Anda di halaman 1dari 5

An Nisa Kurniasari

18308141079

Biologi F 2018

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

1. Sejarah Perlindungan HAM Di Dunia Sejak Dulu Hingga Sekarang

Sejarah Singkat Upaya Perlindungan HAM di Dunia di Masa Lalu

Sejarah membuktikan bahwa kesadaran manusia terhadap hak-hak asasi akan meningkat bila
terjadi pelanggaran-pelanggaran kemanusiaan seperti adanya perbudakan, penjajahan maupun
ketidakadilan. Perjuangan atas pengakuan dan usaha menegakkan hak-hak asasi manusia dari
pelbagai bangsa banyak dituangkan dalam berbagai konvensi, konstitusi, perundang-undangan,
teori serta hasil-hasil pemikiran yang pernah hadir di muka bumi ini.

Sejak Socrates dan Plato perjuangan terhadap hak asasi manusia selalu dibicarakan. Kedua filsuf
tersebut merupakan pelopor dan peletak dasar diakuinya hak-hak asasi manusia. Mereka
mengajarkan untuk mengeritik pemerintah yang tidak berdasarkan kebijaksanaan dalam
menjalankan pemerintahan.

Sejarah hak asasi manusia secara khusus dapat ditelusuri sejak adanya Magna Charta di Inggris
(1215), Habeas Corpus Act (1679), Petition of Rights (1689), Bill of Rights (1689), La Declaration
des Droits de l’homme et du Citoyen (1789).

Setelah Perang Dunia II (1939-1945) yang memakan banyak korban pelanggaran hak-hak asasi
manusia, maka Franklin D. Roosevelt (Presiden AS) mencetuskan “The Four Freedom” yakni:

a. Freedom of Speech and Expression (kebebasan untuk berbicara dan menyatakan pendapat)
b. Freedom of Religion (kebebasan untuk beragama)
c. Freedom from Fear (kebebasan dari ketakutan)
d. Freedom from Want (kebebasan dari kemelaratan).
Setelah Universal Declaration of Human Rights diterima PBB pada 10 Desember 1948 di Paris,
kemudian diterima pula “Covenants of Human Rights” pada sidang PBB tangal 16 Desember
1966, maka hingga sekarang masalah hak asasi manusia telah diakui dalam hukum internasional.
Hak-hak asasi yang melekat pada manusia dapat diklasifikasi sebagai berikut:

 Pertama, hak asasi pribadi (personal rights), meliputi:


a. hak akan kebebasan berpendapat
b. hak akan kebebasan beragama
c. hak akan kebebasan bergerak, dll.
 Kedua, hak asasi ekonomi (property rights) meliputi:
a. hak memiliki
b. hak manfaat
c. hak membeli
d. hak menjual, dll.
 Ketiga, hak asasi sosial dan kebudayaan (social and cultural rights) meliputi:
a. hak mendapatkan pendidikan,
b. hak mengembangkan kebudayaan, dll.
 Keempat, hak asasi keadilan (procedural rights) meliputi:
a. hak mendapatkan keadilan,
b. hak mendapatkan peradilan,
c. hak mendapatkan perlindungan, dll.
 Kelima, Hak asasi politik (political rights) meliputi:
a. hak untuk memilih
b. hak untuk dipilih
c. hak untuk berorganisasi/berserikat, dll.

Dalam sejarah umat manusia telah tercatat banyak kejadian tentang seseorang atau segolongan
manusia mengadakan perlawanan terhadap penguasa atau golongan lain untuk memperjuangkan
apa yang dianggap menjadi haknya. Di dunia barat telah berulangkali ada usaha untuk
merumuskan serta memperjuangkan beberapa hak yang dianggap suci dan harus dijamin.
Keinginan itu muncul setiap kali terjadi hal-hal yang dianggap menyinggung perasaan dan
merendahkan martabat manusia. Dalam proses ini telah lahir beberapa naskah yang secara
berangsur-angsur menetapkan bahwa ada beberapa hak yang mendasari kehidupan manusia dan
karena itu bersifat universal dan asasi.

Pengakuan dan penghargaan HAM tidak diperoleh secara tiba-tiba, tetapi melalui sejarah yang
panjang. Pengakuan HAM dimulai dari:

 Inggris dengan dikeluarkanya Magna Charta pada tahun 1215 yaitu suatu dokumen yang
mencatat tentang beberapa hak yang diberikan Raja John kepada para bangsawan
bawahannya atas tuntutan mereka. Naskah ini sekaligus membatasi kekuasaan raja. Pada
tahun 1689 keluarlah Bill of rights (Undang-Undang Hak) suatu undang-undang yang
diterima oleh Parlemen Inggris sesudah berhasil dalam tahun sebelumnya mengadakan
perlawanan terhadap Raja James II, dalam suatu revolusi tak berdarah (The Glorius
Revolution of 1988).
 Di Perancis pada tahun 1789 terjadi revolusi untuk menurunkan kekuasaan Raja Louis XVI
yang sewenang-wenang. Revolusi ini menghasilkan UUD Perancis yang memuat tentang
“La Declaration des droits de l’homme et du citoyen (pernyataan hak manusia dan warga
negara).
 Di Amerika Serikat pada 4 Juli 1776,lahirlah The Declaration of American Independence
atau naskah pernyataan kemerdekaan rakyat Amerika Serikat dari koloni Inggris.
 Di Rusia pada tahun 1937 mulai mencantumkan hak untuk mendapat pekerjaan, hak untuk
beristirahat serta hak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran bagi warga negara..

2. Penegakan HAM melalui Komnas HAM

Komisi Nasional (Komnas) HAM pada awalnya dibentuk dengan Keppres No. 50 Tahun 1993
sebagai respon (jawaban) terhadap tuntutan masyarakat maupun tekanan dunia internasional
mengenai perlunya penegakan hak-hak asasi manusia di Indonesia.

Proses penegakan HAM di Indonesia dilakukan melalui lembaga Komnas HAM, prosedurnya
sebagai berikut:
1. Menerima pengaduan, dari setiap orang atau kelompok yang memiliki alas an kuat bahwa
hak asasinya telah dilanggar. Pengaduan dapat dilakukan secara lisan ataupun tertulis.
2. Melakukan pemeriksaan, pemeriksaan dapat dilakukan dengan memanggil pengadu,
korban, saksi atau pihak lain yang terkait. Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat ditentukan
apakah penuntutan bisa dilanjutkan atau dihentikan. Dihentikan apabila tidak memiliki
bukti awal yang kuat, bukan termasuk masalah pelanggran HAM.
3. Menyelesaikan pengaduan setelah melalui tahap pemeriksaan. Kewenangan ini bisa
berupa: perdamaian kedua belah pihak; penyelesaian perkara melalui cara konsultasi,
negosiasi, mediasi, konsiliasi; pemberian saran kepada para pihak untuk menyelesaikan
sengketa melalui pengadilan; penyampaian rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran hak
asasi manusia kepada pemerintah untuk ditindaklanjuti penyelesaiannya; serta
penyampaian rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran hak asasi manusia kepada DPR
untuk ditindaklanjuti.

3. Prosedur penegakan HAM melalui Pengadilan HAM (UU No. 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan HAM)
a. Penangkapan. Jaksa Agung melakukan penangkapan untuk kepentingan penyidikan,
dengan memperlihatkan surat tugas. Dalam hal tertangkap tangan tidak diperlukan surat
perintah tetapi cukup dengan menyerahkan barang bukti.
b. Penahanan. Jaksa Agung berwenang melakukan penahanan untuk kepentingan penyidikan
paling lama 90 hari, dan dapat diperpanjang paling lama 60 hari. Penahanan untuk
kepentingan penuntutan paling lama 30 hari dan dapat diperpanjang paling lama 20 hari.
Sedangkan penahanan untuk kepentingan pemeriksaan di sidang Pengadilan HAM paling
lama 90 hari dan dapat diperpanjang paling lama 30 hri. Kemudian penahanan untuk
banding di Pengadilan Tinggi paling lama 60 hari dan dapat diperpanjang paling lama 30
hari. Penahanan untuk kepentingan kasasai di Mahkamah Agung lamanya sama dengan
untuk kepentingan banding di Pengadilan Tinggi.
c. Penyelidikan. Penyelidikan dilakukan oleh Komnas HAM. Untuk kepentingan
penyelidikan KomnasHAM dapat membentuk Tim ad hoc yang terdiri dari KomnasHAM
dan unsure masyarakat.
d. Penyidikan. Penyidikan dilakukan oleh Jaksa agung. Jaksa agung dapat mengangkat
penyidik ad hoc. Apabila tidak diperoleh bukti yang cukup, maka dikeluarkan surat
penghentian penyidikan oleh Jaksa agung.
e. Penuntutan. Jaksa Agung dapat mengangkat penuntut umum ad hoc.
f. Pemeriksaan di Sidang Pengadilan. Pemeriksaan di sidang pengadilan dilakukan oleh 5
orang hakim terdiri dari 2 orang hakim HAM dan 3 orang hakim ad hoc. Pemeriksaan
sidang pengadilan paling lama 180 hari. Untuk banding ke Pengadilan Tinggi paling lama
90 hari, sedangkan untuk kasasi paling lama 90 hari.

Anda mungkin juga menyukai