Anda di halaman 1dari 10

JPPNI Vol.01/No.

03/Desember 2016 - Maret 2017

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TERKAIT PROFESI DAN


MOTIVASI MAHASISWA TINGKAT AKHIR UNTUK MENJADI PERAWAT
PROFESIONAL
Ni Made K. Wardani¹, Ice Yulia Wardani²
Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
1
2
Dosen Departemen Keperawatan Jiwa, Fakultas Ilmu Keperawatan, Kampus RIK UI, Depok, Jawa
Barat, 16424, Indonesia
E-mail: madekusumawardani1995@gmail.com

Abstrak
Mahasiswa keperawatan harus memiliki pengetahuan yang baik terkait perawat profesional serta
memiliki motivasi yang tinggi untuk dapat menjadi seorang perawat profesional. Tujuan penelitian:
untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan terkait profesi dan motivasi mahasiswa tingkat akhir
untuk menjadi perawat profesional. Metode: Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional
dengan rancangan deskriptif koleratif dan menggunakan total sampling terhadap 156 mahasiswa
yang dilakukan pada bulan Juni 2016 di universitas negeri dan bulan September 2016 di universitas
swasta, dengan kuesioner yang dibuat oleh peneliti sendiri dan sudah dilakukan uji validitas dan
reliabilitas. Analisis data menggunakan uji chi-square. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan
tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan terkait profesi dan motivasi
mahasiswa tingkat akhir untuk menjadi seorang perawat profesional (p value=0,447). Selain itu,
memiliki pengetahuan saja tidak cukup untuk dapat memotivasi diri mahasiswa keperawatan untuk
menjadi perawat profesional. Kesimpulan: pengetahuan dan motivasi tidak saling berpengaruh
untuk menjadikan seseorang menjadi perawat profesional.
Kata Kunci: pengetahuan, motivasi, perawat professional

THE CORRELATION BETWEEN LEVELS OF KNOWLEDGE OF PROFESSION AND MOTIVATION


OF FINAL YEAR STUDENTS FOR BECOMING PROFESSIONAL NURSES
ABSTRACT
Nursing students should have a comprehensive knowledge of professional nurse and high
motivation for becoming professional nurses. Objective: To identify the correlation between the
levels of knowledge of profession and the motivation of final year students for becoming professional
nurses. Methods: This study employed cross-sectional method with correlative descriptive design.
It employed total sampling on 156 students. It was conducted in June at a state university and in
September at a private university. It used a questionnaire made by the researcher and its validity
and reliability had been tested. Data were analyzed using chi-square test. Result: The results of the
study indicated that there was no significant correlation between levels of knowledge of profession
and motivation of final year students for becoming professional nurses (p value=0.447). In addition,
having knowledge alone is not enough to be able to motivate nursing students for becoming
professional nurses. Conclusion: Knowledge and motivation do not influence each other to make
someone become a professional nurse.
Keywords: knowledge, motivation, professional nurses

234
Hubungan Profesi dan Motivasi Mahasiswa Tingkat Akhir untuk Menjadi Perawat Profesional

PENDAHULUAN perawat, dan sebanyak 29 responden


Perawat didefinisikan sebagai orang (20,8%) mempunyai motivasi rendah untuk
yang memiliki tugas dalam membantu dan menjadi perawat.
melindungi seseorang karena sakit yang Sebagai calon tenaga kesehatan, yakni
dialami, cedera, dan membantu dalam profesi perawat, dibutuhkan pengetahuan
proses penyembuhan (American Nurses yang baik dan motivasi tinggi agar dapat
Association, 2000). Berdasarkan Kamus menjadi seorang perawat profesional.
Besar Bahasa Indonesia (2007), profesional Dengan memiliki pengetahuan tentang
adalah suatu profesi dan memerlukan profesi keperawatan, meliputi definisi
kepandaian khusus untuk menjalankannya keperawatan, perawat profesional, peran
(Alwi, 2007). Perawat profesional adalah dan fungsi perawat, tentunya mahasiswa
tenaga profesional yang mandiri, bekerja keperawatan dapat memotivasi diri agar
secara otonom, berkolaborasi dengan yang menjadi seorang perawat profesional
lain, dan telah menyelesaikan program (Gartinah, 2006).
pendidikan profesi keperawatan yang terdiri Saat ini belum diketahui perkembangan
atas ners generalis, ners spesialis, dan ners mengenai tingkat pengetahuan yang
konsultan (Persatuan Perawat Nasional dimiliki oleh mahasiswa tingkat akhir terkait
Indonesia, 2005). perawat profesional sebagai pedoman bagi
Pengetahuan merupakan modal bagi mahasiswa keperawatan untuk termotivasi
setiap orang untuk mendapatkan nilai dan menjadi seorang perawat profesional.
ilmu secara berkelanjutan (Nonaka dan Dengan demikian, perlu dilakukan penelitian
Toyama, 2006). Motivasi mengacu pada mengenai hubungan tingkat pengetahuan
perilaku yang mendasari alasan (Guay dkk., terkait profesi dan motivasi mahasiswa
2010). Setiap individu tentunya memiliki tingkat akhir untuk menjadi seorang perawat
motivasi yang berbeda-beda karena motivasi profesional. Informasi ini penting guna
merupakan dorongan yang ada dalam memotivasi mahasiswa keperawatan dalam
diri dan memengaruhi seseorang dalam melanjutkan program profesi keperawatan
mengambil suatu tindakan. dan menjadi seorang perawat profesional.
Namun, pada kenyataannya, bila melihat
fenomena sekarang, tingkat pengetahuan METODE
dan motivasi mahasiswa keperawatan untuk Penelitian ini menggunakan metode
menjadi perawat masih sangatlah kurang. kuantitatif dengan rancangan deskriptif
Hal ini dibuktikan dalam penelitian Sinaga secara cross-sectional melalui pendekatan
(2004) yang menunjukkan bahwa sebanyak secara total sampling terhadap 156
47 responden (45,6%) memiliki pemahaman responden mahasiswa keperawatan tingkat
positif terhadap profesi keperawatan dan akhir di dua institusi pendidikan keperawatan
sebanyak 56 responden (54,4%) responden jenjang S-1 di Jakarta. Kedua institusi ini
memiliki pemahaman negatif terhadap memiliki nilai akreditasi A, satu institusi
profesi keperawatan. Kemudian, hasil pendidikan negeri dan satu institusi swasta.
penelitian yang dilakukan oleh Agustina Penelitian dilakukan selama bulan
(2010) menunjukkan bahwa 6 responden Juni 2016 sampai September 2016. Dalam
(4,32%) memiliki motivasi yang tinggi untuk penelitian digunakan prinsip etik. Etika
menjadi perawat, 104 responden (74,8%) penelitian merupakan suatu pedoman yang
mempunyai motivasi sedang untuk menjadi berlaku bagi setiap kegiatan penelitian yang

235
JPPNI Vol.01/No.03/Desember 2016 - Maret 2017

memerlukan keterlibatan antara peneliti dan data. Setelah mendapat perizinan, peneliti
pihak yang akan diteliti. Etika dalam penelitian mengadakan kontrak dengan responden,
ini merujuk pada prinsip yang diterapkan menjelaskan tujuan dan prosedur penelitian
dalam kegiatan penelitian dari proposal sebelum responden menandatangani
penelitian sampai publikasi hasil penelitian lembar persetujuan. Setelah itu, peneliti
(Notoatmodjo, 2010). Untuk melindungi mendampingi pengisian kuesioner hingga
hak-hak responden, peneliti bertanggung selesai dengan durasi 10 menit. Setelah
jawab dan melindungi hak-hak responden, proses pengisian kuesioner oleh responden
di antaranya persetujuan, anonimitas, serta selesai, peneliti melakukan pengecekan
kerahasiaan (Polit dan Beck, 2012). terhadap kelengkapan data yang dibutuhkan.
Metode yang digunakan dalam Peneliti menggunakan kuesioner
pengumpulan data penelitian ini diawali sebagai instrumen pengumpulan data
dengan melakukan prosedur uji validitas penelitian yang dibuat oleh peneliti sendiri.
dan reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas Pertanyaan kuesioner pengetahuan dibuat
kuesioner dilakukan pada 30 orang berdasarkan teori definisi perawat dan
mahasiswa FIK universitas negeri angkatan keperawatan oleh Depkes RI (2014), teori
2013. Peneliti memberikan kuesioner peran dan fungsi perawat oleh Cherie, A.,
ini secara langsung serta mendampingi dkk., (2005). Kemudian, untuk pertanyaan
pengisian kuesioner bila ada hal yang kuesioner motivasi, digunakan instrumen
kurang dimengerti. Tujuan dilakukannya yang sudah ada sebelumnya, yaitu dari
uji validitas dan reliabilitas ialah untuk Gracia (2007) namun telah dimodifikasi oleh
mengetahui kelayakan materi yang terdapat peneliti. Kuesioner terdiri atas tiga bagian,
dalam kuesioner apakah dapat dimengerti yaitu kuesioner A untuk data demografi
dengan baik atau tidak oleh responden, yang responden, kuesioner B untuk mengukur
kemudian bila ada pertanyaan yang kurang tingkat pengetahuan tentang perawat
dimengerti akan diperbaiki. Selain itu, uji profesional, dan kuesioner C untuk mengukur
validitas juga bertujuan untuk mengukur motivasi untuk menjadi perawat profesional.
keakuratan dan keandalan kuesioner Pada bagian kuesioner A, yaitu data
yang digunakan. Pengolahan uji validitas demografi, peneliti mengumpulkan data
dan reliabilitas menggunakan uji statistik. karakteristik meliputi inisial nama, jenis
Kuesioner dikatakan valid dan reliabel kelamin, instansi, dan alasan memilih kuliah
apabila setelah dilakukan analisis data keperawatan. Kuesioner B berisi pertanyaan
menggunakan uji statistik, menunjukkan untuk mengukur tingkat pengetahuan
nilai Cronbach’s Alpha >0,60 (Susilo dan tentang perawat profesional; responden
Wilhelmus, 2013). memilih pilihan jawaban benar atau salah
Setelah dilakukan uji validitas dan dengan menggunakan tanda centang (√)
reliabilitas, langkah selanjutnya ialah pada kolom pertanyaan yang disediakan.
melakukan pengumpulan data pada bulan Kuesioner tentang tingkat pengetahuan
Juni 2016 pada mahasiswa tingkat akhir FIK tentang perawat profesional dengan total
universitas negeri dan pada bulan September jumlah pertanyaan 9 meliputi 2 subvariabel,
2016 pada mahasiswa tingkat akhir FIK yaitu definisi perawat profesional yang terdiri
universitas swasta. Telebih dahulu peneliti atas 3 pertanyaan, selanjutnya peran dan
mengurus perizinan pada kedua perguruan fungsi perawat profesional terdiri atas 6
tinggi tersebut untuk dilakukan pengambilan pertanyaan dengan pilihan jawaban benar

236
Hubungan Profesi dan Motivasi Mahasiswa Tingkat Akhir untuk Menjadi Perawat Profesional

atau salah. Responden dikategorikan sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat
memiliki pengetahuan tinggi jika skor ≥ tidak setuju. Responden dapat memilihnya
median 6 dan pengetahuan rendah jika skor dengan memberikan tanda centang (√) pada
≤ median 7. kriteria jawaban yang menurut responden
Pada kuesioner C tentang motivasi paling sesuai terhadap dirinya. Responden
mahasiswa untuk menjadi perawat dikategorikan memiliki motivasi tinggi
profesional, jumlah pertanyaan 20, meliputi jika mendapatkan skor median ≥60 dan
subvariabel kepribadian yang terdiri atas 3 dikategorikan memiliki motivasi rendah jika
pertanyaan, subvariabel sikap terdiri atas 4 mendapatkan skor median ≤ 59.
pertanyaan, subvariabel pengalaman terdiri Analisis data menggunakan uji chi-
atas 7 pertanyaan, subvariabel pendidikan square untuk mengetahui hubungan antara
terdiri atas 2 pertanyaan, subvariabel cita- tingkat pengetahuan terkait profesi dan
cita terdiri atas 2 pertanyaan, dan subvariabel motivasi mahasiswa tingkat akhir untuk
dukungan keluarga terdiri atas 2 pertanyaan menjadi perawat profesional.
dengan 4 pilihan jawaban yang meliputi

HASIL PENELITIAN

1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, instansi, dan pilihan


keperawatan
Tabel 1. Distribusi karakteristik mahasiswa tingkat akhir (N=156)
Institusi Negeri Institusi Swasta Total
Karakteristik
n % n % N %
Jenis Kelamin
Laki-laki 4 3,8 8 16 12 7,7
Perempuan 102 96,2 42 84 144 92,3
Instansi 106 67,9 50 32,1 156 100
Alasan Memilih Kuliah Keperawatan
Pilihan sendiri 42 39,6 29 27,4 58 37,2
Pilihan keluarga 64 60,4 77 72,6 98 62,8

Tabel 1 tentang gambaran karakteristik keperawatan sebanyak (62,8%) merupakan


jenis kelamin menunjukkan mayoritas pilihan keluarga sehingga mereka
responden ialah perempuan yaitu dengan memutuskan untuk melanjutkan kuliah
proporsi (92,3%). Kemudian, gambaran keperawatan.
distribusi karakteristik alasan memilih kuliah

237
JPPNI Vol.01/No.03/Desember 2016 - Maret 2017

2. Tingkat pengetahuan tentang perawat profesional


Tabel 2. Distribusi frekuesi tingkat pengetahuan tentang perawat profesional (N=156)
Tinggi Rendah
Variabel
N % N %
Total Tingkat Pengetahuan 147 94,2 9 5,8
Definisi Perawat
111 71,2 45 28,2
Profesional
Peran dan Fungsi Perawat 91 58,2 65 41,7

Tabel 2 menggambarkan bahwa memiliki tingkat pengetahuan yang baik


mayoritas responden penelitian memiliki dengan proporsi (71,2%). Kemudian, pada
tingkat pengetahuan yang baik tentang bagian subvariabel peran dan fungsi perawat
perawat profesional, yaitu sebanyak 147 didapatkan hasil sebanyak 91 responden
responden dengan proporsi (94,2%). Pada memiliki tingkat pengetahuan yang baik
bagian subvariabel hasil definisi perawat dengan proporsi (58,2%).
profesional, sebanyak 111 responden

3. Motivasi mahasiswa tingkat akhir untuk menjadi perawat profesional


Tabel 3. Distribusi frekuensi motivasi mahasiswa tingkat akhir untuk menjadi perawat
profesional (N=156)
Tinggi Rendah
Variabel
N % N %
Total Motivasi Mahasiswa Keperawatan 84 53,9 72 46,1
Kepribadian 88 56,4 68 43,6
Sikap 117 75 39 25
Pengalaman 39 51,9 75 48,1
Pendidikan 114 73,1 42 26,9
Cita-cita 139 89,1 17 10,9
Dukungan Keluarga 114 73,1 42 26,9

Tabel 3 menggambarkan bahwa motivasi tinggi pada subvariabel pertanyaan


proporsi responden yang memiliki motivasi terkait cita-cita (89,1%) dibanding dengan
cukup untuk menjadi perawat profesional subvariabel lainnya. Sementara itu, pada
dengan proporsi (53,9%) kemudian subvariabel pengalaman dan kepribadian
responden yang memiliki motivasi rendah terdapat motivasi yang rendah dengan
yaitu dengan proporsi (46,1%). Terdapat proporsi (51,9%) dan proporsi (56,4%).
proporsi responden terbesar yang memiliki

238
Hubungan Profesi dan Motivasi Mahasiswa Tingkat Akhir untuk Menjadi Perawat Profesional

4. Hubungan tingkat pengetahuan terkait profesi dan motivasi mahasiswa untuk


menjadi perawat professional
Tabel 4. hubungan tingkat pengetahuan terkait profesi dan motivasi mahasiswa tingkat
akhir untuk menjadi perawat profesional (N = 156)

Motivasi
Karakteristik Tinggi Rendah p value
N % N %
Tingkat Pengetahuan
- Tinggi 76 48,7 71 45,5
0,447
- Rendah 4 2,6 5 3,2
Total 80 51,2 76 48,7

Pada Tabel 4 responden dengan tingkat Berdasarkan hasil penelitian yang


pengetahuan tinggi yang memiliki proporsi dilakukan, sebanyak 98 orang (62,8%)
motivasi tinggi sebanyak 48,7%, hasilnya memilih melanjutkan kuliah keperawatan
tidak jauh berbeda dengan responden karena pilihan keluarga. Hal tersebut sama
yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi dengan penelitian Yanti (2012) yang juga
dan memiliki motivasi rendah yaitu dengan menunjukkan bahwa sebanyak 4 responden
proporsi 45,5%. Analisis lebih lanjut (4,3%) mendapatkan dukungan kurang dari
menunjukkan tidak terdapat hubungan keluarga untuk menjadi perawat, sebanyak
yang bermakna antara tingkat pengetahuan 19 orang (25,3%) mendapat dukungan
tentang perawat profesional dan motivasi sedang dari keluarga untuk menjadi
mahasiswa tingkat akhir untuk menjadi perawat, dan sebanyak 52 orang (63,9%)
perawat profesional (p value=0,447; mendapatkan dukungan sangat tinggi dari
X =0,578).
2
keluarga untuk menjadi perawat. Dukungan
kelurga sangat berpengaruh besar terhadap
PEMBAHASAN terbentuknya motivasi seseorang dalam
Hasil penelitian menunjukkan responden melanjutkan keinginanan dan cita-citanya.
dengan jenis kelamin perempuan yang Hal tersebut disebabkan keluarga memiliki
mendominasi dengan total responden pengaruh besar terhadap diri seseorang
sebanyak 144 orang dengan proporsi 92,3%. untuk membuat suatu keputusan.
Terdapat perbedaan yang cukup besar Secara umum, responden memiliki tingkat
antara jumlah responden perempuan dan pengetahuan yang baik tentang perawat
responden laki-laki. Hal tersebut disebabkan profesional (94,2%). Hasil pengetahuan
perempuan lebih memiliki minat untuk yang baik tersebut disebabkan responden
menjadi perawat daripada laki-laki. Perawat telah mendapatkan pembekalan materi
merupakan salah satu profesi yang sebagian perkuliahan tentang perawat profesional
besar didominasi oleh wanita (Turangan, pada semester dua, yaitu pada mata kuliah
2013). Dengan demikian, dapat dinyatakan Konsep Dasar Keperawatan II (KDK II). Hasil
bahwa kecenderungan minat sebagai profesi penelitian ini juga sejalan dengan survei
perawat di Indonesia didominasi oleh kaum yang telah dilakukan oleh dua penelitian
perempuan daripada laki-laki. sebelumnya yang menunjukkan bahwa
mahasiswa keperawatan yang telah dibekali

239
JPPNI Vol.01/No.03/Desember 2016 - Maret 2017

pendidikan terkait perawat profesional dengan proporsi 81% memiliki motivasi


memiliki pengetahuan yang baik terhadap tinggi untuk menjadi seorang perawat
perawat profesional. Selain itu, keaktifan profesional dan sebanyak 73 responden
mahasiswa dalam mengikuti organisasi dengan proporsi 18,3% memiliki motivasi
kemahasiswaan juga sangat berpengaruh rendah untuk menjadi seorang perawat
dalam memperoleh pengetahuan terkait profesional. Namun, apabila dibandingkan
perawat profesional (Chendake dkk., 2014). dengan proporsi responden yang memiliki
Di universitas negeri dan universitas swasta, motivasi tinggi dan rendah pada hasil
kegiatan kemahasiswaan seperti BEM sering penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
membahas terkait perawat profesional memiliki perbedaan yang tidak terlalu
terutama pada Departemen Kajian Strategi signifikan. Motivasi mahasiswa keperawatan
dan Advokasi Mahasiswa (KASTRAT). untuk menjadi seorang perawat profesional
Penelitian yang dilakukan oleh Devi tinggi terdapat pada bagian subvariabel cita-
(2013) menunjukkan bahwa sebanyak cita dan menjawab dengan motivasi rendah
91,8% responden mahasiswa keperawatan pada bagian sub pertanyaan pengalaman.
memiliki tingkat pengetahuan yang baik Dari hasil penelitian yang dilakukan
tentang profesi perawat profesional. terdapat sebanyak 139 responden dengan
Dengan demikian, perbandingan tersebut proporsi 89,1% menjawab memiliki cita-cita
menandakan bahwa pengetahuan tentang untuk menjadi seorang perawat profesional.
perawat profesional secara umum pada Hal tesebut juga sejalan dengan penelitian
mahasiswa keperawatan tingkat akhir sudah yang telah dilakukan sebelumnya oleh
dipahami dengan baik. Isa dkk. (2014) yang menunjukkan bahwa
Pada subvariabel pengetahuan tentang sebanyak 30 responden dengan proporsi
perawat profesional terdapat tingkat 71,4% memiliki cita-cita yang tinggi untuk
pengetahuan rendah dan memiliki proporsi menjadi seorang perawat profesional
lebih kecil apabila dibandingkan dengan sehingga memutuskan untuk melanjutkan
sub variabel lainnya. Sub variabel tersebut pendidikan S-1 Keperawatan. Kemudian,
terkait peran dan fungsi perawat profesional. sebanyak 3 responden dengan proporsi
Pada bagian ini, responden dianggap kurang 7,1% memiliki cita-cita rendah untuk menjadi
memahami dengan baik inti sari peran dan seorang perawat profesional sehingga tidak
fungsi perawat profesional. Hal tersebut berniat untuk melanjutkan pendidikan S1
disebabkan terdapat beberapa faktor yang Keperawatan. Hal tersebut karena cita-cita
memengaruhi pengetahuan responden adalah keinginanan, harapan, atau tujuan
terkait pengalaman, lingkungan, dan sosial yang selalu ada dalam pikiran (Suciyati dan
budaya responden (Notoatmodjo, 2010). Prasetya, 2001).
Hasil penelitian menunjukkan responden Pada kuesioner penelitian bagian
penelitian memiliki motivasi yang cukup, subvariabel pengalaman, didapatkan hasil
yaitu sebanyak 84 responden dengan sebanyak 88 responden dengan proporsi
proporsi 53,9%, sedangkan untuk responden 56,1% menjawab dengan hasil tinggi. Jika
yang memliki motivasi rendah sebanyak 72 dibandingkan dengan sub-sub pertanyaan
responden dengan proporsi 46,1%. Berbeda lainnya, pada sub pertanyaan pengalaman
dengan penelitian yang dilakukan oleh terdapat hasil yang sangat rendah, yaitu
Nilson dkk. (2008) didapatkan hasil yang dengan proporsi 56,1%. Pengalaman
signifikan, yaitu sebanyak 211 responden merupakan suatu kejadian yang terjadi di

240
Hubungan Profesi dan Motivasi Mahasiswa Tingkat Akhir untuk Menjadi Perawat Profesional

masa lalu dan dapat dijadikan pelajaran stimulus (rangsangan) yang diberikan otak.
terhadap apa yang akan dilakukan selanjutnya Stimulus yang didapatkan tersebut sesuai
(Adair, 2007). Pengalaman yang didapatkan dengan apa yang telah diketahui seseorang,
tentunya akan mempengaruhi seseorang sehingga tingkat pengetahuan sangat
dalam melakukan tindakan selanjutnya dan berpengaruh terhadap motivasi diri setiap
merupakan proses dari suatu pembelajaran. orang.
Pada bagian subvariabel pengalaman, Perbedaan antara hasil yang diperoleh
responden memiliki motivasi rendah karena peneliti dan teori kemungkinan besar karena
responden belum memiliki pengalaman motivasi mahasiswa untuk menjadi seorang
yang cukup karena belum memiliki jam perawat profesional dipengaruhi oleh
terbang untuk mampu menjalankan tugas banyak faktor, baik dari faktor internal (yaitu
dan fungsinya sebagai seorang perawat. kepribadian, sikap, pengalaman, pendidikan,
Hasil uji analisis bivariat antara variabel cita-cita) maupun pengaruh dari faktor
tingkat pengetahuan tentang perawat eksternal, yaitu pengaruh lingkungan sekitar
profesional dan motivasi mahasiswa tingkat dan dukungan keluarga. Hasil penelitian yang
akhir untuk menjadi seorang perawat ada saat ini menunjukkan bahwa cita-citalah
profesional menghasilkan hubungan yang yang sangat berpengaruh besar terhadap
tidak bermakna dengan p value = 0,447 (p motivasi diri pada seseorang, dengan hasil
value > α, di mana α = 0,05). Data dari hasil sebanyak 139 responden dengan proporsi
penelitian menunjukkan responden yang 89,1% menjawab memiliki cita-cita untuk
memiliki pengetahuan tinggi tentang perawat menjadi seorang perawat profesional.
profesional memiliki motivasi yang tinggi untuk Berdasarkan hasil penelitian yang telah
menjadi seorang perawat profesional dengan dilakukan terdapat hasil yang tidak terlalu
proporsi responden 48,7%. Kemudian, hasil signifikan antara tingkat pengetahuan tinggi
penelitian menunjukkan bahwa responden tentang perawat profesional dan motivasi
yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi tinggi untuk menjadi perawat profesional
tentang perawat profesional juga banyak dengan hasil tingkat pengetahuan tinggi
ditemukan memiliki motivasi rendah dengan tentang perawat profesional dan motivasi
proporsi responden sebanyak 45,4%. rendah untuk menjadi perawat profesional.
Hasil penelitian Zareva (2008) yang Hal tersebut perlu menjadi perhatian bagi
berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan pihak fakultas untuk melakukan edukasi
dan Motivasi Mahasiswa Reguler UI terkait perawat profesional serta melakukan
untuk Melakukan Olahraga dan Konsumsi pendekatan kepada mahasiswa untuk
Susu secara Adekuat” menunjukkan hasil mengetahui seberapa besar motivasi yang
uji statistik p value = 0,852 dengan α = dimiliki oleh mahasiswa keperawatan agar
0,05 maka disimpulkan bahwa tidak ada ke depannya mau melanjutkan program
hubungan antara tingkat pengetahuan profesi keperawatan dan menjadi seorang
mahasiswa reguler UI dan motivasi untuk perawat profesional. Akan lebih baik jika
melakukan olahraga dan konsumsi susu mahasiswa yang memiliki pengetahuan
secara adekuat. Hasil penelitian ini juga tinggi pun memiliki motivasi yang tinggi
tidak sejalan dengan apa yang dikatakan untuk menjadi seorang perawat profesional
oleh Lubis (2008) bahwa setiap orang agar ke depannya dapat menghasilkan
memiliki motivasi, tetapi tingkatan motivasi dan meningkatkan kualitas perawat yang
yang dimiliki berbeda sesuai dengan tingkat profesional.

241
JPPNI Vol.01/No.03/Desember 2016 - Maret 2017

SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Hasil penelitian menunjukkan tidak Adair, J. 2007. Cara Menumbuhkan
terdapat hubungan yang bermakna antara Pemimpin-7 Prinsip Kunci Penembangan
tingkat pengetahuan tentang perawat Kepemimpinan yang Efektif. PT
profesional dengan motivasi mahasiswa Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
tingkat akhir untuk menjadi perawat Agustina, S. 2010. “Hubungan Minat dan
profesional. Mahasiswa keperawatan Motivasi Menjadi Perawat dengan
diharapkan meningkatkan motivasi Prestasi Belajar”. Tesis. Fakultas
dengan pengetahuan yang telah dimiliki Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
terkait dengan perawat profesional, yaitu Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa
dengan aktif mengikuti seminar-seminar Indonesia. Edisi ketiga. Balai Pustaka,
keperawatan, membaca jurnal tentang Jakarta.
perawat profesional, serta mengikuti kegiatan American Nurses Association. (2000).
organisasi yang ada hubungannya dengan Continuing Professional Nursing
perawat profesional karena akan lebih baik Competence: Nursing’s Agenda for
jika mahasiswa yang memiliki pengetahuan the 21st Century. Silver Spring, MD:
tinggi juga mempunyai motivasi yang tinggi nursebooks.org.
untuk menjadi seorang perawat profesional. Cherie, A., Mekonen, H.S., dan Shimelse,
Institusi pendidikan keperawatan T. (2005). “Introduction to Proffesional
diharapkan dapat melakukan pendekatan Nursing and Ethics”. http://www.
kepada mahasiswa, dengan diskusi cartercenter.org/resources/pdfs/health/
secara langsung kepada mahasiswa untuk ephti/library/lecture_notes/nursing_
mengetahui seberapa besar motivasi yang students/LN_Intro_Prof_Nsg_final.pdf.
dimiliki oleh mahasiswanya agar ke depannya Diakses tanggal 28 Februari 2016.
mau melanjutkan program pendidikan profesi Chendake, M.B., Vaishali R. Mohite., dan
keperawatan dan menjadi seorang perawat Manisha C. Gholap. 2014. “Study to
profesional. Selain itu, penting bagi pihak Assess the Knowledge and Attitude
fakultas untuk melakukan seminar yang wajib Regarding Nursing Profession among
diikuti oleh seluruh mahasiswa keperawatan Professional College Teachers in Kard”.
terkait tentang perawat profesional agar International Journal of Science and
dapat membentuk motivasi yang dimiliki Research (IJSR) ISSN: 2319–7064.
karena sangat disayangkan jika mahasiswa Depkes RI. 2014. UU RI No. 20 Tahun 2014
yang telah lulus S-1 Keperawatan tidak Tentang Praktek Keperawatan. Jakaarta:
melanjutkan program pendidikan profesi Depkes RI.
keperawatan guna meningkatkan kualitas Devi, W.A. 2013. “A Study to assess the
perawat profesional. Knowledge and Attitude of Nursing
Penelitian selanjutnya diharapkan dapat Students Towards Nursing Profession
meneliti lebih dalam lagi tingkat pengetahuan among the Students of Manipal
dan motivasi mahasiswa keperawatan College of Medical Sciences (Nursing
untuk menjadi perawat profesional dengan Programme) Pokhara, Khasi District,
menambahkan aspek-aspek lainnya pada Nepal”. International Journal of Nursing
instrumen penelitian yang belum terdapat Care, Vol. 1, No. 1.
dalam penelitian ini.

242
Hubungan Profesi dan Motivasi Mahasiswa Tingkat Akhir untuk Menjadi Perawat Profesional

Gartinah. 2006. Keperawatan dan Praktik PPNI.pdf. Diakses tanggal 28 Februari


Keperawatan. http://www.innappni. 2016.
Diakses tanggal 17 Januari 2016. Polit, D.F. dan Beck, C.T. 2012. Nursing
Guay, F., Chanal, J., Ratelle, C. F., Marsh, Research: Generating and Assessing
H. W., Larose, S., & Boivin, M. (2010). Evidence for Nursing Practice. (9.ed.)
Intrinsic, identified, and controlled types Wolters Kluwer Health/Lippincott
of motivation for school subjects in young Williams Wilkins, Philadelphia.
elementary school children. British Sinaga, J. 2004. “Pandangan Mahasiswa
Journal of Educational Psychology, Reguler FIK UI Angkatan 2001–2004
80(4), 711–735. terhadap Profesi Keperawatan”. Program
Gracia, L.T. 2007. “Hubungan antara Studi Ilmu Keperawatan Universitas
Merencanakan Karir sebagai Perawat Indonesia, Depok.
dengan Motivasi Belajar Mahasiswa Suciyati dan Prasetya, I. 2001. Teori Belajar
Reguler FIK UI 2013”. Universitas dan Motivasi. Depdiknas dan Ditjen PT
Indonesia, Depok. PAU-UT, Jakarta.
Isa, Zuhriana dan Andi. 2014. “Faktor- Susilo dan Wilhelmus, H. 2013. Prinsip-
faktor yang Berhubungan dengan Prinsip Biostatistika dan Aplikasi SPSS
Motivasi Perawat D3 untuk Melanjutkan pada Ilmu Keperawatan. In Media,
Pendidikan ke Jenjang S1 Keperawatan Jakarta.
di Rawat Inap RSUD DR.MM Dunda Turangan, S. 2013. “Pengaruh Konflik Peran
Kabupaten Gorontalo”. Universitas Ganda (Pekerjaan-keluarga) dan Stress
Negeri Gorontalo. Kerja terhadap Kinerja Perawat Wanita
Lubis, H.S. 2008. Total Motivation. Pro-You di Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga”.
Media, Jakarta. Tesis.: Universitas Kristen Satya
Nilson, EL., Kerstin, dan Margareta W., Wacana, Salatiga http://repository.uksw.
Stomberg. 2008. “Nursing Student edu/handle/123456789/4110. Diakses
Motivation Toward Their Studies – A tanggal 25 Oktober 2016.
Survey Study”. Journal of Nursing Yanti, D. 2012. Hubungan antara Dukungan
Motivation. DOI: 10.1186/1472-6955-7- Keluarga dengan Minat dan Motivasi
6. menjadi Perawat pada Mahasiswa
Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Program Studi Ilmu Keperawatan
Kesehatan. PT Rineka Cipta, Jakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Nonaka, I. Toyama, R. 2006. SECI, Ba and Kristen Satya Wacana. Salatiga.
Leadership: A Unified Model of Dynamic Zareva, H. 2008. Hubungan Tingkat
Knowledge Creation. Long Rangem Pengetahuan dan Motivasi Mahasiswa
Planning. Reguler UI untuk Melakukan Olahraga
Persatuan Perawat Indonesia (PPNI). dan Mengonsumsi secara Adekuat
2005. “Standar Kompetensi Perawat sebagai Upaya Pencegahan Dini
Indonesia”. http://www.ppnipropdiy. Osteoporosis. Universitas Indonesia,
org/wpcontent/uploads/2015/05/ Depok.
StandarKompetensiPerawat_Finaldraf_

243

Anda mungkin juga menyukai