Anda di halaman 1dari 10

1

SATUAN ACARA PENYULUHAN


DEMAM BERDARAH DENGUE

I. Bahasan Materi
Pokok Bahasan : Demam Berdarah Dengue
Sub Pokok Bahasan : Pencegahan Demam Berdarah Dengue
(DBD)
Sasaran : Masyarakat Puskesmas Merdeka
Hari/Tanggal : Jum’at/ 28 Desember 2018
Waktu : 07.45 – 08.15 WIB
Tempat : Puskesmas Merdeka

1. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan masyarakat dapat memiliki pengetahuan
tentang penyakit demam berdarah dengue dan cara pencegahannya.
b. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, masyarakat mampu :
a) Mengetahui apa yang dimaksud dari penyakit Demam Berdarah Dengue
b) Mengetahui penyebab terjadinya Demam Berdarah Dengue
c) Mengetahui gejala dari penyakit Demam Berdarah Dengue
d) Mengetahui cara mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue
e) Mengetahui cara pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue

2. MATERI
a. Pengertian penyakit Demam Berdarah Dengue
b. Penyebab terjadinya penyakit Demam Berdarah Dengue
c. Gejala dari penyakit Demam Berdarah Dengue
d. Cara mencegah Demam Berdarah Dengue
2

3. KEGIATAN PENYULUHAN
No. Kegiatan Respon Peserta Waktu
1. Pendahuluan 5 menit
 Menyampaikan salam  Membalas salam
 Menjelaskan tujuan  Mendengarkan
 Apersepsi  Menjawab pertanyaan
2. Penyampaian materi Mendengarkan dan 15 menit
 Menjelaskan pengertian memperhatikan
penyakit Demam
Berdarah Dengue
 Menjelaskan penyebab
terjadinya penyakit
Demam Berdarah
Dengue.
 Menjelaskan gejala dari
penyakit Demam
Berdarah Dengue.
 Menjelaskan cara
mencegah penyakit
Demam Berdarah
Dengue.
3. Penutup 10 menit
 Tanya jawab  Menyampaikan
 Menyimpulkan hasil pertanyaan
materi  Mendengarkan
 Mengucapkan salam  Menjawab salam

4. MEDIA
Leaflet
3

5. METODE
Ceramah dan Tanya Jawab

6. SETTING TEMPAT
Peserta duduk di kursi

7. EVALUASI
a. Kegiatan : Jadwal, tempat, alat bantu/media, pengorganisasian, proses penyuluhan
b. Hasil penyuluhan, memberi pertanyaan pada masyarakat tentang: Pengertian,
penyebab, gejala, cara pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue.
II. Demam Berdarah Dengue
2.1 Definisi
Demam berdarah dengue adalah penyakit yang terdapat pada anak dan dewasa
dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah
dua hari pertama.2,4

2.2 Etiologi
Virus dengue yang termasuk kelompok B Arthropod Borne Virus (Arbovirus)
yang sekarang dikenal sebagai genus flavivirus, familio flavivisidae dan mempunyai 4
jenis serotipe, yaitu : DEN – 1 , DEN – 2 , DEN – 3, DEN – 4. Di Indonesia
pengamatan virus dengue yang dilakukan sejak tahun 1975 di beberapa Rumah Sakit
menunjukkan keempat serotipe di temukan dan bersirkulasi sepanjang tahun. Serotipe
DEN – 3 merupakan serotype yang dominan dan diasumsikan banyak yang
menunjukkan manifestasi klinik yang berat.1,2

2.3 Epidemiologi
Demam berdarah dengue di Indonesia pertama kali dicurigai terjangkit di
Surabaya pada tahun 1968, tetapi kepastian virologiknya baru diperoleh pada tahun
1970. Demam berdarah dengue pada orang dewasa dilaporkan pertama kali oleh
Swandana (1970) yang kemudian secara drastis meningkat dan menyebar ke seluruh
Dati I di Indonesia.2
4

Faktor yang mempengaruhi peningkatan dan penyebaran kasus Demam


Berdarah Dengue sangat kompleks, yaitu (1) Pertumbuhan penduduk yang tinggi (2)
Urbanisasi yang tidak terencana dan tidak terkendali (3) Tidak ada kontrol vektor
nyamuk yang efektif di daerah endemis dan (4) Peningkatan sarana transportasi. Di
Indonesia, karena suhu udara dan kelembaban tidak sama di setiap tempat, maka pola
terjadinya penyakit agak berbeda untuk setipa tempat. Di Jawa pada umumnya infeksi
virus dengue terjadi mulai awal Januari, meningkat terus sehingga kasus terbanyak
terdapat pada sekitar bulan April – Mei setiap tahun.1,2

2.4 Cara Penularan


Terdapat tiga faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus
dengue, yaitu mausia, virus dan vektor perantara. Virus dengue ditularkan kepada
manusia melalui nyamuk Aedes Aegypti. Aedes Albopictus, Aedes Polynesiensis dan
beberapa spesies yang lain dapat juga menularkan virus ini, namun merupakan vektor
yang kurang berperan. Aedes tersebut mengandung virus dengue pada saat menggigit
manusia yang sedang mengalami viremia. Kemudian virus yang berada di kelenjar
liur berkembang biak dalam waktu 8 – 10 hari (extrinsic incubation period) sebelum
dapat di tularkan kembali pada manusia pada saat gigitan berikutnya. Sekali virus
dapat masuk dan berkembang biak di dalam tubuh nyamuk tersebut akan dapat
menularkan virus selama hidupnya (infektif). Ditubuh manusia, virus memerlukan
waktu masa tunas 4 – 6 hari (intrinsic incubation period) sebelum menimbulkan
penyakit. Penularan dari manusia kepada nyamuk dapat terjadi bila nyamuk
menggigit manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum panas
sampai 5 hari setelah demam timbul.1

2.5 Patogenesis
Virus dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk dan infeksi
pertama mungkin memberi gejala sebagai demam dengue. Reaksi yang amat berbeda
akan tampak bila seseorang mendapat infeksi yang berulang dengan tipe virus dengue
yang berlainan. Hipotesis infeksi sekunder (the secamdary heterologous infection/ the
sequential infection hypothesis) menyatakan bahwa demam berdarah dengue dapat
terjadi bila seseorang setelah terinfeksi dengue pertama kali mendapat infeksi
berulang dengue lainnya. Re – infeksi ini akan menyebabkan suatu reaksi amnestif
5

antibodi yang akan terjadi dalam beberapa hari mengakibatkan proliferasi dan
transformasi limsofit dengan menghasilkan titik tinggi antibodi Ig G antidengue.
Disamping itu replikasi virus dengue terjadi juga dalam limsofit yang bertransformasi
dengan akibat terdapatnya virus dalam jumlah banyak. Hal ini akan mengakibatkan
terbentuknya virus kompleks antigen – antibody (virus antibody complex) yang
selanjutnya akan mengakibatkan aktivasi sistem komplemen pelepasan C3a dan C5a
akibat aktivasi C3 dan C5 menyebabkan peningkatan permeabilitis dinding pembuluh
darah dan merembesnya plasing dari ruang intravascular ke ruang ekstravascular.1,2

2.6 Patofisiologi
Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan
membedakan demam dengue dengan demam berdarah dengue ialah meningginya
permeabilitas dinding kapiler karena pelepasan zat anafilaktoksin, histamin dan
serothin sert aktivasi sistim kalikrein yang berakibat ekstravasosi cairan intravascular.
Hal ini mengakibatkan berkurangnya volume plasma, terjadinya hipotensi,
hemokonsentrasi, hipeproteinemia, efusi dan syok. Plasma merembes selama
perjalanan penyakit mulai dari saat permulaan demam dan mencapai puncaknya pada
saat syok.2

2.7 Gejala Utama


1. Demam
Demam tinggi yang mendadak, terus – menerus berlangsung selama 2 – 7 hari,
naik turun (demam bifosik). Kadang – kadang suhu tubuh sangat tinggi sampai 40 C
dan dapat terjadi kejan demam. Akhir fase demam merupakan fase kritis pada demam
berdarah dengue. Pada saat fase demam sudah mulai menurun dan pasien seajan
sembuh hati – hati karena fase tersebut sebagai awal kejadian syok, biasanya pada
hari ketiga dari demam.

2. Tanda – tanda perdarahan


Penyebab perdarahan pada pasien demam berdarah adalah vaskulopati,
trombosipunio gangguan fungsi trombosit serta koasulasi intravasculer yang
menyeluruh. Jenis perdarahan terbanyak adalah perdarahan bawah kulit seperti
petekia, purpura, ekimosis dan perdarahan conjuctiva. Petekia merupakan tanda
6

perdarahan yang sering ditemukan. Muncul pada hari pertama demam tetepai dapat
pula dijumpai pada hari ke 3,4,5 demam. Perdarahan lain yaitu, epitaxis, perdarahan
gusi, melena dan hematemesis.

3. Hepatomegali
Pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan penyakit bervariasi dari haya
sekedar diraba sampai 2 – 4 cm di bawah arcus costa kanan. Derajat hepatomegali
tidak sejajar dengan beratnya penyakit, namun nyeri tekan pada daerah tepi hepar
berhubungan dengan adanya perdarahan.

4. Syok
Pada kasus ringan dan sedang, semua tanda dan gejala klinis menghilang
setelah demam turun disertai keluarnya keringat, perubahan pada denyut nadi dan
tekanan darah, akral teraba dingin disertai dengan kongesti kulit. Perubahan ini
memperlihatkan gejala gangguan sirkulasi, sebagai akibat dari perembasan plasma
yang dapat bersifat ringan atau sementara. Pada kasus berat, keadaan umum pasien
mendadak menjadi buruk setelah beberapa hari demam pada saat atau beberapa saat
setelah suhu turun, antara 3 – 7, terdapat tanda kegagalan sirkulasi, kulit teraba dingin
dan lembab terutama pada ujung jari dan kaki, sianosis di sekitar mulut, pasien
menjadi gelisah, nadi cepat, lemah kecil sampai tidak teraba. Pada saat akan terjadi
syok pasien mengeluh nyeri perut.1,4

2.8 Pemeriksaan Laboratorium


1. Darah
Pada demam berdarah dengue umum dijumpai trobositopenia (<100.000) dan
hemokonsentrasi uji tourniquet yang positif merupakan pemeriksaan penting. Masa
pembekuan masih dalam batas normal, tetapi masa perdarahan biasanya memanjang.
Pada analisis kuantitatif ditemukan masa perdarahan biasanya memanjang. Pada
analisis kuantitatif ditemukan penurunan faktor II, V, VII, IX, dan X. Pada
pemeriksaan kimia darah hipoproteinemia, hiponatremia, dan hipokloremia.
2. Urine
Ditemukan albuminuria ringan
7

3. Sumsum Tulang
Gangguan maturasi
4. Serologi
a. Uji serologi memakai serum ganda.
Serum yang diambil pada masa akut dan masa konvalegen menaikkan antibodi
antidengue sebanyak minimal empat kali termasuk dalam uji ini pengikatan
komplemen (PK), uji neutralisasi (NT) dan uji dengue blot.
b. Uji serologi memakai serum tunggal.
Ada tidaknya atau titer tertentu antibodi antidengue uji dengue yang mengukur
antibodi antidengue tanpa memandang kelas antibodinya uji Ig M antidengue yang
mengukur hanya antibodi antidengue dari kelas Ig M.1,2,4

2.9 Diagnosis
Diagnosis demam berdarah ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis menurut
WHO tahun 1997 terdiri dari kriteria klinis dan laboratoris.
A. Kriteria Klinis
1. Demam tinggi mendadak, tanpa sebab jelas, berlangsung terus menerus
selama 2 – 7 hari.
2. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan:
Uji tourniquet positif
Retekia, ekomosis, epitaksis, perdarahan gusi.
Hemetamesis dan atau melena.
3. Pembesaran hati
4. Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi,
hipotensi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab dan pasien tampakgelisah.

B. Kriteria Laboratoris
1. Trombositopenia (100.000 sel/ mm3 atau kurang)
2. Hemokonsentrasi peningkatan hematoksit 20% atau lebih1

Dua kriteria pertama ditambah trombositopemia dan hemokonsentrasi atau


peningkatan hematokrit cukup untuk menegakkan diagnosis klinis demam berdarah
dengue.1
8

2.10 Diagnosa Banding


1. Demam thyphoid
2. Malaria
3. Morbili
4. Demam Chikungunya
5. Leptospirosis
6. Idiophatic Thrombocytopenia Purpura (ITP)1,2,4

2.11 Penatalaksanaan
Pengobatan demam berdarah dengue bersifat simptomatik dan suportif yaitu
pemberian cairan oral untuk mencegah dehidrasi. Apabila cairan oral tidak dapat
diberikan oleh karena muntah atau nyeri perut yang berlebihan maka cairan
intravenaperlu diberikan.
Medikamentosa yang bersifat simptomatis:
Untuk hiperpireksia dapat diberikan kompres es dikepala, ketiak, inguinal.
Antipiretik sebaiknya dari asetaminofen, eukinin atau dipiron.
Antibiotik diberikan jika ada infeksi sekunder.

Cairan pengganti :
Larutan fisiologis NaCl
Larutan Isotonis ringer laktat
Ringer asetat
Glukosa 5%

2.12 Prognosis
Kematian akibat demam berdarah dengue cukup tinggi.2
9

2.13 Pencegahan
Memutuskan rantai penularan dengan cara :
1. Menggunakan insektisida :
Malathion (adultisida) dengan pengasapan
Temephos (larvasida) dimasukkan ketempat penampungan air bersih.
2. Tanpa Insektisida :
Menguras bak mandi dan tempat penampungan air bersih minimal 1xseminggu.
Menutup tempat penampungan air rapat – rapat.
Membersihkan halaman rumah dari kaleng – kaleng bekas, botol –botol pecah dan
benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang.
10

DAFTAR PUSTAKA
1. Hadinegoro, Sri Rezeki H. Soegianto, Soegeng. Suroso, Thomas. Waryadi, Suharyono.
Tata Laksana Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Depkes & Kesejahteraan
Sosial Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular & Penyehatan Lingkungan Hidup
2001. Hal 1 – 33.
2. Hendrawanto. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi Ketiga Persatuan Ahli
Penyakit Dalam Indonesia. Hal 417 – 426.
3. Mansjoer, Arif. Triyanti, Kuspuji. Savitri, Rakhmi. Wardani, Wahyu Ika. Setiowulan,
Wiwiek. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius Fk – Ui Edisi Ketiga
Jilid I.. Hal 428 – 433.
4. Widodo, Dr.Spa (K). 2002. Demam Berdarah Dengue. Depkes.

Anda mungkin juga menyukai