Pada teori ini dijelaskan bahwa individu sebagai bagian dari masyarakat yang berada dalam sistem sosial yang benar, sistem sosial ini bekerja untuk menciptakan stabilitas tatanan sosial. Jika di kaji menggunakan teori ini pasangan LGBT di RT sebelah tersebut dapat merusak tatanan sosial yang sudah ada di dalam masyarakat itu sendiri. Pasangan LGBT tersebut justru hanya menganggu keteraturan masyarakat yang sebelumnya sudah teratur. Dalam sudut padang agama manapun pun melarang hal yang bertentangan dengan agama, seperti LGBT itu sendiri karena tidak sesuai dengan kaidah – kaidah dalam keagamaan. Jadi, menurut teori fungsionalis yang dikemukakan oleh Karl Marx LGBT dapat merusak tatanan sosial karena tidak sesuai dengan nilai dan norma yang ada dalam masyarakat. Menurut kami, harus adanya pembelajaran mengenai sexual education melalui keluarga sejak dini. Kemudian perlunya aturan yang sangat ketat jika diterapkan melalui sistem sosial teori fungsionalis. b. Sudut pandang Teori Konflik Teori ini menjelaskan ketidakmerataan distribusi kekuasaan & kekayaan yang menciptakan kesenjangan kelas sosial. Dalam hal ini terdapat 2 tipe masyarakat, pertama yaitu masyarakat yang sesuai dengan nilai nilai sosial yang sesuai ditetapkan kemudian ada masyarakat yang tidak sesuai nilai sosial hingga menjadi LGBT. Dalam hal ini dua tipe masyarakat saling memperjuangkan hak mereka yang berbeda. Hal ini menyebabkan adanya konflik dalam tatanan sosial, mereka menganggap bahwa hak mereka itu benar dan perlu diperjuangkan. Masyarakat LGBT berfikir bahwa mereka tidak menganggu tatanan sosial yang ada dalam masyarakat. Pasangan LGBT menganggap bahwa hal yang diyakininya sekarang adalah benar dan tidak mengganggu kehidupan masyarakat karena mereka mempunyai hak atas apa yang mereka pilih , tetapi masyarakat tetangga menganggap bahwa kaum LGBT melanggar aturan dan norma yang tidak sesuai dengan tatana sosial. mereka menganggap bahwa pasangan LGBT adalah anomali sosial yang jika dibiarkan bisa merusak generasi penerus bangsa dan mengganggu kehidupan bermasyarakat , masyarakat pun menghimbau dan meminta pemerintah untuk tegas dalam menangani masalah ini, Dengan adanya tuntutan dalam fakta sosial inilah yang menyebabkan mereka saling memperjuangkan haknya. Menurut kami, hal yang perlu dilakukan adalah melalui mediasi antar pihak yang bersangkutan. Perlunya sosialisasi tentang LGBT bagi setiap masyarakat, karena trend LGBT ini sangat cepat dan perlunya kita sebagai warga negara Indonesia menyangkal hal ini karena tidak sesuai dengan nilai – nilai pancasila. Perlunya tekanan dari masyarakat juga agar pihak yang berada di jalur LGBT merasa hal tersebut salah dan tidak sesuai dengan budaya masyarakat, perlunya juga pemerintah untuk jeli dalam menghadapi hal ini dengan membuat undang-undang yang berhubungan tentang LGBT ini , masyarakat juga harus aktif dalam mengenali adanya kelainan gender LGBT ini agar bias disembuhkan dengan segera ,kemudian dia akan menaati nilai dan norma yang berada di masyarakat. c. Sudut pandang Teori Interaksi Simbolik Teori ini menganalisis masyarakat berdasarkan makna subjektif yang diciptakan individu sebagai basis perilaku dan tindakan sosialnya, individu meyakini bukan berdasarkan secara objektif yang benar. Dalam hal ini kaum LGBT memiliki asumsi tindakan yang mereka lakukan itu benar padahal menurut fakta sosial tidak dibenarkan/ tidak sesuai dengan derajat dan martabat baik laki – laki maupun perempuan. Sejatinya setiap insane di dunia ini berpasang – pasangan. Sebagai laki – laki juga tugasnya menjadi suami yang bekerja untuk menafkahi istri dan anak – anaknya, kemudian sebagai istri juga melayani suami dan mendidik anak.