Anda di halaman 1dari 20

PENGARUH PENGANGGURAN DAN INFLASI TERHADAP

PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN TRENGGALEK


Rovia Nugrahani Pramesthi
Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya

ABSTRAK

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Trenggalek dipengaruhi berbagai faktor. Tujuan utama


dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh pengangguran dan
inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2002-2009.
Untuk mengetahui hipotesis penelitian digunakan model ekonometrika dengan metode OLS
(Ordinary Least Square), yang diestimasi dengan menggunakan program Eviews 7. Dari
hasil analisis dapat disimpulkan bahwa variabel pengangguran dan inflasi berdasarkan hasil
uji bersama-sama, semua variabel secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Trenggalek pada taraf signifikansi 5% dengan
probabilitas 0,005515. Sedangkan secara individu , variabel pengangguran berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Trenggalek pada tahun
2002-2011 dengan koefisien -0,000146367013214. Variabel inflasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2002-2011
dengan koefisien 0,194404646804.

ABSTRACT
Economics of growth in Trenggalek District influenced various factor. Especial target of this
research is to know how of unemployment and inflation to economics of growth in
Trenggalek District year 2002-2011. To prove research hypothesis used model of
econometrica with method of OLS (Ordinary Least Square), estimated by using program of
Eviews version 7. From result of analysis can be concluded that unemployment variable and
inflation variable to result of test by simultant, all variable by simultant have an effect on
significant to economics of growth Trenggalek District level of significansi 5% with
probability 0,005515. While individualy, enemployment variable have an effect on negative
and signifikan economics of growth in Trenggalek District year 2002-2011 with coefficient -
0,000146367013214. Inflation variable have an effect on positive and signifikan to
economics of growth in Trenggalek District year 2002-2011 with coefficient
0,194404646804.
Keyword: Growth of Economics in Trenggalek District, Unemployment, Inflation and Ordinary
Least Square Model.

Pembangunan merupakan suatu rupa sehingga setiap tahap semakin


proses perubahan menuju ke arah yang mendekati tujuan. Pembangunan harus
lebih baik dan terus menerus untuk dilakukan secara terpadu dan
mencapai tujuan yakni mewujudkan berkesinambungan sesuai prioritas dan
masyarakat yang berkeadilan, berdaya kebutuhan masing-masing daerah dengan
saing, maju dalam wadah Negara akar dan sasaran pembangunan nasional
Kesatuan Republik Indonesia. yang telah ditetapkan melalui
Pembangunan harus diarahkan sedemikian

1
pembangunan jangka panjang dan jangka Salah satu faktor yang
pendek. mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
Perkembangan pertumbuhan adalah pengangguran. Pengangguran
ekonomi kabupaten Trenggalek selama merupakan masalah yang sangat sulit
dekade 10 tahun terakhir (periode 2002- dihindari oleh suatu Negara maupun
2011) mengalami fluktuatif. Pertumbuhan daerah, karena pengangguran ini dapat
ekonomi di Kabupaten Trenggalek hanya menimbulkan masalah sosial seperti
mencapai kisaran 3 – 5 persen dari tahun tindakan kriminalitas dan masalah
2002-2006. Kenaikan terjadi pada tahun ekonomi. Kondisi ini dapat menyebabkan
2007 yaitu sebesar 5,19 persen, tingkat kesejahteraan dan daya beli
pertumbuhan ekonomi ini adalah yang masyarakat menurun. Semakin rendah
tertinggi sejak krisis. angka pengangguran maka akan semakin
Pada tahun 2011, pertumbuhan makmur kehidupan masyarakat suatu
ekonomi Kabupaten Trenggalek mencapai Negara, begitu pula sebaliknya.
angka tertinggi, yakni sebesar 6,55 persen Permasalahan strategis di Kabupaten
dibandingkan tahun 2010. Pertumbuhan Trenggalek tidak jauh berbeda dengan
terjadi pada semua sektor ekonomi, pemerintah pusat (problem nasional),
dengan pertumbuhan tertinggi disektor yakni masih tingginya jumlah
pertanian . Meskipun pertumbuhan pengangguran dan secara demografis,
ekonomi dinyatakan tinggi namun masih Trenggalek tergolong wilayah yang
banyak permasalahan yang harus dihadapi mempunyai tingkat kepadatan penduduk
di Kabupaten Trenggalek, salah satunya yang relatif tinggi. Bahkan tingkat
yaitu pembangunan. Dimana keberhasilan kepadatan penduduk di Kabupaten
pembangunan ekonomi tersebut tercermin Trenggalek berdasarkan hasil registrasi
dalam penanganan ketimpangan penduduk (2011) mencapai 813.418 jiwa.
pendapatan serta pengentasan kemiskinan. Berdasarkan data BPS (Badan Pusat
Pembangunan tersebut tentunya Statistik) Kabupaten Trenggalek Jumlah
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor pengangguran di Kabupaten Trenggalek
tidak hanya pertumbuhan ekonomi yang pada periode 2002-2011 mengalami
tinggi. fluktuasi setiap tahunya. Diketahui bahwa

2
pada tahun 2002 pengangguran di diantaranya yaitu inflasi yang disebabkan
Kabupaten Trenggalek sebesar 6,18 oleh tarikan permintaan dan inflasi yang
persen. Ditahun 2004 pengangguran disebabkan oleh desakan biaya.
mengalami kenaikan menjadi 6,37 persen. Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat
Kenaikan ini disebabkan karena Statistik) Kabupaten Trenggalek diperoleh
perekonomian makro mulai mengalami data tentang tingkat inflasi yaitu dari
kenaikan harga BBM. Pada tahun periode 2002-2011. Tingkat inflasi di
berikutnya yaitu tahun 2005-2011 Kabupaten Trenggalek masih tergolong
pengangguran di Kabupaten Trenggalek ringan karena berkisar di bawah 10 persen
dari tahun ke tahun jumlah pengangguran pertahun, dan relatif stabil selama sepuluh
mengalami penurunan. Pencapaian ini tak tahun. Inflasi terendah terjadi pada tahun
lepas dari upaya pemerintah Kabupaten 2002 yaitu sebesar 3,26 persen. Akan
Trenggalek dalam memberantas tetapi pada tahun 2005 inflasi
pengangguran dan kemiskinan. Sehingga menunjukkan peningkatan yaitu sebesar
pengangguran yang ada di kabupaten 10,56 persen.
Trenggalek mengalami penurunan. Berdasarkan latar belakang masalah di
Dengan demikian berbeda dengan atas maka masalah yang akan di bahas dan
penelitian yang dilakukan oleh Wardhana dicari jawabannya dalam penelitian ini
(2006) yang mengemukakan bahwa adalah (1) Bagaimanakah pengaruh
tingkat pengangguran kurang dipengaruhi pengangguran terhadap pertumbuhan
oleh PDB. ekonomi di Kabupaten Trenggalek, (2)
Masalah lain yang berkaitan dengan Bagaimanakah pengaruh inflasi terhadap
pertumbuhan ekonomi adalah inflasi. pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Inflasi merupakan gejala ekonomi yang Trenggalek, (3) Bagaimanakah pengaruh
sulit dihindari dalam suatu perekonomian, pengangguran dan inflasi terhadap
yang dapat menimbulkan efek baik pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
maupun buruk. Secara umum inflasi dapat Trenggalek, (4) kebijakan apakah yang
diartikan sebagai kenaikan harga secara dibuat untuk mengurangi pengangguran
umum dan berlangsung secara terus dan inflasi di Kabupaten Trenggalek.
menerus. ada berbagai macam inflasi,

3
Pertumbuhan Ekonomi kekayaan alam lainya mempunyai
Menurut Sukirno (2008 : 423), pengaruh yang penting terhadap
pertumbuhan ekonomi berarti pertumbuhan ekonomi. Karena dengan
perkembangan fiskal produksi barang dan keberadaan tanah dan kekayaan alam
jasa yang berlaku di suatu Negara. dapat meningkatkan pendapatan mereka.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah Selain itu dikatakan pula bahwa jumlah
satu indikator untuk menilai kinerja suatu dan mutu tenaga kerja juga berpengaruh.
perekonomian khususnya untuk Dalam hal ini, seseorang yang memiliki
menganalisis hasil pembangunan. kualitas sumberdaya yang baik dapat
Peningkatan pertumbuhan ekonomi meningkatkan produktifitas kerjanya,
mencerminkan perkembangan ekonomi di sehingga berpengaruh terhadap
suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi pendapatanya.
menurut Murni (2009 : 169) pertumbuhan
ekonomi adalah suatu kondisi dimana PDRB Sebagai Indikator Pertumbuhan
terjadinya perkembangan GNP yang Ekonomi
mencerminkan adanya pertumbuhan Sukirno (2008 : 33) menyatakan
output perkapita dan meningkatnya bahwa PDRB adalah nilai barang-barang
standar hidup masyarakat. dan jasa yang dalam suatu daerah yang
diproduksi milik Negara tersebut dalam
Faktor Pertumbuhan Ekonomi satu tahun tertentu. Berdasarkan data yang
Menurut Sukirno (2008 : 429) faktor- diperoleh dari BPS kota Trenggalek
faktor penting yang mempengaruhi terdapat 9 sektor menurut lapangan
pertumbuhan ekonomi adalah tanah dan usahanya, yaitu (1) pertanian, (2)
kekayaan alam. Jumlah dan mutu dari pertambangan dan penggalian, (3) industri
penduduk dan tenaga kerja , barang- pengolahan, (4) listrik, gas dan air bersih,
barang modal dan tingkat teknologi, (5) bangunan dan konstruksi, (6)
sistem sosial, serta sikap masyarakat luas perdagangan, hotel dan restoran, (7)
pasar sebagai sumber pertumbuhan. angkutan dan komunikasi, (8) jasa
Berdasarkan pernyataan tersebut maka keuangan dan persewaan (9) perusahaan
dapat dikatakan bahwa tanah dan jasa.

4
Pengangguran bahwa ada kelebihan pekerja sebanyak 2
Menurut Sukirno (2008 : 13) orang. Kelebihan inilah yang disebut
pengangguran adalah seseorang yang pengangguran tersembunyi. b)
sudah digolongkan dalam angkatan kerja, Pengangguran musiman : adalah keadaan
yang secara aktif sedang mencari pengangguran pada masa-masa tertentu
pekerjaan pada suatu tingkat upah dalam suatu tahunan. Contohnya adalah
tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh masa menunggu petani dalam musim
pekerjaan yang diinginkan. Searah dengan panen, pada saat ini petani yang tidak
pendapat diatas Murni (2006: 197) memiliki pekerjaan sampingan akan
pengangguran adalah orang-orang yang menjadi pengangguran. c) Setengah
usianya berada dalam usia angkatan kerja menganggur (under unemployment) :
dan sedang mencari pekerjaan. keadaan dimana pengangguran dimana
seorang pekerja melakukan kerja jauh
Jenis Pengangguran lebih rendah dari jam kerja yang normal.
Menurut Sukirno ( 2008 : 330), Seorang dapat digolongkan setengah
macam-macam pengangguran menganggur jika dalam bekerja tidak
berdasarkan jam kerja dapat digolongkan lebih dari 20 jam dalam seminggu atau 3
menjadi empat, yaitu pengangguran hari dalam seminggu. d) Pengangguran
tersembunyi, pengangguran musiman, terbuka (open unemployment) : tenaga
setengah pengangguran dan pengangguran kerja yang benar-benar tidak mempunyai
terbuka. a) Pengangguran tersembunyi pekerjaan. Pengangguran terbuka
adalah : pengangguran yang terjadi karena termasuk pengangguran yang sangat
adannya keadaan dimana suatu jenis banyak karena memang belum mendapat
kegiatan ekonomi dijalankan oleh tenaga pekerjaan meskipun sudah berusaha untuk
kerja yang jumlahnya melebihi dari yang mencapai pekerjaan.
diperlukan. Contohnya, dalam kegiatan
produksi yang dapat berjalan efektif dan Inflasi
efisien dengan 6 pekerjaan saja, namun Inflasi merupakan masalah utama di
dalam kenyataanya dikerjakan oleh 8 banyak Negara berkembang. Inflasi
orang pekerja. Dari penjelasan ini terlihat menyebabkan kenaikan tingkat harga.

5
Inflasi tinggi menyebabkan daya beli mata mematikan mengambil alih ketika
uang suatu Negara semakin turun. hiperinflasi menyerang.
Menurut Sukirno (2001:15) adalah Penelitian Terdahulu
suatu proses kenaikan harga-harga yang Bick (2010) dalam Threshold Effects
berlaku dalam suatu perekonomian. of Inflation on Economic Growth in
Sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi Developing Countries, menyatakan bahwa
disini merupakan suatu proses kenaikan terjadi hubungan yang signifikan antara
harga dimana kenaikan tersebut inflasi dengan pertumbuhan ekonomi.
berpengaruh atau berlaku di dalam suatu Alim (2007) dalam jurnal ekonomi
perekonomian. nasional yang berjudul “Analisis Faktor
Jenis-jenis Inflasi Penentu Pengangguran di Indonesia
Menurut Samuelson dan Nordhaus Periode 1980-2007”. Hasil penelitian ini
(2005:312) menjelaskan bahwa inflasi menyimpulkan bahwa laju pertumbuhan
dilihat dari tingkat derajat atau kejadian ekonomi, pengeluaran pemerintah
parah antara lain: a) Inflasi moderat berpengaruh signifikan terhadap tingkat
(Moderat Inflation), yaitu ditandai pengangguran terbuka di Indonesia.
naiknya harga secara lambat dan dapat Sedangkan inflasi tidak berpengaruh
diramalkan. Kita dapat menyebutnya signifikan.
sebagai laju inflasi satu pertahun, karena Amir (2007) dalam penelitian yang
apabila barang-barang relatif stabil berjudul “Pengaruh Tingkat Inflasi dan
masyarakat percaya pada uang. b) Inflasi Pertumbuhan Terhadap Pengangguran di
Ganas (Galloping Inflation), yaitu inflasi Indonesia Pada Tahun 1980-2005”. Dari
dalam dua digit atau tiga digit seperti 20, penelitian tersebut diketahui bahwa tidak
100, atau 200 persen pertahun. Inflasi ada pengaruh yang nyata antara inflasi
ganas timbul, maka timbul juga gangguan dengan pengangguran tetapi pertumbuhan
yang serius terhadap perekonomian. c) ekonomi mempunyai pengaruh signifikan
Hiperinflasi, yaitu ketika ekonomi terhadap pengangguran di Indonesia.
Nampak selamat dari inflasi yang Metode Penelitian
melambung ketegangan ketiga dan Jenis penelitian yang digunakan
penulis adalah jenis penelitian eksploratif.

6
Penelitian eksploratif yaitu penelitian hasil wawancara dengan pihak-pihak yang
yang bertujuan menghimpun informasi bersangkutan. Dalam pengumpulan data
awal yang akan membantu upaya ini, yang menjadi subyek wawancara
menetapkan masalah dan merumuskan adalah Kepala Bidang Sosial BPS (Badan
hipotesis. Kemudian uji hipotesis yang Pusat Statistik Kabupaten Trenggalek).
digunakan adalah analisis regresi Sedangkan obyek wawancara adalah
berganda (multiple regression analysis). perkembangan pertumbuhan ekonomi
Dalam penelitian ini, yang merupakan yang meliputi pengangguran dan inflasi
variabel dependen adalah pertumbuhan pada periode 2002-2011. Sedangkan Data
ekonomi, sedangkan variabel independen sekunder merupakan metode
adalah pengangguran dan inflasi di pengumpulan data yang tidak langsung
Kabupaten Trenggalek. memberikan data pada pengumpul data,
Populasi dalam penelitian ini adalah misalnya lewat orang lain atau lewat
data pengangguran, Inflasi dan dokumen. Frekuensi data yang digunakan
pertumbuhan ekonomi kabupaten dalam penelitian ini adalah data runtut
Trenggalek. Sedangkan Sampel dalam waktu (time series). Pengambilan data
penelitian ini adalah data mengenai sekunder yang diperlukan dalam
pengangguran, inflasi, dan pertumbuhan penelitian ini bersumber dari luar yaitu
ekonomi kabupaten Trenggalek pada badan yang bertugas mengumpulkan data
tahun 2002-2011 dari Badan Pusat yang relevan dalam berbagai masalah.
Statistik (BPS). Data sekunder yang diperoleh berupa
Metode pengumpulan data adalah dokumen, yaitu dari BPS (Badan Pusat
suatu cara yang digunakan untuk Statistik). Data yang digunakan dalam
memperoleh data suatu objek yang penelitian ini adalah data jumlah
kemudian digunakan untuk menyusun pengangguran, inflasi dan pertumbuhan
hasil penelitian. Jenis data yang ekonomi di Kabupaten Trenggalek.
digunakan dalam penelitian ini adalah Variabel dalam penelitian ini terdiri
data primer dan data sekunder. Data dari variabel dependen (terikat) dan
primer adalah data yang langsung dari variabel independen (bebas). Variabel
sumber pertama di lapangan dan diperoleh terikat pada penelitian ini adalah

7
pertumbuhan ekonomi dan variabel bebas yang baik atau dikenal dengan BLUE
pada penelitian ini adalah pengangguran (Best Linear Unbias Estimator). Asumsi-
dan inflasi di Kabupaten Trenggalek. asumsi dasar tersebut mencakup
Pada penelitian ini teknik analisis data homoscedastic, no-multicollinierity, dan
yang digunakan adalah uji asumsi klasik no-autocorrelation.
meliputi uji normalitas, uji
heteroskedastisitas, uji linearitas, uji Hasil Penelitian
multikolinearitas serta uji autokorelasi dan Uji Asumsi Klasik
uji regresi berganda dimana bertujuan Uji asumsi klasik perlu dilakukan
untuk mengetahui berpengaruh atau karena dalam model regresi perlu
tidaknya variabel bebas terhadap variabel memperhatikan adanya penyimpangan-
terikat dan seberapa besar pengaruhnya penyimpangan atas asumsi klasik, karena
dengan tingkat signifikansi sebesar 5 pada hakekatnya jika asumsi klasik tidak
persen (α = 5%). Formula regresi dipenuhi maka variabel-variabel yang
berganda yang digunakan dalam menjelaskan akan menjadi tidak efisien.
penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk
Y = a + β1X1 + β2X2 + e1
menguji apakah dalam model regresi
Dimana: variabel pengganggu atau residual
Y : Pertumbuhan Ekkonomi memiliki distribusi normal atau tidak.
a : konstanta Seperti diketahui bahwa uji t dan F
β1,2 : Koefisien Regresi mengasumsikan bahwa nilai residual
X1 : Pengangguran mengikuti distribusi normal.
X2 : Inflasi Pengujian normalitas menggunakan
e1 : variabel error teknik analisis Jarque-Bera dan untuk
Model regresi linear memiliki perhitungannya menggunakan
beberapa asumsi dasar yang harus program Eviews 7.
dipenuhi untuk menghasilkan estimasi

8
Tabel 1.1
Uji Normalitas

3
Series: Residuals
Sample 2002 2011
Observations 10

2 Mean 1.11e-16
Median 0.000875
Maximum 0.817459
Minimum -0.710311
Std. Dev. 0.498551
Skewness 0.149332
1
Kurtosis 1.948071

Jarque-Bera 0.498231
Probability 0.779490

0
-0.75 -0.50 -0.25 0.00 0.25 0.50 0.75 1.00

Hasil uji normalitas dengan J-B variabel independen tidak signifikan


test didapatkan nilai Probablilitasnya secara statistik tidak mempengaruhi
sebesar 0,779490. Dengan demikian, variabel dependen, maka ada indikasi
karena nilai probabilitasnya sebesar tidak terjadi heteroskedastisitas.
0,779490>α (5%), maka disimpulkan Berikut ini adalah hasil uji
data berdistrubusi secara normal. heteroskedastisitas terhadap model
regresi pada penelitian ini.
2. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian heteroskedastisitas Tabel 1.2, menunjukkan hasil
bertujuan menguji apakah dalam perhitungan uji heteroskedastisitas
model regresi terjadi ketidaksamaan dengan menggunakan uji white
varience dari residual satu menghasilkan kesimpulan tidak ada
pengamatan ke pengamatan yang lain. masalah heteroskedastisitas atau dapat
Model regresi yang baik adalah tidak dikatakan data bersifat
terjadi heteroskedastisitas dan untuk homoskedastisitas. Hal ini dibuktikan
mengetahui adanya heteroskedastisitas dengan nilai probabilitas observasi R2
dengan menggunakan uji White. Jika sebesar 0.2105 lebih besar dari 0.05

9
Tabel 1.2
Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 1.995806 Prob. F(5,4) 0.2614


Obs*R-squared 7.138571 Prob. Chi-Square(5) 0.2105
Scaled explained SS 1.658129 Prob. Chi-Square(5) 0.8941

3. Uji Multikolinearitas multikolinearitas. Dalam penelitian ini


Uji multikolinearitas dilakukan cara yang digunakan adalah matrik
untuk mengetahui apakah ada korelasi korelasi (correlation matrix) agar
antar variabel bebas (independen). diketahui korelasi antar variabel bebas
Untuk pengujian ini dapat dilihat pada dalam satu persamaan. Untuk
nilai R-square pada setiap variabel mengetahui ada tidaknya gejala
independent nya. Apabila nilai R- multikolinearitas dapat dilakukan
square pada variabel independent dengan cara menghitung koefisien
lebih kecil dari R-square pada hasil korelasi antar variabel bebas
analisis regresi maka data pada
variabel independen tidak terjadi

Tabel 1.3
Uji Multikolinearitas

PG IN
PG 1.000000 0.187962
IN 0.187962 1.000000

Dari hasil tersebut dapat 4. Uji Linearitas


disimpulkan bahwa variabel Uji linearitas berguna untuk
pengangguran dan inflasi sebesar mengetahui kebenaran bentuk empiris
0.187962. Karena nilai korelasi antar yang digunakan dan menguji variabel
variabel kurang dari 1 atau -1, maka yang relevan untuk dimasukkan dalam
dapat dikatakan “lolos uji model empiris. Uji linearitas dalam
multikolinearitas”. penelitian ini digunakan uji Ramsey

10
(Ramsey RESET test), dimana Berdasarkan Tabel 1.4 dapat
kriterianya bila probabilitas F hitung > dilihat bahwa hasil uji Ramsey reset
α (5%), maka spesifikasi model sudah menunjukkan nilai signifikansi
benar. Berikut hasil perhitungan uji sebesar 0.7255 > α yang berarti data
linearitas menggunakan Eviews 7 lolos uji linearitas.
dapat dilihat pada tabel 1.4.

Tabel 1.4
Uji Linearitas

Ramsey RESET Test


Equation: UNTITLED
Specification: PE C PG IN
Omitted Variables: Squares of fitted values

Value Df Probability
t-statistic 0.368057 6 0.7255
F-statistic 0.135466 (1, 6) 0.7255
Likelihood ratio 0.223265 1 0.6366

5. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi atau Berikut hasil pengujian autokorelasi


hubungan yang terjadi antara anggota- dapat dilihat pada Tabel 1.5.
anggota dari serangkaian pengamatan Pada tabel 4.8 didapatkan nilai
yang tersusun dalam rangkaian waktu Durbin-watson Test sebesar 2.095765.
(data time series) maupun tersusun Karena nilai statistik hitung d ada
dalam rangkaian ruang atau disebut diantara dU dan 4-dU yang bernilai
data cross sectional. Salah satu 1.54 dan 2.46 sehingga dapat
pengujian yang umum digunakan disimpulkan tidak adanya masalah
untuk mengetahui adanya autokorelasi autokorelasi.
adalah uji statistik Uji durbin-Watson.

11
Tabel 1.5
Uji Autokorelasi

R-squared 0.773679 Mean dependent var 4.789000


Adjusted R-squared 0.709016 S.D. dependent var 1.047966
S.E. of regression 0.565304 Akaike info criterion 1.940418
Sum squared resid 2.236977 Schwarz criterion 2.031193
Log likelihood -6.702088 Hannan-Quinn criter. 1.840837
F-statistic 11.96476 Durbin-Watson stat 2.095765
Prob(F-statistic) 0.005515

analisis regresi linear berganda. Di bawah


Uji Hipotesis ini akan dibahas hasil analisi regresi
Untuk menjawab permasalahan dan berganda menggunakan uji t dan analisis
pengujian hipotesis yang ada pada regresi berganda menggunakan uji F yang
penelitian ini perlu dilakukan analisis dilakukan dengan bantuan program
statistik terhadap data yang telah Eviews 7. Hasil pengujian hipotesis
diperoleh. Analisis statistik yang menggunakan teknik analisis regresi
digunakan dalam penelitian ini adalah dijelaskan pada tabel 1.6.

Tabel 1.6
Hasil Analisis Regresi Berganda

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 6.191977 0.742746 8.336603 0.0001


PG -0.000146 3.19E-05 -4.588996 0.0025
IN 0.194405 0.076942 2.526653 0.0394

R-squared 0.773679 Mean dependent var 4.789000


Adjusted R-squared 0.709016 S.D. dependent var 1.047966
S.E. of regression 0.565304 Akaike info criterion 1.940418
Sum squared resid 2.236977 Schwarz criterion 2.031193
Log likelihood -6.702088 Hannan-Quinn criter. 1.840837
F-statistic 11.96476 Durbin-Watson stat 2.095765
Prob(F-statistic) 0.005515

12
Berdasarkan hasil analisis regresi diatas probabilitas (signifikansi) =
pengujian hipotesis yang meliputi uji t, 0,0025. Dengan demikian Ha
uji F dan koefisien determinasi disajikan diterima. Karena nilai
di bawah ini: probabilitas kurang dari α 0,05
1. Uji t (Secara parsial) (0,0025 ˂ 0,05). Berarti dapat
Uji T digunakan untuk menguji disimpulkan bahwa variabel
hubungan variabel-variabel bebas pengangguran berpengaruh
terhadap variabel terikat secara signifikan terhadap
parsial. Dengan kriteria pengujian pertumbuhan ekonomi di
pada tingkat kepercayaan Kabupaten Trenggalek.
(confidence interval) 95% (α = 5%), b. Inflasi
sebagai berikut: 1) Hо diterima, jika Hipotesis pengaruh variabel inflasi
nilai probabilitas (signifikansi) > terhadap pertumbuhan ekonomi di
0,05. 2) Ha diterima, jika nilai Kabupaten Trenggalek yang
probabilitas (signifikansi) ˂ 0,05. digunakan adalah: 1)Hо : b2 =
a. Pengangguran berarti inflasi tidak berpengaruh
Hipotesis pengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
variabel pengangguran terhadap ekonomi di Kabupaten Trenggalek.
pertumbuhan ekonomi di 2) Ha : b2 ≠ 0 berarti inflasi
Kabupaten Trenggalek yang berpengaruh signifikan terhadap
digunakan adalah: 1) Hо : b1 = pertumbuhan ekonomi di
0 berarti pengangguran tidak Kabupaten Trenggalek. Hasil
berpengaruh signifikan terhdap perhitungan melalui program
pertumbuhan ekonomi di Eviews 7 untuk variabel tingkat
Kabupaten Trenggalek. 2) Ha : inflasi diperoleh nilai probabilitas
b1 ≠ 0 berarti pengangguran sebesar 0,0394. Dengan demikian
berpengaruh signifikan terhadap Ha diterima, karena nilai
pertumbuhan ekonomi di probabilitas kurang dari α 0,05
Kabupaten Trenggalek. Hasil (0,0394 ˂ 0,05). Berarti dapat
perhitungan melalui program disimpulkan bahwa inflasi
Eviews 7 untuk variabel berpengaruh signifikan terhadap
pengangguran diperoleh nilai

13
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten menjelaskan variasi variabel
Trenggalek. dependen amat terbatas. Nilai yang
2. Uji F mendekati satu berarti variabel-
Dari hasil pengujian data maka variabel independen memberikan
diperoleh hasil hasil Uji F, hasil semua informasi yang dibutuhkan
pengujian data di atas diperoleh data untuk memprediksi variabel
dengan nilai Prob (F-statistic) ˂ α dependen. Hasil uji R2 pada
yaitu sebesar 0,005515, dengan penelitian ini diperoleh nilai sebesar
demikian Ha diterima, karena nilai 0.773679.
probabilitas kurang dari α 0,05
Hasil Estimasi Regresi Berganda
(0,005515 ˂ 0,05) maka dari kedua
variabel dependen yaitu PE=6.19197667154-0.000146367013214*PG
+0.194404646804*IN
pengangguran dan inflasi secara
Dari persamaan tersebut, hasil hasil
bersama-sama berpengaruh terhadap
yang dapat dijelaskan adalah sebagai
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
berikut:
Trenggalek. “Maka peneliti berhasil
membuktikan bahwa pengangguran 1) Nilai Konstanta sebesar
dan inflasi berpengaruh signifikan 6.19197667154 artinya jika
terhadap pertumbuhan ekonomi di pengangguran dan inflasi bernilai
Kabupaten Trenggalek pada tahun nol (0) maka tingkat pertumbuhan
2002-2011. ekonomi sebesar 6.19197667154.
3. Koefisien Determinasi 2) B1 = - 0.000146367013214 artinya
Koefisien Determinasi adalah jika variabel pengangguran
bagian dari variasi total dalam bertambah 1 persen sedangkan
variabel dependen yang dijelaskan variabel inflasi tetap maka tingkat
oleh variasi dalam variabel pertumbuhan ekonomi (Y) akan
independen. Disebut juga dengan R- mengalami penurunan sebesar
squared dan dinotasikan dengan R2. 0.000146367013214 persen. Tanda
Nilai koefisien determinasi adalah negatif (-) menunjukkan adanya
2
antara nol dan satu. Nilai R yang hubungan yang berbanding terbalik
kecil berarti kemampuan variabel – atau berlawanan antara
variabel independen dalam pengangguran dengan pertumbuhan

14
ekonomi, yaitu jika pengangguran pertumbuhan ekonomi (Y) akan
tinggi maka tingkat pertumbuhan mengalami penurunan sebesar 0,0001.
ekonomi akan rendah. Tanda negatif (-) menunjukkan adannya
3) B2 = +0.194404646804 artinya hubungan yang berbanding terbalik
jika inflasi bertambah 1 persen antara pengangguran dengan
sedangkan pengangguran tetap maka pertumbuhan ekonomi, yaitu jika
tingkat pertumbuhan ekonomi (Y) pengangguran tinggi maka pertumbuhan
akan mengalami kenaikan sebesar ekonomi akan turun.
0.194404646804 persen. Tanda Penelitian tersebut didukung
positif (+) menunjukkan adanya dengan teori yang disampaikan Murni
hubungan yang searah antara inflasi (2006:202) yaitu meningkatnya
dengan pertumbuhan ekonomi, yaitu pengangguran dapat membuat
jika inflasi tinggi maka pertumbuhan ekonomi menurun karena
pertumbuhan ekonomi akan tinggi. daya beli masyarakat turun, sehingga
mengakibatkan kelesuan bagi pengusaha
Pembahasan untuk berinvestasi. Berdasarkan
pendapat tersebut bahwa terdapat
Pengaruh Pengangguran terhadap
pengaruh antara pengangguran dengan
Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten
pertumbuhan ekonomi. Agar
Trenggalek
pertumbuhan ekonomi tetap terjaga
Dari hasil penelitian menunjukkan
maka dibutuhkan kebijakan yang tidak
bahwa pengangguran berpengaruh
hanya berorientasi terhadap
signifikan terhadap tingkat pertumbuhan
pertumbuhan ekonomi saja, tetapi juga
ekonomi di Kabupaten Trenggalek. Hal
pengurangan pengangguran dengan cara
ini dibuktikan dengan uji t yang
menciptakan lapangan pekerjaan baru.
menunjukkan nilai signifikansi sebesar
Hasil penelitian ini sesuai dengan
0,0025 ˂ α (0,05).
penelitian yang dilakukan oleh
Hasil estimasi menunjukkan
Wardhana (2006) dalam jurnal Ekonomi
bahwa koefisien regresi pengangguran
dan Bisnis Indonesia berjudul
sebesar -0,000146367013214, hal ini
“Pengangguran Struktural di Indonesia”
menunjukkan jika tingkat pengangguran
: keterangan dari Analisis SVAR dalam
meningkat sebesar 1 persen, sedangakan
Kerangka Hysteresis”, menunjukkan
variabel inflasi tetap maka tingkat

15
bahwa tingkat pengangguran kurang Sehingga penelitian tersebut
dipengaruhi oleh PDB. didukung dengan teori yang
Pengaruh Inflasi terhadap disampaikan oleh Sukirno (2000:11)
Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten dimana kebijakan ekonomi terutama
Trenggalek kebijakan moneter suatu Negara,
Dari hasil penelitian menunjukkan berusaha agar inflasi tetap berada pada
bahwa tingkat inflasi berpengaruh taraf inflasi merayap. Inflasi dapat
signifikan terhadap tingkat pertumbuhan menimbulkan efek yang baik dalam
ekonomi di Kabupaten Trenggalek. perekonomian. Keuntungan perusahaan
Pengujian dilakukan dengan uji t. meningkat dan akan menggalakkan
Dilihat dari persamaan regresi model investasi. Sehingga kesempatan kerja
regresi diperoleh nilai t untuk variabel dan pendapatan meningkat dan
X2 (Inflasi) nilai probabilitas adalah mendorong kepada pertumbuhan
sebesar 0,0394 dengan tingkat ekonomi.
signifikansi 5% (0,05), sehingga dapat Menurut Bick (2010) dalam
disimpulkan bahwa variabel inflasi Threshold Effect of Inflation on
berpengaruh signifikan terhadap Economic Growth in Developing
pertumbuhan ekonomi. Countries, menyatakan bahwa terjadi
Hasil estimasi menunjukkan hubungan yang signifikan antara inflasi
bahwa koefisien regresi inflasi sebesar dengan pertumbuhan ekonomi. Jadi
+0,194404646804, hal ini menunjukkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
jika tingkat inflasi meningkat sebesar Bick (2010) menunjukkan hasil yang
1%, sedangakan variabel pengangguran sama dengan penelitian ini yang
tetap maka tingkat pertumbuhan menunjukkan bahwa inflasi memiliki
ekonomi (Y) akan mengalami kenaikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan
sebesar 0,19. Tanda positif (+) ekonomi.
menunjukkan adannya hubungan yang Inflasi dapat menyebabkan
searah antara inflasi dengan kenaikan produksi. Alasanya dalam
pertumbuhan ekonomi, yaitu jika inflasi keadaan inflasi biasanya kenaikan harga
tinggi maka pertumbuhan ekonomi akan barang mendahului kenaikan upah,
tinggi. sehingga keuntungan perusahaan naik.
Namun apabila laju inflasi itu cukup

16
tinggi (hyperinflasi)dapat mempunyai demikian dapat disimpulkan bahwa
akibat sebaliknya, yaitu penurunan pengaruh tingkat pengangguran dan
output. Dalam keadaan inflasi yang inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi
tinggi nilai uang riil turun dengan di Kabupaten Trenggalek adalah
drastis, masyarakat cenderung tidak signifikan.
mempunyai uang kas, transaksi Dari variabel bebas (pengangguran
mengarah ke barter, yang biasanya dan inflasi) terhadap variabel terikat
diikuti dengan turunya produksi barang. (pertumbuhan ekonomi) mempunyai
Inflasi bisa dibarengi dengan kenaikan pengaruh sebesar 77 persen. Sedangkan
output, tetapi bisa juga dibarengi dengan sisanya sebesar 23 persen dipengaruhi
penurunan output. Tetapi dalam oleh variabel lain dimana keduanya
keadaan yang pernah terjadi biasanya mempunyai pengaruh yang signifikan.
nilai inflasi lebih besar akan menaikkan Hubungan pengangguran dan
output, dan itu akan membuat pengusaha pertumbuhan ekonomi yang bersifat
atau perusahaan untuk berinvestasi atau negatif dimana jika pengangguran naik
menanamkan modal mereka. Hal ini maka pertumbuhan ekonomi akan turun.
dilakukan dengan harapan investor Menurut sukirno (2000:471)
tersebut mendapatkan keuntungan yang pertumbuhan ekonomi, terutama
lebih karena adanya kenaikan harga pertumbuhan yang sangat pesat, tidak
tersebut. akan berlangsung secara terus menerus.
Tetapi pertumbuhan ekonomi bisa
Pengaruh Pengangguran dan Inflasi
menjadi semakin lambat dan kegiatan
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
ekonomi mengalami kemunduran yang
Kabupaten Trenggalek
dapat dilihat dari berlakunya tingkat
Dari hasil pengolahan data dengan pertumbuhan yang negatif. Sehingga
Eviews 7 diperoleh hasil uji F terlihat pengangguran akan semakin meningkat,
bahwa nilai signifikansinya adalah yang diakibatkan oleh tindakan
sebesar 0,005515 ˂ α (0,05). Maka dapat perusahaan-perusahaan mengurangi
dikatakan variabel pengangguran dan operasinya dan mengurangi penggunaan
inflasi secara bersama-sama tenaga kerja.
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Tersedianya kesempatan kerja yang
Kabupaten Trenggalek. Dengan sesuai dengan jumlah tenaga kerja yang

17
tersedia merupakan tanggung jawab tersebut tidak terlalu besar. Inflasi
penting suatu perekonomian. Dalam seperti ini menimbulkan efek yang baik
suatu perekonomian yang bersifat dalam perekonomian. Keuntungan
laizzer-faire atau sistem pasaran bebas. perusahaan meningkat dan akan lebih
Di samping itu kebijakan pemerintah banyak menggalakkan investasi.
sangat penting artinya dalam Sehingga kesempatan kerja dan
mempengaruhi kegiatan ekonomi dan pendapatan meningkat dan mendorong
penciptaan kesempatan kerja. pertumbuhan ekonomi, Sukirno
Pemerintah yang stabil dan yang (2000:11).
berusaha membantu perkembangan Sehingga pengangguran dan inflasi
sektor swasta, mempunyai peranan yang merupakan dua faktor penting yang
sangat penting dalam mengembangkan mendorong pertumbuhan ekonomi.
kegiatan ekonomi dan memperluas Pengangguran, inflasi dan pertumbuhan
kesempatan kerja. Namun demikian ekonomi memiliki kaitan yang sangat
usaha-usaha mengembangkan kegiatan erat. Jika salah satu ketiganya tidak
ekonomi dan meluaskan kesempatan sesuai dengan yang diharapkan maka
kerja tidak selalu akan dapat akan menghambat satu sama lain. Oleh
mewujudkan hasil yang diharapkan, karena itu, pengangguran, inflasi dan
yaitu menciptakan kesempatan kerja pertumbuhan ekonomi harus saling
penuh tanpa inflasi. mendukung satu sama lain.
Hubungan inflasi dan pertumbuhan
Kebijakan untuk mengurangi
ekonomi yang bersifat positif dimana
Pengangguran dan Inflasi
jika inflasi naik maka pertumbuhan
ekonomi juga akan naik. Di kebanyakan Beberapa kebijakan yang diciptakan
Negara, inflasi bersifat inflasi merayap untuk mengurangi pengangguran yaitu
atau inflasi sederhana. Kebijakan seperti berikut: 1)Pemerintah
ekonomi, terutama kebijakan moneter memberikan bantuan wawasan,
sesuatu Negara biasanya akan berusaha pengetahuan dan kemampuan jiwa
agar inflasi tetap berada pada taraf kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan
inflasi merayap. Inflasi seperti ini akan Menengah (UKM), 2) Segera
mengurangi pendapatan riil pekerja- melakukan pembenahan, pembangunan
pekerja bergaji tetap, tetapi kemerosotan dan pengembangan kawasan-kawasan,

18
khususnya daerah yang tertinggal dan 2. Inflasi berpengaruh positif terhadap
terpencil,3) Dengan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi. Artinya
pertumbuhan penduduk ketika inflasi meningkat maka
(meminimalisirkan menikah pada usia pertumbuhan ekonomi tetap tinggi.
dini), 4) Segera mengembangkan 3. Pengangguran dan inflasi secara
potensi kelautan dan pertanian. bersama-sama berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi. Sehingga
Beberapa kebijakan yang diciptakan
dapat dikatakan bahwa
untuk mengurangi inflasi di Kabupaten
pengangguran dan inflasi adalah
Trenggalek yaitu sebagai berikut:
salah satu penyebab dari kenaikan
1)Mendorong agar pengusaha
pertumbuhan ekonomi.
menaikkan hasil produksinya.
Saran
2)Menekankan tingkat upah,
Berdasarkan hasil pembahasan
3)Pemerintah melakukan pengawasan
dan analisis data, menunjukkan bahwa
harga dan sekaligus menetapkan harga
pengangguran (X1) dan inflasi (X2)
maksimal. 4)Pemerintah melakukan
Secara bersama-sama mempunyai
distribusi secara langsung. Dimana hal
pengaruh signifikan, dan secara masing-
ini diharapkan agar tidak terjadinya
masing juga mempunyai pengaruh
kenaikan harga.
signifikan. Melihat kondisi di atas, ada
Simpulan dan Saran beberapa saran yang diberikan yaitu:
1. Pemerintah Kabupaten Trenggalek
Simpulan
seharusnya lebih memperhatikan
Berdasarkan analisis dan
kembali sebagaimana UMKM di
pembahasan dapat diambil kesimpulan
Kabupaten Trenggalek ini dapat
sebagai berikut:
berjalan dan berkembang dengan
1. Hasil dari penelitian ini
baik. Dimana segi finansial juga
menunjukkan bahwa Pengangguran
harus lebih diperhatikan yaitu
berpengaruh negatif terhadap
dengan cara pemberian atau
variabel pertumbuhan
peminjaman modal kepada
ekonomi.Artinya ketika
masyarakat. Dengan pinjaman
pengangguran tinggi maka
modal dari pemerintah masyarakat
pertumbuhan ekonomi juga akan
rendah.

19
akan lebih mudah dalam Jakarta:Erlangga.
menjalankan UMKM tersebut.
Boediono, 2012. Teori Pertumbuhan
2. Diharapkan pemerintah Kabupaten Ekonomi Edisi Pertama.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Trenggalek dapat mengendalikan
tingkat inflasi. Boediono, 2008. Ekonomi Moneter Edisi
Kelima. Yogyakarta: BPFE
3. Pemerintah Kabupaten Trenggalek
Yogyakarta.
juga harus melakukan maksimalisasi
Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi
dan pengembangan sektor-sektor
Pembangunan Edisi 5.
komoditi yang sudah ada terutama Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
sektor yang menjadi penyokong
Samuelson. 2001. Ekonomi Makro.
utama dalam perekonomian di Jakarta: Media Global.
Kabupaten Trenggalek seperti sektor
Fair Case. 2007. Prinsip-prinsip
pertanian.. Ekonomi Edisi 8. Erlangga.

DAFTAR RUJUKAN Sukirno, Sadono. 2000. Makro Ekonomi


Modern. Jakarta. PT
RajaGrafindo Persada.
Murni Asfia. 2006. Ekonomika Makro.
Bandung, Refika Aditama Wardhana, Darendra dan Dhanie
Nugroho. 2006. Pengangguran
Sukirno, Sadono. 2008. Ekonomi Struktural di Indonesia:
Pembangunan. Yogyakarta: keterangan dari Analisis SVAR
BPFE Yogyakarta dalam rangka Hysteresis. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia.
Suparmoko, 2007. Ekonomi Amri Amir. 2007. “Pengaruh inflasi
Pembangunan. Yogyakarta: dan pertumbuhan ekonomi
Andi Offset terhadap pengangguran di
Indonesia”. Jurnal Inflasi dan
Suryana, 2000. Ekonomi Pembangunan Pengangguran Vol. 1 no. 1,
Problematika dan 2007, Jambi.
Pendekatan.
Jakarta: Salemba Empat. Bick, Alexander. 2010. Threshold
Effects of Inflation on
Tambunan, TH Tulus, 2001. Economic Growth in
Perekonomian Indonesia Developing Countries.
Beberapa Masalah Penting.
Jakarta:Ghalia Indonesia

Todaro, Michael P. 2006. Pembangunan


Ekonomi di Dunia Ketiga.

20

Anda mungkin juga menyukai