Anda di halaman 1dari 2

Praktikum ke – 7 M. K.

Klimatologi Tropika
Nama : Sabilla Cahyaning Janna Asisten Praktikum
NRP : G24160015 1. Agung Baruna S N (G24150027)
Tanggal : 7 Desember 2018 2. Danang Alfath A (G24150077)

ANALISIS MJO MENGGUNAKAN DIAGRAM WHEELER DAN HOWMOLLOR


PADA TAHUN 2004

Madden Julian Oscillation (MJO) merupakan model osilasi dominan dari variabilitas
daerah tropik (Madden dan Julian 1971). Fenomena MJO dapat menjelaskan variasi iklim di
wilayah tropis. Fenomena MJO terkait langsung dengan pembentukan kolam panas di Samudra
Hindia bagian timur dan Samudra Pasifik bagian barat sehingga pergerakan MJO ke arah timur
bersama angin baratan (westerly wind) sepanjang ekuator selalu diikuti dengan konveksi awan
kumulus tebal. Awan konvektif ini menyebabkan hujan dengan intensitas tinggi sepanjang
penjalarannya yang menempuh jarak 100 kilometer dalam sehari di Samudra Hindia dan 500
kilometer per hari ketika berada di Indonesia. MJO dikatakan dalam fase aktif jika
(Evana et al. 2008).

Gambar 1 Diagram wheeler bulan Januari-Juni 2004

Terlihat dari gambar 1, jika lintasan MJO berada dalam lingkaran dinyatakan bersifat
lemah atau tidak aktif dan sebaliknya jika lintasan MJO berada di luar lingkaran maka MJO
dinyatakan kuat atau aktif dimana awan-awan besar terbentuk menyebabkan intensitas curah
hujan saat melintasi wilayah Indonesia (Hermawan 2010). MJO aktif lebih sering dan lebih kuat
pada bulan Januari sampai Maret dibandingkan bulan April sampai Juni 2004. Indonesia terletak
pada fase 4 dan 5 (Rui dan Wang 1990). MJO aktif di Indonesia tahun 2004 terjadi pada tanggal
1-11 dan 29-31 Februari, 1-3 dan 10-19 Maret, dan 7-13 Mei.
Gambar 2 Diagram howmollor bulan Januari-Juni 2004

Gambar 2 menunjukkan nilai anomali OLR pada bulan Januari sampai Juni 2004.
Bagian yang dilingkari diindikasi merupakan MJO yang terjadi di Indonesia. Nilai anomali OLR
yang negatif diakibatkan oleh sekumpulan awan yang menutupi daerah itu dan dilihat dari
pergerakannya awan tersebut merupakan awan baratan yang umumnya bergerak ke arah timur
(Hermawan 2009). Hal tersebutlah yang mengindikasi adanya awan MJO, yang mengakibatkan
curah hujan yang tinggi di Indonesia, karena Evana et al. (2008) mengemukakan bahwa MJO
dalam fase aktif memiliki korelasi terjadinya intensitas curah hujan yang tinggi terhadap wilayah
yang dilaluinya.

DAFTAR PUSTAKA
Evana L, Effendy S, Hermawan E. 2008. Pengembangan model prediksi madden julian
oscillation (mjo) berbasis pada hasil analisis data real time multivariate mjo (RMM1
dan RMM2). J.Agromet 22 (2): 144-159.
Hermawan E. 2010. Analisis struktur vertikal MJO terkait dengan aktifitas super cloud clusters
(SCCs) di kawasan Barat Indonesia. Jurnal Sains Dirgantara. 8(1): 25-42.
Hermawan E. 2009. Pengembangan model prediksi olr-mjo berbasis hasil analisis model
statistik box-jenkins (arima). Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan, dan
Penerapan MIPA. 2009 Mei 16; Yogyakarta, Indonesia. Yogyakarta(ID): Universitas
Negeri Yogyakarta. hlm 425-441.
Madden RA, Julian P. 1972. Description of global –Svale circulation cells in tropics with a 40-
50 day period. J Atmos Sci. 29:1109-1123.
Rui H, Wang B. 1990: Development characteristics and dynamic structure of tropical
intraseasonal convection anomalies. J. Atmos. Sci. 47: 357–377.

Anda mungkin juga menyukai