2589 1 17642 1 10 20180212 PDF
2589 1 17642 1 10 20180212 PDF
Abstrak
Saat ini topik isu kelangkaan energi menjadi hal yang cukup sering dibahas dalam pengembangan
teknologi yang modern contohnya wireless sensor network (WSN). Dari sejumlah implementasinya,
masalah utama WSN adalah mengenai konsumsi energi. Hal ini diakibatkan oleh catu daya pada node
hanya disuplai oleh baterai untuk operasinya, sehingga memiliki cadangan energi yang terbatas. Jika
salah satu node mati, maka akan merubah performansi jaringan dalam hal routing dan topologi. Dalam
penelitian ini dilakukan implementasi modul pengukur kapasitas baterai pada perangkat embedded.
Ketika informasi kapasitas baterai yang digunakan perangkat baterai diketahui, maka dapat diperkirakan
berapa lama perangkat embedded akan tetap menyala, sehingga dapat mendukung pengembangan lebih
lanjut mengenai penghematan energi pada perangkat embedded. Dalam implementasinya, modul
menggunakan resistor shunt untuk memperoleh besar tegangan drop yang kemudian dengan
menggunakan Hukum Ohm dapat diperoleh besar arus yang mengalir. Ketika sudah diketahui besar
arusnya, maka kapasitas baterai dapat dihitung. Pemrosesan nilai dilakukan menggunakan
mikrokontroler arduino nano. Kemudian informasi kapasitas baterai dan arus ditampilkan pada LCD
16X2 . Diperoleh kesimpulan bahwa modul dapat mengukur arus yang mengalir pada perangkat
embedded dan modul dapat melakukan perhitungan kapasitas baterai yang digunakan oleh perangkat
embedded serta memiliki tingkat presisi 94,56% dalam mengukur kapasitas baterai.
Kata kunci: mikrokontroler, resistor shunt, baterai
Abstract
Nowadays, the topic about energy scarcity issue becomes quite often discussed in the development of
modern technologies such as wireless sensor network (WSN). From many of its implementations, WSN's
main problem is about energy consumption. This is happened because the power supply of the node only
supplied by a battery for its operation, so it has limited energy reserves. If one node dies, it will change
the network performance in terms of routing and topology. In this study, a battery capacity measurement
module is implemented on an embedded device. If the battery capacity information of the battery is
known, then the approximate time of how long the embedded device can continue running will also be
known, and so it can support the further development of energy savings on embedded devices. In its
implementation, the module uses a shunt resistor to obtain a the value of drop voltage which is then can
be used to measure the current flowing on an embedded device using Ohm's Law. When the current is
known, the battery capacity can be calculated. Value processing is done by using arduino nano
microcontroller. The module then provides battery capacity information in the form of percent value
and the current flow value on the embedded device via LCD. It is concluded that the module can measure
the current flow of the embedded device and the module can also calculates the battery capacity that
used by the embedded device. The module works with a 94,56% precision level in measuring battery
capacity.
Keywords: microcontroller, shunt resistor, battery.
2. PERANCANGAN DAN
IMPLEMENTASI
2.1.3 Menghubungkan Resistor Shunt dan 40mA yang merupakan besar arus maksimal
Arduino Nano dengan LCD sebagai modul yang diperoleh dari datasheet arduino
Modul nano.
Pada perancangan ini resistor shunt
dihubungkan secara seri dengan dengan 2.2.3 Pengukuran Kapasitas Baterai oleh
perangkat embedded yang akan diukur dan Modul
sumber tegangan yang dalam sistem ini
Dalam perancangan ini perhitungan
menggunakan powerbank. Berikut adalah
kapasitas baterai yang tersedia dilakukan
skematik dari resistor shunt yang terhubung
dengan mengubah nilai arus (mA) yang telah
dengan perangkat embedded dan arduino nano
dihitung menjadi nilai mili ampere hour (mAH).
terdapat pada Gambar 3.
Nilai persentase diperoleh dari selisih antara
nilai kapasitas baterai dengan nilai mAH yang
telah diperoleh dibagi dengan nilai kapasitas
baterai total dan dijadikan ke dalam bentuk
persen.
Dalam pengukuran kapasitas baterai ini
juga mengunakan memori EEPROM untuk
menyimpan kondisi jumlah baterai sebelumnya.
Dengan menggunakan EEPROM ini, sistem
Gambar 3. Skematik menghubungkan Resistor dapat menyimpan kapasitas baterai sebelumnya
Shunt dengan Perangkat Embedded saat sistem mati dan dihidupkan kembali.
Arus Per Jam (mAH)= Arus (mA)/3600 (2)
2.2 Perancangan Pengukuran Kapasitas
Baterai oleh Modul
Kemudian untuk menghitung besar
Pada perancangan ini dibagi menjadi kapasitas baterai, dilakukan perhitungan sebagai
beberapa sub bagian sebagai berikut : berikut :
2.2.1 Pembecaan Nilai Tegangan oleh Modul
Pada perancangan ini arduino nano
sebagai modul menerima input tegangan melalui
pin analog (A0). Pin analog pada arduino nano
secara langsung terhubung dengan converter (2)
yang disebut dengan istilah analog-to-digital 2.2.4 Menampilkan Besar Arus dan
converter (ADC). Converter ini berfungsi untuk Kapasitas Baterai melalui LCD
mengubah nilai masukan analog yang masih
berbentuk sinyal voltase yang diubah ke dalam Besar besar arus dan kapasitas baterai
bentuk digital/desimal. Converter ADC ini yang tersisa akan ditampilkan melalui LCD
memiliki resolusi 10 bit yang berarti nilai yang sebagai media interface sehingga pengguna
dikonversi berkisar antara 0-1023. dapat melihat besar arus dan kapasitas baterai
tanpa melalui serial monitor arduino. Pada LCD
Dalam perhitungan nya. maka nilai juga akan menampilkan waktu selama sistem
voltase yang diperoleh melalui pin A0 harus di berjalan.
konversikan oleh ADC sesuai besar resolusinya
0-1023. 2.2.5 Pengaturan State Perangkat Embedded
2.2.2 Pengukuran Besar Arus pada
Perangkat Modul Pada perancangan ini akan mengatur
Pada perancangan ini perhitungan besar perangkat embedded yang akan diukur yaitu
arus dilakukan dengan menerapkan Hukum arduino uno. Dalam penelitian ini arduino akan
Ohm. Nilai tegangan yang digunakan nilai hasil diukur dalam mode state active, mode sleep, dan
pembacaan dari pin analog A0 arduino nano dan saat menyalakan 4 lampu LED. Pada mode
nilai hambatan yang digunakan adalah resistor active terdapat indikator lampu LED merah yang
shunt sebesar 10 Ohm. Nilai arus diperoleh dari menyala, sedangkan pada saat mode sleep lampu
nilai tegangan dibagi dengan nilai hambatan LED akan mati.
dengan besaran miliampere (mA) ditambah
Gambar 7. Menghubungkan Arduino Nano dan 2.4.2 Implementasi Pengukuran Besar Arus
Resistor Shunt dengan LCD sebagai Modul
pada Perangkat Embedded oleh Modul
2.3.3 Menghubungkan Modul dengan
Perangkat Embedded Pada implementasi pengukuran besar arus
Dalam implementasinya modul ini dilakukan pada arduino nano menggunakan
dihubungkan secara seri dengan dengan Hukum Ohm. Dalam sistem ini hambatan yang
perangkat embedded yang akan diukur dan digunakan adalah resistor shunt berukuran 10
sumber tegangan yang dalam sistem ini Ohm serta nilai arus ditambahkan dengan besar
menggunakan powerbank. Seperti pada arus arduino nano yang diambil dari datasheet
perancangan. perangkat embedded yang akan yaitu sebesar 40mA. Implementasi ini terdapat
diukur adalah Arduino Uno. Implementasi pada Gambar 8.
menghubungkan modul dengan perangkat
embedded dapat dilihat pada Gambar 6. Arus (mA) = Tegangan (pin A0) + 40 mA
Hambatan (RShunt) (2)
Kemudian untuk menghitung besar Gambar 10. Menampilkan Besar Arus dan Kapasitas
Melalui LCD
kapasitas baterai, dilakukan perhitungan
2.4.5 Implementasi Pengaturan State
sesuai perancangan sebagai berikut : Perangkat Embedded
𝐾𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑡𝑒𝑟𝑎𝑖 (%) =
𝐵𝑎𝑡𝑒𝑟𝑎𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 − 𝑚𝐴𝐻 𝐸𝑚𝑏𝑒𝑑𝑑𝑒𝑑
𝑋 100% Pada implementasi ini perangkat
𝐵𝑎𝑡𝑒𝑟𝑎𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
embedded yang akan diukur yaitu arduino uno
(4) diatur dalam 3 mode. Arduino akan diukur
Serta dalam pengukuran kapasitas baterai ini dalam mode state active, mode sleep. dan saat
dengan syntax EEPROM.writeFloat () dan menyalakan 4 lampu LED. Pada mode active
EEPROM.writeFloat() untuk penyimpanan dan terdapat indikator lampu LED merah yang
pembacaan kapasitas baterai ke dalam memori menyala, sedangkan pada saat mode sleep lampu
EEPROM. Implementasi pengukuran kapasitas LED akan mati. Untuk mengaktifkan ke mode
baterai terdapat pada Gambar 9. sleep. maka diperlukan library sleep mode.
Dalam implementasinya. perangkat embedded
akan berada pada mode active dengan
menyalakan lampu LED merah. Kode program
mode active terdapat pada Gambar 11.
rata-rata yang telah diukur pada pengujian dapat dimanfaatkan sebagai pengukur kapasitas
sebelumnya perangkat embedded dalam active baterai yang cukup akurat.
mode sebesar 0,06mA ditambah 40mA sebagai
arus pada modul, maka diperoleh nilai battery 4. KESIMPULAN
life dalam mode active sebagai berikut : Berdasarkan perancangan, implementasi,
Battery Life Time = Kapasitas Total Baterai / Konsumsi Daya pengujian, dan analisis yang telah dilakukan,
= 3200 mAH / 40,06 mA maka penulis menyimpulkan:
1 Implementasi modul untuk mengukur besar
= 79,8801797 Hour (5)
arus yang mengalir dilakukan dengan
Untuk menghitung waktu penurunan baterai mengambil nilai tegangan drop pada kaki
dilakukan dengan cara sebagai berikut : resistor melalui analog pin arduino. Nilai
Time (Baterai turun 0,1%) =(Battery Life Time)/1000 arus dihitung dengan menggunakan hukum
=79,8801797/1000
ohm dengan tegangan berupa hasil
pengukuran pada pin analog serta nilai
= 0,798801797
hambatan berupa besar ohm resistor shunt.
= 287,56 Second (6) 2 Implementasi modul untuk mengukur
kapasitas baterai pada perangkat embedded
Untuk pengukuran battery life dan
dilakukan dengan mengubah nilai arus (mA)
penurunan baterai sebesar 0,5% dilakukan
yang telah dihitung menjadi nilai mili
seperti persamaan (5) dan (6), dengan arus pada
ampere hour (mAH). Nilai mAH yang telah
mode sleep sebesar 0,04mA dan ketika
diperoleh akan dibandingkan dengan
menyalakan LED sebesar 0,17mA ditambah
kapasitas baterai total yang kemudian
40mA sebagai arus yang digunakan oleh modul.
digunakan untuk mengukur besar presentase
Hasil pengujian pengukuran kapasitas kapasitas baterai.
baterai perangkat embedded oleh modul dan 3 Berdasarkan hasil pengujian, tingkat akurasi
pengukuran akurasinya terdapat pada Tabel 6.2. modul dalam melakukan pengukuran
Tabel 2. Pengujian Akurasi Kapasitas Baterai kapasitas baterai sebesar 94,56%.
Penurunan Hasil Hasil
No
State
Perangkat
Presentase Perhitung- Pengukur-
Akurasi
Dari penelitian ini terdapat saran untuk
Kapasitas an Manual an Modul
Embedded
Baterai (Detik) (Detik) pengembangan yang lebih lanjut
Mode 272 1. Disarankan monitoring kapasitas baterai ini
1. 0,1% 287,64 94,56%
active
dapat dikirim kepada pengguna
2.
Mode
active
0,1% 287,64
270
93,87% menggunakan internet agar dapat dipantau
Mode 1424
dari jarak jauh.
3. 0,5% 1.438,2 99,01%
active
2. Melakukan penelitian lebih lanjut dengan
Mode 1424
4.
active
0,5% 1.438,2 99,01% memperhatikan real capacity baterai yang
5. Mode sleep 0,1% 287,712 272 94,54% digunakan
6. Mode sleep 0,1% 287,712 272 94,54%
9.
Menyalakan
4 LED
0,1% 286,7811
270
94,15% Arduino. (2017). Retrieved january 8, 2018,
Menyalakan 274
from Arduino: https://www.arduino.cc/
10. 0,1% 286,7811 9,54%
4 LED
Ai Fitri Silvia, E. H. (2014). Rancang Bangun
Menyalakan 1424
11.
4 LED
0,5% 1433,9 99,31% Akses Kontrol Pintu Gerbang Berbasis
12.
Menyalakan
0,5% 1433,9
1424
99,31%
Arduino dan Android. ELECTRANS,
4 LED
VOL.13, 1-10.
94,56%
Akurasi (Rata-rata)
AutomationIndo. (2016, June 15). Efisiensi
Dari hasil pengujian pada Tabel 6.2 diatas, Energi Berbasis IoT. Retrieved
modul memiliki tingat akurasi 94.56% dalam September 5, 2017, from Automation
pengukuran kapasitas baterai. Dengan nilai Indo:
akurasi tersebut, dapat di analisa bahwa modul http://www.automationindo.com/article
memiliki tingkat akurasi yang cukup baik dan