Dengan ini menyatakan bahwa karya skripsi yang saya buat dengan judul “UJI
MIKROBIOLOGI ES TEH SIAP SAJI YANG DIJUAL DI KANTIN FAKULTAS
KEDOKTERAN UKRIDA DENGAN METODE MOST PROBABLE NUMBER
DAN TOTAL PLATE COUNT” adalah :
Kalau terbukti saya tidak memenuhi apa yang telah dinyatakan di atas, maka karya
tugas akhir ini batal.
Jakarta,
Oleh:
Nama : Steven Dwi Saputra
NIM : 102015153
Jurusan : Kedokteran Umum
Penjurusan : Kedokteran Umum
Jakarta,
Menyetujui :
(Donna Mesina R. Pasaribu, Ssi., M.Biomed) (dr. Wani Devita Gunardi, Sp.Mk)
Ketua KA Prodi
Judul Skripsi : Uji Mikrobiologi Es Teh Siap Saji yang Dijual di Kantin
Fakultas Kedokteran UKRIDA dengan Metode Most
Probable Number dan Total Plate Count
Nama : Steven Dwi Saputra
NIM : 102015153
Jakarta,
Pembimbing Utama :
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat yang telah
diberikan-Nya, sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan. Skripsi dengan judul “UJI
MIKROBIOLOGI ES TEH SIAP SAJI YANG DIJUAL DI KANTIN FAKULTAS
KEDOKTERAN UKRIDA DENGAN METODE MOST PROBABLE NUMBER DAN
TOTAL PLATE COUNT” ini ditujukan untuk memenuhi sebagian dari persyaratan
akademik guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Strata Satu Universitas Kristen
Krida Wacana. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan dan doa dari
berbagai pihak, Skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terimakasih sebesar – besarnya kepada ibu Donna
Mesina R. Pasaribu, Ssi., M.Biomed selaku Pembimbing Utama, beliau begitu banyak
membantu selama penelitian dan penulisan skripsi ini. Kesabaran dan perhatiannya
menjadi spirit besar bagi penulis. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada
dr. Wani Devita Gunardi, Sp.Mk selaku Pembimbing Pendamping yang juga banyak
membantu dalam menyelasikan tugas akhir ini.
Kepala Pimpinan FK Ukrida yang telah memberikan dukungan dan penyediaan
fasilitas dan kebijakan yang sangat membantu mahasiswa untuk melaksanakan
penelitian, penulis sampaikan terimakasih banyak.
Selanjutnya, penulis juga menyampaikan terimakasih kepada tim penelitian dan
staf laboran FK Ukrida yang selalu menjadi tim yang solid.
Kepada semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu per satu,
terimakasih untuk segala bantuan, dukungan, dan fasilitas yang telah diberikan.
Akhirnya kepada keluarga tercinta, dkungan dan pengertian kalian, merupakan
pendorong bagiku untuk menyelasikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
penulisan Skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca akan sangat
bermanfaat bagi penulis. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya.
Segala pujian, hormat dan kemuliaan bagi namaNya.
Jakarta,
Penulis
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
Sebagai civitas akademika Universitas Kristen Krida Wacana, saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama : Steven Dwi Saputra
NIM : 102015153
Program Studi : Kedokteran Umum
Fakultas : Kedokteran
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal :
Yang menyatakan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya kontaminasi bakteri Coliform
dan Escherichia coli serta kualitas es teh siap saji yang dijual di kantin Fakultas
Kedokteran UKRIDA. Metode penelitian bersifat Deskriptif Observatif, yaitu peneliti
mengamati secara langsung obyek yang akan diteliti, kemudian digambarkan secara
deskriptif untuk mengetahui kualitas dan ada atau tidaknya bakteri Coliform dan E. coli
menggunakan pemeriksaan laboratorium secara kuantitatif dengan metode perhitungan
Most Probable Number (MPN) Coliform dan Total Plate Count (TPC). Pada penelitian
ini, es batu dan teh diteliti secara terpisah. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara
total sampling, yakni meneliti sampel es batu dan teh yang dijual di seluruh kantin FK
UKRIDA dan dilakukan pengulangan sebanyak 1 kali. Total sampel es batu yang diteliti
sebanyak 8 sampel, sedangkan total sampel teh yang diteliti sebanyak 10 sampel. Pada
uji MPN Coliform, hasil yang positif pada tes perkiraan, dilanjutkan dengan tes
penegasan, yang selanjutnya dicocokan dengan tabel MPN seri 9 tabung. Hasil
penelitian menunjukan 8 sampel es batu dan 6 sampel teh tidak memenuhi syarat
mikrobiolgi sebagai air minum berdasarkan Permenkes No. 416/Menkes/Per/IX/1990
tentang syarat – syarat dan pengawasan kualitas air. Dan pada uji pelengkap, didapatkan
8 dari 8 sampel es batu tidak ditemukan E. coli melainkan Klebsiella pneumoniae.
Sedangkan sampel teh didapatkan 2 dari 10 sampel positif mengandung E. coli, dan 4
dari 10 sampel positif mengandung Klebsiella pneumoniae. Dan berdasarkan uji TPC, 8
dari 8 sampel es batu tidak memenuhi syarat air minum berdasarkan SNI 7388 tahun
2009 dan SNI 7388 tahun 2009 serta 6 dari 10 sampel teh tidak memenuhi syarat
berdasarkan SNI No. 01-3553 tahun 2006 dan SNI 7388 tahun 2009.
Tabel 4.1 Data hasil Uji Perkiraan MPN Coliform dari 4 sampel es batu dari kantin
Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta ....................................................
Tabel 4.2 Data hasil Uji Penegasan MPN Coliform dari 4 sampel es batu dari
kantin Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta .........................................
Tabel 4.3 Data hasil Uji Pelengkap MPN Coliform dari 4 sampel es batu dari
kantin Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta .........................................
Tabel 4.4 Data hasil TPC dari 4 sampel es batu dari kantin Fakultas Kedokteran
UKRIDA Jakarta ......................................................................................
Tabel 4.5 Data hasil Pengulangan Uji Perkiraan MPN Coliform dari 4 sampel es
batu dari kantin Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta ..........................
Tabel 4.6 Data hasil Pengulangan Uji Penegasan MPN Coliform dari 4 sampel es
batu dari kantin Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta ..........................
Tabel 4.7 Data hasil Pengulangan Uji Pelengkap MPN Coliform dari 4 sampel es
batu dari kantin Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta ..........................
Tabel 4.8 Data hasil Pengulangan TPC dari 4 sampel es batu dari kantin Fakultas
Kedokteran UKRIDA Jakarta ...................................................................
Tabel 4.9 Data hasil Uji Perkiraan MPN Coliform dari 5 sampel teh dari kantin
Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta ....................................................
Tabel 4.10 Data hasil Uji Penegasan MPN Coliform dari 5 sampel teh dari kantin
Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta ....................................................
Tabel 4.11 Data hasil Uji Pelengkap MPN Coliform dari 5 sampel teh dari kantin
Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta ....................................................
Tabel 4.12 Data hasil TPC dari 5 sampel teh dari kantin Fakultas Kedokteran
UKRIDA Jakarta ......................................................................................
Tabel 4.13 Data hasil Pengulangan Uji Perkiraan MPN Coliform dari 5 sampel teh
dari kantin Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta ..................................
Tabel 4.14 Data hasil Pengulangan Uji Penegasan MPN Coliform dari 5 sampel teh
dari kantin Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta ..................................
Tabel 4.15 Data hasil Pengulangan Uji Pelengkap MPN Coliform dari 5 sampel teh
dari kantin Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta ..................................
Tabel 4.16 Data hasil Pengulangan TPC dari 5 sampel teh dari kantin Fakultas
Kedokteran UKRIDA Jakarta ...................................................................
DAFTAR SINGKATAN
Lampiran 3. Gambar hasil uji Total Plate Count sampel teh 1(kiri) dan sampel teh 2
(kanan) pengambilan pengulangan ...................................................................................
Lampiran 4. Gambar hasil uji Total Plate Count sampel teh 3(kiri) dan sampel teh 4
(kanan) pengambilan pengulangan ...................................................................................
Lampiran 5. Gambar hasil uji Total Plate Count sampel teh 6.........................................
Lampiran 6. Gambar hasil uji Total Plate Count sampel es batu 1 (kiri) dan sampel es
batu 2 (kanan) pengambilan pengulangan ........................................................................
Lampiran 7. Gambar hasil uji Total Plate Count sampel es batu 3 (kiri) dan sampel es
batu 6 (kanan) pengambilan pengulangan ........................................................................
Lampiran 8. Gambar hasil uji perkiraan MPN Coliform sampel teh 1 (kiri) dan sampel
teh 2 (kanan) pengambilan pengulangan ..........................................................................
Lampiran 9. Gambar hasil uji perkiraan MPN Coliform sampel teh 3 (kiri) dan sampel
teh 4 (kanan) pengambilan pengulangan ..........................................................................
Lampiran 10. Gambar hasil uji perkiraan MPN Coliform sampel teh 6 (kiri) dan sampel
es batu 1 (kanan) pengambilan pengulangan ....................................................................
Lampiran 11. Gambar hasil uji perkiraan MPN Coliform sampel es batu 3 (kiri) dan
sampel es batu 6 (kanan) pengambilan pengulangan .......................................................
Lampiran 12. Gambar hasil uji penegasan MPN Coliform sampel teh 1 inkubasi suhu
37⁰C (kiri) dan sampel teh 2 inkubasi suhu 34⁰C (kanan) pengambilan pertama ...........
Lampiran 13. Gambar hasil uji penegasan MPN Coliform sampel teh 3 inkubasi suhu
37⁰C (kiri) dan sampel teh 3 inkubasi suhu 44⁰C (kanan) pengambilan pertama ...........
Lampiran 14. Gambar hasil uji penegasan MPN Coliform sampel teh 4 inkubasi suhu
37⁰C (kiri) dan sampel teh 4 inkubasi suhu 44⁰C (kanan) pengambilan pertama ...........
Lampiran 15. Gambar hasil uji penegasan MPN Coliform sampel teh 6 inkubasi suhu
37⁰C (kiri) dan sampel teh 6 inkubasi suhu 44⁰C (kanan) pengambilan pertama ...........
Lampiran 16. Gambar hasil uji penegasan MPN Coliform sampel es batu 1 inkubasi
suhu 37⁰C (kiri) dan sampel es batu 1 inkubasi suhu 44⁰C (kanan) pengambilan
pertama..
Lampiran 17. Gambar hasil uji penegasan MPN Coliform sampel es batu 2 inkubasi
suhu 37⁰C (kiri) dan sampel es batu 2 inkubasi suhu 44⁰C (kanan) pengambilan
pertama..
Lampiran 18. Gambar hasil uji penegasan MPN Coliform sampel es batu 3 inkubasi
suhu 37⁰C (kiri) dan sampel es batu 3 inkubasi suhu 44⁰C (kanan) pengambilan
pertama..
Lampiran 19. Gambar hasil uji penegasan MPN Coliform sampel es batu 6 inkubasi
suhu 37⁰C (kiri) dan sampel es batu 6 inkubasi suhu 44⁰C (kanan) pengambilan
pertama..
Lampiran 20. Gambar hasil uji pelengkap MPN Coliform pada biakan Escherichia coli
..........................................................................................................................................
Lampiran 21. Gambar hasil uji pelengkap MPN Coliform pada sampel teh 1 (kiri) dan
sampel teh 3 (kanan) pengambilan pertama .....................................................................
Lampiran 22. Gambar hasil uji pelengkap MPN Coliform pada sampel teh 4 (kiri) dan
sampel teh 6 (kanan) pengambilan pertama .....................................................................
Lampiran 23. Gambar hasil uji pelengkap MPN Coliform pada sampel es batu 1 (kiri)
dan sampel es batu 2 (kanan) pengambilan pertama ........................................................
Lampiran 24. Gambar hasil uji pelengkap MPN Coliform pada sampel es batu 3 (kiri)
dan sampel es batu 6 (kanan) pengambilan pertama ........................................................
Lampiran 25. Gambar pewarnaan gram pada biakan Escherichia coli ............................
Lampiran 26. Gambar pewarnaan gram pada sampel teh 1 (kiri) dan sampel teh 3
(kanan) pengambilan pertama ..........................................................................................
Lampiran 27. Gambar pewarnaan gram pada sampel teh 4 (kiri) dan sampel teh 6
(kanan) pengambilan pertama. .........................................................................................
Lampiran 28. Gambar pewarnaan gram pada sampel es batu 1 (kiri) dan sampel es batu
2 (kanan) pengambilan pertama .......................................................................................
Lampiran 29. Gambar pewarnaan gram pada sampel es batu 3 (kiri) dan sampel es batu
6 (kanan) pengambilan pertama .......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Dari tabel 4.2 dapat dilihat hasil dari tahap penegasan bahwa jumlah tabung
dari tiap sampel yang menunjukkan hasil positif cukup beragam. Namun secara
keseluruhan, pada tahap penegasan ini, seluruh sampel memberikan hasil positif.
Seluruh sampel es batu, keempat sampel es batu tersebut memberikan hasil tabung
reaksi yang positif, baik yang diinkubasi pada suhu 37⁰C maupun 44⁰C. Tabung yang
dianggap positif sendiri merupakan tabung yang berubah menjadi keruh dan terbentuk
gas dalam tabung durham. Dari perkiraan jumlah coliform dengan metode MPN sendiri,
menunjukkan bahwa sampel – sampel yang diperiksa tidak memenuhi syarat
mikrobiologi suatu minuman berdasarkan Permenkes RI No. 416/MEN.KES/PER/IX/1990.8
Presentase kontaminasi Coliform pada sampel es batu pada uji MPN ini sebesar 100%.
Kemudian tiap sampel yang positif dilakukan uji pelengkap MPN dengan pemeriksaan IMVIC,
TSIA, gerak, dan pewarnaan gram. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel4.3.
Tabel 4.3 Data hasil Uji Pelengkap MPN Coliform dari 4 sampel es batu dari kantin
Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta
Data Hasil Tes Pelengkap MPN Coliform dari 4 Sampel Es Batu
Ind Merah Voges Sitr TSI Ger Pewarnaan
Sampel ol Metil Proskauer at A ak Gram Tersangka
Batang gram Escherichia
Kontrol + + - - + + negatif coli
Es batu Batang gram Klebsiella
sampel 1 - - + + + - negatif pneumoniae
Es batu Batang gram Klebsiella
sampel 2 - - + + + - negatif pneumoniae
Es batu Batang gram Klebsiella
sampel 3 - - + + + - negatif pneumoniae
Es batu Batang gram Klebsiella
sampel 6 - - + + + - negatif pneumoniae
Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa secara keseluruhan, sampel yang
diperiksa menunjukkan hasil berupa bakteri tersangka Klebsiella pneumoniae. Dimana
dari tabel 4.3 seluruh sampel menunjukkan hasil berupa pemeriksaan indol, merah
metil, dan gerak negatif, serta pemeriksaan voges proskauer, sitrat, dan TSIA positif,
dan pada pewarnaan gram menunjukkan gambaran batang gram negatif.
Sampel es batu tersebut tidak hanya dilakukan uji MPN saja, melainkan
juga dilakukan uji TPC. Dimana pada TPC ini akan dilihat jumlah total koloni bakteri
pada tiap sampel. Adapun hasil dari TPC pada sampel es batu tersebut dapat dilihat
pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Data hasil TPC dari 4 sampel es batu dari kantin Fakultas Kedokteran
UKRIDA Jakarta
Data Hasil Tes Total Plate Count dari 4 Sampel Es Batu
〖10〗^(- 〖10〗^(- 〖10〗^(- Jumlah Koloni Rata -
Sampel 1) 3) 5) Rata Keterangan
Es batu 5 0 0 Tidak memenuhi
sampel 1 6 1 0 500 syarat
Es batu 243 5 0 Tidak memenuhi
sampel 2 282 8 0 6500 syarat
Es batu 531 139 1 Tidak memenuhi
sampel 3 603 184 4 161500 syarat
Es batu 531 154 32 Tidak memenuhi
sampel 6 572 183 34 168500 syarat
Dari tabel 4.4 dapat dilihat hasil dari pemeriksaan total plate count dari sampel
es batu. Dari keempat sampel, jumlah koloni bakteri berbeda – beda. Berdasarkan SNI
01-3553 tahun 2016 dan SNI 7388 tahun 2009, batas cemaran bakteri untuk air sebagai
bahan es batu adalah 100 koloni/ml.12,14 Berdasarkan persyaratan tersebut, keempat
sampel es batu tersebut tidak memenuhi syarat pada pemeriksaan total plate count.
Pemeriksaan MPN dan TPC dari sampel es batu tersebut kemudian
dilakukan pengulangan kembali dengan metode yang sama namun pembelian sampel
dilakukan pada hari yang berbeda. Adapun hasil pengulangan uji perkiraan MPN dari
sampel es batu dapat dilihat dari tabel 4.5.
Tabel 4.5 Data hasil Pengulangan Uji Perkiraan MPN Coliform dari 4 sampel es batu
dari kantin Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta
Data Hasil Pengulangan Tes Perkiraan MPN Coliform dari 4 Sampel Es Batu
Sampel A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3
Es batu sampel 1 + + + - + + + + -
Es batu sampel 2 + + + + + + + - -
Es batu sampel 3 + + + + + + + + +
Es batu sampel 6 + + + + + + + + -
Dari hasil pengulangan uji perkiraan MPN Coliform dari keempat sampel es
batu masih ditemukan adanya dugaan cemaran bakteri Coliform (lihat tabel 4.5). Hal ini
ditandai dengan hasil positif dimana ditemukan adanya gas pada tabung durham dan
kekeruhan pada media LB yang telah ditanami sampel. Dari tabung – tabung
pemeriksaan yang positif tersebut kemudian dilakukan pemeriksaan lanjutan lagi yakni
uji penegasan. Adapun hasil pengulangan dari uji penegasan MPN pada sampel es batu
dapat dilihat dari tabel 4.6.
Tabel 4.6 Data hasil Pengulangan Uji Penegasan MPN Coliform dari 4 sampel es batu
dari kantin Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta
Data Hasil Pengulangan Tes Penegasan MPN Coliform dari 4 Sampel Es Batu
Volume
A A A B B B C C C 10 1 0,1 MPN/
Sampel 1 2 3 1 2 3 1 2 3 ml ml ml 100ml Keterangan
Tidak
37 memenuhi
⁰C + + - - + - - 2 1 0 15 syarat
Tidak
Es batu 44 memenuhi
sampel 1 ⁰C + - - - + - - 1 1 0 7 syarat
Tidak
37 memenuhi
⁰C + - + + + - + 2 2 1 26 syarat
Tidak
Es batu 44 memenuhi
sampel 2 ⁰C + - - + + + - 1 3 1 19 syarat
Tidak
37 >=189 memenuhi
⁰C + + + + + + + + + 3 3 3 9 syarat
Tidak
Es batu 44 memenuhi
sampel 3 ⁰C + + - + + + + + + 2 3 3 44 syarat
Tidak
37 memenuhi
⁰C + + + + + + + + 3 3 2 438 syarat
Tidak
Es batu 44 memenuhi
sampel 6 ⁰C + + + - + + + + 3 2 2 116 syarat
Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa hasil pengulangan penegasan MPN
didapatkan bahwa masih terdapat tabung yang memberikan hasil positif yang
diinkubasi pada suhu 37⁰C maupun 44⁰C. Adapun tabung reaksi yang positif pada tahap
penegasan dapat dilihat dari adanya gelembung gas pada tabung durham dan terjadi
kekeruhan. Dari perkiraan jumlah Coliform dengan metode MPN sendiri, menunjukkan
bahwa sampel –sampel yang diperiksa tidak memenuhi syarat. Presentase kontaminasi
Coliform dari sampel pengulangan es batu pada uji MPN sebesar 100%. Kemudian dari
tiap sampel yang menunjukkan hasil positif pada pemeriksaan BGLB dipilih 1 tabung
reaksi yang positif untuk dilakukan uji pelengkap MPN. Adapun hasil pengulangan uji
pelengkap MPN pada es batu dapat dilihat dari tabel 4.7
Tabel 4.7 Data hasil Pengulangan Uji Pelengkap MPN Coliform dari 4 sampel es batu
dari kantin Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta
Data Hasil Pengulangan Uji Pelengkap MPN Coliform dari 4 Sampel Es Batu
Ind Merah Voges Sitr TSI Ger Pewarnaan
Sampel ol Metil Proskauer at A ak Gram Tersangka
Batang gram Escherichia
Kontrol + + - - + + negatif coli
Es batu Batang gram Klebsiella
sampel 1 - - + + + - negatif pneumoniae
Es batu Batang gram Escherichia
sampel 2 + + - - + + negatif coli
Es batu Batang gram Escherichia
sampel 3 + + - - + + negatif coli
Es batu Batang gram Klebsiella
sampel 6 - - + + + - negatif pneumoniae
Dari tabel 4.7 dapat dilihat hasil uji pelengkap MPN yang meliputi
pemeriksaan indol, merah metil, voges proskauer, sitrat, TSIA, gerak, dan pewarnaan
gram. Dari hasil pengulangan uji pelengkap pada sampel es batu, didapatkan 2 dari 4
sampel yang menunjukkan bakteri tersangka Escherichia coli. Sedangkan 2 sampel
lainnya menunjukan bakteri tersangka Klebsiella pneumoniae.
Kemudian selain uji MPN, sampel es batu juga dilakukan pengulangan pada
uji total plate count. Adapun hasil uji pengulangan total plate count pada sampel es batu
dapat dilihat dari tabel 4.8.
Tabel 4.8 Data hasil Pengulangan TPC dari 4 sampel es batu dari kantin Fakultas
Kedokteran UKRIDA Jakarta
Data Hasil Pengulangan Tes Total Plate Count dari 4 Sampel Es Batu
〖10〗^(- 〖10〗^(- 〖10〗^(- Jumlah Koloni Rata -
Sampel 1) 3) 5) Rata Keterangan
Es batu 5 2 0 Tidak memenuhi
sampel 1 7 2 0 2000 syarat
Es batu 31 0 0 Tidak memenuhi
sampel 2 65 2 0 480 syarat
Es batu 262 23 0 Tidak memenuhi
sampel 3 287 29 0 2745 syarat
Es batu 82 18 16 Tidak memenuhi
sampel 6 240 70 12 1610 syarat
Dari tabel 4.8 dapat dilihat hasil pengulangan dari pemeriksaan total plate
count pada sampel es batu. Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa jumlah koloni rata –
rata/ml lebih dari batas maksimum cemaran (100koloni/ml). Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa berdasarkan hasil tes uji total plate count, keempat sampel
pengulangan es batu tersebut tidak layak konsumsi atau tidak memenuhi syarat.
Kemudian setelah pemeriksaan MPN Coliform dan TPC dengan sampel es
batu, pada penelitian ini juga melakukan pemeriksaan MPN Coliform dan TPC dengan
sampel teh yang dijual di kantin Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta. Pemeriksaan
MPN Coliform pada sampel teh ini diawali dengan uji perkiraan atau penduga. Adapun
hasilnya pada uji perkiraan MPN dengan sampel teh tawar dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Data hasil Uji Perkiraan MPN Coliform dari 5 sampel teh dari kantin Fakultas
Kedokteran UKRIDA Jakarta
Data Hasil Tes Perkiraan MPN Coliform dari 5 Sampel Teh
Sampel A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3
Teh 1 + + - + - - - - -
Teh 2 + + - - - - - - -
Teh 3 + + + + + + + + +
Teh 4 + + - + - - - - -
Teh 6 + + + + + + + - -
Dari tabel 4.9 dapat dilihat bahwa pada uji penduga MPN terhadap sampel
teh, diduga terdapat cemaran bakteri Coliform yang tumbuh. Hal ini dilihat dari tiap
sampel yang masih terdapat tabung – tabung dengan hasil positif (menunjukan adanya
kekeruhan dan gelembung gas pada tabung durham). Dari tabung - tabung reaksi pada
tes perkiraan MPN kemudian dilanjutkan pada tes penegasan MPN. Adapun hasil dari
uji penegasan MPN pada sampel teh dapat dilihat dari tabel 4.10.
Tabel 4.10 Data hasil Uji Penegasan MPN Coliform dari 4 sampel teh dari kantin
Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta
Data Hasil Tes Penegasan MPN Coliform dari 4 Sampel Teh
Volume
A A A B B B C C C 10 1 0,1 MPN/1
Sampel 1 2 3 1 2 3 1 2 3 ml ml ml 00ml Keterangan
Te 37 + + + 2 1 0 15 Tidak
h1 ⁰C memenuhi
syarat
Tidak
44 memenuhi
⁰C + + + 2 1 0 15 syarat
Tidak
37 memenuhi
⁰C + + + + + + + + + 3 3 3 >=1898 syarat
Tidak
Te 44 memenuhi
h3 ⁰C + + + + + + + + + 3 3 3 >=1898 syarat
Tidak
37 memenuhi
⁰C - + + 1 1 0 7 syarat
Tidak
Te 44 memenuhi
h4 ⁰C - + - 1 0 0 4 syarat
Tidak
37 memenuhi
⁰C + + - - + + + 2 2 1 26 syarat
Tidak
Te 44 memenuhi
h6 ⁰C + + - - + - - 2 1 0 15 syarat
Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa terdapat sampel teh yang menunjukan
hasil positif pada uji penegasan MPN namun terdapat juga sampel teh yang menunjukan
hasil negatif. Dari tabel 4.10 dapat terlihat bahwa terdapat 4 sampel yang tidak
memenuhi syarat. Dimana pada sampel 1, 3,4, dan 6 menunjukan hasil positif pada
beberapa tabung reaksi, baik yang diinkubasi pada suhu 37⁰C maupun 44⁰C. Sedangkan
pada sampel 2 menunjukan hasil negatif pada seluruh tabung reaksi, baik yang diinkubasi pada
suhu 37⁰C maupun 44⁰C. Presentase kontaminasi coliform pada sampel teh pada uji MPN ini
sebesar 80%. Kemudian dari sampel – sampel yang memiliki tabung reaksi positif kemudian
dilakukan uji pelengkap MPN yang diambil dari salah satu tabung reaksi yang menunjukan hasil
positif. Adapun hasil dari uji pelengkap MPN dari sampel teh dapat dilihat dari tabel 4.11.
Tabel 4.11 Data hasil Uji Pelengkap MPN Coliform dari 5 sampel teh dari kantin
Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta
Data Hasil Tes Pelengkap dari 4 Sampel Teh
Samp Ind Merah Voges Sitr TSI Ger Pewarnaan
el ol Metil Proskauer at A ak Gram Tersangka
Kont Batang gram
rol + + - - + + negatif E.coli
Teh Batang gram Klebsiella
1 - - + + + - negatif pneumoniae
Teh Batang gram Klebsiella
3 - - + + + - negatif pneumoniae
Teh - - + + + - Batang gram Klebsiella
4 negatif pneumoniae
Teh Batang gram Klebsiella
6 - - + + + - negatif pneumoniae
Dari tabel 4.11 dapat dilihat bahwa hasil uji pelengkap MPN yang meliputi
pemeriksaan indol, merah metil, voges proskauer, sitrat, TSIA, gerak, dan pewarnaan
gram. Adapun untuk hasil tes pelengkap MPN dari keempat sampel teh yang positif
pada uji penegasan MPN menunjukan bakteri tersangka Klebsiella pneumoniae.
Sampel teh selain dilakukan pemeriksaan MPN juga dilakukan pemeriksaan
total plate count. Adapun hasil dari TPC pada sampel teh tersebut dapat dilihat pada
tabel 4.12.
Tabel 4.12 Data hasil TPC dari 5 sampel teh dari kantin Fakultas Kedokteran UKRIDA
Jakarta
Data Hasil Tes Total Plate Count dari 5 Sampel Teh
Sampe 〖10〗^(- 〖10〗^(- 〖10〗^(- Jumlah Koloni Rata -
l 1) 3) 5) Rata Keterangan
78 1 0 Tidak memenuhi
Teh 1 107 1 0 925 syarat
12 0 0
Teh 2 8 0 0 100 Memenuhi syarat
561 83 1 Tidak memenuhi
Teh 3 644 96 4 89500 syarat
9 0 0 Tidak memenuhi
Teh 4 9 1 0 500 syarat
15 0 0 Tidak memenuhi
Teh 6 16 1 0 500 syarat
Dari tabel 4.12 dapat dilihat hasil dari pemeriksaan total plate count pada
sampel teh. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa dari 5 sampel teh, hanya terdapat 1
sampel yang nilainya memenuhi syarat batasan cemaran mikroba pada sampel teh.
Dimana berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan (PKBPOM)
No.16 tahun 2015 dan SNI 7388 tahun 2009, batas maksimum pencemarannya adalah dengan
nilai ALT 100 koloni/ml.13,14 Dari tabel 4.12 dapat dilihat bahwa 4 dari 5 sampel teh (80%)
memiliki jumlah koloni rata – rata lebih dari batas maksimum cemaran bakteri yang artinya
tidak layak berdasarkan hasil pemeriksaan total plate count.
Sama halnya dengan pemeriksaan es batu yang dilakukan pengulangan,
pada pemeriksaan MPN Coliform dan TPC pada sampel teh juga dilakukan
pengulangan. Pengulangan MPN Coliform dimulai dengan uji perkiraan atau penduga.
Adapun hasil dari uji perkiraan MPN pada sampel teh pengulangan dapat dilihat dari
tabel 4.13.
Tabel 4.13 Data hasil Pengulangan Uji Perkiraan MPN Coliform dari 5 sampel teh dari
kantin Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta
Data Hasil Pengulangan Tes Perkiraan MPN Coliform dari 5 Sampel Teh
Sampel A1 A2 A3 B1 B2 B3 C1 C2 C3
Teh 1 + - - - - - - - -
Teh 2 - - - - - - - - -
Teh 3 + + + + + - + + +
Teh 4 + + - - + + - - -
Teh 6 - - - - - - - + +
Dari hasil tabel 4.13 dapat dilihat bahwa pada hasil pengulangan tes
perkiraan MPN pada sampel teh terdapat 1 sampel (sampel2) yang tidak memberikan
hasil tabung positif sama sekali. Oleh karena itu, sampel tersebut tidak dilanjutkan ke
uji penegasan MPN. Sedangkan empat sampel teh lainnya masih terdapat tabung –
tabung reaksi yang menunjukan hasil positif (ada kekeruhan dan adanya gelembung gas
pada tabugn durham). Karena masih terdapat tabung – tabung reaksi yang memberikan
hasil positif pada tes perkiraan MPN, maka tabung – tabung yang positif tersebut akan
dilanjutkan ke uji penegasan MPN. Adapun hasil tes penegasan MPN dari sampel teh
pengulangan dapat dilihat dari tabel 4.14.
Tabel 4.14 Data hasil Pengulangan Uji Penegasan MPN Coliform dari 5 sampel teh dari
kantin Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta
Data Hasil Pengulangan Tes Penegasan MPN Coliform dari 5 Sampel Teh
Volume
A A A B B B C C C 10 1 0,1 MPN/1
Sampel 1 2 3 1 2 3 1 2 3 ml ml ml 00ml Keterangan
Tidak
37 memenuhi
⁰C + 1 0 0 4 syarat
Tidak
Te 44 memenuhi
h1 ⁰C + 1 0 0 4 syarat
37 Memenuhi
⁰C 0 0 0 0 syarat
Te 44 Memenuhi
h2 ⁰C 0 0 0 0 syarat
Tidak
37 memenuhi
⁰C + + + + + + + + 3 2 3 139 syarat
Te 44 Tidak
h3 ⁰C + + + + - + + - 3 1 2 72 memenuhi
syarat
37 Memenuhi
⁰C - - - - 1 0 0 0 syarat
Te 44 Memenuhi
h4 ⁰C - - - - 1 0 0 0 syarat
37 Memenuhi
⁰C - - 0 0 0 0 syarat
Te 44 Memenuhi
h6 ⁰C - - 0 0 0 0 syarat
Dari tabel 4.14 dapat dilihat bahwa dari 5 sampel, hanya 4 sampel yang
dilakukan uji penegasan dan 1 sampel yang tidak dilakukan uji penegasan. Sampel 2
tidak dilakukan uji penegasan dikarenakan pada uji perkiraan MPN, tidak terdapat
tabung reaksi yang positif. Kemudian dari keempat sampel yang dilakukan uji
penegasan MPN, terdapat 2 sampel yakni sampel 1 dan 3 menunjukan hasil positif pada
tabung reaksi yang diinkubasi pada suhu 37⁰C dan 44 ⁰C. Sedangkan 2 sampel lainnya
yakni sampel 4 dan sampel 6 tidak terdapat tabung reaksi yang positif pada uji
penegasan MPN baik pada tabung reaksi yang diinkubasi pada suhu 37⁰C maupun 44
⁰C. Presentase kontaminasi coliform pada sampel teh pengulangan pada uji MPN ini sebesar
40%. Kemudian dari 2 sampel yakni sampel 1 dan 3 yang menunjukan hasil positif pada
uji penegasan, dilakukan uji pelengkap MPN. Adapun hasil dari uji pelengkap MPN dari
sampel teh pengulangan dapat dilihat dari tabel 4.15.
Tabel 4.15 Data hasil Pengulangan Uji Pelengkap MPN Coliform dari 5 sampel teh dari
kantin Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta
Data Hasil Pengulangan Tes Pelengkap dari 2 Sampel Teh
Samp Ind Merah Voges Sitr TSI Ger Pewarnaan
el ol Metil Proskauer at A ak Gram Tersangka
Kont Batang gram
rol + + - - + + negatif Escherichia coli
Batang gram Klebsiella
Teh 1 - - + + + - negatif pneumoniae
Batang gram Klebsiella
Teh 3 - - + + + - negatif pneumoniae
Dari tabel 4.15 dapat dilihat mengenai hasil pengulangan tes pelengkap dari
sampel teh yang menunjukan hasil positif pada uji penegasan MPN. Adapun tes
pelengkap yang dilakukan meliputi tes indol, merah metil, voges proskauer, sitrat,
TSIA, gerak, dan pewarnaan gram. Dari tabel 4.15, terdapat dua sampel teh yang
memberikan hasil tes indol, merah metil, dan gerak negatif, sedangkan tes voges
proskauer, sitrat, dan TSIA yang positif, dan hasil pewarnaan gram berbentuk batang
gram negatif (tersangka bakteri Klebsiella pneumoniae).
Kemudian selain uji MPN, sampel teh juga dilakukan pengulangan pada uji
total plate count. Dimana pada TPC ini akan dilihat jumlah total koloni bakteri pada
tiap sampel. Adapun hasil uji pengulangan total plate count pada sampel es batu dapat
dilihat dari tabel 4.16.
Tabel 4.16 Data hasil Pengulangan TPC dari 5 sampel teh dari kantin Fakultas
Kedokteran UKRIDA Jakarta
Data Hasil Pengulangan Tes Total Plate Count dari 5 Sampel Teh
Sampe 〖10〗^(- 〖10〗^(- 〖10〗^(- Jumlah Koloni Rata -
l 1) 3) 5) Rata Keterangan
5 1 0 Tidak memenuhi
Teh 1 3 0 0 500 syarat
2 0 0
Teh 2 1 0 0 15 Memenuhi syarat
125 0 0 Tidak memenuhi
Teh 3 169 6 0 1470 syarat
11 0 0
Teh 4 1 0 0 60 Memenuhi syarat
5 0 0
Teh 6 7 0 0 60 Memenuhi syarat
Dari tabel 4.16 dapat dilihat hasil pengulangan dari pemeriksaan total plate
count pada sampel teh. Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat 2 sampel (40%)
yang memiliki jumlah koloni rata – rata/ml lebih dari batas maksimum cemaran
(100koloni/ml) yakni sampel 1 dan 3. Sedangkan 3 sampel (60%) lainnya yakni sampel
2,4,6 memiliki jumlah koloni rata –rata dibawah batas maksimum cemaran mikroba.
Dengan kata lain, ketiga sampel tersebut dapat memenuhi syarat berdasarkan
pemeriksaan total plate count.
Selain dilakukan penelitian terhadap sampel es batu, pada penelitian ini juga
melihat sumber es batu yang digunakan. Pada penelitian ini, peneliti melakukan
wawancara kepada penjual di kantin FK UKRIDA mengenai sumber es batu yang
digunakan. Dari wawancara tersebut, didapatkan bahwa sampel es batu pertama,
keenam menggunakan es batu kristal yang dibeli dari perusahaan es batu. Sedangkan
sampel kedua dan ketiga menggunakan es batu yang dibuat sendiri. Sedangkan air yang
digunakan untuk membuat teh sendiri berbeda – beda. Dimana sampel 1 menggunakan
air yang dimasak sendiri, sampel 2 menggunakan air yang disaring, sedangkan sampel
3, 4, dan 6 menggunakan air isi ulang.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Nilai Hasil MPN Coliform dan TPC pada Es Batu
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan bakteri Coliform
dan E. coli pada sampel es teh dengan menguji es batu dan teh secara terpisah. Hasil
yang didapat dari pemeriksaan pada es batu pada pemeriksaan MPN Coliform,
menunjukan bahwa semua sampel positif mengandung bakteri Coliform. Hal tersebut
menunjukan bahwa adanya kontaminasi atau cemaran bakteri Coliform pada sampel es
batu.
Hasil pemeriksaan pada tes perkiraan atau penduga pada sampel es batu
serta pengulangannya (tabel 4.1, tabel 4.5) menunjukan hasil positif, dimana terjadinya
kekeruhan pada media lactose broth serta terbentuk gas pada tabung durham. Hal ini
menunjukan adanya fermentasi laktosa pada media LB dengan suhu inkubasi tersebut. 32
Adanya kekeruhan pada uji penduga positif terjadi karena kandungan laktosa dalam
medium di fermentasi menjadi alkohol dan membentuk asam karboksilat yang
kemudian asam karboksilat yang menyebabkan keruh dan dari fermentasi tersebut juga
mengasilkan karbon dioksida sehingga terdapat gelembung pada tabung durham.32,33
Dimana hal tersebut mengindikasikan adanya dugaan cemaran bakteri Coliform pada uji
tersebut.21 Sedangkan tabung durham yang berisi gelembung gas berfungsi untuk
menunjukan adanya hasil fermentasi laktosa yang menghasilkan asam gas.34
Berdasarkan Permenkes RI No. 416/MEN.KES/PER/IX/1990, syarat mikrobiologi
air minum salah satunya adalah tidak adanya cemaran bakteri Coliform maupun E. coli.
Sedangkan pada tahap penegasan MPN Coliform pada sampel es batu pengambilan pertama
maupun pengulangan (lihat tabel 4.2 dan tabel 4.6) baik pada suhu 37⁰C dan 44 ⁰C, terdapat
hasil positif. Dimana pada tabung reaksi yang berisi media BGLB dan tabung durham
terbalik, terjadi kekeruhan pada media BGLB dan ditemukan adanya gelembung pada
tabung durham yang terbalik. Hal tersebut menunjukan adanya hasil fermentasi laktosa
karena adanya bakteri peragi laktosa. Adanya kandungan Brilliant Green dalam media
BGLB bertujuan untuk menghambat perkembangan mikroba gram negatif selain
Coliform, serta kandungan garam empedu dapatmenghambat bakteri gram positif.12,35
Uji penegasan dilakukan untuk meyakinkan keberadaan uji Coliform karena pada uji
perkiraan hasil yang positif tidak selalu disebabkan oleh adanya bakteri Coliform.12
Oleh karena itu, penentuan perkiraan jumlah cemaran Coliform diambil dari hasil tes
penegasan MPN yang menggunakan media BGLB. Jumlah susunan seri tabung yang
positif kemudian dibandingan dengan tabel MPN menurut Thomas.36 Sehingga nantinya
akan didapatkan jumlah perkiraan cemaran bakteri Coliform pada sampel tersebut.
Jumlah perkiraan cemaran bakteri Coliform pada sampel es batu pengambilan pertama
dan pengulangan melebihi batas cemaran Coliform yang dianjurkan menurut Permenkes
RI No. 416/MEN.KES/PER/IX/1990. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa es batu tersebut
tidak layak secara mikrobiologis berdasarkan pemeriksaan MPN Coliform.
Kemudian setelah dilakukan pemeriksaan penegasan MPN Coliform, sampel –
sampel yang positif akan dilanjutkan pemeriksaan pelengkap MPN Coliform untuk melihat
perkiraan bakteri yang mengkontaminasi. Uji pelengkap MPN Coliform yang dilakukan
meliputi pewarnaan gram, dan uji biokimia yakni tes indol, merah metil, voges – proskauer,
sitrat, TSIA, gerak. Pada pemeriksaan indol yang positif menunjukan adanya cincin
berwarna merah, sedangkan pada hasil negatif menujukan tidak terbentuknya cincin
warna merah. Kemudian pada pemeriksaan merah metil dan voges proskauer yang
positif menujukkan adanya perubahan warna menjadi merah, sedangkan hasil negatif
tidak menunjukan perubahan warna menjadi merah. Kemudian pada pemeriksaan sitrat
yang positif menunjukan adanya perubahan warna menjadi biru, sedangkan hasil negatif
menunjukan tidak adanya perubahan warna (tetap hijau).
Dari hasil pemeriksaan pelengkap es batu pada pengambilan pertama (tabel 4.3)
didapatkan bahwa sampel es batu tersebut mengalami cemaraan dari bakteri tersangka
Klebsiella pneumoniae. Dimana hal ini dilihat dari hasil uji pelengkap MPN Coliform pada
sampel es batu pengambilan pertama yang menunjukan pemeriksaan indol, merah metil, dan
gerak negatif, serta pemeriksaan voges proskauer, sitrat, dan TSIA positif, dan pada
pewarnaan gram menunjukkan gambaran batang gram negatif.19 Sedangkan pada uji
pelengkap sampel es batu pengulangan menunjukan adanya dua sampel yang tercemar
bakteri tersangka Klebsiella pneumoniae yakni pada sampel 1 dan 6, dan dua sampel
yang tercemar bakteri tersangka Escherichia coli yakni pada sampel 2 dan sampel 3.
Dimana pada sampel 2 dan 3 menunjukan hasil pemeriksaan indol, merah metil, TSIA
dan gerak positif, serta pemeriksaan voges proskauer, sitrat negatif, dan pada pewarnaan
gram menunjukkan gambaran batang gram negatif menunjukan tersangka bakteri E.
coli.19,28,37
Kemudian sampel es batu pada pengambilan pertama dan pengulangan juga
dilakukan pemeriksaan TPC. Dari hasil pemeriksaan TPC, sampel es batu tersebut
membentuk jumlah koloni > 100 koloni/ml (lihat tabel 4.4 dan tabel 4.8). Padahal
berdasarkan SNI 01-3553 tahun 2016 dan SNI 7388 tahun 2009, batas cemaran bakteri
untuk air sebagai bahan es batu adalah 100 koloni/ml.12,14 Oleh karena itu dapat
dikatakan bahwa berdasarkan pemeriksaan TPC, sampel es batu pada pengambilan
pertama dan pengulangan tidak memenuhi syarat atau tidak layak konsumsi.
Pada dasarnya dari hasil adanya cemaraan bakteri Coliform sudah
menunjukan bahwa sampel tersebut tidak memenuhi syarat atau tidak layak berdasarkan
ketentuan. Adanya bakteri tersangka E. coli pada uji pelengkap ini lebih menguatkan
bahwa pada sampel tersebut ada cemaran dari bakteri coli fecal. Sedangkan hasil uji
pelengkap MPN yang menunjukan cemaran bakteri tersangka Klebsiella pneumoniae
menunjukan bahwa adanya cemaran bakteri coli non fecal. Namun adanya bakteri
Klebsiella pneumoniae ini juga menunjukan bahwa es batu tersebut tidak layak
konsums, karena bakteri Klebsiella pneumoniae merupakan golongan bakteri Coliform
yang seharusnya tidak boleh ditemukan adanya bakteri Coliform dalam es batu yang
akan dikonsumsi. Seperti halnya dengan interpretasi pada uji MPN Coliform pada
sampel es batu, hasil interpretasi uji TPC pada sampel es batu tersebut juga memberikan
interpretasi tidak memenuhi syarat atau tidak layak konsumsi.
4.2.2 Nilai Hasil MPN Coliform dan TPC pada Teh
Pemeriksaan es batu dilakukan terpisah dengan pemeriksaan teh. Seperti
halnya dengan pemeriksaan es batu, sampel teh tawar juga dilakukan uji MPN Coliform
dan TPC. Dimana pada pemeriksaan MPN Coliform bertujuan untuk mengetahui ada
tidaknya cemaran bakteri Coliform, melihat perkiraan cemaran bakteri Coliform, dan
melihat ada tidaknya cemaran Escherichia coli. Sedangkan pada pemeriksaan TPC
bertujuan untuk melihat jumlah CFU/ml.
Pada pemeriksaan MPN Coliform, dimulai dengan uji perkiraan atau
penegasan. Dimana dalam hal ini, sampel akan diinkubasi pada media lactose broth
pada suhu 37⁰C. Hasil pemeriksaan pada tes perkiraan atau penduga pada sampel teh
pengambilan pertama (tabel 4.9) menunjukan hasil positif, dimana terjadi kekeruhan
pada media lactose broth serta terbentuk gas pada tabung durham. Sedangkan dari
sampel teh pengulangan, didapatkan adanya gelembung pada keempat sampel (sampel
1,3,4,6), namun terdapat satu sampel (sampel2) yang tidak menunjukan adanya
kekeruhan pada media lactose broth ataupun terbentuk gas pada tabung durham. Oleh
karena itu, sampel yang negatif (tidak mengalami kekeruhan dan gelembung gas) tidak
dilanjutkan ke tahap selanjutnya (uji penguat). Adanya kekeruhan dan gelembung gas
pada sampel yang diduga tercemar Coliform terjadi karena adanya fermentasi laktosa
dari bakteri Coliform.21,33,34 Dari uji perkiraan ini, diduga terjadi cemaran bakteri
Coliform pada seluruh sampel teh pengambilan pertama. Sedangkan pada sampel
pengulangan, terdapat dugaan cemaran pada 4 sampel (sampel 1,3,4,dan 6). Dalam hal
ini dapat terjadi perbedaan pada sampel 2 antara pengambilan pertama dan kedua. Hal
ini dapat disebabkan karena berbagai faktor seperti kontaminasi selama proses
penyajian teh, tangan penyaji yang tidak hygenis, ataupun tempat atau wadah penyajian
pada pengambilan pertama yang kurang bersih.
Dari tabung – tabung reaksi yang menunjukan hasil positif pada media
lactose broth (uji perkiraan atau penduga) kemudian dilanjutkan dengan uji penegasan
MPN Coliform dengan dibuat duplo (inkubasi suhu 37⁰C dan 44⁰C). Dari hasil uji
penegasan pada sampel teh pengambilan pertama (tabel 4.10) didapatkan 4 sampel
(sampel 1,3,4,6) yang terdapat tabung positif dan 1 sampel (sampel 2) yang tidak
memberikan hasil positif pada seluruh tabung reaksi, baik yang inkubasi pada suhu
37⁰C dan 44⁰C. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa sampel 2 tidak terdapat cemaran
bakteri Coliform. Karena sampel 2 tidak terdapat tabung yang positif, maka sampel 2
tidak dilanjutkan uji pelengkap. Adanya pertumbuhan pada uji perkiraan tetapi tidak
memberikan hasil positif pada uji penegasan diduga cemaran bukan disebabkan karena
bakteri Coliform. Kemudian dari uji penegasan pada sampel teh pengulangan (tabel
4.14) dapat dilihat bahwa terdapat 2 sampel (sampel 1 dan 3) memberikan beberapa
tabung positif (tercemar bakteri Coliform) dan terdapat 2 sampel (sampel 4 dan 6) yang
tidak menunjukan tabung positif (tidak tercemar bakteri Coliform), baik yang dinkubasi
pada suhu 37⁰C maupun 44⁰C. Adanya perbedaan interpretasi pada sampel teh
pengambilan pertama dan pengulangan pada sampel 4 dan sampel 6 dapat disebabkan
karena berbagai faktor seperti tangan penyaji yang tidak bersih ketika menyajikan
sampel pada pengambilan sampel pertama, ataupun wadah pada sampel penyajian
pertama yang tidak bersih.
Sampel teh pengambilan pertama dan pengulangan yang terdapat tabung
positif pada uji penegasan MPN Coliform kemudian diambil 1 tabung dari masing
masing – masing sampel untuk dilakukan uji pelengkap. Pada uji pelengkap MPN
Coliform dilakukan test indol, merah metil, voges proskauer, sitrat, TSIA, gerak, dan
pewarnaan gram. Adapun hasi uji pelengkap pada sampel pengambilan pertama dan
pengulangan (tabel 4.11 dan tabel 4.15) dapat dilihat bahwa perkiraan atau tersangka
bakteri Coliform yang mengkontaminasi adalah bakteri Klebsiella Pneumoniae. Hal ini
disebabkan karena pada uji pelengkap memberikan hasil pemeriksaan indol, merah
metil, dan gerak negatif, serta pemeriksaan voges proskauer, sitrat, dan TSIA positif,
dan pada pewarnaan gram menunjukkan gambaran batang gram negatif yang
menunjukan tersangka bakteri Klebsiella pneumoniae.19
Selain dilakukan pemeriksaan MPN Coliform, sampel teh juga dilakukan
pemeriksaan TPC. Dari hasil TPC sampel teh pengambilan pertama (tabel 4.12) dapat
dilihat bahwa dari 5 sampel teh, hanya terdapat 1 sampel (sampel 2) yang memenuhi
syarat atau batas cemaran bakteri maksimal berdasarkan Peraturan Kepala Badan
Pengawasan Obat dan Makanan (PKBPOM) No.16 tahun 2015 dan SNI 7388 tahun 2009.
Dimana batas maksimum cemaran bakteri menurut Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat
dan Makanan (PKBPOM) No.16 tahun 2015 dan SNI 7388 tahun 2009 adalah 100
koloni/ml.13,14 Sedangkan 4 sampel lainnya ( sampel 1,3,4, dan 6) menunjukan jumlah koloni
rata – rata lebih dari 100 koloni/ml. Sehingga dapat dikatakan bahwa keempat sampel tersebut
(sampel 1,3,4,6) tidak memenuhi syarat atau tidak layak konsumsi. Kemudian dari hasil
pengulangan TPC pada sampel teh (tabel 4.16) didapatkan 3 sampel (sampel 2,4,6) yang
menunjukan jumlah koloni kurang dari 100 koloni/ml atau dapat dikatakan memenuhi syarat.
Sedangkan 2 sampel (sampel 1 dan 3) menunjukan jumlah koloni lebih dari 100 koloni/ml atau
dapat dikatakan tidak memenuhi syarat atau tidak layak konsumsi. Adanya perbedaan
interpretasi pada sampel 4 dan 6 dapat disebabkan karena beberapa faktor seperti tangan penyaji
yang kurang bersih ketika menyajikan sampel teh pengambilan pertama, ataupun dari wadah
tempat sampel teh pengambilan pertama yang tidak bersih.
Dari uji MPN Coliform dan TPC pada sampel teh pengambilan pertama dan
pengulangan terjadi perubahan interpretasi pada beberapa sampel. Dimana pada sampel teh
pengambilan pertama hanya sampel 2 yang memenuhi syarat baik dari uji MPN Coliform dan
TPC, sedangkan sampel lainnya tidak memenuhi syarat baik dari uji MPN Coliform dan TPC.
Namun ketika dilakukan uji terhadap sampel yang dilakukan pengambilan ulang, terdapat 3
sampel (sampel 2,4,6) yang memenuhi syarat baik dari uji MPN Coliform maupun TPC,
sedangkan 2 sampel lainnya (sampel 1 dan 3) masih tetap tidak memenuhi syarat berdasarkan
uji MPN Coliform dan TPC. Dimana hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor cemaran seperti
tangan penyaji yang kurang bersih ketika menyajikan teh, wadah tempat sampel yang tidak
bersih. Dengan kata lain, tingkat hygenitas penyaji belom dikelola dengan cukup baik, sehingga
terkadang masih dapat menyebabkan teh yang disajikan mengalami kontaminasi dari mikroba.
4.2.3 Cemaran bakteri pada Sampel Es Batu & Teh
Dari hasil wawancara sendiri didapatkan data bahwa es batu yang
digunakan oleh penjual di kantin FK UKRIDA berasal dari perusahaan es batu dan ada
juga yang membuat sendiri. Cemaran dari es batu baik yang dibeli maupun dibuat
sendiri dapat berbagai macam sumber. Sumber cemaran bakteri dari sampel es batu
yang dibuat sendiri dapat berasal dari sumber air yang digunakan yang tidak bersih,
proses pembuatan yang tidak higenis, tempat penyimpanan yang tidak bersih, proses
penyajian yang kurang higenis.1,2,6,7,38 Umumnya, sumber cemaran bakteri dari sampel
es batu yang dibeli hampir sama dengan sumber cemaran bakteri dari sampel es batu
yang dibuat sendiri. Namun sumber cemaran bakteri dari sampel es batu yang dibeli
dapat berasal dari proses pendistribusian misalnya menggunakan truk terbuka atau
tertutup, dikemas atau tidak.6,39,40
Sumber air yang tidak bersih dapat menyebabkan E. coli yang terkandung
dalam air tidak mati dalam proses pembekuan sehingga saat es tersebut mencair dapat
memungkinkan E. coli untuk aktif kembali.41 Sumber air yang digunakan dalam
pembuatan es batu umumnya berasal dari air tanah yang diproses (disaring dan diberi
zat kimia untuk pembersihan) dan air galon isi ulang. Sumber air tanah yang diproses
maupun air galon isi ulang biasanya memiliki masalah yang sama pada proses water
treatment yang kurang memadai serta perawatan alat menjadi masalah utama cemaran
bakteri.7 Selain itu, air galon isi ulang dapat terjadi pencemaran dari galon yang tidak
higienis.12 Sedangkan air tanah yang diproses dapat tercemar karena berada di daerah
yang tidak memenuhi standar misalnya dekat dengan septic tank atau limbah.
Dalam proses pembuatan es batu, tidak jarang es batu yang dibuat
mengalami cemaran. Masalah utama terjadinya cemaran adalah karena adanya masalah
kebersihan dari alat yang digunakan. Selain itu pada proses pembuatan es secara
tradisional, dimana masih menggunakan kulkas, kebersihan orang yang membuat es
juga menjadi potensi masuknya cemaran.7
Distribusi es batu dari pabrik ke warung makan yang tidak benar dan bersih
juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada es batu. Es batu yang tidak
ditutup dengan baik, dapat menyebabkan timbulnya kontak antara es batu dengan hal –
hal lain yang menyebabkan pencemaran bakteri, misalnya seperti udara selama
pendistribusian.6,7
Pada tahap penyimpanan juga dapat mengalami pencemaran. Proses
pencemaran pada tahap penyimpanan es batu dapat terjadi karena penyimpanan yang
tidak bersih atau higenis, misalnya diletakan pada lingkungan yang terbuka atau tempat
yang tidak bersih lainnya. Selain itu, wadah yang tidak hygenis juga dapat menjadi
sumber cemaraan pada es batu.
Proses penyajian yang tidak higenis paling sering disebabkan karena
peralatan saji tidak higenis. Selain itu dapat bersumber dari tangan penyaji yang tidak
higenis. Dimana hal ini dapat terjadi karena tidak cuci tangan sebelum mengambil atau
menyajikan es batu ataupun minuman lainnya, mencuci tangan bukan dengan air
mengalir melainkan dari air dalam ember cucian piring, cuci tangan tidak benar, cuci
tangan tidak menggunakan sabun, ataupun dapat berasal dari alat untuk menyajikan
(memecah es batu) dan wadah penyajian yang tidak hygenis.6,42 Oleh karena itu,
pencucian tangan merupakan hal pokok yang harus dilakukan oleh penyaji.
Cemaran pada teh sendiri dapat berasal dari berbagai faktor. Sama hal ya dengan
cemaran pada es batu, cemaran pada minuman yang dibuat dapat terjadi pada proses pembuatan,
penyimpanan, maupun penyajian minuman. Kebersihan rumah makan atau lingkungan juga
dapat mempengaruhi adanya cemaran bakteri. Kemudian sumber air yang digunakan juga
mengambil peranan dengan tingkat angka cemaran bakteri pada minuman.32
Pada penelitian ini, sumber air yang digunakan berasal dari air masak sendiri
(20%), air isi ulang (60%), dan air filter/ penyaringan (20%). Sampel teh dengan sumber air
yang bersumber dari air masak sendiri menunjukan adanya cemaran bakteri baik pada
pengambilan pertama maupun pengulangan. Padahal seharusnya, proses memasak air selama 2-
3 menit dengan suhu 100⁰C dapat membunuh seluruh bakteri kecuali spora.43 Namun
pada sampel 1 (menggunakan air masak) masih terdapat cemaran mikroba. Hal ini dapat
saja terjadi karena disebabkan oleh beberapa hal seperti sumber air yang tidak bersih
ditambah dengan proses memasaknya yang tidak benar. Hal tersebut dapat
menyebabkan mikroba dalam sumber air tidak mati, sehingga ketika dilakukan
pemeriksaan uji bakteriologi dapat ditemukan adanya cemaran bakteri tersebut.
Kemudian sampel teh dengan sumber air yang bersumber dari air isi ulang tidak lepas dari
cemaran bakteri, dimana 3 dari 3 sampel bersumber air isi ulang mengalami kontaminasi,
walaupun pada pengulangan hanya 1 dari 3 sampel yang mengalami kontaminasi. Hal ini dapat
saja terjadi karena pada beberapa penelitian didapatkan bahwa air isi ulang terkadang masih
dapat ditemukan cemaran bakteri Coliform maupun E. coli.12 Hal ini dapat terjadi bukan hanya
dari air baku yang digunakan, tetapi juga dapat disebabkan karena kurang memadainya proses
filtrasi, proses sterilisasi yang menggunakan sinar ultra violet atau ozonisasi yang dilakukan di
depo air isi ulang, maupun pada proses pengisian air ke dalam galon air isi ulang tersebut.12
Pada proses pembuatan minuman, peralatan yang tidak bersih atau higenis dapat
menyebabkan terjadinya cemaran pada minuman yang dibuat. Selain itu perilaku pembuat
minuman yang tidak higenis juga dapat mempengaruhi kontaminasi atau cemaran bakteri pada
minuman.6,32
Pada proses penyimpanan, penyimpanan yang tidak bersih dan terlalu lama juga
dapat menyebabkan terjadinya cemaran bakteri. Rentang waktu antara teh dibuat hingga
disajikan ke konsumen juga menjadi faktor penyebab terjadinya kontaminasi. Waktu yang lama
dapat memberikan waktu inkubasi bagi mikroba untuk melakukan aktivitas metabolisme dan
berkembang biak.32 Tempat penyimpanan yang tidak bersih juga dapat meningkatkan cemaran
bakteri.
Pada proses penyajian, tingkat hygenisitas dari penyaji minuman yang buruk juga
dapat menyebabkan terjadinya cemaran pad minuman. Wadah atau tempat penyajian minuman
juga ikut mengambil peran dalam proses cemaran bakteri pada minuman yang disajikan.6
Wadah minuman yang tidak bersih serta wadah yang tidak tertutup dengan rapat dapat
menyebabkan cemaran pada minuman tersebut. Wadah minuman yang tidak tertutup rapat, akan
menyebabkan minuman dapat berkontak langsung dengan udara luar.
Selain itu, kebersihan rumah makan juga ikut mempengaruhi tingkat pencemaran
pada minuman yang dibuat.43 Kebersihan rumah makan yang tidak bersih dapat memudahkan
terjadinya pencemaran pada minuman yang dibuat oleh penyaji.
Cemaran pada es batu maupun minuman teh yang dikonsumsi oleh manusia
dapat menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan orang yang meminumnya. Cemaran
pada es batu maupun minuman teh tersebut dapat menyebabkan penyakit pada manusia.
Salah satu penyakit yang sering disebabkan karena adanya cemaran bakteri dari
makanan atau minuman yang dikonsumsi adalah diare. Adanya cemaran bakteri
Escherichia coli sendiri menjadi indikator adanya bakteri patogen lainnya seperti
Salmonella typhi. Dimana adanya bakteri Salmonella thypi dapat menyebabkan demam
tifoid. Atau adanya cemaran bakteri Vibrio cholerae pada makanan atau minuman yang
dikonsumsi oleh seseorang dapat menyebabkan terjadinya kolera.
Walaupun cemaran bakteri tersebut dapat menyebabkan penyakit, namun
terkadang seseorang dapat tidak menderita penyakit setelah memakan atau meminum
minuman atau makanan yang tercemar oleh bakteri. Hal ini disebabkan karena adanya
adaptasi sistem imun manusia.7 Kemudian adanya sistem imun yang baik pada tubuh
seseorang atau sistem imun tubuh seseorang yang sudah mengenali antigen yang masuk
pada tubuh orang tersebut, membuat orang tersebut tidak mudah jatuh sakit atau
menderita penyakit yang disebabkan karena antigen atau bakteri yang masuk tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan terhadap uji mikrobiologi
MPN Coliform dan TPC pada sampel es batu dan teh pada kantin FK UKRIDA Jakarta,
dapat disimpulkan bahwa:
Pada pengambilan pertama, sampel 1 es batu memiliki nilai MPN Coliform 20
per 100 ml, sampel 2 es batu memiliki nilai MPN Coliform 44 per 100ml,
sampel 3 es batu memiliki nilai MPN Coliform 44 per 100ml, sampel 6 es batu
memiliki nilai MPN Coliform >=1898 per 100ml. Sedangkan pada pengulangan,
sampel 1 es batu memiliki nilai MPN Coliform 15 per 100ml, sampel 2 es batu
memiliki nilai MPN Coliform per 26 100ml, sampel 3 es batu memiliki nilai
MPN Coliform >=1898 per 100ml, sampel 6 es batu memiliki nilai MPN
Coliform 438 per 100ml.
Pada pengambilan pertama, sampel 1 es batu memiliki nilai TPC 500 CFU/ml,
sampel 2 es batu memiliki nilai TPC 6500 CFU/ml, sampel 3 es batu memiliki
nilai TPC 161500 CFU/ml, sampel 6 es batu memiliki nilai TPC 168500
CFU/ml. Sedangkan pada pengulangan, sampel 1 es batu memiliki nilai TPC
2000 CFU/ml, sampel 2 es batu memiliki nilai TPC 480 CFU/ml, sampel 3 es
batu memiliki nilai TPC 2745 CFU/ml, sampel 6 es batu memiliki nilai TPC
1610 CFU/ml.
Dari 4 sampel es batu pengambilan pertama dan 4 sampel es batu pengulangan,
terdapat dua sampel dinyatakan tersangka bakteri E.coli sesuai dengan hasil uji
biokimia & pewarnaan gram serta enam sampel dinyatakan tersangka bakteri
Klebsiella pneumoniae sesuai dengan hasil uji biokimia & pewarnaan gram.
Dari 4 sampel es batu pengambilan pertama dan 4 sampel es batu pengulangan,
terdapat delapan sampel dinyatakan tidak memenuhi syarat baik berdasarkan
pemeriksaan MPN Coliform maupun TPC.
Pada pengambilan pertama, sampel 1 teh memiliki nilai MPN Coliform 15 per
100ml, sampel 2 teh memiliki nilai MPN Coliform 0 per 100ml, sampel 3 teh
memiliki nilai MPN Coliform >=1898 per 100ml, sampel 4 teh memiliki nilai
MPN Coliform 7 per 100ml, sampel 6 teh memiliki nilai MPN Coliform 26 per
100ml. Sedangkan pada pengulangan, sampel 1 teh memiliki nilai MPN
Coliform 4 per 100ml, sampel 2 teh memiliki nilai MPN Coliform 0 per 100ml,
sampel 3 teh memiliki nilai MPN Coliform 139 per 100ml, sampel 4 teh
memiliki nilai MPN Coliform 0 per 100ml, sampel 6 teh memiliki nilai MPN
Coliform 0 per 100ml.
Pada pengambilan pertama, sampel 1 teh memiliki nilai TPC 925 CFU/ml,
sampel 2 teh memiliki nilai TPC 100 CFU/ml, sampel 3 teh memiliki nilai TPC
89500 CFU/ml, sampel 4 teh memiliki nilai TPC 500 CFU/ml, sampel 6 teh
memiliki nilai TPC 500 CFU/ml. Sedangkan pada pengulangan, sampel 1 teh
memiliki nilai TPC 100 CFU/ml, sampel 2 teh memiliki nilai TPC 15 CFU/ml,
sampel 3 teh memiliki nilai TPC 1470 CFU/ml, sampel 4 teh memiliki nilai TPC
60 CFU/ml, sampel 6 teh memiliki nilai TPC 60 CFU/ml.
Dari 5 sampel teh pengambilan pertama dan 5 sampel teh pengulangan, terdapat
enam sampel dinyatakan tersangka bakteri Klebsiella pneumoniae sesuai dengan
hasil uji biokimia & pewarnaan gram dan empat sampel yang bebas dari
kontaminasi bakteri Coliform.
Dari 5 sampel teh pengambilan pertama dan 5 sampel teh pengulangan, terdapat
enam sampel dinyatakan tidak memenuhi syarat baik berdasarkan pemeriksaan
MPN Coliform maupun TPC.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat ditindak lanjuti dengan menambah pemeriksaan untuk
bakteri patogen lainnya.
Penelitian ini dapat ditindak lanjuti dengan melakukan pemeriksaan fisik.
Penelitian ini dapat ditindak lanjuti dengan melakukan pemeriksaan kimia.
Penelitian ini dapat ditindak lanjuti dengan melakukan pemeriksaan radiologi.
Untuk menentukan bakteri yang mengontaminasi makanan ataupun minuman
secara pasti dapat dilakukan dengan pemeriksaan AAPI test.
Peneliti selanjutnya juga dapat menambah pengulangan sampel dengan
menggunakan metode penelitian yang berbeda, dan atau identifikasi kuman yang
berbeda.
5.2.2 Bagi Penjual Minuman
Penjual minuman harus lebih memperhatikan kebersihan dari bahan dan alat
yang digunakan untuk membuat minuman yang akan dijual.
Penjual minuman harus lebih menjaga kebersihan dalam proses pembuatan
minuman yang akan dijual.
DAFTAR PUSTAKA
1. Soepardi J, Sitohang V, Anggraeni ND, Sibuea F, Muliadi A, Manullang EV, et
al. Situasi Diare di Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
2011;3.
2. Prayekti E. ANALISIS MIKROBIOLOGI JAJANAN MINUMAN DI SEKITAR
SEKOLAH DASAR PADA WILAYAH JEMURWONOSARI , SURABAYA. J
SainHealth. 2017;1(2):41–5.
3. Pakpahan RS, Picauly I, Mahayasa INWM. Cemaran Mikroba Escherichia coli
dan Total Bakteri Koliform pada Air Minum Isi Ulang Escherichia coli Microbial
and Total Coliform Bacterial Contamination of 2ElLL Drinking Water. J Kesehat
Masy Nas. 2015;9(4):301–7.
4. Muhammad Navis Mirza. Hygiene Sanitasi dan Jumlah Coliform Air Minum. J
Kesehat Masy. 2014;9(2):167–73.
5. Afif F, Erly, Endrinaldi. Identifikasi Bakteri Escherichia Coli pada Air Minum Isi
Ulang yang Diproduksi Depot Air Minum Isi Ulang di Kecamatan Padang
Selatan. 2015;4(2):376–80. Tersedia pada: http://jurnal.fk.unand.ac.id
6. Rifta R, Budiyono, Darundiati YH. Studi Identifikasi Keberadaan Escherichia
coli pada Es Batu yang Digunakan oleh Pedagang Warung Makanan di
Tembalang. J Kesehat Masy [Internet]. 2016;4(2):176–85. Tersedia pada:
http://ejournal-sl.undip.ac.id/index.php/jkn
7. Narwati YT, Rika I, Putra DA, Wiraputranto MC. Uji Mikrobiologis Es Batu
Konsumsi di Kantin Sekitar Lingkungan Fakultas Kedokteran UNIKA Atma
Jaya. Damianus J Med. 2013;12(1):8–15.
8. Kementerian Kesehatan Republic Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan RI
416/MENKES/PER/IX/1990 tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air
[Internet]. PERMENKES No. 416/MENKES/PER/IX/1990 Indonesia; 1990 hal.
1–10. Tersedia pada: http://www.depkes.go.id/index.php?act=regulation
9. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 492 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
[Internet]. PERMENKES No.492/MENKES/PER/IV/2010 Indonesia; 2010 hal.
1–9. Tersedia pada: http://www.depkes.go.id/index.php?act=regulation
10. Chandra B. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2007. 64-73 hal.
11. Rajvaidya N, Markandey DK. Microbiology. ke-16. New Delhi: S.B. Nangia
APH Publishing Corporation; 2006. 51-64 hal.
12. Radji M, Oktavia H, Suryadi H. Pemeriksaan Bakteriologis Air Minum Isi Ulang
di Beberapa Depo Air Minum Isi Ulang di Daerah Lenteng Agung dan Srengseng
Sawah Jakarta Selatan. Maj Ilmu Kefarmasian. 2008;5(2):101–9.
13. Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. Peraturan
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2016 tentang Kriteria Mikrobiologi dalam Pangan Olahan. 2016 hal. 52.
14. Badan Standardisasi Nasional. Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam
Pangan. 2009 hal. 16–7.
15. The British Columbia Ground Water Association. Total, Fecal & E. coli Bacteria
in Groundwater [Internet]. Water Stewardship Information Series. British
Coloumbia; 2007 [dikutip 13 Maret 2018]. Tersedia pada:
https://www2.gov.bc.ca/assets/gov/environment/air-land-water/water/water-
wells/coliform020715_fin2.pdf
16. Harvey RA, Cornelissen CN, Fisher BD. Lippincott’s illustrated reviews :
Microbiology. 3 ed. Harvey RA, editor. Lippincott’s illustrated reviews.
Philadelphia: Lippincott William & Wilkins; 2013. 111-115 hal.
17. Virella G. Microbiology and Infectious Disease. Ke-3. United States: William &
Wilkins; 1997. 141-147 hal.
18. Greenwood D, Slack R, Peutherer J, Barer M. Medical Microbiology. Ke-17.
Philadelphia: Churchill Lingingstone Elsevier; 2007. 275-284 hal.
19. Brooks GF, Carroll KC, Butel JS, Morse SA, Mietzner TA. Jawetz, Melnick &
Adelberg’s Medical Microbiology. 26 ed. Journal of Chemical Information and
Modeling. United States: A Lange Medical Book:The McGraw-Hill Companies;
2013. 231-235 hal.
20. Jawetz E, Melnick JL, Adelberg EA. Review Of Medical Microbiology. 16 ed.
United States: Lange Medical Publications; 1984. 102-104, 239-242 hal.
21. Tristyanto N. Uji Bakteriologi MPN Coliform dan Escherichia coli pada Air
Baku Kolam Renang di Kota Malang. PT Semesta Anugerah; 7-18 hal.
22. Ramadhan TR. Kontaminasi Bakteri Escherichia coli pada Produk Depot Air
Minum di Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Tahun 2009. Universitas Indonesia;
2009.
23. Kayser FH, Bienz KA, Eckert J, Zinkernagel RM. Medical Microbiology. 10 ed.
New York. New York: Thiem Stuttgart; 2005. 293-296 hal.
24. Rizki Z, Mudatsir, Samingan. Perbandingan Metode Tabung Ganda dan
Membran Filter Terhadap Kandungan Escherichia Coli pada Air Minum Isi
Ulang. J Kedokt Syiah Kuala. 2013;13(1):6–12.
25. Dwidjoseputro D, S. Dasar - Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Penerbit Djambatan;
1981.
26. Widiyanti NLPM, Ristiati NP. Analisis Kualitatif Bakteri Koliform Pada Depo
Air Minum Isi Ulang di Kota Singaraja Bali. Vol. 3, Jurnal Ekologi Kesehatan.
2004. 64-73 hal.
27. Syauqi. A. Mikrobiologi Lingkungan: Peranan Mikroorganisme dalam
Kehidupan. Yogyakarta: Penerbit ANDI; 2017.
28. Rahayu SA, Gumilar MH. Uji Cemaran Air Minum Masyarakat Sekitar
Margahayu Raya Bandung Dengan Indentifikasi Bakteri Escherichia coli.
Indones J Pharm Sci Technol. 2017;4(2):50–6.
29. Shbib SA, Soukkarieh C. The Accuracy of API 20E and PCR Using 16s rRNA
Gene for Characterization of Escherichia coli Strains Causing Urinary Tract
Infections in Damascus-Syria. Int J PharmTech Res. 2015;8(4):741–9.
30. Sugiartha IGE. Perbandingan Hasil Identifikasi Metode Analytical Profile Index (
API ) dan Tes Kepekaan Antibiotika Konvensional dengan Metode Technical
Dedicated Reasonable ( TDR ) -300B. 2016.
31. Utari SASSL, Darmayasa IBG, Suyasa IWB. Isolasi, Identifikasi dan Uji Potensi
Bakteri yang Berperan pada Pengolahan Air Limbah yang Mengandung
Rhodamin B dalam Biosistem Tanaman. J Simbiosis. 2015;3(1):301–12.
32. Putri AM, Kurnia P. Identifikasi Keberadaan Bakteri Coliform dan Total
Mikroba dalam Es Dung-Dung di Sekitar Kampus Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Media Gizi Indones. 2018;13(1):41–8.
33. Puspitasari I, Indriyati N, Yulita V, Rusli R. Pengujian Kualitas Aspek
Mikrobiologi Air Minum Isi Ulang. In: Prosiding Seminar Nasional Kefarmasian
Ke-1. 2015.
34. Suriawira U. Mikrobiologi Air dan Dasar - Dasar Pengolahan Secara Biologis.
Bandung: Angkasa; 2008.
35. Corry JEL, Curtis GDW, Baird RM. Handbook of Culture Media for Food and
Water Microbiology. 3 ed. Cambridge: The Royal Society of Chemistry; 2012.
744 hal.
36. Soemarno. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Klinik. Yogyakarta: Akademi Analis
Kesehatan Yogyakarta Departemen Kesehatan RI; 2000.
37. Putri ND. Identifikasi Bakteri Escherichia coli Pada Es Batu yang Dijual Warung
Nasi di Kelurahan Pisangan Tahun 2015. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah; 2015.
38. Yanti E. Studi Tentang Bakteri Escherichia coli dan Logam Berat dalam Es Batu
yang Digunakan Pedangang di Sepanjang Pantai Purus Kota Padang. STKIP
PGRI Sumatera Barat; 2014.
39. Liliana DP, Masria S, Astuti RDI. Perbandingan Jumlah Koloni Bakteri
Kontaminan pada Es Balok dan Es Kristal di Pabrik Es Batu dan Penjual
Minuman Sekitar Unisba. In: Prosiding Pendidikan Dokter. 2016. hal. 273–8.
40. Fajriaty NR. Perbedaan Jumlah Keberadaan Bakteri Escherichia coli Pada Es
Batu yang Berbahan Baku Air PDAM dan Non PDAM Pada Penjual Minuman
Disekitar Stadion Manahan Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta;
2016.
41. Rahmaniar SA, Habib I. Perbandingan Kualitas Es Batu di Warung Makan
dengan Restoran di DIY dengan Indikator Jumlah Bakteri Coliform dan
Escherichia coli Terlarut. Mutiara Med. 2011;11(3):150–8.
42. Kamelia M, Anggoro BS, Sa’adah FP. Analisis Kualitas Es Batu Berdasarkan
Kandungan Coliform di Kantin UIN Raden Intan Lampung. Buos J Tadris
Pendidik Biol. 2018;9(1):61–71.
43. Ariefansyah MN, Suharti N, Anas E. Identifikasi Bakteri Coliform yang Terdapat
pada Minuman Es Teh di Rumah Makan Tepi Laut Purus Padang Barat. J
Kesehat Andalas. 2015;4(3):777–80.
LAMPIRAN
Lampiran1.
Lampiran 2.
Gambar 2. Gambar hasil uji Total Plate Count sampel teh 3(kiri) dan sampel teh 4
(kanan) pengambilan pengulangan.
Gambar 5. Gambar hasil uji Total Plate Count sampel es batu 3 (kiri) dan sampel es
batu 6 (kanan) pengambilan pengulangan.
Gambar 6. Gambar hasil uji perkiraan MPN Coliform sampel teh 1 (kiri) dan sampel teh
2 (kanan) pengambilan pengulangan.
Gambar 7. Gambar hasil uji perkiraan MPN Coliform sampel teh 3 (kiri) dan sampel teh
4 (kanan) pengambilan pengulangan.
Gambar 8. Gambar hasil uji perkiraan MPN Coliform sampel teh 6 (kiri) dan sampel es
batu 1 (kanan) pengambilan pengulangan.
Gambar 9. Gambar hasil uji perkiraan MPN Coliform sampel es batu 3 (kiri) dan
sampel es batu 6 (kanan) pengambilan pengulangan.
Gambar 10. Gambar hasil uji penegasan MPN Coliform sampel teh 1 inkubasi suhu
37⁰C (kiri) dan sampel teh 2 inkubasi suhu 34⁰C (kanan) pengambilan pertama.
Gambar 11. Gambar hasil uji penegasan MPN Coliform sampel teh 3 inkubasi suhu
37⁰C (kiri) dan sampel teh 3 inkubasi suhu 44⁰C (kanan) pengambilan pertama.
Gambar 12. Gambar hasil uji penegasan MPN Coliform sampel teh 4 inkubasi suhu
37⁰C (kiri) dan sampel teh 4 inkubasi suhu 44⁰C (kanan) pengambilan pertama..
Gambar 13. Gambar hasil uji penegasan MPN Coliform sampel teh 6 inkubasi suhu
37⁰C (kiri) dan sampel teh 6 inkubasi suhu 44⁰C (kanan) pengambilan pertama.
Gambar 14. Gambar hasil uji penegasan MPN Coliform sampel es batu 1 inkubasi suhu
37⁰C (kiri) dan sampel es batu 1 inkubasi suhu 44⁰C (kanan) pengambilan pertama.
Gambar 15. Gambar hasil uji penegasan MPN Coliform sampel es batu 2 inkubasi suhu
37⁰C (kiri) dan sampel es batu 2 inkubasi suhu 44⁰C (kanan) pengambilan pertama.
Gambar 16. Gambar hasil uji penegasan MPN Coliform sampel es batu 3 inkubasi suhu
37⁰C (kiri) dan sampel es batu 3 inkubasi suhu 44⁰C (kanan) pengambilan pertama.
Gambar 17. Gambar hasil uji penegasan MPN Coliform sampel es batu 6 inkubasi suhu
37⁰C (kiri) dan sampel es batu 6 inkubasi suhu 44⁰C (kanan) pengambilan pertama.
Gambar 18. Gambar hasil uji pelengkap MPN Coliform pada biakan Escherichia coli.
Gambar 19. Gambar hasil uji pelengkap MPN Coliform pada sampel teh 1 (kiri) dan
sampel teh 3 (kanan) pengambilan pertama.
Gambar 20. Gambar hasil uji pelengkap MPN Coliform pada sampel teh 4 (kiri) dan
sampel teh 6 (kanan) pengambilan pertama.
Gambar 21. Gambar hasil uji pelengkap MPN Coliform pada sampel es batu 1 (kiri) dan
sampel es batu 2 (kanan) pengambilan pertama.
Gambar 22. Gambar hasil uji pelengkap MPN Coliform pada sampel es batu 3 (kiri) dan
sampel es batu 6 (kanan) pengambilan pertama.
Gambar 24. Gambar pewarnaan gram pada sampel teh 1 (kiri) dan sampel teh 3 (kanan)
pengambilan pertama.
Gambar 25. Gambar pewarnaan gram pada sampel teh 4 (kiri) dan sampel teh 6 (kanan)
pengambilan pertama.
Gambar 26. Gambar pewarnaan gram pada sampel es batu 1 (kiri) dan sampel es batu 2
(kanan) pengambilan pertama.
Gambar 27. Gambar pewarnaan gram pada sampel es batu 3 (kiri) dan sampel es batu 6
(kanan) pengambilan pertama.