1. Rumusan Masalah
b. Program kesehatan apa yang perlu dilakukan untuk penderita Tuberkulosis yang tidak
mendapatkan pengobatan sesuai standar di provinsi Lampung?
Tujuan Umum
Tujuan khusus
3. Rumusan kegiatan
Dalam penyusunan rencana kerja perlu adanya uraian asumsi perencanaan (planning
assumption). Secara umum, asumsi perencanaan terbagi menjadi dua macam, yaitu:
a. Asumsi perencanaan yang bersifat positif
Asumsi ini berisi uraian tentang berbagai faktor penunjang yang diperkirakan ada dan
berperan dalam memperlancar pelaksanaan rencana. Diantaranya seperti:
Terdapat kerjasama yang baik dengan berbagai instansi pemerintah dan
institusi masyarakat mengenai penanggulangan TB paru.
Tersedianya tenaga pelaksana yang cukup dan terampil.
b. Asumsi perencanaan yang bersifat negatif
Asumsi ini memuat uraian berbagai faktor penghambat yang diperkirakan ada dan
dapat menjadi kendala pelaksanaan rencana. Contohnya seperti:
Tingkat pengetahuan penduduk mengenai TB paru rendah.
Keadaan lingkungan yang buruk.
Dedikasi tenaga kesehatan kurang.
(Amiruddin, 2007)
5. Strategi Pendekatan
Suatu rencana kerja yang baik penting mencantumkan uraian strategi pendekatan
(strategy of approach) dalam melaksanakan suatu rencana. Secara umum, strategi
pendekatan ada dua, yaitu:
a. Pendekatan institusi
Institutional approach sangat berguna untuk dukungan loyalitas karena menerapkan
prinsip-prinsip kekuasaan dan kewenangan. Contohnya adalah suatu kebijakan yang
dibuat oleh pemerintah. Keuntungan pendekatan ini adalah dapat mempercepat
pelaksanaan program. Namun, hasil yang akan dicapai tidak akan bertahan lama
karena seolah-olah terpaksa (Amiruddin, 2007). Contoh:
Membuat kunjungan untuk melaksanakan pendampingan pengobatan secara
teratur dengan pelayanan kesehatan seperti puseksmas.
b. Pendekatan komunitas
Community approach dilaksanakan untuk menumbuhkan kesadaran dalam diri
masyarakat. Keuntungan penerapan strategi ini adalah perubahan yang tercapai akan
bertahan lama, karena berasal dari kesadaran masyarakat itu sendiri. Kerugiannya
adalah pelaksanaan program akan membutuhkan waktu yang lebih lama (Amiruddin,
2007). Penerapannya seperti membuat program komunikasi, informasi, dan edukasi
mengenai TB paru. Berikut ini merupakan contoh program:
Penyuluhan kepada penderita TB paru mengenai pengobatan teratur selama 6
bulan.
6. Kelompok Sasaran
Setiap program kesehatan memiliki target group, kepada siapa program tersebut
ditujukan. Kelompok sasaran dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
a. Kelompok sasaran langsung
Direct target group merupakan angora masyarakat yang memanfaatkan langsung
program kesehatan tersebut. Dalam kasus ini, yang menjadi kelompok sasaran
langsung adalah penderita TB yang belum mendapatkan pengobatan sesuai standar di
Provinsi Lampung (Kementrian Kesehatan RI, 2018).
b. Kelompok sasaran tidak langsung
Indirect target group merupakan kelompok sasaran antara. Dalam kasus ini, yang
menjadi kelompok sasaran antara adalah keluarga pasien TB. Keluarga berperan
penting dalam pengobatan penderita TB, karena harus mendorong pasien untuk
berobat dan merawat TB yang tepat dan tuntas. Keluarga juga mempertahankan
suasana rumah yang sehat untuk mengoptimalkan pengobatan TB dan mencegah
penularan TB (alat makan) (Ayu, 2019).
7. Waktu
a. Penyuluhan Kesehatan
Waktu pelaksanaan untuk kegiatan penyuluhan kesehatan dilaksanakan pada
bulan Maret dan September 2020.
b. Kunjungan Rutin
Waktu pelaksanaan untuk kegiatan kunjungan rutin dilaksanakan pada setiap
hari senin di tiap minggunya. Kegiatan ini akan dilaksanakan terus-menerus
sepanjang tahun 2020.
b. Kunjungan Rutin
- Dinas Kesehatan Provinsi Lampung
- Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota
- Tenaga P2M dari Puskesmas
- Kader di tiap RT/RW
- Pengawas Minum Obat yaitu keluarga dari penderita TB
9. Biaya
Jumlah dana yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program TB sebesar Rp55.000.000,-
dengan rincian sebagai berikut:
Daftar Pustaka