(Study empiris pada Kantor Akuntan Publik Di Jakarta dan Tangerang Selatan)
Skripsi
Disusun Oleh:
NIM : 105082002725
JURUSAN AKUNTANSI
JAKARTA
1431 H/2010 M
i
PENGARUH PROFESIONALISME DAN ETIKA PROFESI TERHADAP
Skripsi
Oleh:
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
JURUSAN AKUNTANSI
JAKARTA
1431 H/2010M
ii
Hari ini Jumat Tanggal 23 Oktober Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan
Ujian Komprehensif atas nama Reza Setiawan Syah Malik NIM: 105082002725
penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah
dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam
iii
PERNYATAAN
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
Rajeg Tangerang
4. Telepon : 087885955063
II. PENDIDIKAN
2. Ibu : Hanifah
Rajeg Tangerang
4. Telepon : 085692171819
v
THE INFLUENCE OF PROFESIONALISM AND PROFESSIONAL ETHICS
ON MATERIALITY LEVEL JUDGEMENT IN THE AUDITING PROCESS
OF FINANCIAL STATEMENT
ABSTRACT
vi
PENGARUH PROFESIONALISME DAN ETIKA PROFESI TERHADAP
PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM
PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN
ABSTRAK
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
PENGARUH PROFESIONALISME DAN ETIKA PROFESI TERHADAP
PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM
PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-
syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Allah S.W.T atas rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Baginda Nabi Muhammad SAW rahmat bagi semesta alam.
3. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil
dalam penyelesaian penelitian ini.
4. Adik-adikku yang telah menyemangati dan memberikan banyak inspirasi
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni,.MM selaku dosen Pembimbing Skripsi I
yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan
bimbingan selama proses penelitian berlangsung.
6. Bapak Afif Sulfa SE,.AK,.Msi selaku dosen Pembimbing Skripsi I dan Ketua
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial yang telah bersedia
meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan bimbingan selama proses
penelitian berlangsung.
7. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Ibu Yessi Fitri SE., Ak., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii
9. Para pengajar dan guru yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada
penulis.
10. Seluruh staf pengajar dan karyawan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah banyak membantu penulis dalam proses belajar maupun administrasi
kampus.
11. Kawanku Rikawati yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi
ini.
12. Kawan-kawanku akuntansi D, Ida, Arif, Hirfan, Moel, Andrey, Anwar, Ian,
Ridho, Zakiyah, Sushu, Puput, Zillah, Putri, Zizah dan semua yang tidak
disebutkan disini yang telah menyemangati penulis dalam pengerjaan
penelitian ini.
13. Kawan-kawanku angkatan 6 Krida Nusantara, tiga tahun yang tak terlupakan
suka maupun duka.
14. Rekan-rekan Akuntansi Audit, Akuntansi Manajemen dan Akuntansi
Perpajakan angkatan 2005 yang telah memberikan dukungannya selama ini
kepada penulis.
Penulis menyadari masih ada kekurangan dalam penelitian ini, namun
apabila kekurangan tersebut dapat mendorong ke arah penelitian yang lebih baik,
maka penulis pikir penulis telah melakukan sesuatu yang berarti.
(Reza Setiawan)
ix
DAFTAR ISI
Abstract ……….…………………………………………….…….…... vi
1. Profesionalisme …………………………………… 8
x
3. Materialitas...…………………………………....... 18
1. Profesionalisme …………………………………….. 38
3. Materialitas ……………………………………. 39
xi
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN................................ 43
C. Pembahasan …………………………………………... 67
SARAN……………………………………………… 69
A. Kesimpulan ………………………………………….. 69
B. Implikasi …………………………………………….. 70
C. Saran .………………………………………………… 71
Lampiran-Lampiran ……………………………………………………… 76
xii
Daftar Tabel
Usia ………………………………………….…..……… 47
xiii
Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabilitas Materialitas....... ..........……..….… 58
xiv
Daftar Gambar
Histogram ………………………………………………… 61
Daftar Lampiran
xv
Lampiran 1 Surat penelitian skripsi
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
Profesi audit dewasa ini sangat dibutuhkan, terutama bagi para pemilik
keuangan yang telah diaudit oleh pihak ketiga, dalam hal ini auditor
diaudit oleh pihak ketiga untuk menghindari adanya salah saji yang material
berlaku umum.
keuangan dapat berguna bagi para pembuat keputusan, yaitu dapat dipahami,
tersebut dapat dipenuhi maka diperlukanlah audit oleh auditor eksternal agar
xvii
Salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh auditor eksternal adalah
peranannya.
(Hendro Wahyudi dan Aida Ainul Mardiyah, 2006:7), yaitu pengabdian pada
yang memadai dan wawasan yang luas untuk dapat menjalankan peranannya
secara baik.
auditor harus pula memiliki etika profesi dalam menjalankan tugasnya, etika
profesi sendiri diatur oleh Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) untuk
publik yang menaati kode etik profesi maka dapat dikatakan telah dapat
seprofesi.
akuntan publik tidak hanya dapat merugikan para investor saja namun ini
xviii
juga berdampak negatif pada reputasi auditor dalam masyarakat, contoh yang
paling jelas tentu dapat kita lihat pada Kantor Akuntan Publik (KAP) besar
didunia yang terlibat skandal dengan kliennya yaitu KAP Arthur Andersen
auditor yang pernah bekerja pada KAP tersebut karena pelanggaran kode etik
keuangan tidak akan sama tergantung pada ukuran laporan keuangan tersebut.
materialitas laporan keuangan suatu entitas tidak akan sama dengan entitas
yang lain, tergantung pada ukuran entitas. AICPA juga menyebutkan bahwa
saat, dan lingkup prosedur audit serta dalam mengevaluasi prosedur audit
resiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi
xix
pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang
etika profesi yang diambil dari penelitian Arleen Herawaty dan Yulius Kurnia
populasi KAP yang lebih banyak dan lebih luas dibanding kota besar lainnya
di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
auditor dibayar oleh klien namun pada hakikatnya dia harus tetap independen
xx
independen bebas dari konflik kepentingan antara manajemen dan pemegang
saham serta pihak lain yang berkepentingan atas laporan keuangan yang telah
memadai, apabila tidak disertai dengan sikap independen yang sudah diatur
dalam etika profesi auditor, maka auditor tersebut akan kehilangan sikap
(kondisi yang adil,tidak bias dan tidak memihak), dan integritas (prinsip
moral yang tidak memihak, jujur, dan mengemukakan fakta apa adanya).
(2005), Arleen Herawaty dan Yulius Kurnia Susanto (2008) maka rumusan
laporan keuangan ?
xxi
seprofesi) dan etika profesi dapat mempengaruhi tingkat materialitas
C. Tujuan Penelitian
laporan keuangan.
D. Manfaat Penelitian
diantaranya:
serta profesionalismenya.
xxii
3. Sebagai bahan pembelajaran bagi penulis secara pribadi maupun pembaca
xxiii
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Pengertian Profesionalisme
penting tanpa melihat suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak
individual, dengan tanggung jawab yang besar terhadap klien dan pihak
dan mematuhi standar–standar kode etik yang telah ditetapkan oleh Ikatan
perilaku etis yang telah ditetapkan oleh IAI seperti dalam terminologi
filosofi.
xxiv
3. Interpretasi peraturan perilaku tidak merupakan keharusan, tetapi para
4. Ketetapan etika seperti seorang akuntan publik wajib untuk harus tetap
dimiliki. Sikap ini adalah ekspresi dari penyerahan diri secara total
xxv
3. Kemandirian (autonomy demands), yaitu suatu pandangan bahwa
profesional adalah rekan sesama profesi, dan bukan pihak luar yang
kesadaran profesinya.
bidang utama maupun standar yang ditetapkan oleh IAI yang dapat
xxvi
dikeluarkan oleh Auditing Standard Boards (ASB). Pada tanggal 10
Bidang ini mencakup dua jenis jasa, pertama, untuk situasi dimana
xxvii
3. Standar atestasi lainnya. Tahun 1986, AICPA menerbitkan Statements
spesifik. Kedua, sebagai kerangka pedoman bagi para praktisi bila tidak
terdapat atau belum ada standar spesifik seperti itu. Komite Kode Etik
standar atestasi, serta standar jasa akuntansi dan review dijadikan satu
aspek penting, yaitu aspek struktural dan aspek sikap. Aspek struktural
xxviii
judgement yang baru dan pada akhirnya menimbulkan keputusan yang
2. Etika Profesi
1. Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
3. Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.
manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang
aturan, hukum maupun etika profesional yang dikodifikasi dalam kode etik
suatu profesi, dalam hal ini adalah norma perilaku yang mengatur
xxix
Etika profesional (professional ethics) harus lebih dari sekedar
yang ideal sehingga harus bersifat realistis dan dapat ditegakkan agar dapat
memiliki arti, maka keduanya harus pada posisi di atas hukum, namun
Tanpa etika profesi akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntan adalah
yang membedakan suatu profesi dengan profesi lain, yang berfungsi untuk
Insitut Akuntan Publik Indonesia Seksi 100.1 menyatakan salah satu hal
publik. Sehingga setiap praktisi harus mematuhi seluruh prinsip dasar kode
xxx
IAI menyatakan pengakuan tanggung jawab profesi kepada publik,
profesi.
yang penting ini dengan terus menerus memberikan jasa pada tingkat
xxxi
mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan
xxxii
jasa yang diberikan memenuhi tingkatan profesionalisme tinggi seperti
mengungkapkannya.
dibentuk Divisi atau Tim Etika Profesional, yang memiliki misi sebagai
berikut:
Accounting (CPA).
xxxiii
3. Menyediakan pedoman yang mutakhir dan berkualitas sehingga para
Tim ini terdiri dari beberapa staf penuh waktu, anggota sukarela aktif,
kebutuhan.
Bersama.
atas standar etika yang ada dalam Kode Perilaku Profesional AICPA,
3. Materialitas
xxxiv
Pengertian materialitas dilihat dari segi harfiah dapat berarti
dapat diartikan begitu saja. Banyak definisi yang telah dikemukakan oleh
para ahli atau badan yang berwenang untuk memberikan pengertian yang
akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari
batas atau titik pemisah daripada suatu karakteristik kualitatif pokok yang
suatu item dalam laporan keuangan adalah material jika, dalam keadaan
xxxv
Materialitas adalah besarnya penghilangan atau salah saji informasi
salah satu konsep baik dalam audit maupun akuntansi yang penting dan
mudah, maka pengungkapan data penting harus dipisahkan dari data yang
xxxvi
mendapatkan tingkat jaminan (guarantee) yang layak mengenai kewajaran
auditing terdiri dari sepuluh standar yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan
1. Standar Umum
xxxvii
b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi
seksama.
diaudit.
3. Standar Pelaporan
Indonesia.
xxxviii
c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
tersebut terdiri dari dua tingkatan yaitu pertimbangan pada tingkat laporan
keuangan dan pertimbangan pada tingkat saldo akun. Pada tingkat laporan
yang dianggap penting atau material atas salah satu laporan keuangan. Hal
terkait satu sama lain dan sama halnya dengan prosedur audit yang dapat
xxxix
berkaitan dengan lebih dari satu laporan keuangan. Pada tingkat saldo
materialitas pada tingkat laporan keuangan karena salah saji yang mungkin
tertentu dalam laporan keuangan, salah saji yang secara kuantitatif tidak
xl
material bisa menjadi material secara kualitatif (SPAP SA Seksi 312,
2001:para11).
yaitu:
pengharapan normal.
dipertimbangkan.
xli
5. Hubungan dengan harga.
xlii
menjalani hidup hari demi hari, menghasilkan uang, pembenaran terhadap
xliii
Ponemon (1992) dalam St Vena Purnamasari (2006:6) menyatakan bahwa
tinggi akan lebih baik dalam menghadapi konflik dan dilema etis.
C. Model Penelitian
berikut:
Profesionalism
e (X1)
Materialitas
(Y)
Etika Profesi
(X2)
Gambar 2.1
Pengaruh Profesionalisme dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas
Herawaty dan Yulius Kurnia Susanto (2008) menunjukkan Kode Etik IAPI
xliv
dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik, Standar Profesi Akuntan
yang baik untuk mutu auditing. Semakin tinggi akuntan publik menaati
berikut:
keuangan.
laporan keuangan.
xlv
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Jakarta dan Tangerang
Selatan.
di Kantor Akuntan Publik baik sebagai partner, manager, senior dan junior
yang mengumpulkan informasi dari elemen populasi yang tersedia pada saat
xlvi
C. Metode pengumpulan Data
1. Data primer
diperoleh dari sumber penelitian yang asli, tanpa media perantara (Nur
2. Data Sekunder
D. Metode Analisis
xlvii
masing-masing pertanyaan untuk setiap variabel. Analisa data menggunakan
pengecekan dengan melakukan plot data untuk melihat adanya data linier atau
Y = a + b1x1 + b2x 2 + e
Keterangan:
X1 = Profesionalisme
X2 = Etika profesi
1. Statistik Deskriptif
Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka peneliti
a. Uji Reliabilitas
xlviii
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
Alfa > 0,60. Sedangkan, jika sebaliknya data tersebut dikatakan tidak
b. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak suatu kuesioner.
bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid (Imam Ghozali,
2005:45).
xlix
3. Uji Asumsi Klasik
Untuk melakukan uji asumsi klasik data atas data primer ini, maka peneliti
a. Uji Normalitas
Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati
2000:214).
Dasar pengambil keputusan antara lain (1) jika data menyebar di sekitar
garis diagonal, dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas, serta (2) jika data menyebar jauh dari
garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka
b. Uji Multikolinearitas
l
(variance inflation factor) dan tolerance. Pedoman suatu model
c. Uji Heteroskedastisitas
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik dimana sumbu
Dasar pengambilan keputusan antara lain sebagai berikut: (a) jika ada
pola tertentu, seperti titik yang ada membentuk suatu pola tertentu
heteroskedastisitas dan (b) jika tidak ada pola yang jelas, serta titik
jika hasil uji Glejser tidak signifikan, maka model regresi tersebut
bebas heteroskedastisitas.
li
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi
interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (Nur Indriantoro dan
Supomo, 2002:211)
a. Koefisien Determinasi
b. Uji Statistik t
lii
penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau
c. Uji Statistik F
Ghozali, 2005:84).
liii
Menurut Singgih Santoso (2000:120) dasar pengambilan keputusan
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau
1. Profesionalisme
melihat suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak (kalbers dan
sosial, (3) kemandirian, (4) keyakinan pada profesi, (5) hubungan dengan
liv
dikembangkan oleh Winda Fridati (2005) yang terdiri dari 24 butir
(lima) pilihan yaitu: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) kurang
2. Etika Profesi
profesi dengan profesi lain, yang berfungsi untuk mengatur tingkah laku
para anggotanya (Murtanto dan Marini 2003). Dalam penelitian ini etika
adalah (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) kurang setuju, (4) setuju
3. Materialitas
pilihan yaitu: (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) kurang setuju, (4)
lv
Tabel 3.1
Tabel Operasionalisasi Variabel
Pengukuran
profesi 2. Pengalaman
3. Keyakinan
2. Kewajiban sosial
4. Loyalitas
3. Kemandirian
5. Kepercayaan
profesi 7. Keterbukaan
8. Penugasan
5. Hubungan dengan
9. Pengambilan
sesama profesi
keputusan
10. Tekanan
11. Investigasi
12. Kepentingan
13. Opini
14. Pertimbangan
lvi
16. Partisipasi
17. Diskusi
18. Organisasi
19. Pengetahuan
auditor
terhadap aturan
2. Independensi
3. Tanggung jawab
4. Integritas
5. Objektivitas
6. Sikap dan
tingkah laku
lvii
Materialitas 1. Penilaian Skala Interval
2. Resiko audit
3. Perencanaan
4. Opini
5. Pengalaman
6. Pengetahuan
dan
kecakapan
7. Sikap
independensi
8. Komitmen
auditor
9. Tingkat
kepercayaan
terhadap
peraturan
profesi
lviii
BAB IV
bekerja di kantor akuntan publik yang terletak di wilayah DKI Jakarta dan
DKI Jakarta dan Tangerang Selatan dengan peta distribusi sebagai berikut:
Tabel 4.1
Data Distribusi Sampel Penelitian
dikirim dikembalikan
3. Handoko Tomo 10 7
lix
4. Mulyamin Sensi 7 7
6. Abubakar Usman 7 5
7. Chaeroni 3 3
9. Adnan Ali 6 0
TOTAL 93 68
lx
tidak kembali adalah 25 buah atau 26,89%. %. Data sampel ini dapat
Tabel 4.2
Data Sampel Penelitian
2. Karakteristik Responden
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Cumulative
lxi
Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa sekitar 36 orang atau 52,9%
Tabel 4.4
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Posisi Terakhir
Cumulative
Senior
20 29.4 29.4 36.8
auditor
Junior
43 63.2 63.2 100.0
auditor
supervisor.
lxii
c. Deskripsi responden beradasarkan usia
Tabel 4.5
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Usia
Cumulative
lxiii
berusia 24 tahun sebanyak 11,8%. Auditor yang berusia 25 tahun
Tabel 4.6
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Cumulative
lxiv
Tabel 4.7
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pengalaman kerja
Cumulative
lxv
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif
diuji secara statistik deskriptif seperti yang terlihat dalam tabel 4.8.
Tabel 4.8
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Valid N (listwise) 68
rata total jawaban 103,56 dan standar deviasi sebesar 8,454. Pada variabel
sebesar 40, dengan rata-rata total jawaban 32,57 dan standar deviasi
lxvi
a. Hasil Uji Validitas
dikatakan valid, tabel berikut menunjukkan hasil uji validitas dari tiga
Tabel 4.9
Hasil Uji Validitas Variabel Profesionalisme
lxvii
Pertanyaan 9 0,296* 0,014 Valid
lxviii
Pertanyaan 25 0,320** 0,008 Valid
valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05.
Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Etika Profesi
lxix
Tabel 4.10 menunjukkan variabel etika profesi mempunyai kriteria
valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05.
Tabel 4.11
Hasil Uji Validitas materialitas
lxx
Pertanyaan 13 0,676** 0,000 Valid
valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil
tabel 4.12.
lxxi
Tabel 4.12
Hasil Uji Validitas Setelah pertanyaan 1,2,4 dan5 Dikeluarkan
lxxii
Tabel 4.12 menunjukkan variabel materialitas mempunyai kriteria
valid untuk semua item pertanyaan dengan nilai signifikansi lebih kecil
dari 0,05.
Tabel 4.13
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Profesionalisme
Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
.839 .856 26
lxxiii
Tabel 4.14
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Etika Profesi
Cronbach's Alpha
Based on Standardized
.750 .791 8
Tabel 4.15
Hasil Uji Reliabilitas Variabel materialitas
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
.788 .831 14
lxxiv
Hal ini menunjukkan bahwa setiap item pernyataan yang
Tabel 4.16
Hasil Uji Multikolonieritas
Collinearity Statistics
lxxv
VIF 1,042. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persamaan
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas P-Plot
lxxvi
Sumber: Data primer yang diolah
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas Histogram
homoskedastisitas.
lxxvii
Gambar 4.3
Grafik Scatterplot
independen.
lxxviii
Tabel 4.17
Hasil Uji Koefisien Determinasi
a
1 .907 .822 .817 .390
Tabel 4.17 menunjukkan nilai R sebesar 0,907 atau 90,7%. Hal ini
Hasil uji statistik t dapat dilihat pada tabel 4.18, jika nilai probability t
lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak H0, sedangkan jika
nilai probability t lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima dan menolak
Ha.
lxxix
Tabel 4.18
Hasil Uji Statistik t
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
tingkat materialitas.
Hasil uji hipotesis 1 dapat dilihat pada tabel 4.18, variabel profesionalisme
materialitas.
Hasil uji hipotesis 2 dapat dilihat pada tabel 4.18, variabel etika profesi
signifikansi yang dimiliki variabel etika profesi lebih kecil dari 0,05.
lxxx
Berdasarkan tabel 4.18, maka diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut
Dimana:
X1 = Profesionalisme
X2 = Etika Profesi
e = Error
(2006) dimana koefisien korelasi bernilai positif, namun hal ini dapat
lxxxi
tingkat pengalaman kerja yang lebih lama. Koefisien regresi pada
variabel etika profesi sebesar 3,379, hal ini berarti jika variabel etika
Tabel 4.19
Hasil Uji Statistik F
b
ANOVA
Total 57.954 67
Hasil uji hipotesis 3 dapat dilihat pada tabel 4.19 nilai F diperoleh
signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha3 diterima, sehingga dapat
lxxxii
C. Pembahasan
dilakukan oleh Hendro Wahyudi dan Aida Ainul Mardiyah (2006), serta
Winda Fridati(2005).
Dengan demikian, semakin tinggi tingkat etika profesi yang dimiliki oleh
moral yang tinggi dalam menjalankan profesinya sesuai aturan kode etik
yang telah ditetapkan, sehingga auditor yang taat terhadap kode etik
materialitas dan auditor yang memiliki tingkat etika profesi yang rendah
lxxxiii
maka semakin kurang baik pula dalam menentukan pertimbangan tingkat
materialitas.
lxxxiv
BAB V
A. Kesimpulan
penelitian ini berjumlah 68 orang auditor pada kantor akuntan publik yang
terletak di Jakarta dan Tangerang Selatan. Berdasarkan pada data yang telah
yang dilakukan oleh Hastuti dkk (2003), Hendro Wahyudi dan Aida Ainul
lxxxv
pertimbangan tingkat materialitas. Hasil penelitian ini konsisten dengan
penelitian yang dilakukan oleh Agoes (1996), Arleen Herawaty dan Yulius
(2007).
Yulius Kurnia Susanto (2006), Hastuti dkk (2003), Winda Fridati (2005)
B. Implikasi
lxxxvi
aturan etika maka semakin baik pula dalam menentukan pertimbangan tingkat
C. Saran
tersebut.
lxxxvii
DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Hamid, “Buku Panduan Penulisan Skripsi”, Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007.
Institut Akuntan Publik Indonesia, “Kode etik Profesi Akuntan Publik”, diakses
pada 06-04-2010.
Kell, W.G., R.N. Johnson dan W.C. Boynton, “Modern Auditing”. Edisi Ketujuh.
Jilid I. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2002.
lxxxviii
Maryani, Ludigdo, “Survei Atas Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sikap Dan
Perilaku Etis Akuntan”. TEMA. Volume II Nomor 1, 2001.
Murtanto dan Marini, “Persepsi Akuntan Pria dan Akuntan Wanita serta
Mahasiswa dan Mahasiswi Akuntansi terhadap Etika Bisnis dan Etika
Profesi Akuntan”, Prosiding Simposium Nasional Akuntansi VI, Oktober,
hlm. 790-805, 2003
Nizarul Alim, M, Trisni Hapsari dan Liliek Purwanti, “pengaruh kompetensi dan
independensi terhadap kualitas audit dengan etika auditor sebagai
variabel moderasi”. p. 1-26, 2007
Santoso, Singgih, “SPSS Versi 10.0”, PT. Elex Media Komputindo, Gramedia,
Jakarta, 2000.
lxxxix
Sukrisno, Agoes, “Auditing: Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik”,
Edisi Kedua, LPFE Universitas Indonesia, Jakarta, 2004.
xc