Disusun Oleh:
YAYUK KUSMIATI
(1501070405)
MALANG
2019
KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang banyak membawa
perubahan terhadap kehidupan manusia baik dalam hal perubahan pola hidup maupun
tatanan sosial termasuk dalam bidang kesehatan yang sering dihadapkan dalam suatu hal
yang berhubungan langsung dengan norma dan budaya yang dianut oleh masyarakat yang
bermukim dalam suatu tempat tertentu.
Pengaruh sosial budaya dalam masyarakat memberikan peranan penting dalam mencapai
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Perkembangan sosial budaya dalam masyarakat
merupakan suatu tanda bahwa masyarakat dalam suatu daerah tersebut telah mengalami
suatu perubahan dalam proses berfikir. Perubahan sosial dan budaya bisa memberikan
dampak positif maupun negatif.
Hubungan antara budaya dan kesehatan sangatlah erat hubungannya, sebagai salah satu
contoh suatu masyarakat desa yang sederhana dapat bertahan dengan cara pengobatan
tertentu sesuai dengan tradisi mereka. Kebudayaan atau kultur dapat membentuk kebiasaan
dan respons terhadap kesehatan dan penyakit dalam segala masyarakat tanpa memandang
tingkatannya. Karena itulah penting bagi tenaga kesehatan untuk tidak hanya
mempromosikan kesehatan, tapi juga membuat mereka mengerti tentang proses terjadinya
suatu penyakit dan bagaimana meluruskan keyakinan atau budaya yang dianut hubungannya
dengan kesehatan.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengaruh Sosial Budaya dalam Kesehatan Masyarakat
2. Untuk mengetahui Aspek sosial budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan dan
status kesehatan
3. Untuk mengetahui Aspek Sosial budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan
perilaku kesehatan
4. Untuk mengetahui Bagaimana Perubahan Sosial dan Budaya Mempengaruhi Kesehatan
Masyarakat
5. Untuk mengetahui Aktifitas Masyarakat Terhadap Kesehatan
6. Untuk mengetahui Upaya yang Dapat Dilakukan
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Aspek sosial budaya yang mempengaruhi perilaku kesehatan dan status kesehatan
Selanjutnya dijelaskan beberapa aspek sosial budaya yang mempengaruhi
perilaku kesehatan dan status kesehatan.yang pertama yaitu:
1. Umur
Dilihat dari aspek umur, maka ada perbedaan golongan penyakit berdasarkan
golongan umur. misalnya dikalangan balita banak yang menderita penyakit
infeksi,sedangkanpada golongan dewasa atau usia lanjut lebih banyak menderita
penyakit kronis.
2. Jenis kelamin
Dilihat dari aspek golongan menurut jenis kelamin, dikalangan wanita lebih
banyak menderit kanker payudara, sedangkan pada pria, lebih banyak menderita
kanker prosat.
3. Pekerjaan
Dilihat dari aspek jenis pekerjaan, dikalangan petani lebih banyak menderita
penyakit cacingan, karena aktifiasnya banyak dilakukan disawah, sedangkan pada buruh
tekstil lebih banyak menderita penyakit salura pernafasan kaena banyak terpapar debu.
4. Sosial ekonomi
Keadaan sosial ekonomi juga mempengaruhi pada pola penyakit, bahkan juga
berpengaruh pada kematian, misalnya angka kematian lebih tinggi pada golonga yang
status ekonominya rendah dibandingkan dengan status ekonominya tinggi. demikian juga
obesitas lenih ditemukan pada kalangan masyarakat dengan status ekonoinya tinggi.
Menurut H Ray Elling(1970)ada beberapa faktor sosial yang berpengaruh pada
perilaku kesehatan. antara lain :
1. Self concept
2. Image kelompok.
G.M foster menambahkan, bahwa identifikasi individu kepada kelompoknya juga
berpengaruh terhadap perilaku kesehatan.
1. Pengaruh self concept
Kita ditentukan oleh tingkat kepuasan atau tidak kepuasan yang kita rasakan
terhadap diri kita sendiri, terutama bagaimana kita ingin memperlihatkan diri kita
kepada orang lain,oleh karena itu, secara tidak langsung self concept kita
cenderung mementukan, apakah kita akan menerima keadaan diri kita seperti
adanya atau berusaha untuk mengubahnya.self concept adalah faktor yang penting
dalam kesehatan, karena mempengaruhi perilaku masyarakat dan juga perilaku
petugas kesehatan.
2. Pengaruh image kelompok
Image seseorang individu sangat dipengaruhi oleh image kelompok.
Sebagai contoh, seorang anak dokter akan terpapar oleh organisasi kedokteran dan
orang-orang dengan pendidikan tinggi, sedangkan anak petani tidak terpapar
dengan lingkungan medis, dan besar kemungkinan juga tidak becita-cita untuk
menjadi dokter.
3. Pengaruh identifikasi kelompok sosialnya terhadap perilaku kesehatan
Identifikasi kelompok kecilnya sangat penting untuk memberikan
keamanan psikologis dan kepuasan dalam pekerjaan mereka.
2.3 Aspek Sosial budaya yang mempengaruhi status kesehatan dan perilaku kesehatan
Menurut G.M foster(1973)Aspek budaya yang dapat mempengaruhi kesehatan
seseorang antaa lain adalah:
1. Tradisi
2. Sikap fatalism
3. Nilai
4. Ethnocentrisme
Unsur budaya dipelajari pada tingkat awal dalam proses sosialisasi.
1. Pengaruh tradisi terhadap perilau kesehatan dan status kesehatan.
Ada beberapa tradisi dalam masyarakat yang dapat berpengaruh negatif
terhadap kesehatan masyarakat, misalnya di New Guinea, pernah terjadi
wabah penyakit kuru. penyakit ini menyerang susunan saraf otak dan
penyebabnya adalah virus. penderita hamya terbatas pada anak-anak dan
wanita. Setelah dilakukan penelitaian ternyata penyakit ini menyebar karena
adanya tadisi kanibalisme.
2. Pengaruh sikap fatalisme terhadap perilaku dan status kesehatan
Hal ini adalah sikap fatalisme yang juga mempengaruhi perilaku kesehatan,
beberapa anggota masyarakat di kalangan kelompok yang beragama Islam
percaya bahwa anak adalah titipan Tuhan, dan sakit atau mati itu adalah
takdir, sehingga masyarakat kurang berusaha untuk mencari pertolongan
pengobatan bagi anaknya yang sakit, atau menyelamatkan seseorang dari
kematian.
3. Pengaruh sikap Ethnosentris terhadap perilaku dan status kesehatan
Sikap ethnosentrime adalah sikap yang memandang bahwa kebudayaan
sendiri yang paling baik jika dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain.
misalnya orang-orang barat merasa bangga terhadap kemajuan ilmu dan
teknologi yang dimilikinya, dan selalu beranggapan bahwa kebudayaanya
paling maju, sehingga merasa superior terhadap budaya dari masyarakat
yang sedang berkembang. tetapi dari sisilain, semua anggota dari budaya
lainnya menganggap bahwa yang dilakukan secar alamiah adalah yang
terbaik. Oleh karena itu, sebagai petugas kesehatan kita harus menghindari
sikap yang menganggap bahwa petugas adalah orang yang paling pandai,
paling mengetahui tentang masalah kesehatan karena pendidikan petugas
lebih tinggi dari pendidikan masyarakat setempat sehingga tidak perlu
mengikut sertakan masyarakat tersebut dalam masalah kesehatan
masyarakat. Dalam hal ini memang petugas lebih menguasai tentang
masalah kesehatan, tetapi masyarakat dimana mereka bekerja lebih
mengetahui keadaan di masyarakatnya sendiri.
4. Pengaruh perasaan bangga pada statusya,terhadap perilaku kesehatan
Suatu perasaan bangga terhadap budayannya beraku bagi setiap orang. Hal
tersebut berkaitan dengan sikap ethnosentrisme.
5. Pengaruh norma terhadap perilaku kesehatan.
Seperti halnya dengan rasa bangga terhadap statusnya,norma dimasyarakat
sangat mempengaruhi perilaku kesehatan dari anggota masyarakatnya yang
mendukung norma tersebut. Sebagai contoh, untuk menurunkan angka
kematian ibu dan bayi banyak mengalami hambatan karena adanya norma
yang melarang hubungan antara dokter sebagai pemberi layanan dengan ibu
hamil sebagai pengguna layanan.
6. Pengaruh nilai terhadap perilaku kesehatan.
Nilai yang berlaku dalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku
kesehatan. Nilai-nilai tersebut ada yang menunjang da nada yang merugikan
kesehata. Beberapa nilai yang merugikan kesehatan misalnya adalah
penilaian yang tinggi terhadap beras putih meskipun masyarakat mengetahiu
bahwa beras merah lebih banyak mengandung vitamin B1 jika dibandingkan
dengan beras putih, masyarakat ini memberikan nilai bahwa beras putih
lebih enak dan lebih bersih. Contoh lain adalah masih banyak petugas
kesehatan yang merokok meskipun mereka mengetahui bagaimana bahaya
merokok terhadap kesehatan.
7. Pengaruh unsur budaya yang dipelajari pada tingkat awal dari proses
sosialisasi terhadap perilaku kesehatan. Pada tingkat awal proses sosialisasi,
seorang anak diajakan antara lain bagaimana cara makan, bahan makanan
apa yang dimakan, cara buang air kecil dan besar, dan lain-lain. Kebiasaan
tersebut terus dilakukan sampai anak tersebut dewasa dan bahkan menjadi
tua. Kebiasaan tersebut sangat mempngaruhi perilaku kesehatan yang sangat
sulit untuk diubah.
8. Pengaruh konsekuensi dari inovasi terhadap perilaku kesehatan.
Tidak ada perubahan yang terjadi dalam isolasi, atau dengan perkataan lain,
suatu perubahan akan menghasilkan perubahan yang kedua dan perubahan
yang ketiga. Apabila seorang pendidik kesehatan ingin melakukan
perubahan perilaku kesehatan masyarakat, maka yang harus dipikirkan
adalah konsekuensi apa yang akan terjadi jika melakukan perubahan,
menganalisis faktor-faktor yang terlibat/ berpengaruh terhadap perubahan,
dan berusaha untuk memprediksi tentang apa yang akan terjadi dengan
perubahan tersebut apabila ia tahu budaya masyarakat setempat dan apabila
ia tahu tentang proses perubahan kebudayaan, maka ia harus dapat
mengantisipasi reaksi yang muncul yang mempengaruhi outcome diri
perubahan yang telah direncanakan.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Untuk menyimpulkan pandangan mengenai kesehatan terhadap masyarakat, saya
yakin bahwa jika dinilai dari banyak fungsi yang diharapkan dapat memenuhi pengobatan
dan keterbatasan-keterbatasan yang ada pada penelitian medis yang sistematik dalam
masyarakat tersebut, maka sistem medis tradisional, yang dilihat sebagai sarana adaptif,
telah berhasil dengan baik. Mereka telah muncul sejak ribuan tahun lalu, telah
memberikan harapan dan penyembuhan kepada masyarakat yang sedang sakit.
3.2 SARAN
Saya selaku penulis berharap kepada pembaca, agar setelah membaca makalah ini
dapat mengetahui pengaruh sosial budaya terhadap kesehatan di lingkungan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Kresno, Sudarti, dkk. 1996 Pencarian Pertolongan Pengobatan Bagi Anak Balita Dengan
Diare. Jakarta utara
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori Dan Aplikasi, Edisi Revisi, Rineka
Cipta, Jakarta
Robertha Natalia Gracia, 2010. Hubungan Aspek Sosial Terhadap Pembangunan Kesehatan