PENDAHULUAN
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Yang dimaksud dengan dasar adalah asas atau landasan yang mendasari penyelenggaraan
bimbingan dan konseling. Berdasarkan landasan yang ada, akan terbagunlah berbagai konsep
penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
Berikut dasar- dasar bimbingan konseling, di antaranya:
1) Dasar kerahasiaan
Penerapan dasar kerahasiaan dalam layanan bimbingan dan konseling mengandung
pengertian bahwa segala sesuatu yang di bicarakan individu dalam proses bimbingan dan
konseling tidak boleh disampaikan kepada orang lain. Dengan demikian para petugas bimbingan
( konselor, guru, wali kelas, dan bimbingan lainnya ) harus menyimpan dan menjaga kerahasiaan
segala data dan keterangan tentang siswa baik yang diperoleh langsung dari murid itu sendiri
maupun yang diperoleh dari orang lain.
Dasar kerahasiaan merupakan dasar kunci dalam bimbingan dan konseling yaitu yang di
sediakan akan di manfaatkan secara baik oleh siswa- siswa di sekolah.
2) Dasar Kesukarelaan
Dasar kesukarelaan mengandung pengertian bahwa pelayanan bimbingan dan konseling
hendaknya berlangsung atas dasar kesukarelaan dan ketulusan, baik dari pihak konselor maupun
dari pihak klien. Bagaimana kalau guru perlu memanggil murid untuk membicarakan sesuatu
yang menyangkut segala kesulitan- kesulitannya? Dalam hal ini perlu diingat bahwa siswa
berkewajiban menumbuhkan sikap kesukarelaan itu pada dirinya, sehingga dia mampu
menghilangkan keterpaksaan dalam bimbingan tersebut. Dasar kesukarelaan sangan erat
hubungannya dengan dasar kerahasiaan. Jika siswa meyakini masalahnya dirahasiakan oleh guru
nya, maka sangat pasti siswa akan sukarela mendatangi gurunya tersebut.
3) Dasar Keterbukaan
Bimbingan dan konseling akan memperoleh hasil yang besar bila berlangsung dalam suasana
saling terbuka. Diharapkan masing- masing pihak bersedia membuka diri untuk kepentingan
pemecahan masalah yang dialami oleh klien. Siswa yang menjadi klien diharapkan dapan
mengungkapkan segala sesuatu yang berkenaan dengan segala masalah- masalahnya secara
terbuka tanpa ada yang ditutup- tutupi, begitu pula dengan pembimbing diharapkan menanggapi
permasalahan secara terbuka.
2
4) Dasar Kekinian
Masalah-masalah yang ditanggulangi dalam proses bimbingan dan konseling adalah
masalah-maslah yang sedang dirasakan oleh siswa, bukan maslah yang sudah lampau dan juga
bukan masalah yang mungkin dialami siswa pada masa akan datang, masalah yang sedang
dirasakan oleh siswa mungkin terkait dengan masalah masa lalu dan masa yang akan datang.
Dalam masalah siswa, masa lalu dan akan datang menjadi latar belakang dan latar depan
masalah.
Dasar kekinian juga mengandung makna bahwa pembimbing atau konselor tidak boleh
menunda-nunda pemberiaan bantuan. Apabila klien meminta bantuan atau fakta menunjukkan
ada siswa yang perlu bantuan (mengalami masalah), maka konselor hendaklah segera
memberikan bantuan.
5) Dasar Kemandirian
Siswa yang telah dibimbing hendaklah bisa mandiri tidak tergantung kepada orang lain dan
kepada konselor. Ciri-ciri kemandirian pada siswa yang telah dibimbing adalah :
mengenal diri sendiri dan lingkungan sebagai adanya,
Menerima diri sendiri dan lingkungannya secarampositif dan dinamis,
Mengambil keputusan untuk dan oleh diri sendiri,
Mengarahkan diri sesuai dengan keputusan itu,
Mewujudkan diri secara optimal sesuai dengan potensi, minat dan kemampuan-
kemampuan yang dimilikinya.
6) Dasar Kegiatan
Usaha layanan bimbingan dan penyuluhan akan memberikan buah yang tidak berarti bila
individu yang dibimbing tidak melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan bimbingan.
Hasil-hasil usaha bimbingan tidak tercipta dengan sendirinya tetapi harus diraih oleh individu
yang bersangkutan. Para pemberi layanan BP hendaknya menimbulkan suasana sehingga
individu yang dibimbing itu ampu menyelenggarakan kegiatan yang dimaksud
7) Dasar kedinamisan
Pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan pada diri siswa
yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Perubahan yang menjadi tujuan dari
bimbingan dan konseling tidak hanya sekedar mengulang hal-hal lama yang bersifat
monoton, melainkan perubahan yang menuju ke sesuatu yang baru, kreatif dan maju.
8) Dasar Keterpaduan
Pelayanan bimbingan dan konseling hendaknya dapat memadu berbagai aspek
kepribadian siswa, seperti keterpaduan antara cita-cita dengan kemampuan, bakat, minat, dan
emosi dari siswa yang bersangkutan. Masalah-masalah yang dialami murid dapat disebabkan
karena tidak adanya saling kesesuaian dan keterpaduan dari berbagai segi yang ada pada
dirinya. Asas keterpaduan berisi keterpaduan yang ada pada diri siswa, dan juga keterpaduan
3
antara isi dan proses layanan yang diberikan. Jangan sampai terjadi aspek layanan yang satu
tidak sesuai dengan aspek layanan yang lain.
9) Dasar Kenormatifan
Usaha bimbingan dan konseling (proses bimbingan dan konseling) tidak boleh bertentangan
dengan norma-norma yang berlaku; baik norma agama, adat, hukum atau negara, norma ilmu,
maupun norma kebiasaan sehari-hari. Seluruh isi dan proses konseling harus sesuai dengan
norma-norma yang beraku.
10) Dasar Keahlian
Asas keahlian mengandung pengertian bahwa pelayanan bimbingan dan konseling
hendaklah dilakukan secara teratur, sistematik, dan menggunakan teknik serta peralatan yang
memadai. Agar dapat melakukan kegiatan seperti itu pars petugas bimbingan perlu
mendapatkan latihan yang memadai sehingga dengan demikian layanan tersebut mencapai
hasil yang sebaik-baiknya.
11) Dasar Alih Tangan
Jika guru telah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu siswa, tetapi siswa
itu belum juga mampu menyelesaikan masalahnya yang dihadapinya, maka guru harus mengalih
tangankannya kepada petugas atau badan lain yang lebih ahli. Di samping itu, Dasar ini juga
mengisyaratkan bahwa guru melayani masalah- masalah sesuai dengan kewenangannya, petugas
bimbingan harus mengalih tangankan siswa kepada petugas atau badan yang lebih berwewenang
untuk mengatasi masaalah tersebut.
12) Dasar Tutwuri Handayani
Bimbingan dan konseling hendaknya secara keseluruhan dapat memberi rasa aman,
mengembangkan keteladanan, memberi rangsangan dan dorongan serta kesempatan seluas-
luasnya kepada siswa.1
1
JM. Asmani (2010). Panduan efektif bimbingan dan konseling di sekolah.Yogyakarta: DIVA Press.
4
1. Prinsip-prinsip umum
a. Perlu dikenal dan dipahami perbedaan individual daripada individu-individu yang
dibimbing, maksudnya ialah untuk memberikan bimbingan yang tepat sesuai dengan
apa yang dibutuhkan oleh individu yang bersangkutan.
b. Bimbingan harus berpusat pada individu ynag dibimbingan.
c. Masalah yang tak dapat diselesaikan disekolah harus diserahkan kepada individu atau
lembaga yang mampu dan berwenang melakukannya.
d. Bimbingan harus fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu masyarakat.
e. Program bimbingan harus sesuai dengan program pendidikan disekolah yang
bersangkutan.
f. Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seorang petugas yang memiliki
keahlian dalam bimbingan dan sanggup bekerja sama dengan para pembantunya serta
dapat dan bersedian mempergungakan sumbe-sumber yang berguna di luar sekolah.
g. Terhadap program bimbingan harus sesuai senantiasa diadakan penilaian teratur
untuk mengetahui sampai dimana hasil dan manfaa yang diperoleh serta penyesuaian
antara pelaksanaan dan rencana yang dirumuskan terdahulu.
2. Prinsip-prisip khusus
1) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan, yaitu :
a. Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandangumur, jenis
kelamin, suku, agama, dan status sosial ekonomi.
b. Bimbingan dan konseling berurusan dengan pribadi dan tingkah laku individu
yang unik dan dinamis.
c. Bimbigan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek
perkembangan individu.
d. Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama kepada perbedaan
individual yang menjadi oreintasi pokok pelayanan.
2) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan permasalahan dengan permasalahan individu, yaitu :
a. Bimbingan dan konseling berususan dengan hal-hal yang menyangkut pengaruh
kondisi mental/ fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di sekolah
serta kaitannya dengan kontak sosial dan pekerjaan, dan sebaliknya pengaruh
lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik individu.
b. Kesengajaan sosial, ekonomi, kebudayaan merupakan factor timbulnya masalah
pada individu dan kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan bimbingan.
5
3) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan program layanan, yaitu :
a. Bimbingan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan dan
pengembangan individu; karena itu program bimbingan harus disesuaikan dan
dipadukan dengan program pendidikan serta pengembangan peserta didik.
b. Program bimbingan dan konseling harus fleksibel, di sesuaikan dengan kebutuhan
individu, masyrakat dan kondisi lembaga.
c. Program bimbingan dan konseling disusun secara verkelanjutan dari jenjang
pendidikan yang terendah sampai yang tertinggi.
d. Terhadap isi dan pelaksanaan program bimbingan dan konseling perlu adanya
penilaian yang teratur dan terarah.
4) Prinsip-prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan pelayananan, yaitu :
a. Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang
akhinya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahan.
b. Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang di ambil dan hendak
dilakukan oleh individu hendaknya ata kemauan atas individu itu sendiri, bukan
karena kemauan atas desakan dari pembimbing atas pihak lain.
c. Permasalahan individu harus ditangani oleh ahli dalam relevan dengan
permasalahan yang dihadapi.
d. Kerja sama antar pembimbing, guru dan orang tua amat menentukan hasil
pelayanan bimbingan.
e. Pengembangan program pelayanan bimbingan konseling ditempuh melalui
pemanfaatan yang semaksimal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap
individu yang terlihat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan
konseling itu sendiri.2
Dari prinsip-prinsip bimbingan dan konseling yang ada itu dapat dikemukakan
beberapa prinsip bimbingan dan konseling seperti berikut ini.
1. Bimbingan adalah untuk semua murid
Semua murid pada dasarnya memerlukan layanan bimbingan dan konseling sesuai dengan
jenis dan sifat masalah yang dihadapinya. Berdasarkan atas pertimbangan waktu, tempat,
tenaga dan dana; banyak sekolah yang membatasi program bimbingan dan konseling untuk
membantu murid yang mengalami masalah tertentu saja, seperti potensial putus sekolah,
kesulitan dalam belajar, dan kesulitan dalam mengadakan penyesuaian diri di sekolah.
2
https://www.google.com/amp/s/ajundana.wordpress.com/2017/07/13/revisi-makalah-prinsip-dan-asas-bimbingan-
dan-konseling/amp, di akses pada tgl 02/10/2018, Pukul 18:54
6
Untuk ini perlu ada kriteria untuk mengatur prioritas pelayanan bimbingan dan konseling
kepada siswa-siswa.
7
6. Bimbingan harus menjadi bagian yang terpadu dalam keseluruhan program pendidikan di
sekolah
Bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak terpisah dari program
pendidikan secara keseluruhan. Program pendidikan yang baik adalah program yang
mengikutsertakan bimbingan dan konseling sebagai salah satu bagian dari pelayanannya.
Dengan demikian program pendidikan yang tidak mengikutsertakan bimbingan dan konseling di
dalamnya dapat dikatakan sebagai program pendidikan yang tidak lengkap.
2. Bimbingan di SD dilaksanakan oleh semua guru kelas. Jika ada konselor maka tugasnya
sdalah memberikan layanan konseling dan konsultasi kepada siswa, guru, dan orang tua
siswa. Bimbingan diberikan kepada siswa secara langsung dan tidak langsung.
8
bimbingan bukan pada aspek remediasi (penyembuhan siswa yang bermasalah)
melainkan pada pengambangan aspek-aspek positif yanf dimiliki oleh tiap siswa.
4. Bimbingan dapat diberikan secara informal dan incidental namun alangkah lebih baiknya
jika dilaksanakan secara terencana dan terprogram. Program bimbingan memberikan
pengalaman yang runtut dan berkelanjutan untuk membantu siswa mencapai tugas
perkembangan baik dalam aspek intelektual maupun aspek emosional. Kurikulum
memberikan pengalaman kepada siswa yang memungkinkan para guru
dapat
mengintegrasikan prosedur bimbingan dengan materi pelajaran. Fungsi bimbingan
dari guru atau konselor adalah membantu siswa untuk mencapai kurikulum secara
sukses. Oleh karena itu, para guru membutuhkan ketrampilan-ketrampilan bimbingan
untuk membuat kurikulum menjadi pengalaman yang bermakna bagi setiap siswa.
7. Bimbingan mengakui bahwa siswa tengah mengalami proses, berarti guru harus
lebih banyak melihat anak dari sisi positif dari pada sisi negatifnya.
8. Program bimbingan kerja sama akan dapat terlaksana sangat efektif jika
diupayakan
melalui kerja sama yang baik antara guru, siswa, orang tua siswa, tenaga administrative
dan sumber-sumber daya yang ada di masyarakat sekitar.
1. Karena bimbingan dan konseling berhubungan dengan sikap dan perilaku individu
(siswa), maka perlu diingat bahwa sikap dan prilaku individu terbentuk dari segala aspek
kepribadian yang unik dan rumit
2. Perlu dikenal dan dipahami perbedaan individu orang-orang yang akan dibimbing
(siswa). Berikan bimbingan yg tepat, sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan
oleh individu yang dibimbing itu.
9
3. Bimbingan adalah suatu proses membantu individu (siswa) untuk dapat membantu
dirinya sendiri dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
4. Bimbingan hendaknya bertitik tolak pada individu (siswa) yang dibimbing
5. Masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh guru pembimbing di SD, harus
diserahkan kepada individu atau lembaga yang mampu dan berwenang memecahkannya.
6. Bimbingan dimulai dengan identivikasi kebutuhan yang dirasakan oleh individu (siswa)
yang akan dibimbing
7. Bimbingan harus luwes dan fleksibel, sesuai dengan kebutuhan individu (siswa)
yang dinimbing dan masyarakat.
8. Program bimbingan di SD harus sesuai dengan program SD yang bersangkutan.
9. Pelaksanaan program bimbingan harus disimpan oleh seseorang yang memiliki keahlian
dalam bidang bimbingan dan dapat menggunakan sumber-sumber yang relevan
yang berada di luar SD
10. Terhadap program bimbingan harus selalu diadakan penilaian berkala untuk mengetahui
sampai dimana hasil yang telah dicapai dan mengetahui apakah program itu sesuai
dengan apa yang direncanakan semula. 3
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dasar- dasar bimbingan dan konseling sekira kiranya ada 12, diantaranya :
1. Dasar kerahasiaan
2. Dasar kesukarelaan
3. Dasar keterbukaan
4. Dasar kekinian
5. Dasar kemandirian
6. Dasar kegiatan
7. Dasar kedinamisan
8. Dasar keterpaduan
9. Dasar kenormatifan
10. Dasar keahlian
11. Dasar alih tangan
12. Dasar tutwuri handayani
Prinsip bimbingan dan konseling ditinjau dari 2 prinsip : prinsip umum dan prinsip khusus.
prinsip-prinsip dasar bimbingan dan konseling ini akan dapat menghindarkan diri dari
kesalahan dan penyimpangan-penyimpangan dalam praktik pemberian layanan bimbingan
konseling.
3
E.Amti dan Marjohan, (1992) Bimbingan dan Konseling. Jakarta: DEPDIKBUD. DITJENDIKTI. PPTKP.
10