Anda di halaman 1dari 18

Kelayakan Penggunaan

Toilet Gedung PKM UNTIRTA Terhadap


Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas Mahasiswa
MPS. KUANTITATIF

DISUSUN OLEH :

Jaka Awaloedin Hakim


6661111995

ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2013
KATA PENGANTAR

Pujisyukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmatNya peneliti
bisa menyelesaikan penelitian ini. Karena dalam mempelajari Metode Penelitian Sosial
Kuantitatif, kita tidak hanya dituntut untuk mengerti apa itu arti dari MPS. Kuantitatif.
Melainkan kita harus benar-benar paham dan mengaplikasikan segala sistem-sistemnya
dengan baik dan sesuai.
Metode Penelitian Sosial Kuantitatif yang sangat penting sekali untuk dimengerti dan
dipelajari oleh peneliti untuk pembelajaran terhadap skripsi yang natinya akan dihadapi oleh
peneliti. Dalam penelitian ini, peneliti akan membahas tentang permasalahan mengenai
Kelayakan Penggunaan Toilet Gedung PKM Untirta Terhadap Pemenuhan Kebutuhan
Fasilitas Mahasiswayang merupakan tugas Mata Kuliah MPS. KUANTITATI. Selain itu
peneliti juga tentu ingin belajar tentang MPS. KUANTITATIF dari sumber - sumber yang
didapat untuk memudahkan pembuatan penelitian ini mengenai masalah Kelayakan
Penggunaan Toilet Gedung PKM Untirta Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas
Mahasiswa. Dan dengan dibuatnya penelitian ini, peneliti berharapdengan penelitian yang
telah dibuat ini dapat dipelajari oleh peneliti-peneliti selanjutnya yang akan datang, juga
pembelajaran terhadap pengelola kampus dalam pemenuhan fasilitas mahasiswa.
Semoga dengan penelitian dan uraian yang telah peneliti buat ini bisa bermanfaat
untuk kita semua. Amin.

Serang, Desember 2013

PENELITI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari eksistensi aparatur


pemerintah dan masyarakat. Peran aktif masyarakat dalam bidang pelayanan tidak akan
berjalan tanpa adanya dukungan dan peran aktif pemerintah, karena pada hakekatnya
pemerintah sebagai pelayanan masyarakat (abdi masyarakat) dimana pemerintah tidak
melayani dirinya sendiri, tetapi melayani masyarakat serta menciptakan masyarakat hidup
sejahtera.
Pelayanan publik yang diberikan pemerintah kepada masyarakat dalam segala bidang
unit pelayanan di Indonesia sangat buruk, disana sini masih ditemui kelemahan-
kelemahanyang dampaknya sering merugikan masyarakat yang menerima layanan, masalah
yang kerap terjadi dalam kegiatan pelayanan publikyang dilakukan oleh masyarakat
diantarnya birokrasi yang berbelit-belit, pungutan liar yang dilakukan oleh para birokrat,
waktu yang terlalu lama untuk mengurus sebuah pelayanan. Buruknya pelayanan publik dari
segi waktu dan biaya, tentu akan mengakibatkan tingkat kepercayaan masyarakat kepada
birokrasi dan pemerintah akan menurun.
Sama hal-nya di dalam lingkungan kampus, pelayanan dilakukan oleh rektorat
sebagai pimpinan kampus, serta mahasiswa yang menerima pelayanan yang telah diberikan
oleh pihak rektorat terhadap masyarakat kampus yaitu mahasiswa.Suksesnya pelayanan yang
diberikan oleh pihak rektorat tentu baik buruknya pelayanan tersebut mahasiswa-lah yang
dapat menilai, karena segala pelayanan baik akademik maupun non akademik tertuju kepada
mahasiswa sebagai penerima pelayanan yang telah berjalan selama mahasiswa masih berada
di dalam lingkungan kampus yang hak-hak nya harus dipenuhi.
Toilet umum merupakan salah satu jenis pelayanan umum yang diberikan. Sebagai
sarana umum yang ada didalam sebuah universitas negeri seharusnya fasilitas toilet umum ini
lebih diperhatikan baik dari segi kebersihan, kelayakan pakai, serta kenyamanan bagi
pengguna salah satu fasilitas pelayanan umu ini, karena toilet yang baik dan bagus tentu akan
menunjang kualitas belajar mahasiswa karena kebersihan dan kenyamanan yang telah mereka
peroleh.
Gedung PKM Universitas Sultan Ageng Tirtayasa merupakan tempat dimana
kegiatan-kegiatan mahasiswa dilaksanakan/dilakukan, di Untirta terdapat dua Gedung PKM
A dan Gedung PKM B. Sebagai pusat kegiatan mahasiswa yang didalamnya terdapat 14
UKM dan beberapa Ormawa Internal lainnya Gedung PKM ini hanya memiliki 3 buah toilet
saja dengan kualitas yang sangat jauh dari kelayakan pakai toilet pada umumnya. Tentunya
pihak Rektorat harus lebih memperhatikan fasilitas ini sebagai pemberi pelayanan terhadap
mahasiswa sebagai masyarakat kampus, serta mahasiswa sebagai pengguna jasa perlu
menjaga fasilitas yang ada.

Standar Kelayakan Toilet


1. Lantai harus dijaga tetap bersih dan kering, terdapat keset di depan pintu.
2. Kran air, wastafel, shower toilet dan air bilas toilet lancar.
3. Dipastikan tidak ada kran yang bocor atau tidak bisa ditutup rapat.
4. Wastafel dan kacanya bersih.
5. Sabun selalu tersedia.
6. Tempat sampah dalam keadaan bersih, dan rapi.
7. Ruangan toilet dalam keadaan layak, nyaman, bersih, tidak berbau, dan tidak terdapat
kotoran/sampah.
8. Dinding harus bersih dari coretan

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan uraian pada latar belakang dan hasil studi pendahuluan peneliti
mengidentifikasi masalah-masalah penelitian diantaranya :
1.Fasilitas Toilet yang kurang memadai seperti kebersihan, kualitas, dll
2.Kumuhnya dekorasi Toilet sehingga butuhnya pembaharuan
3. Toilet tidak bersih dan menimbulkan bau tidak sedap.
4. Mampetnya kloset sehingga perlu di sedot.

1.3 Batasan Masalah


Dari uraian-uraian yang ada dalam latar belakang dan identifikasi masalah peneliti
mempunyai keterbatasan kemampuan dan berfikir secara menyeluruh, peneliti mencoba
membatasi penelitiannya yaitu: “Kelayakan Penggunaan Toilet Gedung PKM Untirta
Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas Mahasiswa”.
1.4 Rumusan masalah.
Berdasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini peneliti menetapkan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana Kelayakan Penggunaan Toilet Gedung PKM Untirta?

1.5 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini yaitu :
1. Untuk mengukur dan mengetahui seberapa besar tingkatKelayakan Penggunaan Toilet
Gedung PKM Untirta Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas Mahasiswa.
BAB II
DESKRIPSI TEORI

2.1 Landasan Teori


Dalam melakukan penelitian diperlukan landasan teori yang digunakan sebagai
kerangka berfikir untuk menjelaskan fenomena-fenomena sosial yang akan diteliti. Sugiyono
mengungkapkan bahwa:
“Landasan teori adalah teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk
menjelaskan tentang variable yang akan diteliti, serta sebagai dasar untuk memberi jawaban
sementara terhadap rumusan masalah yang digunakan (hipotesis) (Sugiyono, 2002:200)”

2.1.1 Pengertian Pelayanan.


Pelayanan sebagai proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara
langsung, merupakan konsep yang senantiasa aktual dalam berbagai aspek kelembagaan.
Bukan hanya pada organisasi bisnis, tetapi telah berkembang lebih luas pada tatanan
organisasi pemerintah (Sinambela, 2006;42-43).
Pelayanan menurut Kotler (2007:4) adalah “setiap kegiatan yang menguntungkan
dalam suatu kumpulan atau kesatuan dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak
terikat pada suatu produk secara fisik”.
Pengertian pelayanan sebagimana disebutkan oles H.A.S moenir dalam bukunya
Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia, bahwa :
“Aktivitas adalah suatu proses penggunaan akal, pikiran, pancaindra dan anggota seluruh
badan atau tanpa Bantu yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang
diinginkan baik dalam bentuk barang maupun jasa. Proses pemenuhan kebutuhan melalui
aktivitas orang lain yang langsung inilah yang dinamakan pelayanan (2002:16-17)”.
Pelayanan merupakan tombak pemerintah dalam memenuhi kebutuhan rakyatnya.
Dari pelayanan inilah masyarakat dapat memberikan penilaian mengenai kinerja pemerintah.
Definisi pelayanan diberikan oleh Sugiarto (1999:36) dalam bukunya Psikologi Pelayanan
dalam Industri Jasa, bahwa :
“Pelayanan adalah suatu tindakan yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang lain
(konsumen, pelanggan, tamu, klien, pasien, penumpang dan lain-lain) yang tingkat
pemuasannya hany dapat dirasakan oleh orang yang melayani maupun dilayani”.
Sampara dalam Sinambela, dkk (2006:8) berpendapat bahwa pelayanan adalah suatu
kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan
orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan pengertian pelayanan adalah kegiatan yang
ditawarkan oleh organisasi atau perorangan kepada pelanggan (pengguna layanan) yang
bersifat tidak berwujud dan tidak dapat dimiliki, serta mempunyai tujuan untuk meberikan
kepuasan bagi pelanggan (pengguna layanan).
Toilet adalah fasilitas sanitasi untuk tempat buang air besar dan kecil, tempat cuci
tangan, kaki dan muka. Toilet atau Kloset atau WC (bahasa Inggris: water closet) adalah
perlengkapan rumah yang kegunaan utamanya sebagai tempat pembuangan kotoran , yaitu air
seni dan feses.

2.1.2 Standar Kelayakan Toilet


1. Lantai harus dijaga tetap bersih dan kering, terdapat keset di depan pintu.
2. Kran air, wastafel, shower toilet dan air bilas toilet lancar.
3. Dipastikan tidak ada kran yang bocor atau tidak bisa ditutup rapat.
4. Wastafel dan kacanya bersih.
5. Sabun selalu tersedia.
6. Tempat sampah dalam keadaan bersih, dan rapi.
7. Ruangan toilet dalam keadaan layak, nyaman, bersih, tidak berbau, dan tidak terdapat
kotoran/sampah.
8. Dinding harus bersih dari coretan
Adapun syarat pembuatan toilet, yaitu:
a. Persyaratan Ruang :
1. Ruang untuk buang air besar (WC)
P = 80-90 cm, L = 150-160 cm, T = 220-240 cm
2. Ruang untuk buang air kecil (Urinoir)
L = 70-80 cm, T = 40-45 cm
b. Sirkulasi Udara :
Mempunyai kelembaban 40 - 50 %, dengan taraf pergantian udara yang baik yaitu
mencapai angka 15 air-change per jam (dengan suhu normal toilet 20-27 derajat celcius)
c. Pencahayaan :
Sistem pencahayaan toilet umum dapat menggunakan pencahayaan alami dan
pencahayaan buatan.Iluminasi standar 100 - 200 lux.
d. Konstruksi Bangunan :

1) Lantai, kemiringan minimum lantai 1 % dari panjang atau lebar lantai.


2) Dinding, ubin keramik yang dipasang sebagai pelapis dinding, gysum tahan air atau bata
dengan lapisan tahan air.
3) Langit-langit, terbuat dari lembaran yang cukup kaku dan rangka yang kuat sehingga
memudahkan perawatan dan tidak kotor.
2.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
petanyaan.Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori
yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data.Sugiyono (2008:64)
Hipotesis merupakan hasil dari refleksi penelitian berdasarkan pengkajian pustaka dan
landasan teori yang digunakan sebagai dasar argumentasi.Pada penelitian ini hipotesis yang
digunakan peneliti adalah hipotesis deskriptif.
Hipotesis Deskriptif, yaitu merupakan pertanyaan berkenaan dengan keadaan atau
status dari suatu variabel atau lebih tanpa membandingkan dan membuat hubungan diantara
variabel tersebut.
Hipotesis yang diuji dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu:
1) Hipotesis Alternatif (Ha), yaitu hipotesis yang dinyatakan dalam kalimat positif
2) Hipotesis Nol (H0), yaitu hipotesis yang dinyatakan dalam kalimat negative
a. Hipotesis Penelitian : Tingkat Kelayakan Penggunaan Toilet di Gedung PKM
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
b. Batasan masalah : Seluruh ORMAWA (Organisasi Mahasiswa) Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
Berdasarkan uraian yang dipaparkan diatas, pada penelitian ini penulis mencoba untuk
mengambil suatu Hipotesis dalam penelitian ini yakni : “Tingkat KelayakanPenggunaan
Toilet Gedung PKM Universitas Sultan Ageng Tirtayasa baru mencapai 30%.
Ha : Tingkat Kelayakan Penggunaan Toilet di Gedung PKM Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa dengan standar Tinggi
H0 : Tingkat Kelayakan Penggunaan Toilet di Gedung PKM Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa dengan standar Rendah
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodelogi Penelitian


Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang
valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan
tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengatasi permasalahan (Sugiyono,2005:3).
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif dengan
pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain
(Sugiyono, 2005: 11).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat
Kelayakan Penggunaan Toilet Gedung PKM Untirta Terhadap Pemenuhan Kebutuhan
Fasilitas Mahasiswa.

3.2 Variabel Penelitian


Variabel dalam penelitian ini yaitu Tingkat Kelayakan Penggunaan Toilet Gedung
PKM Untirta Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas Mahasiswa.

3.3 Identitas Responden


Pada penelitian ini responden yang diambil adalah mahasiswa/i Untirta sebagai
mahasiswa yang aktif berorganisasi selaku pengguna Toilet Gedung PKM Untirta, sample
yang diambil yaitu 265 mahasiswa. Semua responden mahasiswa/i yang diambil merupakan
mahasiswa/i Untirta yang aktif pada tahun ini.

3.4 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena
alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2005:119).Intrumen yang digunakan dalam
penelitian ini berbentuk angket atau kuesioner, dengan jumlah varibel sebanyak 1variabel,
yakni variabel kualitas pelayanan, menggunakan teori kualitas pelayanan yang dikemukakan
oleh Parasuraman et al (1985)dalam (Fitzsimmons, 2004:132),
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk angket, dengan jumlah
variabel sebanyak satu variabel yaitu Tingkat Kelayakan Penggunaan Toilet Gedung PKM di
Masjid Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas
Mahasiswa, dengan menggunakan Skala Likert dalam pengukuran jawaban dari para
responden.Skala Likert digunakan untuk mengukurpernyataan, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena kelayakan Toilet Gedung PKM Untirta.
Dengan Skala Likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan yang perlu dijawab oleh responden
(Sugiyono, 2007:93). Jawaban setiap item diberi skor, sebagai berikut:

Tabel 3.3.1
Skor Tiap Indikator Menurut Likert
Skor Kategori

4 Sangat Setuju

3 Setuju
2 Tidak Setuju

1 Sangat Tidak Setuju

Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah berdasarkan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:

1) Observasi/Pengamatan
Metode observasi adalah serangkaian pengumpulan data yang dilakukan secara
langsung terhadap subyek dan obyek penelitian melalui mata, telinga, dan perasaan dengan
melihat fakta-fakta fisik dari obyek yang diteliti dan mendapat masukan dari pihak-pihak
terkait didalam penelitian ini.Fakta-fakta dan informasi yang diperoleh secara langsung di
lapangan, kesemuanya dicatat dan dirangkum untuk dijadikan data sekunder sebagai
pendukung data primer yang diperoleh dari hasil jawaban responden melalui angket.
2) Angket/Kuesioner
Angket adalah suatu daftar yang berikan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
atau dikerjakan oleh orang-orang yang menjadi sasaran (responden) angket
tersebut.Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan dapat dibedakan menjadi 3 bentuk yakni
pertanyaan tertutup, pertanyaan terbuka, dan pertanyaan setengah terbuka.Dalam penelitian
peneliti memilih bentuk angket tertutup sebagai instrument penelitian dengan pertimbangan
keterbatasan penulis dalam hal waktu, tenaga dan biaya.Alasan lainnya adalah dengan
menggunakan angket tertutup, maka responden lebih leluasa menentukan pilihan jawaban
yang relative lebih mudah karena praktis dan efisien waktu.

3) Kepustakaan
Metode kepustakaan digunakan dalam penelitian ini, gunanya untuk mendapatkan
uraian yang benar dari beberapa para ahli, yakni dengan cara mempelajari dan membaca
buku-buku, literature serta karya ilmiah yang pernah dibuat dan dipublikasikan sebagai bahan
referensi yang ada hubungan dengan penulisan penelitian ini.

Dari ketiga instrument penelitian yang dipergunakan penulis dalam penelitian ini,
metode angket sebagai metode primer, karena data yang diperoleh dari angket merupakan
data elementer dalam pengujian hipotesis penelitian dengan menggunakan rumusan statistik
untuk mengetahui Tingkat Kelayakan Penggunaan Toilet Gedung PKM Untirta Terhadap
Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas Mahasiswa.Sedangkan kedua metode pengumpulan data
lainnya tetap relevan untuk dilakukan guna mendapatkan data sekunder yang dibutuhkan
dalam kerangka penulisan penelitian ini, agar hasil penelitian dapat mewujudkan adanya
konseptual yang legitimasi menurut konsep penelitian faktual dan dapat dipertanggung
jawabkan hasilnya.

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian


1) Populasi
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil Observasi ke Toilet Gedung PKM Untirta dan
mendata dengan cara mengukur tingkat ke standarisasian kelayakan penggunaan toilet secara
manual, Populasi dalam penelitian ini yaitu Mahasiswa Mahasiswi aktif Untirta yang dari
keseluruhan Organisasi Mahasiswa di Untirta pada tahun 2009-2013 berjumlah 1.110
Mahasiswa/i Untirta.
2) Sampel
Setelah mengetahui jumlah populasi dan jumlah target populasi, maka peneliti dapat
mengetahui kerangka sampel yang berupa daftar nama Mahasiswa/i Untirta yang diperoleh
dari hasil observasi dan pendataan secara manual, kemudian langkah selanjutnya adalah
menentukan besaran atau ukuran sampel (sampling size) yang diambil dari jumlah
Mahasiswa/i Untirta sebagai target populasi.
Adapun dalam hal menetukan besaran atau ukuran sampel, dalam hal ini peneliti memilih
sampel acak. Dimana dari jumlah seluruh target populasi yaitu seluruh Mahasiswa/i Ormawa
Untirta yang jumlahnya 1.110, separuhnya dijadikan sebagai sampel. Sehingga sampel dalam
penelitian ini sebanyak 265 Mahasiswa/i sebagai responden.
“Populasi diatas 1.110, maka menggunakan ukuran sample Issac and Michael dengan taraf
kesalahan 5%. Melihat Table Issac and Michael, pada akhirnya dapat ditentukan sample
tersebut berjumlah 265”.
Setelah mengetahui ukuran atau besaran sampel (sampling size), maka langkah
selanjutnya adalah menetukan teknik pengambilan sampel atau teknik sampling. Teknik
sampling adalah suatu cara pengambilan sampel yang refresentatif dari populasi. Peneliti
menggunakan Tekhnik Sampling Acak untuk responden.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan pemaparan yang telah di jelaskan sebelumnya, bahwa peneliti
menggunakan target penelitian yang bisa dijadikan sample adalah 265 Mahasiswa/i yang
aktif dalam Organisasi Mahasiswa Untirta.

4.1 Pengujian Persyaratan Statistik


4.1.1 Uji Validitas
Pada penelitian kali ini, analisis data yang pertama kali dilakukan yaitu dengan
melakukan uji validitas instrumen.Uji validitas ini dimaksud untuk menjaga ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya.Uji validitas digunakan untuk
mengetahui sah atau valid atau tidaknya suatu kuisioner. Kevaliditasan instrumen
menggambarkan bahwa suatu instrumen benar-benar mampu mengukur variable-vaiabel yang
akan diukur dalam penelitian serta mampu menunjukkan tingkat kesesuaian antar konsep dan
hasil pengukuran. Pengujian Validitas menggunakan IBM SPSS Statistic 16.0 dengan
mengkorelasi skor tiap butir dengan total skor yang merupakan jumlah keseluruhan dari tiap
butir.
- Langkah pertama Uji Validitas Instrument (Uji Butir Pertanyaan) untuk 30 lembar
Responden. Menghasilkan :
Tabel 4.1.1
Hasil Uji Validitas Instrument (Uji Butir Pertanyaan)

No Total Keterangan
1 Pearson Correlation .748** Sangat Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 30
2 Pearson Correlation .587** Sangat Valid
Sig. (2-tailed) .001
N 30
3 Pearson Correlation .625** Sangat Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 30
4 Pearson Correlation .774** Sangat Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 30
5 Pearson Correlation .704** Sangat Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 30
6 Pearson Correlation .739** Sangat Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 30
7 Pearson Correlation .742** Sangat Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 30
8 Pearson Correlation .774** Sangat Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 30
9 Pearson Correlation .678** Sangat Valid
Sig. (2-tailed) .000
N 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Dari hasil uji kevaliditas di atas, dapat dikatakan bahwa sebanyak:
- 9 pertanyaan Sangat Valid,
- 0 pertanyaan Tidak Valid

4.1.2 Uji Reabilitas


Reabilitas digunakan untuk menjaga kehandalan dari sebuah instrument atau alat ukur,
oleh karena itu peneliti melakukan uji reabilitas instrument.Dalam pengukuran reabilitas
dapat menggunakan rumus Split-half dengan bantuan IBM SPSS Statistic 21, adapun hasil
dari uji reabilitas yang telah dilakukan dalam penelitian ini adalah:
Reabilitas = rhitung>rtabel

r½ = 0,722
ri1 = 0,839
dk = 30-2 = 28 ttabel=1%adalah=0,478
Jadi, dilihat dari table r produc moment taraf signifikan 1% adalah 0,478
Reliabel = 0,839> 0,478
= diterima
4.2 Uji Hipotesis
Pada pengujian hipotesis ini, peneliti menggunakan metode uji hipotesis deskriptif
one sample t-test dengan IBM SPSS Statistic 16.0 maka hasil uji hipotesis didapat melalui
tabel di bawah ini:
H0 :“Tingkat Kelayakan Penggunaan Toilet Gedung PKM Untirta Terhadap
Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas Mahasiswa mencapai maksimal 30%”
Tabel 4.2.1 One-Sample Test
Test Value = 30
95% Confidence
Sig. (2- Mean Interval of the
t Df
tailed) Difference Difference
Lower Upper
Uji
-28.762 264 .000 -12.81132 -13.6884 -11.9343
hipotesis

Dengan dk = 265 - 1 = 264, maka ttabel α 5% = 1.645 (uji satu sisi)


thitung = -28.762
jadi thitung = -28.762< ttabel = 1.645 maka H0 dapat diterima

4.3 Pembahasan
Dalam pembahasan ini dijelaskan mengenai perhitungan uji hipotesis dimana dalam
pengujian tersebut didapat Hipotesis Nol (H0) diterima dan Hipotesis Alternatif (Ha)
ditolak.Hasil ini memberikan arti bahwa Tingkat Kelayakan Penggunaan Toilet Gedung
PKM Untirta Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas Mahasiswa dengan standar yang
Rendah.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian kuantitatif tentang Kelayakan Penggunaan Toilet Gedung


PKM Untirta Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas Mahasiswa yang dilakukan peneliti
dengan teknik observasi/pengamatan, angket/kusioner, dan kepustakaan, maka dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian dari indeks jawaban responden pada uji validitas, uji reabilitas, dan uji
hipotesis pada bab IV dari 265 kusioner yang disebar dan berisi 9 pertanyaan yang telah
peneliti buat menunjukkan bahwa Gedung PKM Untirta tidak layak sebagai Pemenuhan
Kebutuhan Fasilitas Mahasiswa.
2. Tingkat kelayakan ditinjau dari Prasarana Gedung PKM Untirta yang penggunanya
mayoritas mahasiswa/i yang bernotabene ormawa kampus yaitu dilihat pada segi kelayakan
baru mencapai 30% (tidak layak).
3. Tingkat kelayakan ditinjau dari Sarana Gedung PKM Untirta yang penggunanya
mayoritas mahasiswa/i yang bernotabene ormawa kampus adalah sebagai berikut:
a. Tingkat kelayakan ditinjau dari kelayakan penggunaan Toilet Gedung PKM Untirta
Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas Mahasiswaadalah 10%.
b. Tingkat kelayakan ditinjau dari tersedianya air bersih pada Toilet Gedung PKM Untirta
Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas Mahasiswaadalah 14%.
c. Tingkat kelayakan ditinjau dari bau aroma pada Toilet Gedung PKM Untirta Terhadap
Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas Mahasiswaadalah 9%.
d. Tingkat kelayakan ditinjau dari bebasnya sampah pada Toilet Gedung PKM Untirta
Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas Mahasiswaadalah 10%.
e. Tingkat kelayakan ditinjau dari lantai yang bersih pada Toilet Gedung PKM Untirta
Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas Mahasiswaadalah 10%.
f. Tingkat kelayakan ditinjau dari lampu penerangan pada Toilet Gedung PKM Untirta
Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas Mahasiswaadalah 14%.
g. Tingkat kelayakan ditinjau dari kondisi wc pada Toilet Gedung PKM Untirta Terhadap
Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas Mahasiswaadalah 11%.
h. Tingkat kelayakan ditinjau dari kondisi pintu pada Toilet Gedung PKM Untirta Terhadap
Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas Mahasiswaadalah 10%.
i. Tingkat kelayakan ditinjau dari kondisi keran pada Toilet Gedung PKM Untirta Terhadap
Pemenuhan Kebutuhan Fasilitas Mahasiswaadalah 12%.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka ada beberapa saran yang diberikan
peneliti bagi pihak universitas (pihak rektorat, mahasiswa, dll) dan peneliti yang akandatang,
yaitu:
1. Bagi Pihak Universitas
a. Perlunya penambahan jumlah toilet di Gedung PKM Untirta dengan kapasitas yang
sebanding dengan jumlah pengguna Toilet Gedung PKM Untirta yang mayoritas merupakan
Ormawa Untirta sebanyak 1.110 mahasiswa/i untuk kelayakan penggunaan dari toilet itu
sendiri.
b. Kegiatan kebersihan didalam Toilet Gedung PKM Untirta perlu ditingkatkan. Pihak
Universitas dapat menggunakan sumber daya manusia yaitu ob (office boy) untuk
membersihkan toilet dengan bersih, juga mahasiswa/i sebagai pengguna toilet agar menjaga
kebersihan, tidak membuang sampah didalam toilet, dan menjaga fasilitas toilet seperti:
ember bak, gayung, pintu, dan keran toilet.
c. Perlu adanya peningkatan mutu toilet seperti pengecatan ruang toilet, mengganti lampu
yang mati, melakukan sedot wc yang mampet, mengganti pintu yang rusak, dan mengganti
keran yang rusak. Serta peningkatan mutu peralatan didalam toilet sepert: gayung, ember bak,
gantungan baju, dll.
d. Diharapkan adanya perawatan yang berkala terhadap pelayanan fasilitas toilet sehingga
awet dan keoptimalisasian penggunaan toilet selalu terjaga dengan baik. Hal ini lebih
ditujukan kepada office boy.
e. Beberapa peralatan yang jumlahnya terbatas dan masih kurang hendaknya memperoleh
prioritas dalam pengadaan, pengembangan maupun perbaikan alat-alat untuk masa yang akan
datang.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dikembangkan lagi agar dapat diketahui tingkat ketercapaian untuk kondisi
sarana dan prasarana Toilet Gedung PKM Untirta secara menyeluruh berdasarkan Standar
Sarana dan Prasarana di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Mengenai Pemenuhan
Kebutuhan Fasilitas Mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA

http://jasapembuatanskripsi.net/teori_pelayanan_publik
http://emayasila.wordpress.com/2012/10/17/teori-pelayanan/
http://tpb.ipb.ac.id/prosedur-operasional-baku-pob?download=332%3Astandar-kebersihan-
toilet.
http://liliekgibranis.wordpress.com/tag/sugiyono/
http://jelajahiptek.blogspot.com/2012/06/pengertian-kebersihan-secara-singkat.html
http://rinawssuriyani.blogspot.com/2013/04/pengertian-metode-dan-metodologi.html
http://tizarrahmawan.wordpress.com/2009/12/09/contoh-proposal-penelitian-kuantitatif/
http://endang965.wordpress.com/thesis/1-iklim-organisasi-kinerja-guru/bab-4-hasil-
penelitian/

Anda mungkin juga menyukai