Anda di halaman 1dari 14

PRAKTIKUM PETROLOGI

Acara : Batuan sedimen klastik & non klastik Nama : Muh. Alpiansyah
Hari/Tanggal : Selasa, 15 Oktober 2019 NIM : F 121 18 045

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN

1. No. Urut : 01
2. Warna
 Segar : Hitam
 Lapuk : Hitam Pudar
3. Tekstur
 Ukuran butir :-
 Porositas : Buruk
 Permeabilitas : Buruk
 Kebundaran :-
 Kemas/fabric : Tertutup
 Sortasi : Buruk
4. Struktur : Perlapisan
5. Komposisi kimia : Karbon
6. Jenis batuan : Batuan Sedimen Non- Klastik
7. Nama batuan : Batubara ( america society for testing and
material)
8. Genesa : Proses pembentukan batu bara diawali dengan
adanya proses Pembusukan, bagian-bagian tumbuhan yang lunak akan
diuraikan oleh bakteri anaerob. Yang kedua Pengendapan, tumbuhan yang
telah mengalami proses pembusukan selanjutnya akan mengalami
pengendapan, biasanya di lingkungan yang berair. Akumulasi dari endapan
ini dengan endapan-endapan sebelumnya akhirnya akan membentuk lapisan
gambut. Dekomposisi, lapisan gambut akan mengalami perubahan melalui
proses biokimia dan mengakibatkan keluarnya air dan sebagian hilangnya
sebagian unsur karbon dalam bentuk karbon dioksida, karbon monoksida,
dan metana. Secara relatif, unsur karbon akan bertambah dengan adanya
pelepasan unsur atau senyawa tersebut. Geotektonik, lapisan gambut akan
mengalami kompaksi akibat adanya gaya tektonik dan kemudian akan
mengalami perlipatan dan patahan. Batubara low grade dapat berubah
menjadi batubara high grade apabila gaya tektonik yang terjadi adalah gaya
tektonik aktif, karena gaya tektonik aktif dapat menyebabkan terjadinya
intrusi atau keluarnya magma. Selain itu, lingkungan pembentukan batubara
yang berair juga dapat berubah menjadi area darat dengan adanya gaya
tektonik setting tertentu. Erosi, merupakan proses pengikisan pada
permukaan batubara yang telah mengalami proses geotektonik. Permukaan
yang telah terkelupas akibat erosi inilah yang hingga saat ini dieksploitasi
manusia.

ASISTEN PRAKTIKAN

Ahmad Fahri Muhammad Alpiansyah


F 121 16 050 F 121 18 045
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : Batuan sedimen klastik & non klastik Nama : Muh. Alpiansyah
Hari/Tanggal : Selasa, 15 Oktober 2019 NIM : F 121 18 045

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN

1. No. Urut : 02
2. Warna
 Segar : Abu-abu
 Lapuk : Kuning
3. Tekstur
 Ukuran butir : Lanau ( 1/16 – 1/256 mm)
 Porositas : Buruk
 Permeabilitas : Buruk
 Kebundaran : Verry well-rounded (sangat membundar )
 Kemas/fabric : Tertutup
 Sortasi : Baik
4. Struktur : Tidak berlapis
5. Komposisi kimia :karbonatan
6. Jenis batuan : Batuan Sedimen Klastik
7. Nama batuan : BatuLanau ,Wentworth, 1922
8. Genesa : Proses terbentuk batu Lanau terbentuk dari proses
pelapukan batuan asal setelah mengalami pelapukan kemudian tertranportasi
oleh media berupa air dengan jarak yang cukup jauh sehingga menghasilkan
bentuk butiran yang sangat bundar. Setelah gaya menurun hingga tidak dapat
mengangkut meterial sedimen lagi maka material-material tersebut
terendapkan dicekungan pengendapan yang berupa sungai, dicekungan
tersebut akan terkumpul dan terakumulasi setelah itu material material
tersebut akan mengalami proses kompaksi yaitu proses pemadatan material
material sedimen yang terjadi karena adanya gaya berat dari material itu
sendiri hingga volume menjadi berkurang dan cairan yag mengisi pori pori
antar butiran sedimen berkurang. Kemudian proses kompaksi semakin
meningkat sehingga menyebabkan pengerasan terhadap material - material
sedimen (litifikasi) atau proses pembatuan hingga terbentuklah batu lanau.

ASISTEN PRAKTIKAN

Ahmad Fahri Muhammad Alpiansyah


F 121 16 050 F 121 18 045
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : Batuan sedimen klastik & non klastik Nama : Muh. Alpiansyah
Hari/Tanggal : Selasa, 15 Oktober 2019 NIM : F 121 18 045

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN

1. No. Urut : 03
2. Warna
 Segar : Abu-abu
 Lapuk : Abu-abu kehitaman
3. Tekstur
 Ukuran butir : 1/2-1/4 mm (pasir sedang)
 Porositas : Buruk
 Permeabilitas : Buruk
 Kebundaran : SubAngular
 Kemas/fabric : Tertutup
 Sortasi : Buruk
4. Struktur : Tidak berlapis
5. Komposisi kimia : CaCO3
6. Jenis batuan : Batuan Sedimen Non-Klastik
7. Nama batuan : Batu Gamping, Wentworth, 1922
8. Genesa : Proses pembentukan batu gamping terjadi dengan
beberapa cara yaitu secara organik, mekanik dan kimia. Batugamping yang
terjadi secara kimia adalah jenis batugamping yang terjadi dari pengendapan
kalsium karbonat dalam kondisi iklim lingkungan tertentu, baik di dalam air
laut maupun air tawar. Mata air mineral dapat pula mengendapkan batu
gamping yang biasa disebut endapan sinter kapur. Jenis batugamping ini
terjadi karena peredaran air panas alam yang melarutkan lapisan batugamping
di bawah permukaan, yang kemudian diendapkan kembali di permukaan
bumi.
ASISTEN PRAKTIKAN

Ahmad Fahri Muhammad Alpiansyah


F 121 16 050 F 121 18 045
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : Batuan sedimen klastik & non klastik Nama : Muh. Alpiansyah
Hari/Tanggal : Selasa, 15 Oktober 2019 NIM : F 121 18 045

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN

1. No. Urut : 04
2. Warna
 Segar : Putih
 Lapuk : Putih kecoklatan
3. Tekstur
 Ukuran butir : Kerikil ( 64 – 4 mm)
 Porositas : Baik
 Permeabilitas : Baik
 Kebundaran : Menyudut
 Kemas/fabric : Terbuka
 Sortasi : Buruk
4. Struktur : Tidak berlapis
5. Komposisi kimia :
 Fragmen : Andesit
 Matriks : Pasir kuarsa
 Semen : Karbonat
6. Jenis batuan : Batuan Sedimen Klastik
7. Nama batuan : Batu Breksi, Wentworth, 1922
9. Genesa : Batu breksi Secara umum terbentuk disebuah
singkapan. Dimana terdapat puing-puing sisa pelapukan batuan beku
menumpuk. Kemudian sisa-sisa pelapukan batuan beku itu akan
tertransportasi dengan media geologi berupa aliran air dan terendapkan di
dekat singkapannya (insitu), misalnya pada kipas alluvial. Setelah proses
dekomposisi merupakan proses yang sangat komplek yang melibatkan
beberapa faktor , sisa-sisa batuan beku itu akan terurai menjadi fragmen-
fragmen yang terikat dengan mineral-mineral lain. Fragmen-fragmen ini
yang kemudian menjadi batuan breksi.

ASISTEN PRAKTIKAN

Ahmad Fahri Muhammad Alpiansyah


F 121 16 050 F 121 18 045
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : Batuan sedimen klastik & non klastik Nama : Muh. Alpiansyah
Hari/Tanggal : Selasa, 15 Oktober 2019 NIM : F 121 18 045

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN

1. No. Urut : 05
2. Warna
 Segar : Abu-abu
 Lapuk : Coklat
3. Tekstur
 Ukuran butir :1/2- ¼ mm (pasir sedang)
 Porositas : Buruk
 Permeabilitas : Buruk
 Kebundaran : well rounded
 Kemas/fabric : Tertutup
 Sortasi : Buruk
4. Struktur : Tidak berlapis
5. Komposisi kimia : SiO2 (Fe,Mg)2, SiO6
6. Jenis batuan : Batuan sedimen Klastik
7. Nama batuan : Batu pasir ,Wentworth, 1922
Genesa : Batupasir adalah suatu batuan sedimen klastik
yang dimana partikel penyusunya kebanyakan berupa butiran berukuran pasir.
Kebanyakan batupasir dibentuk dari butiran-butiran yang terbawa oleh
bergerakan air, seperti ombak pada suatu pantai atau saluran di suatu sungai.
Butirannya secara khas di semen bersama-sama oleh tanah kerikil atau kalsit
untuk membentuk batu batupasir tersebut. Batupasir paling umum terdiri atas
butir kwarsa sebab kwarsa adalah suatu mineral yang umum yang bersifat
menentang laju arus. Proses pembentukan sedimen klastik di awali dengan
pelapukan batuan sedimen itu sendiri maupun jenis- jenis batuan lain. Hasil
pelapukan berupa fragmen yang terbawa oleh aliran air kemudian diendapkan
di sungai, danau atau rawa. Pengendapan tersebut berlangsung secara mekanis
yang terbagi menjadi 2 jenis menurut ukuran butiran batu. Batuan yang
memiliki ukuran besar terjadi akibat proses pengendapan langsung setelah
peristiwa erupsi gunung berapi. Pengendapan langsung ini terjadi di
lingkungan sungai, danau atau laut yang berada di sekitar gunung berapi.
Batuan yang terbentuk akan dikategorikan dalam batuan detritus kasar.
Sedangkan batuan yang berukuran kecil terbentuk akibat proses pengendapan
yang terjadi di zona laut dangkal maupun laut dalam. Dalam proses
pengendapan, batuan sedimen akan mengalami diagenesa. Disebut diagenesa
karena proses- proses yang akan terjadi pada meterial endapan berlangsung
pada suhu yang rendah, baik selama litifikasi maupun sesudahnya. Diagenesa
ini bertujuan untuk membuat material endapan menjadi batuan yang keras.

ASISTEN PRAKTIKAN

Ahmad Fahri Muhammad Alpiansyah


F 121 16 050 F 121 18 045
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : Batuan sedimen klastik & non klastik Nama : Muh. Alpiansyah
Hari/Tanggal : Selasa, 15 Oktober 2019 NIM : F 121 18 045

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN

1. No. Urut : 06
2. Warna
 Segar : Hitam
 Lapuk : Coklat
3. Tekstur
 Ukuran butir : <1/256 mm (lempung)
 Porositas : Buruk
 Permeabilitas : Buruk
 Kebundaran : well Round
 Kemas/fabric : Tertutup
 Sortasi : Buruk
4. Struktur : Tidak berlapis
5. Komposisi kimia : Mineral Lempung
6. Jenis batuan : Batuan sedimenNon Klastik
7. Nama batuan : Batu Serpih, Clark, 1954
8. Genesa : Pada awalnya pelapukan akan memecah batuan
menjadi mineral - mineral berukuran halus. Lempung yang bercampur dengan
air akan menjadi lumpur. Lumpur tersebut kemudian terbawa oleh aliran air.
Ketika aliran air berhenti pada tempat yang cekung seperti danau atau rawa
maka lumpur tersebut mengendap. Setelah itu endapan lumpur akan
mengalami proses pembatuan yang meliputi 3 tahap yaitu pemampatan,
penyimenan dan penghabluran ulang. Berikut adalah penjelasannya ahap
pemampatan atau compaction diawali dengan proses penekanan pada butiran
batuan sehingga menjadi lebih padat dan lebih tipis. Pemampatan ini juga
bertujuan untuk menghilangkan kadar air sehingga hanya tersisa 20 – 40
persen saja. Pemampatan yang terjadi terus menerus menyebabkan butiran
batu saling bersentuhan antara satu dengan yang lain. Tempat bersentuhannya
batuan akan mengalami tekanan sehingga air yang membawa mineral silika
masuk ke dalam celah di antara butiran dan menghasilkan simen. Penyimenan
yaitu Setelah tahap pemampatan menghasilkan simen, maka akan dilanjutkan
ke tahap penyimenan (cementation). Penyimenan yaitu proses pengendapan
simen di permukaan butiran batu. Ada 2 jenis simen yaitu kalsit dan kuarza.
Simen kalsit terbentuk saat pengendapan, sedangkan simen kuarza berasal
dari diagnesa kimia mineral liat. Penghabluran ulang yaitu Tahap terakhir
yakni penghabluran ulang (recrystallization). Tahap ini merupakan proses
perubahan bentuk dan ukuran batuan yang tidak disertai perubahan struktur
mineralnya. Karena batuan sedimen awalnya dari endapan lumpur, maka
endapan lumpur tersebut akan berubah bentuk menjadi batu lumpur atau mud
stone. Batu lumpur yang memiliki karakter fisil dan laminasi inilah yang
disebut dengan batu serpih (shale).

ASISTEN PRAKTIKAN

Ahmad Fahri Muhammad Alpiansyah


F 121 16 050 F 121 18 045
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : Batuan sedimen piroklastik Nama : Muh Alpiansyah
Hari/Tanggal : Selasa 15 Oktober 2019 Nim : F 121 18 045

DESKRIPSI BATUAN PIROKLASTIK

1. No. Sampel : 01
2. Warna Segar : Coklat
3. Warna Lapuk : Kuning Kecoklatan
4. Tekstur : Piroklastik kasar
5. Komposisi : Lapilli, Ash, dan Bomb
6. Struktur : Tidak Berlapis
7. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Piroklastik
8. Nama Batuan : Scoria ,Fisher 1966 Dalam Winter 2001
9. Genesa : Batuan scoria terbentuk akibat dari meletusnya gunung api
dan mengalami pembekuan magma yang pendinginannya berlangsung cepat
namun terjadi jauh dari gunung berapi sehingga terjadi reaksi terhadap
magma yang menyebabkan magma terbakar lalu terbentuk semacam abu
yang disebut abu vulkanik. Endapan ini umumnya menipis dan ukuran
butirnya menghalus karena secara sistematis menjauhi pusat erupsi dan
sebaran batuan mengikuti topografi. Batuan ini dicirikan dengan struktur
yang tidak berlapis dan memiliki lubang-lubang beraturan yang merupakan
jejek oksigen saat proses pengangkatan.

ASISTEN PRAKTIKAN

Ahmad Fahri Muhammad Alpiansyah


F 121 16 050 F 121 18 045
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : Batuan sedimen piroklastik Nama : Muh Alpiansyah
Hari/Tanggal : Selasa 15 Oktober 2019 Nim : F 121 18 045

DESKRIPSI BATUAN PIROKLASTIK

1. No. Sampel : 02
2. Warna Segar : Abu-Abu
3. Warna Lapuk : Abu Kekuningan
4. Tekstur : Piroklastik Halus
5. Komposisi : Lapilli, debu, dan bom
6. Struktur : Berlapis
7. Jenis Batuan : Batuan Sedimen Piroklastik
8. Nama Batuan : Lapilli Stone (Fisher 1966 Dalam Winter 2001)
9. Genesa : Terbentuknya batuan lapilli stone diawali dengan
meletusnya gunung api yang mengeluarkan magma dari dalam bumi akibat
energy yang sangat besar yaitu gaya endogen dari pusat bumi. Magma
tersebut terhempas ke udara kemudian membeku dan membentuk gumpalan
yang mengeras. Batuan ini dicirikan dengan struktur berlapis dan memiliki
komposisi dominan lapilli.

ASISTEN PRAKTIKAN

Ahmad Fahri Muhammad Alpiansyah


F 121 16 050 F 121 18 045

Anda mungkin juga menyukai