Anda di halaman 1dari 2

Pandangan islam terhadap pelacuran

Pelacuran dalam agama islam juga disebut dengan zina, zina termasuk perbuatan dosa
besar. Hal ini dapat dilihat dari ururtan penyebutannya setelah dosa musyrik dan membunuh
tanpa alas an yang haq, Allah berfirman : “Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan
yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan
(alas an) yang benar dan tidak berzina.” (Q.S. Al Furqan: 68). Ayat ini menunjukkan bahwa
tidak ada dosa yang lebih besar setelah kufur, selain membunuh tanpa alasan yang
dibenarkan, dan zina. Dan menurut Imam Ahmad, perbuatan dosa besar setelah membunuh
adalah zina.

Islam melarang dengan tegas perbuatan zina karena perbuatan tersebut adalah kotor
dan keji. Allah berfirman: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu suatu
perbuatan yang keji dan jalan yang buruk.” (Q.S. Al Isra’ : 32). Allah SWT telah
mengategorikan zina sebagai perbuatan keji dan kotor. Artinya zina dianggap keji menurut
syara’, akal, dan fitrah karena merupakan pelanggaran terhadap hak Allah, hak istri, hak
keluarganya atau suaminya, merusak kesucian pernikahan, mengacaukan garis keturunan, dan
melanggar tatanan lainnya.

Oleh karena itu, Islam telah menetapkan hukuman yang tegas bagi pelaku zina dengan
hukuman cambuk seratus kali bagi yang belum nikah dan hukuman rajam bagi orang yang
menikah. Disamping hukuman fisik tersebut, hukuman moral atau social juga diberikan bagi
mereka yaitu berupa diumumkannya aibnya, diasingkan (taghrib), dan dirolak
persanksiannya. Hukuman ini sebenanya lebih bersifat preventif (pencegahan) dan pelajaran
berharga bagi orang lain. Hal ini mengingat dampak zina yang sangat berbahaya bagi
kehidupan manusia, baik dalam konteks tatanan kehidupan individu, keluarga (nasab),
maupun masyarakat.

o Bagi pezina yang belum menikah, maka wajib didera 100 kali cambukan, dan boleh
diasingkan selama satu tahun.
Firman Allah:
“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang
dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah kasihan keduanya mencegah kamu
untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat,
dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-
orang yang beriman.” (Q.S. An Nur: 2)
Hadits Rasulullah SAW:
Dari Abu Hurairah ra. : ”Bahwa Rasulullah SAW menetapkan bagi orang yang
berzina, tetapi belum menikah diasingkan selama satu tahun, dan dikenai had
(hukuman) kepadanya.”
o Bagi pezina yang sudah menikah, maka harus dirajam.
Hadits Rasulullah SAW:
“Bahwa seorang laki-laki berzina dengan perempuan. Nabi Muhammad SAW
memerintahkan menjilidnya, kemudian ada kabar bahwa dia sudah menikah
(muhshan), maka nabi Muhammad SAW memerintahkan untuk merajamnya.”

Anda mungkin juga menyukai