Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Politik merupakan salah satu pokok bahasan yang seringkali kita konotasikan dengan
kekuasaan, hal ini tentu tidak dapat kita pungkiri, sebab politik dan kekuasaan bagaikan dua sisi
mata uang yang tidak dapat dipisahkan akan tetapi disisi lain, masyarakat kita juga seringkali
memandang politik sebagai sesuatu yang kotor dan licik. Politik adalah kemahiran yaitu
kemahiran tentang hal-hal yang mungkin.
Dalam dunia perpolitikan baik itu zaman dahulu maupun zaman sekarang sudah
tentu memiliki struktur politik tersendiri yang semakin lama semakin kompleks. Hal ini dapat
terjadi karena sifat manusia yang dinamis dan menghendaki segala sesuatu menjadi lebih baik.
bagaikan bangunan yang memiliki kerangka struktur tersendiri yang digunakan sebagai acuan
dalam menjaga stabilitas bangunan, agar setiap komponen dapat bekerja secara maksimal. Maka
politik pun memiliki keragka tersnendiri, dimana kerangka tersebut digunakan agar setiap
komponen yang berada dalam politik dapat saling mempengaruhi dan saling membantu.
Fungsi system politik juga mempengaruhi lingkungan fisik, sosial dan ekonomi domestik,
kelompok kepentingan, partai politik, badan legislative, eksekutif birokrasi, dan badan – badan peradilan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. Apa sajakah fungsi politik dalam system politik?
b. Jelaskan struktur politik dalam system politik?

1.3 TUJUAN
a. Mengetahui fungsi politik dalam system politik
b. Mengetahui struktur politik

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 FUNGSI POLITIK DALAM SISTEM POLITIK
Sistem politik adalah kesatuan antara struktur dan fungsi-fungsi politik. Struktur politik dapat di
anggap sebagai mesin dengan berbagai komponen serta fungsi masing-masing komponennya.
Secara garis besar fungsi dari pokok politik yang harus berjalan dalam sebuah sistem politik/negara
adaiah:
1. Fungsi perumusan kepentingan
Fungsi menyusun dan mengungkapkan tuntutan politik dalam suatu negara. Orang per
orang atau kelompok-kelompok dalam sayarakat harus menentukan apa yang menjadi
kepentingan mereka, atau apa yang ingin mereka dapatkan dari negara/ politik. Fungsi ini
seharusnya terutama dijalankan oleh lembaga swadaya masyarakat (LSM) atau kelompok-
kelompok kepentingan.
2. Fungsi pemaduan kepentingan
Fungsi menyatupadukan tuntutan-tuntutan politik dari berbagai pihak dalam suatu negara
dan mewujudnyatakannya ke dalam berbagai alternatif kebijakan. Pihak yang paling
bertanggungjawab untuk memadukan kepentingan adalah partai politik. Namun demikian,
proses pemaduan kepentingan juga terjadi di lembaga-lembaga legislatif dan eksekutif.
3. Fungsi pembuatan kebijakan umum
Yaitu fungsi untuk mempertimbangkan berbagai alternatif kebijakan yang diusulkan oleh
partai politik dan pihak-pihak lain, untuk dipilih salah satu di antaranya sebagai satu
kebijakan pemerintahan. Pelaku fungsi ini adalah lembaga legislatif dan eksekutif
(pembuatan undang-undang) atau lembaga eksekutif sendiri (pembuatan peraturan
pemerintah).
4. Fungsi penerapan kebijakan
Yaitu fungsi melaksanakan berbagai kebijakan yang telah ditetapkan oleh pihak yang
berwenang. Pelaksana kebijakan pemerintah adalah aparat birokrasi pemerintah di bawah
pimpinan pejabat eksekutif.
5. Fungsi pengawasan pelaksanaan kebijakan
Yaitu fungsi mengadili pelanggar hukum. Pelaku peran untuk mengadili adalah lembaga
peradilan, yakni Mahkamah Agung beserta lembaga peradilan di bawahnya dalam

2
lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan perdilan militer, dan
lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.
6. Fungsi komunikasi politik
Bagaimana aspirasi masyarakat ini bisa tersalurkan kepada pemerintah, disinilah fungsi
dari partai politik yang akan menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat
dan mengaturnya sedemikian rupa. Melihat hal ini, partai politik dalam menjalankan
fungsinya sering disebut sebagai broker (perantara) dalam suatu bursa ide-ide (clearing
house of ideas) dan bisa juga dikatakan bahwa partai politik bagi pemerintah bertindak
sebagai alat pendengar dan bagi warga masyarakat sebagai pengeras suara.
7. Fungsi sosialisasi politik
Partai politik berfungsi sebagai salah satu sarana sosialisasi politik. Untuk dapat menjadi
pemenang dalam Pemilihan Umum (Pemilu) serta menguasai pemerintah (dalam artian
menjadi kepala daerah, presiden ataupun pimpinan lainnya), partai politik harus bisa
mensosialisasikan dan mendapatkan dukungan masyarakat sebanyak mungkin dengan
mengedepankan bahwa partai politik berjuang untuk masyarakat dan kepentingan umum.
8. Fungsi rekrutmen politik
Partai politik juga berfungsi untuk mencari dan mengajak orang untuk turut aktif dalam
kegiatan politik sebagai anggota partai (political recruitment), dengan demikian partai
politik turut memperluas partisipasi politik.

2.2 STRUKTUR POLITIK


1. Suprastruktur Politik
Suprastruktur politik adalah organisasi atau lembaga resmi negara yang dibentuk
berdasarkan konstitusi yang berlaku dalam negara tersebut. Lembaga ini berhak, bertugas, dan
berwewenang membuat kebijakan, merencanakan kebijakan publik dan politik yang berlaku dalam
satu negara untuk mencapai semua tujuan negara. Khususnya mencapai masyarakat yang adil dan
makmur. Lembaga suprastruktur politik ini menjalankan kebijakan politik dalam negeri dan
hubungan luar negeri, termasuk di dalamnya semua lembaga pengertian pemerintah pusat dan
daerah.
Berdasarkan pengertiannya, tujuan akhir suprastruktur adalah masyarakat adil dan
makmur. Namun dalam jangka pendek, suprastruktur yang dibentuk bertujuan :
a. Pembagian Kekuasaan

3
Pembagian kekuasaan yang dimaksud agar semua negara yang menganut sistem
demokrasi tidak terpaku pada satu kekuasaan. Satu kekuasaan akan meningkatkan penyalahgunaan
wewenang dan kediktatoran.

b. Pengorganisasian Negara Lebih Mudah


Dengan adanya suprastruktur politik pelaksanaan organisasi negara lebih mudah. Setiap
bidang diatur oleh lembaga negara yang berbeda. Ada juga pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
c. Aspirasi Tersalurkan
Suprastruktur politik dapat memeprhatikan saoirasi rakyat dan masyarakatnya lebih
dekat. Kebijakan yang dibuat adalah asipirasi. Baik secara langsung melalui infrastruktur politik
yanga da dalam negara.
d. Tujuan Pembangunan Tercapai
Tentu saja tujuan akhir suprastruktur politik adalah tercapainya tujuan pembangunan
nasional. Tujuan pembangunan nasional, yang dalam negara Indonesia terdapat pada pokok pikiran
dalam pembukaan UUD 1945 alinea 4. Tujuan yang sudah sangat dikenal dan mungkin dihapal
melalui hakikat pendidikan kewarganegaraan. Tujuan tersebut, yaitu melindungi segenap Bangsa
Indonesia, mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia.

Contoh Suprastruktur Politik di Indonesia


Suprastruktur politik di Indonesia terbagi menjadi beberapa lembaga negara sesuai teori
Montesque, yaitu lembaga eksekutif, lembaga legislatif, dan lembaga yudikatif. Namun, sesuai
amandemen UUD 1945 yang terakhir, tahun 2004, lembaga negara tersebut mengalami banyak
perubahan. Ada beberapa lembaga negara lain di luar ketiga lembaga negara yang sudah disebutkan,
yaitu lembaga konstitutif dan lembaga eksaminatif. Keduanya juga merupakan suprastruktur politik
karena ikut melaksanakan kebijakan pemerintahan secara langsung dan tidak langsung.
a. Lembaga Konstitutif / MPR
Lembaga negara konstitutif yang dimaksud adalah MPR. Sebelum amandemen UUD
1945, MPR adalah lembaga tertinggi negara, di mana lembaga eksekutif dan yudikatif berada di
bawah kekuasaannya. Namun sejak adanya amandemen, MPR kini sederajat kedudukannya dengan
semua lembaga lain atau sama kedudukannya dengan lembaga ekskutif, legislative, yudikatif, dan
eksaminatif.
Anggota MPR merupakan gabungan anggota DPR dan anggota DPD yang dipilih secara
langsung melaui pemilihan umum. Tugas dan fungsi MPR, terutama adalah dalam hal konstitusi.

4
Sesuai dengan namanya lembaga konstitutif. Perubahan UUD 1945 tergantung pada keputusan MPR.
Selain tiu, pelantikan Presiden dan Wakil Presiden juga menjadi tugas MPR termasuk memilih calon
pengganti sementara apabila Presiden dan Wakil Presiden menyelesaikan masa jabatannya sebelum
masa tugas berakhir.
b. Presiden dan Wakil Presiden
Presiden dan wakil presiden termasuk kepada lembaga eksekutif. Yaitu lembaga yang
menjalankan pemerintahan atau menjalankan semua rencana program pembangunan. Dalam UUD
1945 amandemen, Presiden dan Wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat. Pemilihan Presiden
pertama kali diadakan tahun 2004. Dengan demikian, Presiden dan Wakil Presiden sudah tidak lagi
di bawah MPR. Kedudukan keduanya setara.
Contoh kekuasaan eksekutif Presiden dan Wakil Presiden adalah melaksanakan tugasnya
menjalankan pemerintahan dan membuat kebijakan. Salah satu tugas dan wewenang Presiden adalah
membuat RUU untuk diajukan kepada DPR dan mengesahkannya bersama DPR. Dan dalam
menjalankan tugas, Presiden dibantu oleh para menteri yang tergabung dalam satu kelompok yang
disebut kabinet kerja. Karena para menteri membantu Presiden, maka para menteri ini
bertanggungjawab kepada Presiden dalam menjalankan tugas-tugasnya di berbagai bidang
pembangunan.
c. DPR
Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR merupakan salah satu lembaga
legislatif. Lembaga ini sudah ada sejak zaman Indonesia merdeka, di mana tugas dan
wewenangnya juga diatur oleh UUD 1845. Meskipun semua anggota DPR otomatis
menjadi anggota MPR, namun seperti telah dikatakan sebelumnya bahwa kedudukan DPR
dan MPR saat ini sejajar.
Tugas dan wewenang DPR yang uatam sebagai lembaga legislative tentu saja
membuat Undang-Undang. undang-undang ini bisa diusulkan oleh Presiden atau anggota
DPR sendiri, untuk kemudian disahkan bersama Presiden. Sejak zaman reformasi dimulai,
anggota DPR yang berasal dari partai ini dipilih langsung oelh rakyat dalam pemilihan
umum 5 tahun sekali. Oleh karena itu diharapkan, bahwa semua kebijakan yang dibuat oleh
DPR adalah aspirasi rakyat dalam pemerintahan.
d. DPD
Dewan Perwakilan Daerah atau DPD adalah lembaga baru yang termasuk lembaga
legislatif. DPD bersama DPR menjadi anggota MPR dan kedudukannya sejajar. Anggota DPD juga
dipih secara langsung melalui pemilihan umum 5 tahun sekali bersamaan dengan pemilihan anggota

5
DPR. Namun, anggota DPD tidak dipilih sebagai calon oleh partai, mereka adalah putra daerah
masing-masing yang diwakilinya.
Dengan demikian diharapkan bahwa DPD sebagai lembaga baru, lebih membawa
aspirasi masyarakat daerahnya dalam setiap kebijakan yang diambilnya. Tugas dan
wewenang utama DPD hampir sama dengan DPD sebagai lembaga legislatif, yaitu membuat
dan membahas Undang-Undang bersama DPR.
e. Mahkamah Agung
Mahkamah Agung merupakan lembaga tertinggi di bidang hukum Indonesia.
Secara kekuasaan termasuk pada lembaga yudikatif. Yaitu, lembaga yang bertugas
mengawasi jalannya Undang-Undang dan berhak melakukan sanksi atas pelanggaran yang
terjadi.
Anggota Mahkamah Agung dipilih oleh Presiden dengan persetujuan DPR.
Meskipun demikian, kedudukannya dengan Presiden dan DPR sama. Mahkamah Agung
atau MA membawahi semua masalah hukum di bidang pidana dan perdata yang terjadi di
Indonesia.
f. Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi atau MK adalah salah satu lembaga yudikatif atau lembaga dalam
bidang kehakiman. Lembaga suprastruktur politik ini merupakan lembaga tinggi kehakiman.
Berbeda sedikit dengan mahkamah Agung atau MA, MK berfungsi dalam pengujian UUD,
menyelesaikan sengketa antar lembaga negara, membubarkan partai politik, dan memutuskan hasil
sistem pemilu di Indonesia. Sama dengan anggota MA, anggota MK dan pimpinannya dipilih dan
ditentukan oleh presiden bersama DPR.
g. Komisi Yudisial
Sama halnya dengan MK, Komisi Yudisial atau KY dibentuk berdasarkan UUD 1945
hasil amandemen. Namun di negara lain, kedua lembaga negara ini sudah ada. KY mempunyai tugas
yang lebih spesifik, yaitu ikut dalam menentukan pemilihan hakim Agung yang akan duduk di MA
dan MK. Selain itu, KY ini bertugas menjaga martabat seluruh hakim dalam pelaksanaan hukum di
Indenesia.
h. BPK
Sejak sebelum reformasi, Badan pemeriksa Keuangan atau BPK sudah ada. Tugasnya
tidak sepesifik. Dalam UUD 1945 hasil amandemen, BPK menjadi sebuah lembaga indepen yang
sejajar dengan lembaga lain. BPK merupakan lembaga eksaminatif. Yaitu lembaga yang berperan
dalam bidang keuangan. Tugas dan wewenang lembaga eksaminatif BPK berhak mengatur tata cara

6
pelaporan keuangan dan memeriksa laporan keuangan semua lembaga negara dan para pejabat yang
berada di bawah lembaga negara tersebut. Seharusnya BPK menjamin penggunaan uang negara
sebaik-baiknya untuk kepentingan rakyat dan jauh dari penyalahgunaan.

2. Infrastruktur Politik
Di Indonesia, kita mengenal beberapa contoh bentuk infrastruktur politik yang berupa
lembaga atau organisasi. Beberapa contoh infrastruktur politik tersebut adalah:
a. Partai Politik
Partai politik adalah merupakan sekelompok masyarakat yang terorganisir, mempunyai
tujuan politik dan ideologi yang sama. Kelompok ini digunakan untuk memperoleh dukungan
masyarakat demi mendapatkan jabatan politik. Dengan mendapat jabatan atau kedudukan dalam
sistem politik, maka partai politik akan bisa menyalurkan tujuan dan program partainya ke dalam
sistem politik Indonesia. hal itu tentu saja tidak dimaksudkan untuk sekedar memenuhi kepentingan
partai. Akan tetapi demi perbaikan bangsa dan negara.
b. Kelompok Kepentingan
Kelompok kepentingan juga dikenal dengan group of interest dimana setiap anggota
kelompok memiliki ketertarikan pada hal yang sama sehingga mereka mempunyai kepentingan yang
saling terkait. Berbeda dengan partai politik yang mengincar kedudukan politik, kelompok ini
berusaha mempengaruhi kebijakan politik namun tertarik untuk memperoleh jabatan publik.
Walaupun terkadang ada pemimpin atau anggota dari kelompok ini yang mendapat kedudukan
politik, akan tetapi hal itu tidak secara langsung menjadi tujuannya dan kelompoknya. Bentuk –
bentuk dari kelompok kepentingan antara lain; 1) Lembaga swadaya masyarakat, 2) organisasi
kemasyarakatan, 3) organisasi sosial dalam bentuk perserikatan, himpunan, dan persatuan profesi.
c. Kelompok Penekan
Kelompok penekan atau disebut juga pressure group mempunyai sistem yang hampir
sama dengan kelompok kepentingan. Kelompok penekan juga menghimpun anggotanya melalui
kesamaan kepentingan. Akan tetapi, dalam kelompok penekan ini, mereka lebih berusaha untuk
mempengaruhi proses penetapan kebijakan tertentu, misal pembuatan undang – undang tentang suatu
isu terbaru. Keinginan mereka mempengaruhi jalannya penetapan kebijakan tersebut dilatarbelakangi
oleh tuntutan masyarakat luas yang belum mendapat tanggapan pemerintah. Berbeda dengan partai
politik yang menginginkan jabatan atau kekuasaan politik, kelompok penekan tidak menginginkan
kedudukan tersebut. Kelompok penekan hanya ingin kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah
sesuai dengan pandangan rakyat kebanyakan. Bebrapa contoh kelompok penekan yang ada di

7
Indonesia antara lain: Nahdatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Gerakan Mahasiswa Nasional
Indonesia, dan Himpunan Mahasiswa Islam.
d. Media Komunikasi Politik
Media komunikasi politik juga dikenal sebagai media massa yang merupakan sarana
penting untuk menjadi media komunikasi politik. Media komunikasi politik juga digunakan sebagai
sarana publikasi gerakan – gerakan politik. Dengan begitu, masyarakat akan tahu agenda – agenda
politik yang akan berlangsung dan memberikan pandangan bagi masyarakat untuk menjatuhkan
dukungannya pada salah satu partai politik atau tokoh politik. Media komunikasi politik adalah alat
yang sangat efektif bagi aktivis politik untuk dapat merebut hati masyarakat dan mendapatkan suara
dalam pemilihan. Seperti yang kita ketahui, kekuatan media saat ini sangatlah besar, seiring
kemajuan teknologi informasi yang bisa diakses semua orang. Adapun media komunikasi politik bisa
berbentuk media elektronik maupun media cetak. Televisi, radio, internet, merupakan contoh dari
media elektronik. Sedangkan media konvensional yang masih efektif dan masih banyak diminati
adalah surat kabar dan majalah.
e. Tokoh Politik
Tokoh politik adalah orang – orang yang berkiprah dalam dunia politik suatu negara.
Lebih khusus lagi, tokoh politik biasanya adalah orang – orang yang mempunyai kedudukan dalam
lembaga eksekutif dan lembaga legislatif. Meskipun lembaga yudikatif mempunyai kedudukan yang
sama dengan kedua lembaga tersebut, akan tetapi tokoh – tokoh dalam lembaga yudikatif biasanya
tidak terlalu menarik perhatian masyarakat sebagaimana para anggota badan eksekutif dan legislatif.
Di Indonesia, kita mengenal banyak tokoh politik. Antara lain, para mantan presiden Indonesia,
menteri – menteri, pemimpin partai politik, dan anggota dewan legislatif.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Fungsi politik dalam system politik terbagi 8, yaitu: Fungsi perumusan kepentingan, fungsi
pemaduan kepentingan, fungsi pembuatan kebijakan umum, fungsi penerapan kebijakan, fungsi
pengawasan pelaksanaan kebijakan, fungsi komunikasi politik, fungsi sosialisasi politik, fungsi
rekruitmen politik. Sedangkan struktur politik dibagi 2, yaitu: suprastruktur dan infrastruktur.

3.2 SARAN

Demikianlah makalah yang kami buat, apabila ada kesalahan dalam bentuk penulisan atau
lainnya kami minta maaf. Oleh kerena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
kami harapakan. Terima kasih.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://brainly.co.id/tugas/2804745

https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt550a445c6466c/fungsi-partai-politik/

https://guruppkn.com/contoh-suprastruktur-politik

https://guruppkn.com/contoh-infrastruktur-politik

10

Anda mungkin juga menyukai