kerusakan kontinuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain.
Ketika luka timbul, beberapa efek akan muncul seperti : hilangnya seluruh atau
sebagian fungsi organ, respon stres simpatis, perdarahan serta pembekuan darah,
Penyembuhan luka adalah suatu kualitas dari kehidupan jaringan hal ini juga
seperti yang terjadi pada luka pembedahan (Kozier, 1995). Menurut Taylor (1997)
1. Fase Inflamasi
tahap dalam fase ini adalah hemostasis dan fagositosis. Sebagai hasil adanya suatu
yang dibatasi oleh sel darah putih untuk menyerang luka dan menghancurkan
bakteri dan debris. Lebih kurang 24 jam setelah luka sebagian besar sel fagosit
Dimulai pada hari ke 3 atau 4 dan berakhir pada hari ke 21. Fibroblast secara
cepat mensintesis kolagen dan substansi dasar. Lapisan tipis dari sel epitel terbentuk
melintasi luka dan aliran darah ada didalamnya, jaringan baru ini disebut jaringan
granulasi.
3. Fase Maturasi
Fase akhir dari penyembuhan, dimulai hari ke 21 dan dapat berlanjut sampai
luka sembuh secara sempurna. Kolagen baru menyatu, menekan pembuluh darah
dalam penyembuhan luka, sehingga bekas luka menjadi rata dan tipis.
Klasifikasi Luka
d. Dirty or Infected Wounds (Luka kotor atau infeksi), ada purulen atau abses.
Contoh abses pada rongga tubuh.
Jenis-Jenis Luka
8. Vulnus ulkus
Suatu luka yang dalam, karena infeksi, tumor ganas, atau kelainan pembuluh darah.
Perawatan Luka
Perawatan luka berdasarkan etiologinya (Suriadi, 2004)
Lakukan pengkajian kondisi area operasi yang meliputi kondisi balutan, adanya perdarahan,
drain, insisi atau jahitan. Lakukan pembersihan luka dimulai pada pusat luka ke arah keluar
dan secara perlahan-lahan karena luka setelah operasi terdapat sedikit edema. Gunakan normal
salin untuk membersihkan luka. Hindari penggunaan larutan yang bersifat sitotoksik seperti
hydrogen perokside dan povidone iodine karena dapat merusak jaringan dan memperlambat
penyembuhan luka. Pertahankan kondisi luka tetap bersih dan termasuk lingkungan tempat
tidur pasien. Penggantian balutan tergantung pada kondisi balutan bersih atau kotor. Bila
kondisi balutan kering dan bersih balutan diganti 2 atau 3 hari sekali setelah operasi dan juga
tergantung jenis balutan yang digunakan. Jenis balutan yang disarankan adalah balutan yang
dapat mempertahankan kelembaban. Penggunaan kasa dan salin normal, saat penggantian
balutan kering akan menekan permukaan yang mengakibatkan pertumbuhan jaringan sehat
yang terganggu dan menimbulkan rasa nyeri.
2. Ulkus Arteri
Lakukan pengkajian tanda-tanda infeksi, bila keadaan luka kering dan skar keras, jangan
lakukan debridemen. Hindari terapi (kompresi) karena dapat menghambat aliran darah.
Lakukan balutan dengan teknik steril dan pertahankan lingkungan dalam keadaan lembab.
Gunakan balutan hidrokoloid jika ada untuk menjaga kelembaban lingkungan luka. Pada saat
berbaring posisi kepala ditinggikan 5 sampai 7 derajat yang bertujuan untuk menyokong
sirkulasi daerah kulit dan ke bagian ekstremitas.
3. Ulkus Vena
Lakukan pengkajian kondisi area luka. Ganti balutan dengan teknik steril. Bersihkan luka
dengan salin normal. Bila terdapat jaringan nekrotik lakukan debridemen. Lakukan terapi
kompresi, yang bertujuan untuk memperlancar aliran limfatik, reduksi tekanan vena superfisial
dan mengurangi aliran balik ke pembuluh vena yang dalam. Pemberian obat topikal tergantung
jumlah eksudat dan ukuran luka, ada tidaknya infeksi dan karakteristik sekeliling luka. Apabila
menggunakan balutan untuk kelembaban lingkungan dapat menggunakan hidrokoloid,
transparan film, dan foam. Lakukan peninggian posisi pada daerah kaki, hal yang dapat
meningkatkan sensitivitas pada sekeliling luka.; hindari larutan atimikrobial, hindari bahan
yang sifatnya lengket. Prinsip perawatan luka pada ulkus vena adalah meningkatkan pengisian
kembali ke vena, yang akan menyebabkan statis vena menurun.
Penggunaan balutan pada neoropatik perifer ulkus diabetik dapat disesuaikan dengan jumlah
eksudat yang dihasilkan oleh luka. Balutan yang sering digunakan adalah hidrogel. Balutan ini
digunakan ketika luka sedang kering dengan tujuan menghasilkan sedikit cairan untuk
melembabkan permukaan luka. Balutan foam digunakan ketika luka menghasilkan cairan
eksudat yang banyak sampai sedang dan balutan alginat digunakan ketika luka menghasilkan
banyak cairan eksudat.
5. Ulkus Dekubitus