Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR

MENGENAL PERSOALAN BIOLOGI

KELOMPOK : 5
1. MUHAMMAD NAFIUL H
18308144009
2. ISNA APRILLIA N P 18308141080
3. NOVITASARI 18308141081
4. HANI NUR ANASARI 18308141082
Kelas : BIOLOGI F

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
I. JUDUL
Mengenal persoalan biologi
II. LATAR BELAKANG
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang segala seuatu yang berhubungan dengan
makhluk hidup. Ruang lingkup biologi sangat luas. Dengan luasnya cakupan biologi
permasalahan yang timbul juga berbanding lurus dengan luasnya cakupan. Dalam tiap
individu makhluk hidup menyimpan berbagai macam permasalahan yang dapat diteliti oleh
para peneliti. Persoalan dapat dilihat dari tingkat individu, komunitas, kelompok, atau bisa
dilihat dari 7 tema besar yang ada di BSCS Biologi. Dengan dikelompokkan akan
memudahkan proses penelitian atau pengamatan. Tujuan dari pengamatan dan penelitian
adalah agar kita dapat mengambil dan mempelajari bagaimana suatu proses itu berproses.
Dengan menggunakan metode sistematis dan pengamatan secara obyektif kita dapat
mempelajari keanekaragaman dan mendapatkan gejala alam secara structural dan fungsional.
Oleh karena itu kami mengamati gejala pada tumbuhan di sekitar kebun biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.
III. TUJUAN
1. Mahasiswa mengidentifikasi gejala gejala biologi di tingkat individu, populasi,
komunitas di lingkungannya.
2. Mahasiswa dapat menemukan beberapa aspek permasalahan biologi brdasar
gejala atau fakta yang ditemukan di lingkungan.
IV. DASAR TEORI
Berlatar belakang Penalaran deduktif (rasionalisme) dan induktif (empirisme) memiliki
kelemahan dalam mengungkap kebenaran sehingga dipikirkan cara lain. Penalaran deduktif
bersifat abstrak dan lepas dari pengalaman, sedangkan penalaran induktif hanya berdasarkan
pengamatan panca indera. Perpaduan kedua penalaran ini kemudian dikenal sebagai metode
ilmiah atau pendekatan ilmiah. Pengetahuan ilmiah adalah pengetahuan yang disusun dengan
menerapkan metode ilmiah atau cara pendekatan ilmiah, diperoleh melalui kegiatan penelitian
ilmiah.
Penelitian ilmiah dilaksanakan secara sistematis dan terkontrol berdasarkan data empiris,
hingga akhirnya menghasilkan kesimpulan yang jika kebenarannya teruji kebenarannya secara
berulang-ulang makadisebut sebagai teori. Metode ilmiah bersifat objektif, bebas dari
keyakinan, perasaan dan prasangka pribadi, serta bersifat terbuka.
Hakekat 1: A Body of Knowledge
Fakta-fakta IPA memberikan landasan bagi konsep, prinsip, dan teori. Fakta merupakan
suatu kebenaran dan keadaan suatu objek atau benda, serta merepresentasikan pada apa yang
diamati. Fakta dapat diidentifikasi berdasar 2 kriteria: diamati secara langsung dan dapat
didemonstrasikan secara langsung
Abstraksi dari kejadian-kejadian, objek-objek atau fenomena yang memiliki sifat-sifat
atau atribut tertentu. Sulit mudahnya suatu konsep untuk dipahami tergantung pada tingkat
abstraksi konsep-konsep tersebut. Contoh; konsep atom, gelombang dan bunyi, simbiosis,
dsb.
Sering digunakan secara bergantian karena keduanya dianggap sinonim. Keduanya
dibentuk dari fakta-fakta dan konsep, bersifat lebih umum dari fakta tetapi juga berkaitan
dengan fenomena yang dapat diamati. Contoh: hukum kekekalan energi, hukum kekekalan
massa, hukum Pascal, dsb.
Penjelasan tentang sesuatu yang tersembunyi atau tidak dapat diamati secara langsung.
Suatu teori tidak pernah berubah menjadi fakta atau hukum, melainkan tetap bersifat tentatif
sampai terbukti tidak benar atau direvisi. Contoh: teori atom, teori Darwin, teori kinetika
klasik, dsb.
Model merupakan representasi atau wakil dari sesuatu yang tidak dapat kita lihat
Berguna untuk memahami suatu fenomena alam, membantu menjelaskan dan memahami
suatu teori. Contoh: model atom Bohr.
Hakekat 2: A Way of Thinking
IPA merupakan aktivitas manusia yang ditandai proses berpikir yang berlangsung di
dalam pikiran orang-orang yang berkecimpung dalam bidang itu. Kegiatan mental para
ilmuwan memberikan gambaran tentang rasa ingin tahu dan hasrat manusia untuk memahami
fenomena alam. Kecenderungan para ilmuwan untuk menemukan sesuatu termotivasi oleh
rasa percaya bahwa hukum-hukum alam dapat disusun dari hasil observasi dan dijelaskan
melalui pikiran dan alasan.
Hakekat 3: A Way of Investigating
IPA sebagai cara penyelidikan memberikan ilustrasi tentang pendekatan-pendekatan
yang digunakan dalam menyusun pengetahuan. Dalam IPA digunakan banyak metode yang
menunjukkan usaha manusia untuk menyelesaikan masalah. Sejumlah metode yang
digunakan oleh para ilmuwan didasarkan pada kegiatan laboratorium atau eksperimen yang
memfokuskan pada hubungan sebab akibat. Proses, yaitu cara bagaimana informasi ilmiah
diperoleh siuji dan divalidasikan merupakan hal yang sangat penting.
Sifat-sifat IPA : relatif, dinamis, tentatif,terbuka, objektif, netral,universal, sistematis-
metodik
Objek biologi meliputi seluruh kehidupan yang ada di permukaan bumi, baik yang sudah
punah maupun yang masih hidup. Objek biologi tersebut dikelompokkan ke dalam lima dunia
kehidupan, yaitu Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia (Prawirohartono, 2004: 7).
Sedangkan berdasarkan struktur keilmuan BSCS (Biological Science Curriculum Study),
bahwa objek biologi meliputi beberapa kingdom yaitu: Plantae, Animalia, Protista, Fungi,
Archebacteria, dan Eubacteria (Mayer, 1980). Pada objek biologi melekat dua macam gejala,
yaitu gejala benda dan gejala peristiwa. Gejala benda adalah gejala tentang struktur benda,
seperti bentuk, ukuran, warna, dan lain-lain. Sedangkan gejala peristiwa menunjuk pada
proses, seperti bernafas, menghasilkan aroma, tumbuh, tersenyum, melepaskan O2 atau
gelembung udara, kilat atau guntur, dan seterusnya.

Menurut Biological Study Curriculum Subject(BSCS) versi biru(Pendekatan molekuler),


menggambarkan struktur persoalan biologi dalam tiga dimensi, yakni objek, persoalan dan
tingkat organisasi kehidupan. Sedangkan dimensi persoalan dijawarkan dalam 9 tema, 7 tema
diantaranya menyangkut langsung substansi persoalan biologi. Ke tujuh persoalan tersebut
adalah:
Complementarity organism and environment
Complementarity structure and function
Unity and diversity
Heridity and continuity of live
Behavior
Evolution
Regulstion and homeostatic

V. ALAT DAN BAHAN


Alat :
- Alat tulis
Bahan :
- Kebun biologi beserta keanekaragamannya
VI. CARA KERJA
Kegiatan I :
1. Diamati obyek biologi di lingkungan sekitar yang sudah dipilih sebagai obyek
pengamatan.
2. Ditemukan gejala gejala struktural, fungsional, dan aktivitas-aktivitas suatu populasi
dalam komunitasnya dari beberapa habitat/ lingkungan yang kontras berbeda
3. Dianalisis bentuk-bentuk hubungan interaksi yang terjadi di dalam habitat tersebut.
4. Didentifikasi gejala-gejala struktural dan fungsional (aktivitas) pada tingkat individu
organizme. Analisis bentuk bentuk hubungan antara gejala-gejala yang teramati pada
obyek organisme tersebut.
5.Berdasarkan hasil pengamatan pada obyek (organisme di lingkungannya),
permasalahan biologi yang umum (global) apakah yang dapat saudara tangkap?
6. Berdasarkan referensial (pengalaman teoritik), gejala atau permasalahan biologi apa
sajakah yang umum dikaji dan ditunjukkan?
7. Berdasarkan struktur ilmu biologi menurut BSCS, tunjukan :
a. Berapa macam golongan organisme?
b. Ada berapa macam tema persoalan biologi?
c. Ada berapa organisasi kehidupan dimana bebagai persoalan terjadi?
8. Bila dicerminkan pada tema permasalah biologi BSCS, tema persoalan manakah yang
dapat saudara temukan (tangkap) berdasarkan hasil pengamatan saudara?
Kegiatan II :
1. Dilakukan observasi ke lapangan (lingkungan sekitar). Temuksn bentuk-bentuk
kesenjangan gejala pada kelompok objek (fakta satu dengan fakta yang lain).
2. Diidentifikasi faktor-faktor yang kamu duga erat terkait dengan munculnya
kesenjangan tersbut, berdasarkan pengamatan di lapangan
3. Dicari informasi teoritik yang relevan/terkait dengan ejala atau permasalahan tersebut.
4. Diidentifikasi alternatiif masalah yang dapat ditangkap berdasar hasil pengamatan
lapangan (fakta-fakta). Nyatakan masalah dalam bntuk pertanyaan.
5. Diberikan argumen atau penjelasan terhadap alternatif masalah menarik yang saudara
temukan.
6. Diskusikan langkah langkah dasar bila hendak mencari jawab terhadap pertanyaan
atau masalah yang saudara nyatakan.
7. Persoalan manakah di antara beberapa persoalan yang sauddr nytkn, riil apat dijangkau
untuk dipecahkan.
VII. HASIL PENGAMATAN

N OBJEK FAKTA PERMASALAHAN


O
1 daun merah 1. daun muda berwarna hijau Mengapa daun ketika menua akan
2. daun tua berwarna ungu berubah warna menjadi merah keunguan?

2 Daun wali 1. dalam satu tangkai Mengapa dalam satu tangkai terdapat
songo terdapat 9 daun lebih dari satu daun?
2. tangkai termasuk tangkai
kecil

3 Daun warna 1.ketika daun muda Apa yang menyebabkan perubahan warna
berwarna ungu pada daun tersebut?
2.ketika daun mulai tua
warna daun menjadi hijau

4 Tanaman 1. tanaman ini memiliki Apa yang menyebabkan bercak kuning


Puring warna daun dasar hijau pada tanaman ini?
(Codiaeum 2. daun pada tanaman ini
variegatum memiliki bercak kuning
)

5 belimbing 1. belimbing wuluh memiliki Apakah letak buah mempengaruhi cita


wuluh buah yang tersebar di batang rasa belimbing wuluh?
(Averrhoa pohon
bilimbi) 2.buah belimbing wuluh
tidak musiman
6 Tanaman 1. Ixora paludosa memiliki Apa yang menyebabkan bunga pada
Asoka bunga tanaman Ixora paludosa memiliki 2
(Ixora 2. Bunga pada tanaman Ixora warna?
paludosa) paludosa memiliki 2 warna
sekaligus

VIII. PEMBAHASAN
Dari fakta dan permasalahan berbagai objek dapat dikelompokan dalam perubahan
warna pada daun, pengaruh letak buah dalam citarasa buah yang dihasilkan, dan bentuk
daun walisongo.
1. Perubahan warna pada daun
perubahan warna pada daun dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : faktor umur
daun, faktor lingkungan, faktor proximate dan faktor ultimate. Begitu banyaknya faktor
yang mempengaruhi perubahan warna pada daun. Salah satunya yaitu dengan proses
fotosintesis.
Proses fotosintesis dipengaruhi oleh umur daun dan hal tersebut akan berpengaruh
terhadap perubahan warna daun, karena pada fotosintesis terdapat pigmen yang
berhubungan dengan warna daun. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa daun muda akan
cenderung memiliki warna daun yang lebih pudar dibandingkan dengan daun tua, hal ini
disesbabkan pada daun muda klorofil yang dikandungnya pun sedikit, sehingga tidak
memicu adanya warna hijau yang pekat. Semakin tua maka daun akan berwarna pekat.
(Susanto, 2008.35).
Pada kondisi tertentu, tidak semua daun berwarna hijau, ada beberapa daun yang
berwarna kuning, ungu ataupun merah. Hal tersebut dikarenakan adanya zat terlarut
yang dapat menghasilkan warna tertentu. Beberapa diantaranya Anthocyanin dan
Anthoxanthin. Anthocyanin berada di sitoplasma dan menimbulkan warna merah. Warna
ini akan mengikuti pH lingkungan. Kondisi dimana kedua zat ini bercampur di
sitoplasma dan menghasilkan warna yang tidak sesuai dapat disebut ko-pigmentasi.
2. Faktor faktor yang mempengaruhi tingkat kemanisan buah
Faktor yang mempengaruhi tingkat kemanisan buah diantaranya yakni media tanam,
curah hujan, dan intensitas cahaya. Media tanam yang sesuai dengan kondisi kebutuhan
tanaman akan membantu proses pemasakan buah. Curah hujan juga berpengaruh karena
curah hujan yang terlalu tinggi akan mengurangi kualitas buah dan malah membuat buah
kisut. Curah hujan yang baik bagi tanaman yakni curah hujan rendak, karena pada fase
ini dapat menurunkan air sehingga air yang dikandung dalam buah sedikit dan manis.
Sedangkan faktor pengaruh intensitas cahaya ini menjawab pertanyaan “Apakah letak
buah tumbuh mempengaruhi citarasa buah?”. Pada tanaman apabila buah tumbuh pada
intensitas cahaya yang tinggi/ panas maka tingkat kematangan buah lebih cepat karena
fotosintesis lebih singkat. Artinya gula yang terbentuk lebih sedikit dan tingkat
kemanisan berkurang. (Trubusonline.co.id)
3. Bentuk daun yang ada dalam tanaman walisongo memiliki daun majemuk menjari
sehingga semua anak daunnya tersusun memencar pada ujung ibu tangkai seperti
letaknya jari jari pada tangan. Sehingga dalam satu tangkai terdapat banyak daun.

IX. KESIMPULAN
1. Di Alam tersedia berbagai macam keanekaragaman yang memiliki potensi
masing masing. Dari potensi masing masing tersebut dapat kita identifikasi
bagaimana proses tersebut dapat terjadi. Seperti pada faktor pemasakan, perubahan
warna tanaman dan lain lain. Perubahan pada tanaman itu sendiri tidak hanya
disebabkan oleh faktor dalam diri tumbuhan tersebut, tetapi juga ada faktor
eksternal yang dapat mempengaruhinya.
Dari objek hasil observasi dapat diidentifikasikan tingkat organisasi kehidupannya:
a. Tingkat individu : Pohon belimbing wuluh
b. Tingkat organ : daun puring, daun walisongo
2. Persoalan biologi menurut BSCS yang dapat teramati dari fenomena fenomena
hasil observasi yang telah dilakukan, yaitu :
a. Tema persoalan struktur dan fungsi : Tanaman Asoka (Ixora paludosa),
belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi), Tanaman Puring (Codiaeum variegatum
dan lain lain.
X. DAFTAR PUSTAKA
Anonim a. 2011. Penuaan dan Pengguguran pada Tumbuhan.www.google.com
th
BSCS Biology ( A molecular Approach) 9 edition 2006

Lestari G dan IP Kencana. 2008. Galeri Tanaman Hias Lanskap. Jakarta: Penebar Swadaya.
Prawirohartono, Slamet. 2004. Sains Biologi 1. Jakarta: Bumi Aksara.

Tjitrosoepomo, Gembong. 2013. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press.
Susanto A. 2008. Kadar klorofil Pada Berbagai Tanaman yang Berbeda Umur. Jurusan
Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya
Wulan, C & Suwasono H. 2018. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Keragaan Tanaman
Puring (Codieum varigetum). Jurnal Produksi Tanaman. Vol. 6 No.1. Januari 2018
www.trubus-online.co.id/agar-si-manis-legit/ (diakses 25 sept, 1:55 WIB)
http://www.google.co.id/Url?
=t&source=web&rct=http://staffnew.uny.ac.id/upload/198001032009122001/pendidikan/meto
de-sikap-proses-implikasi-ilmiah.pdf
XI. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai