Anda di halaman 1dari 19

Mata Kuliah Dosen Pembimbing

Penganggaran Perusahaan Eni Noviarni, SE, M.Si. Ak. CA

ANGGARAN KAS

Disusun Kelompok 6 :

- Mutia Safira (11773201638)

- Nada Miranda (11773200251)

- Neny Afriliyani (11773201443)

- Nihayatuz Zain (11770323330)

AKUNTANSI S1
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UIN SUSKA RIAU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Karena dengan rahmat, taufik, dan
hidayahnya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik meskipun banyak kekurangannya.
Tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah
Penganggaran Perusahaan yang berjudul “ANGGARAN KAS”.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat dengan menambah
pengetahuan dan pengalaman serta wawasan bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penulis juga menyadari bahwa makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik dan saran dari pembaca makalah
ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas kepada pembaca. Dengan
demikian penulis mengucapkan terima kasih.

Pekanbaru, 21 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang.......................................................................................................... 1
Rumusan Masalah.................................................................................................... 1
Tujuan Penulisan...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
Sumber Informasi Penyusunan Anggaran Kas……………….........…...…............. 3
Format Anggaran Kas....................................………….….…......…............. 5
Pola Penagihan Piutang Dagang dan Pembayaran Utang Dagang................... 6
Masalah Waktu Pembayaran........................................................................ 11
Saldo Kas Minimum, Pinjaman, dan Pembayaran Pinjaman.......................... 14

BAB III PENUTUP


Kesimpulan……………………………………………………..……..…......... 15
Saran........................................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...…..…........ 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Tujuan akhir yang ingin dicapai perusahaan pada umumnya adalah keuntungan yang
maksimal. Dalam usahanya untuk mencapai tingkat keuntungan yang maksimal, tingkat biaya
perlu direncanakan secara sangat hati-hati, terutama dalam hubungannya dengan proyeksi
arus kas keluar dan pengawasan biaya.
Kas merupakan bagian aset yang paling likuid, jika keadaan kas suatu perusahaan
tidak tertata dengan baik maka kemungkinan besar perusahaan tersebut akan menghadapi
banyak kendala dalam keadaan operasinya, baik kendala yang muncul dalam waktu dekat
maupun dalam jangka waktu yang lama.
Pada hampir setiap organisasi bisnis, terdapat sejumlah aktivitas berbeda yang
berjalan serempak, seperti penjualan, produksi, pembelian, distribusi, dan pendanaan. Semua
aktivitas itu saling berkalitan dengan cara yang sedemikian rupa sehingga aktivitas tersebut
mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi. Dengan demikian, perencanaan bagi seluruh
organisasi berarti perencanaan bagi setiap aktivitas di dalamnya. Anggaran kas merupakan
suatu pengendalian yang tepat terhadap hal-hal tersebut,seperti penekanan dalam penagihan
piutang pertimbangan dalam penjualan dan pembelian tunai maupun kredit.
Dengan demikian maka penganggaran kas harus disusun dengan baik dan dijalankan
denga hati-hati, karena kas itu sendiri bisa dibilang sebagai darah dari suatu perusahaan. Jika
darah dalam suatu tubuh (badan) tidak mengalir/bejalan lancar maka aktivitas dari tubuh
tersebut akan terganggu karena kesehatan tubuh tersebut menjadi buruk. Pada makalah ini
akan dibahas mengenai anggaran biaya pemasaran dan biaya administari & umum
perusahaan.

RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja sumber informasi penyusunan anggaran kas?
2. Bagaimana bentuk format anggaran kas?
3. Bagaimana pola penagihan piutang dagang dan pembayaran utang dagang?
4. Bagaimana menyelesaikan masalah pembayaran utang?
5. Apa pengaruh saldo kas minimum, pinjaman dan pembayaran pinjaman?

1
TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui sumber informasi penyusunan anggaran kas
2. Untuk mengetahui bentuk format anggaran kas
3. Untuk mengetahui pola penagihan piutang dagang dan pembayaran utang dagang
4. Untuk mengetahui cara menyelesaikan masalah pembayaran utang
5. Untuk mengetahui pengaruh saldo kas minimum, pinjaman dan pembayaran
pinjaman

2
Mutia Safira

BAB II
PEMBAHASAN

Anggaran kas disusun oleh perusahaan agar pihak manajemen memperoleh


informasi tentang likuiditas perusahaan pada periode mendatang karena anggaran kas
menyajikan informasi tentang perkiraan jumlah penerimaan dan pengeluaran kas pada
perode mendatang.
Anggaran kas juga memberikan informasi kepada manajemen tentang
kemungkinan adanya kekurangan uang kas (pengeluaran kas lebih besar daripada
pengeluaran kas) dalam satu periode anggaran. Kelebihan kas ini harus dimanfaatkan oleh
manajemen dengan menginvestasikannya ke alternatif-alternatif tempat berinvestasi yang
menguntungkan sebagai tempat untuk menyalurkan kelebihan kas tersebut, misalnya
membeli saham dan obligasi.

SUMBER INFORMASI PENYUSUNAN ANGGARAN KAS


Penyusunan anggaran kas memerlukan beberapa informasi yang diperoleh dari
anggaran-anggaran yang telah disusun sebelumnya dalam anggaran induk perusahaan.
Berikut ini adalah anggaran-anggaran dan sumber informasi lainnya yang
menyediakan informasi bagi keperluan penyusunan anggaran kas.
1. Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan menyediakan informasi tentang perkiraan nilai penjualan
perusahaan dalam suatu periode anggaran. Informasi penjualan akan lebih berguna
dalam penyusunan anggaran kas jika perusahaan mampu membagi penjualannya
menjadi enjualan secara kredit dan tunai. Hal ini karena hanya penjualan tuni yang
dimasukkan ke anggaran kas apabila perusahaan telah mampu menagih piutang
pelanggannya.
2. Pola Penagihan Piutang
Pola penagihan piutang membantu perusahaan dalam memperkirakan peneriman
kas dari penagihan piutang pelanggannya.
3. Anggaran Pembelian Bahan Baku
Anggaran pembelian bahan baku menyajikan informasi tentang nilai pembelian
bahan baku dalam satu periode anggaran. Hal penting yang harus diingat adalah

3
Mutia Safira

hanya pembelian bahan baku yang dilakukan secara tunai yang dimasukkan ke
anggaran kas.
Pembelian secara kredit baru dimasukkan ke pengeluaran kas apabila perusahaan
telah melunasi utang dagangnya kepada pemasok.
4. Pola Pelunasan Utang Dagang
Untuk menentukan jumlah dan waktu utang dagang yang harus dibayarkan dan
kepada pemasoknya, perusahaan harus dapat memperkirakan pola penagihan utang
dagangnya.
5. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Anggaran biaya tenaga kerja langsung menyajikan informasi tntang biaya tenaga
kerja langsung yang harus dikeluarkan dalam sau periode anggaran untuk
menunjang proses kegiatan produksi perusahaan. Biaya tenaga kerja langsung saja
yang dibayarkan secara tunai dalam sat periode anggaran yang dimasukkan ke
anggaran kas. Biaya tenaga kerja langgsung dalam satu periode anggaran yang
belum dibayarkan akan menjadi utang gaji dalam periode tersebut. Utang gaji akan
masuk ke anggaran kas jika telah dibayarkan oleh perusahaan.
6. Anggaran Beban Operasi
Anggaran beban operasi meyajikan informasi tentang beban operasi untuk satu
periode anggaran. Beban operasi yang masuk ke anggaran kas hanya beban
operasi yang dibayarkan secara tunai. Beban operasi yang tidak melibatkan
pengeluaran kas tidak dimasukkan ke anggaran kas, misalnya beban depresiasi aset
tetap dan beban amortisasi aset tidak berwujud.
7. Kebijakan Pembayaran Beban Operasi
Jumlah beban operasi yang dibayarkan secara tunai sering kali berbeda dengan
jumlah beban operasi yang diakui dalam laporan laba rugi. Hal ini terjadi karena
perusahaan menggunakan basis akrual dalam melakukan pencatatan akuntansinya.
Beban dalam akuntansi diakui saat terjadinya, tanpa memandang apakah sudah
terjadi pengeluarn kas atau belum.
Misalnya, perusahaan berencana menyewa sebuah ruangan pameran sejak tanggal
1 Juli 2006-30 Juni 2007. Biaya sewa selama satu tahun seberapa Rp60.000.000.
atas pembayaran sewa tersebut, perusahaan akan memasukkannya ke beban opersi
tahun 2006 sebesar Rp30.000.000 (mengakui adanya beban sewa sejak 1 Juli-31

4
Mutia Safira

Desember 2006). Untuk keperluan penyusunan anggaran kas tahun 2006,


perusahaan memasukkan seluruh pembayaran sewa ruangan pameran sebesar
Rp60.000.000, yaitu sebesar uang tunai yang dibayarkan ketika ingin menyewa.
8. Belanja Modal
Belanja modal adalah segala pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan yang
memberikan manfaat lebih dari satu tahun, misalnya pembelian mesin-mesin
pabrik. Belanja modal yang menggunakan kas perusahaan saja yang dimasukkan ke
anggaran kas.
9. Neraca Tahun Lalu
Neraca tahun lalu menyajikan informasi tentang piutang dagang dan seluruh utang
yang akan jatuh tempo pada periode anggaran mendatang. Piutang dagang yang
jatuh tempo akan menambah penerimaan kas, sedangkan utang dagang yang jatuh
tempo akan menambah pengeluaran kas.

FORMAT ANGGARAN KAS


Berikut ini adalah format anggaran kas yang dapat digunakan dalam penyusunan
anggaran kas perusahaan.

PT ABC
Anggaran Kas untuk Bulan yang Berakhir pada 31 Januari 2006
Januari
Saldo kas awal
Di tambah penerimaan kas :
Penjualan tunai
Penagihan piutang dagang pelanggan
Penerimaan dari pendapatan bunga
Peminjaman uang dari bank
Penerbitan saham baru perusahaan
Saldo kas yang tersedia

Dikurangi pengeluaran kas untuk :


Pembelian bahan baku secara tunai

5
Nada Miranda

Pelunasan utang dagang


Pembayaran gaji dan upah
Pembayaran beban operasi
Pembayaran biaya overhead
Pembayaran pokok utang dan bunganya
Saldo kas minimum
Surplus atau defisit kas
Dikurangi pelunasan pinjaman
Ditambah penerimaan pinjaman
Ditambah saldo kas minimum
Saldo kas akhir

POLA PENAGIHAN PIUTANG DAGANG DAN PEMBAYARAN UTANG


DAGANG
Penjualan secara kredit memberikan aktivitas tambahan bagi perusahaan, yaitu
penagihan piutang pelanggan. Salah satu indikator keberhasilan perusahaan adalah
seberapa baik kinerja dari manajemen piutang dagangnya. Semakin baik manajemen
piutang dagang (misalnya, hanya diberikan kepada pelanggan yang layak dan pelunasan
piutang dagang oleh pelanggan selalu dimonitor), maka semakin kecil kemungkinan
adanya piutang pelanggan yang tidak tertagih.
Kas yang berasal dari penagihan piutang pelanggan dapat digunakan oleh
perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan operasinya, misalnya membeli bahan
baku dan membayar gaji karyawan.
Jangka waktu yang diperlukan oleh setiap perusahaan dapat menagih piutang
dagangnya tidaklah sama, bergantung pada jenis usaha dan karekteristik pelanggannya.
Perusahaan dengan manajemen piutang yang baik umumnya membuat jadwal penagihan
piutang untuk setiap pelanggannya setiap bulannya agar perusahaan dapat memperkirakan
jumlah piutang dagang yang dapat ditagih setiap bulannya. Kemudian, jumlah penagihan
piutang tersebut dimasukkan ke anggaran kas ke dalam kelompok penerimaan kas.
Seperti halnya penjualan secara kredit, pembelian barang dagang secara kredit
(tidak tunai) juga mengharuskan perusahaan menentukan waktu pembayaran (pola

6
Nada Miranda

pembayaran) utangnya kepada pemasok. Pola pembayaran utang dagang kepada pemasok
akan menentukan jumlah pengeluaran kas dalam anggaran kas perusahaan.

Contoh 7.1 Pola Penagihan Piutang Dagang


Berdasarkan data-data berikut ini, hitunglah jumlah piutang dagang yang dapat
ditagihan di bulan Januari, Februari, dan Maret 2008.
1. Berikut ini adalah data tentang nilai penjualan aktual di tahun 2007 dan perkiraan
nilai penjualan di tahun 2008.

November 2007 Rp 1.200.000


Desember 2007 Rp 1.200.000
Januari 2008 Rp 1.000.000
Februari 2008 Rp 1.000.000
Maret 2008 Rp 1.200.000

2. Persentase penjualan secara tunai setiap bulannya adalah 10%.


3. 5% dari total penjualan secara kredit setiap bulannya dilunasi pada bualan
terjadinya penjualan dan memperoleh potongan harga sebesar 5%.
4. 80% dari penjualan secara kredit pada suatu bulan dilunasi satu bulan setelah
terjadinya penjualan.
5. 13% dari penjualan secara kredit pada suatu bulan dilunasi 2 bulan setelah terjadi
penjualan.
6. 2% dari penjualan kredit diperkirakan tidak dapat ditagih.

Langkah 1
Buatlah format penagihan piutang untuk bulan Januari, Februari, Maret 2008 seperti
format di bawah ini.

Piutang Bulan Penagihan Piutang


Penjualan Potongan
Bulan Tidak
Kredit Harga Januari Februari Maret
Tertagih
November

7
Nada Miranda

Desember
Januari
Februari
Maret
Total

Langkah 2
Masukkan penjualan kredit setiap bulan pada kolom yang telah disediakan di format
penagihan piutang. Sebagai contoh, penjualan kredit untuk bulan November 2007 sebesar
Rp 1.080.000 (Rp 1.200.000 × 90%).
Hitung dan masukkan juga penjualan kredit untuk bulan Desember sampai Maret 2008.

Piutang Bulan Penagihan Piutang


Penjualan Potongan
Bulan Tidak
Kredit Harga Januari Februari Maret
Tertagih
November 1.080.000
Desember 1.080.000
Januari 900.000
Februari 900.000
Maret 1.080.000
Total

Langkah 3
Hitunglah penerimaan kas dari penjualan kredit pada bulan terjadi penjualan. Hitung pula
potongan harga yang diberikan karena pelanggan yang melunasi piutangnya pada bulan
terjadinya penjualan memperoleh potongan harga sebesar 5%.
Berikut ini adalah perhitungan yang dilakukan untuk memperoleh penagihan piutang pada
bulan Januari yang berasal dari penjualan kredit bulan Januari.

Penjualan kredit bulan Januari Rp900.000 (Rp1.000.000 × 90%)

Penagihan piutang bulan Januari :

8
Neny Afriliyani

Dari penjualan kredit di bulan januari Rp45.000 (Rp900.000 × 5%)


Potongan harga yang diberikan Rp (2.250) (Rp45.000)
Penagihan bersih dari penjualan kredit
Bulan Januari di bulan Januari Rp 42.750

Lakukan pula untuk penjualan bulan Februari dan Maret. Kemudian, istilah tabel format
penagihan piutang seperti berikut ini.

Bulan Piutang Bulan Penagihan Piutang


Penjualan Potongan
Terjadinya Tidak
Kredit Harga Januari Februari Maret
Penjualan Tertagih
November 1.080.000
Desember 1.080.000
Januari 900.000 2.250 42.750
Februari 900.000 2.250 42.750
Maret 1.080.000 2.250 51.300
Total

Langkah 4
Hitunglah hasil penagihan penjualan pada suatu bulan yang ditagih pada bulan berikutnya.
Contoh:
Pola penagihan piutang dari penjualan kredit di suatu bulan adalah sebagai berikut.
1. 5% dari total penjualan secara kredit dilunasi setiap bulannya pada bulan terjadinya
penjualan dan memperoleh potongan harga sebesar 5%.
2. 80% dari penjualan secara kredit pada suatu bulan dilunasi satu bulan setelah
terjadinya penjualan.
3. 13% dar penjualan secara kredit pada suatu bulan dilunasi 2 bulan setelah
terjadinya penjualan.
4. 2% dari penjualan kredit diperkirakan tidak dapat ditagih.
Dengan memperhatikan pola penagihan tersebut, 80% dari penjualan kredityang terjadi di
bulan Januari ditagih pada satu bulan setelah terjadinya penjualan penjualan atau di bulan

9
Neny Afriliyani

Februari. Persentase penjualan kredit di bulan Januari yang dapat ditagih di bulan Maret (2
bulan setelah penjualan kredit terjadi ) adalah 13 persen.
Berikut ini adalah perhitungan penjualan kredit yang terjadi di bulan Januari yang
ditagihkan di bulan Februari dan Maret.

Penjualan kredit Januari Rp900.000 ( 90% × Rp1.000.000)


Januari: 80% dari penjualan kredit Januari Rp720.000 (80% × Rp900.000)
Maret: 13% dari penjualan kredit Januari Rp117.000 (13% × Rp900.000)

Adapun perhitungan penjualan kredit bulan Februari yang ditagih di bulan Maret adalah
sebagai berikut:
Penjualan kredit Februari Rp900.000 (90% × Rp1.000.000)
Maret: 80% dari penjualan kredit Rp720.000 (80% × Rp900.000)

Di bawah ini adalah perhitungan penjualan bulan Desember yang ditagih di bulan Januari
dan Februari.
Penjualan kedit bulan Desember Rp 1.080.000 (90% × Rp1.200.000)
Januari: 80% penjualan kredit bulan Desember Rp 864.000 (80% × Rp1.080.000)
Februari: 13% penjualan kredit bulan Desember Rp140.140 (13% × Rp1.080.000)

Dibawah ini adalah perhitungan penjualan bulan November yang ditagih di bulan Januari.
Penjualan kredit bulan November Rp1.080.000 (90% × Rp1.200.000)
Januari: 13% penjualan kredit November Rp 140.140 (13% × Rp1.080.000)

Setelah melakukan perhitungan penagihan piutang, hasilnya dimasukkan ke kolom yang


telah disediakan.

Bulan Piutang Bulan Penagihan Piutang


Penjualan Potongan
Terjadinya Tidak
Kredit Harga Januari Februari Maret
Penjualan Tertagih
November 1.080.000 140.000
Desember 1.080.000 864.000 140.000

10
Neny Afriliyani

Januari 900.000 2.250 42.750 720.000 117.000


Februari 900.000 2.250 42.750 720.000
Maret 1.080.000 2.250 51.300
Total

Langkah 5
Hitunglah piutang yang tidak tertagih untuk setiap bulannya, yaitu sebesar 2% dari dari
penjualan kredit setiap bulan.
Berikut ini adalah piutang yang tidak tertagih untuk penjualan kredit dari bulan Januari-
Maret.
Januari 2% × Rp 900.000 = Rp 18.000
Februari 2% × Rp 900.000 = Rp 18.000
Maret 2% × Rp1.080.000 = Rp 21.600
Masukkan jumlah piutang tidak tertagih bulan Januari-Maret diatas ke kolom yang telah
disediakan.

Bulan Piutang Bulan Penagihan Piutang


Penjualan Potongan
Terjadinya Tidak
Kredit Harga Januari Februari Maret
Penjualan Tertagih
November 1.080.000 140.000
Desember 1.080.000 864.000 140.000
Januari 900.000 2.250 42.750 720.000 117.000
Februari 900.000 2.250 42.750 720.000
Maret 1.080.000 2.250 51.300
Total

Langkah 6
Lengkapi tabel penagihan piutang dengan menghitung total seluruh kolom yang tersedia.

Bulan Piutang Bulan Penagihan Piutang


Penjualan Potongan
Terjadinya Tidak
Kredit Harga Januari Februari Maret
Penjualan Tertagih

11
Nihayatuz Zain

November 1.080.000 140.000


Desember 1.080.000 864.000 140.000
Januari 900.000 2.250 18.000 42.750 720.000 117.000
Februari 900.000 2.250 18.000 42.750 720.000
Maret 1.080.000 2.250 18.000 51.300
Total 7.200 57.600 1.047.150 903.150 888.300

MASALAH WAKTU PEMBAYARAN


Anggaran beban operasi, anggaran tenaga kerja langsung, dan anggaran biaya
overhead menyajikan biaya yang terjadi pada suatu periode anggaran. Sementara itu,
anggaran kas hanya menyajikan biaya-biaya yang dibayarkan secara tunai pada suatu
periode anggaran. Dalam banyak kasus, suatu pengeluaran sudah terjadi dan dianggap
sebagai beban dalam suatu periode anggaran, tetapi sering kali belum dibayarkan secara
tunai.
Berikut ini adalah contoh yang menyajikan perbedaan antara beban yang sudah
terjadi, tetapi belum dibayarkan secara tunai.
1. Upah tenaga kerja langsung dibayarkan mingguan setiap hari Jumat. Tanggal 31
Januari jatuh pada hari Kamis. Gaji mingguan tenaga kerja langsung baru
dibayarkan pada hari Jumat tanggal 1 Februari. Beban gaji tenaga kerja langsung
yang telah terjadi pada Minggu keempat bulan Januari adalah sejak tanggal 28-31
Januari dan masuk ke anggaran laba rugi bulan Januari. Anggaran kas bulan Januari
tidak memasukkan beban gaji yang terjadi pada tanggal 28-31 Januari karena belum
dibayarkan kepada pegawai.
2. Setiap tahun, perusahaan membeli polis asuransi untuk kendaraan kantor pada
tanggal 1 Januari. Setiap bulan (Januari-Desember), pada anggaran beban operasi
akan terdapat alokasi pembebanan beban asuransi pada pos beban operasi. Pada
anggaran kas akan terdapat pengeluaran kas untuk pembelian polis asuransi selama
1 tahun penuh. Pengeluaran polis operasi tidak akan masuk ke anggaran kas bulan
Februari sampai Desember.
3. Pembayaran beban listrik pada bulan Januari akan dilakukan pada bulan Februari.
Beban listrik untuk bulan Januari diakui pada anggaran laba rugi pada bulan Januari

12
Nihayatuz Zain

juga, tetapi anggaran kas mengakui pembayaran beban listrik bulan Januari pada
anggaran kas bulan Februari.

Contoh 7.2
Dari data-data yang ada di bawah ini, hitunglah kas yang dibayarkan untuk beban
gaji, beban sewa, dan komisi tenaga penjual untuk bulan April 2008.
Anggaran beban operasi sebagian untuk bulan April menyajikan data sebagai
berikut:
Beban gaji Rp 20.000.000
Beban sewa Rp 1.000.000
Beban komisi Rp 500.000
Neraca per 31 Maret 2008 menyajikan informasi tentang utang gaji dan utang
komisi sebesar Rp700.000 dan Rp200.000.
Saldo utang gaji pada 30 April diperkirakan sebesar Rp500.000 dan beban komisi
bulan April akan dibayarkan seluruhnya pada bulan Mei. Perusahaan membayar sewa
bangunan untuk jangka waktu sewa 1 April 2008-31 Maret 2009 sebesar Rp12.000.000
pada tanggal 1 April 2008.

Langkah 1
Hitunglah pembayaran beban gaji secara tunai untuk bulan April 2007.
Saldo utang gaji 1 April Rp 700.000
(+) Beban gaji bulan April Rp 20.000.000 (diakui sebagai utang gaji terlebih
dahulu)
Utang gaji April Rp 20.700.000
(-) Saldo utang gaji 30 April Rp 500.000
Kas yang dibayarkan untuk beban gaji Rp 20.200.000

Langkah 2
Hitunglah pembayaran tunai beban komisi untuk bulan April 2007.
Saldo utang komisi 1 April Rp 200.000
(+) Beban komisi bulan April Rp 500.000 (diakui sebagai utang komisi terlebih
dahulu)

13
Nihayatuz Zain

Utang komisi April Rp 700.000


(-) Saldo utang komisi 30 April Rp 500.000
Kas yang dibayarkan untuk beban gaji Rp 200.000

Saldo utang komisi per 30 April berasal dari beban komisi bulan April yang akan
dibayarkan seluruhnya secara tunai dibulan Mei. Jadi, pembayaran secara tunai beban
komisi di bulan April berasal dari beban komisi bulan Maret yang dibayar di bulan April
sebesar Rp200.000 (lihat utang komisi per 31 Maret sebesar Rp200.000).

Langkah 3
Perusahaan membayar sewa bangunan pada tanggal 1 April 2008 sebesar Rp12.000.000..
Jangka waktu sewa dari 1 April 2007-31 Maret 2008. Pada anggaran kas bulan April 2007,
akan terdapat pengeluaran kas sebesar Rp12.000.000. Untuk anggaran kas bulan-bulan
berikutnya sampai 31 Maret 2009 tidak ada pengeluaran kas untuk beban sewa. Pada
anggaran laba rugi bulanan sejak bulan April 2008 sampai bulan Maret 2009, akan terdapat
beban sewa bangunan sebesar Rp1.000.000.

SALDO KAS MINIMUM, PINJAMAN, DAN PEMBAYARAN PINJAMAN


Perusahaan harus memelihara saldo kas minimum setiap bulannya untuk berjaga-
jaga jika terdapat pengeluaran kas yang tidak direncanakan sebelumnya. Ketersediaan
saldo kas minimum juga dapat menghindari perusahaan dari kondisi kesulitan likuiditas,
yaitu perusahaan tidak mampu membayar seluruh tagihan yang datang karena ketiadaan
kas.
Jika perkiraan pengeluaran kas lebih besar dari pada saldo kas yang dimiliki
ditambah dengan perkiraan penerimaan kas, maka manajemen harus segera memikirkan
dan mencari alternatif sumber pembiayaan untuk menutupi defisit tersebut. Sebaliknya,
jika terjadi surplus (penerimaan kas lebih besar dari pengeluaran kas), maka manajemen
dapat menggunakan surplus tersebut untuk membayar utang berikut bunganya atau
menginvestasikannya ke dalam sekuritas dalam upaya memperoleh tambahan penghasilan.

14
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran
kuantatif, biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukan perolehan dan penggunaan
sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun.
Kas merupakan alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai
kegiatan umum perusahaan. Anggaran merupakan rencana keuangan periodik yang disusun
berdasarkan program yang telah disahkan dan merupakan rencana tertulis mengenai
kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan
dalam satuan moneter untuk jangka waktu tertentu.
Anggaran kas (Cash Budget) ialah anggaran yang merencanakan secara lebih
terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-perubahan dari waktu ke waktu selama
periode yang akan datang, baik perubahan yang berupa permintaan kas, maupun perubahan
yang berupa pengeluaran kas. Anggaran kas merupakan alat penting dalam proses
perencanaan dan pengendalian keuangan perusahaan, karena di dalam nya terdapat
estimasi penerimaan dan pengeluaran kas untuk periode tertentu dimasa datang sehingga
akan bisa diketahui kapan perusahaan dalam keadaan defisit kas atau surplus kas.
Manfaat penyusunan anggaran kas bagi perusahaan adalah dapat diketahui
bilamana perusahaan dalam keadaan defisit dan keadaan surplus sebagai akibat operasi
perusahaan. Terdapat dua macam anggaran kas yang diperlukan oleh perusahaan
yaitu: Anggaran kas jangka pendek dan Anggaran kas jangka panjang.

SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan pada para pembaca pada umumnya dan
penulis pada khususnya dapat mengetahui, memahami dan menambah wawasan tentang
Anggaran Kas dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sasongko, Catur. Rumondang Parulian, Safrida. ANGGARAN. Jakarta: Salemba Empat.

16

Anda mungkin juga menyukai