Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
1. DODIET ENGGAR PRABOWO (19712251002)
2. WINARNI JHON (19712251004)
3. NABHAN HANI (19712251021)
4. ANNISA NI’MATUN HIKMAH (19712251061)
Pascasarjana
2019
Pertanyaan :
Apakah pemikiran ketika berfilsafat memiliki batasan tertentu ? Jika ada, batasan
yang seperti apa?
2. Anang Fathoni
Jawaban :
a. Menyeluruh, artinya pemikiran yang luas karena tidak membatasi diri dan tidak
hanya ditinjau dari satu sudut pandang tertentu. Pemikiran kefilsafatan ingin
mengetahui hubungan antara ilmu yang satu dan ilmu ilmu lainnya, hubungan
ilmu dan moral, seni, serta tujuan hidup.
b. Mendasar, artinya pemikiran yang dalam sampai pada hasil yang fundamental
atau esensial objek yang dipelajarinya sehingga dapat dijadikan dasar berpijak
bagi segenap nilai dan keilmuan. Filsafat tidak hanya berhenti pada kulit-kulitnya
(periferis) saja, tetapi sampai menembus ke kedalamannya (hakikat).
a. Epistemologi
b. Logika
c. Kritik Ilmu
b. Metafisika khusus
a) teologi metafisika
b) anthropologi
c) kosmologi
a. Etika
b. Estetika
4. Sejarah
2. Iya. Perasaan meliputi rasa kagum, senang, terharu, dll. Kekaguman atau
keheranan, keraguan atau kesangsian, dan kesadaran akan keterbatasan
merupakan 3 hal yang mendorong manusia utuk berfilsafat. Plato (filsuf Yunani,
guru dari Aristoteles ) menyatakan bahwa : Mata kita memberi pengamatan
bintang-bintang, matahari, dan langit. Pengamatan ini memberi dorongan kepada
kita untuk menyelidiki. Dan dari penyelidikan ini berasal filsafat. Selain itu ,
kefilsafatan dapat dimulai dari keraguan atau kesangsian. Ketika manusia heran,
ia akan ragu-ragu dan mulai berpikir apakah ia sedang tidak ditipu oleh panca
inderanya yang sedang keheranan. Rasa heran dan meragukan ini mendorong
manusia untuk berpikir lebih mendalam, menyeluruh dan kritis untuk memperoleh
kepastian dan kebenaran yang hakiki. Berpikir secara mendalam, menyeluruh dan
kritis seperti ini disebut dengan berfilsafat.
Bagi manusia, berfilsafat dapat juga bermula dari adanya suatu kesadaran
akan keterbatasan pada dirinya. Apabila seseorang merasa bahwa ia sangat
terbatas dan terikat terutama pada saat mengalami penderitaan atau kegagalan,
maka dengan adanya kesadaran akan keterbatasannya itu manusia berfilsafat. Ia
akan memikirkan bahwa di luar manusia yang terbatas, pastilah ada sesuatu yang
tidak