Anda di halaman 1dari 27

POLITEKNIK NEGERI Hal.

- 1
PONTIANAK TERMODINAMIKA TEKNIK

Bab I
Konsep, Definisi dan Prinsip-Prinsip Dasar

Pendahuluan

Termodinamika adalah ilmu tentang energi, yang secara spesific membahas tentang

hubungan antara energi panas dengan kerja. Seperti telah diketahui bahwa energi didalam

alam dapat terwujud dalam berbagai bentuk, selain energi panas dan kerja, yaitu energi

kimia, energi listrik, energi nuklir, energi gelombang elektromagnit, energi akibat gaya

magnit, dan lain-lain . Energi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik secara

alami maupun hasil rekayasa tehnologi. Selain itu energi di alam semesta bersifat

kekal, tidak dapat dibangkitkan atau dihilangkan, yang terjadi adalah perubahan

energi dari satu bentuk menjadi bentuk lain tanpa ada pengurangan atau penambahan.

Prinsip ini disebut sebagai prinsip konservasi atau kekekalan energi.

Termodinamika adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari penyimpanan,

tranformasi (perubahan) dan transfer energi. Energi disimpan sebagai energi internal (Yang

disebabkan oleh ketinggian) dan energi kimia (yang disebabkan oleh komposisi kimiawi);

ditransformasikan/diubah dari salah satu bentuk energi ke bentuk energi lainnya; dan di

transfer melintasi suatu batas energi kalor atau usaha/kerja (work). Dalam termodinamika

kita akan mengembangkan persamaan-persamaan matematis yang menghubungkan

transformasi dan transfer energi dengan property-properti bahan seperti temperatur,

tekanan, atau entalpi.

Aplikasi thermodinamika yang begitu luas dimungkinkan karena perkembangan

ilmu thermodinamika sejak abad 17 yang dipelopori dengan penemuan mesin uap di

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN BAB I. KONSEP, DEFINISI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
POLITEKNIK NEGERI Hal. - 2
PONTIANAK TERMODINAMIKA TEKNIK

Inggris, dan diikuti oleh para ilmuwan thermodinamika seperti William Rankine, Rudolph

Clausius, dan Lord Kelvin pada abad ke 19.

Prinsip thermodinamika tersebut sebenarnya telah terjadi secara alami dalam

kehidupan sehari-hari. Bumi setiap hari menerima energi gelombang elektromagnetik dari

matahari, dan dibumi energi tersebut berubah menjadi energi panas, energi angin,

gelombang laut, proses pertumbuhan berbagai tumbuh-tumbuhan dan banyak proses

alam lainnya. Proses didalam diri manusia juga merupakan proses konversi energi yang

kompleks, dari input energi kimia dalam makanan menjadi energi gerak berupa segala

kegiatan fisik manusia, dan energi yang sangat bernilai yaitu energi pikiran kita.

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka prinsip alamiah

dalam berbagai proses thermodinamika direkayasa menjadi berbagai bentuk

mekanisme untuk membantu manusia dalam menjalankan kegiatannya. Mesin-mesin

transportasi darat, laut, maupun udara merupakan contoh yang sangat kita kenal dari

mesin konversi energi, yang merubah energi kimia dalam bahan bakar atau sumber energi

lain menjadi energi mekanis dalam bentuk gerak atau perpindahan diatas

permukaan bumi, bahkan sampai di luar angkasa. Pabrik-pabrik dapat memproduksi

berbagai jenis barang, digerakkan oleh mesin pembangkit energi listrik yang menggunakan

prinsip konversi energi panas dan kerja.

Hasil Pembelajaran

Setelah berhasil menyelesaikan, melengkapi tugas-tugas dan latihan soal dari bab ini,

Saudara dapat mengetahui dan memahami dasar-dasar termodinamika.

Kriteria Penilaian

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN BAB I. KONSEP, DEFINISI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
POLITEKNIK NEGERI Hal. - 3
PONTIANAK TERMODINAMIKA TEKNIK

Keberhasilan Saudara dalam menguasai bab ini dapat diukur dengan kriteria

penilaian:

 Dapat menjelaskan lingkup, aplikasi dan kegunaan termodinamika

 Dapat mengetahui bentuk-bentuk energi, sistem, proses dan siklus termodinamika.

1.1 UKURAN DAN SATUAN

Beberapa sistem ukuran dapat digunakan untuk menyatakan besaran fisis dalam besaran

ukuran primer atau dasarnya. Ukuran-ukuran primer dapat dipilih sebagai:

Gaya F Massa M

Panjang L Waktu t

Temperatur T Arus listrik i

Besaran fisis lain yang penting dapat dinyatakan dalam ukuran-ukuran primer ini.

Contohnya, ukuran kecepatan, densitas, dan luas ialah

V   L    M2 A  L2
t L

Sembarang perangkat satuan yang taat-asas (konsisten) dapat digunakan untuk

mengukur ukuran primer suatu sistem ukuran yang diambil. Misalnya, dalam Sistem

Keteknikan Inggris, terdapat empat ukuran primer : gaya, massa, panjang dan waktu

(FMLt). Satuan gaya ialah pon gaya (lbf), satuan massa ialah pon massa (lbm), satuan

panjang ialah kaki (ft) dan satuan waktu ialah detik (s). Pon gaya (lbf) didefinisikan

sebagai gaya yang dibutuhkan untuk mempercepat 1 pon massa (lbm) pada laju 32.174

ft/det2.

Suatu sistem satuan adalah sistem besaran atau unit untuk meng-

kuantifikasikan dimensi dari suatu property. Sistem satuan yang sekarang dipergunakan di

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN BAB I. KONSEP, DEFINISI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
POLITEKNIK NEGERI Hal. - 4
PONTIANAK TERMODINAMIKA TEKNIK

seluruh dunia, termasuk Indonesia, adalah Sistem SI (Sistem Internasional). Sistem ini

menggantikan 2 sistem yang dipergunakan sebelumnya, yaitu sistem British dan sistem

Metris.

Dalam sistem SI ada 7 macam dimensi dasar, yaitu panjang (m), massa (kg), waktu

(detik), temperatur (K), arus listrik (A), satuan sinar (candela-c), dan satuan molekul

(mol). Satuan gaya merupakan kombinasi dari massa dan percepatan, dan

mempunyai besaran N (Newton), yang didefinisikan menurut Hukum Newton,

F=ma

Dan 1 N adalah gaya yang diperlukan untuk memberikan percepatan sebesar 1

m/det2 pada suatu massa sebesar 1 kg sehingga.

1 N = 1 kg. m/det2

Ukuran berat (W) adalah gaya yang ditimbulkan oleh massa m kg, dengan percepatan

sebesar medan gravitasi yang terjadi (g), adalah: W = m g

Satuan W adalah Newton, sedang besar gravitasi di bumi adalah 9,807 m/det2 di

permukaan laut dan semakin kecil dengan bertambahnya elevasi.

Kerja yang merupakan salah satu bentuk energi, adalah gaya kali jarak dengan satuan

N.m, dan disebut pula J (Joule) yaitu,

1 J = 1 N.m

Satuan Joule juga digunakan dalam dimensi energi panas, dan biasanya ukurannya

dalam kJ (kilojoule) atau MJ (Mega Joule).

Hukum kedua Newton dapat digunakan untuk membentuk keekuivalenan antara ukuran

ukuran tersebut. Hukum Newton dapat dituliskan sebagai

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN BAB I. KONSEP, DEFINISI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
POLITEKNIK NEGERI Hal. - 5
PONTIANAK TERMODINAMIKA TEKNIK

1
F ma
gc
Penyubstitusian akan memberikan

1lbf 
1
g

1lbm  32,174 ft / s 2 

Konstanta kesebandingan, gc ditentukan dengan percobaan atau menurut definisi satuan

dan sama dengan

lbm ft
g c  32,174
lbm s 2
Atau, jika satuan gaya dalam kilogram gaya (kgf), satuan massa dalam kilogram(kg),

satuan panjang dalam meter (m), dan satuan waktu dalam detik (det), maka kilogram gaya

(kgf) didefinisikan sebagai gaya yang diperlukan untuk mempercepat 1 kg massa pada laju

9,80665 m/det2 sedemikian sehingga

1
1kgf 
gc

1kg  9,80665 m / det 2 
kg m
dan g c  9,80665
kgf det 2
Gaya yang menimbulkan percepatan sebesar 1 cm/det2 pada massa 1 gram didefinisikan

sebagai dyne sedemikian sehingga

gm cm
1dyne  1
det 2

Konstanta gc dapat juga didefinisikan sebagai faktor konversi tak berukuran yang besaran

mutlaknya sama dengan satu sehingga hukum Newton ditulis sebagai:

F=m.a

Dalam hal ini, baik gaya (F) maupun massa (M) dapat dihilangkan dari senarai (daftar)

ukuran primer, yang menghasilkan sistem ukuran MLt atau FLt.

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN BAB I. KONSEP, DEFINISI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
POLITEKNIK NEGERI Hal. - 6
PONTIANAK TERMODINAMIKA TEKNIK

Dalam sistem MLt, ketiga ukuran primer ialah gaya, panjang dan waktu, sementara gaya

merupakan ukuran jabaran (mL/t2) misalnya, jika sentimeter merupakan satuan panjang,

gram merupakan satuan massa, dan detik merupakan satuan waktu, satuan gayanya ialah

gm cm/det2, yang sebelumnya telah didefinisikan sebagai dyne. Dalam hal ini, gaya

merupakan satuan yang dijabarkan yang satuannya ditentukan dengan membuat gc=1,0.

Sama halnya, dalam sistem ukur FLt, gaya, panjang dan waktu merupakan ukuran

primer sementara massa merupakan ukuran jabaran (Ft2-IL). Satuan massa merupakan

hasil yang membuat gc=1,0.

Sistem satuan internasional (SI), yang telah dipakai oleh banyak negara, didasarkan

pada bentuk koheren sistem ukuran MLt. Sistem ini merupakan sistem mutlak karena

sistem ini tidak tergantung pada percepatan gravitasi g. Meter (m) merupakan satuan

panjang, kilogram (kg) merupakan satuan massa, dan detik (det) merupakan satuan waktu.

Gaya yang menimbulkan percepatan sebesar 1 m/det2 pada massa 1 kg merupakan ukuran

jabaran. Satuan SI gaya disebut newton (N); (1 N=1 kg m/det2). Joule (J) merupakan

satuan energi dan sama dengan energi yang dihabiskan dalam menggerakkan suatu gaya 1

newton sejarak 1 m; (1 J=1 N m=1 kg m2/det2). Daya merupakan perpindahan energi per

satuan waktu, dan satuannya ialah watt (W); (1 W=1 J/det)=1 N m/det=1 kg m 2/det3).

Sistem SI memberikan perangkat satuan dasar berikut :

Besaran fisis Satuan Lambang

Panjang meter (m)


Massa kilogram (kg)
Waktu detik (det)
Arus listrik ampere (A)
Temperatur termodinamik kelvin (K)
Intensitas kecerlangan kandela (cd)
Jumlah zat mole (mol)

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN BAB I. KONSEP, DEFINISI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
POLITEKNIK NEGERI Hal. - 7
PONTIANAK TERMODINAMIKA TEKNIK

Karena sering diperlukan bekerja dengan angka-angka yang besar atau kecil, kelipatan dan

pembagian satuan ini yang didasarkan pada kwadrat angka 10, telah diperkenalkan dalam

bentuk imbuhan :

Kelipatan Pembagian
Nama Lambang Pelipat Nama Lambang Pembagi

deka da 10 desi d 10-1


hekto h 102 senti c 10-2
kilo k 103 mili m 10-3
mega M 106 mikro p 10-6
giga G 109 nano n 10-9
tera T 1012 piko p 10-12

Mol telah disarankan sebagai suatu materi untuk sistem SI. Akan tetapi, adalah lebih teliti

untuk menggunakan kilogram mol (kg-mol). yang didefiniskan sebagai jumlah zat yang

memiliki sebanyak atom atau molekul yang dikandung oleh 12 kg karbon-12.

Satu kilogram-mol zat merupakan jumlah zat tersebut dalam kilogram yang secara numerik

sama dengan massa molalnya. Untuk oksigen atom-tunggal, misalnya satu kg-mol

memiliki massa 16 kg dan satu gm-mol memiliki massa 16 gm. Jumlah kg-mol zat, n, sama

dengan massa zat tersebut, m, dalam kilogram dibagi dengan massa molarnya, M, dalam

kg/kg-mol.

Semua sistem satuan mempunyi satuan besaran sekunder yang pelik.Umpamanya,

Satuan gaya dalam SI adalah kg . m/s2 . Dari pada repot permyataan menuliskan satuan

yang panjang, lebih mudah jika gabungan beberapa satuan yang kompleks diberi nama

yang baru. Jadi Newton (N) digunakan untuk menggantikan kg . m/s2 ; N adalah nama lain

untuk kg . m/s2 .

Tabel 1.1 memberikan berbagai satuan SI , berbagai nama lain (alias) dan simbol dari

besaran mekanik yang penting bagi uraian dalam buku ini. Tabel 1.2 memberikan

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN BAB I. KONSEP, DEFINISI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
POLITEKNIK NEGERI Hal. - 8
PONTIANAK TERMODINAMIKA TEKNIK

informasi yang serupa tapi untuk sistem ini. Tabel 1.3 memberikan nama dan singkatan

awalnya yang umum digunakan.

Seiring persetujuan internasional untuk pengukuhan SI, di tentukan pula standar

panjang, waktu, massa, arus listrik, temperatur dan intensitas luminasi. Sebagai contoh,

meter didefinisikan sebagai 1.650.763,73 kali panjang gelombang garis merah-jingga tegas

pada spektrum krypton 86, sedangkan sekon didefinisikan dengan frekuensi radiasi cesium.

Sekarang berbagai satuan tempo dulu didefinisikan dengan satuan dasar SI.

Tabel 1.1 Satuan mekanik SI

Besaran Dimensi Satuan Nama lain Simbol


Panjang L meter - m
Waktu T sekon - s
Massa M kilogram - kg
Kecepatan L/T m/s - -
Percepatan L/T2 m/s2 - -
Frekuensi l/T 1/s hertz Hz
Gaya ML/T2 kg . m/s2 newton N
Tekanan M/T2L kg/(s2 . m) = N/m2 paskal Pa
Energi ML2/T2 kg . m2 / s2 = N.m joule J
Daya ML2/T2 kg . m2/s3 = J/s watt W
Tabel 1.2 Besaran mekanik dalam sistem Inggris tempoe doeloe

Besaran Dimensi Satuan Nama lain Simbol

Panjang L foot - ft

Waktu T sekon - s

Massa M pound mass - lbm

Gaya F pound gaya - lbf

Kecepatan L/T ft/s - -

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN BAB I. KONSEP, DEFINISI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
POLITEKNIK NEGERI Hal. - 9
PONTIANAK TERMODINAMIKA TEKNIK

Percepatan L/T2 ft/s2 - -

Frekuensi 1/T 1/s hertz Hz

Tekanan F/L2 lbf/ft2 - psf*

Energi LF ft * lbf - -

Daya LF/T ft * lbf/s - -

Tabel 1.3 Faktor skala

Bilangan Awalan Simbol Contoh

1012 tera T terahertz (THz)

109 giga G gigajoule (GJ)

106 mega M megawatt (MW)

103 kilo k kilometer (km)

10-2 centi c centimeter (cm)

10-3 milli m milliwatt (mW)

10-6 micro μ microsecond (μs)

10-9 nano n nanometer (nm)

10-12 pico p picofarad (pF)

Catatan ukuran SI.

Apabila menggunakan SI selalu diperhatikan bahwa satuan dasar yang dipakai untuk

massa bukanlah g, tetapi kg. Biasanya awalan K, misalnya didepan m, yaitu km, berarti

seribu kali satuan dasar panjang.Tetapi kg berarti satu satuan dasar massa ; kg harus selalu

dipandang sebagai kesatuan, tidak boleh dipecah. Mudah-mudahan saja kelainan ini kelak

dapat dikoreksi melalui persetujuan internasional, misalnya dengan menyingkatkan saja kg

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN BAB I. KONSEP, DEFINISI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
POLITEKNIK NEGERI Hal. - 10
PONTIANAK TERMODINAMIKA TEKNIK

menjadi k, untuk menyatakan kilo, sedangkan g sama sekali dihapuskan saja. Jadi, sebagai

pengganti g dipakai saja mk (mikrokilo).

Aspek lain yang memerlukan kewaspadaan sehubungan dengan SI adalah dalam

penerapan awalan atau prefix. Umpamanya volume yang dinyatakan dalam mm3 berarti

(mm)3 = 10-9 m3, jadi bukan 10-3 X m3 (mikro meter kubik). Awalan didepan suatu satuan

menjadi satuan baru. Jadi jika suatu satuan itu dipangkatkan, sekaligus awalan itu

dipangkatkan sebagai suatu kesatuan.

Tabel 1.4 menyajikan sejumlah nilai gc untuk sejumlah sistem ukuran dalam perangkat

satuan yang konsisten

Tabel 1.4 Nilai-nilai gc untuk Sejumlah Sistem Ukuran dalam


Perangkat Satuan yang Konsisten
gc

Gaya Massa Panjang Waktu Sistem FML1 Sistem Mlt* Sistem Flt*

lbm ft
(lbf) lbm ft detik 32.174 1.0 --
lbf det 2
slug ft
lbf (slug) ft detik 1 .0 -- 1.0
lbf det 2
kg m
(kgf) kg m detik 9,80665 1.0 --
kgf det 2
gm cm
(dyne) gm cm detik 1.0 1.0 1.0 --
dyne det 2
kg m
(newton) kg m detik 1.0 1.0 --
N det 2

Apabila memungkinkan sistem ukuran MLJ atau FIJ digunakan, nilai gc = 1.0 dan satuan-

satuan yang ditunjukkan dalam kurung merupakan satuan jabaran

Sistem satuan SI akan dipakai dalam keseluruhan buku ini karena sistem ini lebih

mudah pengoperasiannya daripada sistem satuan Inggris. Faktor konversi antara kedua

sistem diberikan dalam Lampiran.

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN BAB I. KONSEP, DEFINISI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
POLITEKNIK NEGERI Hal. - 11
PONTIANAK TERMODINAMIKA TEKNIK

Kini akan ditinjau ulang konsep energi kinetic dan potensial seperti diberikan

dalam mekanika melalui hukum gerak dan gravitasi. Agar pembahasan bersifat lebih

umum akan digunakan bentuk umum hukum Newton untuk partikel. Percepatan adalah

tidak lain dari laju perubahan kecepatan terhadap waktu, oleh karena itu hukum Newton

dapat dituliskan sebagai

1 dV
F M
gc dt

Kalikan dengan dt, kemungkinan integrasi dari t1 ke t2.

t2

M V 2V 1 
1
 Fdt  g
t1 c

Integral diruas kiri persamaan ini biasanya disebut impuls dan besaran MV disebut

momentum. Persamaan dasar mekanika ini menyatakan bahwa implus yang dihasilkan

sebanding dengan perubahan momentum partikel.

Apabila diingat bahwa menurut definisi V = dX/dt, persamaan diatas dapat

dikalikan dengan dX (perkalian skalar) dan kemudian dengan integrasi diantara dua titik

sembarang didalam ruang diperoleh ** jadi V² berarti V·V.

 F  dX  2 g V 
x2
M
2
2
 V12
x1 c

Integral diruas kiri persamaan ini lazimnya dinamakan kerja yang dilakukan terhadap

partikel sedangkan besaran kNMV2/2 dinamakan energi kinetic partikel. Hukum dasar

mekanik mengatakan bahwa kerja yang dilakukan gaya terhadap partikel adalah sama

dengan pertambahan energi kinetiknya.

Sebagai contoh (contoh 1.1) akan dihitung energi kinetik sebuah mobil 1000kg

(2200 lbm) yang meluncur dijalan dengan kecepatan 60 mil per jam (88 ft/s; 26,8 m/s).

Dalam SI.

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN BAB I. KONSEP, DEFINISI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
POLITEKNIK NEGERI Hal. - 12
PONTIANAK TERMODINAMIKA TEKNIK

EK  12 MV 2  12 x 1000kg x (26,8m / s) 2  3,59 x 105 kg  m 2 s 2  0,359MJ

Dalam sistem Inggris tempoe doeloe.

MV 2 2200lbm
EK   x(88 ft / s) 2  2,64 x10 5 ft  lbf
2g c 2 x32,2 ft  lbm /(lbf  s )
2

Untuk menentukan hubungan diantara berat dan massa, tinjau beda yang sedang

ditarik keatas dengan tali di dalam medan gravitasi bumi (gambar 1.9). berat adalah gaya

tarik yang dilakukan bumi terhadap benda. Jika benda berada dalam keadaan diam, gaya

yang dilakukan tali terhadap benda sama dengan berat tetapi berlawanan arah. Hubungan

berat dengan massa menjadi jelas jika tali diputuskan sehingga benda jatuh dengan

percepatan gravitasi g. Harga rata-rata besaran ini pada permukaan bumi adalah:

g  9,80m / s 2  32,17 ft / s 2

Sistem yang terdiri dari molekul yang banyak sekali jumlahnya dapat ditanggapi

dengan sederhana apabila bahan di pandang terisi secara kontinu dalam ruang volumenya,

dengan demikian cara pemberiannya secara metematis menjadi sangat sederhana. Dalam

analisa kesinambungan (kontinum), energi kinetic segumpal zat yang mempunyai massa,

M, yang bergerak dengan kecepatan V, adalah M V ² 29C . jadi sama halnya seperti untuk

partikel. Apabila bagian-bagian dari kontinum itu bergerak dengan berbagai kecepatan

yang berbeda, maka energi totalnya di peroleh dengan menjumlahkan (integrasi) energi

setiap bagian kecil dari kontinum itu meliputi seluruh kontinum; tidak dapat di sangkal,

anda mestinya sudah pernah melakukan proses ini dalam mekanika.

Demikian pula dengan energi potensial. Energi potensial sebongkah zat di hitung

dari berat benda itu dan tingginya di atas suatu datum yang sembarang, sama halnya seperti

untuk parikel. Kedua perhitungan yang baru dikemukakan tadi menggunakan sifat-sifat

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN BAB I. KONSEP, DEFINISI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
POLITEKNIK NEGERI Hal. - 13
PONTIANAK TERMODINAMIKA TEKNIK

yang dapat diamati secara makroskopik : kecepatan, massa, berat, dan ketinggian, untuk

menghitung energi kinetic dan potensial. Energi kinetic yang di hitung dengan cara ini

tentulah belum memperhitungkan energi yang dikaitkan dengan gerakan molekul yang

acak (“random”), yang “ tersembunyi “ dari cara pengamatan makroskopik. Oleh karena

itu energi dalam harus di tampilkan sebagai besaran yang tersendiri untuk dapat

memperhitungkan energi sedemikian itu (energi makroskopik. Yang “ tersembunyi” itu ).

Jadi, dalam analisa kontinum energi sebongkah zat dinyatakan sebagai ,

E = EK + EP + U

Disini EK dan EP menyatakan energi kinetic dan energi potensial benda itu, dapat

diamati secara makroskopis dan di hitung dengan cara yang telah di uraikan di atas.

Perhatikan bahwa kedua energi itu mempunyai bentuk yang terorganisasi, dikaitkan,

umpamanya, translasi netto dari semua molekul secara koheren dalam suatu arah, atau

perputaran semua molekul secara koheren mengelilingi suatu sumbu, atau penempatan

semua molekul secara koheren pada suatu ketinggian diatas tanah. Berbeda halnya dengan

energi dalam, U, yang dikaitkan dengan aspek acak atau ketidak terorganisasinya bagian

molekul zat. Tentulah tidak sukar untuk menarik kesimpulan bahwa energi yang

terorganisasi lebih berdaya guna dari energi yang tak terorganisasi, dan memang

demikianlah halnya. Salah satu tugas utama seorang insinyur adalah mencari berbagai cara

yang baik untuk menkonversikan energi yang tak terorganisasi itu menjadi gerak molekul

yang terorganisasi yang berdaya guna makroskopika.

Aspek konsep energi yang telah dimanfaatkan adalah bahwa energi dari dua system

yang di gabungkan sama dengan jumlah dari kedua energi masing-masing system. Jadi

energi keseluruhan adalah jumlah dari berbagai energi setiap bagian yang membentuk

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN BAB I. KONSEP, DEFINISI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
POLITEKNIK NEGERI Hal. - 14
PONTIANAK TERMODINAMIKA TEKNIK

keseluruhan itu. Pengertian ini sangat berguna sewaktu menentukan energi suatu sistem

yang kompleks, karena energi dari setiap bagian system dapat di hitung dan kemudian di

jumlahkan untuk mendapatkan energi system totalnya. Dalam bahasa termodinamika ciri

penjumlahan ini dikemukakan dengan menyebut bahwa energi itu ekstensif.

Aspek fundamental dari konsep energi adalah kelestarian energi, yaitu, bahwa

energi suatu system yang di isolasi adalah konstan. Persamaan yang menyatakan hukum ini

merupakan landasan bagi analisa kuantitatif terhadap berbagai perubahan yang terjadi di

antara system yang berinteraksi.

Sebagai contoh, umpamakan bahwa dua benda yang bergerak saling bertabrakan

secara prontal dan kemudian berhenti. Salah satu dari berbagai hukum mengenai zat, yaitu

prinsif momentum, menyatakan, bahwa oleh karena kedua benda itu akhirnya berhenti,

meminta kedua benda itu haruslah sama secara eksak dalam besaran tak mempunyai tanda

yang berlawanan pada saat tabrakan. Apakah yang terjadi dengan berbagai energinya? Dua

pernyataan yang tidak tepat tapi sering di kemukakan sebagai jawaban adalah

1. Energi hilang

2. Energi didisipasikan kedalam bentuk panas

Pernyataan pertama hanya tepat apabila di terapkan terhadap energi mekanik gerak

yang terorganisasi. Sebagai hasil tabrakan, energi kinetic curah (“bulk”) kedua benda itu di

konversikan menjadi energi dalam. Energi tidak nyata lagi secara makroskopik sebagai

energi kinetic, tetapi peningkatan energi dalam jelas ada karena terjadi peningkatan

temperature setiap benda itu.tidak ada energi yang hilang, energi hanya mengalami

susunan yang lain. Pernyataan kedua dapat menjadi benar dengan mengganti kata” panas “

dengan “energi dalam.” Nanti akan jelas bahwa, panas dan energi dalam adalah dua hal

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN BAB I. KONSEP, DEFINISI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
POLITEKNIK NEGERI Hal. - 15
PONTIANAK TERMODINAMIKA TEKNIK

yang sangat berbeda satu dengan lainnya; energi yang dikaitkan dengan berbagai gerakan

dan makroskopik adalah energi dalam, bukan panas. Pemakaian istilah “disipasi” dalam

pernyataan kedua menunjukan bahwa energi dengan bentuk energi kinetic curah, karena

berbagai alasan, lebih diinginkan dari energi dalam. Hal ini memang demikan, karena

pengorganisasian yang rapi dari gerakan curah membuatnya berdaya guna sekali

(katakanlah untuk megangkat suatu pemberat), sedangkan berbagai gerakan mikroskopik

yang acak dan tak terorganisasi yang diwakili oleh energi dalam membuat energi

sedemikan tidak “siap” untuk dipakai dalam peralatan makroskopik yang praktis.

Kekekalan energi dapat dinyatakan secara Aljabar bagi dua benda a dan b yang

saling bertabrakan; system yang di tinjau terdiri dari dua benda (gambar 2.1), dan

pengamatan dilakukan selama periode waktu sesaat sebelum tabrakan, dinotasikan 1,

hingga ketika baru saja selesai bertabrakan pada saat keduanya dalam keadaan diam.

Energi awal system adalah

1 1
1  a1  b1   aVa21   bVb21 U a1U b1
29 c 29 c

Energi akhir sistem adalah


E 2 U a 2U b 2
Oleh karena kedua benda membentuk sistem yang diisolasi, energi sistem tidak

boleh berubah,jadi

E1 = E2
energi energi
awal akhir

substitusi pers. diatas, dapat memberi besarnya peningkatan total energi dalam
sistem,
U 2U 1 U a 2U a1   U b 2U b1  
1
29 c
M aVa21  M bVb21 
Kerangka referensi inersial

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN BAB I. KONSEP, DEFINISI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
POLITEKNIK NEGERI Hal. - 16
PONTIANAK TERMODINAMIKA TEKNIK

Gambar 1.1 sistem terdiri dari keduabenda;ini adalah sistem diisolasi

Contoh 1.2

Suatu benda memiliki massa 5 kg dan benda tersebut ditarik ke bumi pada suatu tempat

yang percepatan gravitasinya 8 m/det2. Berapakah bobotnya dalam newton? Jika benda

tersebut bergerak pada kecepatan 10 m/det, berapakah energi kinetiknya?

PENYELESAIAN

Dengan mengacu pada Gambar berikut, gaya yang dikerahkan pada benda tersebut untuk

membuatnya dalam kesetimbangan terhadap aksi medan gravitasi haruslah sama dengan

bobotnya. Oleh sebab itu


m=5 kg
m=5 kg V=10 m/det
g=8
m/det2
 
W  F  mg  5 kg  8 m / det 2  40
kg m
det 2
 40 N

Perhatikan bahwa bobot benda tersebut dapat berubah yang tergantung pada perubahan

percepatan gravitasi setempat tetapi massanya tetap konstan. Energi kinetiknya:

kg m2
mV 2  5 kg 10 m / s   250 2  250 J
1 1 2
Ek =
2 2 s
1.2 BENTUK-BENTUK ENERGI

Telah disampaikan sebelumnya bahwa energi dapat terwujud dalam berbagai

bentuk, yaitu energi kimia, energi panas, energi mekanis, energi listrik, energi nuklir,

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN BAB I. KONSEP, DEFINISI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
POLITEKNIK NEGERI Hal. - 17
PONTIANAK TERMODINAMIKA TEKNIK

energi gelombang elektromagnetik, energi gaya magnit, dan lain -lain. Suatu media

pembawa energi dapat mengandung berbagai bentuk energi tersebut sekaligus, dan

jumlah energinya disebut energi total (E). Dalam analisis thermodinamika sering digunakan

energi total setiap satuan massa media (m), yang disebut sebagai energi per-satuan massa
𝐸
(e) yaitu, e = 𝑚

Berbagai bentuk energi diatas dapat pula dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu

energi makroskopik dan energi mikroskopik. Energi makroskopik adalah keberadaan

energi ditandai dari posisinya terhadap lingkungannya atau terhadap suatu referensi yang

ditentukan. Contoh bentuk energi makroskopik adalah energi kinetik (KE) dan energi

potensial (PE). Keberadaan energi mikroskopik ditentukan oleh struktur internal dari zat

pembawa energi sendiri dan tidak tergantung kepada lingkungannya, yaitu

struktur dan gerakan molekul zat tersebut. Energi mikroskopik ini disebut sebagai energi

internal (U).

Energi makroskopik berhubungan dengan gerakan masa pembawa energi,

dan pengaruh luar seperti gaya gravitasi, pengaruh energi listrik, sifat magnit, dan

tegangan pemukaan fluida. Energi kinetis KE adalah energi yang disebabkan oleh gerakan

relatif terhadap suatu referensi.

Energi potensial adalah energi yang disebabkan oleh posisi elevasinya dalam medan

gravitasi, dan besarnya adalah:

PE = m g z

Atau dalam bentuk energi per-satuan massa,

pe = g z

dengan, g = gaya gravitasi

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN BAB I. KONSEP, DEFINISI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
POLITEKNIK NEGERI Hal. - 18
PONTIANAK TERMODINAMIKA TEKNIK

z = posisi elevasi terhadap suatu referensi.

Energi internal meliputi semua jenis energi mikroskopik, yaitu akibat dari struktur

dan aktivitas molekul dalam masa yang ditinjau. Struktur molekul adalah jarak antar

molekul dan besar gaya tarik antar molekul, sedangkan aktivitas molekul adalah kecepatan

gerak molekul. Energi laten adalah energi yang merubah jarak dan gaya tarik antar molekul,

sehingga masa berubah fase antara fase padat atau cair menjadi gas. Energi sensibel

merubah kecepatan gerak molekul, yang ditandai oleh perubahan temperatur dari masa

yang ditinjau.

Energi kimia adalah energi internal sebagai akibat dari komposisi kimia suatu zat,

yang merupakan energi yang mengikat atom dalam molekul zat tersebut. Perubahan

struktur atom menyebabkan perubahan energi pengikat atom dalam molekul, sehingga

reaksinya dapat melepaskan energi (eksothermis) misalnya dalam reaksi pembakaran,

atau memerlukan energi (indothermis). Bentuk energi internal lainnya adalah energi

nuklir, yang merupakan energi ikatan antara atom dengan intinya.

1 .3 SISTEM , PROSES, DAN SIKLUS THERMODINAMIKA

Dalam analisis termodinamik, adalah penting untuk mengidentifikasi dengan jelas

entitas atau sistem yang sedang diperhatikan. Terdapat dua jenis sistem termodinamik

sistem tertutup dan volume atur. Pada sistem tertutup (secara singkat disebut sistem),

analisis dipusatkan pada jumlah materi dengan massa tetap dan identitas tetap. Sistem

dikelilingi oleh batas yang dapat berubah kedudukan, ukuran atau bentuknya tetapi batas

tersebut kedap terhadap aliran materi. Kalor dan kerja yang merupakan wahana

perpindahan energi, dapat melintasi batas sistem tersebut. Daerah di luar batas suatu sistem

dan yang bersentuhan dengannya disebut sekeliling/lingkungan. Sistem yang tidak bertukar

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN BAB I. KONSEP, DEFINISI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
POLITEKNIK NEGERI Hal. - 19
PONTIANAK TERMODINAMIKA TEKNIK

energi maupun materi dengan sekeliling disebut sistem terisolasi. Perhatikan sistem yang

terdiri atas gas yang terkurung di antara silinder dan torak. Seperti yang ditunjukkan pada

Gambar 1.2. Walaupun kalor dan kerja dapat melintasi batasnya dan volume tertutup

karena tidak ada massa yang melintasi batasnya. Contoh lain sistem tertutup termasuk

benda bebas dan titik massa yang digunakan dalam mekanika.

Dalam volume atur yang ditunjukkan pada Gambar 1.3, analisis berpusat pada daerah

dalam ruang yang melaluinya materi dan energi mengalir. Permukaan volume atur disebut

permukaan atur dan selalu terdiri atas permukaan tertutup. Volume atur mencakup daerah

yang sedang diperhatikan dalam menerapkan berbagai prinsip termodinamik dan ini

merupakan konsep yang berguna dalam analisis piranti seperti turbin dan pompa yang

melaluinya massa mengalir. Volume atur dapat berupa yang stasioner atau yang bergerak

pada kecepatan konstan atau kecepatan yang berubah relatif terhadap sistem koordinat.

Jika tidak terjadi perpindahan massa melintasi permukaan atur, volume atur tersebut

menjadi identik dengan sistem tertutup.

Analisis termodinamik menggunakan sistem, yang diacu sebagai sistem

termodinamik, yang merupakan versi ideal sistem nyata yang kompleks. Tanpa

memperhatikan jenis sistem yang sedang diperhatikan tersebut. Batas sistem itu haruslah

terdefinisi dengan baik sebagai suatu langkah pertama dan penting sebelum

melanjutkannya dengan analisis termodinamik lainnya. Penting juga untuk mendefinisikan

sebelum melanjutkannya dengan analisis termodinamik lainnya. Penting juga untuk

mendefinisikan batas sistem atau volume atur sedemikian rupa untuk memungkinkan

memahami masalahnya dengan lebih baik.

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN BAB I. KONSEP, DEFINISI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
POLITEKNIK NEGERI Hal. - 20
PONTIANAK TERMODINAMIKA TEKNIK

Termodinamika berkaitan dengan sistem yang berada dalam kesetimbangan

termodinamik apabila tidak memungkinkan lagi untuk mengubah tingkat keadaannya

secara spontan. Sifat sistem ini, yang akan dibahas dalam bab berikutnya, sangat berarti,

hanya apabila suatu sistem berada dalam kesetimbangan termodinamik karena sifat ini

akan berlaku pada sistem secara keseluruhan. Setiap perubahan tingkat keadaan sistem

tersebut, akan mengarah ke beralihnya sistem dari kesetimbangan termodinamik, yang

akan menyebabkan kesulitan dalam memberikan tingkat keadaan bagian dalam (interior)

sistem ini. Kesulitan ini dihindari dengan mendefinisikan tingkat keadaan kuasi-

kesetimbangan, kesetimbangan yang beralih dari kesetimbangan termodinamik sedemikian

kecilnya (infinitesimal). Apabila suatu sistem mengalami proses kuasi-kesetimbangan,

setiap tingkat keadaan berikutnya yang melaluinya sistem lewat akan dianggap berada

dalam kesetimbangan, dan potensial termodinamik sistem dan potensial sekelilingnya akan

sama.

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN BAB I. KONSEP, DEFINISI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
POLITEKNIK NEGERI Hal. - 21
PONTIANAK TERMODINAMIKA TEKNIK

Suatu sistem thermodinamika adalah suatu massa atau daerah yang dipilih, untuk

dijadikan obyek analisis. Daerah sekitar sistem tersebut disebut sebagai lingkungan. Batas

antara sistem dengan lingkungannya disebut batas sistem (boundary), seperti terlihat pada

Gambar 1.4. Dalam aplikasinya batas sistem merupakan bagian dari sistem

maupun lingkungannya, dan dapat tetap atau dapat berubah posisi atau bergerak.

BATAS SISTEM (boundary)

SISTEM
TERMODINAMIKA
LINGKUNGAN/SEKELILING

Gambar 1.4. Skema Sistem Termodinamika

Dalam termodinamika ada dua jenis sistem, yaitu sistem tertutup dan sistem terbuka.

Dalam sistem tertutup massa dari sistem yang dianalisis tetap dan tidak ada massa keluar dari

sistem atau masuk kedalam sistem, tetapi volumenya bisa berubah. Yang dapat-keluar masuk

sistem tertutup adalah energi dalam bentuk panas atau kerja. Contoh sistem tertutup adalah

suatu balon udara yang dipanaskan, dimana massa udara didalam balon tetap, tetapi

volumenya berubah, dan energi panas masuk kedalam massa udara didalam balon.

Dalam sistem terbuka, energi dan massa dapat keluar sistem atau masuk kedalam

sistem melewati batas sistem. Sebagian besar mesin- mesin konversi energi adalah

sistem terbuka. Sistem mesin motor bakar adalah ruang didalam silinder mesin, dimana

campuran bahan bahan bakar dan udara masuk kedalam silinder, dan gas buang keluar

sistem melalui knalpot. Turbin gas, turbin uap, pesawat jet dan lain-lain adalah merupakan

sistem thermodinamika terbuka, karena secara simultan ada energi dan massa keluar-masuk

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN BAB I. KONSEP, DEFINISI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
POLITEKNIK NEGERI Hal. - 22
PONTIANAK TERMODINAMIKA TEKNIK

sistem tersebut.

Karakteristik yang menentukan sifat dari sistem disebut property dari sistem,

seperti tekanan P, temperatur T, volume V, massa m, viskositas, konduksi panas, dan

lain-lain. Selain itu ada juga property yang didefinisikan dari property yang lainnya

seperti, berat jenis, volume spesifik, panas jenis, dan lain-lain.

Suatu sistem dapat berada pada suatu kondisi yang tidak berubah, apabila

masing-masing jenis property sistem tersebut dapat diukur pada semua bagiannya dan

tidak berbeda nilainya. Kondisi tersebut disebut sebagai keadaan (state) tertentu dari

sistem, dimana sistem mempunyai nilai property yang tetap. Apabila property nya

berubah, maka keadaan sistem tersebut disebut mengalami perubahan keadaan. Suatu

sistem yang tidak mengalami perubahan keadaan disebut sistem dalam keadaan

seimbang (equilibrium ).

Perubahan sistem thermodinamika dari keadaan seimbang satu menjadi keadaan

seimbang lain disebut proses, dan rangkaian keadaan diantara keadaan awal dan akhir

disebut lintasan proses seperti terlihat pada Gambar 1.5.

Keadaan 2

Lintasan proses

Keadaan 1

Gambar 1.5. Proses dari keadaan 1 ke keadaan 2

Tergantung dari jenis prosesnya, maka keadaan 2 dapat dicapai dari keadaan 1

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN BAB I. KONSEP, DEFINISI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
POLITEKNIK NEGERI Hal. - 23
PONTIANAK TERMODINAMIKA TEKNIK

melalui berbagai lintasan yang berbeda. Proses thermodinamika biasanya

digambarkan dalam sistem koordinat 2 (dua) property, yaitu P-V diagram, P-v diagram,

atau T-S diagram. Proses yang berjalan pada satu jenis property tetap, disebut proses iso -

diikuti nama property nya, misalnya proses isobaris (tekanan konstan), proses isochoris

(volume konstan), proses isothermis (temperatur konstan) dan lain-lain.

Suatu proses merupakan laluan yang diikuti oleh suatu sistem sewaktu sistem

tersebut mengalami perubahan tingkat keadaan. Proses ini diuraikan oleh tingkat keadaan

termodinamik berurutan yang dilalui sistem tersebut. Gambar 1.6 menunjukkan diagram p-

V suatu proses ekspansi dari tingkat keadaan 1 ke tingkat keadaan 2.

Gambar 1.6. Diagram P-V suatu proses ekspansi

Apabila suatu sistem mengalami suatu proses praktis. sistem tersebut akan bergerak

dari kesetimbangan termodinamik dan sebagian atau seluruh tingkat keadaan yang

dilaluinya bisa saja dalam tingkat keadaan ketaksetimbangan. Untuk menilai pergerakan

dari kesetimbangan ini, akan diperhatikan suatu proses yang diidealkan. Suatu proses ideal

atau kuasi-kesetimbangan ialah suatu proses yang tingkat keadaan sistemnya beralih dari

kesetimbangan termodinamik selama proses tetapi dalam jumlah yang sangat kecil sekali

(infinitesimal), misalnya, perhatikan suatu torak tak bergesekan yang dihadapkan pada

tekanan gas P1 pada satu permukaan dan tekanan P2 pada permukaan lainnya. Jika kedua

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN BAB I. KONSEP, DEFINISI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
POLITEKNIK NEGERI Hal. - 24
PONTIANAK TERMODINAMIKA TEKNIK

tekanan itu sama, torak akan berada dalam kesetimbangan. Jika P1 dibuat lebih besar dari

P2 tetapi dengan perbedaan yang sangat kecil sekali, gas pada sisi 1 akan mengalami

pengembangan kecil sebagai akibat ketaksetimbangan gas pada kedua permukaan torak

tersebut. Tetapi karena gaya ketaksetimbangan yang kecil sekali ini, gas akan mengalami

suatu proses tanpa beralih secara sangat mencolok dari kesetimbagan termodinamiknya. Ini

disebut ekspansi kuasi-kesetimbangan.

Selama proses itu berlangsung, terjadi perpindahan energi pada batas sistem berupa

kalor atau kerja, dan perubahan sifat sistem dapat saja terjadi. Sifat-sifat atau fenomena

yang tidak berubah selama suatu proses akan berfungsi dalam menguraikan proses

tersebut. Misalnya, suatu proses isokorik menguraikan suatu proses yang volume

sistemnya tetap konstan. Serupa dengan ini, suatu proses isobarik merupakan proses yang

tekanannya tetap konstan. sementara proses isotermal merupakan proses yang

temperaturnya tetap konstan. Suatu proses yang tidak melibatkan interaksi kalor disebut

proses adiabatik.

Apabila suatu sistem pada tingkat keadaan awal tertentu mengalami sederetan proses

dan kemudian kembali ke tingkat keadaan semula, sistem tersebut telah mengalami siklus

termodinamik lengkap. gambar 1.7 menunjukkan diagram p-V suatu siklus termodinamik.

Gambar 1.7. Diagram P-V siklus termodinamik

Sifat-sifat sistem, pada saat penyelesaian siklus tersebut, memiliki nilai-nilai yang sama

dengan nilai-nilai awalnya. Suatu sistem disebut menjalani suatu siklus, apabila sistem

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN BAB I. KONSEP, DEFINISI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
POLITEKNIK NEGERI Hal. - 25
PONTIANAK TERMODINAMIKA TEKNIK

tersebut menjalani rangkaian beberapa proses, dengan keadaan akhir sistem kembali ke

keadaan awalnya.

1.4 TEKANAN

Tekanan merupakan salah satu property yang terpenting dalam thermodinamika, dan

didefinisikan sebagai gaya tekan suatu fluida (cair atau gas) pada satu satuan unit luas area.

Istilah tekanan pada benda padat disebut tegangan (stress). Satuan tekanan adalah Pa

(Pascal), yang didefinisikan sebagai,

1 Pa = 1 N/m2

Karena satuan Pascal terlalu kecil, maka dalam analisis thermodinamika sering

digunakan satuan kilopascal (1 kPa = 103 Pa), atau megapascal (1 MPa = 10 6 Pa). Satuan

tekanan yang cukup dikenal adalah satuan bar (barometric ), atau atm (standard

atmosphere), sebagai berikut.

1 bar = 105 Pa = 0,1 Mpa = 100kPa

1 atm = 101. 325 Pa = 101,325 kPa = 1, 01325 bar

Alat pengukur tekanan diatas atmosfir adalah manometer, alat pengukur tekanan

vakum disebut manometer vakum, sedang alat pengukur tekanan atmosfir disebut

barometer. Terdapat banyak jenis metode pengukuran tekanan seperti pipa U, manometer

pegas, atau transduser elektronik.

Tekanan dapat diukur dengan berbagai alat. Semua peralatan sedemikian rupa pada

dasarnya mengukur perbedaan diantara dua tekanan; hanya jika salah satu dari tekanan itu

vakum barulah alat itu mengukur tekanan yang sebenarnya.

1.5 TEMPERATUR

Ukuran temperatur berfungsi untuk mengindikasikan adanya energi panas pada suatu

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN BAB I. KONSEP, DEFINISI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
POLITEKNIK NEGERI Hal. - 26
PONTIANAK TERMODINAMIKA TEKNIK

benda padat, cair, atau gas. Metodenya biasanya menggunakan perubahan salah satu

property suatu material karena panas, seperti pemuaian, dan sifat listrik.

Prinsip pengukurannya adalah apabila suatu alat ukur ditempelkan pada

benda yang akan diukur temperaturnya, maka akan terjadi perpindahan panas ke alat

ukur sampai terjadi keadaan seimbang. Dengan demikian temperatur yang tertera pada

alat ukur adalah sama dengan temperatur pada benda yang di ukur

temperaturnya. Prinsip tersebut menghasilkan Hukum Thermodinamika Zeroth (Zeroth

Law of Thermodynamics), yaitu apabila dua benda dalam keadaan seimbang thermal dengan

benda ketiga maka dua benda tersebut juga dalam keadaan seimbang termal walaupun

tidak saling bersentuhan. Dalam sistem SI satuan temperatur adalah Kelvin (K)

tanpa derajad. Skala dari ukuran temperatur dalam derajad Celcius adalah sama dengan

skala ukuran Kelvin, tetapi titik nol oC sama dengan 273,15 K. Titik nol oC adalah kondisi

es mencair pada keadaan standard atmosfir, sedang kondisi 0 K adalah kondisi nol mutlak

dimana semua gerakan yang menghasilkan energi pada semua materi berhenti.

Dalam analisis thermodinamika, apabila yang dimaksudkan adalah ukuran

temperatur maka yang digunakan adalah ukuran dalam K, sedang apabila analisis

berhubungan dengan perbedaan temperatur maka baik ukuran oC maupun K dapat digunakan.

1.6 PERTANYAAN

1. Bobot sebuah mobil ialah 12000 N pada suatu tempat dengan percepatan grafitasi

g=9,81m/det2. Berapakah gaya yang diperlukan untuk mempercepat mobil tersebut

pada laju konstan 1,2 m/det2?

2. Hitunglah gaya yang dikerahkan pada massa 2 kg yang bergerak pada percepatan 3

m/det2 dalam (a) newton; (b) lbf; (c) dyne

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN BAB I. KONSEP, DEFINISI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR
POLITEKNIK NEGERI Hal. - 27
PONTIANAK TERMODINAMIKA TEKNIK

3. Bobot 1 m3 air pada 25C ialah 11,6 N pada suatu tempat dengan g = 9,81 m/det2.

Berapakah densitasnya dalam kg/m dan lbm/ft3?

4. Pengukur tekanan membaca 150 kPa, dan barometer membaca 95 kPa. Carilah tekanan

mutlak dalam kPa dan psia.

5. Gaya 800 N dikerahkan pada benda bermassa 25 kg ke arah atas. Dengan mengabaikan

hambatan udara, tentukanlah percepatan benda tersebut dengan menganggap

percepatan grafitasi rerata g = 9,81 m/det2.

Daftar Pustaka

1. Bambang Sugiono AP, 1995, “Dasar-Dasar Termodinamika Teknik dan


Perpindahan Panas”, Bandung: PEDC
2. Merle C.Potter, Ph.D, Craig W. Somerton, Ph.D, 2011, “Termodinamika Teknik”,
Edisi Kedua, Jakarta: Penerbit Erlangga.

3. Michel A. Saad, 2000, “Thermodinamika”, Prinsip dan Aplikasi, Edisi Bahasa


Indonesia Jilid I, Jakarta: PT. Prenhallindo
4. Sudjito, Saifuddin Baedoewie, Agung Sugeng Widodo, 2003, “Diktat
Termodinamika Dasar” Malang: Jurusan Teknik Mesin Universitas Brawijaya
5. William C. Reynolds, Henry C. Perkins, Filino Harahap, 1996, “Termodinamika
Teknik”, Jakarta: Penerbit Erlangga

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK MESIN BAB I. KONSEP, DEFINISI DAN PRINSIP-PRINSIP DASAR

Anda mungkin juga menyukai