Data
Nama : ny. S No. Registrasi : 276715
Pasien :
Nama Klinik : RSUD RANTAU PRAPAT Telp : Terdaftar sejak :
Data Utama untuk Bahan Diskusi :
Suhu : 38.7° C
(3mm/3mm)
tidak ada
Pk : sonor
A : napas vesikuler, Rh +/+ , Wh -/-
Abdomen : Supel, nyeri tekan (-), Hepar dan Lien tidak teraba,
Laboratorium :
(Tanggal 15/7/2019)
Hb : 15,5 g/dL
Leukosit : 9.110 /mm3
Ht : 42 %
Trombosit : 366.000 /mm3
GDS : 131 mg/dL
Ureum : 18,9 mg/dL
Kreatinin : 0,70 mg/dL
Tes Widal : Tipe H (-),Tipe O (-)
Follow up tanggal 15-7-2019
S : - Penurunan Kesadaran (+)
- Demam (+)
- Muntah (-)
O :
Status Neurologikus:
GCS 7 (E1M4V2)
Tanda rangsangan meningeal : (+)
Tanda peningkatan intrakranial : (-)
Nervi cranialis : pupil isokor ,Ǿ 3mm/3mm, reflek cahaya (+/+)
Motorik : Lateralisasi (-)
Sensorik : Berespon terhadap nyeri
Otonom : Miksi : Neurogenik bladder (-)
Defekasi : (-), sejak dirawat di RS
P:
1) Umum
• Awasi KU dan Vital Sign
• Elevasi kepala 300
• O2 4L/menit
• IVFD Nacl 0,9% 20gtt/i
• Diet MBTKTP 2100kkal
2) Khusus
• Inj ceftriaxon 1gr/12j (st)
• Inj. Omeprazol 1 vial/12j
• Inj. Dexametason 1 amp/8 j
(16-7-2019)
- Demam (+)
- Muntah (-)
O :
Status Neurologikus:
GCS 12 (E1M4V2)
Tanda rangsangan meningeal : (+)
Tanda peningkatan intrakranial : (-)
Nervi cranialis : pupil isokor ,Ǿ 3mm/3mm, reflek cahaya (+/+)
Motorik : Lateralisasi (-)
Sensorik : Berespon terhadap nyeri
Otonom : Miksi : Menggunakan kateter
Defekasi : (-), sejak dirawat di RS
P:
1. Umum
• Awasi KU dan Vital Sign
• Elevasi kepala 300
• O2 4L/menit
• IVFD Nacl 0,9% 20gtt/i
• Diet MBTKTP 2100kkal
2. Khusus
• Inj ceftriaxon 1gr/12j (st)
• Inj. Omeprazol 1 vial/12j
• Inj. Dexametason 1 amp/8 j
Rencana Tindakan
1. Darah rutin, Ur/Cr, Elektrolit
2. EKG
3. Head CT-Scan
4. Foto Thorax
5. Rawat ICU
Daftar Pustaka :
1. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Infeksi. Dalam : Buku Ajar Neurologi Klinis,
edisi pertama. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta 1996 : 161-68, 181-87
2. Mardjono M, Sidharta P. Mekanisme Infeksi Susunan Saraf. Dalam : Neurologi Klinis Dasar.
Dian Rakyat. Jakarta 2003 : 303-20
3. Price S.A & Willson L.M. Alih bahasa Anugerah P. Infeksi Pada Sistem Saraf. Dalam :
Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, edisi 4. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta 1995 :1004-7
4. Duus P. Alih bahasa Ronardy D.H. Meningen, Ventrikel dan Cairan Serebrospinalis. Dalam :
Diahnostik Topik Neurologi Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala. Edisi 11. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta 1996 : 246-62
5. Groot J & Chusid J. G. Alih bahasa Munandar A. Diskusi Kasus. Dalam : Neuroanatomi
Korelatif , edisi 21. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta 1997 : 266
Hasil Pembelajaran :
1. Memahami definisi dan etiologi meningitis
2. Mengetahui gejala klinis meningitis
3. Mengetahui cara mendiagnosis meningitis
4. Memahami penatalaksanaan awal pada meningitis
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
1. Subjektif :
Penurunan kesadaran dialami OS 2 hari ini, OS post melahirkan 10 hari ini, sejak 5
hari yang lalu OS merasakan demam dan sakit kepala, sakit kepala semakin hari
semakin hebat, sakit dirasakan hampir di seluruh kepala, sakit kepala tidak hilang
dengan istirahat. Kuduk terasa kaku sejak 4 hari yang lalu, kuduk menjadi terasa kaku
perlahan-lahan, Mual dan muntah sejak 4 hari yang lalu, frekuensi 2x/hari, banyaknya
± 1/4 gelas/kali muntah, isi apa yang di makan dan diminum, muntah tidak
menyemprot. Lemah anggota gerak (-), kejang (+) 3x selama penurunan kesadaran,
BAB/BAK (+) normal
2. Objektif :
Meningitis adalah inflamasi pada membran yang menutupi organ sistem saraf pusat,
yang biasanya dikenal dengan meningens (radang pada arachnoid dan piamater). Meningitis
biasanya disebabkan oleh infeksi tetapi bahan kimiawi yang mengiritasi apabila disuntik atau
dimauskan ke dalam ruang subaraknoid juga bisa menimbulkan peradangan pada lapisan
pembungkus otak meninges. Meningitis yang disebabkan oleh infeksi ini diklasifikasikan
kepada akut piogenik (biasanya disebabkan oleh bakteri), aseptik meningitis (biasanya karena
viral) dan meningitis kronik (tuberculous, spirochetal, atau cryptococcal). Klasifikasi ini
dibuat berdasarkan karakteristik dari eksudat pada pemeriksaan LCS dan evolusi klinis
daripada penyakit tersebut.
Meningitis dapat berkembang sebagai respon dari berbagai kasus, seperti agen infeksi,
trauma, kanker, atau penyalahgunaan obat. Agen infeksi dapat berupa bakteri, virus, ricketsia,
protozoa, dan jamur.
1. Meningitis bakteri:
a. Pneumococcus
b. Meningococcus
c. Haemophilus influenza
d. Staphylococcus
e. Escherichia coli
f. Salmonella
g. Mycobacterium tuberculosis
2. Virus :
a. Enterovirus
b. Mumps
c. Herpes virus
d. Arbovirus
e. Kasus yang sangat jarang: LMCV (lymphocytic choriomeningitis
virus)
3. Jamur :
a. Cryptococcus neoformans
b. Coccidioides immitris
c. Candida (jarang)
d. Histoplasma (terutama pada kasus immunocompromise)
Meningitis juga bisa berlaku pada kasus non infeksi terutama pada kasus seperti AIDS,
kanker, diabetes, trauma fisik atau oleh karena obat-obatan yang bisa menurunkan sistem
imunitas tubuh.
1. Meningitis Serosa
2. Meningitis Purulenta
Kuman-kuman dapat masuk ke dalam susunan saraf pusat secara hematogen atau
langsung menyebar dari kelainan di nasofaring, paru-paru, dan jantung. Selain itu
perkontinuitatum dari peradangan organ atau jaringan di dekat selaput otak seperti abses otak,
otitis media, mastoiditis dan trombosis sinus kavernosus.
D. Gambaran Klinis
Keluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke tengkuk dan
punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot
ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala
tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi. Kesadaran menurun, tanda Kernig’s
dan Brudzinsky positif.
Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia si penderita serta virus apa
yang menyebabkannya. Gejala yang paling umum adalah demam yang tinggi, sakit kepala,
pilek, mual, muntah, kejang. Setelah itu biasanya penderita merasa sangat lelah, leher terasa
pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta penglihatan menjadi kurang jelas.
Gejala pada bayi yang terkena meningitis, biasanya menjadi sangat rewel, muncul
bercak pada kulit, tangisan lebih keras dan nadanya tinggi, demam ringan, badan terasa kaku,
dan terjadi gangguan kesadaran seperti tangannya membuat gerakan tidak beraturan.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah
Dilakukan pemeriksaan kadar haemoglobin, jumlah dan hitung jenis leukosit, laju endap
darah (LED), kadar glukosa puasa, kadar ureum, elektrolit.
a) Pada Meningitis Serosa tidak hanya didapatkan peningkatan leukosit saja. Disamping
itu, pada Meningitis Tuberkulosa didapatkan juga peningkatan LED.
b) Pada Meningitis Purulenta didapatkan peningkatan leukosit.
LP PURULENTA SEROSA
3. Kultur darah
Pemeriksaan ini diperlukan untuk menentukan jenis bakteri yang menginfeksi meningen
sehingga dapat diberikan terapi dengan obat yang sesuai oleh penyebabnya.
4. Pemeriksaan Radiologis
a) Pada Meningitis Serosa dilakukan foto dada, foto kepala, bila mungkin dilakukan CT
Scan.
b) Pada Meningitis Purulenta dilakukan foto kepala (periksa mastoid, sinus paranasal,
gigi geligi) dan foto dada
G. Penatalaksanaan
Terapi untuk meningitis ini terbagi menjadi terapi umum dan terapi khusus, yaitu :
1. Terapi Umum
- Istirahat mutlak, bila perlu diberikan perawatan intensif