Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT UNTUK MENILAI

KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN


(Studi pada PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk dan PT. Charoen Pokphand Indonesia
Tbk yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2012)

Dessy Dwi Ratna Pertiwi


Darminto
Devi Farah Azizah
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
Email: dessydwirp@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kinerja keuangan PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk dan PT.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk periode tahun 2010-2012 dengan menggunakan analisis rasio keuangan
dan untuk mengetahui perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan paling baik. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif, dengan lokasi penelitian di Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI). Objek penelitian yang digunakan
merupakan dua perusahaan go public yang bergerak dalam bidang agri-food di Indonesia, yaitu PT. Japfa
Comfeed Indonesia Tbk dan PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. Sumber data yang digunakan adalah
data sekunder. Menganalisis data-data yang telah diperoleh dengan menggunakan metode time series
analysis dan dibandingkan dengan perusahaan lainnya menggunakan metode cross sectional analysis. Hasil
penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa kondisi keuangan kedua perusahaan mengalami
fluktuasi. Tingkat kinerja keuangan PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk dalam keadaan kurang baik, hal ini
dapat diketahui dari rasio likuiditas, rasio aktivitas, dan rasio profitabilitas yang mengalami fluktuasi, dan
rasio hutang yang mengalami peningkatan. Sedangkan kinerja keuangan perusahaan yang paling baik adalah
PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk, karena diketahui rasio likuiditas dan rasio hutang dalam keadaan
yang sangat baik, serta rasio aktivitas dan rasio profitabilitas dalam keadaan cukup baik.

Kata Kunci: Rasio Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Profitabilitas, dan Rasio Hutang

Abstract

This research for describing the financial performance of PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk and PT.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk 2010-2012 period using an analysis of finance ratio, and to know the
enterprise which has the best financial performance. This research is descriptive, located in Pojok Bursa
Efek Indonesia (BEI). The research object used two go public enterprise it concerns on agri-food in
Indonesia and listing in BEI, is PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk and PT. Charoen Pokphand Indonesia
Tbk. The data is secondary data. Analyzing the datas which have been obtained using time series analysis
method, and comparing between the others using cross sectional analysis method.The whole research result
show that both of employee’s financial condition is fluctuated. Financial performance level of PT. Japfa
Comfeed Indonesia Tbk in the unfavorable condition, it’s can be known from Liquidity Ratio, Activity Ratio,
Profitability Ratio that fluctuated, and Leverage Ratio that increased. PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk
is the best, because it’s known that Liquidity Ratio and Leverage Ratio in very good condition, and also
Activity Ratio and Profitability Ratio in good enough condition.

Keyword: Liquidity Ratio, Activity Ratio, Profitability Ratio, and Leverage Ratio

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 1


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
1. PENDAHULUAN
Perkembangan dunia usaha yang semakin baku, sehingga mempengaruhi kinerja keuangan
maju, serta banyaknya bermunculan usaha baru perusahaan.
membuat tingginya persaingan. Langkah yang PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk adalah
dapat ditempuh agar mampu bertahan dalam perusahaan asal Thailand yang go public
persaingan usaha adalah mencermati dan penghasil pakan ternak, anak ayam usia sehari
menganalisis kinerja keuangan terhadap laporan (Day Old Chicks), dan makanan olahan di
keuangan, yaitu dengan melakukan analisis Indonesia. Pada tahun 2012 menjadi tahun yang
kinerja dari segi akuntansi keuangan terhadap menunjukkan pertumbuhan dan pencapaian rekor
laporan keuangan. kinerja pada penjualan dan laba tahun berjalan
Laporan keuangan merupakan produk akhir bagi perusahaan, namun terlepas dari hal tersebut
dari serangkaian proses pencatatan dan terdapat tantangan yang dihadapi perusahaan,
pengikhtisaran data transaksi bisnis (Hery, seperti kekeringan yang terjadi di Amerika
2012:03). Kondisi keuangan suatu perusahaan Serikat yang memberikan dampak negatif pada
akan tergambarkan melalui laporan keuangan, produksi jagung dan bungkil kacang kedelai,
karena berisi informasi yang menyangkut posisi sehingga membuat harga kedua bahan baku
keuangan, kinerja, dan perubahan posisi penting tersebut meningkat. Hal tersebut dapat
keuangan. mempengaruhi kondisi kinerja keuangan
Selain menyusun laporan keuangan, perusahaan.
perusahaan diharapkan dapat melakukan analisis PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk
laporan keuangannya agar dapat mengetahui sebagai perusahaan milik asing tentu saja
kemampuan perusahaan dalam mengatasi memiliki karakter tersendiri dalam mengelola
permasalahan di perusahaan. Langkah yang dapat keuangannya, begitu pula dengan PT. Japfa
digunakan untuk menganalisis laporan keuangan Comfeed Indonesia Tbk sebagai perusahaan
adalah analisis rasio keuangan. Analisis rasio dalam negeri. Sehubungan dengan latar belakang
keuangan dilakukan untuk menilai masa lalu, yang diuraikan di atas, maka penelitian ini
sekarang, dan masa yang akan datang, mengambil judul: “Analisis Rasio Keuangan
menemukan kelemahan didalam kinerja keuangan Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja
dan menentukan kekuatan perusahaan, serta Keuangan Perusahaan (Studi pada PT. Japfa
membandingkan kinerja keuangan perusahaan Comfeed Indonesia Tbk dan PT. Charoen
dengan kinerja keuangan perusahaan sejenis Pokphand Indonesia Tbk yang Terdaftar Di
lainnya, sebab dalam menganalisis setiap rasio, BEI Tahun 2010-2012)”.
angka-angka yang diperoleh dari perhitungan
dapat berarti bila adanya perbandingan dengan
perusahaan sejenis yang memiliki resiko hampir 2. KAJIAN PUSTAKA
sama. Rasio-rasio yang digunakan dalam A. Laporan Keuangan
penelitian ini adalah rasio likuiditas, rasio Pengertian laporan keuangan menurut
aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio hutang. Baridwan (2008:17) merupakan ringkasan dari
Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam suatu proses pencatatan, terdiri dari transaksi-
menganalisis laporan keuangan dapat transaksi keuangan yang terjadi selama tahun
menunjukkan penilaian kinerja keuangan pada buku yang bersangkutan. Laporan keuangan pada
berbagai macam sektor industri. Penelitian ini dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
menggunakan dua perusahaan yang bergerak dapat digunakan sebagai alat untuk
dalam bidang pakan ternak, yaitu PT. Japfa mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas
Comfeed Indonesia Tbk dan PT. Charoen perusahaan kepada pihak-pihak yang
Pokphand Indonesia Tbk. berkepentingan (Hery, 2012:03).
PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah
merupakan salah satu perusahaan dalam negeri menyediakan informasi mengenai posisi
yang go public dan bergerak dalam bidang pakan keuangan, kinerja, dan perubahan posisi
ternak atau agri-food di Indonesia. Namun, akhir- keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
akhir ini perusahaan sedang mengalami seluruh pemakai, sehingga dapat digunakan untuk
penurunan kinerja keuangan yang disebabkan pengambilan keputusan ekonomis yang
menurunnya laba tahun berjalan perusahaan pada berkepentingan.
tahun 2011 akibat dari kenaikan harga bahan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
B. Analisis Laporan Keuangan melihat sisi kinerja keuangan dan kinerja non
Analisis laporan keuangan adalah keuangan. Kinerja keuangan adalah suatu analisis
menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu
unit informasi yang lebih kecil dan melihat perusahaan telah melaksanakan dengan
hubungannya yang bersifat signifikan atau yang menggunakan aturan-aturan pelaksanaan
mempunyai makna antara satu dengan yang lain keuangan secara baik dan benar.
baik antara data kuantitatif maupun data non- Tujuan penilaian kinerja perusahaan menurut
kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui Mulyadi (2001:416) adalah untuk memotivasi
kondisi keuangan lebih dalam yang sangat karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan
penting dalam proses menghasilkan keputusan dalam mematuhi standar perilaku yang telah
yang tepat (Harahap, 2013:190). ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan hasil
Metode dalam menganalisis laporan yang diinginkan.
keuangan menurut Munawir (2007:36), yaitu Secara keseluruhan, menilai kinerja
metode analisis horizontal dan metode analisis perusahaan dapat digunakan rasio pengembalian
vertikal, sedangkan teknik analisis laporan investasi (ROI) dan rasio pengembalian ekuitas
keuangan yang digunakan dalam penelitian ini (ROE). Return on Investment digunakan untuk
adalah analisis rasio keuangan. mengukur efektivitas keseluruhan operasional
perusahaan (Kasmir, 2014:202). Sedangkan
C. Analisis Rasio Keuangan Return On Equity (ROE) merupakan rasio untuk
Analisis rasio keuangan adalah suatu metode mengukur laba bersih sesudah pajak dengan
perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk modal sendiri untuk menunjukkan efisiensi
menilai kinerja dan status suatu perusahaan penggunaan modal sendiri.
(Sjahrial, 2006:37). Terdapat tiga metode yang
dapat dilakukan dalam membandingkan rasio
keuangan, yaitu cross sectional analysis, time 3. METODE PENELITIAN
series analysis, dan combined analysis. A. Jenis Penelitian
Rasio-rasio yang digunakan untuk Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah
menganalisis laporan keuangan dalam penelitian penelitian deskriptif, “penelitian deskriptif tidak
ini adalah: dimaksudkan untuk menguji hipotesis, tetapi
1. Rasio Likuiditas hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu
a. Current Ratio (CR) variabel, gejala atau keadaan” (Arikunto,
b. Quick Ratio (QR) 2006:310).
2. Rasio Aktivitas
a. Inventory Turn Over (ITO) B. Variabel Penelitian
b. Receivable Turn Over (RTO) Variabel-variabel yang digunakan dalam
c. Fixed Assets Turn Over (FATO) penelitian ini adalah sebagai berikut:
d. Total Assets Turn Over (TATO) 1. Rasio Keuangan
3. Rasio Profitabilitas Menghitung rasio keuangan perusahaan
a. Gross Profit Margin (GPM) dengan menggunakan metode time series
b. Net Profit Margin (NPM) analysis, yaitu:
c. Profit Margin (PM) a. Variabel tingkat likuiditas: current ratio
d. Return on Investment (ROI) dan quick ratio.
e. Return on Equity (ROE) b. Variabel tingkat aktivitas: inventory turn
4. Rasio Hutang over, receivable turn over, fixed assets
a. Debt Ratio (DR) turn over, dan total assets turn over.
b. Debt Equity Ratio (DER) c. Variabel tingkat profitabilitas: gross profit
margin, net profit margin, profit margin,
D. Penilaian Kinerja Perusahaan return on investment, dan return on
Penilaian kinerja perusahaan menurut Fahmi equity.
(2012:238) merupakan bagian terpenting bagi d. Variabel tingkat hutang: debt ratio dan
suatu perusahaan, sebab untuk menilai debt to equity ratio.
perusahaan tersebut memiliki kualitas yang baik
atau tidak. Penilaian ini dapat dilakukan dengan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 3


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
2. Kinerja keuangan penelitian ini adalah pedoman dokumentasi, yaitu
Membandingkan hasil perhitungan rasio untuk mengumpulkan berbagai dokumen atau
keuangan antara PT. Japfa Comfeed data-data yang ada di tempat penelitian yang
Indonesia Tbk dan PT. Charoen Pokphand berisi informasi atau data pendukung.
Indonesia Tbk selama periode tahun 2010-
2012 dengan menggunakan metode cross G. Analisis Data
sectional analysis untuk mengetahui kinerja Analisis data merupakan bagian yang
keuangan perusahaan. amat penting dalam metode ilmiah, karena
dengan menganalisis data tersebut dapat
C. Lokasi Penelitian diberi arti dan makna yang berguna dalam
Lokasi Penelitian dalam penelitian ini adalah memecahkan masalah penelitian (Nazir,
Pojok Bursa Efek Indonesia (JSX Corner), 2009:346). Menganalisis data-data yang telah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas diperoleh dengan menggunakan metode time
Brawijaya Malang yang beralamatkan dijalan series analysis dan cross sectional analysis,
MT. Haryono No. 165, Malang, Jawa Timur. selanjutnya dianalisis secara kuantitatif,
Alasan yang melatarbelakangi dalam pemilihan karena data yang diperoleh pada laporan
lokasi ini adalah kemudahan akses data yang keuangan bersifat kuantitatif.
diperlukan dalam melakukan penelitian, dan Tahap-tahap dalam menganalisis data-
objek penelitian yang akan digunakan merupakan data yang berkaitan dengan penelitian ini
dua perusahaan go public yang bergerak dalam adalah sebagai berikut:
bidang agri food di Indonesia dan listing di BEI 1. Rasio Keuangan
yaitu PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk dan PT. Melakukan perhitungan rasio
Charoen Pokphand Indonesia Tbk selama periode keuangan terhadap laporan keuangan PT.
2010-2012. Japfa Comfeed Indonesia Tbk dan PT.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk sesuai
D. Sumber Data urutan tahun yang diteliti menggunakan
Data yang digunakan dalam penelitian ini metode time series analysis. Rasio
adalah data sekunder berupa annual report keuangan yang digunakan adalah
perusahaan, yaitu neraca konsolidasi dan laporan sebagai berikut:
laba rugi konsolidasi PT. Japfa Comfeed a. Rasio Likuiditas, meliputi: current
Indonesia Tbk dan PT. Charoen Pokphand ratio dan quick ratio.
Indonesia Tbk periode tahun 2010-2012 yang b. Rasio Aktivitas, meliputi: inventory
diterbitkan oleh BEI. turn over, receivable turn over, fixed
assets turn over, dan total assets turn
E. Teknik Pengumpulan Data over.
Teknik penelitian data yang dilakukan dalam c. Rasio Profitabilitas, meliputi: gross
penelitian ini adalah dokumentasi. Dokumentasi profit margin, net profit margin,
merupakan suatu teknik pengumpulan data-data profit margin, return on assets, return
dengan melihat dan menggunakan laporan serta on investment, dan return on
catatan-catatan yang berhubungan dengan objek equity.
penelitian, yaitu dengan melihat dan d. Rasio Hutang, meliputi: debt ratio
menggunakan laporan keuangan PT. Japfa dan debt to equity ratio.
Comfeed Indonesia Tbk dan PT. Charoen 2. Kinerja Keuangan
Pokphand Indonesia Tbk selama tiga periode a. Membandingkan nilai rasio keuangan
tahun 2010-2012, serta data-data lainnya yang dari satu periode dengan periode
berhubungan dengan penelitian ini. lainnya dan membandingkan antara
satu perusahaan dengan perusahaan
F. Instrumen Penelitian lain yang sejenis dengan
Instrumen penelitian menurut Arikunto menggunakan metode cross sectional
(2006:126) adalah “alat bantu pada waktu peneliti analysis untuk menilai kinerja
menggunakan suatu metode”. Berdasarkan teknik keuangan perusahaan.
pengumpulan data yang dilakukan maka b. Menyajikan pembahasan penilaian
instrumen penelitian yang dipakai dalam dan perbandingan atas kinerja

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 4


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
keuangan perusahaan PT. Japfa Tabel 1. Perhitungan Rasio Likuiditas JAPFA dan
Comfeed Indonesia Tbk dan PT. CPIN
Charoen Pokphand Indonesia Tbk Rasio Likuiditas
selama tiga periode tahun. Tahun JAPFA CPIN
CR QR CR QR
2010 262,95% 133,40% 292,51% 186,12%
4. PEMBAHASAN 2011 159,11% 73,93% 333,23% 184,74%
A. Analisis dan Interprestasi Data 2012 182,45% 79,33% 331,28% 175,98%
1. Perhitungan Rasio Keuangan Sumber : Data Diolah
Perhitungan rasio keuangan ini meliputi
beberapa rasio, yaitu rasio likuiditas, rasio Berdasarkan hasil perhitungan rasio
aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio hutang likuiditas kedua perusahaan tersebut
dengan menggunakan pendekatan time series mengalami fluktuasi. Diketahui hasil
analysis sebagai alat untuk mengukur kinerja perhitungan CR dan QR pada JAPFA tertinggi
perusahaan. Hasil rasio keuangan tersebut pada tahun 2010, yaitu CR sebesar 262,95%
kemudian dibandingkan antara satu yang dapat diartikan bahwa setiap Rp 1,00
perusahaan dengan perusahaan lain yang hutang lancar dapat ditanggung oleh Rp
sejenis dengan menggunakan metode cross 2,6295 aktiva lancar yang tersedia, sedangkan
sectional analysis untuk mengetahui QR sebesar 133,40%. Namun, hasil
perusahaan yang mempunyai kinerja keuangan perhitungan berada dibawah standar rata-rata
yang paling baik. Berikut hasil perhitungan industri setiap tahunnya, sehingga perusahaan
rasio keuangan PT. Japfa Comfeed Indonesia dapat dikatakan dalam keadaan kurang baik.
Tbk dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk: Pada CPIN diketahui hasil CR tertinggi pada
a. Rasio Likuiditas tahun 2011, yaitu sebesar 333,23% dan QR
1) Currrent Ratio (CR) terbesar pada tahun 2010, yaitu 186,12%.
Current Ratio digunakan untuk mengukur Namun, hasil perhitungan perusahaan selalu
seberapa besar kemampuan perusahaan berada diatas standar rata-rata industri setiap
memenuhi liabilitas jangka pendek. Rasio tahunnya, sehingga perusahaan dapat
lancar yang disarankan rata-rata industri dikatakan dalam keadaan sangat baik.
adalah sekitar 2 kali atau 200%. Perhitungan b. Rasio Aktivitas
dapat diselesaikan dengan rumus: 1) Inventory Turn Over (ITO)
Aktiva Lancar Inventory Turn Over digunakan untuk
CR = X 100% menunjukkan berapa kali jumlah barang
Hutang Lancar sediaan diganti dalam satu tahun. Semakin
Sumber: Murhadi (2013:57) tinggi rasio ini semakin baik, karena dianggap
2) Quick Ratio (QR) bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat dan
Quick Ratio digunakan untuk perusahaan tidak menahan persediaan dalam
mencerminkan kemampuan perusahaan jumlah yang berlebihan. Perhitungan dapat
memenuhi liabilitas lancarnya. Hasil rata-rata diselesaikan dengan rumus:
industri untuk Quick Ratio adalah 1,5 kali Harga Pokok Penjualan
atau 150%. Perhitungan dapat diselesaikan ITO = X 1 kali
dengan rumus: Persediaan
Aktiva Lancar – Persediaan Sumber: Kasmir (2014:180)
QR = X 100% 2) Receivable Turn Over (RTO)
Hutang Lancar Receivable Turn Over ini menunjukkan
Sumber: Kasmir (2014:137) berapa cepat penagihan piutang, semakin
tinggi rasio maka semakin baik. Sebaliknya
jika rasio semakin rendah ada over investment
dalam piutang. Rata-rata industri untuk
perputaran piutang adalah 15 kali. Perhitungan
dapat diselesaikan dengan rumus:

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 5


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Penjualan Kredit
RTO = X 1 kali Berdasarkan hasil perhitungan rasio
Piutang aktivitas pada CPIN, diketahui seluruhnya
Sumber: Harahap (2013:308) cenderung mengalami penurunan. Hasil ITO
3) Fixed Assets Turn Over (FATO) dan RTO menunjukkan bahwa perusahaan
Fixed Assets Turn Over menunjukkan dalam kondisi kurang baik, terlalu banyak
berapa kali nilai aktiva berputar bila diukur menahan persediaan barang, dan kegiatan
dari volume penjualan. Rata-rata industri untuk penjualan tidak berjalan lancar karena hasilnya
Fixed Assets Turn Over adalah 5 kali. berada di bawah standar rata-rata industri.
Perhitungan dapat diselesaikan dengan rumus: Sedangkan hasil FATO dan TATO
Penjualan menunjukkan kondisi perusahaan dalam
FATO= X 1 kali keadaan yang baik, karena hasil perhitungan
Aktiva Tetap Bersih tahun 2010 dan 2011 berada diatas standar
Sumber: Harahap (2013:309) rata-rata industri. Hal ini dikarenakan adanya
4) Total Assets Turn Over (TATO) peningkatan penjualan dan aset tetap
Total Assets Turn Over menunjukkan perusahaan.
perputaran total aktiva yang diukur dari
volume penjualan untuk mengetahui seberapa c. Rasio Provitabilitas
jauh kemampuan semua aktiva dalam 1) Gross Profit Margin (GPM)
menciptakan penjualan. Rata-rata industri Gross Profit Margin menggambarkan
untuk Total Assets Turn Over adalah 2 kali. persentase laba kotor yang dihasilkan oleh
Perhitungan dapat diselesaikan dengan rumus: setiap pendapatan perusahaan. Semakin tinggi
Penjualan GPM yang dihasilkan maka akan semakin
TATO = X 1 kali baik. Standar rata-rata industri untuk GPM
Total Aset adalah 25%. Perhitungan dapat diselesaikan
Sumber: Harahap (2013:309) dengan rumus:
Tabel 2. Perhitungan Rasio Aktivitas JAPFA Laba Kotor
Rasio Tahun GPM = X 1 kali
Aktivitas 2010 2011 2012 Penjualan
ITO 4,99 kali 4,95 kali 4,03 kali Sumber: Murhadi (2013:63)
RTO 16,59 kali 23,06 kali 19,56 kali 2) Net Profit Margin (NPM)
FATO 5,48 kali 4,69 kali 3,93 kali Net Profit Margin digunakan untuk
TATO 2,00 kali 1,89 kali 1,63 kali mengukur kemampuan perusahaan dalam
Sumber : Data Diolah menghasilkan laba bersih dari setiap
Berdasarkan hasil perhitungan rasio penjualannya. Semakin tinggi NPM yang
aktivitas pada JAPFA, diketahui hasil ITO, diperoleh, maka semakin baik karena dapat
FATO, dan TATO cenderung mengalami dikatakan perusahaan mampu menghasilkan
penurunan setiap tahunnya, sehingga dapat laba bersih yang tinggi dalam penjualannya.
dikatakan perusahaan dalam keadaan kurang Standar rata-rata industri untuk NPM adalah
baik. Sedangkan hasil RTO mengalami 20%. Perhitungan dapat diselesaikan dengan
fluktuasi dan hasilnya berada diatas standar rumus:
rata-rata industri sebesar 15 kali, sehingga Earning After Tax(EAT)
dapat dikatakan kondisi perusahaan sangat NPM = X 100%
baik karena berhasil dalam penagihan Sales
piutangnya. Sumber: Fahmi (2012:136)
Tabel 3. Perhitungan Rasio Aktivitas CPIN 3) Profit Margin (PM)
Rasio Tahun Profit Margin menunjukkan seberapa
Aktivitas 2010 2011 2012 besar persentase pendapatan bersih yang
ITO 7,28 kali 5,99 kali 4,99 kali diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar
RTO 15,93 kali 13,06 kali 11,54 kali rasio ini semakin baik karena dianggap
FATO 6,68 kali 4,96 kali 4,12 kali kemampuan perusahaan dalam laba cukup
TATO 2,31 kali 2,03 kali 1,73 kali tinggi. Perhitungan dapat diselesaikan dengan
Sumber : Data Diolah rumus:

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Pendapatan Bersih diartikan bahwa perusahaan tidak mampu
PM = X 100% menjaga kestabilan dalam menghasilkan laba
Penjualan melalui seluruh kegiatan operasinya, karena
Sumber: Harahap (2013:304) setiap tahun hasil perhitungan seluruh rasio
4) Return on Investment (ROI) berada dibawah standar rata-rata industri.
Return on Investment digunakan untuk
menilai tingkat pendapatan atas investasi yang Tabel 5. Perhitungan Rasio Profitabilitas CPIN
telah dilakukan oleh perusahaan, yang meliputi Rasio Tahun
total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan Aktivitas 2010 2011 2012
maupun dana yang berasal dari pemilik modal. GPM 24,90% 21,85% 21,08%
Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik NPM 14,72% 13,16% 12,58%
keadaan suatu perusahaan. Standar rata-rata PM 18,31% 16,76% 16,23%
industri untuk ROI adalah 30%. Perhitungan ROI 34,06% 26,70% 21,71%
dapat diselesaikan dengan rumus: ROE 49,79% 38,17% 32,79%
Laba Bersih Sesudah Pajak Sumber : Data Diolah
ROI = X 100%
Total Aktiva Berdasarkan hasil perhitungan rasio
Sumber: Syamsuddin (2009:74) profitabilitas pada CPIN, seluruhnya
5) Return on Equity (ROE) cenderung mengalami penurunan. Hasil GPM,
Return on Equity digunakan untuk ROI, dan ROE menunjukkan bahwa
mengukur penghasilan (income) yang perusahaan dalam kondisi yang cukup baik.
disediakan untuk para pemilik perusahaan atas Hal tersebut dapat dilihat berdasarkan
modal yang telah diinvestasikan pada perhitungan pada tahun 2010 yang hasilnya
perusahaan. Semakin tinggi pendapatan yang berada diatas standar rata-rata industri, namun
diperoleh, maka semakin baik kepemilikan tidak mampu menjaga kestabilan perolehan
investor dalam perusahaan. Standar rata-rata laba yang dihasilkan perusahaan pada tahun
industri untuk ROE adalah 40%. Perhitungan berikutnya. Sedangkan hasil NPN dan PM
dapat diselesaikan dengan rumus: menunjukkan bahwa perusahaan dalam
Laba Bersih Sesudah Pajak kondisi yang kurang baik, karena setiap tahun
ROE = X 100% hasilnya berada dibawah standar rata-rata
Modal Sendiri industri.
Sumber: Kasmir (2014:204)
d. Rasio Hutang
Tabel 4. Perhitungan Rasio Profitabilitas JAPFA 1) Debt Ratio
Rasio Tahun Debt Ratio digunakan untuk mengukur
Aktivitas 2010 2011 2012 seberapa banyak hutang perusahaan
GPM 21,85% 16,38% 17,85% membiayai aktiva atau seberapa besar
NPM 7,74% 4,16% 6,04% pengaruh pengelolaan aktiva pada hutang
PM 11,29% 5,58% 7,65% perusahaan. Semakin tinggi Debt Ratio yang
ROI 15,48% 7,87% 9,83% dihasilkan, maka semakin besar jumlah
ROE 30,99% 17,18% 22,62% pembiayaan dengan hutang dan semakin sulit
Sumber : Data Diolah pula bagi perusahaan untuk mendapat
tambahan pinjaman karena dikhawatirkan
Berdasarkan hasil perhitungan rasio perusahaan tidak mampu membayar hutang-
profitabilitas pada JAPFA, seluruhnya hutang dengan harta yang dimiliki. Standar
mengalami fluktuasi. Hasil perhitungan yang rata-rata industri untuk DR adalah maksimal
diperoleh seluruhnya mengalami penurunan 0,35 kali. Perhitungan dapat diselesaikan
pada tahun 2011 yang disebabkan oleh adanya dengan rumus:
peningkatan beban pajak yang ditanggung Total Hutang
perusahaan yang disertai dengan peningkatan DR = X 1 kali
penjualan pada unit pakan ternak. Kemudian Total Aktiva
pada tahun 2012 hasil perhitungan mengalami Sumber: Kasmir (2014:156)
peningkatan kembali, hal tersebut dapat

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
2) Debt Equity Ratio Comfeed Indonesia Tbk dan PT. Charoen
Debt Equity Ratio digunakan untuk Pokphand Indonesia Tbk periode tahun 2010-
mengukur perbandingan hutang dengan 2012, maka dapat diambil kesimpulan sebagai
ekuitas yang berguna untuk mengetahui berikut:
jumlah dana yang disediakan peminjam 1. Kinerja keuangan kedua perusahaan tersebut
(kreditor) dengan pemilik perusahaan. Bagi apabila dilihat dari perbandingan rasio
kreditor, semakin besar rasio ini, maka keuangan.
semakin tidak menguntungkan karena akan a. Rasio Likuiditas
semakin besar risiko yang akan ditanggung Kinerja keuangan perusahaan PT. Japfa
akibat dari kegagalan yang mungkin terjadi Comfeed Indonesia Tbk diketahui
pada perusahaan. Standar rata-rata industri mengalami fluktuasi, dapat dilihat dari segi
untuk ROE adalah maksimal 0,80 kali. Current Ratio dan Quick Ratio yang berada
Perhitungan dapat diselesaikan dengan rumus: di bawah standar rata-rata industri, sehingga
Total Hutang kinerja keuangan dapat dikatakan masih
DER = X 1 kali kurang baik dalam menjamin hutang
Ekuitas perusahaan menggunakan aktiva lancarnya.
Sumber: Kasmir (2014:158) Kinerja keuangan perusahaan PT.
Charoen Pokphand Indonesia Tbk diketahui
Tabel 6. Perhitungan Rasio Hutang JAPFA dan mengalami fluktuasi, namun dalam kondisi
CPIN yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari
Rasio Hutang segi Current Ratio yang dihasilkan berada
Tahun JAPFA CPIN diatas standar rata-rata industri, sedangkan
DR DER DR DER Quick Ratio yang cenderung mengalami
2010 0,50kali 1,00kali 0,31kali 0,46kali penurunan setiap tahunnya, namun berada
2011 0,54kali 1,18kali 0,30kali 0,43kali diatas standar rata-rata industri, sehingga
2012 0,57kali 1,30kali 0,34kali 0,51kali dapat dikatakan perusahaan mampu
Sumber : Data Diolah menjamin hutangnya.
b. Rasio Aktivitas
Berdasarkan hasil perhitungan rasio Kinerja keuangan perusahaan PT. Japfa
hutang kedua perusahaan tersebut, hasil DR Comfeed Indonesia Tbk menunjukkan
dan DER yang diperoleh JAPFA cenderung tingkat aktivitas dalam keadaan cukup baik.
mengalami peningkatan dan hasilnya melebihi Untuk rasio Inventory Turn Over (ITO) dan
batas maksimal standar rata-rata industri, hal Receivable Turn Over (RTO) menunjukkan
tersebut menandakan bahwa kondisi hasil yang baik karena peningkatan penjualan
perusahaan sangat tidak baik karena sebagian bersih membuat keadaan menjadi baik.
besar pendanaan perusahaan dibiayai oleh Sedangkan untuk Fixed Assets Turn
hutang dan semakin tinggi risiko yang Over(FATO) dan Total Assets Turn
ditanggung oleh kreditor. Sedangkan hasil DR Over(TATO) menunjukkan jauh dibawah
dan DER yang diperoleh CPIN mengalami standar sehingga hal ini menunjukkan bahwa
fluktuasi, namun hasil yang diperoleh setiap volume aktiva masih jauh dari penjualan.
tahunnya berada dibawah standar rata-rata Kinerja keuangan perusahaan PT.
industri. Hal tersebut menunjukkan bahwa Charoen Pokphand Indonesia Tbk
perusahaan dalam kondisi yang sangat baik, menunjukkan tingkat aktivitas dalam
karena pendanaan tidak seluruhnya berasal keadaan cukup baik. Untuk rasio Inventory
dari hutang dan risiko yang ditanggung Turn Over (ITO) dan Receivable Turn Over
pemilik atas pembiayaan yang disediakan (RTO) menunjukkan hasil yang kurang baik
semakin kecil. karena penurunan piutang usaha dan
penjualan. Sedangkan untuk Fixed Assets
5. KESIMPULAN DAN SARAN Turn Over(FATO) dan Total Assets Turn
A. Kesimpulan Over(TATO) menunjukkan diatas standar
Berdasarkan hasil penelitian melalui sehingga hal ini menunjukkan bahwa
analisis perhitungan dan pembahasan terhadap perusahaan mengelola aktiva dengan efektif.
laporan keuangan perusahaan PT. Japfa

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
c. Rasio Profitabilitas sangat baik. Sedangkan rasio aktivitas
Secara keseluruhan kemampuan perusahaan yang berfluktuasi dan rasio
perusahaan PT. Japfa Comfeed Indonesia profitabilitas perusahaan yang cenderung
Tbk untuk menghasilkan pendapatan kurang menurun, namun masih dalam kondisi yang
baik karena rasio menunjukkan fluktuasi. Hal cukup baik.
tersebut dapat dilihat berdasarkan hasil
perhitungan Gross Profit Margin (GPM), Net B. Saran
Profit Margin (NPM), Profit Margin (PM), Berdasarkan permasalahan yang terjadi
Return on Investment (ROI), dan Return on pada kinerja perusahaan tersebut, penulis
Equity (ROE) yang menunjukkan bahwa memiliki beberapa saran untuk kedua
tingkat penjualan perusahaan kurang baik, perusahaan, yaitu sebagai berikut:
karena perusahaan kurang efektif 1. PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk
menggunakan aktivanya untuk memperoleh a. Apabila dilihat dari Rasio Likuiditas,
laba bersih. perusahaan perlu mengurangi jumlah
Secara keseluruhan kemampuan hutang melalui peningkatan produksi
perusahaan PT. Charoen Pokphand Indonesia sehingga meningkat pula persediaan
Tbk dalam menghasilkan pendapatan cukup perusahaan, ataupun dengan
baik. Meskipun hasil yang ditunjukkan meningkatkan piutang usahanya, namun
cenderung mengalami penurunan, namun perusahaan juga harus mampu menjaga
perusahaan dapat dikatakan mampu tingkat stabilitas Rasio Likuiditas melalui
menghasilkan laba bersih yang tinggi melalui pengelolaan aktiva lancar secara efektif.
penjualan produknya. b. Pada Rasio Aktivitas, perusahaan harus
d. Rasio Hutang selalu dapat meningkatkan penjualan
Keadaan hutang perusahaan PT. Japfa melalui penggunaan dan pengelolaan
Comfeed Indonesia Tbk dalam keadaan aktiva yang dimiliki dengan efektif agar
kurang baik, karena hasil Debt Ratio dan laba yang diperoleh perusahaan lebih
Debt Equity Ratio cenderung mengalami meningkat.
peningkatan, yang berarti risiko keuangan c. Saran agar meningkatkan tingkat
perusahaan juga semakin tinggi. Hal ini profitabilitas perusahaan adalah melalui
menunjukkan bahwa adanya peningkatan meningkatkan penjualan perusahaan atas
jumlah hutang, aktiva, dan ekuitas setiap adanya peningkatan pasokan persediaan
tahunnya yang menyebabkan perusahaan yang terjadi dan menekan biaya-biaya
tidak mampu untuk dibiayai dengan modal operasional seminimal mungkin agar
yang dimilikinya sendiri. perusahaan mampu memperoleh laba
Keadaan hutang perusahaan PT. Charoen yang meningkat.
Pokphand Indonesia Tbk dalam keadaan d. Agar dapat meminimalkan tingkat Rasio
baik, karena hasil Debt Ratio dan Debt Hutang perusahaan yang selalu
Equity Ratio mengalami fluktuasi setiap meningkat, perusahaan dapat
tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa meningkatkan modal sendiri ataupun
adanya peningkatan aktiva dan modal sendiri menjual aset tetapnya agar mampu
pada perusahaan yang disertai dengan menutupi hutang-hutangnya.
peningkatan hutang, namun perusahaan
dalam kondisi sangat baik dan mampu 2. PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk
membiayai hutang dengan aktiva maupun a. Agar dapat menjaga kestabilan tingkat
ekuitas yang dimilikinya. Rasio Likuiditas perusahaan yang
berfluktuasi, maka perusahaan perlu
2. Diantara kedua perusahaan tersebut, maka mengelola aktiva lancarnya secara efesien
dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang untuk menghasilkan laba perusahaan.
mempunyai kinerja keuangan yang paling Selain itu perusahaan juga harus dapat
baik adalah PT. Charoen Pokphand Indonesia mengatasi peningkatan persediaan yang
Tbk, hal ini ditandai dengan rasio likuiditas terjadi dengan mengkompensasikan
dan rasio hutang perusahaan meskipun sebagian hutangnya agar dapat
mengalami fluktuasi, namun dalam kondisi terjaminnya liabilitas perusahaan.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 9


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
b. Pada Rasio Aktivitas hendaknya
perusahaan selalu mengelola aktivanya
secara efisien melalui peningkatan
penjualan tunai agar perusahaan
memperoleh laba yang selalu meningkat.
c. Agar dapat meningkatkan tingkat
profitabilitas, perusahaan harus mampu
mengelola aktivanya untuk dapat
meningkatkan laba sekaligus mampu
meminimalkan biaya-biaya yang
dikeluarkan.
d. Pihak manajemen harus mampu mejaga
kestabilan tingkat Rasio Hutang dengan
selalu mampu mengelola dan
meningkatkan aktiva yang dimiliki
seefektif mungkin guna membiayai
hutang yang ditanggung perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian:
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Baridwan, Zaki. 2008. Intermediate Accounting,
Edisi Kedelapan, Cetakan Kedua.
Yogyakarta: BPFE.
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Laporan Keuangan,
Cetakan Kedua. Bandung: CV. Alfabeta.
Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisis Kritis
atas Laporan Keuangan, Edisi Kesatu,
Cetakan Kesebelas. Jakarta: PT. Rajawali
Pers.
Hery. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Kasmir, 2014. Analisis Laporan Keuangan, Edisi
Pertama, Cetakan Ketujuh. Jakarta: PT.
Rajagrafindo Persada.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep,
Manfaat dan Rekayasa. Edisi Ketiga.
Jakarta: Salemba Empat.
Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan,
Edisi Keempat, Cetakan Keempat Belas.
Yogyakarta: Liberty.
Nazir, Moh. 2009. Metode Penelitian. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Sjahrial, Dermawan. 2006. Pengantar
Manajemen Keuangan, Edisi Pertama.
Jakarta: Mitra Wacana Media.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 12 No. 2 Juli 2014| 10


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai