Anda di halaman 1dari 10

EVIDENCE BASED NURSING (EBN)

“Hubungan Pola Makan dengan Gastritis pada Remaja”

Untuk Memenuhi Tugas dan Ujian Tengah Semester (UTS) Mata Kuliah Metedologi Penelitian

Dosen Mata Kuliah : Ns. Laksita Barbara, S.Kep., MN

Disusun oleh:

Lisa Septiani 1610711103

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

TAHUN 2019
A. Latar Belakang dan Pertanyaan Ilmiah (PICO)

Angka kejadian penyakit gastritis menurut WHO dibeberapa negara dunia


diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, Perancis 29,5%.
Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk s etiap tahun.
Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk
setiap tahunnya. (1)

Dan dizaman yang modern ini banyak makanan yang baru diciptakan seperti
junkfood yang di variasi dengan sambel yang pedas, sate ayam dengan bumbu
sambel, asinan, cuka, serta kebiasaan merokok dan minum alkohol,dan makanan
makanan lain yang memicu terjadinya jumlah peningkatan penyakit gastritis pada
usia remaja.

Perumusan pertanyaan EBN menggunakan metode PICO istilah ini merujuk


pada: P(Population), I(Intervention), C(Comparison), O(Outcome)

a. P (Population/Patient)
Populasi pada artikel ini adalah Remaja.
b. I (Intervention/Indicator)
Intervention/Indicator disini adalah mengetahui hubungan pola makan.
c. C (Comparison)
Pada pengkajian EBN ini tidak mengkaji perbandingan dengan intervention.
d. O (Outcome)
Hasil akhir penerapan EBN ini adalah mengetahui hubungan dengan gastritis.
Berdasarkan metode PICO diatas dapat dibuat pertanyaan EBN yaitu:
“Hubungan Pola Makan dengan Gastritis pada Remaja”

Pola makan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan gastritis. Oleh
karena itu perlunya mengatur pola makan yang baik dan teratur sebagai salah satu
tindakan preventif dalam mencegah kekambuhan gastritis. (1)

Gastritis merupakan peradangan dari mukosa lambung yang disebabkan


oleh faktor iritasi dan infeksi. Gastritis adalah suatu peradangan mukosa lambung
yang bersifat akut, kronik, difus atau lokal, dengan karakteristik anoreksia, perasaan
penuh diperut (tengah), tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan muntah. (2)
B. Strategi Pencarian Literatur dan Proses Pemilihan 5 Artikel
Gastritis atau dikenal dengan sakit maag merupakan peradangan mukosa
lambung yang bersifat akut, kronik, difus atau lokal, dengan karakteristik anoreksia,
perasaan penuh diperut (tengah), tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan
muntah. (2)
Penyakit gastritis dapat menyerang dari semua tingkat usia maupun jenis
kelamin. Beberapa survey menunjukkann bahwa gastritis paling sering menyerang
usia produktif. Pada usia produktif rentan terserang gejala gastritis karna tingkat
kesibukkan serta gaya hidup kurang diperhatikan kesehatan serta stress yang
mudah terjadi akibat pengaruh factor lingkungan.

Namun, di zaman yang modern ini kehidupan kesalahan pola makan yang
menjadi tren saat ini. Gaya hidup yang instan dan kurang sehat membuat remaja
menyukai makanan instan pula seperti sering makan junk food atau fast food
(makanan cepat saji), sering makan mi instan, sering minum soft drink, minum
minuman beralkohol, suka ngemil yang tidak sehat. Kesalahan pola makan remaja
saat ini menjadi sebuah kebiasaan yang dapat menimbulnya penyakit gastritis yang
di sebabkan karena pola makan yang tidak teratur.(1)

No Keyword (P) Keyword (I) Keyword Boolean Truncation


(O)
1. Remaja SMK Pola Makan Gastritis - -
2. Remaja Pola Makan Gastritis - -
3. Remaja Pola Makan Gastritis - -
4. Remaja Perilaku Makan Gastritis - -
5. Remaja SMK Pola Makan Gastritis - -
Data Base

Database yang penulis gunakan untuk mencari kelima artikel tersebut adalah
Google dan Google Schoolar. Penulis memilih menggunakan database tersebut
karena lebih mudah untuk dicari dan dipahami, terlebih database tersebut
menggunakan bahasa indonesia tanpa penggunaan boolean ataupun truncation
yang lebih rumit. Pembatasan waktu maksimal 5 tahun terakhir, tetapi penulis
memilih rentang tahun 2014-2019 dan dengan agregat remaja. Desain penelitian
yang penulis tentukan adalah Cross Sectional karena pada metode ini dilakukan
pembahasan mengenai prevalensi, distribusi, dan hubungan variable yang menurut
penulis ini sangat baik untuk penelitian.
C. Resume Penelitian

No Author & Lokasi Jumlah Karakter Desain Hasil Kualitas


Tahun Penelitian Sampel Sampel Penelitian
1. Iwan SMK YBKP 140 Usia 15 - 17 Penelitian ini Ada hubungan yang High
Shalahudin 3 Garut Pelajar tahun menggunakan bermakna antara pola
dan Udin Remaja pendekatan makan dengan kejadian
Rosidin SMK kuantitatif gastritis pada siwa Kelas
(2018) YBKP 3 dengan desain X semester I SMK YBKP3
Garut cross sectional Garut.

2. Sri Hartati, Program 162 Usia 17 – Penelitian ini Ada hubungan pola High
Wasisto studi ilmu mahasis 23 tahun kuantitatif makan dengan resiko
Utomo, keperawata wa yang menggunakan gastritis pada mahasiswa
Jumaini n menjalan desain yang menjalani sistem KBK.
(2014) universitas i system deskriptif
Riau KBK korelasi dengan
pendekatan
Cross sectional
3. Syamsu Pondok 95 Santri Usia 12-23 Penelitian ini Ada hubungan antara pola High
Dwi Pesantren di tahun kuantitatif makan dengan kejadian
Wahyuni, Al-Munjiyah pesantre menggunakan gastritis pada remaja pondok
Rumpiati, Jalan Lawu n Al- desain Pesantren Al-Munjiyah
Rista Eko No. 04 Munjiyah korelasional Durisawo, Kelurahan
Muji Durisawo dengan Nologaten, Kabupaten
(2017) Kelurahan pendekatan Ponorogo.
Nologaten Crocs sectional
Kabupaten
Ponorogo
4. Suryani Mahasiswa 143 18-24 tahun Penelitian ini Ada hubungan antara Medium
Hartati, Eka AKPER mahasis deskriptif eks p kebiasaan makan dengan
Cahyaningsi Manggala wa lor a t if denga n kejadian gastritis pada
h (2015) Husada mahasiswa AKPER
p endeka t a n Manggala Husada Jakarta
cro s s s ect i o n a
l

5. Fauziah F. SMK 40 orang 11-20 tahun Penelitian ini Hasil penelitian menunjukan Low
Hernanto Antartika 2 siswa menggunakan bahwa 29 responden dengan
Sidoarjo SMK analitik cross- perilaku makan tidak baik 26
Antartika sectional responden menderita
2 gastritis.
Sidoarjo
D. Pembahasan Artikel
Dari lima jurnal yang telah saya telaah jurnal tersebut di dapat bahwa hasil
penelitian nya menggunakan desain penelitian yang sama yaitu dengan cross
sectional keuntungan metode cross sectional ini adalah kemudahan dalam
melakukan penelitian, dimana penelitian ini membahas dua hubungan dengan
beberpa variable yang dihitung di waktu dan periode yang sama. Penelitian di
kelima jurnal ini sudah cukup baik namun masih memiliki kekurangan yaitu ada
beberapa jurnal yang pembahasannya kurang lengkap seperti pola makan yang
baik seharusnya ada bagaimana penjelasannya secara lengkap, dan penelitian
ini juga dapat digunakan untuk bahan acuan sebagai penelitian selanjutnya.
Desain pengumpulan data pada artikel ini menggunakan jenis pengumpulan
sampel yaitu pada jurnal pertama menggunakan random sampling, jurnal ke dua
menggunakan random sampling, jurnal ke tiga menggunakan accindental
sampling, jurnal ke empat menggunakan cluster sampling, sementara jurnal ke
lima menggunakan accindental sampling. Pada kelima jurnal tersebut peneliti
rata-rata mengammbil anggregat remaja dengan rentan usia 11-24 tahun seperti
siswa SMK dan Mahasiswa Universitas. Pada jurnal ke tiga dan ke lima memiliki
total sampling yang sangat sedikit padahal seharusnya pada penelitian ini di
butuhkan banyak sampling agar penelitian ini semakin akurat hasilnya. Pada
pengumpulan data penelitian ini menggunakan proses pengukuran dan
pengamatan di waktu yang bersamaan, pada kelima jurnal ini menggunakan
pengumpulan data berupa kuesioner pre test dan post test. Pada kelima artikel
tersebut, masih kurang tentang adanya penjelasan mengenai artikel selanjutnya
hanya artikel 1,2,3 yang menggunakan saran artikel 4 dan 5 tidak menggunakan
saran.
pada kelima artikel ini masih ditemukan beberapa kekurangan seperti
jumlah sampling yang lebih banyak lagi, tempat yang berbeda agar menjadi
penelitian yang lebih baik lagi.
Dari kelima artikel tersebut di dapatkan hasil bahwa ada hubungan antara
pola makan dengan gartritis pada anak remaja yang kebanyakkan remaja
perempuan karna mereka lebih suka makanan yang pedas, suka makanan junk
food, suka ngemil yang tidak sehat yang memicu terjadinya peningkatan gastritis.
Oleh karena itu, perlu adanya edukasi serta arahan dari perawat ataupun
mahasiswa keperawatan kepada remaja perempuan agar dapat menerapkan
pola makan yang sehat dan baik mengurangi makan makanan yang pedas dan
ngemil yang tidak sehat. Dan agar para remaja perempuan dapat memantau
keadaan tubuhnya dan mengontrol kesehatannya.

E. Kesimpulan
a. Kesimpulan
Dapat disimpulan dari kelima artikel jurnal mengenai hubungan pola
makan dengan gastritis pada remaja yang dilakukan menggunakan desain
penelitian cross sectional dengan teknik pengambilan sampel berupa random
sampling, accidental sampling, dan cluster sampling maka dapat menjawab
pertanyaan “Apa Hubungan antara pola makan dengan Gastritis pada
Remaja” dan di dapatkan kesimpulan bahwa ternyata “Ada hubungan yang
bermakna antara pola makan dengan kejadian gastritis”
b. Saran
Diharapkan untuk peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian dengan
topik yang sama disarankan untuk menjelaskan secara jelas materinya dan
perawat diharapkan bisa melakukan promosi kesehatan kesekolah/ kampus
dalam upaya pencegahan resiko terjadinya gastritis.
DAFTAR PUSTAKA

1. Wahyuni SD, Eko R, Lestariningsih M, Makan P, Ponorogo K, Gastritis K.


GLOBAL HEALTH SCIENCE , Volume 2 Issue 2 , Juni 2017 ISSN 2503-5088
GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs
GLOBAL HEALTH SCIENCE , Volume 2 Issue 2 , Juni 2017 ISSN 2503-5088
GLOBAL HEALTH SCIENCE ----- http://jurnal.csdforum.com/index.php/ghs.
2017;2(2):149–54.

2. Hartati S, Utoma W, Jumaini. Hubungan Pola Makan Dengan Resiko Gastritis


pada Nahasiswa Yang Menjalani KBK. 2011;

Anda mungkin juga menyukai