Anda di halaman 1dari 26

PROSES KOPING RELIGIUS PADA WANITA DENGAN KANKER PAYUDARA

Zahra Devina Nurmahani

Program Studi Psikologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora


Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

INTISARI

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis yaitu untuk


memahami pengalaman yang disadari oleh responden dalam proses koping religius
yang dilakukan beserta pengaruh dari koping religius dan faktor yang
mempengaruhi proses koping religius tersebut. Pengumpulan data menggunakan
teknik wawancara dan observasi. Responden pada penelitian ini berjumlah tiga
orang wanita yang didiagnosis kanker payudara. Responden diambil berdasarkan
kriteria dalam penelitian ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa koping religius memiliki peran
penting bagi responden dalam menghadapi kanker payudara ataupun dalam
kehidupan sehari-hari. Proses koping religius dalam penelitian ini dibagi menjadi
4 fase yaitu koping religius pada fase gejala, fase diagnosis, fase pengobatan dan
pada fase pemaknaan terhadap sakit. Koping religius yang dilakukan oleh
responden ada yang muncul pada setiap fase meskipun ada juga beberapa koping
religius yang tidak muncul lagi di fase lain. Koping religius yang banyak muncul
pada fase diagnosis sampai fase pengobatan yaitu fase yaitu berdoa dan beribadah
(sholat tahajud dan berdzikir), sedangkan pada fase pemaknaan terhadap sakit
yaitu sakit adalah cobaan/ujian dari Allah. Pengaruh yang dirasakan dengan
melakukan koping religius yaitu ketenangan, kelegaan, kepuasan, kenikmatan
dalam beribadah, terkontrol emosi dan pikiran, serta merasa dipermudah dalam
berbagai hal. Beberapa faktor yang mempengaruhi koping religius yaitu pengaruh
(pendidikan/belajar) dari orang-orang terdekat (orang tua, suami, guru agama),
penghayatan dari pengalaman hidup, pengha yatan dan pengalaman atas kegiatan
keagamaan dan ibadah yang dilakukan, dan budaya.

Kata kunci : Koping Religius, Wanita Kanker Payudara

PSIKOLOGIKA VOLUME 22 NOMOR 1 TAHUN 2017 14


Zahra Devina Nurmahani

PROCESS OF RELIGIOUS COPING IN WOMEN WITH BREAST CANCER

Zahra Devina Nurmahani


12710070

Psychology of Sunan Kalijaga Islamic State University of Yogyakarta

ABSTRACT

The study’s main purpose was to describe how process religious coping in
women with breast cancer. Religious coping is effort of someone with the involve
religious elements for cope internal or extrenal pressure. Women with the breast
cancer is women with growth of cells or tissues that are not controlled so that the
growth of abnormal cells, rapid, and immortal.
This study uses a phenomenological qualitative approach is to understand
the experiences realized by the respondent in the process of religious coping were
carried along with the influence of religious coping and the factors that a ffect the
process of religious coping. Collecting data using interview and observation
techniques. Respondents in this study were three women diagnosed with breast
cancer. Respondents were drawn based on the criteria in this study .
The results showed that religious coping has an important role for
respondents in the face of breast cancer or in everyday life. The process of
religious coping in this study were divided into 4 phases which religious coping in
phase symptoms, diagnosis phase, treatment phase and the phase of meaning to
the illness. Religious coping performed by respondents that appear in every phase
although there are also some religious coping that do not appear again in another
phase. Religious coping that have appeared in the diagnosis phase to the
treatment phase is the phase of prayer and ibadah (tahajud prayer and dhikr),
while the phase of meaning to pain that pain is a trial / test from God. The
influence is felt by religious coping is tranquility, relief, satisfaction, pleasure in ibadah,
uncontrolled emotions and thoughts, and feel easy in many ways. Some of the factors
that affect religious coping is the influence (education / learning) of those closest
(parents, husbands, teachers of religion), appreciation of life experiences, appreciation
and experience of religious activities and ibadah and culture.

Key Words : Process of Religious Coping, Women with breast cancer.

15 PSIKOLOGIKA VOLUME 22 NOMOR 1 TAHUN 2017


PROSES KOPING RELIGIUS PADA WANITA DENGAN KANKER PAYUDARA

PENDAHULUAN juga terminal dapat menimbulkan

P
enyakit kanker merupakan beberapa permasalahan pada pasien
salah satu penyebab kematian atau orang dengan kanker.
utama di dunia setelah Permasalahan tersebut seperti
kardiovaskular. Kanker menjadi masalah medis, sosial dan psikologis,
penyebab kematian 8,2 juta jiwa di dimana hal tersebut membatasi
dunia pada tahun 2012 (Kemenkes RI, aktivitas pasien sehingga akan
2015). Menurut WHO (Word Health menurunkan kualitas hidup pasien
Organization) lebih dari 70% (Yenny & Herwana, 2006).
kematian yang terjadi di negara Damayanti, Fitriyah & Indriani (2008)
miskin dan berkembang disebabkan juga mengatakan bahwa seseorang
oleh kanker (Kemenkes RI, 2015). dengan penyakit terminal seperti kanker
Kanker dengan persentase kasus baru dapat mengalami masalah psikologis dan
tertinggi (setelah dikontrol dengan sosial selain menghadapi masalah fisik.
umur) terdapat pada kanker payudara Permasalahan medis pada
yaitu sebesar 43,3%. Kanker payudara orang/pasien dengan penyakit kronis
ini merupakan penyebab kematian atau terminal termasuk kanker
tertinggi akibat kanker. Pada perempuan payudara yaitu yang berhubungan
kanker payudara menyebabkan dengan gangguan fungsi pada
kematian sebesar 12,9% (Kemenkes RI, organisme yang sakit (patofisiologi).
2015). Patofisiologi ini meliputi asal penyakit,
Pada tahun 2013 estimasi permulaan perjalanan penyakit dan
kejadian kanker payudara di Indonesia akibat dari penyakit. Sedangkan
sebesar 40 per 100.000 perempuan. permasalahan sosial pada orang
Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan kanker payudara misalnya
tahun 2002, dimana estimasi kejadian yaitu permasalahan dalam interaksi
kanker payudara sebanyak 26 per sosial seperti pergaulan yang terbatas
100.000 perempuan. Jenis kanker karena menarik diri dari keluarga atau
tertinggi pada pasien rawat inap di teman. Permasalahan medis dan sosial
rumah sakit di seluruh Indonesia pada yangdihadapi orang dengan penyakit
tahun 2010 adalah kanker payudara kanker termasuk kanker payudara akan
(28,7%), lalu kanker serviks (12,7%) mempengaruhi kondisi psikologis.
(Kemenkes RI, 2015). Penyakit yang dialami oleh individu akan
Kanker yang masuk pada mempengaruhi emosi, penampilan dan
kategori penyakit kronis dan bahkan perilaku sosial individu tersebut.

PSIKOLOGIKA VOLUME 22 NOMOR 1 TAHUN 2017 16


Zahra Devina Nurmahani

Kondisi psikologis yang muncul karena dan depresi, dimana semua hal
penyakit juga akan mempengaruhi tersebut memiliki efek yang tidak baik
kesehatan fisik dari individu tersebut. terhadap penyakit seperti kematian
Hal ini menjelaskan bahwa ataupun kualitas hidup orang tersebut
permasalahan medis, sosial dan (Farcas & Nastasa, 2011).
psikologis akan saling mempengaruhi
satu sama lain (Charles & Ashman Seberapa baik penderita kanker
dalam Damayanti, Fitriyah, & Indriyani, melakukan adaptasi dengan kanker
2008). dapat memberikan dampak kemajuan
Penelitian yang dilakukan oleh terhadap penyakit. Seseorang memiliki
Oetami, Thaha, & Wahiduddin (2014) tingkat ketidakberdayaan yang tinggi,
menunjukkan bahwa dampak depresi, dan mudah terserang masalah
psikologis yang dialami penderita psikososial ditemukan bertahan hidup
kanker dapat berbeda-beda. Hal lebih singkat setelah diagnosis kanker.
tersebut disebabkan diantaranya oleh Adaptasi yang dilakukan oleh penderita
tingkat keparahan (stadium), dan jenis kanker tergantung dari beberapa aspek
pengobatan yang dijalani. Sekitar 30% dari penyakit dan situasi psikososial.
penderita mengalami permasalahan Penderita kanker yang cenderung
penyesuaian diri, dan 20% mengalami mengalami depresi paling berat adalah
depresi. Dampak psikologis penderita yang mengalami kecacata n. Selain itu
kanker dapat berupa ketidakberdayaan, penderita kanker yang mengalami
kecemasan, rasa malu, harga diri depresi setiap waktu akibat diagnosis
menurun, stress, dan marah. dilaporkan memiliki kualitas hidup
Hidup dengan suatu penyakit yang rendah diantara survivor kanker
yang berla ngsung lama maupun (Sarafino & Smith, 2012). Berhubungan
bersifat terminal membuat penderitanya dengan permasalahan yang dihadapi
sangat tidak nyaman. Proses adaptasi oleh pasien atau orang dengan penyakit
atas ketidaknyamanan ini dapat kronis termasuk kanker payudara,
memberikan pengaruh yang tidak baik berbagai intervensi yang dilakukan
(tidak adaptif). Kegagalan seseorang harus mencakup segala aspek dari
dalam menyesuaikan diri dengan permasalahan baik medis, sosial dan
penyakit mengakibatkan koping yang psikologis atau dengan kata lain
tidak adaptif dengan berbagai perawatan pada pasien kanker harus
dampak seperti ketidakpuasan, dilakukan secara holistik bukan hanya
kecemasan, perasaan tidak berdaya terkait fisiknya saja. Pasien

17 PSIKOLOGIKA VOLUME 22 NOMOR 1 TAHUN 2017


PROSES KOPING RELIGIUS PADA WANITA DENGAN KANKER PAYUDARA

membutuhkan sumber internal maupun karena adanya suatu penyakit (Manhaee


sosial untuk mengatasi, meringankan & Amini, 2013).
dan mengurangi permasalahan Kekuatan agama terletak pada
psikologis (Taylor, 2006). Berbagai keberfungsian agama dalam
aspek dukungan dibutuhkan oleh menawarkan berbagai metode koping
pasien seperti dukungan sosial baik dengan berbagai situasi (Pargament,
dari keluarga maupun dari lingkungan Koenig, & Perez,
sosial, dukungan dari tenaga kesehatan, 2000). Agama merupakan fenomena
kebutuhan akan informasi penyakit, multifungsi yang banyak melayani fungsi
kebutuhan instrument, dan juga individu dan sosial. Tiga dimensi utama
kebutuhan spiritual (Widianti, dari agama yang memenuhi kebutuhan
Suryani, & Puspasari, 2014). Intervensi manusia mungkin terletak pada
biomedical yang dijalani oleh pasien kebutuhan manusia akan makna
kanker payudara seperti operasi, (need for meaning), kebutuhan akan
radioterapi maupun kemoterapi, juga kontrol (need for control), dan kebutuhan
harus didukung dengan penanganan akan keterhubungan dengan orang lain
masalah psikologisnya seperti (need for relationship). Tiga hal
mengurangi pikiran negatif, tersebut didasarkan pada asumsi
meningkatkan pikiran positif dan bahwa pencarian makna sangat penting
meningkatkan koping (Forshaw, 2009). untuk keberfungsian manusia dan
Banyak penelitian yang agama mampu menfasilitasi hal
menunjukkan bahwa spiritualitas atau tersebut. Agama merupakan sistem
agama memainkan peran penting pada makna global yang penting bagi
proses koping terutama bagi pasien banyak orang karena memberikan
yang menghadapi penyakit parah dan serangkaian keyakinan, tujuan, dan
mengancam (Gall & Maclean dalam makna di mana hal ini digunakan
Zwingmann, Wirtz, Muller, Korber, & termasuk saat berhubungan dengan
Murken, 2006). Hal ini juga didukung situasi atau permasalahan yang
dengan banyaknya ahli klinis yang dihadapi individu (Krok, 2014). Agama
mengakui pentingnya agama dan yang merupakan sumber nilai,
spiritualitas terhadap gangguan fisik kepercayaan, dan pola-pola tingkah
maupun psikologis seseorang. Agama laku yang akan memberikan tuntutan
dan spiritualitas dipercaya dan bagi arti, tujuan dan kestabilan manusia
dipraktekkan dapat memainkan peran (Muslimah & Aliyah, 2013).
terhadap serangan stress dan koping

PSIKOLOGIKA VOLUME 22 NOMOR 1 TAHUN 2017 18


Zahra Devina Nurmahani

Berhubungan dengan agama Pargament (1997)


dan koping, Pargament menyatakan mendefinisikan koping religius sebagai
bahwa agama menjadi bagian sentral strategi koping yang melibatkan agama
dari konstruksi koping. Agama memiliki dalam menyelesaikan masalah dengan
dua arah peran sebagai bagian dari meningkatkan ritual keagamaan (dalam
proses koping transaksional, yang Muslimah & Aliyah, 2013). Sedangkan
pertama agama menyumbang proses menurut Juniary
koping dan kegiatan koping dalam & Hadjam (2012) koping religius
menghadapi peristiwa dalam hidup. ke merupakan proses multidimensional
dua agama menjadi hasil koping yang guna mengelola, menguasai atau
dibentuk oleh elemen - elemen lain yang mengubah situasi, mengatur respon
berproses (dalam Utami, 2012). emosional, atau percampuran dari
Koping menurut Lazarus dan perilaku tersebut dengan
Folkman (dalam Rice, 2011) yaitu menggabungkan sumber daya rohani
merubah secara konstan usaha kognitif baik personal maupun sosial, proses
dan perilaku untuk mengatur tuntutan penilaian dengan makna suci, ataupun
spesifik internal dan atau eksternal hasil dari pemilihan koping yang
yang dinilai membebani atau mengakui pencarian kesu cian dari
melampaui sumber daya yang dimiliki ajaran agama yang dianut. Koping
seseorang. Berdasarkan definisi religius mencakup berbagai bentuk
tersebut terlihat bahwa usaha yang spesifik yang bervariasi dari koping
dilakukan untuk mengatasi fenomena mulai dari bentuk aktif sampai bentuk
itu berorientasi pada proses, bukan pasif, dari bentuk problem-focus
pada suatu sifat atau hasil, dan jelas ataupun emotional-focus, dari bentuk
bahwa upaya tersebut berbeda dari positif ataupun negatif. Selain itu
perilaku adaptif otomatis yang telah cakupan koping religius juga meliputi
dipelajari. Koping tidak selalu berarti kognitif-behavioral sampai
penguasaan atas ketidaknyamanan atau interpersonal dan spiritual. (Pargament
stress, tetapi juga bisa pengelolaan, dalam Simonic & Klobucar, 2016).
misalnya seperti meminimalkan, Menurut Pargament (1997)
menghindari, mentolerir, merubah, atau strategi koping religius berhubungan
menerima situasi tertentu sebagaimana dengan tingkat kompetensi untuk
seseorang yang mencoba untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang
menguasai atau menangani tinggi. Berdasarkan tingkat personal,
lingkungannya. orang-orang yang menggunakan

19 PSIKOLOGIKA VOLUME 22 NOMOR 1 TAHUN 2017


PROSES KOPING RELIGIUS PADA WANITA DENGAN KANKER PAYUDARA

strategi koping religius adalah yang Praktek religius seperti berdoa


memiliki keterlibatan dan komitmen (sholat) dan meditasi dapat
dengan agama, biasanya orang dengan meningkatkan rasa kontrol terhadap
tingkat ekonomi menengah kebawah, kejadian yang penuh stress. Agama
wanita, lansia, dan orang yang memiliki memberikan rasa akan tujuan dan
masalah serius. Selain itu koping religius kebermaknaan untuk peristiwa yang
sering terjadi pada situasi yang lebih tidak dapat dipahami/tak terduga
mengancam dan membahayakan pada ataupun sakit kronis. Keyakinan religius
tingkat situasional. Berdasarkan dapat memberikan kerangka untuk
tingkat kontekstual koping religius memahami kematian. Agama mengajak
lebih banyak terjadi pada orang-orang seseorang yang memiliki suatu
yang terlibat dalam aktivitas religius penyakit untuk menerima penyakitnya
dan pada lingkungan perkumpulan (Tarakeshwar dkk, 2006).
keagamaan (dalam Muslimah & Aliyah, Selain berdampak terhadap
2013). psikologis penderita kanker, koping
Pendekatan agama dalam religius juga berdampak pada
koping bagi individu dengan kesehatan fisiologis. Koenig (dalam
permasalahan tak terduga seperti Safaria, 2011) menjelaskan hubungan
memiliki penyakit kronis termasuk antara agama, religiusitas dan
kanker dapat memberikan kenyamanan kesehatan fisik serta psikologis.
pada individu tersebut Penjabarannya yaitu agama akan
(Cancercenter.co.id). Agama membentuk sebuah makna ketika
memberikan bimbingan, dukungan, individu berhadapan dengan suatu
harapan bagi seseorang (Utami, 2012), permasalahan dan hidupnya dengan
serta memberikan suasana damai dan membuat sebuah cara pandang umum
tenang (Rinasti, 2012). Orang yang yang positif dengan keyakinan bahwa
memiliki keyakinan sprititual kuat Tuhan akan membantu seorang hamba
biasanya memiliki kepuasan hidup yang berada dalam kesulitan. Keyakinan
(Rinasti, 2012). Hal ini penting tersebut akan membentuk rasa optimis.
mengingat permasalahan yang sering Orang yang lebih religius akan lebih
muncul pada pasien dengan penyakit mampu menginterpretasikan
kronis termasuk kanker adalah pengalaman hidup negatif dengan cara
permasalahan psikologis dan kualitas pandang positif dan penuh hikmah.
hidup (Zamanian dkk, 2015). Adanya pandangan positif tersebut
akan tumbuh sebuah harapan yang

PSIKOLOGIKA VOLUME 22 NOMOR 1 TAHUN 2017 20


Zahra Devina Nurmahani

selanjutnya akan menumbuhkan dkk, 2006). Koping religius negatif


ketenangan dan menghindarkan dari memiliki dampak buruk pada kualitas
keadaan distress dan depresi. hidup (Zamanian dkk, 2015; Pearce,
Pargament menjelaskan bahwa Singer, & Prigerson, 2006).
koping religius merupakan konstruk
Penelitian yang dilakukan oleh
multidimensional dimana ada yang
Zwingmann, Wirtz, Muller, Korber, &
positif dan negatif. Koping religius
Murken (2006) pada 156 penderita
positif mencerminkan hubungan yang
kanker payudara di German, ditemukan
aman dengan Tuhan, sedangkan koping
bahwa koping religius positif banyak
religius negatif menggambarkan
digunakan. Hasil penelitian yang
hubungan ekspresi yang kurang aman
dilakukan oleh Zamanian dkk (2015)
dengan Tuhan. Kebanyakan penelitian
pada 224 penderita kanker payudara di
hanya berfokus pada dimensi positif.
Irak juga memperlihatkan bahwa
Seseorang yang menginterpretasikan
koping religius positif juga banyak
suatu masalah yang menimpa dengan
digunakan dari pada koping religius
interpretasi yang negatif seperti
negatif. Selain itu pada penderita kanker
hukuman mungkin akan membuat usaha
stadium lanjut yang berjumlah 170
yang tidak efektif untuk berdamai
pasien dilaporkan bahwa pasien yang
dengan situasi stres (Pargament, Koenig,
banyak menggunakan koping religius
& Perez, 2000). Pada metode koping
positif yaitu pasien wanita
religius positif seperti berdoa dan
(Tarakeshwar dkk, 2006).
penilaian agama yang baik ketika dalam
Bagi pasien yang memiliki
situasi negatif, selain mencerminkan
suatu penyakit yang mengancam
persepsi ada hubungan yang aman
seperti kanker, agama dan koping
dengan Tuhan, juga mencerminkan
religius positif menjadi faktor penting
keyakinan akan tujuan hidup yang baik,
yang mempengaruhi kualitas hidup
serta rasa keterhubungan dengan
mereka. Studi mengenai psikospiritual
komunitas keagamaan. Sedangkan
yang dilakukan pada pasien kanker
pada metode koping religius negatif
ditemukan bahwa mereka mengalami
selain mengatribusikan hukuman dan
kemajuan well-being yang dipengaruhi
perasaan ditinggal oleh Tuhan, juga
oleh spiritual atau agama yaitu
mencerminkan hubungan yang
kesadaran diri (self- awareness), koping
renggang dengan Tuhan, dan tidak
dan penyesuaian yang efektif terhadap
adanya keterhubungan dengan
stress, hubungan dan keterhubungan
kelompok keagamaan (Tarakeshwar

21 PSIKOLOGIKA VOLUME 22 NOMOR 1 TAHUN 2017


PROSES KOPING RELIGIUS PADA WANITA DENGAN KANKER PAYUDARA

dengan yang lain, rasa akan iman Pearce, Singer, & Prigerson, 2006). Oleh
(sense of faith), rasa akan berdaya Karena itu, penelitian ini bertujuan
(sense of empowerment), kepercayaan untuk mengetahui proses koping
diri dan hidup dengan makna dan religius pada wanita dengan kanker
harapan (Tarakeshwar dkk, 2006). payudara.
Koping religius positif pada pasien
METODE PENELITIAN
kanker payudara terminal dapat
Peneliti menggunakan jenis penelitian
membuat kualitas hidupnya lebih baik.
kualitatif dengan pendekatan
Sebaliknya, koping religius negatif akan
fenomenologi dan pengumpulan data
membuat kualitas hidup pasien
dilakukan menggunakan teknik
semakin buruk (Zamanian dkk, 2015;
wawancara , observasi serta
Pearce, Singer, & Prigerson, 2006).
dokumentasi. Responden dalam
Selain itu koping religius negatif juga penelitian ini berjumlah 3 orang dengan
menaikan gangguan kecemasan dan kriteria wanita yang di diagnosis kanker
gangguan depresif mayor (Pearce, payudara dan berusia 30 tahun ke atas.
Singer, & Prigerson, 2006). Hal ini Data yang dikumpulkan berupa profil
menunjukkan bahwa sangat penting umum responden, proses koping religius
adanya dukungan akan psycho-religius dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pada pasien (Zamanian dkk, 2015; proses koping religious.

Subjek
Tabel 1. Data diri responden

No Inisial Alamat Usia Diagnosa

1 DA Gunungwungkal 56 tahun Malignant neoplasm


of breast,
unspecified-C50.9

2 OK Kota Pati 60 tahun Carcinoma in situ of


breast, unspecified-
D05.9

3 YN Kota Pati 44 tahun Malignant neoplasm


of breast,
unspecified-C50.9

PSIKOLOGIKA VOLUME 22 NOMOR 1 TAHUN 2017 22


Zahra Devina Nurmahani

Analisis Hasil
Hasil
Peneliti membahas proses Selain proses koping religius,
koping religius melalui analisis tema dampak koping religius dan faktor
-tema. Peneliti membagi proses koping yang mempengaruhi koping religius
religius pada setiap responden juga dibahas dalam bentuk tema -tema.
menjadi 4 fase yaitu : 1) fase
munculnya gejala kanker payudara; 2)
fase diagnosis kanker payudara; 3)
fase pengobatan kanker payudara; 4)
fase pemaknaan terhadap sakit.

23 PSIKOLOGIKA VOLUME 22 NOMOR 1 TAHUN 2017


PROSES KOPING RELIGIUS PADA WANITA DENGAN KANKER PAYUDARA

Tabel 2. Tema proses koping religius, dampak koping religius, dan pengaruh koping religius.
Tema DA Tema OK Tema YN
Proses Fase gejala 1 Rutin hadir dalam pengajian 1 Berdoa untuk mengurangi 1 Doa untuk mengurangi
Koping kanker dan berwudhu hilangkan kecemasan akibat munculnya kekhawatiran terhadap benjolan dan
Religius stress benjolan dan payudara yang rasa takut menghadapi biopsy
2 Menghadapi segala peristiwa membengkak
hidup denga berdoa, sholat
tahajud dan dzikir (membaca
sholawat
Fase 3 Mencari kenyamanan dengan 2 Respon atas diagnosis: Mulai 2 Menerima diagnosis kanker yang
diagnosis berpasrah, sabar, dan berdoa menyalahkan Allah hingga mengejutkan, berdoa untuk
kanker dalam menghadapi diagnosis muncul kesadaran untuk mencari menghadapi pengobatan
kanker pertolongan Allah
Fase 4 Mencari dan menerima 3 Menyikapi ketidakberdayaan 3 Yakin kepada Allah dan beribadah
pengobata dukungan dari orang lain dengan pasrah dan lebih dalam menghadapi penyakit kanker
n kanker termasuk dukungan spiritual mendekatkan diri dengan Allah (berdoa dan berdzikir, serta
(berdoa, sholat tahajud, dan melakukan tahajud meskipun tidak
dzikir) rutin)
5 Istiqomah dan 4 Bersyukur karena merasa
memaksimalkan diri dalam dipermudah dalam segala hal
beribadah (berdoa, sholat
tahajud, dzikir, dan menjaga
wudhu)
Fase 6 Sakit merupakan cobaan dan 5 Sakit merupakan ujian Allah dan 4 Kanker merupakan cobaan dan
pemaknaan ganjaran atas hidup yang membawa lebih khusyuk dalam peringatan Allah, bersyukur dapat
terhadap telah dijalani beribadah mengetahui kanker lebih awal
sakit Religius
Dampak Koping 1 Manfaat yang besar dari 1 Hati dan emosi terjaga dengan 1 Ibadah membawa ketenangan dan

PSIKOLOGIKA VOLUME 22 NOMOR 1 TAHUN 2017 24


Zahra Devina Nurmahani

amalan yang dijalani doa dan dzikir perasaan puas


Faktor yang 1 Orang disekitar yang 1 Orang terdekat sebagai 1 Ketertarikan belajar agama mulai
Mempengaruhi Koping membawa pengaruh dan penuntun menuju jalan Allah muncul karena orang terdekat
Religius memotivasi menuju lebih
baik
2 Pengalaman batin atas 2 Keadaan sakit kanker dan 2 Penghayatan spiritual atas
penghayatan dari ritual kesadaran dari penghayatan atas pengalaman dalam hidup
keagamaan yang dijalani ibadah yang dilakukan
3 Budaya berupa kegiatan
keagamaan dari lingkungan
sekitar

25 PSIKOLOGIKA VOLUME 22 NOMOR 1 TAHUN 2017


PROSES KOPING RELIGIUS PADA WANITA DENGAN KANKER PAYUDARA

Proses Koping Religius membuat DA bertambah khawatir. DA


1. Fase Gejala Kanker payudara hanya mengusahakan kesembuhan
Responden DA dengan berobat alternatif, dan dengan
Tema 1: Rutin hadir dalam pengajian
melanjutkan rutinitas amalan yang selalu
dan berwudhu untuk menghilangkan
stress dilakukan DA sehari-hari yaitu berdoa,
Menghadiri pengajian sudah menjadi tahajud, dan memperbanyak membaca
rutinitas DA sebelum sakit kanker sholawat. Suatu ketika DA mengalami
payudara ataupun ketika DA mulai kecelakaan terjatuh dari motor dan
menyadari benjolan di payudara. DA membuat benjolan di payudara pecah.
hanya membiarkan benjolan tersebut Setelah kejadian terjatuh kondisi DA
tanpa memeriksakan ke dokter meskipun semakin memburuk, akhirnya setelah
ada sedikit kekhawatiran. D A menyadari diobati di puskesmas dan bidan desa
benjolan di payudara semakin membesar tidak ada perubahan yang baik, akhirnya
beberapa minggu setelah kematian DA dibawa ke rumah sakit barulah
suaminya. DA mengatasi stres akibat diketahui oleh keluarga bahwa DA
kematian suami dan benjolan di memiliki sakit kanker payudara dan
payudara yang semakin membesar harus dirujuk ke rumah sakit yang lebih
dengan tetap mengikuti kegiatan besar. DA menolak untuk melakukan
pengajian yang sering digelar di daerah rujukan berobat. Selama di rumah sakit DA
DA, dimana DA dapat bertemu dengan hanya dapat berdzikir untuk menenangkan
teman-teman, melupakan sejenak pikiran dan hati.
permasalahan yang dihadapi, dan
mendapat pencerahan dengan Responden OK
mendengarkan ceramah dan berdoa Tema 1 : Berdoa untuk mengurangi
bersama kyai. Selain rutin mengikuti kecemasan akibat munculnya benjolan
pengajian, DA mengaku sering dan payudara yang membengkak
berwudhu ketika memiliki banyak pikiran OK menyadari benjolan di bagian
dan tertekan. ketiak saat mandi. OK yang sudah
mengetahui mengenai gejala kanker
Tema 2 : Menghadapi segala peristiwa payudara segera memeriksakan diri ke
hidup dengan berdoa, sholat tahajud, dokter keluarga. Dokter mengatakan
dan dzikir (membaca sholawat) bahwa benjolan tersebut merupakan
Benjolan di payudara yang kelenjar, OK diberi obat dan diminta
terkadang menimbulkan rasa nyeri untuk kembali seminggu kemudian

PSIKOLOGIKA VOLUME 22 NOMOR 1 TAHUN 2017 26


Zahra Devina Nurmahani

apabila benjolan tersebut tidak hilang. keselamatan dirinya. Saat memasuki


Setelah seminggu benjolan tidak ruang operasi YN sempat menangis
menghilang dan justru membengkak, karena merasa takut. Setelah biopsi
namun OK tidak menceritakan pada dilakukan, YN harus menunggu hasil
suami karena takut diminta untuk periksa laboratorium selama beberapa minggu
lagi (OK takut dengan pemeriksaan dokter untuk mengetahui tumor tersebut ganas
seperti disuntik dan dibedah). Selama atau tidak. YN menanti hasil
kurang lebih 6 bulan OK merahasiakan laboratorium dengan banyak berdoa
benjolan dari suami sampai akhirnya dan mempersiapkan mental mendengar
muncul keinginan dan komitmen DA untuk hasil terburuk.
sembuh dengan memeriksakan benjolan
ke rumah sakit. Selama beberapa bulan 2. Fase Diagnosis Kanker Payudara
Responden DA
sebelum memeriksakan diri ke rumah
Tema 3 : Mencari kenyamanan dengan
sakit, OK hanya berdoa agar benjolan
berpasrah, sabar dan berdoa dalam
tersebut tidak semakin parah.
menghadapi diagnosis kanker
Mendengar diagnosis kanker
Responden YN payudara yang disampaikan oleh
Tema 1 : Doa untuk mengurangi keluarga, DA sedikit terkejut dan
kekhawatiran terhadap benjolan yang mengungkapkan kecemasan dan
dan rasa takut menghadapi biopsy ketakutan terhadap tindakan operasi
YN menyadari terdapat benjolan di serta memilih untuk menolak operasi.
ketiak saat mengobati herpes yang saat itu Informasi yang didapatkan DA terkait
terletak di ketiak. Setelah mengadu pada pengobata n kanker baik mengenai
suami bahwa terdapat tumor di ketiak, perjalanan yang jauh dan dampak
dua hari kemudian (Senin pagi) YN pengobatan membuat D A bersikukuh
memeriksakan diri ke dokter keluarga. untuk menolak pengobatan di rumah
Dokter tersebut tidak dapat memberikan sakit. DA menghadapi rasa cemas dan
informasi ganas atau tidaknya benjolan, takut dengan berpasrah pada Allah,
dan meminta YN untuk periksa ke rumah bersabar, serta berdoa agar keadaan
sakit. Hari itu juga YN memeriksakan diri dirinya membaik. DA mengaku bersyukur
ke rumah sakit swasta dan dokter atas kehidupan yang selama dijalani dan
langsung meminta YN untuk melakukan DA meyakini bahwa hidup dan mati sudah
operasi biopsi. Menunggu jam operasi YN diatur oleh Alah. DA meletakkan pikiran
hanya pasrah dan banyak berdoa untuk

27 PSIKOLOGIKA VOLUME 22 NOMOR 1 TAHUN 2017


PROSES KOPING RELIGIUS PADA WANITA DENGAN KANKER PAYUDARA

dengan mengembalikan semua pada esedihan yang dirasakan YN tidak


Allah. berlangsung lama dan YN langsung dapat
menerima keadaan yang sedang dihadapi.
Responden OK Menghadapi kenyataan yang ada YN
Tema 2 : Respon atas diagnosis : berdoa kepada Allah untuk kelancaran
Mulai dari menyalahkan Allah hingga pengobatan yang akan dijalani. YN
muncul kesadaran untuk mencari memantapkan niat untuk melakukan
pertolongan Allah pengobatan kanker dengan melakukan
OK awalnya menyalahkan Allah dan rujukan rumah sakit.
berpikir Allah tidak adil atas diagnosis
kanker payudara yang diterima. Saat itu 3. Fase Pengobatan Kanker Payudara
Responden YN
DA sangat terkejut dan masih belum Tema 4 : Mencari dan menerima
dapat menerima keadaan. Sempat dukungan dari orang lain termasuk
berpikir negatif pada Allah, akhirnya dukungan spiritual
timbul kesadaran dalam diri O K untuk Selain mendapatkan dukungan oleh
mencari pertolongan Allah. OK keluarga, DA juga mendapatkan
menjadikan sholat ahajud sebagai tempat dukungan dari teman dan tetangga.
untuk mencurahkan isi hati, menangis Sepulang dari rumah sakit (setelah
dan meminta perlindungan dari Allah kejadian kanker payudara pecah) banyak
atas rasa takut, cemas, kesedihan dan tetangga dan teman DA yang menejnguk.
kegundahan. DA meminta doa dari setiap tamu yang
datang menjenguk. Selain diberi
Responden YN dukungan psikologis dan doa, DA juga
Tema 2 : Menerima diagnosis kanker mendapatkan saran terkait obat-obat
yang mengejutkan, berdoa untuk tradisional dari tamu nyang menjenguk.
meghadapi pengobatan kanker
Terkejut atas diagnosis kanker Tema 5 : Istiqomah dan
payudara tidak dapat dihindari oleh YN memaksimalkan diri dalam beribadah
meskipun selama sebulan YN (berdoa, sholat tahajud, dzikir dan
mempersiapkan diri mendengar kabar menjaga wudhu)
buruk dari hasil laboratorium. Diagnosis Sepulang dari rumah sakit DA
kanker membuat YN terpikir kesalahan
memiliki banyak waktu luang karena
apa yang telah diperbuat sehingga
hanya beraktivitas di dalam rumah, hal
terkena kanker payudara. Namun
ini digunakan DA untuk lebih banyak

PSIKOLOGIKA VOLUME 22 NOMOR 1 TAHUN 2017 28


Zahra Devina Nurmahani

beribadah pada Allah. Tidak ada yang kemoterapi) maupun psikologis


berubah terkait rutinitas DA seperti (tertekan karena rasa sakit, kehilangan
tahajud, berdoa, dzikir da n menjaga satu payudara, takut akan operasi)
wudhu, justru sholat tahajud menjadi karena pengobatan di rumah sakit
sarana DA untuk memperbanyak doa agar dihadapi OK dengan tahajud, berdoa, dan
diberi kesembuhan. Dzikir (membaca memperbanyak dzikir. Usaha OK dalam
sholawat) menjadi andalan DA untuk berobat medis juga didukung dengan
mengisi waktu yang banyak luang sikap pasrah. OK meyakini bahwa Allah
misalnya sembari menonton acara TV. mendengar segala doa -doanya.
Sebelum berdzikir, D A biasa Keberhasilan OK menghadapi masa

membukanya dengan berwudhu. Dzikir tersulit tidak luput dari dukungan

juga dilakukan DA menjelang waktu keluarga terutama suami. Selain antara OK

dzuhur sekaligus menunggu waktu dan sesama pasien kanker juga saling

dzuhur. memberi dukungan secara psikologis.

Tema 4 : Bersyukur karena merasa


Responden OK
dipermudah dalam segala hal
Tema 3 : Menyikapi ketidakberdayaan
Saat ini OK masih harus
dengan pasrah dan lebih
mengkonsumsi obat meskipun perawatan
mendekatkan diri dengan Allah
di rumah sakit sudah selesai. Rangkaian
(berdoa, sholat tahajud, dan dzikir)
pengobatan berupa kemoterapi dan
Penyesalan OK karena tidak sesegera
radioterapi membawa perubahan pada
mungkin dalam melakukan pemeriksaan
kondisi OK. Secara fisik OK mudah
setelah menyadari gejala kanker tidak
merasa lelah dan tidak seku at dahulu.
menyurutkan komitmen OK untuk
Namun hal tersebut tetap disyukuri OK
sembuh dari sakit kanker payudara.
karena OK merasa Allah mempermudah
Bentuk keinginan OK untuk sembuh
segala urusan dan menolongnya dalam
terlihat dari usaha OK untuk melakukan
setiap permasalahn yang dihadapi. Rasa
segala sesuatu yang disarankan oleh
syukur ditunjukkan OK dengan lebih
dokter. Dampak fisik akibat pengobatan
menjaga dan lebih peduli terhadap tubuh
yang dijalani di rumah sakit pernah
sendiri termasuk dalam urusan makan dan
membuat OK hampir menyerah akan
beraktivitas. OK mengungkapkan bahwa
pengobatannya, namun dukungan suami
setelah rangkaian kemoetrapi selesai,
membuat OK kembali melanjutkan
intensitas OK dalam melakukan sholat
pengobatan. Dampak fisik (akibat

29 PSIKOLOGIKA VOLUME 22 NOMOR 1 TAHUN 2017


PROSES KOPING RELIGIUS PADA WANITA DENGAN KANKER PAYUDARA

tahajud menurun, namun O K tetap tidak kemampuan yang dimiliki. YN bersyukur


meninggalkan aktivitas berdzikirnya. karena sekarang dapat beraktivitas
seperti sebelumnya meskipun tubuhnya
Responden YN mengalami perubahan seperti mudah

Tema 3 : Yakin pada Allah dan lelah, tenaga berkurang, cepat berkeringat
beribadah dalam menghadapi (mudah kepanasan), dan rentan sakit.
penyakit kanker (berdoa dan
berdzikir, serta melakukan tahajud
meskipun tidak rutin) Fase Pemaknaan Terhadap Sakit
Selama menjalani pengobatan Responden DA
kanker payudara di rumah sakit Tema 6 : Sakit merupakan cobaan dan
ganjaran atas hidup yang tel ah dijalani
(kemoetrapi) YN merasakan dampak
DA menerima sakit kanker payudara
pengobatan baik secara fisik seperti
sebagai suatu cobaan dari Allah. DA tidak
muntah, rasa sakit yang amat sangat,
menyalahkan Allah atas sakit ataupun
lingkar mata, kuku, kulit menghitam,
merasa Allah tidak adil. Selain itu DA
maupun dampak psikologis seperti
mudah marah, stress, trauma, serta tidak berburuk sangka pada siapapun

hampir putus asa. Selain itu YN harus (seperti berpikiran bahwa kanker akibat

tetap menyelesaikan tugas kantor disela- disalahi orang). DA yakin bahwa amalan

sela kemoterapi. Berbagai dukungan baik baik yang dilakukan akan dibalas oleh

keluarga, rekan kerja, maupun sesama Allah meskipun sebelumnya DA pernah


pasien kanker membantu YN dalam ragu akan hal itu. Keraguan tersebut
menghadapi pengobatan dan sakit kanker tidak dirasakan lagi oleh DA, DA memilih
payudara. YN juga lebih mendekatkan diri meyakini bahwa sholawat, tahajud, serta
pada Allah dalam menghadapi kanker doa-doa yang dipanjatkan akan dibalas
payudara seperti intensitas sholat oleh Allah dengan suatu kebaikan.
tahajud yang meningkat dan juga
memperpanjang waktu dzikir setelah Responden OK
sholat karena YN mulai merasakan Tema 5 : Sakit merupakan ujian
kenikmatan saat berdzikir . Setelah
Allah dan membawa lebih khusyuk
kemoetrapi usai YN tidak melanjutkan
dalam beribadah
pengobatan ke tahap radioterapi dan lebih
Sakit kanker payudara dimaknai OK
memilih untuk merawat kanker
sebagai awal kedekatan dengan Allah.
payudara di rumah dengan menjaga
Setelah ada diagnosis kanker OK merasa
makanan yang dikonsumsi serta dengan
lebih bisa untuk khusyuk saat berdoa
obat tradisional. YN memilih berpasrah
dan lebih menikmati saat berdzikir.
dengan tetap berusaha sesuai
Kanker payudara dianggap OK sebagai

PSIKOLOGIKA VOLUME 22 NOMOR 1 TAHUN 2017 30


Zahra Devina Nurmahani

suatu ujian dalam hidup yang diberikan membuat waktu yang tersisa menjadi lebih
Allah pada hambanya. OK bermakna (berkualitas).
mengungkapkan bahwa diirnya tidak Jalaluddin (2012) menjelaskan
perna h berpikir bahwa sakit yang bahwa dalam menghadapi musibah atau
dialami karena dibuat oleh orang lain cobaan, orang yang memiliki keyakinan
yang justru hal itu membuahkan dosa. agama terlihat lebih tabah, dimana orang
OK meyakini bahwa kesembuhan dapat tersebut lebih mudah menetralisasi
diperoleh dengan ridho Allah, dan segala kegoncangan dan konflik yang terjadi
amal serta laku yang baik diyakini OK dalam batin. Keyakinan dan kepercayaan
membawa keridhoan Allah. pada Tuhan dijadikan sebagai pilihan
tempat berlindung atau sebagai penyalur
Responden YN derita yang dirasakan. Tarakeshwar dkk
Tema 4 : Kanker merupakan cobaan (2006) juga menyebutkan bahwa praktek
dan peringatan, bersyukur dapat agama seperti berdoa dan meditasi dapat
mengetahui kanker lebih awal meningkatkan rasa kontrol terhadap
kejadian yang penuh stress dimana
YN menganggap kanker payudara
agama memberikan rasa tujuan dan
sebagai cobaan dari Allah. YN menyadari
kebermaknaan untuk peristiwa yang
bahwa kanker timbul sebab pola makan
tidak dapa t dipahami, tak terduga
yang buruk dan semua sudah dengan
ataupun sakit kronis. Berdasarkan alasan
campur tanga n Allah. YN pernah
inilah mengapa orang yang memiliki
mendengar bahwa sakit kanker yang
tekanan yang berat termasuk responden
dialami sebab perbuatan orang lain,
penelitian ini yang memiliki sakit kanker
namun YN tidak terlalu percaya akan hal
payudara menggunakan koping religius
itu. YN mengambil hikmah atas sakitnya
dalam menghadapi penyakitnya.
dan berusaha untuk selalu berpikir positif
Selain sholat wajib 5 waktu,
bahwa kanker payudara merupakan
sholat tahajud juga dilakukan oleh ketiga
sebuah peringatan dari Allah dan manusia
responden dalam untuk mengurangi
tetap akan mati baik dengan suatu
atau menghilangkan kecemasan, takut
penyakit ataupun tidak. YN bersyukur
dan stress karena menghadapi penyakit
karena dapat mengetahui kanker
kanker. Menurut Sholeh (2012) sholat
payudaranya lebih awal sehingga dapat
tahajud yang dijalankan dengan penuh
mempersiapkan diri lebih awal. Selain itu
kesungguhan, khusyuk, ikhlas, dan rutin
YN berusaha untuk menjadi lebih baik,
dapat menumbuhkan persepsi dan
kuat dalam ibadah, menata diri, dan

31 PSIKOLOGIKA VOLUME 22 NOMOR 1 TAHUN 2017


PROSES KOPING RELIGIUS PADA WANITA DENGAN KANKER PAYUDARA

motivasi yang positif serta dzikir sebagai pintu menuju Allah. Sesuai
mengefektifkan coping. Respon berupa dengan yang diungkapkan oleh Al-
emosi yang positif dapat dapat Jauziyah, DA merasakan banyak manfaat
menghindarkan reaksi stress. Selain sholat dari berdzikir sepeti kemudahan dan
tahajud baik DA, OK, dan YN juga segala hal termasuk pekerjaan, OK
mengamalkan dzikir dalam kehidupan merasa bahwa dzikir membawa
sehari-hari. Menurut Subandi (2009) perubahan emosi dan pikiran, dimana
ada banyak cara yang dilakukan untuk emosi lebih terjaga. Sedangkan YN
berdzikir misalnya dengan membaca merasakan manfaat dzikir berupa
kitab suci Al -Qur’an, menyebut nama kepuasan dan sensasi yang berbeda dari
Allah berulang-ulang baik Ismu Dzat melakukan dzikir.
ataupun Asma’ul Husna. Selain itu dzikir Selain tahajud dan dzikir sikap
juga dapat dilakukan dengan membaca pasrah dan berpikir postif juga
Sholawat, Istighfar, Takbir, Tasbih, ditunjukkan oleh ketiga responden.
Tahmid, Tahlil, dan membaca Hauqalah. Jalaluddin (2012) menyatakan bahwa
Responden DA lebih berdzikir dengan sikap pasrah akan menimbulkan perasaan
membaca sholawat, sedangkan OK dan YN positif pada seseorang seperti rasa
tidak mengkhususkan bacaan dzikirnya. senang, bahagia, puas, merasa dicintai
Al-Jauziyah (2002) bahwa dzikir dan merasa aman. Lalu Drajat (1982)
yang diamalkan oleh seseorang akan mengungkapkan bahwa bagi orang yang
membawa faedah diantaranya seperti beragama, kesulitan seberat apapun akan
menghadirkan ketenangan, menolong dihadapi dengan sabar karena keyakinan
hamba dalam kesempitan, menjaga lidah bahwa kesulitan dalam hidup merupakan
dari perkataan yang dilarang, membuat bagian dari cobaan Allah pada hamba -
hati selalu terjaga, mendekatkan kepada Nya yang beriman. Tidak memandang
Allah, melembutkan hati, obat hati, kesulitan sebagai sesuatu yang negatif
menghilangkan rasa berat dan namun memandang bahwa dicelah
mempermudah yang susah, kesulitan terdapat sebuah harapan. Selain
menghilangkan rasa takut dan itu orang yang beragama tidak akan
menimbulkan ketenangan jiwa, menyalahkan orang lain atau mencari
memberikan kenikmatan yang tak sebab negatif pada orang lain. Musbikin
tertandingi, dalam dzikir tersimpan (2010) menjelaskan bahwa memandang
kenimatan surga dunia, dzikir sebagai kehidupan dengan sudut pandang positif
kekuatan kalbu dan kemuliaan jiwa, meskipun dalam keadaan sakit

PSIKOLOGIKA VOLUME 22 NOMOR 1 TAHUN 2017 32


Zahra Devina Nurmahani

menghasilkan ketenangan dan keyakinan Reponden OK mengatakan bahwa


kuat, sehingga akan timbul kesadaran setelah diagnosis kanker payudara emosi
bahwa sakit tak lain merupakan kehendak OK lebih peka dan sensitif, maka dari itu
Allah yang Maha tahu, hikmah apa yang OK mencoba untuk selalu menenangkan
akan terjadi setelah itu dan jika Allah hatinya. Setelah didiagnosis kanker
berkehendak Allah pula yang akan payudara, OK mulai membiasakan diri
menyembuhkan. untuk bertahajud, berdzikir dan tidak
lupa untuk selalu berdoa kepada Allah.
Dampak Koping Religius OK mengatakan bahwa dzikir yang
Responden DA sering dilakukan membawa ketenangan.
Tema 1 : Manfaat yang besar dari amalan Selain itu OK lebih bisa mengontrol
yang dijalani emosi (saat masih bekerja dan belum
Responden DA merasakan bahwa didiagnosis kanker payudara OK
amalan-amalan yang selama ini dijalani merupakan sosok yang mudah marah).
membawa kemanfaatan yang besar,
terlebih untuk menghadapi dua peristiwa Responden YN
yang paling meyedihkan bagi DA yaitu Tema 1 : Ibadah membawa ketenangan
dan perasaan puas
kematian suami dan diagnosis kanker
Sedangkan pada responden YN,
payudara. Rutinitas tahajud membawa
rasa sakit akibat pengobatan kanker
ketenangan pada DA. Ketenangan pikiran
payudara membuat YN lebih sensitif dan
dan hati serta kelegaan juga dirasakan
mudah marah. YN sangat menyadari
DA saat berdzikir (membaca sholawat)
perubahan emosinya saat sebelum dan
dan berdoa pada Allah. DA merasakan
saat menjalani proses pengobatan kanker
bahwa dirinya dipermudah dalam segala
kayudara. YN melakukan beberapa
urusan dengan rutin membaca sholawat.
aktivitas yang bersifat religius seperti
Selain itu, menurut anak DA (MJ) emosi
berdzikir, berdoa dan sholat tahajud
DA sangat terkontrol dan tidak pernah
untuk menetralkan hati dan agar lebih
marah. DA merupaka sosok yang tenang
tenang. Meskipun tidak rutin melakukan
menurut MJ. Saat pikiran buntu,
sholat tahajud, YN merasakan manfaat
berwudhu merupakan langkah DA
dari amalan tersebut. Sebelumnya YN
untuk menyegarkan dan menenangkan
merasa tidak memiliki waktu untuk
pikiran.
berdzikir setelah sholat magrib karena
Responden OK
waktunya yang singkat, namun setelah
Tema 1 : Hati dan emosi terjaga dengan
diagnosis kanker YN mulai menikmati
doa dan dzikir

33 PSIKOLOGIKA VOLUME 22 NOMOR 1 TAHUN 2017


PROSES KOPING RELIGIUS PADA WANITA DENGAN KANKER PAYUDARA

waktu dzikir selepas Maghrib dan Faktor yang Mempengaruhi Koping


merasakan sensasi yang berbeda, YN Religius
merasakan adanya kepuasan dengan
berdzikir. Responden DA
Ketiga responden baik DA, OK, Tema 1 : Orang disekitar yang
maupun YN merasakan adanya membawa pengaruh dan memotivasi
ketenangan dan dampak positif lain menuju lebih baik
dengan melakukan aktivitas religius Sejak kecil orang tua DA terutama
seperti berdzikir, dan sholat tahajud dalam ibu sudah menanamkan ilmu agama dan
menghadapi kanker payudara. rasa cinta pada aktivitas keagamaan
Musbikin (2010) menjelaskan bahwa seperti diajak oleh sang ibu untuk
tahajud mengandung aspek meditasi dan menghadiri acara pengajian- pengajian.
relaksasi karena sholat tahajud ini Selain itu ibu DA juga sering memberikan
dilakukan di keheningan malam dan nasehat -nasehat pada DA, dimana hal
mengantar orang yang menunaikan lebih inilah yang menjadi contoh DA dalam
dekat dengan Allah. Hati yang dekat mendidik anak -anak. Selain ibu, seorang
dengan Tuhan adalah hati yang damai. Kyai yang menjadi idola DA juga menjadi
Pengalaman berdzikir yang dirasakan oleh sumber motivasi bagi DA dalam
setiap responden sesuai dengan yang menjalankan amalan Sunnah seperti
diungkapkan oleh Al-Jauziyah (2002) berbanyak-banyak membaca sholawat.
bahwa dzikir akan membawa faedah Lalu guru agama DA juga memberikan
diantaranya yaitu menghadirkan motivasi untuk rutin menjalankan sholat
ketenangan, menolong hamba dalam tahajud agar hidup terasa tenang.
kesempitan, membuat hati selalu terjaga,
mendekatkan kepada Allah, melembutkan Tema 2 : Pengalaman batin atas
hati, obat hati, menghilangkan rasa berat penghayatan dari ritual keagamaan
yang dijalani
dan mempermudah yang susah, Berbagai manfaat dan perasaan
menghilangkan rasa takut dan positif yang dirasakan DA saat
menimbulkan ketenangan jiwa, menjalankan amalan ibadah (membaca
memberikan kenikmatan yang tak sholawat, tahajud, berdoa) memperkuat
tertandingi, dalam dzikir tersimpan DA untuk selalu menjalankan amalan
kenimatan surga dunia, dzikir sebagai tersebut apapun kondisinya Justru
kekuatan kalbu dan kemuliaan jiwa, serta dengan adanya diagnosis kanker
dzikir sebagai pintu menuju Allah. membuat DA semakin memperkuat ibadah

PSIKOLOGIKA VOLUME 22 NOMOR 1 TAHUN 2017 34


Zahra Devina Nurmahani

yang dilakukan (namun untuk mendatangi Tema 2 : Keadaan sakit kanker dan
pengajian, DA mulai jarang setelah kesadaran dari penghayatan atas
kondisinya memburuk akibat kanker ibadah yang dilakukan
payudara yang dimiliki). DA mengatakan Tidak dipungkiri bahwa keadaan
bahwa apabila ada yang tertinggal dari sakit kanker payudara menjadikan OK
amalan rutin yang biasa dikerjakan, DA lebih tekun dalam beribadah. OK
merasa tidak tenang dan ada yang kurang. mengaku bahwa ibadah yang dilakukan
terasa berbeda setelah adanya diagnosis
Tema 3 : Budaya berupa kegiatan kanker, dimana ada perasaan yang
keagamaan dari lingkungan sekitar
sebelumnya belum dirasakan oleh OK
Kegiatan keagamaan seperti yasinan,
dalam beribadah. Hal tersebut
dhiba’an, istighosyah, dan pengajian
memperkuat pikiran OK bahwa Allah
keagamaa n menjadi acara mingguan atau
merupakan satu-satunya penolong dalam
bulanan di desa DA. Hal tersebut tidak
menghadapi sakit kanker payudara.
dapat dipisahkan dari kehidupan DA dan
berpengaruh terhadap kehidupan religius
Responden YN
DA. Setelah kanker payudara DA pecah,
Tema 1 : Ketertarikan belajar agama
DA berhenti dan tidak menghadiri acara- mulai muncul karena orang terdekat
acara tersebut karena kondisi kesehatan Orang tua YN yang tidak terlalu banyak
yang tidak mendukung, padahal menanamkan ilmu agama sejak kecil
sebelumnya DA tidak pernah melewatkan menjadikan YN tidak terlalu paham akan
kegiatan -kegiatan tersebut. ilmu agama. Namun hal tersebut mulai
sedikit berubah saat YN SMA dan bertemu
Responden OK dengan bapak modin yang saat itu
Tema 1 : Orang terdekat sebagai
menjadi bapak kos YN. YN mulai belajar
penuntun menuju jalan Allah
Kehidupan religius OK mulai ilmu agama dari bapak modin tersebut dan
mengalami perubahan setelah menikah. beberapa pesan dari bapak modin tersebut
Sebelum menikah OK termasuk orang masih dijalankan oleh YN sampai
yang jauh dari kehidupan religius. Setelah sekarang.
menikah OK dibimbing penuh oleh sang
suami dalam urusan agama. Perubahan Tema 2 : Penghayatan spiritual atas
pengalaman dalam hidup
demi perubahan dirasakan oleh OK
Peristiwa kematian ayah YN
misalnya dalam hal sholat lima waktu,
merupakan pengalaman mendalam bagi
sebelum menikah hal tersebut sangat
YN, dimana YN mendapatkan dua
jarang dilakukan oleh OK.

35 PSIKOLOGIKA VOLUME 22 NOMOR 1 TAHUN 2017


PROSES KOPING RELIGIUS PADA WANITA DENGAN KANKER PAYUDARA

pelajaran berharga dari peristiwa tersebut agama merupakan dasar bagi pembentuk
yaitu pentingnya keridhoan orang tua jiwa keagamaan seseorang (Jalaluddin,
(ayah YN mengalami kesulitan saat 2012). Hal ini terlihat dari ketiga
sakaratul maut karena sering berbuat responden. Selain itu budaya setempat
buruk pada sang ibu) dan Doa memiliki juga mempengaruhi koping (Rahayu
kekuatan yang luar biasa serta Allah maha dalam Diana, 2012). Menurut
besar atas segala sesuatu. Selain itu, Koentjaraningrat (dalam Jalaluddin, 2012)
penghayatan atas pengalaman perceraian kebudayaan ada dua bentuk yaitu bentuk
kedua orang tua YN yang dulu pernah kebudayaan dan isi kebudayaan.
terjadi juga menjadi penguat pikiran dan Kegiatan pengajian termasuk dalam
hati YN dalam menhghadapi sakit kanker bentuk kebudayaan yang berupa sistem
payudara bahwa rencana Allah sosial yaitu aktivitas, perilaku, upacara
merupakan sesuatu yang baik. Selain atau ritus yang konkret. Hal ini terlihat
belajar dari pengalaman masa lalu, YN dari responden DA dan YN.
juga belajar banyak dari ceramah agama Pargament (dalam Diana, 2012)
yang disampaikan baik di TV ataupun melihat bahwa orientasi religius yang
kegiatan keagamaan yang digelar umum berhubungan dengan koping yang
mingguan atau bulanan di tempat kerja spesifik terhadap suatu permasalahan
YN. hidup. Koping yang dilakukan oleh ketiga
Rahayu (dalam Diana 2012) responden dipengaruhi oleh orientasi
menjelaskan bahwa pengalaman religius intrinsik. Baik DA, OK, maupun YN
merupakan salah satu faktor yang menganggap agama sebagai tujuan
mempengaruhi koping yang dilakukan hidup, menghayat i dan mengaplikasikan
seseorang. Pengalaman yang secara penuh ajaran agama.
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah Dukungan sosial juga
pengalaman batin atas ritual/amalan mempengaruhi koping yang dilakukan
yang telah dilakukan. Hal tersebut terlihat oleh DA, OK, dan YN. Dukungan sosial
dari responden DA dan YN. Selain tersebut didapat dari keluarga, teman
pengalaman, pendidikan juga menjadi ataupun tenaga medis. Menurut Mutadin
faktor yang mempengaruhi koping (Dalam Muslimah & Aliyah, 2013)
(rahayu dalam Diana, 2012). Pendidikan dukungan sosial mempengaruhi strategi
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah koping seseorang, dimana dukungan sosial
pendidikan agama yang mempengaruhi ini meliputi dukungan pemenuhan
koping religius seseorang. Pendidikan kebutuhan emosi dan informasi.

PSIKOLOGIKA VOLUME 22 NOMOR 1 TAHUN 2017 36


Zahra Devina Nurmahani

DAFTAR PUSTAKA Juniarly, A., & Hadjam, M.N.R. (2012).


Peran Koping Religius dan
Al-Jauziyah, I.Q. (2002). Dzikir Cahaya Kesejahteraan Subjektif Terhadap
Kehidupan. Jakarta : Gema insani Stres pada Anggota Bintara Polisi di
Press Polres Kebumen. Jurnal Psikologika,
17(1), 5-15.
Damayanti, A.D., Fitriyah., & Indriani.
(2008). Penanganan Masalah Sosial Krok, D. The Mediating Role of Coping in
dan Psikologis Pasien Kanker the Relationships between
Stadium Lanjut dalam Perawatan religiousness and Mental Health.
Paliatif. Indonesian Journal Cancer, Archives of Psychiatry and
1:30-34. Psychoterapy 2: 5-13

Diana, R. (2012). Psikologi Penyintas Manshaee, G., & Amini, K. (2013). The
Bencana: Teori dan Aplikasi. Relationship between Spirituality
Yogyakarta: Ash-Shaff. Drajat, Z. with Emphasis on Religious
(1982). Peranan Agama dalam Orientation and Psychosomatic
kesehatan Mental. Jakarta : PT. Inti Disorders (Asthma, Migraine, and
Idayu Press. Blood Pressure). Journal Procedia-
Social and Behavioral Sciences, 84:
Farcas, A.D., & Nastasa, L.E. (2011). Coping 1260-1264.
in Patients with Hearts Failure.
Bulletin of the Transilvania University Musbikin, I. (2010). Terapi Shalat Tahajud
of Brasov Series VII: Social Science, Bagi Penyembuhan Kanker.
4(53), 65-72. Yogyakarta : Mitra Pustaka.

Forshaw, M. (2009). Advanced MuIlimah, A.I., & Aliyah, S. (2013).


Psychology: Health Psychology. Tingkat Kecemasan dan Strategi
London: Hodder & Stoughton. Koping Religius Terhadap
Penyesuaian Diri pada Pasien
Jalaluddin. (2012). Psikologi Agama: HIV/AIDS Klinik VCT RSUD Kota
Memahami Perilaku dengan Bekasi. Jurnal Soul, 6(2), 43-68.
Mengaplikasikan Prinsip - Prinsip
Psikologi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Oetami, F., Thaha, I.L.M., & Wahidudin.
Persada. (2014). Analisis Dampak Psikologis
Pengobatan Kanker Payudara di RS

37 PSIKOLOGIKA VOLUME 22 NOMOR 1 TAHUN 2017


PROSES KOPING RELIGIUS PADA WANITA DENGAN KANKER PAYUDARA

Dr. Wahidin Sudirohusodo Kota


Makasar. Sarafino, E., & Smith, T.W. (2012). Health
Psychology: Biopsychosocial
Pargament, K., Koenig, H.G., & Perez, L.M. Interactions. New York: John Wiley &
(2000). The Many Methods of Sons.
Religious Coping: Development and
Initial Validation of the RCOPE. Sholeh, M. (2012). Terapi Shalat Tahajud
Journal of clinical psychology, 56(4), Menyembuhkan Berbagai Penyakit.
519-543. Jakarta : Mizan Publika.

Pearce, M.J., Singer, J.L., & Prigerson, H.G. Simonic, B., & Klobucar, N.R. (2016).
(2006). Religious Coping among Experiencing Positive Religious
Caregivers of Terminally III Cancer Coping in the Process of Divorce: A
Patients. Journal of Health Qualitative study. Journal Relig Health.
Psychology, 11(5), 743-759 Subandi, MA. (2009). Psikologi Dzikir.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
.Profil Kesehatan Provinsi D. I. Yogyakarta
Tahun 2014 . (2015). Dinas Tarakeshwar, N., Vanderwerker, L.C.,
Kesehatan Provinsi daerah Istimewa Paulk, E., Pearce, M.J., Kasl, S.V.,
Yogyakarta. dkk. (2006). Religious Coping is
associated with the Quality of Life
Rice, V.H. (2011). Handbook Of Stress, of Patients with Advance Cancer.
Coping, and Health: Implication For Journal Palliative, 9(3), 646-657.
Nursing Research, Theory, and
Practice. Sage Publication Inc. Taylor, S.E. (2006). Health Psychology. New
York: McGrawHill.
Rinasti, F. (2012). Hubungan antara
Tingkat Religiusitas dengan Terapi Psikologis akan Membantu
Subjective Well-Being (SWB) pada Penyembuhan Pasien Kanker.
Remaja Awal. 1-12. Diunduh pada 24 Mei 2016 dari
www.Cancercenter.co.id/perawata
Safaria, T. (2011). Peran Religious Coping n-kanker/perawatan-
sebagai Moderator dari Job psikologis/4315.html.
Insecurity terhadap Stres Kerja pada
Staf Akademik. Jurnal Humanitas, Utami, M.S. (2012). Religiusitas, Koping
8(2), 156-166. Religius, dan Kesejahteraan

PSIKOLOGIKA VOLUME 22 NOMOR 1 TAHUN 2017 38


Zahra Devina Nurmahani

Subjektif. Jurnal Psikologi, 39(1), 46-


66.

Widianti, E., Suryani., & Puspasari D.


(2014). Strategi Koping pada Pasien
yang Baru Terdiagnosa Kanker.
Jurnal Keperawatan.

Yenny, & Herwana, E. (2006). Prevalensi


Penyakit Kronis dan Kualitas Hidup
pada Lanjut Usia di Jakarta Selatan.
Jurnal Universa Medica, 25(4), 164-
171.

Zamanian, H., Ardebili, H.E., Ardebili, M.E.,


Shojaeizadeh, D., Nedjat, S., dkk.
(2015). Religious Coping and Quality
of Life in Women with Breast
Cancer. Asian Pasific Journal of
Cancer Prevention, 16: 7721-7724.

Zwingmann, C., Wirtz, M., Muller, C.,


Korber, J., Murken, S. (2006). Positive
and Negative Religious Coping in
German Breast Cancer Patients.
Journal of Behavioral Medicine. 29(6),
533-547

39 PSIKOLOGIKA VOLUME 22 NOMOR 1 TAHUN 2017

Anda mungkin juga menyukai