PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 13 tahun 2015 setiap puskesmas wajib
menyelenggarakan pelayanan kesehatan lingkungan. Pelayanan kesehatan lingkungan
sebagaimana dimaksud merupakan bagian dari pelayanan kesehatan paripurna yang
diberikan kepada Pasien. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Lingkungan dilakukan dalam
bentuk Konseling, Inspeksi Kesehatan Lingkungan, dan/atau Intervensi Kesehatan
Lingkungan.
Tinja atau kotoran manusia merupakan media sebagai tempat berkembang dan
berinduknya bibit penyakit menular (misal kuman/bakteri, virus dan cacing). Apabila tinja
tersebut dibuang di sembarang tempat, misal kebun, kolam, sungai, ataupun lubang yang
tidak tertutup maka bibit penyakit tersebut akan menyebar luas ke lingkungan, dan
akhirnya akan masuk dalam tubuh manusia, dan berisiko menimbulkan penyakit pada
seseorang dan bahkan menjadi wabah penyakit pada masyarakat yang lebih luas.
Lingkungan yang tercemar tinja, menjadi ruang yang baik bagi penularan penyakit
infeksi. Beberapa jenis penyakitnya yaitu diare, kolera, demam tifoid dan demam
paratifoid, disentri, penyakit cacing tambang, ascariasis, hepatitis A dan B, penyakit kulit,
trakhoma, schistosomiasis, cryptosporidiosis, dan malnutrisi
Hasil studi WHO tahun 2007 (cit. Depkes RI, 2011) memperlihatkan bahwa
intervensi lingkungan melalui modifikasi lingkungan dapat menurunkan risiko penyakit
diare sampai dengan 94%. Modifikasi lingkungan tersebut termasuk didalamnya
penyediaan air bersih menurunkan risiko 25%, pemanfaatan jamban menurunkan risiko
32%, pengolaan air minum tingkat rumah tangga menurunkan risiko sebesar 39% dan cuci
tangan pakai sabun menurunkan risiko sebesar 45%.
Saat ini Indonesia masih menghadapi tantangan untuk menuntaskan target Rencana
Pembangunan Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019 yang menetapkan tercapainya
akses Universal 100% air minum, 0% permukiman kumuh, 100% stop buang air besar
sembarangan. Target tersebut dapat terlaksana dengan menggerakkan para pemimpin
daerah untuk berinovasi, menelurkan kebijakan yang mendukung program STBM.
2. Manfaat
Peserta Diklat Prajabatan Golongan II diharapkan mampu mengaktualisasikan
dengan kemampuan mengaktualisasikan lima nilai dasar, yaitu:
a. Kemampuan mewujudkan akuntabilitas dalam melaksanakan tugas jabatannya.
b. Kemampuan mengedepankan kepentingan nasional dalam pelaksanaan.
c. Kemampuan menjunjung tinggi standar etika publik dalam pelaksanaan tugas
jabatan.
d. Kemampuan berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas jabatan.
e. Kemampuan untuk tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan korupsi
di lingkungan instansi.
3
BAB II
PROSES PEMAHAMAN NILAI-NILAI DASAR ASN
2.1 Deskripsi Organisasi
2.1.1 Profil Organisasi
Merupakan salah satu puskesmas yang telah cukup tua umurnya di Lampung Timur.
Awal berdirinya sejak tahun 1982, kini telah berumur 37 tahun. Pada tahun 2012
statusnya yang sebelumnya puskesmas non rawat inap, berubah menjadi puskesmas rawat
inap. Puskesmas Braja Harjosari terletak di Wilayah Kecamatan Braja Selebah, dengan
luas wilayah seluruhnya mencapai 97,8 km2 yang merupakan 5,4 % dari luas wilayah
Lampung Timur.
4
Tabel 1
Jumlah Desa, Dusun/RT/RW PuskesmasBrajaHarjosariTahun 2016
JUMLAH
NO DESA
DUSUN RT RW
1 BrajaGemilang 5 18 10
2 BrajaHarjosari 8 33 10
3 Braja Indah 6 26 12
4 BrajaYekti 6 24 10
5 BrajaKencana 6 24 12
6 BrajaLuhur 6 29 8
7 BrajaMulya 4 13 6
Puskesmas 41 167 68
Secara administratif wilayah Kecamatan Braja Selebah terbagi atas 7 desa, 41 dusun, 68 RW dan 167
RT. Jika dibandingkan dengan jumlah desa yang ada pada tahun 2008, maka selama tahun 2009 telah
Jarak desa terdekat dengan Puskesmas Braja Harjosari yaitu 0 km, dan yang
terjauh 15 km, transportasi dari desa ke kabupaten lancar dengan kendaraan umum yaitu
30 menit dengan jarak 40 km, sedangkan keprovinsi 130 km selama 150 menit sehingga
terjangkau.
Jarak desa terdekat dengan Puskesmas Braja Harjosari yaitu 0 km, dan yang
terjauh 15 km, transportasi dari desa ke kabupaten lancar dengan kendaraan umum yaitu
30 menit dengan jarak 40 km, sedangkan keprovinsi 130 km selama 150 menit sehingga
terjangkau.
5
2.1.2 Visi dan Misi Organisasi
a. Visi:
Menjadikan Puskesmas Braja Harjosari sebagai puskesmas yang profesional,
komunikatif dan dapat menjadi mitra masyarakat untuk mencapai terwujudnya
yang sehat dan mandiri.
b. Misi:
6
2.1.3 Struktur Organisasi
Profesional : Berlandaskan pada kaidah ilmiah dan kaidah profesi serta tidak
bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Elok : Berusaha memiliki sopan santun dan menghargai kepada
semua pasien / klien.
Sabar : Telaten dalam memberikan informasi pelayanan dan siap
menerima kritik serta saran demi terciptanya pelayanan yang bermutu.
Optimal : Melaksanakan secara maksimal pelayanan UKM maupun
UKP.
Nyaman : Memberikan rasa aman dengan adanya perlindungan bagi
petugas dan pasien terhadap bahaya infeksi akibat pelayanan yang diberikan.
Akrab : Melayani dengan ramah, bersahabat dan perduli terhadap
keluhan pasien / klien.
7
Tugas pokok
Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan program kesehatan
lingkungan.
Fungsi Pokok
Sebagaimana yang telah ditetapkan dalam UU No. 5 Tahun 2014, tentang tugas ASN
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan sebagai perekat dan pemersatu bangsa,
seorang ASN yang memiliki nilai-nilai dasar, sesuai dengan standar kompetensi jabatannya.
Oleh sebab itu, dalam rancangan aktualisasi ini, penulis mengangkat beberapa isu antara lain :
Untuk menetapkan isu yang berkualitas diperlukan alat bantu penetapan kriteria kualitas
isu, salah satunya adalah AKPL (Aktual, Kekhalayakan, Problemetik dan Kelayakan) dan USG
(Urgency, Seriousness, dan Growth)
8
1 Aktual ( A ) Isu yang sering terjadi atau dalam proses kejadian
sedang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat.
2 Kekhalayakan ( K ) Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup
orang banyak
3 Problematik ( P ) Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks
sehingga perlu dicarikan segera solusinya
4 Kelayakan ( K ) Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk
dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya
Berikut ini beberapa isu yang ada pada UPTD Puskesmas Braja Harjosari, yang
akan ditentukan kelayakannya menggunakan metode AKPL, untuk lebih jelasnya lihat tabel
berikut ini :
Berdasarkan hasil analisis isu menggunakan AKPL diatas, dari empat isu yang di
identifikasi “Masih Tingginya jumlah KK pengakses jamban tidak sehat di Desa Braja Yekti
yang menjadi wilayah kerja puskesmas Braja Harjosari”. Isu ini ditetapkan karena berdasarkan
analisis menggunakan Alat analisis AKPL.
9
No Komponen Keterangan Paramet
1 2 3 er yang
1 Urgency Seberapa mendesak isu tersebut dibahas dikaitkan demgan waktu digunak
yang tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk
an
memecahkan masalah yang menyebabkan isu
2 Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat untuk
yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah yang menent
menimbulkan isu tersebut atau akibat yang ditimbulkan masalah- ukan
masalah lain kalu masalah penyebab isu tidak dipecahkan (bisa priorita
mengakibatkan masalah lain)
s yaitu
3 Growth Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu akan semakin memburuk jika menggu
dibiarkan. nakan
skala
likertpada tabel berikut
Kriteria
No Isu Keterangan Peringkat
U S G
1. Rendahnya kunjungan 3 3 3 9 IV
klinik Sanitasi di
Puskesmas Braja
Harjosari
2. Masih Tingginya 4 4 4 13 I
jumlah KK pengakses
jamban tidak sehat di
Desa Braja Yekti yang
menjadi wilayah kerja
puskesmas Braja
Harjosari
10
Kriteria
No Isu Keterangan Peringkat
U S G
Harjosari
4. Belum optimalnya 4 3 4 11 II
pendataan rumah sehat
terkait hasil yang
didapatkan
Berdasarkan range penilaian yang ada dalam metode USG, maka diperoleh satu isu yaitu
“Masih Tingginya jumlah KK pengakses jamban tidak sehat di Desa Braja Yekti yang menjadi
wilayah kerja puskesmas Braja Harjosari” yang selanjutnya akan dibuatkan rencana kegiatannya.
Dalam pembahasan selanjutnya akan dijabarkan secara lebih rinci identifikasi isu yang terpilih
untuk dibuatkan rangkaian kegiatan dan tahapan-tahapan dengan menghubungkannya dengan
nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
a. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja secara bertangggung
jawab. Akuntabilitas diperlukan seorang PNS dalam mengambil keputusan, sehingga terhindar
dari konflik kepentingan. Hal lain yang harus diperhatikan adalah PNS diharapkan melayani
masyarakat dengan konsisten dan adil.
b. Nasionalisme
Nasionalisme adalah tidak membeda bedakan ras suku dan agama. Nasionalisme
senantiasa menjunjung tinggi martabatnya serta mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan.Seorang PNS wajib menjaga persatuan dan
kesatuan agar keutuhan bangsa dapat terjaga.
c. Etika Publik
d. Komitmen Mutu
Penyelenggaraan pemerintahan yang bagus dan bersih (good and clean governance)
sudah menjadi kepastian di era reformasi saat ini. Banyak upaya sudah dilakukan untuk
mewujudkannya akan tetapi implementasinya belum sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi
11
masalah-masalah pelayanan publik yang sering dihadapi oleh masyarakat, maka seorang ASN
harus memiliki pemikiran kritis tentang konsep efektivitas, efisiensi, inovasi dan mutu.
e. Anti Korupsi
Berdasarkan etimologinya, kata korupsi berasal dari Bahasa latin yaitu Corruptio yang
berarti kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Sejalan dengan arti kata asalnya, korupsi sering
dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang luar
biasa menyebabkan kerusakan, baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang luas.
12
dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik”
Dengan demikian tugas utama dari setiap instansi pemerintahan adalah memberikan
pelayanan atau menyelenggarakan pelayanan publik (public service) dan kesejahteraan bagi
rakyatnya (public welfare) berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Pemerintah dalam menjalankan fungsinya sebagai pelayan dalam penyelenggaraan pelayanan
publik diperlukan sebuah kebijakan yang mengatur tentang pelayanan publik. Undang-Undang
Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik dimaksudkan untuk memberikan kepastian
hukum bagi pihak penyelenggara pelayanan publik maupun masyarakat. paratur penyelenggara
harus merasa memiliki kewajiban hukum untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat,
sedangkan masyarakat merasa apa yang harus dilakukan oleh aparatur Negara tersebut
merupakan hak dari masyarakat.
Dalam mengatur penyelenggaraan pelayanan publik, maka diterapkan suatu pola
penyelenggaraan pelayanan publik agar pelaksanaanya dapat berjalan sistematis, akuntabel dan
transparansi. Pola penyelenggaraan pelayanan publik terdiri dari:
1. Fungsional, yaitu pola pelayanan publik yang diberikan oleh penyelenggara pelayanan,
sesuai dengan tugas, fungsi, dan kewenangannya.
2. Terpusat, yaitu pola pelayanan publik diberikan secara tunggal oleh penyelenggara
pelayanan berdasarkan pelimpahan wewenang dari penyelenggara pelayanan terkait lainnya yang
bersangkutan.
3. Terpadu
Terpadu satu atap, yaitu pola pelayanan terpadu satu atap diselenggarakan dalam satu
tempat yang meliputi berbagai jenis pelayanan yang tidak mempunyai keterkaitan proses dan
dilayani melalui beberapa pintu. Terhadap jenis pelayanan yang sudah dekat dengan masyarakat
tidak perlu untuk disatu-atapkan.
Terpadu satu pintu, yaitu pola pelayanan terpadu satu pintu diselenggarakan pada satu
tempat yang meliputi berbagai jenis pelayanan yang memiliki keterkaitan proses dan dilayani
melalui satu pintu.
Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik, yaitu unsur pertama, adalah organisasi
penyelenggara pelayanan publik, unsur kedua, adalah penerima layanan (pelanggan) yaitu orang,
masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan unsur ketiga, adalah kepuasan yang
diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan / pelanggan.
13
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
2. Identifikasi Isu :
Masih Tingginya jumlah KK pengakses jamban tidak sehat di Desa Braja Yekti yang
menjadi wilayah kerja puskesmas Braja Harjosari
14
A. List Kegiatan
RANCANGAN AKTUALISASI
PROFIL LEMBAGA
15
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DALAM PELAKSANAAN TUGAS DAN
ALTERNATIF SOLUSI
URAIAN TUGAS
NO PERMASALAHAN SOLUSI
(sesuai point 1G)
1. Rendahnya kunjungan klinik Aktifasi rujukan
Melakukan konseling
sanitasi di puskesmas braja intern dari balai
terhadap klien klinik
harjosari pengobatan (BP)
sanitasi
2. Pemberdayaan
Melakukan pemeriksaan Tingginya Jumlah KK
Kader Kesehatan
kesehatan lingkungan dan pengakses jamban tidak sehat
Lingkungan untuk
jamban keluarga di Desa Braja Yekti
pencegahan
penyakit akibat
kondisi lingkungan
yang buruk
16
RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI SESUAI NILAI-NILAI DASAR PNS
Nasionalisme
Saya akan melakukan musyawarah secara
demokratis dan menghargai pendapat peserta diskusi
Etika Publik
Saya akan bersikap dan bertutur kata baik, sopan,
dan santun serta mengedepankan kepentingan
bersama
WOG
Saya akan mengedepankan kepentingan bersama,
perencanaan bersama, dan meminta pendapat demi
terciptanya pertukaran informasi satu sama lain
Anti Korupsi
Saya akan melakukan pertemuan sesuai jadwal
Nasionalisme
Saya akan melakukan musyawarah secara
demokratis dan menghargai pendapat peserta diskusi
Etika Publik
Saya akan bersikap dan bertutur kata baik, sopan,
dan santun serta mengedepankan kepentingan
bersama
WOG
Saya akan mengedepankan kepentingan bersama,
perencanaan bersama, dan meminta pendapat demi
terciptanya pertukaran informasi satu sama lain
Anti Korupsi
Saya akan melakukan pertemuan sesuai jadwal
Etika publik:
Menggunakan kata-kata yang sopan dan mudah
dimengerti
17
Komitmen Mutu:
Saya membuat desain dengan teliti sesuai standar
untuk menjaga mutu pelayanan.
Anti Korupsi
Saya akan bertanggung jawab dan tidak melakukan
pemungutan biaya atas informasi
4 Melakukan Penyuluhan Akuntabilitas
sasaran kader kesehatan Saya akan bertanggung jawab terhadap kebenaran
materi yang akan disampaikan
Nasionalisme
Saya akan melakukan penyuluhan dengan tidak
membeda-bedakan baik secara individu,
kelompok,suku maupun ras yang ada di desa
Etika Publik
Saya akan berkomunikasi dengan mengedepankan
norma kesopanan
Komitmen Mutu
Saya akan melakukan penyuluhan yang mudah
dimengerti, mudah diterapkan dan inovatif
Anti Korupsi
Saya akan melaksanakan kegiatan sesuai dengan
waktu yang sudah direncanakan
WOG
Saya akan bekerja sama dengan perangkat desa,
bidan desa, serta pemegang program pelayanan
kesehatan lainnya terkait informasi yang dibutuhkan.
Pelayanan Publik
Saya akan memberikan informasi dengan jujur, dan
sesuai dengan apa yang dibutuhkan peserta
penyuluhan serta mengedepankan etika publik.
Etika Publik
Akan bertutur kata yang baik dan sopan santun
6. Evaluasi kegiatan Akuntabilitas :
Penyampaian hasil evaluasi secara jelas dan
transparan serta penuh tanggung jawab.
Nasionalisme :
Menyampaikan informasi keberhasilan untuk
kemajuan bangsa.
Etika Publik :
Dalam penyampaian informasi harus dapat
mempertanggung jawabkannya.
Komitmen Mutu :
Bersikap professional pada saat melakukan evaluasi.
Anti Korupsi :
Dalam melakuakn evaluasi secara jujur.
18