Anda di halaman 1dari 9

Pendidikan Kesehatan DK Vol.3/No.

2/September/2015

PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN LANSIA


DALAM MEMANFAATKAN POSYANDU LANSIA

Yuliani1, Rismia Agustina2, Kurnia Rahmawati3


1
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
2
Bagian Keperawatan Medikal Bedah Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat
3
Bagian Keperawatan KomunitasProgram Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat

Email korespondensi: amira.afif99@yahoo.co.id

ABSTRAK
Lansia merupakan kelompok yang rentan terhadap suatu penyakit terutama penyakit
degeneratif.Upaya untuk mempertahankan kesehatan lansia salah satunya dapat dilakukan dengan
aktif melakukan kunjungan ke posyandu lansia. Keaktifan melakukan kunjungan posyandu lansia
tidak akan berkembang jika tidak didukung dengan pengetahuan lansia tentang posyandu lansia.
Pendidikan kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan lansia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan lansia dalam memanfaatkan
posyandu lansia di Desa Bi-ih wilayah kerja Puskesmas Karang Intan Kabupaten Banjar. Desain
penelitian menggunakan Pre experimental design:one group pretest-postest. Populasi pada penelitian
ini adalah lansia yang berusia 45 - 55 tahun di Desa Bi-ih dengan jumlah sampel 35 orang.Instrumen
penelitian menggunakan kuesioner. Hasil analisa data menggunakan uji Wilcoxon didapatkan
peningkatan pengetahuan lansia yang signifikan p value = 0,000 (p<0,05). Hasil penelitian ini
menunjukkan adanya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan lansia dalam
memanfaatkan posyandu lansia di desa Bi-ih wilayah kerja Puskesmas Karang Intan Kabupaten
Banjar. Untuk itu diharapkan adanya peningkatan pelaksanaan pendidikan kesehatan sehingga
masyarakat dapat memiliki pengetahuan yang cukup tentang kesehatan.

Kata–kata kunci : lansia, pendidikan kesehatan, pengetahuan, posyandu lansia.

ABSTRACT
The elderly are vulnerable groups to diseases, primarily degenerative diseases. One of the efforts to
maintain health of the elderly is by increasing their participation in using elderly Posyandu.
Participation in elderly posyandu can be increased by health education the elderly. The purpose of
this study was to determine the effect of health education on elderly knowledge in utilizing the elderly
posyandu in Bi-ih village of Karang Intan Public Health Center region Banjar. The design was Pre
experimental design:one group pretest-postest. The population in this study was all elderly aged 45-
55 years, the sample was 35 elderly in the village of Bi-ih. The data was gathered using
questionnaire. Data analysis was performed using the wilcoxon test and showed knowledge increase
significantly elderly p = 0,000 (p<0,05). It indicates the influence of health education on elderly
knowledge in utilizing elderly Posyandu in Bi-ih village of Karang Intan Public Health Center
Banjar. It is expected to increase the implementation of health education so that people can have
enough knowledge about health.

Keywords: elderly, elderly posyandu, health education, knowledge.

65
Pendidikan Kesehatan DK Vol.3/No.2/September/2015

PENDAHULUAN diharapkan, karena target pemerintah dari


pelayanan posyandu lansia adalah 70 %
Lanjut usia (lansia) merupakan suatu (8).
proses biologis yang tidak dapat dihindari, Puskesmas Karang Intan yang
akan dialami oleh setiap orang, yang di wilayah kerjanya mempunyai jumlah
tandai dengan menghilangnya secara penduduk paling banyak adalah Desa Bi-ih
perlahan kemampuan jaringan untuk yaitu 1653 jiwa dengan jumlah lansia 362
memperbaiki diri atau mengganti dan orang maka yang akan diteliti adalah
mempertahankan fungsi normalnya (1). posyandu yang ada di desa tersebut. Dari
Menurut Budi Anna Keliat (1999) dalam data yang di peroleh dengan melihat daftar
Maryam dkk (2008) usia lanjut merupakan hadir posyandu, jumlah kunjungan lansia
tahap akhir perkembangan pada dasar ke posyandu lansia yang paling banyak
kehidupan manusia, sedangkan menurut hadir hanya 30 orang atau hanya sekitar
UU no 13 tahun 1998 pasal 1 ayat 2,3,4 8,3%.
tentang kesehatan dikatakan bahwa lansia Data yang didapat dari laporan
adalah seseorang yang telah mencapai usia Puskesmas ditemukan bahwa penyakit
lebih dari 60 tahun (2). Berhasilnya yang paling banyak diderita oleh lansia di
pembangunan kesehatan di Indonesia Desa Bi-ih adalah hipertensi, dan nyeri
memberikan dampak yang positif yaitu sendi (7). Namun hal tersebut tidak
meningkatnya usia harapan hidup, yang membuat lansia aktif ke posyandu lansia,
terlihat dari meningkatnya jumlah karena mereka dapat membeli obat di
penduduk usia lanjut (3). warung dengan membawa contoh atau
Kantor Kementerian Koordinator bungkus obat yang diperoleh saat
Kesejahteraan Rakyat (KESRA) mengikuti kegiatan posyandu.
melaporkan jika pada tahun 2010 Hasil wawancara kepada 10 orang
penduduk lansia di Indonesia 23,9 juta lansia di Posyandu lansia Desa Bi-ih pada
atau 9,77% dan usia harapan hidup (UHH) bulan februari 2014, menunjukkan bahwa
sekitar 67,4 tahun (4). Biro Pusat Statistik mereka tidak selalu hadir dikarenakan
(BPS) memproyeksikan jumlah lansia oleh beberapa alasan diantaranya 1 orang
pada tahun 2020 menjadi 28,8 juta atau mengatakan karena pekerjaan, 4 orang
11,34% dan pada tahun 2025 jumlah merasa sehat saja, 4 orang kurang tahu
penduduk di Indonesia seperlimanya manfaat dari posyandu,1 orang kurangnya
adalah lansia (5). motivasi dan dukungan dari
Salah satu upaya kesehatan yang di keluarga.Sebagian dari lansia masih
lakukan pemerintah untuk membina bekerja dan juga masih banyak yang
kesehatan lansia adalah dengan kurang mengetahui manfaat dan tujuan
diadakannya posyandu lansia yang diadakannya posyandu tersebut.
dilaksanakan secara rutin setiap bulannya Menurut Notoatmojo, faktor faktor
(6). Meskipun sudah tersedia banyak yang mempengaruhi kunjungan lansia ke
posyandu tetapi lansia yang berkunjung ke posyandu lansia terdiri dari faktor perilaku
Posyandu masih rendah. Dari laporan dan faktor di luar perilaku. Perilaku
bulanan kunjungan lansia ke posyandu di sendiri di pengaruhi oleh beberapa faktor,
puskesmas Karang Intan, dalam satu tahun diantaranya adalah pengetahuan.
terakhir didapatkan data dari 10 posyandu Pengetahuan merupakan berbagai gejala
lansia yang tersebar dibeberapa desa, rata - yang ditemui dan diperoleh manusia
rata persentase kehadiran lansia ke melalui pengamatan akal (9). Pengetahuan
posyandu lansia diwilayah kerja lansia tentang kesehatan dipengaruhi oleh
Puskesmas Karang Intan hanya 10 % (7). beberapa faktor diantaranya adalah
Ini menunjukkan bahwa kehadiran lansia kurangnya informasi yang diberikan atau
ke posyandu masih kurang dari target yang didapatkan seseorang. Hal ini juga sesuai

66
Pendidikan Kesehatan DK Vol.3/No.2/September/2015

dengan hasil penelitian Handriati N yang METODE PENELITIAN


menunjukkan bahwa terdapat hubungan
Bentuk rancangan penelitian yang di
yang bermakna antara pengetahuan lansia
gunakan adalah Pre experimental
dan tingkat kunjungan lansia ke posyandu
Design:one group pretest-posttest design
(10).
yaitu penelitian ini dilakukan dengan cara
Handriati menjelaskan bahwa
memberikan kuesioner (pengukuran)
pengetahuan lansia yang tinggi
sebelum dan sesudah dilakukan perlakuan
mempunyai kontribusi yang besar terhadap
(pendidikan kesehatan). Rancangan
kehadiran lansia ke posyandu. Hal ini juga
penelitian ini tidak memiliki kelompok
sesuai dengan penelitian yang dilakukan
kontrol. Populasi yang digunakan adalah
Suharti, tentang hubungan pengetahuan
seluruh lansia yang berusia 45-55 tahun
lansia mengenai posyandu lansia dengan
yang ada di Desa Bi-ih wilayah kerja
keaktifan posyandu lansia (11), dengan
Puskesmas Karang Intan Kabupaten
hasil semakin baik pengetahuan lansia
Banjar dengan jumlah sampel 35
maka semakin aktif lansia ke posyandu,
orang.Penelitian dilaksanakan pada
dan penelitian Herdini WP yang
tanggal 1 September 2014 sampai dengan
menunjukan hasil bahwa terdapat
30 September 2014. Teknik pengambilan
hubungan yang signifikan antara faktor
sampel yang di gunakan adalah teknik
pengetahuan, pendidikan dan dukungan
purposive sampling. Instrumen yang
keluarga dengan tingkat kunjungan lansia
digunakan adalah kuesioner
ke posyandu (12).
Prosedur penelitian yang dilakukan
Salah satu upaya untuk menyebarkan
meliputi perizinan untuk pelaksanaan
informasi atau meningkatkan pengetahuan
penelitian, melakukan kunjungan kerumah
seseorang adalah dengan upaya
rumah lansia untuk mencari responden.
memberikan pendidikan kesehatan yang
Responden diberikan penjelasan terlebih
dapat dilakukan dengan berbagai cara baik
dahulu tentang tujuan dan manfaat
itu berupa ceramah, diskusi, penyuluhan,
penelitian serta cara pengisian kuesioner.
seminar dan lainnya. Metode pendidikan
Responden yang menyetujui penelitian
kesehatan disesuaikan dengan jumlah
diminta mengisi informed consent.
sasaran yang akan diberikan materi
Selanjutnya diminta untuk mengisi
pendidikan. Pendidikan kesehatan pada
kuesioner, dalam pengisian kuesioner ini
hakikatnya adalah suatu kegiatan atau
bagi lansia yang tidak bisa menulis atau
usaha untuk menyampaikan pesan
membaca akan dibantu oleh peneliti
kesehatan kepada masyarakat, kelompok
dengan cara peneliti membacakan dan
atau individu (9).
menuliskan jawaban sesuai dengan
Berdasarkan pada penelitian
jawaban responden.Kegiatan pendataan ini
sebelumnya dan survei yang ada
dilakukan kurang kebih tiga minggu.
memberikan dorongan bagi penulis untuk
Kemudian baru diberikan pendidikan
meneliti ada atau tidaknya pengaruh
kesehatan, dengan menggunakan metode
pendidikan kesehatan terhadap
ceramah dan alat bantu LCD. Setelah
pengetahuan lansia dalam memanfaatkan
diberikan intervensi, responden langsung
posyandu lansia di Desa Bi-ih wilayah
diberikan kuesioner yang sama untuk
kerja Puskesmas Karang Intan.Penelitian
mengetahui hasil yang didapat sebelum
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
dan sesudah diberikan intervensi.
pendidikan kesehatan tentang posyandu
Dalam penelitian ini data yang telah
lansia terhadap pengetahuan lansia dalam
dikumpulkan diolah dalam bentuk
memanfaatkan posyandu lansia di Desa
distribusi frekuensi, kemudian
Bi-ih wilayah kerja Puskesmas Karang
diinterpretasikan hasil yang diperoleh.
Intan.
Analisa data deskriptif dilakukan dengan
melihat data yang telah ditabulasi,

67
Pendidikan Kesehatan DK Vol.3/No.2/September/2015

kemudian dilakukan perhitungan dengan data yang telah ditabulasi dalam bentuk
melakukan uji normalitas dengan derajat tabel atau grafik. Analisis bivariat
kemaknaanα < 0,05, jika α < 0,05 maka digunakan untuk melihat pengaruh
data tidak berdistribusi normal dan jika α > pendidikan kesehatan tentang posyandu
0,05 maka data berdistribusi normal. lansia terhadap pengetahuan lansia dalam
Analisis univariat mendiskripsikan memanfaatkan posyandu lansia dengan uji
variabel yang diteliti dengan cara melihat statisticWilcoxon Test.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Karakteristik Responden Penelitian
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik
N Min Mak Mean SD
Umur 35 45 55 49,14 4,016
Valid N (Iistwise) 35
Karakteristik Frekuensi Persentase (%)
Jenis Kelamin
Perempuan 35 100,0
Laki-laki 0 0
Pendidikan
S1 1 2,9
SMA 1 2,9
SLTP 4 11,4
SD 23 65,7
Tidak Tamat SD 6 17,1
Pekerjaan
PNS 1 2,9
Wiraswasta 2 5,7
Petani/Buruh tani 30 85,7
Tidak bekerja 2 5,7

Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa 100%, pendidikan terakhir responden yang
dari 35 responden, usia responden terbanyak adalah SD 65,7%, pendidikan
minimum adalah 45 tahun, usia maksimum tertinggi S1 2,9% dan terendah tidak tamat
55 tahun dan usia rata rata (mean) 49 SD 17,1, jenis pekerjaan responden yang
tahun dengan standar deviasi 4,02. Jenis terbanyak adalah petani/buruh tani yai tu
kelamin semuanya adalah perempuan yaitu sebesar 85,7%.

Pengetahuan Lansia Sebelum dan Sesudah Dilakukan Pendidikan Kesehatan


Tabel 2. Pengetahuan Lansia Sebelum dan Sesudah dilakukan Pendidikan Kesehatan
N Min Mak Mean SD
Pengetahuan Lansia sebelum diberikan pendidikan 35 6,00 15,00 11,4 2,23
kesehatan
Pengetahuan lansia sesudah diberikan Pendidikan 35 14,00 15,00 14,9
Kesehatan
Mean difference 3,5
P Value 0,000
,
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui responden 35 orang, didapatkan hasil
pengetahuan lansia sebelum diberikan pengetahuan lansia dengan nilai minimum
pendidikan kesehatan dengan jumlah 6,00 dan nilai maksimum 15,00, nilai rata

68
Pendidikan Kesehatan DK Vol.3/No.2/September/2015

rata (mean) 11,40 dan standar deviasi 2,23. keibuan dan sifat caring terhadap orang
Pengetahuan lansia setelah mendapatkan lain, identik sebagai sosok yang ramah,
pendidikan kesehatan tentang posyandu sabar, telaten, penyayang dan gemar
lansia dengan jumlah responden 35 orang bersosialisasi. Hal ini yang membuat
maka didapatkan hasil nilai minimum mereka lebih mudah untuk diberikan suatu
14,00 dan nilai maksimum 15,00 dengan informasi dalam kegiatan pendidikan
nilai rata rata (mean) 14,9 dan standar kesehatan. Pada penelitian ini yang lebih
deviasi 0,36. berminat untuk ikut berpartisipasi adalah
Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui lulusan SD, sedangkan lulusan sarjana
adanya perbedaan pengetahuan lansia sedikit sekali yang mau berpartisipasi.
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan Penduduk Desa Bi-ih mayoritas memiliki
kesehatan tentang posyandu lansia di desa pekerjaan sebagai petani/buruh tani
Bi-ih wilayah kerja Puskesmas Karang sehingga pada penelitian ini responden
Intan Kabupaten Banjar. Hasil analisis yang terbanyak adalah petani/buruh tani.
data pre test dan post test proses
pendidikan kesehatan didapatkan nilai rata
Pengetahuan Lansia Sebelum
rata pengetahuan lansia sebelum diberikan
Dilakukan Pendidikan Kesehatan
pendidikan kesehatan yaitu 11,4 dan
sesudah diberikan pendidikan kesehatan Berdasarkan dari hasil penelitian
nilai rata rata lansia meningkat menjadi pengetahuan lansia sebelum diberikan
14,9 dengan perbedaan nilai rata rata 3,5. pendidikan kesehatan tentang posyandu
Uji statistic dengan Wilcoxon test lansia dapat diketahui bahwa faktor yang
didapatkan p values = 0,000 (α = 0,05) mempengaruhi kurangnya pengetahuan
maka dapat diinterpretasikan bahwa ada lansia adalah pertama, tingkatan umur di
pengaruh yang signifikan antara mana semakin tua seseorang maka dapat
pengetahuan lansia sebelum dan sesudah berpengaruh pada pertambahan
diberikan pendidikan kesehatan tentang pengetahuan yang diperolehnya. Sesuai
posyandu lansia. dengan pendapat Budiman (2013) yaitu
dengan bertambahnya umur seseorang
Karakteristik Responden maka akan terjadi perubahan pada aspek
psikologis dan psikis sehingga tahap
Karakteristik responden merupakan berfikir seseorang semakin matang dan
bagian penting dalam suatu penelitian dewasa (13).
yang menjelaskan ciri dan kekhususan Kedua, pengalaman dimana
responden.Adapun karakteristik responden pengalaman merupakan sumber
terdiri dari umur, jenis kelamin, pengetahuan yang diperoleh berdasarkan
pendidikan, dan pekerjaan. Usia responden pengalaman keluarga maupun orang lain.
minimum adalah 45 tahun, usia maksimum Menurut Notoatmojo (2007) pengalaman
55 tahun dan usia rata rata (mean) 49 sebagai sumber pengetahuan merupakan
tahun dengan standar deviasi 4,02. Pada suatu cara untuk memperoleh kebenaran
usia ini diharapkan mereka dapat lebih pengetahuan dengan cara mengulang
mudah menerima informasi dan dapat kembali pengetahuan yang diperoleh di
menerapkan pengetahuan yang didapat masa lalu (14). Ketiga, informasi
secara maksimal sehingga mampu menjadi merupakan salah satu sarana yang dapat
motivator bagi keluarga dan masyarakat di digunakan untuk menambah atau
sekitarnya. Jenis kelamin semuanya adalah meningkatkan pengetahuan.
perempuan yaitu 100%, Pengetahuan yang kurang tentang
Jumlah penduduk yang lebih banyak melakukan kunjungan ke posyandu lansia
sekarang ini adalah perempuan. Kaum didukung oleh kurangnya informasi yang
perempuan dianggap memiliki naluri didapatkan oleh lansia baik dari teman,

69
Pendidikan Kesehatan DK Vol.3/No.2/September/2015

keluarga, media massa maupun tenaga maupun tidak langsung dari petugas
kesehatan. Pengetahuan merupakan kesehatan maupun dari pergaulan dan
domain yang sangat penting untuk media baik cetak maupun elektronik (9).
terbentuknya tindakan seseorang (over Dalam hasil penelitian ini di jelaskan
behavior) (15). Pengetahuan yang telah di bahwa lebih dari 95% responden berfikiran
miliki menjadikan seseorang memiliki positif dan menerima pendidikan
kemampuan untuk menggunakan materi kesehatan yang diberikan. Selama
yang sudah dipelajari tersebut pada situasi dilakukan pendidikan kesehatan responden
atau kondisi sebenarnya. Pengetahuan antusias dalam mendengarkan serta
diperlukan sebagai dorongan pikir dalam mengajukan pertanyaan yang belum
menumbuhkan kepercayaan diri maupun dimengerti, sehingga dalam pelaksanaan
dorongan sikap dan perilaku, sehingga kegiatan berjalan lancar. Pada saat
dapat dikatakan bahwa pengetahuan diberikan soal post test pun 85%
merupakan stimuli terhadap tindakan responden mendapatkan nilai sempurna
seseorang (16). dengan rincian sebagai berikut 5 orang
Data yang didapat dari kuesioner mampu menjawab soal benar 14 (93,3%)
yang diberikan pada responden, responden dan sisanya 30 orang mampu menjawab
beranggapan posyandu lansia hanya untuk soal benar 15 (100%) dengan nilai rata rata
usia 60 tahun keatas, dilakukan saat ada (mean) 14,86 dan standar deviasi 0,36.
waktu luang saja, atau bila merasa tidak Pendidikan kesehatan yang
sehat, selain itu ada responden yang belum dilakukan mampu meningkatkan
mengetahui manfaat dari melakukan pengetahuan lansia dan minat lansia untuk
kunjungan ke posyandu lansia. mengunjungi posyandu lansia, ini terbukti
Notoatmojo (2010) menjelaskan salah satu dengan bertambahnya jumlah peserta
faktor yang mempengaruhi pengetahuan posyandu lansia di bulan Oktober naik
yaitu informasi atau paparan media massa sekitar 50% dan di bulan November naik
(13). Oleh karena itu informasi sangat sekitar 100% dari kunjungan lansia
mendukung sekali dalam meningkatkan sebelum di berikan pendidikan kesehatan,
pengetahuan seseorang, jadi dari beberapa yang biasanya hanya berkisar 30 orang
faktor yang mempengaruhi pengetahuan naik menjadi 50 sampai 70 orang (7). Hal
dapat disimpulkan bahwa perlunya ini juga didukung oleh pendapat
memberikan pendidikan kesehatan atau Notoatmodjo (2007) yang menjelaskan
promosi kesehatan. bahwa semakin tinggi pengetahuan
seseorang, semakin tinggi pula seseorang
memahami pentingnya melakukan
Pengetahuan Lansia Sesudah Dilakukan
kegiatan untuk mencapai tujuan (14).
Pendidikan Kesehatan
Pengetahuan lansia setelah di Analisis Pengaruh Pendidikan
berikan pendidikan kesehatan tentang Kesehatan Terhadap Pengetahuan
posyandu lansia dapat diperoleh beberapa Lansia
hal, bahwa pengetahuan yang baik itu
berasal dari keingintahuan, kemauan, Hasil penelitian tersebut tidak bisa
kemampuan serta sarana yang dapat dianalisa dan dihitung menggunakan
meningkatkan pengetahuan seseorang. paired t test karena datanya tidak
Pengetahuan muncul ketika seseorang berdistribusi normal pada hasil post test.
menggunakan indera atau akal budinya Hasil penelitian dianalisa dan dihitung
untuk mengenali benda atau kejadian dengan menggunakan ujiWilcoxon dengan
tertentu yang belum pernah dilihat atau nilai p = 0,000 berarti lebih kecil dari α
dirasakannya. Pengetahuan dapat 0,05 maka H0 ditolak yang berarti ada
diperoleh melalui informasi langsung pengaruh yang signifikan pada

70
Pendidikan Kesehatan DK Vol.3/No.2/September/2015

pengetahuan lansia sebelum dan sesudah Dari penjelasan diatas dapat ditarik
diberikan pendidikan kesehatan tentang kesimpulan bahwa pendidikan kesehatan
posyandu lansia di desa Bi-ih wilayah yang di lakukan peneliti mampu
kerja Puskesmas Karang Intan Kabupaten meningkatkan pengetahuan lansia dan
Banjar standar deviasi 0,36. menimbulkan minat pada lansia untuk
Dari hasil penelitian didapatkan mengunjungi posyandu lansia sehingga
bahwa pengetahuan lansia tentang meningkatkan jumlah kunjungan lansia di
posyandu lansia meningkat setelah posyandu.Hal ini disebabkan oleh
diberikan pendidikan kesehatan. bertambahnya informasi dan
Pendidikan kesehatan merupakan proses bertambahnya pemahaman masyarakat
yang direncanakan dengan sadar untuk tentang posyandu lansia setelah dilakukan
menciptakan peluang bagi individu- pendidikan kesehatan. Dengan mengikuti
individu untuk senantiasa belajar kegiatan posyandu maka lansia akan
memperbaiki, meningkatkan pengetahuan mengetahui secara langsung manfaat dan
dan keterampilan demi kepentingan tujuan dari posyandu lansia itu sendiri
kesehatannya (9). Pendidikan kesehatan sehingga dapat mendeteksi secara dini
adalah upaya untuk mempengaruhi orang masalah masalah yang dihadapi lansia.
lain baik individu, kelompok, atau Pada penelitian ini terdapat
masyarakat agar menjadikan kesehatan keterbatasan terkait dengan metodologi
sebagai sesuatu yang bernilai. Sehingga penelitian, tidak adanya randomisasi, yang
dapat mendorong pengembangan dan berarti pengelompokkan anggota sampel
penggunaan secara tepat sarana pelayanan pada kelompok ekperimen tidak dilakukan
kesehatan yang ada (9). dengan acak, tidak adanya kuesioner baku
Beberapa penelitian lain tentang posyandu lansia sehingga
menyebutkan bahwa adanya pengaruh kemungkinan ada faktor faktor lain seperti
pendidikan kesehatan terhadap adanya paparan media massa, interaksi
pengetahuan, diantaranya adalah jurnal sosial di masyarakat yang berpengaruh
penelitian yang dilakukan Hairul tentang dalam pengetahuan lansia yang tidak
Pengaruh Promosi Kesehatan terhadap diteliti dalam penelitian ini.
Pengetahuan Remaja Putri tentang Adapun keterbatasan penelitian ini
Dampak Pernikahan Dini pada siswi kelas terkait dengan proses pengambilan data
XI di SMA Negeri 1 Tayan Hilir, adalah kesulitan dalam mengumpulkan
didapatkan hasil peningkatan pengetahuan responden yang masuk kedalam kriteria
setelah diberikan penyuluhan kesehatan, inklusi, hal ini terjadi karena responden
hal ini menjelaskan adanya pengaruh pada saat dilakukan pendataan atau
promosi kesehatan terhadap peningkatan kunjungan rumah memiliki kesibukan
pengetahuan remaja (17). Hasil penelitian masing masing sebagai petani dimana
Wardani (2009) dengan judul “Pengaruh mereka kebanyakan pulang mendekati
Penyuluhan terhadap Tingkat Pengetahuan waktu sholat maghrib dan yang memiliki
Kesehatan Reproduksi Remaja Perempuan pekerjaan sebagai PNS kebanyakan tidak
SMP Muhammadiyah 7 Surakarta” juga mau diikut sertakan dalam penelitian.
menyatakan terdapat pengaruh penyuluhan
yang signifikan terhadap pengetahuan
PENUTUP
remaja perempuan di SMP
Muhammadiyah 7 Surakarta (18). Sesuai Berdasarkan uraian, analisis, dan
dengan pendapat Notoatmodjo (2012) pembahasan maka dapat disimpulkan
bahwa pengetahuan adalah hasil dari tahu bahwa:
dan ini terjadi setelah orang melakukan 1. Pengetahuan lansia di desa Bi-ih
penginderaan terhadap suatu objek tertentu tentang posyandu lansia sebelum
(9). diberikan pendidikan kesehatan

71
Pendidikan Kesehatan DK Vol.3/No.2/September/2015

memiliki nilai rata rata 11,40 hasil posyandu lansia dan meningkatkan
ini menunjukkan bahwa sebagian kehadiran lansia.Untuk penelitian
besar lansia sudah memliki selanjutnya diharapkan adanya
pengetahuan yang cukup. randomisasi sampel, peningkatan jumlah
2. Pengetahuan lansia di desa Bi-ih sampel sehingga hasil penelitian dapat
tentang posyandu lansia setelah lebih baik lagi dan dapat memberikan
diberikan pendidikan kesehatan sebuah informasi yang lebih akurat.
memiliki nilai rata rata 14,9, hasil
ini menunjukkan bahwa pendidikan KEPUSTAKAAN
kesehatan yang dilakukan berjalan
dengan baik sehingga lansia dapat 1. Hasibuan W, Ismayadi. Hubungan
menerima informasi dengan Program Pelayanan Posyandu Lansia
maksimal. Terhadap Tingkat Kepuasan Lansia
3. Hasil analisis uji statistic wilcoxon di Daerah Binaan Puskesmas
test menunjukkan terdapat Darussalam Medan. Jurnal
peningkatan pengetahuan lansia Keperawatan Rufaidah Universitas
antara sebelum dan sesudah Sumatera Utara 2006; 2(1). (online),
diberikan pendidikan kesehatan (http://Repository.usu.ac.id/2/1/ruf-
secara signifikan dengan P values < mei2006-(8).pdf, diakses 20 Juni
0,000. Hasil ini menjelaskan bahwa 2014).
adanya pengaruh pendidikan
kesehatan yang bermakna untuk 2. Maryam RS, Ekasari MF,
meningkatkan pengetahuan lansia Rosidawati, Jubaedi A, Batubara I.
tentang posyandu lansia. Mengenal Usia Lanjut dan
Perawatannya. Jakarta: Salemba
Setelah melaksanakan penelitian dan Medika, 2008.
melihat hasil yang didapatkan, maka
peneliti menyarankan kepada masyarakat 3. Wigati PW. Pengaruh Pendidikan
di harapkan dapat secara mandiri mencari Kesehatan tentang Penyakit
atau mendapatkan informasi yang bisa Degenerative Terhadap Keaktifan
meningkatkan pengetahuan tentang Lansia dalam Kegiatan Posyandu
posyandu lansia sehingga dapat Lansia Krida Dharma Wreda
memnafaatkan pelayanan tersebut secara Kelurahan Jebres. Fakultas
maksimal dan pada akhirnya dapat Kedokteran Universitas Sebelas
menjaga dan meningkatkan kesehatan. maret Surakarta 2011; 1(3). (online),
Diharapkan kepada tenaga kesehatan atau (http://digilib.uns.ac.id/21148131120
petugas kesehatan dapat memberikan 1101321.pdf, diakses 20 Juni 2014).
informasi atau penyuluhan kesehatan
secara berkala minimal satu kali dalam 4. Nugroho W. Gerontik dan Geriatrik.
sebulan kepada masyarakat sehingga Jakarta:EGC, 2008.
masyarakat dapat memperoleh
pengetahuan dan informasi mengenai 5. Suriah. Pemanfaatan Posyandu
kesehatan dan dapat meningkatkan derajat Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
kesehatan masyarakat. Untuk Wonorejo Samarinda Tahun 2012.
meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan Fakultas Kesehatan masyarakat
lansia, diharapkan puskesmas dapat Universitas Hasanuddin 2012 vol.1,
mengerahkan tenaga kesehatan yang no 2; (online),
sesuai bidangnya untuk selalu (http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/2/71b
berpartisipasi dalam posyandu lansia pc0935fo775fedf3ae8765cdb.pdf, di
sehingga dapat meningkatkan pelayanan di akses 20 Juni 2014).

72
Pendidikan Kesehatan DK Vol.3/No.2/September/2015

Kelurahan Logoa Jakarta Utara tahun


6. Departemen Kesehatan RI. Pedoman 2013. Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut Keperawatan Universitas Islam
bagi Petugas Kesehatan. Edisi VII. Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta: Direktorat Jendral Bina
Kesehatan Masyarakat, 2010. 14. Notoatmojo S. Promosi Kesehatan
7. Puskesmas Karang Intan. Laporan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka
Bulanan Lansia Kecamatan Karang Cipta, 2007.
Intan. Martapura, 2013.
15. Lukiono WT. Pengaruh
8. Keputusan Menteri Kesehatan RI Pengetahuan dan Sikap terhadap
Nomor 1457/MENKES/SK/X/2003. Pemanfaatan Jaminan Kesehatan
Standar Pelayanan Minimal(SPM) pada Ibu Hamil Miskin di Kota
Bidang Kesehatan; (online), Blitar. Fakultas Kedokteran
(http://www.litbang.depkes.go.id/site Universitas Sebelas Maret Surakarta
s/download, diakses 20 Juni 2014). 2010; (online)
(http://eprints.Uns.Ac.Id/7940/13964
9. Notoatmojo.S. Promosi Kesehatan 1108201009281.pdf, diakses 25 Juni
dan Prilaku Kesehatan. Jakarta: 2014).
Rineka Cipta, 2012.
16. Notoatmodjo,S. Pengantar pendidikan
10. Handriati N. Hubungan Pengetahuan dan ilmu perilaku kesehatan.
dan Sikap dengan Tingkat Kunjungan Yogyakarta: Andi Offset, 2003.
Posyandu Lansia di Desa Sungai Arpat
Wilayah Kerja Puskesmas Karang 17. Hairul, Djawi J, Pratama A.
Intan Kabupaten Banjar, 2010. Pengaruh Promosi Kesehatan
terhadap Pengetahuan Remaja Putri
11. Suharti, Sari K, Putri RA. Hubungan tentang Dampak Pernikahan Dini
Pengetahuan Lansia Mengenai pada Siswa Kelsa XI SMA Negeri I
Posyandu Lansia dengan Keaktifan Tayan Hilir. Stikes Yarsi Pontianak.
Posyandu Lansia di Desa Candi Jurnal Ilmiah 2014; (online),
Wilayah kerja Puskesmas Duren (http://www.stikesyarsi-
Bandungan. Jurnal Ilmiah Kebidanan Pontianak.ac.id/jurnal-ilmiah/pdf,
Ngudi Waluyo, 2012; (online) diakses 15 Oktober 2014).
(Http://perpusnwu.web.id/karya
karya ilmiah/3283.docx, diakses 15 18. Wardani R. Pengaruh Penyuluhan
Maret 2014). terhadap Tingkat Pengetahuan
Kesehatan Reproduksi Remaja
12. Pertiwi HW. Faktor-Faktor yang Perempuan SMP Muhammadiyah 7
Berhubungan dengan Frekuensi Surakarta. Jurnal Ilmiah Universitas
Kehadiran Lanjut Usia di Posyandu Negeri Sebelas Maret, 2009; (online)
Lansia. Jurnal Ilmiah Kebidanan (http://digilib.uns.ac.id/pengguna.php
2013; 4(1) Edisi Juni. (online), %3fmn..., diakses 15 Oktober 2014).
(http://pasca.uns.ac.id/en/?=1245409
08013.2010, diakses 15 Maret 2014).

13. Astuti S. Hubungan Tingkat


Pengetahuan dan Sikap Masyarakat
Terhadap Upaya Pencegahan
Penyakit Tuberculosis di Rw 04

73

Anda mungkin juga menyukai