HHH
HHH
STEROID
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT karena dengan rahmat dan nikmat-Nya makalah
ini dapat diselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Fitokimia. Di dalam makalah ini berisi tentang “Kandungan Senyawa Kimia Pada
Steroid”. Penulis menyadari bahwa apa yang tertuang di dalam makalah ini masih
jauh dari kata sempurna baik dari segi penulisan, segi redaksional maupun segi
pengkajian dan pemilihan bahan literatur.
Penyusunan makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak. Penulis ucapkan terima kasih bagi mereka yang telah memberikan bantuan
dan pengarahan dalam penyelesaian makalah ini. Dan penulis berharap semoga
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Tegur sapa serta kritik membangun penulis terima dengan senang hati demi
perbaikan di masa depan.
Penulis
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu komponen kimia yang terdapat dalam tumbuhan adalah steroid.
Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang dapat
dihasil reaksi penurunan dari terpena atau skualena.
3
4. Apa saja yang termasuk klasifikasi Steroid?
1.3 Tujuan
4
BAB I
PENDAHULUAN
Steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang
membentuk tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana. Perbedaan
jenis steroid yang satu dengan steroid yang lain terletak pada gugus
fungsional yang diikat oleh ke-empat cincin ini dan tahap oksidasi tiap-tiap
cincin.
5
Steroid merupakan senyawa yang struktur kimianya mengandung cincin.
Lingkar siklopentanoperhidrofenantrena merupakan kombinasi anatara
lingkar sikopentana dan lingkar perhidrofenantrena (fenantrena jenuh). Jadi,
struktur kimia steroid memiliki empat buah lingkar. Keempat steroid diberi
petunjuk dengan huruf besar A, B, C dan D. atom-atom karbon dalam struktur
kimia steroid diberi nomor yang dimulai dari lingkar A menuju ke lingkar B.
Perbedaan jenis steroid yang satu dengan steroid yang lain terletak pada
gugus fungsional yang diikat oleh ke-empat cincin ini dan tahap oksidasi
tiap-tiap cincin (Sumardjo, 2006).
Beberapa steroid mengandung satu, dua, atau tiga ikatan rangkap dua dan
banyak diantaranya mempunyai satu atau lebih gugus hidroksil. Cincin atau
lingkar pada sebagian besar steroid bukanlah lingkar aromatik. Steroid
mempunyai substituent pada atom C10 dan atom C13 (Sumardjo, 2006).
Kerangka atau lingkar struktur kimia steroid diasumsikan sebagai suatu bidang
kertas dengan atom-atom atau gugus-gugus yang terikat pada likar tersebut berada
6
di atas atau di bawah bidang kertas tersebut. Gugus atau atom yang terletak di atas
bidang kertas digambarkan sebagai garis penuh, sedangkan yang di bawah bidang
kertas digambarkan sebagai garis putus-putus atau titik-titik (Sumardjo, 2006)
Menurut konvensi, gugus metal yang ada pada atom C 10 maupun yang ada
pada atom C 13 dan sering disebut gugus-gugus metal angular (bersudut) terletak
di atas bidang. Gugus-gugus ini dipakai sebagai dasar untuk penentuan
konfigurasi ruang dari steroid (Sumardjo, 2006).
Suatu gugus yang terdapat pada sisi yang sama atau cis dengan gugus metil
(yaitu di atas bidang struktur steroid) disebut gugus β, sedangkan gugus yang
terdapat pada sisi berbeda atau trans dengan gugus metil (yaitu di bawah bidang
struktur steroid) disebut gugus α. Perlu diingat bahwa awalan α dan β di sini tidak
sama dengan awalan α dan β pada monosakarida. Awalan alo hanya dipakai untuk
perubahan konfigurasi 5β menjadi 5α (Sumardjo, 2006).
Stereokimia Steroida
Stereokimia steroida telah diselidiki oleh para ahli kimia menggunakan cara
analisa sinar X dari struktur kristalnya atau cara-cara kimia. Dari model molekul
menunjukkan bahwa molekul steroida adalah planar (datar). Atom atau gugus
yang terikat pada inti molekul dapat dibedakan atas dua jenis yaitu
(Sastrohamidjojo, 1996) :
1. Atom atau gugus yang terletak disebelah atas bidang molekul yaitu pada pihak
yang sama dengan gugus metil pada C10 dan C13 yang disebut konfigurasi.
Ikatan-ikatan yang menghubungkan atom atau gugus ini dengan inti molekul
digambarkan dengan garis tebal
7
2. Atom atau gugus yang berada disebelah bawah bidang molekul yang disebut
dengan konfigurasi dan ikatan-ikatannya digam,barkan dengan garis putus-putus.
Sedangkan atom atau gugus yang konfigurasinya belum jelas apakah atau.
Dinyatakan dengan garis bergelombang.
3. Pada kedua konfigurasi tersebut, hubungan antara cincin B/C dan C/D
keduanya adalah trans. Cincin B dan C diapit oleh cincin A dan cincin D
sehingga perubahan konfirmasi dari cincin B dan cincin C sukar terjadi. Oleh
karena itu peleburan cincin B/C dalam semua steroida alam adalah trans Akan
tetapi perubahan konfirmasi dari cincin A dan Cincin B dapat terjadi.
Perubahan terhadap cincin A menyebabkan steroida dapat berada dalam salah
satu dari kedua konfigurasi tersebut. Perubahan terhadap cincin D dapat
m,engakibatkan hal yang sama, sehingga peleburan cincin C/D dapat cis atau
trans. Peleburan cincin C/D adalah trans ditemukan pada hampir sebagian
besar steroida alam kecuali kelompok aglikon kardiak dimana C/D adalah cis.
Pada semua steroida alam, substituen pada C10 dan C 9 berada pada pihak
yang berlawanan dengan bidang molekul yaitiu trans. Dan juga hubungan
antara sunstituen pada posisi C 8 dan C14 adalah trans kecuali pada
senyawa-senyawa yang termasuk kelompok aglikon kardiak. Dengan
demikian, stereokimia dari steroida alan mempunyai suatu pola umum, yaitu
8
substituen-substituen pada titik-titik temu dari cincin sepanjang tulang
punggung molekul yaitu C-5-10-9-8-14-13 mempunyai hubungan trans.
9
Dari model molekul menunjukkan bahwa molekul steroida adalah planar (datar).
Steroid yang mempunyai satu atau lebih gugus hidroksil dan tanpa guus
karboksil atau karbonil disebut sterol. Sterol yang terdapat pada hewan disebut
sterol hewani (zoosterol atau animal sterol) dan yang terdapat pada tanaman
disebut sterol nabati (phytosterol). Karena sterol adalah prekursor untuk steroid,
keduanya dapat dianggap memiliki hasil dan efek yang sama pada tubuh manusia.
Ini termasuk dari molekul kolesterol dengan hormon seks dengan glukokortikoid
terhadap obat anti inflamasi seperti deksametason. Juga steroid anabolik adalah
dari kategori yang sama juga. Sterol berbeda dalam arti bahwa mereka diwajibkan
untuk menjaga fluiditas sel dan sinyal sekunder, dengan steroid bukan bagian
darinya. (Sumardjo, 2006).
10
1. Sterol
Lemak sterol adalah bentuk khusus dari steroid dengan rumus bangun
diturunkan dari kolestana dilengkapi gugus hidroksil pada atom C-3, banyak
ditemukan pada tanaman, hewan dan fungi. Semua steroid dibuat di dalam sel
dengan bahan baku berupa lemak sterol, baik berupa lanosterol pada hewan atau
fungsi, maupun berupa sikloartenol pada tumbuhan. Kedua jenis lemak sterol di
atas terbuat dari siklisasi squalena dari triterpena. Kolesterol adalah jenis lain
lemak sterol yang umum dijumpai.
Lemak sterol nabati disebut fitosterol dan yang hewani disebut zoosterol.
Jenis zoosterol yang penting antara lain adalah kolesterol dan hormon steroid.
Sedangkan pada fitosterol dikenal campesterol, sitosterol, dan stigmasterol.
Ergosterol adalah lemak sterol yang ditemukan pada membran sel fungi yang
berfungsi layaknya kolesterol pada hewan.
Sebenarnya nama sterol dipakai khusus untuk steroid yang memiliki gugus
hidroksi, tetapi karena praktis semua steroid tumbuhan berupa alkohol dengan
gugus hidroksi pada posisi C-3, maka semuanya disebut sterol. Selain dalam
bentuk bebasnya, sterol juga sering dijumpai sebagai glikosida atau sebagian ester
dengan asam lemak. Glikosida sterol sering disebut sterolin
2. Asam Empedu
Asam empedu adalah asam steroid yang diproduksi oleh hati dan disimpan di
dalam empedu. Asam empedu biasa ditemukan dalam bentuk asam kolik dengan
kombinasi dengan glisin dan taurin. Asam empedu utama (primer) yang terbentuk
dihati adalah asam kolat dan asam kenodeoksikolat. Di kolon, bakteri mengubah
asam kolat menjadi asam deoksikolat dan asan kenodeoksikolat menjadi asam
11
litokolat. Karena terbentuk akibat kerja bakteri, asam deoksikolat dan asam
litokolat disebut sebagai asam empedu sekunder
3. Hormon Kelamin
Hormon kelamin dihasilkan oleh gonad dan adrenal yang diperlukan untuk
konsepsi, maturasi embrionik, dan perkembangan ciri-ciri khas seks primer dan
sekunder pada pubertas. Hormon kelamin pada umumnya merupakan turunan
steroid, molekulnya bersifat planar dan tidak lentur. Kerangka dasarnya adalah
cyclopentanoperhydrophenanthrene yang bersifat kaku.
d) Obat kontrasepsi
4. Hormon Adrenokortikoid
12
kelenjar pituitari anterior. Beberapa fungsi fisiologisnya berhubungan dengan
kardiovaskuler dari darah, sistem saraf pusat, otot polos dan stress. Hormon
adrenokortikoid terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Mineralokortikoid
b. Glukokortikoid
5. Aglikon Kardiak
13
Kiri : kortisol. Kanan: aldosteron. Bawah: Aglikon Kardiak.
6. Sapogenin
14
a. Saponin steroid, tersusun atas inti steroid (C27) dengan molekul karbohidrat.
Tipe saponin ini memiliki afek anti jamur. Contohnya: Asparagosida (terkandung
dalam tumbuhan Asparagus sarmentosus).
15
3. Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa)
1. Ekstraksi
2. Pemisahan
16
Beberapa steroid dapat di pisahkan menggunakan menggunakan kromatografi
kolom atau KLTP dengan adsorben alumina dan eluen berupa campuran
sikloheksana-etilasetat dan campuran metilen diklorida-aseton.
KLT dengan silica gel berhasil juga tapi dengan memakai eluen seperti
n-butanol yang di jenuhkan dengan air atau campuran kloroform-metanol-air.
Beberapa glikosida jantung dapat dipisahkan dengan KLTP suatu arah pada silica
gel dengan menggunakan eluen berupa lapian atas dari campuran etil
asetat-piridin-air (1 arah) dan campuran kloroform-piridin (satu arah yang lain).
Beberapa campuran senyawa yang lain dapat dipisahkan menggunakan elusi
berulang pada pelat silica gel dengan eluen campuran etil asetat-metanol (elusi
dua kali) atau dengan eluen campuran kloroform-metanol-formamida (elusi empat
kali).
Isolasi steroid :
Jurnal 1
Timbang serbuk, daun, batang serta kalus dari tanaman kering Prosopis
juliflora
17
Hilangkan lemak secara terpisah dialat soxhlet dengsn petroleum eter
selama 24 jam pada penangas air.
dikeringkan pada suhu kamar, setelah itu disimpan pada suhu 1000C, 30
menit
Jurnal 2
18
Daun bubuk (1,0 kg) dari S. roxburghii diremaserasi
Sebagian dari ekstrak etanol (10,5 gr) dilarutkan dalam 90% etanol
Semua ekstrak disaring dengan whatman filter kertas nomor 1 dan digunakannya
Evaporator vakum Rotary untuk n-heksana (2,5 gr), kemudian dengan kloroform
(CHCl3) (2,0 gr ) dan akhirnya dengan ethylacetate (1,0 gr )
Beberapa komposisi kristal 1 dan 2 dilarutkan dalam kloroform dan beberapa tetes
asam sulfat ditambahkan ke dalam larutan
komposisi kedua 1 dan 2 membentuk dua lapisan dengan lapisan kloroform diatas
(Harborne, 1998) yang mengandung steroid.
19
2.5 Biosintesis Steroid
20
2. Tahapan reaksi biosintesis sterol selanjutnya adalah pengikatan dua gugus
fosfat oleh mevalonat sehingga terbentuk mevalonat terfosforilasi.
Mevalonat terfosforilasi yang terbentuk ini kemudian kehilangan gugus
karbon dioksida dan satu molekul air, menghasilkan isopentenil difosfat
(IPP) yang beresonansi dengan dimetilalil difosfat (DMAPP). Selanjutnya,
molekul IPP dan DMAPP bergabung membentuk geranil difosfat yang
dilanjutkan dengan pembentukan farnesil difosfat. Dua melekul farnesil
difosfat membentuk preskualen difosfat. Dengan melibatkan NADPH,
preskualen difosfat membentuk skualen, yang dilanjutkan dengan
pembentukan skualen-2,3-oksida (Scheuer, 1973; Goad & Akihisa, 1997).
Tahapan biosintesis ini ditunjukkan pada Gambar 1.6.
21
3. Tahap terakhir dari biosintesis sterol dalam fungi dan hewan adalah
siklisasi skualen-2,3-oksida untuk membentuk lanosterol, yang dikatalisis oleh
2,3 oksidoskualen-lanosterol siklase. Selanjutnya, dari lanosterol akan
terbentuk kolesterol melalui pelepasan tiga gugus metil. Sementara itu, pada
organisme yang melakukan fotosintesis, siklisasi skualen-2,3-oksida akan
membentuk sikloartenol yang selanjutnya membentuk fitosterol (Goad &
Akihisa, 1997). Tahapan siklisasi skualen-2,3-oksida ditunjukkan pada
Gambar 1.7
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
24
25