GOUT ARTHRITIS
No.
: 280/SOP/UKP-7/2016
Dokumen
No.
: 00
SOP Revisi
Tanggal
: 12 Mei 2016
Terbit
Halaman : 1/4
UPT
Puskesmas dr.Hj.RR.Theresia Widuri, MM
NIP. 19770208 200604 2020
Sukarasa
Faktor Risiko
a. Usia & Jenis kelamin
b. Obesitas
2/4
c. Alkohol
d. Hipertensi
e. Gangguan Fungsi Ginjal
f. Penyakit-penyakit metabolik
g. Pola diet
h. Obat: Aspirin dosis rendah, Diuretik, obat-obat TBC
Faktor pencetus timbulnya serangan nyeri sendi: trauma
lokal, diet tinggi purin, minum alkohol, kelelahan fisik, stress,
tindakan operasi, penggunaan diuretik, penggunaan obat
yang dapat meningkatkan kadar asam urat.
Pemeriksaan Penunjang
Tampak pembengkakan asimetris pada sendi dan kista
subkortikal tanpa erosi pada pemeriksaan radiologis.
Kadar asam urat dalam darah > 7 mg/dl.
Penegakan Diagnosis (Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan untuk diagnosis definitifGout arthritis adalah
ditemukannya kristal urat (MSU) di cairan sendi atau tofus.
Gambaran klinis hiperurisemia dapat berupa:
a. Hiperurisemia asimptomatis
Keadaan hiperurisemia tanpa manifestasi klinis berarti.
Serangan arthritis biasanya muncul setelah 20 tahun fase ini.
b. Gout arthritis, terdiri dari 3 stadium, yaitu:
1. Stadium akut
2. Stadium interkritikal
3. Stadium kronis
c. Penyakit Ginjal
Diagnosis Banding
a. Sepsis arthritis
b. Rheumatoid arthritis
Komplikasi
Keadaan hiperurisemia bisa menimbulkan terbentuknya batu
ginjal dan keadaan terminal berupa gagal ginjal.
3/4
Kriteria rujukan
Apabila pasien mengalami komplikasi atau pasien memiliki
penyakit komorbid, perlu dirujuk ke dokter spesialis penyakit
dalam.
Sarana Prasarana
a. Laboratorium untuk pemeriksaan kimia darah.
b. Pemeriksaan radiologi.
Prognosis
Prognosis umumnya tidak mengancam jiwa, namun quo ad
fungsionam dan sanationamnya adalah dubia ad bonam.
6. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan -
4/4
9. Rekaman
historis
No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
perubahan
diberlakukan