Anda di halaman 1dari 13

Borang Portofolio

No. ID dan Nama Peserta : dr. Ayu Tien Thayibatudiniyah DA


No. ID dan Nama Wahana : RSUD RANTAU PRAPAT
Topik : Meningitis
Tanggal (kasus) : 15 juli 2019
Nama Pasien : Ny. S No. RM : 276715

Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. H. Nauli Asdam Simbolon


dr. Eka Julianty
Tempat Presentasi : RSUD RANTAU PRAPAT
Objektif Presentasi :
□ Keilmuan □ Keterampilan □ Penyegaran □ Tinjauan Pustaka
□ Diagnostik □ Manajemen □ Masalah □ Istimewa
□ Neonatus □ Bayi □ Anak □ Remaja □ Dewasa □ Lansia □ Bumil
□ Deskripsi : Pasien usia 40 tahun dating dengan penurunan kesadaran

□ Tujuan :  Untuk menegakkan diagnosis


 Manajemen penatalaksanaan
Bahan
□ Tinjauan Pustaka □ Riset □ Kasus □ Audit
Bahasan :
Cara
□ Diskusi □ Presentasi dan Diskusi □ E-mail □ Pos
Membahas :

Data
Nama : ny. S No. Registrasi : 276715
Pasien :
Nama Klinik : RSUD RANTAU PRAPAT Telp : Terdaftar sejak :
Data Utama untuk Bahan Diskusi :

1. Diagnosis / Gambaran Klinis :


Penurunan kesadaran dialami OS 2 hari ini, OS post melahirkan 10 hari ini, sejak 5 hari yang
lalu OS merasakan demam dan sakit kepala, sakit kepala semakin hari semakin hebat, sakit
dirasakan hampir di seluruh kepala, sakit kepala tidak hilang dengan istirahat. Kuduk terasa
kaku sejak 4 hari yang lalu, kuduk menjadi terasa kaku perlahan-lahan, Mual dan muntah
sejak 4 hari yang lalu, frekuensi 2x/hari, banyaknya ± 1/4 gelas/kali muntah, isi apa yang di
makan dan diminum, muntah tidak menyemprot. Lemah anggota gerak (-), kejang (+) 3x
selama penurunan kesadaran, BAB/BAK (+) normal
2. Riwayat Pengobatan :
Os merupakan pasien rujukan daru RS Nur’aini
3. Riwayat Kesehatan / Penyakit :
Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.
4. Riwayat Keluarga :
Tidak ada keluarga pasien yang mengalami keluhan seperti pasien.
5. Riwayat Pekerjaan :
Ibu Rumah Tangga
6. Kondisi Lingkungan Sosial dan Fisik :
Tidak ada yang berhubungan.
7. Riwayat Imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus) :
-
8. Lain-lain :
Keadaan Umum : Penurunan Kesadaran

Kesadaran : Somnolen (E1M4V2)

Tekanan Darah : 130/80 mmHg

Nadi : 80x/ menit

Pernapasan : 30x/ menit

Suhu : 38.7° C

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor

(3mm/3mm)

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Dada : simetris, vulnus (-), hematom (-)

Paru I : normochest, simetris kiri kanan, retraksi dinding dada

tidak ada

Pa : fremitus kiri = kanan

Pk : sonor
A : napas vesikuler, Rh +/+ , Wh -/-

Jantung I : Iktus tidak terlihat

Pa : Iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V

Pe : batas jantung dalam batas normal

A : Bunyi jantung murni, irama teratur, bising tidak ada

Abdomen : Supel, nyeri tekan (-), Hepar dan Lien tidak teraba,

Bising Usus (+) Normal

Ekstremitas : akral hangat, refilling kapiler baik, udem -/-

TANDA RANGSANG MENINGEAL :


a. Kaku kuduk : (+)
b. Brudzinskiy I : (+)
c. Brudzinskiy II : (+)
d. Laseque : (+)
e. Kernig : (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium :
(Tanggal 15/7/2019)
Hb : 15,5 g/dL
Leukosit : 9.110 /mm3
Ht : 42 %
Trombosit : 366.000 /mm3
GDS : 131 mg/dL
Ureum : 18,9 mg/dL
Kreatinin : 0,70 mg/dL
Tes Widal : Tipe H (-),Tipe O (-)
Follow up tanggal 15-7-2019
S : - Penurunan Kesadaran (+)

- Demam (+)

- Kuduk kaku (+)

- Muntah (-)

O :

Keadaan Umum : Lemah Nadi : 80x/menit

Kesadaran : Somnolen Nafas : 22x/menit

Tekanan Darah : 130/80 mmHg Suhu : 37,5º C

Status Internus : Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : vesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/-

Status Neurologikus:

 GCS 7 (E1M4V2)
 Tanda rangsangan meningeal : (+)
 Tanda peningkatan intrakranial : (-)
 Nervi cranialis : pupil isokor ,Ǿ 3mm/3mm, reflek cahaya (+/+)
 Motorik : Lateralisasi (-)
 Sensorik : Berespon terhadap nyeri
 Otonom : Miksi : Neurogenik bladder (-)
Defekasi : (-), sejak dirawat di RS

 Reflek fisiologis : ++ ++ Reflek patologis : - -


++ ++ - -

A : - Penurunan Kesadaran (Somnolen) + Meningitis

P:

1) Umum
• Awasi KU dan Vital Sign
• Elevasi kepala 300
• O2 4L/menit
• IVFD Nacl 0,9% 20gtt/i
• Diet MBTKTP 2100kkal
2) Khusus
• Inj ceftriaxon 1gr/12j (st)
• Inj. Omeprazol 1 vial/12j
• Inj. Dexametason 1 amp/8 j

(16-7-2019)

S : - Penurunan Kesadaran (+)

- Demam (+)

- Kuduk kaku (+)

- Muntah (-)

O :

Keadaan Umum : Lemah Nadi : 80x/menit

Kesadaran : Somnolen Nafas : 22x/menit

Tekanan Darah : 130/80 mmHg Suhu : 37,5º C

Status Internus : Cor : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : vesikuler, ronkhi +/+, wheezing -/-

Status Neurologikus:

 GCS 12 (E1M4V2)
 Tanda rangsangan meningeal : (+)
 Tanda peningkatan intrakranial : (-)
 Nervi cranialis : pupil isokor ,Ǿ 3mm/3mm, reflek cahaya (+/+)
 Motorik : Lateralisasi (-)
 Sensorik : Berespon terhadap nyeri
 Otonom : Miksi : Menggunakan kateter
Defekasi : (-), sejak dirawat di RS

 Reflek fisiologis : ++ ++ Reflek patologis : - -


++ ++ - -

A : - Penurunan Kesadaran (Somnolen) + Meningitis

P:

1. Umum
• Awasi KU dan Vital Sign
• Elevasi kepala 300
• O2 4L/menit
• IVFD Nacl 0,9% 20gtt/i
• Diet MBTKTP 2100kkal
2. Khusus
• Inj ceftriaxon 1gr/12j (st)
• Inj. Omeprazol 1 vial/12j
• Inj. Dexametason 1 amp/8 j

Rencana Tindakan
1. Darah rutin, Ur/Cr, Elektrolit

2. EKG

3. Head CT-Scan

4. Foto Thorax

5. Rawat ICU

Daftar Pustaka :

1. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Infeksi. Dalam : Buku Ajar Neurologi Klinis,
edisi pertama. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta 1996 : 161-68, 181-87
2. Mardjono M, Sidharta P. Mekanisme Infeksi Susunan Saraf. Dalam : Neurologi Klinis Dasar.
Dian Rakyat. Jakarta 2003 : 303-20
3. Price S.A & Willson L.M. Alih bahasa Anugerah P. Infeksi Pada Sistem Saraf. Dalam :
Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta 1995 :1004-7
4. Duus P. Alih bahasa Ronardy D.H. Meningen, Ventrikel dan Cairan Serebrospinalis. Dalam :
Diahnostik Topik Neurologi Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala. Edisi 11. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta 1996 : 246-62
5. Groot J & Chusid J. G. Alih bahasa Munandar A. Diskusi Kasus. Dalam : Neuroanatomi
Korelatif , edisi 21. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta 1997 : 266

Hasil Pembelajaran :
1. Memahami definisi dan etiologi meningitis
2. Mengetahui gejala klinis meningitis
3. Mengetahui cara mendiagnosis meningitis
4. Memahami penatalaksanaan awal pada meningitis
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Subjektif :

Penurunan kesadaran dialami OS 2 hari ini, OS post melahirkan 10 hari ini, sejak 5
hari yang lalu OS merasakan demam dan sakit kepala, sakit kepala semakin hari
semakin hebat, sakit dirasakan hampir di seluruh kepala, sakit kepala tidak hilang
dengan istirahat. Kuduk terasa kaku sejak 4 hari yang lalu, kuduk menjadi terasa kaku
perlahan-lahan, Mual dan muntah sejak 4 hari yang lalu, frekuensi 2x/hari, banyaknya
± 1/4 gelas/kali muntah, isi apa yang di makan dan diminum, muntah tidak
menyemprot. Lemah anggota gerak (-), kejang (+) 3x selama penurunan kesadaran,
BAB/BAK (+) normal

2. Objektif :

Dari hasil pemeriksaan di jumpai kaku kuduk, kejang, penurunan kesadaran.

3. Assesment (penalaran klinis) :

Meningitis adalah inflamasi pada membran yang menutupi organ sistem saraf pusat,
yang biasanya dikenal dengan meningens (radang pada arachnoid dan piamater). Meningitis
biasanya disebabkan oleh infeksi tetapi bahan kimiawi yang mengiritasi apabila disuntik atau
dimauskan ke dalam ruang subaraknoid juga bisa menimbulkan peradangan pada lapisan
pembungkus otak meninges. Meningitis yang disebabkan oleh infeksi ini diklasifikasikan
kepada akut piogenik (biasanya disebabkan oleh bakteri), aseptik meningitis (biasanya karena
viral) dan meningitis kronik (tuberculous, spirochetal, atau cryptococcal). Klasifikasi ini
dibuat berdasarkan karakteristik dari eksudat pada pemeriksaan LCS dan evolusi klinis
daripada penyakit tersebut.

Meningitis dapat berkembang sebagai respon dari berbagai kasus, seperti agen infeksi,
trauma, kanker, atau penyalahgunaan obat. Agen infeksi dapat berupa bakteri, virus, ricketsia,
protozoa, dan jamur.

Etiologi dan Patogenesis

Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh mikroorganisme, seperti virus, bakteri,


jamur, atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak. Penyebab infeksi ini dapat
diklasifikasikan atas :

1. Meningitis bakteri:
a. Pneumococcus
b. Meningococcus
c. Haemophilus influenza
d. Staphylococcus
e. Escherichia coli
f. Salmonella
g. Mycobacterium tuberculosis
2. Virus :
a. Enterovirus
b. Mumps
c. Herpes virus
d. Arbovirus
e. Kasus yang sangat jarang: LMCV (lymphocytic choriomeningitis
virus)
3. Jamur :
a. Cryptococcus neoformans
b. Coccidioides immitris
c. Candida (jarang)
d. Histoplasma (terutama pada kasus immunocompromise)

Age Group Causes

neonatus Group B Streptococci, Escherichia coli, Listeria


monocytogenes

Bayi Neisseria meningitidis, Haemophilus influenzae, Streptococcus


pneumoniae

Anak anak N. meningitidis, S. Pneumoniae

Dewasa S. pneumoniae, N. meningitidis, Mycobacteria

Meningitis juga bisa berlaku pada kasus non infeksi terutama pada kasus seperti AIDS,
kanker, diabetes, trauma fisik atau oleh karena obat-obatan yang bisa menurunkan sistem
imunitas tubuh.
1. Meningitis Serosa

Meningitis serosa terjadi sebagai akibat komplikasi penyebaran tuberkulosis primer,


biasanya dari paru. Terjadinya meningitis bukanlah karena terinfeksinya selaput otak
langsung oleh penyebaran hematogen, melainkan biasanya sekunder melalui pembentukan
tuberkel pada permukaan otak, sumsum tulang belakang atau vertebra yang kemudian pecah
ke dalam rongga arachnoid. Kadang-kadang dapat juga terjadi perkontinuitatum dari
mastoiditis atau spondilitis.

Pada pemeriksaan histologis, meningitis serosa ternyata merupakan


meningoensefalitis. Peradangan ditemukan sebagian besar pada dasar otak, terutama pada
batang otak (brain stem) tempat terdapat eksudat dan tuberkel. Eksudat yang serofibrinosa
dan gelatinosa dapat menimbulkan obstruksi pada sisterna basalis dan mengakibatkan
hidrosefalus serta kelainan pada saraf otak. Tampak juga kelainan pada pembuluh darah
seperti arteritis dan flebitis yang menimbulkan penyumbatan. Akibat penyumbatan ini dapat
terjadi infark otak yang kemudian akan mengakibatkan perlunakan otak.

2. Meningitis Purulenta

Kuman-kuman dapat masuk ke dalam susunan saraf pusat secara hematogen atau
langsung menyebar dari kelainan di nasofaring, paru-paru, dan jantung. Selain itu
perkontinuitatum dari peradangan organ atau jaringan di dekat selaput otak seperti abses otak,
otitis media, mastoiditis dan trombosis sinus kavernosus.

D. Gambaran Klinis

Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke tengkuk dan
punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot
ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala
tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi. Kesadaran menurun, tanda Kernig’s
dan Brudzinsky positif.

Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia si penderita serta virus apa
yang menyebabkannya. Gejala yang paling umum adalah demam yang tinggi, sakit kepala,
pilek, mual, muntah, kejang. Setelah itu biasanya penderita merasa sangat lelah, leher terasa
pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta penglihatan menjadi kurang jelas.

Gejala pada bayi yang terkena meningitis, biasanya menjadi sangat rewel, muncul
bercak pada kulit, tangisan lebih keras dan nadanya tinggi, demam ringan, badan terasa kaku,
dan terjadi gangguan kesadaran seperti tangannya membuat gerakan tidak beraturan.

Gejala meningitis meliputi :

 Gejala infeksi akut


 Panas
 Nafsu makan tidak ada
 Anak lesu
 Gejala kenaikan tekanan intracranial
 Kesadaran menurun
 Kejang-kejang
 Ubun-ubun besar menonjol
 Gejala rangsangan meningeal
 kaku kuduk
 Kernig
 Brudzinky I dan II positif

Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan darah
Dilakukan pemeriksaan kadar haemoglobin, jumlah dan hitung jenis leukosit, laju endap
darah (LED), kadar glukosa puasa, kadar ureum, elektrolit.

a) Pada Meningitis Serosa tidak hanya didapatkan peningkatan leukosit saja. Disamping
itu, pada Meningitis Tuberkulosa didapatkan juga peningkatan LED.
b) Pada Meningitis Purulenta didapatkan peningkatan leukosit.

2. Lumbal pungsi / pemeriksaan cairan otak


Hasil pemeriksaan lumbal pungsi digunakan membedakan antara meningitis serosa
dengan meningitis purulenta.

LP PURULENTA SEROSA

Warna Keruh Jernih

Sel PMN 1000-10000 MMN 300-500

Protein 100-500 mg% 100-500 mg%

Glukosa 0-40 mg% Rendah

Klorida 650-680 510

Mikroorganisme Kultur Khusus/Ziehl-Nielsen

PURULENTA TUBERKULOSA VIRUS JAMUR

Tekanan >180  Bila  Pemeriksaan  Ku


mm H20 didiamkan mikroskopik ltur
terbentuk pelikula  Biakan cairan otak bakteri
 Mikroskopis  Pemeriksaan negatif
: kuman TBC serologik serum dan
cairan otak
Warna Keruh sampai Jernih atau Jernih Jernih
purulen xantokrom

Sel Leukosit Meningkat, Meningkat antara 10- 10 -500


meningkat <500/mm3, MN 1000/mm3 sel/mm3
dominan dengan
95 % PMN
dominasi
limfosit

Protein Meningkat, meningkat Normal / sedikit Meningkat


>75 mg% meningkat

Klorida Menurun, menurun Normal


<700 mg%
Glukosa Menurun, <40 menurun Normal Menurun,
mg %, atau < sekitar 15-
40 % gula 35 mg
darah

3. Kultur darah
Pemeriksaan ini diperlukan untuk menentukan jenis bakteri yang menginfeksi meningen
sehingga dapat diberikan terapi dengan obat yang sesuai oleh penyebabnya.

4. Pemeriksaan Radiologis
a) Pada Meningitis Serosa dilakukan foto dada, foto kepala, bila mungkin dilakukan CT
Scan.
b) Pada Meningitis Purulenta dilakukan foto kepala (periksa mastoid, sinus paranasal,
gigi geligi) dan foto dada

G. Penatalaksanaan

Terapi untuk meningitis ini terbagi menjadi terapi umum dan terapi khusus, yaitu :

1. Terapi Umum
- Istirahat mutlak, bila perlu diberikan perawatan intensif

- Pemberian gizi tinggi kalori tinggi protein

- Posisi penderita dijaga agar tidak terjadi dekubitus

- Keseimbangan cairan tubuh

- Perawatan kandung kemih dan defekasi

- Mengatasi gejala demam, kejang

Anda mungkin juga menyukai