Anda di halaman 1dari 6

Gigi Saliva

[Rec]

Jaringan Gigi:

a. Keras (Email (jaringan paling keras), Dentin, Sementum)


b. Lunak (pulpa)

Bagian2 pulpa

a. Tanduk pulpa
b. Rongga pulpa (isi: saraf, pembuluh darah, Penh. Limfa)
c. Root canal (saluran akar)
d. Accessory canal (variasi anatomi; kadang ada kadang engga) engga
e. Foramen apikal (tempat masuknya saraf, PD)

Fungsi jaringan Pulpa (cari pengertian, sering keluar di responsi)

a. Induktif
b. Formatif
c. Nutritif
d. Defensif
e. Sensatif

Gigi:

Email Dentin Sementum


Organik 95,99% 70% 45-50%
Anorganik dan Air 1-5% 30% 50-55%

Komposisi Anorganik Organik


Email -Garam hidroksiapatit Keratin
Dentin
Sementum -Ca(OH)2 Kolagen (membuat dia Ag
-Ca3(PO4)2 terlalu keras tp tetep bisa
nerima tekanan)

1. Tes Sulfat
Tujuan: mengetahui adanya kandungan sulfat dalam gigi
Hasil +: endapan putih (BaSO4)
Reaksi:
Fungsi Reagen:
-HCl: katalisator  Membantu BaCl2 agar bersama ion sulfat membentuk BaSo4 yg hasilnya
solid (mengendap). Hasil sampingnya adalah HCl
Ion sulfat didapat dari: Gigi direndam dalam HNO3 selama semalam

2. Tes Fosfat
Tujuan: memeriksa kandungan fosfat pada gigi
Hasil +: endapan kuning jeruk (amonium fosfomolibdat  ) (endapannya di atas)
Ion fosfat didapat dari: Gigi direndam dalam HNO3 selama semalam
Larutan gigi Larutan yang telah direndam dalam HNO3 pekat semalam/lebih
Amonium Molibdat -Indikator warna
((NH4)6Mo7O24.4H2O) -Pemberi suasana basa untuk pengendapan PO4
Pemanasan -Katalisator
-Sumber energi tambahan untuk pengendapan

Saliva
a. Gd Saliva Mayor
b. Gd Saliva minor
c. Cairan krevikular gingiva

Kandungan:

a. Air (99,3%)
b. Protein dan elektrolit (0,7%)

Protein pada saliva: protein enzimatik (ez. A-amilase)

Protein non enzimatik

Perhari: 1-1,5L

Sekresi per menit: 1-2ml

Gangguan:

a. Hiposalivasi (sekresi <0,1 ml)

Enzim A-Amilase bekerja pada suhu 37-40C

Amilum

Komponen utama amilum:

a. Amilosa (15-20%)  struktur heliks tanpa cabang


b. Amilopektin (80-85%)  bercabang

Amilum dicerna dalam tubuh melalui dua proses:


a. Pencernaan mekanis  gigi
b. Pencernaan enzimatis  enzim a-Amilase dari saliva

3. Hidrolisis Amilosa (menggunakan indikator enzim a-Amilase)


Tujuan:
-mengetahui proses hidrolisis amilosa pada
-
Berbeda dengan hidrolisis amilum di karbohidrat.
Di gigi  ez. A-Amilase ; di Karbohidrat  pemanasan

Tabung 1 Tabung 2 Tabung 3


2,5 mL saliva cair 2,5 mL saliva cair 2,5 mL saliva cair
Dipanaskan dan didinginkan + 5 tetes HCl encer
2,5 mL larutan amilum 2,5 mL larutan amilum 2,5 mL larutan amilum

Biru Biru Bening/Kuning tergantung


Menandakan masih ada Menandakan masih ada derajat hidrolisis.
amilum, karena tidak amilum, karena tidak Terhidrolisis sempurna
terhidrolisis enzim (enzim terhidrolisis enzim (enzim karena ga dikasih perlakuan
terdenaturasi oleh terdenaturasi oleh HCl) apa2. Jadi di tes Iod 
pemanasan) negatif

Enzim merupaka protein. Protein terdenaturasi karena Suhu eksktrim, pH esktrim, zat2 kimia
(mercapto etanol). Jadi, enzim di tabung pertama sama kedua terdenaturasi sehingga tidak bisa
menghidrolisis amilum.

Tambahan:

Benedict: kandungan karbohidrat (monosakarida dan disakarida). Jadi, kalo tabung pertama
(amilum) direaksikan dengan benedict, hasilnya negatif (warna biru)

Tes Iod: positif untuk polisakarida (ex: amilum)


TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi gigi, struktur gigi, dan fungsinya


Gigi adalah
2. Definisi saliva dan kelenjar saliva (termasuk Gd. Salivarius mayor, minor)
-Saliva adalah... pg 7 [Cahyati, W. H. 2013. KONSUMSI PEPAYA (CARICA
PAPAYA) DALAM MENURUNKAN DEBRIS INDEX. Jurnal Kesehatan
Masyarakat. Vol 8 (2) : 127-136.]
-Saliva mayor, ,minor [orbans ohe 303-3-4]
-pengelompokkan [orbans 303 classification]
-fungsi saliva [cahyati]
3. Penjelasan komponen saliva
-Orbans [308-309]  Kumar, G. S. 2011. Orban's Oral Histology & Embryology. New Delhi:
Elsevier. Hal 303-305, 308-310
4. Penjelasan fungsi komponen saliva
Kumar, G. S. 2011. Orban's Oral Histology & Embryology. New Delhi: Elsevier. Hal 303-305,
308-310
5. Penjelasan ttg gangguan Gd.saliva (minimal 3)  karena penyakit, regeneratif, dan fisiologis
Tamin, S. dan Yassi, D. 2011. Penyakit kelenjar saliva dan peran sialoendoskopi untuk
diagnostik dan terapi. ORLI. Vol 41 (2) : 95-104
6. Penjelasan masing2 reaksi (tujuan, jalan reaksi, hasil +)
-Proses demineralisasi terjadi akibat terlepasnya ikatan kalsium (Ca2+) dari senyawa fospat
hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2) enamel gigi akibatnya terjadi perubahan tekstur mikro
enamel gigi. [jurnal demineraslisasi. Syafriadi, M. dan Noh, T. C. 2014. Pengukuran kadar
kalsium saliva terlarut pada gigi yang dilakukan eksternal bleaching dan dipapar dengan
Streptococcus mutans. Jurnal PDGI. Vol 63 (2) : 63-65]
PEMBAHASAN
1. Tes sulfat
2. Tes fosfat
3. Hidrolisis amilosa
-Denaturasi protein (PK, 389)
-Hidrolisis Amilmum (PK, 228)
Dafpus

Cahyati, W. H. 2013. KONSUMSI PEPAYA (CARICA PAPAYA) DALAM MENURUNKAN DEBRIS INDEX.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 8 (2) : 127-136.

Chawla, R. 2014. Practical Clinical Biochemistry. Edisi 14. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publisher. Hal
71

Kumar, G. S. 2011. Orban's Oral Histology & Embryology. New Delhi: Elsevier. Hal 303-305, 308-310

Norton, N. S. 2012. Netter's head and neck anatomy for dentistry. Philadelphia : Elsevier. Hal 341-343

Paulsen, F. dan Waschke, J. 2011. Sobotta Atlas of Human Anatomy. Vol 3. Munich : Elesevier

Scheid, R.C. dan Weiss, G. 2012. Woelfel's Dental Anatomy. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins. Hal
11, 12

Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC., Hal

Syafriadi, M. dan Noh, T. C. 2014. Pengukuran kadar kalsium saliva terlarut pada gigi yang dilakukan
eksternal bleaching dan dipapar dengan Streptococcus mutans. Jurnal PDGI. Vol 63 (2) : 63-65

Tamin, S. dan Yassi, D. 2011. Penyakit kelenjar saliva dan peran sialoendoskopi untuk diagnostik dan
terapi. ORLI. Vol 41 (2) : 95-104

Anda mungkin juga menyukai