Anda di halaman 1dari 18

PRAKTIKUM PETROLOGI

Acara : (Batuan sedimen klastik & non klastik) Nama: Alya Dwi Fadhiyah
Hari/Tanggal : Selasa 15 Oktober 2019 NIM : F 121 18 052

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN

1. No. Urut : 01
2. Warna
 Segar : HITAM
 Lapuk : COKLAT
3. Tekstur
 Ukuran butir :-
 Porositas : BURUK
 Permeabilitas : BURUK
 Kebundaran : ANGULAR
 Kemas/fabric : TERTUTUP
 Sortasi : WELL SORTATED
4. Struktur : TIDAK BERLAPIS
5. Komposisi kimia : KARBON
6. Jenis batuan : NON KLASTIK
7. Nama batuan : BATUBARA ( AMERICA SOCIETY FOR
TESTING AND MATERIAL)
Genesa : Batubara terbentuk dari hasil pengawetan sisa-sisa
tanaman dan menjadi padat setelah tertimbun oleh lapisan di atasnya.
Pengawetan sisa-sisa tanaman ini sangat dipengaruhi oleh proses biokimia,
yaitu pengubahan oleh bakteri. Akibat pengubahan oleh bakteri tersebut, sisa-
sisa tanaman kemudian terkumpul sebagai suatu massa yang mampat, yang
disebut gambut. Proses pembentukan gambut terjadi karena akumulasi sisa-
sisa tanaman yang selanjutnya oleh aktivitas bakteri anaerobik dan jamur,
bahan tersebut akan membusuk, berubah menjadi gambut. Pada tahapan ini
yang berperan adalah proses biokimia atau diagenetik. Gambut yang telah
terbentuk lambat laun tertimbun oleh endapan-endapan seperti batulempung,
batulanau, dan batupasir. Seiring berjalannya waktu, gambut ini akan
mengalami perubahan sifat fisik dan kimia akibat pengaruh tekanan dan
temperatur, sehingga berubah menjadi batubara. Proses perubahan dari
gambut menjadi batubara dikenal dengan nama proses pembatubaraan. Pada
tahap ini proses pembentukan batubara lebih didominasi oleh proses geokimia
dan fisika yang berpengaruh besar terhadap perubahan gambut menjadi
batubara lignit, batubara bituminus, sampai batubara antrasit Pada tahapan
geokimia atau metamorfik, perubahan pada batubara yang terjadi adalah
penambahan kandungan karbon, pengurangan kandungan hidrogen, dan
oksigen. Hal ini diteruskan dengan berkurangnya air dan kompaksi,
menghasilkan pengurangan volume batubara. Produk dari tahap ini adalah gas
metan, karbondioksida, dan air. Semakin tinggi derajat pembatubaraan, maka
akan semakin banyak gas metan, semakin sedikit karbondioksida dan air.

ASISTEN PRAKTIKAN

MEGA MAHARANI HARPAH RUT KALATIKU ALYA DWI F.


F 121 16 070 F 121 18 052
PRAKTIKUM PETROLOGI

Acara : (Batuan sedimen klastik & non klastik) Nama: Alya Dwi Fadhiyah
Hari/Tanggal : Selasa 15 Oktober 2019 NIM : F 121 18 052

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN

1. No. Urut : 02
2. Warna
 Segar : ABU-ABU
 Lapuk : COKLAT
3. Tekstur
 Ukuran butir :1/2- 1/4 MM
 Porositas : BAIK
 Permeabilitas : BAIK
 Kebundaran : ANGULAR
 Kemas/fabric : TERBUKA
 Sortasi : WELL SORTATED
4. Struktur : BERLAPIS
5. Komposisi kimia : SiO2
6. Jenis batuan : BATUAN SEDIMEN KLASTIK
7. Nama batuan : BATUPASIR ( WENWORTH 1922)
Genesa : Batupasir merupakan batuan sedimen klastik
yang partikel penyusunya dominan butiran berukuran pasir. Kebanyakan
batupasir terbentuk dari butiran-butiran yang terbawa akibat pergerakan air,
seperti ombak pada pantai atau saluran di suatu sungai. Butiran khasnya di
semen bersama tanah kerikil atau kalsit untuk membentuk batu batupasir.
Batupasir paling umum terdiri atas butir kuarsa sebab kuarsa adalah suatu
mineral yang umum yang bersifat menentang laju arus. Proses pembentukan
sedimen klastik diawali dengan pelapukan batuan sedimen itu sendiri
maupun dari jenis-jenis batuan lain. Hasil pelapukan berupa fragmen yang
terbawa oleh aliran air kemudian diendapkan di sungai, danau atau rawa.
Pengendapan tersebut berlangsung secara mekanis yang terbagi menjadi 2
jenis menurut ukuran butirannya. Batuan yang memiliki ukuran besar terjadi
akibat proses pengendapan langsung setelah peristiwa erupsi gunung berapi.
Pengendapan langsung ini terjadi di lingkungan sungai, danau atau laut yang
berada di sekitar gunung berapi. Batuan yang terbentuk akan dikategorikan
dalam batuan detritus kasar. Sedangkan batuan yang berukuran kecil terbentuk
akibat proses pengendapan yang terjadi di zona laut dangkal maupun laut
dalam. Dalam proses pengendapan, batuan sedimen akan mengalami
diagenesa karena proses-proses yang akan terjadi pada meterial endapan
berlangsung pada suhu yang rendah, baik selama litifikasi maupun
sesudahnya. Diagenesa ini bertujuan untuk membuat material endapan
menjadi batuan yang keras.

ASISTEN PRAKTIKAN

MEGA MAHARANI HARPAH RUT KALATIKU ALYA DWI F.


F 121 16 070 F 121 18 052
PRAKTIKUM PETROLOGI

Acara : (Batuan sedimen klastik & non klastik) Nama: Alya Dwi Fadhiyah
Hari/Tanggal : Selasa 15 Oktober 2019 NIM : F 121 18 052

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN

1. No. Urut : 05
2. Warna
 Segar : HITAM
 Lapuk : COKLAT
3. Tekstur
 Ukuran butir : <1/256 MM
 Porositas : BURUK
 Permeabilitas : BURUK
 Kebundaran : WELL ROUNDED
 Kemas/fabric : TERTUTUP
 Sortasi : BURUK
4. Struktur : TIDAK BERLAPIS
5. Komposisi kimia : MINERAL LEMPUNG
6. Jenis batuan : NON KLASTIK
7. Nama batuan : BATUSERPIH ( CLARK, 1954 )
8. Genesa : Pada awalnya pelapukan akan memecah batuan
menjadi mineral-mineral berukuran halus (lempung). Lempung yang
bercampur dengan air akan berubah menjadi lumpur yang kemudian terbawa
oleh aliran air. Ketika aliran air berhenti pada tempat yang cekung seperti
danau atau rawa maka lumpur tersebut mengendap. Setelah itu endapan lumpur
akan mengalami proses pembatuan yang meliputi 3 tahap yaitu pemampatan,
penyimenan dan penghabluran ulang. Pemampatan atau compaction diawali
dengan proses penekanan pada butiran batuan sehingga menjadi lebih padat
dan lebih tipis. Pemampatan ini juga bertujuan untuk menghilangkan kadar air
sehingga hanya tersisa 20%–40%. Pemampatan yang terjadi terus menerus
menyebabkan butiran batu saling bersentuhan antara satu dengan yang lain.
Sisi bersentuhannya batuan tersebut akan mengalami tekanan sehingga air
yang membawa mineral silika masuk ke dalam celah di antara butiran dan
menghasilkan semen. Tahapan selanjutnya adalah penemenan yang merupan
proses pengendapan semen dipermukaan butiran batu. terdapat 2 jenis semen
yaitu kalsit dan kuarsa. Semen kalsit terbentuk saat pengendapan, sedangkan
simen kuarsa berasal dari diagnesa kimia mineral liat. Selanjutnya prosrs
penghabluran ulang yang merupakan tahapan dari proses perubahan bentuk dan
ukuran batuan yang tidak disertai perubahan struktur mineralnya. Karena
batuan sedimen awalnya dari endapan lumpur, maka endapan lumpur tersebut
akan berubah bentuk menjadi batu lumpur atau mud stone. Batu lumpur yang
memiliki karakter fisil dan laminasi inilah yang disebut dengan batu serpih
(shale).

ASISTEN PRAKTIKAN

MEGA MAHARANI HARPAH RUT KALATIKU ALYA DWI F.


F 121 16 070 F 121 18 052
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : (Batuan sedimen klastik & non klastik) Nama: Alya Dwi Fadhiyah
Hari/Tanggal : Selasa 15 Oktober 2019 NIM : F 121 18 052

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN

1. No. Urut : 06
2. Warna
 Segar : ABU-ABU
 Lapuk : ABU-ABU KEPUTIHAN
3. Tekstur
 Ukuran butir : 1/16-1/255 mm
 Porositas : BURUK
 Permeabilitas : BURUK
 Kebundaran : VERY WELL SORTATED
 Kemas/fabric : TERTUTUP
 Sortasi : BURUK
4. Struktur : BERLAPIS
5. Komposisi kimia : SIO2, MINERAL LANAU
6. Jenis batuan : KLASTIK
7. Nama batuan : BATULANAU (WENWORTH 1922)
8. Genesa : Batulanau terbentuk dari material sedimen yang
mengalami transportasi oleh arus dengan energi yang relatif kecil. Bila
dilihat dari bentuknya yang very well-rounded, serta sortasi yang buruk,
maka batuan ini telah mengalami jarak transportasi yang jauh. Dengan
ukuran 1/256-1/16 mm, gaya gravitasi yang bekerja padanya hingga
terendapkan (disebut energi pengendapan) sangat kecil. Antar butir saling
kontak atau bersentuhan sehingga hubungan antar butir sangat kompak.
Batuan ini tidak terjadi deformasi ataupun sehingga pada proses
pembentuannya tidak terjadi deformasi ataupun deposisi lanjutan
(depositional).
ASISTEN PRAKTIKAN

MEGA MAHARANI HARPAH RUT KALATIKU ALYA DWI F.


F 121 16 070 F 121 18 052
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : (Batuan sedimen klastik & non klastik) Nama: Alya Dwi Fadhiyah
Hari/Tanggal : Selasa 15 Oktober 2019 NIM : F 121 18 052

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN

1. No. Urut : 07
2. Warna
 Segar : ABU-ABU
 Lapuk : ABU KECOKLATAN
3. Tekstur
 Ukuran butir : 1/8-1/16 MM
 Porositas : BURUK
 Permeabilitas : BURUK
 Kebundaran : WELL ROUNDED
 Kemas/fabric : TERTUTUP
 Sortasi : BURUK
4. Struktur : TIDAK BERLAPIS
5. Komposisi kimia : SiO2, (Fe,Mg)2, SiO6
6. Jenis batuan : NON KLASTIK
7. Nama batuan : BATUPASIR PEJAL ( WENWORTH 1922)
8. Genesa : Pada awalnya batupasir pejal merupakan batu
yang proses pembentukannya hampir sama dengan Batupasir tetapi
batupasir pejal merupakan batuan sedimen non klastik yang partikel
penyusunya juga dominan butiran berukuran pasir. Kebanyakan batupasir
terbentuk dari butiran-butiran yang terbawa akibat pergerakan air, seperti
ombak pada pantai atau saluran di suatu sungai. Butiran khasnya di semen
bersama tanah kerikil atau kalsit untuk membentuk batu batupasir.
Kemudian batupasir tersebut mengalami padatan atau kompaksi sehingga
batupasir ini disebut sebagai batupasir pejal. Pada batupasir pejal ini
memiliki porositas dan permeabilitas yang buruk , ukuran butirnya 1/8-
1/16 mm. Strukturnya yaitu berlapis. Batuan yang terbentuk akan
dikategorikan dalam batuan detritus kasar. Sedangkan batuan yang
berukuran kecil terbentuk akibat proses pengendapan yang terjadi di zona
laut dangkal maupun laut dalam. Dalam proses pengendapan, batuan
sedimen akan mengalami diagenesa karena proses-proses yang akan
terjadi pada meterial endapan berlangsung pada suhu yang rendah, baik
selama litifikasi maupun sesudahnya. Diagenesa ini bertujuan untuk
membuat material endapan menjadi batuan yang keras.

ASISTEN PRAKTIKAN

MEGA MAHARANI HARPAH RUT KALATIKU ALYA DWI F.


F 121 16 070 F 121 18 052
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : (Batuan sedimen klastik & non klastik) Nama: Alya Dwi Fadhiyah
Hari/Tanggal : Selasa 15 Oktober 2019 NIM : F 121 18 052

DESKRIPSI BATUAN SEDIMEN

1. No. Urut : 08
2. Warna
 Segar : PUTIH
 Lapuk : PUTIH KEKUNINGAN
3. Tekstur
 Ukuran butir : 1/2-1/4 MM
 Porositas : BURUK
 Permeabilitas : BURUK
 Kebundaran : SUBANGULAR
 Kemas/fabric : TERTUTUP
 Sortasi : BURUK
4. Struktur : TIDAK BERLAPIS
5. Komposisi kimia : CaCO3
6. Jenis batuan : NON KLASTIK
7. Nama batuan : BATU GAMPING (WENWORTH 1922)
8. Genesa : proses pembentukan batu gamping terjadi dengan
beberapa cara yaitu secara organik, mekanik dan kimia. Batugamping
yang terjadi secara kimia adalah jenis batugamping yang terjadi dari
pengendapan kalsium karbonat dalam kondisi iklim lingkungan tertentu,
baik di dalam air laut maupun air tawar. Mata air mineral dapat pula
mengendapkan batu gamping yang biasa disebut endapan sinter kapur.
Jenis batugamping ini terjadi karena peredaran air panas alam yang
melarutkan lapisan batugamping di bawah permukaan, yang kemudian
diendapkan kembali di permukaan bumi.
ASISTEN PRAKTIKAN

MEGA MAHARANI HARPAH RUT KALATIKU ALYA DWI F.


F 121 16 070 F 121 18 052
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : (Batuan piroklatik) Nama : Alya Dwi Fadhiyah
Hari/Tanggal : Selasa / 08-Oktober-2019 Nim : F121 18 052

DESKRIPSI BATUAN PIROKLASTIK

1. No. Sampel : 03
2. Warna Segar : COKLAT
3. Warna Lapuk : KUNING KECOKLATAN
4. Tekstur : PIROKLASTIKKASAR
5. Komposisi : LAPILLI, ASH
6. Struktur : TIDAK BERLAPIS
7. Jenis Batuan : BATUAN PIROKLASTIK
8. Nama Batuan : SCORIA
9. Genesa : Batuan scoria terbentuk akibat dari pembekuan
magma yang pendinginannya berlangsung cepat namun terjadi jauh dari
gunung berapi sehingga terjadi reaksi terhadap magma yang
menyebabkan magma terbakar lalu terbentuk semacam abu yang disebut
abu vulkanik. Endapan ini umumnya menipis dan ukuran butirnya
menghalus karena secara sistematis menjauhi pusat erupsi dan sebaran
batuan mengikuti topografi. Batuan ini dicirikan dengan struktur yang
tidak berlapis dan memiliki lubang-lubang beraturan yang merupakan
jejek oksigen saat proses pengangkatan.

ASISTENSI PRAKTIKAN

MEGA MAHARANI HARPAH RUT KALATIKU ALYA DWI F.


F 121 16 070 F 121 18 052
PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : (Batuan piroklatik) Nama : Alya Dwi F.
Hari/Tanggal : Selasa / 08-Oktober-2019 Nim : F121 18 052

DESKRIPSI BATUAN PIROKLASTIK

1. No. Sampel : 04
2. Warna Segar : ABU-ABU
3. Warna Lapuk : ABU KEKUNINGAN
4. Tekstur : PIROKLASTIK HALUS
5. Komposisi : LAPILLI

6. Struktur : BERLAPIS
7. Jenis Batuan : BATUAN PIROKLASTIK
8. Nama Batuan : LAPILLI STONE (FISHER 1966 DALAM
WINTER 2001)
9. Genesa : Terbentuknya batuan lapilli stone diawali dengan
meletusnya gunung api yang mengeluarkan magma dari dalam bumi akibat
energy yang sangat besar yaitu gaya endogen dari pusat bumi. Magma
tersebut terhempas ke udara kemudian membeku dan membentuk
gumpalan yang mengeras. Batuan ini dicirikan dengan struktur berlapis
dan memiliki komposisi dominan lapilli.

ASISTENSI PRAKTIKAN

MEGA MAHARANI HARPAH RUT KALATIKU ALYA DWI F.

F 121 16 070 F 121 18 052


ASISTEN PRAKTIKAN

Mega Maharani Harpah Rut K. Bey Nida’ul Hasanahapalani


F121 18 070 F121 18 027

PRAKTIKUM PETROLOGI
Acara : (Batuan piroklastik) Nama : Cindy Ziqni Noviar
Hari/Tanggal : Selasa 15 Oktober 2019 Nim : F 121 18 010

DESKRIPSI BATUAN PIROKLASTIK

1. No. Sampel : 01
2. Warna Segar : Coklat
3. Warna Lapuk : Putih kecoklatan
4. Tekstur : Tufa Kasar
5. Komposisi : Ash 85%

6. Struktur : Berlapis
7. Jenis Batuan : Piroklastik
8. Nama Batuan : Tuf
9. Genesa : Batuan piroklastik adalah batuan yang terbentuk
dari proses vulknanis, diawali dengan meletusnya gunungapi, dan
mengeluarkan magma dari dalam bumi diakibatkan dari energy yang
sangat besar yaitu gaya endogen dari pusat bumi. Magma yang
dikeluarkan oleh gunungapi kemudian terhempas keudara, sehingga
magma tersebut membeku dan membentuk gumpalan yang mengeras
(kemudian menjadi batu).
ASISTEN PRAKTIKAN

Mega Maharani Harpah Rut K. Bey Nida’ul Hasanahapalani


F121 18 070 F121 18 027

Anda mungkin juga menyukai