Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dispepsia adalah adanya perasaan nyeri dan tidak nyaman yang terjadi di
bagian perut atas ditandai dengan rasa penuh, kembung, nyeri, beberapa gangguan
mual-mual, perut keras bahkan sampai muntah (Simadibrata dkk, 2014).
Pada lambung terdapat faktor agresif yaitu asam lambung dan juga faktor
defensif yaitu prostaglandin E supaya keadaan didalam lambung tetap normal.
Namun pada sindrom dispepsia terdapat kenaikan dari faktor agresif sehingga akan
menimbulkan sindrom dispepsia. Gejala – gejala atau sindrom yang dirasakan
penderita dispepsia adalah nyeri epigastrium, rasa terbakar di epigastrium, rasa
penuh atau rasa tidak nyaman setelah makan, rasa kembung pada saluran cerna atas,
mual, muntah, sendawa, dan rasa cepat kenyang (Simadibrata dkk, 2014).
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Medis
2.1.1 Definisi
Dispepsia berasal dari bahasa Yunani (Dys) berarti sulit dan Pepse berarti
pencernaan. Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari
rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami
kekambuhan keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada
(heartburn) dan regurgitasi asam lambung kini tidak lagi termasuk dyspepsia.
Dyspepsia merupakan kumpulan/gejala klini yang terdiri dari rasa tidak enak / sakit
di perut bagian atas yang menetap / mengalami kekambuhan (Nurarif, 2013).
Dispepsia merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari nyeri
uluhati, mual, muntah, kembung, rasa penuh, atau cepat kenyang dan sendawa.
(dharmika,2016).
Dyspepsia merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari nyeri
ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh, atau cepat kenyang, sendawa.
Sindrom dyspepsia merupakan kumpulan gejala yang sudah dikenal sejak lama,
terdiri dari rasa nyeri epigastrium, kembung, rasa penuh, serta mual-mual.
2
esofagus kembali. Daerah lambung tempat pembukaan sfingter kardia
dikenal dengan nama daerah kardia. Disaat sfingter pilorikum berelaksasi
makanan masuk kedalam duodenum, dan ketika berkontraksi sfingter ini
akan mencegah terjadinya aliran balik isis usus halus kedalam lambung.
3
sel ini mensekresikan mukus. Hormon gastrin diproduksi oleh sel G
yang terletak pada pylorus lambung. Gastrin merangsang kelenjar
gastrik untuk menghasilkan asam hidroklorida dan pepsinogen.
Substansi lain yang disekresikan oleh lambung adalah enzim dan
berbagai elektrolit, terutama ion-ion natrium, kalium, dan klorida.
4
2) Fisiologi
1. Mencerna makanan secara mekanikal.
2. Sekresi, yaitu kelenjar dalam mukosa lambung mensekresi 1500
– 3000 mL gastric juice (cairan lambung) per hari. Komponene
utamanya yaitu mukus, HCL (hydrochloric acid), pensinogen, dan
air. Hormon gastrik yang disekresi langsung masuk kedalam aliran
darah.
3. Mencerna makanan secara kimiawi yaitu dimana pertama kali
protein dirobah menjadi polipeptida
4. Absorpsi, secara minimal terjadi dalam lambung yaitu absorpsi air,
alkohol, glukosa, dan beberapa obat.
5. Pencegahan, banyak mikroorganisme dapat dihancurkan dalam
lambung oleh HCL.
6. Mengontrol aliran chyme (makanan yang sudah dicerna dalam
lambung) kedalam duodenum. Pada saat chyme siap masuk kedalam
duodenum, akan terjadi peristaltik yang lambat yang berjalan dari
fundus ke pylorus.
2.1.3 Etiologi
Seringnya, dispepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit acid
reflux, asam lambung terdorong ke atas menuju esofagus (saluran muskulo
membranosa yang membentang dari faring ke dalam lambung). Hal ini
menyebabkan nyeri di dada. (Menurut Azis, dalam buku mekanisme penyakit revisi
3, 2010).
5
d. Stres,kecemasan dan depresi
e. Tumor atau kanker saluran pencernaan
f. Iritasi lambung
2.1.4 Klasifikasi
1. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik
sebagai penyebabnya. Sindroma dyspepsia organik terdapat keluhan
yang nyata terhadap organ tubuh misalnya tukak (luka) lambung, usus
dua belas jari, radang pancreas, radang empedu, dan lain – lain.
2. Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau dispepsia non
ulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya. Dyspepsia fungsional tanpa
disertai kelainan atau gangguan struktur organ berdasarkan
pemeriksaan klinis, laboratorium, radiologi, endoskopi ( teropong
saluran pencernaan).
2.1.5 Manifestasi Klinis
a. Nyeri perut (abdominal discomfort)
b. Rasa perih di ulu hati
c. Mual, kadang-kadang sampai muntah
d. Nafsu makan berkurang
e. Rasa lekas kenyang
f. Nyeri saat lapar
g. Perut kembung
h. Rasa panas di dada dan perut
i. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)
2.1.6 Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-
zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan
makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung
dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding
lambung, kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang
akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di
6
medulla oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik
makanan maupun cairan (Marya, 2013).
2.1.7 Komplikasi
Penderita syndrome dyspepsia selama bertahun- tahun dapat memicu
adanya komplikasi yang tidak ringan. Adapun komplikasi dari dyspepsia adalah
sebagai berikut:
a. Pendarahan
b. Kanker lambung
c. Muntah darah
d. Ulkus peptikum
2). Radiologis
7
suatu penyakit, apalagi alat ini tidak menimbulkan efek samping, dapat
digunakan setiap saat dan pada kondisi klien yang beratpun dapat
dimanfaatkan
2.1.9 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan non farmakologis
a. Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung.
b. Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang peda,
obat-obatan yang berlebihan, nikotin rokok, dan stres.
c. Atur pola makan.
2. Penatalaksanaan farmakologis yaitu:
Obat-obatan yang diberikan meliputi:
a. Antacid (menetralkan asam lambung)
b. Golongan antikolinergik (menghambat pengeluaran asam
lambung)
c. Prokinetik (mencegah terjadinya muntah).
8
2. Keluhan Utama
5. Pola aktivitas
6. Aspek Psikososial
7. Aspek Ekonomi
8. Pengkajian Fisik
9
Data sistemik:
10
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut, Nyeri epigastrium berhubungan dengan iritasi pada
mukosa lambung.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
berhubungan dengan Anoreksia, tidak enak setelah makan.
3. Defisiensi Pengetahuan Berhubungan dengan kecemasan dan
ketidaktahuan penatalaksanaan diet dan proses penyakit.
11
2.2.3 Intervensi Keperawatan
12
Pain); awitan yang tiba-tiba 2. Cukup berat dari ketidaknyamanan mengurangi nyeri
atau lambat dari intensitas 3. Sedang akibat prosedur. sampai pada
ringan hingga berat dengan 4. Ringan tingkat
akhir yang dapat di 5. Tidak ada Kolaborasi : kenyamanan yang
antisipassi atau diprediksi. 3. Kolaborasi dengan dapat diterima
pasien, orang terdekat oleh pasien.
dan tim kesehatan 3. Agar dapat
Batasan Karakteristik : lainnya untuk memilih membantu pasien
1. Perubahan posisi untuk dan mengurangi rasa
menghindari nyeri mengimplementasikan sakit yang
2. Perubahan selera makan tindakan penurunan nyeri dirasakan
3. Sikap melindungi area nonfarmakologi, sesuai tersebut.
Nyeri kebutuhan. 4. Membantu
mengurangi nyeri
HE : yang dirasakan
4. Ajarkan prinsip-prinsip klien, serta
manajemen nyeri. membantu klien
untuk mengontrol
nyerinya.
13
2. Ketidakseimbangan Perawatan diri : Manajemen Gangguan
nutrisi: kurang dari Makan Makan
kebutuhan tubuh (00002)
Domain 2. Nutrisi 1. Perawatan diri : Observasi :
Kelas 1. Makan makan 1. Monitor perilaku klien 1. Mengurangi berat
Kriteria Hasil : yang berhubungan badan yang
Definisi : Setelah dilakukan tindakan dengan pola makan, berlebihan agar
Asupan nutrisi tidak cukup keperawatan selama 3 x 24 penambahan dan pola makan bisa
untuk memnuhi kebutuhan jam masalah kehilangan berat badan. teratur dengan
metabolik. ketidakseimbangan nutrisi: 2. Monitor berat badan baik.
Batasan Karakteristik : kurang dari kebutuhan tubuh klien sesuai secara rutin. 2. Untuk mengetahui
1. Cepat kenyang teratasi dengan Indikator : kenaikan tubuh
setelah makan 1. Memasukkan Mandiri : klien.
2. Kelemahan otot makanan ke mulut 3. Berikan konsekuensi 3. Agar kehilangan
untuk menelan dengan jari (4) pengulangan ketika berat badan tidak
3. Ketidakmampuan 2. Mengunyah berespon dengan dapat
memakan makanan makanan (4) kehilangan berat badan, menimbulkan
3. Menelan makanan perilaku mengurangi efek tertentu dan
(4) tidak mengalami
14
Faktor yang berat badan atau kurang perubahan rasa
Berhubungan : Ket : berat badan. makanan tersebut.
1. Ketidakmampuan 1. Sangat terganggu 4. Beri tanggung jawab 4. Agar pilihan-
makan 2. Banyak terganngu terkait dengan pilihan - pilihan makanan
2. Ketidakmampuan 3. Cukup terganggu pilihan makanan dan dan aktifitas fisik
mencerna makanan 4. Sedikit terganggu aktivitas fisik dengan klien bisa
5. Tidak terganngu klien dengan cara yang terpenuhi.
tepat. 5. Untuk menjaga
berat badan agar
Kolaborasi : tetap stabil dan
5. Rundingkan dengan ahli dapat mengetahui
gizi dalam menentukan kebutuhan asupan
asupan kalori harian kalori harian
yang diperlukan untuk pasien tersebut.
mempertahankan berat 6. Untuk
badan yang sudah memudahkan
ditentukan. klien menghitung
6. Rundingkan dengan tim kebutuhan kalori
kesehatan lainnya setiap setiap hari, sesuai
15
hari terkait dengan berat
perkembangan klien. badan klien
tersebut.
HE : 7. Agar nutrisi yang
7. Ajarkan dan dukung diberikan pada
konsep nutrisi yang baik klien dan orang
dengan klien (dan orang terdekat klien
terdekat klien dengan dapat terpenuhi
tepat). dengan baik.
3. Defisiensi Pengetahuan Pengetahuan : proses Pengajaran : proses 5. Pengajaran :
(00126) penyakit penyakit proses penyakit
Domain 5. Persepsi / Kriteria hasil : Observasi 1. Untuk mengetahui
kognisi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat pengetahuan apakah klien
Kelas 4. Kognisi keperawatan selama 3x24 pasien terkait dengan mengetahui proses
Definisi : jam masalah Defisit proses penyakit yang penyakit
Ketiadaan atau defisiensi pengetahuan berhubungan spesifik 2. Untuk mengetahui
informasi kognitif yang dengan kecemasan dan 2. Identifikasi kemungkinana penyebab penyakit
berkaitan dengan topik ketidaktahuan penyebab, sesuai kebutuhan yang terjadi pada
tertentu penatalaksanaan diet dan Mandiri pasien
16
Batasan karekteristik : proses penyakit dapat teratasi - 3. Agar pasien
1. Ketidakaakuratan dengan indikator : Kolaborasi mengetahui tanda dan
mengikuti perintah 1.) Karakter spesifik - gejala umum dari
2. Kurang penyakit (4) HE penyakit yang
pengetahuan 2.) Faktor-faktor penyebab 3. Jelaskan tanda dan gejala diderita pasien
Faktor yang dan faktor berkontribusi yang umum dari penyakit, 4. Agar pasien
berhubungan (4) sesuai kebutuhan mengetahui proses
1. Kurang informasi 3.) Efek fisiologis penyakit 4. Jelaskan mengenai proses terjadinya penyakit
2. Kurang sumber (4) penyakit, sesuai kebutuhan yang dialami pasien
pengetahuan 4.) Tanda dan gejala 5. Edukasi pasien mengenai 5. Agar pasien dapat
penyakit (4) tindakan untuk melakukan tindakan
5.) Proses perjalanan mengontrol/meminimalkan untuk mengontrol/
penyakit (4) gejala, sesuai kebutuhan meminimalkan gejala
6.) Strategi untuk Pengajaran : peresepan yang dialami pasien
meminimalkan diet Pengajaran :
perkembangan penyakit Observasi peresepan diet
(4) 1. Kaji tingkat pengetahuan 1. Untuk mengetahui
Keterangan : pasien mengenai diet yang seperti apa
1.) Tidak ada pengetahuan disarankan pengetahuan
17
2.) Pengetahuan terbatas Mandiri pasien mengenai
3.) Pengetahuan sedang 2. Bantu pasien untuk diet yang
4.) Pengetahuan banyak memilih makanan kesukaan disarankan
5.) Pengetahuan sangat yang sesuai dengan diet 2. Agar pasien lebih
banyak yang disarankan mudah untuk
Kolaborasi memilih makanan
Pengetahuan : diet 3. Rujuk pasien ke ahli gizi yang disukai dan
sehat jika diperlukan sesuai dengan
Kriteria hasil : HE saran diet
Setelah dilakukan tindakan 4. Ajarkan pasien nama-nama 3. Agar pasien
keperawatan selama 3x24 makanan yang sesuai mendapatkan
jam masalah Defisit dengan diet yang perawatan khusus
pengetahuan berhubungan disarankan agli gizi
dengan kecemasan dan 4. Agar pasien
ketidaktahuan mengetahui nama-
penatalaksanaan diet dan nama makanan
proses penyakit dapat teratasi yang sesuai
dengan indikator : dengan diet yang
disarankan
18
1.) Tujuaan diet yang bisa
dicapai (4)
2.) Hubungan antara diet,
olahraga, dan berat
badan (4)
3.) Makanan sesuai dengan
pedoman gizi (4)
Keterangan :
1.) Tidak ada pengetahuan
2.) Pengetahuan terbatas
3.) Pengetahuan sedang
4.) Pengetahuan banyak
5.) Pengetahuan sangat
banyak
19
2.2.4 Pathway
Changes in diet, the effects of drugs, alcohol, nicotine, cigarettes, tumors / cancers of the digestive tract, and stress
empty stomach
DYSPEPSIA
Increased HCl
20
Afferent Nerves
Stressor
Intake Less
Cerebral cortex
DX. Knowledge
Deficiency
Anorexia, nausea,
Pain is perceived vomiting
Weight loss
DX. Acute Pain significantly
DX. Nutritional
Imbalances Less Than
Body Needs
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dyspepsia merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri
dari nyeri ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh, atau cepat kenyang,
sendawa. Sindrom dyspepsia merupakan kumpulan gejala yang sudah
dikenal sejak lama, terdiri dari rasa nyeri epigastrium, kembung, rasa penuh,
serta mual-mual.
3.2 Saran
Diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang baik,
mempertahankan serta meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang
ada dengan baik dan tepat. Dalam proses asuhan keperawatan, sangat
diperlukan kerjasama keluarga dan pasien itu sendiri guna memperoleh data
yang bermutu untuk menentukan tindaka sehingga dapt memperoleh hasil
yang diharapkan.
22
DAFTAR PUSTAKA
23