tegangan harmonik tidak saja dikarenakan peralatan
pemakai yang kurang memenuhi syarat, tetapi juga bisa karena peralatan
atau sistem pemasok listrik. Desain generator atau trafo daya yang
kurang baik dapat menimbulkan harmonik. Walaupun harmonik ini kecil
tegangannya tetapi dengan adanya kemungkinan resonansi besi (fero
resonance) tegangan harmonik ini bisa jadi besar (amplified). Kasus
semacam ini tidak terjadi di sistem kelistrikan di Indonesia pada
umumnya.
Untuk di Indonesia batasan harmonik: yang terjadi pada titik sambungan
bersama, dibatasi maksimum(8)
a. Pada sistem 20 kV faktor distorsi total diijinkan maksimum 5%
b. Pada sistem 70 kV faktor distorsi total yang diijinkan maksimum 3%.
c. Pada sistem 150 kV faktor distorsi total yang diijinkan 2% selama
beberapa puluh menit
= Bn
1
2
(II.4)
dimana :
Un
Bn = dengan n 2
U1
Atau
tegangan harmonik ke n
Bn = tegangan frekwensi dasar
Arus harmonik timbul karena adanya beban yang tidak linier. Arus
harmonik akan menambah besar arus dipenghantar netral. Adanya arus
33
harmonik dapat meningkatkan rugi jaringan karena energi harmonik tidak
dapat diukur meter kWh standar.
34
misalnya dari sistem interkoneksi arus negatif sequence ini tidak
dirasakan oleh generator yang sedang beroperasi.
Pada sistem tegangan rendah, jika penghantar netral putus dapat
mengakibatkan naiknya tegangan pada fasa yang mempunyai beban
rendah dan beban yang mempunyai beban besar tegangan akan turun,
hal ini sangat merugikan beban (pelanggan)
II.4.6. Keandalan:
35
Adalah Jumlah pelanggan yang mengalamai pemadaman dalam satu
tahun dibagi dengan jumlah pelanggan yang dilayani
C i
(II.4)
f i 1
pemadaman / tahun
N
Dimana:
m = Jumlah pemadaman dalam satu tahun
Ci = Jumlah pelanggan uang mengalami pemadaman
N = Jumlah pelanggan yang dilayani
Indeks keandalan ini dapat dihitung dari angka keluar komponen yang
menyebabkan pemadaman:
n
f Ci X i pemadaman / tahun (II.5)
i 1
Dimana
I = angka keluar komponen yang menyebabkan pemadaman (indeks dari
komponen)
Xi = Panjang penyulang atau unit komponen
Ci = Jumlah pelanggan per unit yang mengalami pemadaman
N = Banyaknya komponen yang keluar yang menyebabkan pemadaman
C t i i
(II.6)
d i 1
jam / tahun
N
36
Dimana:
m = Jumlah pemadaman dalam satu tahun
t i = lamanya tiap-tiap pemadaman
Ci = Jumlah pelanggan yang mengalami pemadaman
C = Jumlah pelanggan yang dilayani
Indeks keandalan ini dapat juga di hitung dari angka keluar komponen
yang menyebabkan pemadaman dan waktu pemulihan pelayanan
n m
d X i A i C ij t ij jam / tahun (II.7)
i 1 j 1
Dimana:
Ai = angka keluar komponen yang menyebabkan pemadaman
Xi = panjang penyulang atau jumlah unit komponen
ni = jumlah komponen yang keluar menyebabkan pemadaman
mi = jumlah dari fungsi kerja yang terlibat dalam pemulihan pelayanan
Cij = jumlah pelanggan per unit yang mengalami pemadaman selama
langkah demi langkah dari operasi (j = indeks dari operasi kerja)
tij = Waktu yang diperlukan dalam langkah demi langkah dari operasi kerja
pemulihan
37
Catatan:
38
= {1 x 5000 + 1 x 1000 + 1 x 5000 + 1 x 4000 + 1 x 2000}/55.000
= 0,31 kali/tahun
39
180 825 660
196 900 720
230 1050 840
260 1175 940
287 1300 1040
345 1550 1240
Dikutip dari Artono Arismunandar; Teknik Tegangan Tinggi 1994
Sistem tenaga listrik yang dipasok dari Pusat listrik kebeban di Interkoneksi
satu dengan yang lain ( antar Pusat listrik ), gambar II.1 memperlihatkan
sistem generator, transmisi dan distribusi primer.
Gambar II.2. adalah diagram tunggal, Sistem tenaga listrik dengan
tegangan 500.000 volt, tegangan ini diturunkan di GI Transmisi (Inter Bus
Transformer) menjadi 150.000 volt yang dihubungkan ke GI Distribusi, di
GI Distribusi tegangan diturunkan menjadi 20.000 volt selanjutnya ke
Gardu Distribusi tegangan menjadi 220/380 volt yang dipasok ke beban.
40
G
Transmisi
PLTD
PLTD PLTD
G G
Gambar II.1 Diagram tunggal dari sistem Tenaga Listrik yang di interkoneksi
PLTGU
500 kV
GI Transmisi
PLTU (IBT 500 /150 kV)
EHVOLT 500
kVOLT
500 kV
500 kV 500 kV
GI Transmisi
(IBT 500 /150 kV)
PLTP
PLTA
TT 150 kV
150 kV
GI Distribusi
Sambungan
20 kV rumah
Pelanggan
Beban TR
Gambar II.2. Sistem tenaga listrik
41
Beban TR
Soal-soal
Pasokan tenaga listrik dari gardu induk distribusi ke beban melalui gardu
distribusi mempergunakan tegangan 20 kVOLT/220-380 VOLT pada saat
beban puncak antara pukul 18.00 s/d 22.00 menyebabkan tegangan di sisi
tegangan rendah turun menjadi 170 VOLT (fasa netral) ditanyakan:
a. Kuat penerangan dari lampu pijar pada saat tegangan turun
jika diketahui Lampu pijar 40 Watt, tegangan nominal 220 VOLT, cos
1, kuat penerangan (I) = 1500 lumen dan bagaimana akibat dari
penurunan tegangan tersebut.
b. Jika frekwensi turun menjadi 47 Hz secara tiba-tiba dari
sistem akibat ada unit pembangkit yang lepas karena gangguan
bagaimanakah putaran dari motor induksi jika diketahui sebuah Motor
43
induksi 1 fasa tegangan 220 VOLT jumlah pole 4 kutub frekwensi 50 Hz,
dijalankan kecepatan 1455 rpm.
44