NPM : 044117326 Kelas : Mankom – 5 (Karyawan) Pelajaran : Anti Korupsi
Permasalahan RUU KPK yang sedang terjadi
1. Korupsi kini dianggap PERKARA BIASA, bukan kejahatan luar biasa. (Pasal 46: prosedur khusus yang berlaku bagi pemeriksaan tersangka KPK kini menggunakan ketentuan hukum acara pidana, tidak lagi berdasar UU KPK) 2. Pimpinan KPK BUKAN penanggung jawab tertinggi di KPK dan KEHILANGAN KEWENANGAN menerbitkan surat perintah penyelidikan, penyidikan, penahanan, penuntutan dan surat perintah penangkapan. (Psl 21 ayat 4 dan 6 UU KPK (yg lama) yang memuat kewenangan sbg penyidik dan penuntut umum juga sbg penanggung jawab KPK DIHAPUS) 3. Kewenangan KPK untuk mengeledah, menyita dan menyadap DIPANGKAS DAN DIBATASI (Pasal 47 ayat 1 dan 2, Pasal 128 ayat 3 dan 4: sebelum menggeledah, menyita dan menyadap harus meminta izin tertulis dari Dewas Pengawas, jangka waktu penyadapan dibatasi dan hanya dpt diperpanjang satu kali) 4. Kewenangan KPK merekrut penyelidik independen DIHILANGKAN. (Pasal 43 penyelidik KPK harus lulus pendidikan di bidang penyelidikan. Di UU no 2/ 2002 ttg kepolisian; penyelidik dan penyidik PNS ada di bawah kepolisian) 5. Pegawai KPK tunduk pada UU ASN (pasal 24). Ini berpotensi menganggu independensi pegawai KPK. 6. Dewan Pengawas KPK bukan hanya mengawasi dan mengevaluasi kerja KPK tapi masuk dalam keseharian pelaksanaan teknis penanganan perkara. (Pasal 37 B) 7. KPK bisa menghentikan penyidikan dan penuntutan dibatasi maksimal 2 tahun (Pasal 40). Ini artinya KPK akan kesulitan mengembangkan kasus-kasus besar. (Contoh, kasus EKTP memakan waktu hingga 3 tahun). Aturan ini juga diskriminatif karena di kepolisian dan kejaksaan tidak diberi jangka waktu. 8. UU KPK hasil revisi ini langsung berlaku setelah resmi diundangkan (pasal 70 C). Perkara yang saat ini berjalan bisa berhenti tiba-tiba dengan berlakunya UU ini. Saat ini KPK tengah menangani kasus korupsi a.l, kasus EKTP, kasus Bank Century, kasus BLBI.