Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Pena Vol. 12 No.

1 | ISSN Print: 2089-8118 | E-ISSN: 2580-6998


url: http//ojs.stkippi.ac.id/index.php/jip

PENGARUH KREATIVITAS GURU DALAM MENGAJAR TERHADAP HASIL


BELAJAR SISWA KELAS X MATA PELAJARAN EKONOMI SMA NEGERI 1
LILIRILAU KABUPATEN SOPPENG1

Yusdiana2, Raodatul Jannah3

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kreativitas guru ekonomi kelas X
SMA Negeri 1 lilirilau dalam mengajar dan gambaran tingkat hasil belajar siswa kelas X pada
mata pelajaran ekonomi serta pengaruh kreativitas guru dalam mengajar terhadap hasil
belajar siswa kelas X mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 1 Lilirilau. Penelitian deskriptif
kuantitatif dengan populasi adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Lilirilau, yang
berjumlah 204 siswa dengan sampel sebanyak 51 siswa. pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan angket, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kreativitas guru ekonomi kelas X dalam mengajar tergolong dalam kategori sedang. Ditinjau
dari aspek kreativitas guru dalam mengajar menurut Wina Sanjaya. Hasil belajar siswa kelas
X pada mata pelajaran ekonomi SMA Negeri 1 Lilirilau Kabupaten Soppeng tergolong sangat
tinggi ditinjau dari aspek kognitif siswa. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh yang positif yang tidak signifikan antara kreativitas guru dalam mengajar
terhadap hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari hasil analisis data yang dilakukan yaitu
dengan persamaan regresi Y = 69,716+0,239X, dengan koefisien determinasi sebesar 0,045
atau 4,5%, dan diperoleh besarnya pengaruh kreativitas guru dalam mengajar terhadap hasil
belajar siswa, dengan nilai r hitung adalah 0,211 berada pada interval 0,20-0,399 yang berarti
tingkat pengaruhnya tergolong dalam kategori rendah. Serta telah dilakukan uji hipotesis (Uji
T) dengan hasil thitung ≤ ttabel yaitu 1,514 ≤ 1,676 yang artinya tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara kreativitas guru dengan hasil belajar siswa.

Kata Kunci : Kreativitas guru, Hasil belajar

PENDAHULUAN
Dalam menghadapi berbagai tantangan peningkatan kualitas sumber daya manusia pada
masa yang akan datang, bangsa Indonesia telah berusaha meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Mengingat sumber daya manusia merupakan salah satu factor penentu bagi
keberhasilan pembangunan, maka kualitas sumber daya manusia harus terus menerus
ditingkatkan dalam berbagai aspek sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
tekhnologi. Salah satu aspek untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah aspek
pendidikan.
Dalam UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan nasional
menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan belajar

1
Makalah Pada seminar Nasional “Menyiapkan Generasi Emas 2045 melalui penelitian dan pengabdian
masyarakat berbasis SAINSTEK” STKIP-PI Makassar 07 Oktober 2017
2
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Konsentrasi Pendidikan Ekonomi Program
Pascasarjana Universitas Negeri Makassar
3
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Konsentrasi Pendidikan Ekonomi Program
Pascasarjana Universitas Negeri Makassar

134
Jurnal Ilmiah Pena Vol. 12 No. 1 | ISSN Print: 2089-8118 | E-ISSN: 2580-6998
url: http//ojs.stkippi.ac.id/index.php/jip

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.
Tujuan tersebut tentu termuat pula dalam tujuan pembelajaran ilmu ekonomi sebagai
bagian dari penyelenggaraan pendidikan nasional. Ilmu ekonomi merupakan salah satu
pengetahuan dasar terpenting dalam kehidupan manusia.dalam pemecahan masalah-masalah
ekonomi yang difokuskan kepada masalah-masalah empirik ekonomi di sekitar peserta didik,
sehingga peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang terjadi disekitar
lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang lebih baik untuk dirinya
sendiri maupun orang lain. Untuk mewujudkan hal tersebut maka peran guru menjadi kunci
keberhasilan dalam misi pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
Dalam proses belajar mengajar di kelas terdapat keterkaitan yang erat antara guru, siswa,
kurikulum, sarana dan prasarana. Guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memegang
peranan penting dan tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu meningkatkan
keberhasilan siswa yang dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu
sendiri.
Untuk dapat mengetahui keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar, seluruh faktor-
faktor yang berhubungan dengan guru dan siswa harus dapat diperhatikan. Mulai dari
perilaku guru dalam mengajar sampai dengan tingkah laku siswa sebagai timbal balik dari
hasil sebuah pengajaran.
Salah satu indikator keberhasilan proses belajar mengajar adalah siswa mendapatkan
hasil belajar yang baik. Menurut Jenkins dan Unwin (Uno, 2011:17) “hasil belajar adalah
pernyataan yang menunjukkan tentang apa yang mungkin dikerjakan siswa sebagai hasil dari
kegiatan belajarnya”. umumnya hasil belajar itu ditunjukkan melalui nilai atau angka yang
diperoleh siswa setelah dilakukan serangkaian proses evaluasi hasil belajar.
Untuk memperoleh hasil belajar siswa yang optimal, guru baik sebagai sumber belajar,
sebagai fasilitator, sebagai pengelola, sebagai demonstrator, sebagai pembimbing, sebagai
motivator dan guru sebagai evaluator dituntut untuk memiliki kreativitas yang tinggi dalam
mengajar. Memiliki kreativitas berarti guru memiliki penguasaan tentang penyusunan urutan
kegiatan pembelajaran, penguasaan isi atau materi, penguasaan dan penggunaan berbagai
media dan alat pembelajaran, serta kecermatan mengestimasikan waktu belajar dalam satuan
menit. Dengan sistem pembelajaran yang kreatif, maka siswa akan termotivasi untuk belajar
sehingga memiliki hasil belajar yang optimal.
Terkait hal itu, berdasarkan hasil pengamatan awal saat pra penelitian yang dilakukan di
SMA Negeri 1 Lilirilau. Pada kenyataannya, di SMA Negeri 1 Lilirilau Kabupaten Soppeng
proses belajar mengajar masih tergolong monoton dengan sistem pembelajaran yang sama
secara terus menerus. Dari hasil observasi peneliti di Sekolah tersebut, peneliti melihat
selama proses pembelajaran guru kurang kreatif dalam merangsang, menumbuhkan, dan
mengembangkan daya nalar serta kemampuan siswa secara luas. Pendekatan pembelajaran
yang dikembangkan masih didominasi oleh metode ceramah dengan menempatkan guru
sebagai sumber belajar yang dominan. Begitupula dalam penggunaan media dan alat-alat
pembelajaran dalam proses pembelajaran masih sangat minim dan kurang optimal. Namun
demikian, dalam proses pembelajaran yang seperti yang dijelaskan peneliti tersebut, hasil
belajar yang dimiliki oleh siswa bisa dikatakan cukup baik dan hanya beberapa orang siswa
yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Hasil belajar siswa pada kasus tersebut masih bisa lebih ditingkatkan atau dioptimalkan
sebaik mungkin apabila guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar lebih kreatif
sebagaimana yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya (2008:261) bahwa “untuk

135
Jurnal Ilmiah Pena Vol. 12 No. 1 | ISSN Print: 2089-8118 | E-ISSN: 2580-6998
url: http//ojs.stkippi.ac.id/index.php/jip

mengoptimalkan hasil belajar maka guru perlu kreatif dan inovatif dalam mengajarnya”.
Melihat fenomena tersebut, penulis sangat tertarik untuk mengetahui seberapa kuat
pengaruh kreativitas guru dalam mengajar terhadap hasil belajar siswa sehingga peneliti ingin
melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kreativitas Guru dalam mengajar Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas X Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 1 Lilirilau Kabupaten
Soppeng”

METODOLOGI
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan
variabel X yaitu kretaivitas guru dalam mengajar dan variabel Y adalah hasil belajar siswa
untuk melihat gambaran kreativitas guru dalam mengajar dan gambaran hasil belajar siswa
serta pengaruh kreativitas guru dalam mengajar terhadap hasil belajar. penelitian ini
menggunakan populasi seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Lilirilau, yang berjumlah 204
siswa dengan sampel sebanyak 51 siswa. pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
angket, observasi, dan dokumentasi.
Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif untuk menggambarkan
kreativitas guru dalam mengajar dan menggambarkan hasil belajar siswa. Untuk melihat
pengaruh kreativitas guru dalam mengajar terhadap hasil belajar siswa digunakan analisis
statistik infrensial berupa uji linearitas, analisis regresi sederhana, serta uji korelasi yang
diolah dengan menggunakan program SPSS 17 for windows.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Analisis Data Deskriptif
a. Gambaran Kreativitas Guru dalam Mengajar

Tabel 3.1. Distribusi frekuensi dan persentase kreativitas guru ekonomi


dalam mengajar kelas X SMA Negeri 1 Lilirilau Kabupaten Soppeng
Interval Kategori Frekuensi Persentase
30-33 Sangat rendah 1 1,9
34-37 Rendah 11 21,6
38-41 Sedang 21 41,2
42-45 Tinggi 13 25,5
46-49 Sangat Tinggi 5 9,8
Total 51 100
Sumber : Olah data akumulasi jawaban responden tentang kreativitas guru
Tabel 3.1. Menunjukka bahwa kreativitas guru dalam mengajar ekonomi kelas X SMA
Negeri 1 Lilirilau Kabupaten Soppeng tergolong sedang dengan rata-rata akumulasi jawaban
responden untuk semua butir pertanyaan tentang kreativitas guru adalah 40,313 yaitu berada
pada interval 38-41.

136
Jurnal Ilmiah Pena Vol. 12 No. 1 | ISSN Print: 2089-8118 | E-ISSN: 2580-6998
url: http//ojs.stkippi.ac.id/index.php/jip

b. Gambaran hasil belajar siswa

Tabel 3.2 Distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar kognitif Siswa
kelas X mapel ekonomi SMA Negeri 1 Lilirilau Kabupaten
Soppeng
Interval Kategori Frekuensi Persentase
0-39 Sangat rendah 0 0
40-55 Rendah 0 0
56-66 Sedang 1 1,9
67-79 Tinggi 16 31,4
80-100 Sangat Tinggi 34 66,7
Total 51 100
Sumber : Olah data akumulasi nilai kognitif hasil belajar siswa semester ganjil
2015/2016

Berdasarkan kategori tersebut dapat disimpulkanbahwa hasil belajar siswa kelas X


SMA Negeri 1 Lilirilau Kabupaten Soppeng pada mata pelajaran ekonomi dapat disimpulkan
berada pada kategori sangat tinggi yaitu lebih dari 50 % responden memiliki nilai yang
berada pada interval 80-100 dan rata-rata sebesar 81,9

2. Analisis Data Infrensial


a) Uji Normalitas Data

Tabel 3.3. Hasil uji normalitas data


Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Kreativitas Guru 51 51,12 5,313 36 64
Hasil Belajar 51 81,92 6,006 65 90
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kreativitas Guru Hasil Belajar
N 51 51
a,b Mean 51,12 81,92
Normal Parameters
Std. Deviation 5,313 6,006
Absolute ,101 ,166
Most Extreme
Positive ,101 ,150
Differences
Negative -,066 -,166
Kolmogorov-Smirnov Z ,720 1,189
Asymp. Sig. (2-tailed) ,678 ,118
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Olah Data SPSS 2016

Hasil uji Kolmogorov-Smirnov test menunjukkan bahwa pada kolom signifikan diperoleh
signifikansi sebesar 0,678 untuk data variabel kreativitas guru dan sebesar 0,118 untuk data
variabel hasil belajar. Data dikatakan berdistrbusi normal jika nilai signifikansi > 0,05.
Sebaliknya data dikatakan tidak berdistribusi normal jika nilai signifikansi < 0,05. Sehingga
dapat dikatakan data variabel kreativitas guru dan data variable hasil belajar, keduanya
berdistribusi normal.

137
Jurnal Ilmiah Pena Vol. 12 No. 1 | ISSN Print: 2089-8118 | E-ISSN: 2580-6998
url: http//ojs.stkippi.ac.id/index.php/jip

b) Uji Linearitas

Tabel 3.4. Hasil uji lineritas kreativitas guru terhadap hasil belajar
ANOVA Table
Sum of Mean F Sig.
Squares df Square
Hasil Belajar Between (Combined) 886,639 13 52,155 1,877 ,059
* Kreativitas Groups Linearity 80,582 1 80,582 2,900 ,098
Guru Deviation from 806,056 16 50,379 1,813 ,073
Linearity
Within Groups 913,048 33 27,789
Total 1803,686 50
Sumber : Olah Data SPSS 2016

Tabel 3.4. Menunjukkan hasil uji linearitas antara kreativitas guru terhadap hasil belajar
siswa kelas X SMA Negeri 1 Lilirilau Kabupaten Soppeng diperoleh signifikansi (Deviation
from linearity) sebesar 0,073. Syarat hubungan suatu data memiliki pola yang linear yaitu jika
signikansi yang didapat lebih besar dari 0,05 (Sig>0,05). Sehingga untuk data kreativitas guru
dan data hasil belajar siswa dikatakan memiliki hubungan yang linear atau model regresi
linear yang ada dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruh kreativitas guru terhadap hasil
belajar.

c) Analisis Regresi Linear Sederhana


.
Tabel 3.5. Ringkasan hasil analisis regresi sederhana
a
Coefficients
Model Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta T Sig.
1(Constant) 69,716 8,106 8,601 ,000
Kreativitas Guru ,239 ,158 ,211 1,514 ,137
a. Dependent Variable: Hasil Belajar
Sumber : Olah Data SPSS 2016

Tabel 3.5 menunjukkan hasil uji analisis regresi sederhana sehingga didapat nilai koefisien
variable X (kreativitas guru) yaitu 0,239 dan nilai konstanta yaitu 69,716. Persamaan regresi
linear sederhana untuk penelitian ini yaitu Y = 69,716 + 0,239X
Tabel 3.6. Model summery
b
Model Summary
Model Adjusted R Std. Error of the
R R Square Square Estimate
a
1 ,211 ,045 ,025 5,930

a. Predictors: (Constant), Kreativitas Guru


b. Dependent Variable: Hasil Belajar
Sumber : Olah Data SPSS 2016

Tabel 3.6 menunjukkan besarnya koefisien determinasi yang diperoleh yaitu 0,045
atau 4,5%.

138
Jurnal Ilmiah Pena Vol. 12 No. 1 | ISSN Print: 2089-8118 | E-ISSN: 2580-6998
url: http//ojs.stkippi.ac.id/index.php/jip

d) Korelasi Product Moment

Tabel 3.7. Uji korelasi Product Moment


Correlations
Kreativitas Guru Hasil Belajar
Kreativitas Guru Pearson Correlation 1 ,211
Sig. (2-tailed) ,137
N 51 51
Hasil Belajar Pearson Correlation ,211 1
Sig. (2-tailed) ,137
N 51 51
Sumber : Hasil Olah Data SPSS 2016

Dari Tabel 3.7 diperoleh nilai korelasi yaitu 0,211 pada taraf signifikansi 95 % atau a
0,05.. Besaran angka korelasi berada dalam kategori rendah yaitu pada interval 0,20-0,399.
Untuk mengetahui hubungan signifikan antara kedua variable maka dilakukan uji t dengan
hipotesis :
H0 : b1 = 0 yaitu tidak terdapat hubungan yang signifikan kreativitas guru terhadap hasil
belajar siswa
Ha : b1 ≠ 0 yaitu terdapat hubungan yang signifikan kreativitas guru terhadap hasil belajar
siswa
Untuk melihat signifikansi kedua variabel maka digunakan acuan sebagai berikut :
Jika -thitung ≤ thitung ≤ ttabel , maka H0 diterima
Jika thitung > ttabel, atau maka H0 ditolak
Dalam tabel 23 Coefficient diperoleh nilai thitung sebesar 1,514, sedangkan ttabel yang
diperoleh dari Tabel Distribusi Normal t adalah 1,676. maka menerima H0 karena thitung ≤ ttabel
yaitu 1,514 ≤ 1,676. Artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kreativitas guru
dengan hasil belajar siswa.

B. Hasil Penelitian
1. Kreativitas Guru
“Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data, fakta,
infomasi, atau unsur yang ada” (Uno dalam Khoe Yao Tung 2015:226). Dalam sumber yang
sama Rockler menjelaskan bahwa “kreativitas merupakan sarana bagi orang untuk memiliki
perspektif baru yang hasilnya adalah membawa sesuatu yang baru ke kesadaran orang itu”
Wina Sanjaya (2006:139) mengatakan dalam penerapan pembelajaran berbasis aktivitas
siswa, guru dituntut memiliki kreativitas dan inovatif sehingga mampu menyesuaikan
kegiatan mengajarnya dengan gaya dan karakteristik belajar siswa. Untuk itu, ada beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan guru, diantaranya adalah :
a. Mengemukakan berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang harus dicapai sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai. Artinya, tujuan pembelajaran tidak semata-mata
ditentukan oleh guru, akan tetapi diharapkan siswa pun terlibat dalam menentukan dan
merumuskannya.
b. Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa. Artinya, tigas-tugas apa yang sebaiknya
dikerjakan oleh siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, tidak hanya ditentukan oleh
guru akan tetapi melibatkan siswa. hal ini penting dilakukan untuk memupuk tanggung
jawab siswa. Biasanya manakala siswa terlibat dalam menentukan jenis tugas dan batas
akhir penyelesaiannya, siswa akan lebih bertanggung jawab untuk mengerjakannya.

139
Jurnal Ilmiah Pena Vol. 12 No. 1 | ISSN Print: 2089-8118 | E-ISSN: 2580-6998
url: http//ojs.stkippi.ac.id/index.php/jip

c. Memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan. Dengan


pemberitahuan rencana pembelajaran, maka siswa akan semakin paham apa yang harus
dilakukan. Hal ini dapat mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan kreatif.
d. Memberikan bantuan dan pelayanan kepada siswa yang memerlukannya. Guru perlu
menyadari bahwa siswa memiliki kemampuan yang sangat beragam. Oleh karena
keragamannya itulah guru perlu melakukan kontrol kepada siswa untuk melayani setiap
siswa terutama siswa yang dianggap lambat dalam belajar.
e. Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar, membimbing dan lain sebagainya
melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan.
f. Membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan. Dalam implementasi pembelajaran
berbasis aktivitas siswa, guru tidak menyimpulkan sendiri pokok bahasan yang telah
dipelajarinya. Proses dan kesimpulan apa yang dapat ditarik sebaiknya diserahkan
kepada siswa. guru berperan hanya sebagai pembantu dan pengarah dalam merumuskan
kesimpulan.
Sementara itu M. Atwi Suparman (2012:243) mengemukakan bahwa : Modal dasar untuk
menjadi pendesain atau pengajar yang kreatif adalah penguasaan tentang penyusunan urutan
kegiatan pembelajaran, penguasaan isi atau materi, penguasaan dan penggunaan berbagai
media dan alat pembelajaran, serta kecermatan mengestimasikan waktu belajar dalam satuan
menit.
Pengajar dapat menciptakan pembelajaran secara kreatif-inovatif dengan acuan tujuan
pembelajaran. Kreatif berarti setiap saat pengajar dapat memilih metode dan alat
pembelajaran yang dipandang sesuai dengan tujuan pembelajaran dari perbendaharaan
metode yang dikuasainya. Ia tidak perlu terpaku pada satu metode dan alat tertentu saja
secara terus menerus untuk setiap mata pelajaran yang diajarkan. Mengapa? Dengan sering
berganti metode, ia terhindar dari rasa bosan dan rasa jemu yang dialami peserta didik bila
berulang kali terlibat dalam pembelajaran dengan pengajar yang sama. Metode dan peralatan
yang terbaik pun bila digunakan terus menerus akan menimbulkan suasana monoton dan
menjemukan. Peserta didik akan memandang pengajar seperti kaset audio yang diputar ulang
berulang kali.

2. Hasil Belajar
“Belajar dapat didefinisikan sebagau suatu proses dimana suatu organisasi berubah
perilakunya sebagai akibat pengalaman” (Gagne dalam Ratna, 2006:3). Belajar adalah
sesuatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Kegiatan belajar dapat
berlangsung dimana-mana, misalnya di lingkungan keluarga, di sekolah, dan di masyarakat,
baik disadari maupun tidak disadari, disengaja atau tidak disengaja.
Menurut Davies (Dimyati 2006: 201), “hasil belajar siswa secara umum dapat
diklasifikasikan menjadi tiga, yakni: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik”.
Dan menurut Romiszowski (Abdurrahman, 1996: 31) “hasil belajar merupakan keluaran
(outputs) dari suatu sistem pemrosesan masukan (inputs)”. Menurutnya hasil belajar dapat
dikelompokkan ke dalam dua macam saja, yaitu pengetahuan dan keterampilan.
Sementara itu, Menurut Gagne (Wina Sanjaya, 2008:233), belajar yang berkenaan
dengan hasil, (dalam pengertian banyak hubungannya dengan tujuan pengajaran), ia
mengemukakan ada lima jenis atau lima tipe, hasil belajar yakni :
a. Belajar kemahiran intelektual (kognitif)
Ada tiga tipe termasuk ke dalam belajar kemahiran intelektual, yaitu belajar
membedakan atau diskriminasi, belajar konsep, belajar kaidah. Belajar membedakan
adalah kesanggupan membedakan beberapa objek berdasarkan ciri-ciri tertentu, misalnya

140
Jurnal Ilmiah Pena Vol. 12 No. 1 | ISSN Print: 2089-8118 | E-ISSN: 2580-6998
url: http//ojs.stkippi.ac.id/index.php/jip

dilihat dari bentuk, warna, ukuran, dan sebagainya. Kemampuan membedakan dapat
dipengaruhi oleh tingkat kematangan, pertumbuhan dan poendidikannya. Belajar konsep
adalah kemampuan untuk menempatkan objek yang memiliki ciri atau atribut dalam satu
kelompok (klasifikasi) tertentu; sedangkan belajar kaidah adalah belajar melalui simbol
bahasa baik lisan maupun tulisan.
b. Belajar informasi verbal
Belajar informasi verbal adalah belajar menyerap atau mendapatkan, menyimpan, dan
mengomunikasikan berbagai informasi dari berbagai sumber seperti misalnya, belajar
membaca, mengarang, bercerita, mendengarkan uraian guru, kesanggupan menyatakan
pendapat dalam bahasa lisan/tulisan, berkomunikasi, kesanggupan memberi arti dari setiap
kata/kalimat, dan lain-lain.
c. Belajar mengatur kegiatan intelektual
Belajar mengatur kegiatan intelektual, adalah belajar untuk memecahkan dengan
memanfaatkan konsep dan kaidah yang telah dimilikinya. Tipe belajar ini menekankan
pada aplikasi kognitif dalam pemecahan masalah. Ada dua aspek penting dalam tipe
belajar ini, yakni prinsip pemecahan masalah dan langkah berpikir dalam pemecahan
masalah (problem solving). Prinsip pemecahan masalah merupakan landasan bagi
terealisasinya proses berpikir. Pemecahan masalah memerlukan kemahiran intelektual
seperti belajar diskriminasi, belajar konsep dan belajar kaidah. Kemahiran inetlektual
tersebut, pada gilirannya akan membentuk satu kemampuan intelektual yang lebih tinggi,
yakni langkah-langkah berpikir dalam pemecahan masalah. Dengan perkataan lain,
kemampuan memecahkan masalah merupakan aspek koginitif tingkat tinggi.
d. Belajar sikap
Sikap merupakan kesiapan dan kesediaan seseorang untuk menerima atau menolak
suatu objek berdasarkan penilaian terhadap objek itu, apakah berarti atau tidak bagi
dirinya. Itulah sebabnya sikap berhubungan dengan pengetahuan, dan perasaan seseorang
terhadap objek, sehingga sikap dapat dipandang sebagai kecenderungan seseorang untuk
berperilaku (prediposisi). Hasil belajar sikap tampak dalam bentuk kemauan, minat,
perhatian, perubahan perasaan, dan lain-lain. Sikap dapat dipelajari dan dapat diubah
melalui proses belajar.
e. Belajar keterampilan motorik
Belajar keterampilan motorik berhubungan dengan kesanggupan atau kemampuan
seseorang dalam menggunakan gerakan anggota badan, sehingga memiliki rangkaian
urutan gerakan yang teratur, luwes, tepat, cepat dan lancar.

3. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Hasil Belajar


Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara umum serupa dengan faktor-faktor
yang mempengaruhi belajarnya. Slameto (2003:15) membagi faktor belajar menjadi dua
golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
2) Faktor Intern. Faktor intern dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor jasmaniah, dan faktor
psikologis.
a) Faktor jasmaniah
Faktor jasmaniah meliputi kesehatan, dan cacat tubuh. Proses belajar siswa akan
terganggu jika kesehatannya terganggu. Agar siswa dapat belajar matematika dengan
baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan cara
mengindahkan ketentuan-ketentuan tentang kesehatan, misalnya istirahat, tidur, makan,
olahraga, rekreasi dan ibadah secara teratur.

141
Jurnal Ilmiah Pena Vol. 12 No. 1 | ISSN Print: 2089-8118 | E-ISSN: 2580-6998
url: http//ojs.stkippi.ac.id/index.php/jip

Cacat tubuh misalnya, pendengaran kurang baik juga akan mempengaruhi belajar
seseorang meskipun sehat dalam arti tidak dalam keadaan menderita penyakit. Oleh
karena itu guru perlu memperhatikan cacat atau kelainan siswa dalam menentukan posisi
mereka di dalam kelas, sehingga pengaruh cacat tubuh ini seminimal mungkin menjadi
penyebab terganggunya siswa belajar.
b) Faktor Psikologis
Menurut Slameto (2003: 55) “sekurang-kurangnya ada tujuh faktor psikologis yang
mempengaruhi belajar. Faktor itu adalah: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan”.
Dari ketujuh faktor yang disebutkan oleh Slameto di atas, faktor perhatian, minat,
motif, dan kesiapan mungkin dapat dipengaruhi oleh orang lain seperti guru. Perhatian,
minat, dan motif dapat ditingkatkan dengan pendekatan mengajar yang bervariasi dan
penggunaan alat-alat peraga saat mengajar.
3) Faktor Ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapat dibagi menjadi :
a) Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua
mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi
keluarga.
b) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar meliputi metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan
waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
c) Faktor masyarakat
Masyarakat juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena
keberadaan siswa dalam masyarakat. Faktor ini mencakup: kegiatan siswa dalam
masyarakat, massa media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan mengenai
pengaruh kreativitas guru dalam mengajar terhadap hasil belajar siswa kelas X di SMA
Negeri 1 Lilirilau Kabupaten Soppeng maka diperoleh kesimpulan:
1. Kreativitas guru ekonomi SMA Negeri 1 lilirilau Kabupaten Soppeng termasuk dalam
kategori sedang. Hal ini dapat dilihat dari indikator kreativitas guru yaitu memperjelas
tujuan yang ingin dicapai, membangkitkan minat siswa, menciptakan suasana yang
menyenangkan dalam belajar, memberikan pujian yang wajar terhadap setiap keberhasilan
siswa, memberikan penilaian, memberikan komentar terhadap hasil pekerjaan siswa, dan
menciptakan persaingan dan kerjasama.
2. Hasil belajar siswa kelas X mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 1 Lilirilau Kabupaten
Soppeng termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat pada hasil belajar
siswa dengan nilai rata-rata 81,9 pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016.
3. Terdapat pengaruh positif namun tidak signifikan antara kreativitas guru ekonomi dalam
mengajar terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Lilirilau Kabupaten
Soppeng. Hal ini dibuktikan dari uji hipotesis dengan analisis regresi linear sederhana dan
analisis koefisien korelasi dengan tingkat hubungan rendah..

142
Jurnal Ilmiah Pena Vol. 12 No. 1 | ISSN Print: 2089-8118 | E-ISSN: 2580-6998
url: http//ojs.stkippi.ac.id/index.php/jip

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 1996. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Departemen


Pendidikan dan Kebudayaan.
Aunurrahman. 2007. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Dahar, Ratna Wills. 2006. Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Erlangga
Dimyati. 2006. Belajar dan Pebelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT
Rineka Cipta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (Online)
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi Edisi 3. Jakarta :
Erlangga
Mardiana. Dina. 2014. Hubungan antara Kreativitas Guru dengan Hasil Belajar PKN Siswa
di SMA Negeri 106 Jakarta. Jakarta
Mudlofir, Ali. 2012. Pendidik Profesional (Konsep, Strategi, dan Aplikasinya dalam
Peningkatan Mutu Pendidik di Indonesia) Jakarta : RajaGrafindo Persada
Munandar, Utami. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta
Purnama. Dewi. 2013. Pengaruh Kedisiplinan Belajar dan Kreativitas Guru dalam Mengajar
terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 2 Sawit Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013. Surakarta : Universitas
Muhammadiyah
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta
: Kencana Prenada Media Grup
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup
Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka
Cipta.

143

Anda mungkin juga menyukai