Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup
ruang dan waktu. Fisikawan mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang
sangat beragam mulai dari partikel sub mikroskopis yang membentuk segala materi
(fisika partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos.
Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada dalam
semua sistem materi yang ada, seperti hukum kekekalan energy. Sifat semacam ini
sering disebut sebagai hukum fisika. Fisika sering disebut sebagai ilmu paling
mendasar karena setiap ilmu alam lainnya (biologi,kimia,geologi dll) mempelajari
jenis sistem materi tertentu yang mematuhi hukum fisika. Misalnya kimia adalah ilmu
tentang molekul dan zat kimia yang dibentuknya sifat suatu zat kimia ditentukan oleh
sifat molekul yang dibentuknya. Yang dapat dijelaskan oleh ilmu fisika seperti
mekanika Kuantum, Termodinamika dan Elektromagnetika.
Sejarah fisika sepanjang yang telah diketahui telah dimulai pada tahun sekitar
2400 SM, ketika kebudayaan Harappan menggunakan suatu benda untuk
memperkirakan dan menghitung sudut bintang di angkasa. Sejak saat itu fisika terus
berkembang sampai sekarang. Perkembangan ini tidak hanya membawa perubahan di
dalam bidang dunia benda, matematika dan filosofi, namun juga melalui teknologi,
membawa perubahan ke dunia sosial masyarakat.
Fisika berasal dari bahasa Yunani, yaitu : physikos, "alamiah", dan physis,
"Alam". Jadi fisika adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas.
Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan
waktu. Fisikawan mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat
beragam, mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika
partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos.
Semakin berkembangnya zaman, semakin maju juga pemikiran manusianya.
Dan pemikiran tersebut menyebabkan perbedaan peradaban suatu bangsa dan
mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Termasuk pula ilmu
fisika.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Perkembangan Fisika Menurut Richtmeyer (Periode III)?
2. Apa saja Metode dan Bagaimana Proses Penemuan dari Para Ahli dalam Periode
tersebut?
3. Apa Perbedaan Sejarah Perkembangan Fisika Menurut Richtmeyer (Periode III)
dan Baer Jacob (Periode III)?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan Sejarah Perkembangan Fisika Menurut Richtmeyer (Periode III).
2. Menjelaskan Metode yang digunakan dan Bagaimana Proses Penemuan dari
Para Ahli dalam Periode tersebut.
3. Menyebutkan Perbedaan Sejarah Perkembangan Fisika Menurut Richtmeyer
(Periode III) dan Baer Jacob (Periode III).

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Fisika Menurut Richtmeyer (Periode III)


Dimulai dari tahun 1800an sampai 1890an. Pada periode ini di formulaskan
konsep- konsep fisika yang mendasar yang sekarang kita kenal dengan sebutan fisika
klasik. Dalam periode ini fisika berkembang dengan pesat terutama dalam
mendapatkan formulasi- formulasi umum dalam mekanika, fisika panas, listrik
magnet, dan gelombang yang masih terpakai sampai saat ini. Pada zaman ini
pemahaman di bidang kefisikaan masih sempit dan perkembangannya tidak seluas
pada perkembangan konsep-konsep fisika modern. Contoh- contoh pemikiran pada
zaman ini adalah:
a) Mekanika klasik( mekanika Newtonian)
Mekanika klasik menggambarkan dinamika partikel atau sistem partikel.
Dinamika partikel demikian, ditunjukkan oleh hukum-hukum newton tentang gerak,
terutama oleh hokum kedua newton. Hukum ini menyatakan “sebuah benda yang
memperoleh pengaruh gaya atau interaksi akan bergerak sedemikian rupa sehingga
laju perubahan waktu dari momentum sama dengan gaya tersebut”. Hukum – hukum
gerak baru memiliki arti fisis, jika hukum-hukum tersebut diacuhkan terhadap suatu
kerangka acuan tertentu, yakni kerangka acuan inersia( suatu kerangka acuan yang
bergerak serba sama tak mengalami percepatan). Prinsip relativitas Newtonian
menyatakan, “ jika hukum-hukum newton berlaku dalam suatu kerangka acuan
maka hukum-hukum tersebut juga berlaku dalam kerangka acuan lain yang
bergerak serba sama relatif terhadap kerangka acuan pertama”. Konsep partikel
bebas di perkenalkan ketika suatu partikel bebas dari pengaruh gaya atau interaksi
dari luar sistem fisis yang ditinjau ( idealisasi fakta fisis yang sebenarnya). Gerak
partikel terhadap suatu kerangka acuan inersia tak gayut ( independen) posisi titik
asal sistem koordinat dan tak gayut arah gerak sistem koordinat tersebut dalam
ruang. Dikatakan dalam kerangka acuan inersia, ruang bersifat homogen dan
isotropik. Jika partikel bebas bergerak dengan kecepatan konstan dalam suatu sistem
koordinat selama interval waktu tertentu tidak mengalami perubahan kecepatan,
konsekuensinya adalah waktu bersifat homogeny.

3
b) Elektrodinamika klasik
Elektrodinamika klasik adalah kajian yang menganalisis fenomena
akibat gerak elektron. Fenomena ini berkaitan dengan kelistrikan dan
kemagnetan. Kendati elektrodinamika merupakan bagian dari fisika klasik,
hukum-hukum elektrodinamika yang dikompilasi oleh Maxwell ternyata sesuai
dengan teori relativitas, salah satu pilar dari fisika modern. Teori electromagnet
membahas medan electromagnet, yaitu medan listrik dan medan magnet. Kedua
besaran ini berhubungan denga rapat muatan dan rapat arus. Hal yang perlu
dikemukakan di sini adalah bahwa menurut Maxwell, medan listrik dan magnet
bahwa medan electromagnet merambat dalam ruang dalam bentuk gelombang
dengan kecepatan tetap. Maxwell adalah orang pertama yang mengemukakan
bahwa gelombang EM pada jangkauan frekuensi tertentu adalah gelombang
cahaya. Sejak itu orang kemudian memahami bahwa gelombang EM meliputi
frekuensi sangat rendah seperti sinar tampak (frekuensi berkisar 4000A-7000A).
hingga radiasi frekuensi tinggi seperti sinar x.dalam kajian optika dipahami
bahwa cahaya memiliki berbagai sifat yang menunjukkan bahwa konsep cahaya
sebagai gelombang tidak esensial. Akan tetapi guna menjelaskan secara lebih
tepat mengenai gejala interferensi, khususnya difraksi, konsep cahaya sebagai
gelombang adalah mutlak. Pada prinsipnya fisika klasik berpandangan bahwa
materi terdiri atas partikel dan radiasi terdiri dari gelombang. Pandangan ini
menjadi acuan dalam menjelaskan gejala alam. Contohnya, gaya yang dialami
partikel bermuatan seperti, elektron dan proton, dengan massa masing-masing
muatan listrik satu satuan , berinteraksi melalui interaksi grafitasi (massa) dan
elektromagnetik. Geraknya dapat dijelaskan melalui hukum Lourentz. Akan
tetapi teori klasik tidak mampu menjelaskan bagaimana interaksi partikel ini
dengan cahaya ( radiasi).

c) Termodinamika klasik
Termodinamika adalah cabang ilmu pengetahuan yang membahas antara
panas dan bentuk-bentuk energi lainya. Michael A Saad dalam bukunya
menerangkan termodinamika merupakan sains aksiomatik yang berkenaan
dengan transformasi energy dari satu bentuk ke bentuk lainya. Energy dan
materi sangat berkaitan erat , sedemikian eratnya sehingga perpindahahan
energy akan menyebabkan perubahan tingkat keadaaan materi tersebut. Hukum
4
pertama dari termodinamika menyatakan bahwa energy tidak dapat diciptakan
dan tidak dapat dihilangkan namun berubah dari satu bentuk ke bentuk
lainya.hukum ini mengatur semua perubahan bentuk energy secara kuantitatif
dan tidak membatasi arah perubahan bentuk itu. Pada kenyataaanya tidak ada
kemungkinan terjadinya proses dimana proses tersebut satu-satunya hasil dari
perpindahan bersih panas dari suatu tempat yang suhunya lebih rendah ke suatu
tempat yang suhunya lebih tinggi. Pernyataan yang mengandung kebenaran
eksperimental ini dikenal dengan hukum kedua termodinamika. Keterbatasan
termodinamika klasik. Termodinamika klasik menggarap keadaan sistem dari
sudut pandang makroskopik dan tidak membuat hipotesa mengenai struktur zat.
Untuk membuat analisa termodinamika klasik kita perlu menguraikan keadaaan
suatu sistem dengan perincian mengenai karakteristik-karakteristik
keseluruhannya seperti tekanan,volume dan ttemperatur yang dapat diukur
secara langsung dan tidak menyangkut asumsi-asumsi mengenai struktur zat.
Termodinamika klasik tidak memperhatikan perincian, perincian suatu proses
tetapi membahas keadaan-keadaan kesetimbangan. Dari sudut pandang
termodinamika jumlah panas yang dipindahkan selam suatu proses hanyalah
sama dengan beda antara perubahan energy sitem dan kerja yang dilaksanakan ,
jelaslah bahwa analisa ini tidak meperhatikan mekanisme aliran panas maupun
waktu yang diperlukan untuk memindahkan panas tersebut.Termodinamika
klasik mampu menerangkan mengapa perpindahan panas dapat terjadi, namun
termodinamika klasik tidak menjelaskan bagaiman cara pans dapat berpindah.
Kita mengenal bahwa panas dapat berpindah dengan tiga cara yaitu
konduksi,konveksi dan radiasi.

d) Teori relativitas umum


Einstein menyelesaikan teori relativitas umum pada 1915. Teori
relativitas umum menjelaskan bahwa gelombang elektromagnetik tidak sesuai
dengan teori gerakan newton. Menurut newton, grafitasi dianggap sebagai
kekuatan penarik . planet-planet bergerak mengelilingi matahari dalam bentuk
lingkaran elips karna matahari memiliki kekuatan grafitasi yang amat besar.
Tapi menurut Einstein grafitasi tidak dianggap sebagai kekuatan penarik tapi
lebih sebagai kekuatan eksterior yang merupakan konsekuensi dari ruang
danwaktu atau ruang-waktu. Rangkaian ruang-waktu 4-dimensi yang
5
melengkung seringkali dilukiskan seperti sebuah karet yang dimelarkan oleh
benda bermassa bintang, galaxy dll. Benda bermassa seperti matahari
melengkungkan ruang-waktu disekelilingnya dan planet-planet bergerak di
sepanjang jalur melengkungnya ruang-waktu. Einstein berkata : “materi
memberi tahu ruang bagaimana cara melengkungkan/memelarkan didrinya;
ruang memberitahu materi cara bergerak “ . teori relativita umum memprediksi
denagn tepat sampai pada tingkatan apakah sebuah sinar cahaya akan tebentang
saat ia lewat didekat matahari. Kalau dipaksa menyimpulkan teori relativitas
umum satu kalimat: keberadaan ruang,waktu, dan grafitasi tidak terpisahkan
dari benda.

B. Metode dan Proses Penemuan dari Para Ahli dalam Periode tersebut
Dalam sejarah perkembangan fisika menurut Richtmeyer ini hanya ada 2 Ahli
yang berkontribusi dalam masa ini yakni :
1) James Clerk Maxwell
James Clerk Maxwell berkontribusi dalam sejarah perkembangan fisika
menurut Richtmeyer (Periode III) ini ia menyatakan hukum magnet dan
sekaligus membahas tentang kelistrikan.
Metode :
Terkait dengan teorinya yang terkenal tentang elektromagnetik cahaya,
teori ini sebenarnya berakar dari kajian dua orang, Michel Faraday dan William
Thomson. Penemu motor listrik Faraday dan penelitiannya di bidang induksi
elektromagnetik, elektrokimia, dielektrik, dan diamagnetik. Berdasrkan kajian
dari dua Para Ahli tersebut dibuatnya hipotesis Maxwell “ James Clark
Maxwell” dengan mengacu pada 3 fakta relasi antara listrik dan magnet yang
sudah ditemukan oleh para ilmuwan sebelumnya. Beberapa percobaan awal
mngenai hubungan antara listrik dan magnet adalah :
1. Percobaan Oersted yang berhasil membuktikan : arus listrik dalam
konduktor menghasilkan medan magnet disekitarnya (jarum kompas
menyimpang bila di dekatkan pada kawat yang dialiri arus listrik)
2. Percobaan Faraday yang berhasil mebuktikan batang konduktor yang
menghasilkan GGL induksi pada kedua ujungnya bila memotong medan
magnet.

6
3. Percobaan Faraday yang menunjukkan perubahan fluks magnetik pada
kumparan menghasilkan arus induksi dalam kuparan tersebut.

Proses Penemuan :
Pada bidang magnet dan listrik ini sebelumnya Maxwell sudah
diselidiki lama sekali dan sudah lama diketahui ada kaitan antar keduanya.
Namun, ada beberapa hukum listrik dan kemagnetan sudah diketemukan dan
mengandung kebenaran dalam beberapa segi, sebelum Maxwell, tak ada satu
pun dari hukum-hukum itu yang merupakan satu teori terpadu. Dia punya
empat perangkat hukum yang dirumuskan secara ringkas (tetapi punya bobot
tinggi), Maxwell berhasil menjabarkan secara tepat perilaku dan hubungan
antara medan listrik dan magnet. Dengan begitu dia mengubah sejumlah besar
fenomena menjadi satu teori tunggal yang dapat dijadikan pegangan. Pendapat
Maxwell telah jadi panutan pada abad sebelumnya secara luas baik di sektor
teori maupun dalam praktek ilmu pengetahuan.

Nilai terpenting dari, pendapat Maxwell yang baru itu adalah banyak
persamaan umum yang bisa terjadi dalam semua keadaan. Semua hukum-
hukum listrik dan magnit yang sudah ada sebelumnya dapat dianggap berasal
dari pendapat Maxwell, begitu pula sejumlah besar hukum lainnya, yang
dulunya merupakan teori yang tidak dikenal. Dari pendapat Maxwell ini dapat
diperlihatkan betapa pergoyangan bolak-balik bidang elektromagnetik secara
periodik adalah sesuatu hal yang bisa terjadi. Gerak bolak-balik seperti
pendulum ini disebut gelombang elektromagnetik, yang bilamana sekali
digerakkan akan menyebar terus hingga angkasa luar. Dari pendapat-pendapat
ini mampu menunjukkan bahwa kecepatan gelombang elektromagnetik itu
mencapai sekitar 300.000 kilometer (186.000 mil) per detik. Maxwell
mengetahui bahwa ini sama dengan ukuran kecepatan cahaya. Dari sudut ini
dia dengan tepat mengambil kesimpulan bahwa cahaya itu sendiri terdiri dari
gelombang elektromagnetik.

Maxwell mengemukakan bahwa laju perubahan medan listrik sangat


mempengaruhi besar magnet yang dibangkitkan dan sebaliknya. Akan
dibangkitkan suatu medan magnet jika terjadi perubahan medan

7
listrik. Perubahan medan listrik ini akan menghasilkan medan magnet yang
berubah-ubah terhadap waktu dan demikian seterusnya terjadi proses berantai
pembentukan medan magnet dan medan listrik yang merambat ke segala
arah. Kemudian, Maxwell mengemukakan pula bahwa perubahan medan
listrik dan medan magnet akan menghasilkan suatu gelombang medan listrik
dan gelombang medan magnet yang dapat menyebar dan merambat dalam
ruang disebut sebagai gelombang elektro magnetik. Pembuktiannya dengan
dua batang konduktor dihubugkan dengan sebuah baterai melalui sebuah
saklar. Setelah saklar ditutup, batang atas segera bermuatan positif dan batang
bawah bermuatan negative serta garis medan listrik segera terbentuk selama
muatan mengalir maka arus listrik juga mengalir dengan arah sesuai dengan
anak panah. Akibatnya, suatu medan magnet (B) akan di hasilkan dengan arah
tegak lurus bidang kertas. Contoh sederhana ini dapat membarikan gambaran
tentang terbentuknya medan magnet dan medan listrik dengan tahapan proses
sebagai berikut:

- Muatan listrik akan menimbulkan medan listrik (E)


- Perubahan medan listrik akan menimbulkan medan magnet yang besarnya
berubah-ubah terhadap waktu (B)

Maxwell juga telah melakukan perhitungan tentang kecepatan rambat


gelombang elektromagnetik. Kecepatan rambat ini ditentukkan oleh dua
besaran yaitu permitivitas listrik (e) dan permeabilitas magnet (m) medium
yang dilewatinya. Jika mediumnya adalah ruang hampa maka cepat rambat
gelombang elektromagnetik memenuhi persamaan:

1
𝑐=
√𝜇0𝜀0
Dengan :

C = laju perambatan gelombang elektromagnetik dalam ruang hampa

ɛ = permitivitas ruang hampa (4π x 10-7 Ns2/C2

8
µ = permeabilitas ruang hampa (8,85 x 10-2 C2/Nm2

Selain dapat bergerak dengan kecepatan tinggi, gelombang


elektromagnetik juga menunjukan gejala pemantulan, pembiasan, pelenturan,
dan polarisasi seperti yang terjadi pada cahaya. Maxwell, berkesimpulan
bahwa cahaya adalah gelombang elektromagnetik.

Beberapa tahun setelah meninggalnya Maxwell, seorang ilmuwan


jerman H. Rudolph Hertz (1857-1894) pada tahun 1887 berhasil melakukan
percobaan yang menunjukan gejala perambatan gelombang elektromagnetik.

𝐶 = 𝜆𝑓

Dengan :

C = cepat rambat gelombang (3 X 108 m/s)

f = frekuensi gelombang (Hz)

λ = panjang gelombang (m)

2) James Prescott Joule


James Prescott Joule ini merupakan salah satu Ahli yang berkontribusi
pada masa ini, pada masa ini ia menyatakan dan menemukan teori mengenai
hukum kekekalan energy. Berikut metode dan proses pencapaian penemuannya.

Metode :
Tahun 1839, Joule memulai serangkaian eksperimen yang menyangkut
kerja mekanik, listrik, serta panas. Tahun 1840, dia mengirim karya tulisnya
yang berjudul "On the Production of Heat by Voltaic Electricity" kepada Royal
Society di London. Dalam karya tulis ini, dia menunjukkan bahwa jumlah panas
yang dikeluarkan setiap detik dalam kawat yang menghantar arus listrik, sama
dengan arus (I) kuadrat dikalikan dengan hambatan (R) dari kawat tersebut.
Panas yang ditimbulkan adalah daya listrik yang hilang (P) (sehingga P=I2R.)

9
Hubungan ini dikenal sebagai Hukum Joule. Tapi Royal Society tidak begitu
tertarik terhadap tulisan Joule dan hanya menerbitkan ringkasan temuan itu.
Tahun 1843, Joule menghitung jumlah kerja mekanik yang diperlukan
untuk menghasilkan jumlah panas yang setara. Jumlah ini disebut "ekivalen
mekanik dari panas". Sekali lagi dia mengirim karya tulis mengenai temuannya,
kali ini kepada Asosiasi Inggris untuk kemajuan ilmu. Tapi lembaga ini pun
memberikan tanggapan yang kurang bergairah. Beberapa jurnal terkemuka juga
menolak tulisan Joule.

Proses Penemuan :

Kalor mengalir dengan sendirinya dari suatu benda yang suhunya lebih
tinggi ke benda lain dengan suhu yang lebih rendah. Satuan kalor yang masih
umum dipakai sampai saat ini yaitu kalori. Satu kalori didefinisikan sebagai
kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air sebesar 1°C.
Terkadang satuan yang digunakan adalah kilokalori (kkal) karena dalam jumlah
yang lebih besar, di mana 1 kkal = 1.000 kalori. Satu kilokalori (1 kkal) adalah
kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 °C.

Pada tahun 1800-an, seorang ilmuwan dari Inggris, James Prescott Joule
(1818 - 1889) melakukan sejumlah percobaan yang penting untuk menetapkan
pandangan bahwa kalor merupakan bentuk transfer energi. Percobaan ini
membuktikan bahwa apabila suatu bentuk energi diubah menjadi bentuk energi
lain, maka tidak ada energi yang musnah. Salah satu bentuk percobaan Joule
ditunjukkan secara sederhana seperti pada gambar di atas.

Inilah percobaan Joule yang paling terkenal, yang pada dasarnya tidak
akan melibatkan arus listrik. Peralatannya terdiri atas roda jantera kuningan
yang memutar air didalam wadah tembaga. Roda jantera diputar oleh sebuah
beban yang dijatuhkan. Ketika jatuh, beban tadi memiliki energi mekanis atau
gerak. Joule menjatuhkan beban tadi berkali – kali. Mekanisme kerja alatnya
adalah pada waktu jatuh, beban memutar roda jantera dan mengaduk air. Setiap
kali beban jatuh, suhu air akan naik. Jumlah kenaikannya bergantung pada jarak
beban yang dijatuhkan. Hal ini membuktikan bahwa energi gerak beban yang
dijatuhkan. Hal ini membuktikan bahwa energi gerak beban yang dijatuhkan
berubah menjadi energi panas dalam air. Kenaikan suhu yang sama juga bisa

10
diperoleh dengan memanaskan air di atas kompor. Joule menentukan bahwa
sejumlah kerja tertentu yang dilakukan selalu ekivalen dengan sejumlah
masukan kalor tertentu. Secara kuantitatif, kerja 4,186 joule (J) ternyata
ekivalen dengan 1 kalori (kal) kalor. Nilai ini (4,186 J = 1 kal) dikenal
sebagai tara kalor mekanik.

Dari hasil percobaannya dengan tujuan untuk menentukan kesetaraan


antara kalor dan energi, Joule menyimpulkan hubungan antara kalor dan usaha
yaitu sebagai berikut :

 Kalor merupakan suatu bentuk energi yang dapat berpindah dari lingkungan
ke suatu sistem atau sebaliknya karena ada perbedaan suhu antara suatu
sistem dengan lingkungannya. tanpa pengaruh dari luar, kalor akan selalu
berpindah dari suhu yang lebih tinggi ke suhu yang lebih rendah. Misalnya,
perpindahan kalor saat pendinginan sebuah mesin kendaraan.
 Usaha juga merupakan suatu bentuk perpindahan energi melalui gaya yang
dilakukan sistem pada lingkungan atau sebaliknya dimana titik tangkap gaya
mengalami perpindahan. Misalnya, usaha pada beban yang bergerak ke
bawah.

Pada percobaan Joule tersebut, terjadi kenaikan suhu air yang dapat
disebabkan oleh adanya aliran kalor akibat usaha yang dilakukan. Perubahan
suhu air, tentu akan menyebabkan perubahan energi kinetik partikel – partikel air
dan pada akhirnya akan mengakibatkan perubahan energi dalam air. Energi
dalam didefinisikan sebagai jumlah total energi kinetik partikel – partikel zat
dalam suatu sistem.

C. Perbedaan Sejarah Perkembangan Fisika Menurut Richtmeyer (Periode III) dan


Baer Jacob (Periode III).

1. Menurut Richtmeyer
a) Diformulasikan konsep-konsep fisika dasar yang biasa disebut fisika
klasik.

11
b) Fisika berkembang pesat dalam formulasi-formulasi mekanika, fisika
panas, listrik magnet dan gelombang
c) Formulasi Hamiltonian, persamaan benda tegar, teori elastisitas,
hidrodinamika.
d) Formulasi hukum termodinamika, teori kinetik gas, dsb.
e) Formulasi hukum ohm, hukum faraday, teori Maxwell, dsb.
f) Formulasi teori gelombang cahaya, prinsip interferensi, difraksi, dsb.

2. Menurut Boer Jacob


a) Kemajuan fisika klasik sebagai dasar fisika kuantum.
b) Kemajuan pesat yang menghasilkan hukum-hukum fisika.
c) Fenomena teori kinetik panas, teori gelombang, dan teori elektromagnetik.
d) Bidang industri memakai hasil ilmu fisika.

12
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Jadi Sejarah Perkembangan Richtmeyer (Periode III) yang dimulai pada tahun
1890-an masih , mengkonsekan fisika yang mendasar atau disebut juga fisika klasik
yang dimana dalam periode III ini paling utama dibahas yaitu formulasi umum dalam
Mekanika, Fisika Panas, listrik Magnet dan Gelombang yang masih terpakai sampai
saat ini. Dalam periode III ini juga terdapat Para Ahli yang berkontribusi yakni James
Prescott Joule dan James Clerk Maxwell dengan metode dan hasil penemuan dari
penelitiannya yang berbeda-beda yang di pakai dalam periode III ini yang membahas
tentang formulasi umum yang masih klasik. Terdapat pula perbedaan di dalam
periode III Richtmeyer dan periode III Boer Jacob yaitu dimana Richtmeyer masih
membahas tentang dasar fisika klasik sedangkan Boer Jacob itu sudah membahas
berkembangnya fisika klasik atau bisa di bilang sudah termasuk adalah fisika modern.

13
DAFTAR PUSTAKA

Wawa Mh. 2012. Perkembangan Fisika Yang Tercatat Sejarah. Makalah. Dikutip dari :
https://www.academia.edu/12010827/sejarah_fisika

Didit Karyadi. 2011. Penemuan Gelombang Elektromagnetik. Blog. Dikutip dari :


https://didot4com.wordpress.com/2011/02/04/penemuan-gelombang-elektromagnetik/

Kristiani Sabda.2011.Biografi James Prescott Joule.Blog.Dikutip dari :


http://biokristi.sabda.org/james_prescott_joule

Heryani.2013.Hukum Kekekalan Energi.Blog.Dikutip dari :


http://heriyanipendidikanfisika.blogspot.com/2013/07/hukum-kekekalan-energi.html

Gracia.2018.Sejarah Fisika Menurut Richtmeyer dan Jacob.Blog.Dikutip dari :

http://gravitime.net/2018/03/sejarah-fisika-menurut-richtmeyer-dan-jacoub.html/amp

14

Anda mungkin juga menyukai