Anda di halaman 1dari 19

Budidaya SAPI POTONG

DAFTAR PUSTAKA
Hadi, P.U., N. Ilham, A. Thahar, B. Winarso, D. Vincent and D. Quirke. 2002.
Improving Indonesia's Beef Industry. Australian Center for
International Agricultural Research (ACIAR) Monograph. No. 35, vi
+ 128 p.
Ilham, B., B. Wiryono, I.K. Kariyasa, M.N.A. Kirom dan Sri Hastuti. 2001.
Analisis Penawaran Dan Permintaan Komoditas Peternakan
Unggulan. Laporan Hasil Penelitian . Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Sosial Eknomi Pertanian. Bogor.
Murtidjo, B. A. 1990. Beternak Sapi Potong. Penerbit Kanisus. Yogyakarta.
Parakkasi, A. 1999. Ilmu Nutrisi Dan Makanan Ternak Ruminansia.
Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Ternak. 2010. Rekomendasi Teknologi
Peternakan dan Veteriner mendukung Program Swasembada Daging
Sapi (PSDS) Tahun 2014. Bogor.
Rahmanto, B. 2004. Analisis Usaha Peternakan Sappi Potong Rakyat.
ICASERD Working Paper No.59. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sosial Eknomi Pertanian. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor.
Umiyasih dan Anggraeny, 2007. Petunjuk Teknis Ransum Seimbang, Strategi
Pakan Pada Sapi potong. Pusat Penelitian dan Pengembangan
Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Departemen Pertanian. Bogor.
Tillman, Hartadi. H, Rekso Hadiprojo. S., Prowirokusumo, Lebdosoekodjo.
1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press.
Fakultas Peternakan UGM. Yogyakarta.
Yusran, M.A., T. Purwanto, B. Suryanto, M. Sabrani, M. Winugroho and E.
Teleni. 1998. Applikation Of Surge Feeding For Improving The Post
Partum An Estrus Of Ongole Cows Calve In Rainy Season In Dry
Land Of East Java. Seminar The 2 Nd ISTAP, Juli 1998. Fakultas
Peternakan UGM. Yokyakarta.

30 BPTP Kalimantan Selatan


Budidaya SAPI POTONG

d. Mulut dan Kuku/PMK (AE)


ISBN : 978-979-3112-32-9 Penyebab : Rhinovirus
Tanda-tanda :
·Rongga mulut, lidah dan telapak kaki, teracak melepuh serta
Budidaya terdapat tonjolan bulat berisi cairan
·Sapi tampak pincangatau tidak bisaberjalan akibat kukunya
SAPI POTONG ·
bengkak
Demam atau panas tinggi kemudian menurun drastis
·Nafsu makan menurun atau tidak mau makan sama sekali
Penanggung Jawab : Kepala Balai Pengkajian ·Air liurkeluar berlebihan
Teknologi Pertanian (BPTP) Pengobatan : dengan antibiotik, sulfa maupun suplemen vit. A
Kalimantan Selatan Pencegahan :
Penyusun : 1. A. Hamdan, S.Pt, MP ·Sapi yang sakit pisahkan
2. Ir. Eni Siti Rohaeni, MP ·Vaksinasi AE
·Menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitarnya
Penyunting : 1. Ir. Fatma Dewi, M.Si
2. A. Subhan, S.Pt, MP
3. Siti Nurawaliah, S.Pt

Design Grafis / Setting : M. Isya Ansari, SP


PENUTUP
Sumber Dana : Kegiatan Program PSDS pada Berdasarkan uraian di atas sudah cukup jelas hal-hal yang perlu
BPTP Kalimantan Selatan diperhatikan dalam usaha budidaya sapi potong. Oleh karena itu, besar
T. A. 2010 harapan penulis kepada para pengguna dan praktisi peternakan serta
Alamat : para peternak bisa bersama-sama mencoba membudidayakan sapi
Jl. Panglima Batur Barat No.4 P.O. Box. 1032 potong sesuai petunjuk sehingga bisa mendapatkan keberhasilan dan
Banjarbaru 70711 Telp. 0511 - 772346 Fax. 0511 - 781810 keuntungan yang optimal guna mendukung program pemerintah dalam
website : //www.kalsel.litbang.deptan.go.id mensukseskan Program Swasembada Sapi Potong (PSDS) 2014.
e-mail : bptp-kalsel@litbang.deptan.go.id
bptpkalsel@yahoo.com

BPTP Kalimantan Selatan 29


Budidaya SAPI POTONG

Pengobatan : Disuntik dengan antibiotik Procain Penecillin G, KATA PENGANTAR


dosis 6000 – 10000 /kg bb.
Pencegahan : Kalimantan Selatan memiliki potensi cukup besar untuk
· Vaksin dg vaksin spora (Max Sterne) 1 cc/6 bl, atau dg serum pembangunan peternakan terutama sapi potong. Hal ini didukung
anti antrax 50- 100 cc/ekor dengan sumber daya alam yang luas untuk padang penggembalaan,
· Bakar/kubur sedalam 7 meter ternak yg mati dan pada limbah pertanian dan perkebunan yang belum dimanfaatkan secara
permukaan tanah ditaburi kapur optimal serta bahan pakan lokal yang tersedia cukup banyak.
c. Ngorok/Septichaemia Efizootica (SE) Alhamdulillah, Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT
karena penerbitan Brosur dengan judul “ Budidaya Sapi Potong “
Penyebab : Bakteri Pasturella multocida
dapat terlaksana dengan baik. Brosur ini diterbitkan dalam rangka
Umunya menyerang sapi muda umur 6- 24bulan mendukung Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) di Kalimantan
Tanda-tanda : Selatan.
·Kulit kepala dan selaput leder lidah bengkak berwarna merah Brosur ini memuat tentang beberapa hal penting dalam budidaya
kebiruan sapi potong yaitu bibit, pakan dan tatalaksana dalam beternak sapi.
·Terjadi peradangan pd daerah sinus, faring, laring, trakea dan Diharapkan dengan menerapkan inovasi teknologi, maka dapat
bronkia dihasilkan produktivtas yang maksimal, yang pada akhirnya dapat
·Leher, anus dan vulva membengkak meningkatkan keuntungan dan pendapatan petani-peternak.
·Paru-paru meradang Harapan kami, Brosur ini dapat membantu para Penyuluh dan
·Bedah bangkai terlihat ususdan perut menjadi asamdan berwarna Petugas di lapangan dalam menjalankan tugasnya untuk memberikan
merah tua informasi yang berkaitan dengan Budidaya Sapi Potong khususnya
·Badan panas tinggi dan demam kepada petani-peternak.
·Sulit bernapas sehingga suara seperti ngorok, dan dalam keadaan
sangat parah bisa mati dlm waktu 12-36 jam Banjarbaru, Nopember 2010
Pengobatan : Disuntik dg antibiotik atau preparat sulfa Kepala Balai,
Pencegahan :
·Vaksin SE setiap 6 bl sekali
·Sapi yang sakit dipisahdarikelompoknya Dr. Agus Supriyo, MS
NIP. 19561224 198203 1 001

28 BPTP Kalimantan Selatan -i-


Budidaya SAPI POTONG

Beberapa penyakit yang sering dijumpai dalam usaha


pemeliharaan sapi potong antara lain :
a. Jembrana
Penyebab : Virus
Tanda-tanda :
• Keluar lender dari hidung dalam jumlah yang berlebihan, mulai
encer lama-kelamaan mengental
• Kalau sudah parah keluar keringat darah
• Suhu badan mencapai 40ºC
• Nafsu makan menurun bahkan hilang sama sekali
Pengobatan : Belum ada tetapi diusahakan kondisi badannya
diperbaiki dengan memberikan pakan yang
berkualitas dan penyakit ini bisa sembuh sendiri.
Pencegahan : Vaksinasi
b. Radang Limpa (Antrax)
Penyebab : Bakteri Bacillus antracis
Bersifat Zoonosis (menular kepada manusia)
Tanda-tanda :
·Demam tinggi , badan lemah dan gemetar
·Terjadi ganguan pernapasan, sering mengeluarkan darah dari
hidung
·Terjadi pembengkakan pd kelenjar dada,leher dan alat kelamin
serta badan penuh bisul
·Keluar darah berwarna merah hitam dr telinga, anus, mulut dan
vagina
·Kotoran ternak cair (diare) sering bercampur darah
·Bila dilakukan pembedahan limpa bengkak

BPTP Kalimantan Selatan 27


Budidaya SAPI POTONG

terjaminnya keberhasilan pengobatan yang dilakukan. Usaha DAFTAR ISI


pencegahan yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan sapi
adalah : halaman
a. Pemanfaatan kandang karantina. Sapi bakalan yang baru
hendaknya dikarantina pada suatu kandang terpisah, dengan KATA PENGANTAR ................................................................ i
tujuan untuk memonitor adanya gejala penyakit tertentu yang
I. PENDAHULUAN............................................................... 1
tidak diketahui pada saat proses pembelian. Disamping itu juga
untuk adaptasi sapi terhadap lingkungan yang baru. Pada waktu II. BANGSA SAPI POTONG.................................................. 4
sapi dikarantina, sebaiknya diberi obat cacing karena
berdasarkan penelitian sebagian besar sapi di Indonesia III. PERKANDANGAN........................................................... 7
(terutama sapi rakyat) mengalami cacingan. Penyakit ini
memang tidak mematikan, tetapi akan mengurangi kecepatan IV. SELEKSI BIBIT.................................................................. 12
pertambahan berat badan ketika digemukkan. Waktu V. BAHAN PAKAN DAN BAHAN PENYUSUN
mengkarantina sapi adalah satu minggu untuk sapi yang sehat RANSUM............................................................................ 14
dan pada sapi yang sakit baru dikeluarkan setelah sapi sehat.
Kandang karantina selain untuk sapi baru juga digunakan untuk VI. TATALAKSANA................................................................ 20
memisahkan sapi lama yang menderita sakit agar tidak menular
kepada sapi lain yang sehat. PENUTUP................................................................................ 29
b. Menjaga kebersihan sapi bakalan dan kandangnya. Sapi yang DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 30
digemukkan secara intensif akan menghasilkan kotoran yang
banyak karena mendapatkan pakan yang mencukupi, sehingga
pembuangan kotoran harus dilakukan setiap saat jika kandang
mulai kotor untuk mencegah berkembangnya bakteri dan virus
penyebab penyakit.
c. Vaksinasi untuk bakalan baru. Pemberian vaksin cukup
dilakukan pada saat sapi berada di kandang karantina. Vaksinasi
yang penting dilakukan adalah vaksinasi Anthrax.

26 BPTP Kalimantan Selatan - iii -


Budidaya SAPI POTONG

menghindari penularan penyakit atau kawin sedarah. Teknologi IB


bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ternak sapi
melalui penggunaan pejantan pilihan dan menghindari penularan
penyakit atau kawin sedarah.
Perkawinan induk sapi secara IB dapat dilakukan apabila
induk sapi telah menunjukkan gejala berahi, seperti halnya pada
perkawinan secara alami. Apabila berahi pagi maka induk sapi
dikawinkan pada sore hari dan apabila berahi sore dikawinkan pada
besok pagi hingga siang. Setelah 6-12 jam terlihat gejala berahi,
perkawinan secara IB pada induk sapi dilakukan pada saat ini.

Gambar 6. Inseminasi Buatan


3. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Dalam pengendalian penyakit, yang lebih utama dilakukan
adalah pencegahan penyakit daripada pengobatan, karena
penggunaan obat akan menambah biaya produksi dan tidak

BPTP Kalimantan Selatan 25


Budidaya SAPI POTONG Budidaya SAPI POTONG

Manajemen Perkawinan I. PENDAHULUAN


1. Intensifikasi kawin alam (IKA) dengan pejantan terpilih
Apabila birahi pagi dikawinkan pada sore hari dan apabila Program Swasembada Daging Sapi (PSDS) tahun 2014 yang
birahi sore dikawinkan pada besok pagi hingga siang. Setelah 6-12 telah dicanangkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan dilakukan
jam terlihat gejala birahi, sapi induk dibawa dan diikat ke kandang melalui lima kegiatan pokok yaitu, 1) Penyediaan sapi bakalan lokal;
kawin yang dapat dibuat dari besi atau kayu, kemudian didatangkan 2) Peningkatan produktivitas dan reproduktivitas ternak sapi lokal;
pejantan yang dituntun oleh dua orang dan dikawinkan dengan 3) Pencegahan pemotongan sapi betina produktif; 4) Penyediaan bibit
induk yang birahi tersebut minim dua kali ejakulasi. sapi dan 5) Revitalisasi aturan distribusi dan pemasaran ternak/hewan
(Puslitbangnak, 2010).
Kegiatan pokok tersebut dijabarkan dalam langkah operasional
sebagai berikut : 1) Pengembangan usaha pengembangbiakan dan
penggemukan sapi lokal; 2) Pengembangan pupuk organik dan
biogas; 3) Pengembangan integrasi; 4) Peningkatan kualitas Rumah
Potong Hewan (RPH); 5) Revitalisasi Inseminasi Buatan (IB) dan
Intensifikasi Kawin Alam (INKA); 6) Penyediaan pakan dan air;
7) Penanggulangan gangguan reproduksi dan peningkatan pelayanan
kesehatan hewan; 8) Penyelamatan betina produktif; 9) Penguatan
wilayah sumber bibit dan kelembagaan usaha perbibitan;
Gambar 5. Sapi induk yang sedang birahi dan dikawinkan secara alami
10) Pengembangan perbibitan sapi potong melalui Village Breeding
Setelah 21 hari (hari ke 18-23) dari perkawinan, dilakukan Centre (VBC); 11) Penyediaan bibit melalui subsidi bunga pada Kredit
pengamatan birahi lagi dan apabila tidak ada gejala birahihinggga Usaha Perbibitan Sapi (KUPS); 12) Revitalisasi aturan impor sapi
dua siklus (42 hari) berikutnya, kemungkinan sapi induk tersebut bakalan dan daging; 13) Revitalisasi aturan distribusi dan pemasaran
berhasil bunting. Untuk meyakinkan bunting tidaknya, setelah 60 ternak sapi dan daging di dalam negeri (Puslitbangnak, 2010).
hari sejak di kawinkan, dapat dilakukan pemerik kebuntingan
Swasembada adalah kemampuan penyediaan dalam negeri
dengan palpasi rektal, yaitu adanya pembesaran uterus seperti balon
sebesar 90-95%, sementara sisanya 5-10% dapat dipenuhi dari impor.
karet (10-16 cm) dan setelah hari ke 90 sebesar anak tikus
Percepatan yang dilakukan harus tetap mengacu pada prinsip :
2. Teknik inseminasi buatan (IB) dengan semen beku dan teknik 1) Keberlanjutan (sustainable); 2) Sumberdaya domestik;
IB dengan semen cair 3) Pemberdayaan peternakan rakyat; 4) Aman, sehat, utuh dan halal
Teknologi IB bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan (ASUH); 5) Keterkaitan antara pemerintah pusat, provinsi,
kuantitas ternak sapi melalui penggunaan pejantan pilihan dan

24 BPTP Kalimantan Selatan BPTP Kalimantan Selatan 1


Budidaya SAPI POTONG Budidaya SAPI POTONG

kabupaten/kota, masyarakat dan swasta; 6) Prinsip perdagangan Pengamatan birahi dapat dilakukan setiap hari pada waktu
internasional yang free dan fair, dan 7) Membuka peluang ekspor. pagi dan sore hari dengan melihat gejala birahi secara langsung
Luaran yang diharapkan dalam PSDS dari sistem pembibitan dengan tanda-tanda estrus seperti ; Abuh, Abang dan Angat pada
adalah ; 1) Service per conception (S/C) < 1,55; 2) Calving Interval kemaluan sapi betina serta diikuti keluarnya cairan bening, seperti
< 14 bulan; 3) Angka kelahiran pedet dari populasi induk ≥ 70%; tampak pada Gambar 4 . Tanda-tanda lain dari sapi betina yang
4) Kematian pedet pra sapih < 3%; dan 5) Pertambahan Berat Badan sedang berahi adalah, sapi tampak gelisah (tidak tenang) dan sering
Harian (PBBH) pedet pra-sapih pada sapi Bali/Madura ≥0,3 kg, sapi menaiki teman yang lain serta diam apabila dinaiki pejantan.
PO ≥0,4 kg dan sapi silangan ≥0,8 kg. Dan keluaran yang diharapkan Persentase kejadian birahi yang terbanyak pada pagi hari, seperti
dari model penggemukan yang efisien adalah : 1) PBBH sapi PO ≥0,7 tampak pada Tabel 2 dibawah.
kg, sapi Bali/Madura ≥0,6 kg dan sapi silangan ≥0,9 kg/hari; 2) Bobot Tabel 2. Persentase waktu kejadian birahi pada sapi induk
potong minimal PO ≥450 kg, Bali/Madura ≥300 kg, silangan ≥500 kg
dan 3) Tingkat kematian nol (Puslitbangnak, 2010). Waktu birahi Persentase gejala birahi (%)
Sapi potong merupakan komoditas unggulan di sektor pertanian, 06.00-12.00 22 22
karena diantara produk daging yang bersumber dari usaha peternakan 12.00-18.00 10 10
dan perikanan, konsumsi daging sapi menduduki urutan ketiga setelah
ikan dan produk unggas (poultry), yaitu mencapai sekitar 1,99 kg 18.00-24.00 25 25
karkas/kapita/tahun atau sekitar 10,3 persen dari total konsumsi daging 24.00-06.00 43 43
pada tahun 2001 (GMI database dalam Hadi et al., 2002). Selain itu
Sumber : Selk (2000)
komoditas sapi potong merupakan salah satu cabang usaha tani dan
mayoritas masih diusahakan secara tradisional/ekstensif dengan skala
usaha kecil. Salah satu diantaranya disebabkan karena besarnya
investasi jika dilakukan secara besar dan modern, dengan skala usaha
kecilpun usaha sapi potong akan mendapatkan keuntungan yang baik
jika dilakukan dengan prinsip budidaya K-3 (Kuantitas, Kualitas dan
Kesehatan).
Beberapa permasalahan penyebab keterbatasan produksi daging
dalam negeri ini, antara lain adalah : masih tingginya pemotongan sapi
yang memiliki kondisi baik induk/betina produktif; terjadinya
perkawinan dalam keluarga (inbreeding) karena terbatasnya
ketersediaan pejantan unggul, serta penurunan populasi sapi antara lain Gambar 4. Ciri-ciri sapi betina berahi

2 BPTP Kalimantan Selatan BPTP Kalimantan Selatan 23


Budidaya SAPI POTONG Budidaya SAPI POTONG

2). Sapi Induk Bunting Tua Hingga Laktasi karena kemampuan reproduksi yang rendah. Kondisi yang demikian
Rendahnya kualitas ransum dalam tiga bulan awal jika tidak diantisipasi dengan upaya terobosan dalam peningkatan
setelah beranak; khususnya protein kasar (PK) yang hanya produksi di dalam negeri akan menyebabkan Indonesia selalu
sekitar 50 - 65% dari kebutuhan merupakan penyebab tidak bergantung pada pasokan impor dan menjadi target potensial
optimalnya lama waktu periode birahi setelah melahirkan (an pemasaran ternak sapi hidup dan produk-produk turunannya bagi
estrus post partus) (Yusran, 1998). Oleh sebab itu, pemanfaatan negara-negara produsen utama.
sumber pakan asal biomass lokal disertai dengan teknologi
peningkatan nilai nutrien, misalnya melalui suplementasi
merupakan alternatif pilihan. Suplementasi dengan
menggunakan daun tanaman leguminosa pohon dan semak
selama dua bulan pertama setelah beranak merupakan salah
satu alternatif untuk memperpendek periode birahi setelah
melahirkan (Yusran et al., 1998).
2. Manajemen Perkawinan Sapi Potong
Swasembada ternak dan daging dapat dicapai melalui
peningkatan populasi sapi potong dengan cara meningkatkan
jumlah kelahiran pedet dan calon induk sapi dalam jumlah besar.
Untuk itu diperlukan suatu teknologi tepat guna spesifik lokasi
sesuai dengan kondisi agroekosistem dan kebutuhan pengguna
yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan petani.
Permasalahan yang terjadi di lapangan adalah masih terjadi
kawin berulang (S/C > 2) dan rendahnya angka kebuntingan,
sehingga menyebabkan panjangnya jarak beranak pada induk ( > 18
bulan). Salah satu faktor penyebab rendahnya perkembangan
populasi sapi adalah manajemen perkawinan yang tidak tepat,
yakni: (1) pola perkawinan yang kurang benar, (2) pengamatan
birahi dan waktu kawin tidak tepat, (3) rendahnya kualitas atau
kurang tepatnya pemanfaatan pejantan dalam kawin alam dan (4)
kurang terampilnya beberapa petugas serta (5) rendahnya
pengetahuan peternak tentang kawin suntik/IB.

22 BPTP Kalimantan Selatan BPTP Kalimantan Selatan 3


Budidaya SAPI POTONG Budidaya SAPI POTONG

II. BANGSA SAPI POTONG dapat tercapai apabila jumlah pemberian bahan kering pakan
pada sapi dara adalah 3% dari berat badan. Selanjutnya
Jenis-jenis sapi potong yang terdapat di Indonesia saat ini adalah dinyatakan pula bahwa konsentrat yang mengandung protein
sapi asli Indonesia dan sapi yang diimpor. Masing-masing jenis sapi kasar (PK) 12 % dan TDN sebanyak 60% ideal digunakan
potong itu mempunyai sifat yang khas, baik ditinjau dari bentuk luar sebagai pakan penguat pada sapi potong dara karena selain
(ukuran tubuh, warna bulu) maupun dari genetiknya (laju menghasilkan PBBH yang optimal juga menghasilkan nilai
pertumbuhan). ekonomis yang tinggi.
Sapi-sapi Indonesia yang dijadikan sumber daging adalah sapi b. Sapi Induk Bunting
Bali, sapi Ongole, sapi PO (Peranakan Ongole) dan sapi Madura. Selain 1). Sapi Induk Bunting Muda
itu juga sapi Aceh yang banyak diekspor ke Malaysia (Penang). Kebutuhan pakan sapi bunting diperlukan untuk
Populasi sapi potong yang ada, penyebarannya dianggap merata pembentukan jaringan-jaringan baru janin, membrana janin,
masing-masing adalah: sapi Bali, sapi PO, Madura dan Brahman. pembesaran uterus dan perkembangan glandula mammary
Beberapa ciri bangsa sapi yang ditemui dan berkembang yaitu : (kelenjar susu). Namun standart pemberian pakan untuk sapi
A. Sapi Bali bunting hanya untuk 1/3 masa kebuntingan terakhir, sedangkan
pada masa kebuntingan sebelumnya dapat menggunakan
Cirinya berwarna merah
standar pakan untuk kebutuhan pokok sapi dewasa biasa
dengan warna putih pada kaki dari
(Tillman et al., 1998). Mengingat sapi betina muda yang
lutut ke bawah dan pada pantat,
bunting juga masih mengalami pertumbuhan badan, maka
punggungnya bergaris warna hitam
pemberian pakan hendaknya harus menjamin tercukupinya
(garis belut). Keunggulan sapi ini
kebutuhan untuk pertumbuhan jaringan selama terjadi
dapat beradaptasi dengan baik pada
kebuntingan dan pertumbuhan induk semangnya.
lingkungan yang baru. Berat badan
sapi Bali mencapai 300-400 kg. dan Penggunaan dedak sebagai pakan penguat pada sapi
persentase karkasnya 56,9%. induk bunting muda sebanyak 2 % berat badan berdasarkan
kebutuhan bahan kering dengan penambahan suplemen yang
B. Sapi Ongole mengandung kalsium, fosfat dan vitamin ADEK dapat
Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian menghasilkan PBBH 0,7 kg dan perbandingan keuntungan
tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik, biaya produksi B/C yang tinggi yaitu 2,7 (Umiyasih dan
bertanduk pendek dan hampir tidak terlihat. Jenis ini telah disilangkan Anggraeny, (2007).

4 BPTP Kalimantan Selatan BPTP Kalimantan Selatan 21


Budidaya SAPI POTONG Budidaya SAPI POTONG

VI. TATALAKSANA dengan sapi Madura, keturunannya


disebut Peranakan Ongole (PO)
1. Pemeliharaan cirinya sama dengan sapi Ongole
a. Sapi dara tetapi kemampuan produksinya lebih
rendah. Berat badan sapi Ongole
Pemeliharaan sapi dara merupakan bagian penting dalam
mencapai 400 kg dengan persentase
upaya pengembangan sapi potong karena merupakan calon
karkas 58,8% (Murtidjo, 1990).
penghasil bakalan. Pengikatan efesiensi usaha pemeliharaan
sapi potong dara perlu dilakukan melalui efesiensi biaya pakan. C. Sapi Brahman
Pembesaran sapi dara berhubungan erat dengan efesiensi Cirinya berwarna bulu putih
reproduksi dimana keberhasilannya tergantung pada pola keabu-abuan, dan juga merah,
pemeliharaan yang 95% dipengaruhi oleh pakan, kesehatan dan dengan warna putih pada bagian
faktor lingkungan (Umiyasih, 2001). Perkembangan organ kepala. Punuk besar dan kulit
reproduksi terjadi selama masa pertumbuhan sehingga status longgar dengan banyak lipatan di
fisiologis sapi dara harus benar-benar diperhatikan, karena bawah leher dan perut, dan
kekurangan gizi dapat menyebabkan tidak berfungsinya mempunyai gelambir dari rahang
ovarium (Matondang et al., 2001 dalam Umiyasih dan bawah sampai bagian ujung tulang
Anggraeny, 2007) sebaliknya bisa mengalami gangguan dada bagian depan serta telinganya menggantung. Daya pertumbuhannya
reproduksi seperti terjadinya kegagalan kebuntingan dan cepat, sehingga menjadi primadona sapi potong Indonesia. Sapi
terjadinya kemajiran bila berat badan sapi menjingkat secara Brahman (dari India), banyak dikembangkan di Amerika, persentase
berlebihan (Wijono, 1992 dalam Umiyasih dan Anggraeny, karkasnya 45%. Keistimewaan sapi ini tidak terlalu selektif terhadap
2007). pakan yang diberikan, jenis pakan (rumput dan pakan tambahan) apapun
Untuk mendukung keberhasilan reproduksi dan produksi akan dimakannya, termasuk pakan yang jelek sekalipun. Berat hidup
sapi dara diharapkan berat badan saat kawin sekitar 250 kg – 300 rata-rata sapi jantan 600kg dan yang betina 500 kg.
kg (Schmidt et al., (1988), namun kondisi ini di lapangan jarang D. Sapi Madura
tercapai pada sapi dara umur 15 bulan. Hal tersebut diduga Sapi ini merupakan keturunan
disebabkan oleh rendahnya potensi pertumbuhan calon induk perkawinan antara Bos Sondaicus
atau kurang terpenuhinya pakan. dan Bos Indicus. Mempunyai ciri
Menurut Umiyasih et al., (2003) pertambahan bobot berpunuk, berwarna kuning hingga
badan harian (PBBH) optimal untuk sapi dara yaitu 0,5 kg/hari merah bata, terkadang terdapat
warna putih pada moncong, ekor dan

20 BPTP Kalimantan Selatan BPTP Kalimantan Selatan 5


Budidaya SAPI POTONG Budidaya SAPI POTONG

kaki bawah dan tanduknya melengkung ke depan dengan melingkar pemilihan sapi bakalan. Beberapa hasil penelitian melaporkan
seperti bulan sabit. Berat hidup rata-rata 324,3 kg dengan persentase bahwa sapi jantan memiliki pertumbuhan (PBBH) yang lebih baik,
karkas 60,8%. persentase karkas yang lebih tinggi, efisiensi pakan lebih tinggi,
cenderung memiliki persentase lemak yang lebih rendah dari pada
E. Sapi Limousin
sapi betina. Umur sapibakalan yang ideal untuk penggemukan
Sapi ini merupakan adalah ternak dewasa yaitu antara 1,5-2,5 tahun dan pada saat dijual
keturunan Bos Taurus yang tidak melebihi umur 3 tahun. Bobot badan dan kondisi awal sapi
berhasil dijinakkan dan bakalan yang akan digemukan berpengaruh terhadap lama
dikembangkan di Perancis. Ciri penggemukan, bobot badan ideal untuk pasar sebesar 400-500 kg
Sapi Limousin berwarna hitam sehingga diperlukan bobot badan awal antara 260-300 kg.
bervariasi dengan warna merah Pemberian pakan bagi usaha penggemukan komersial (feedlot)
bata dan putih, terdapat warna dengan masa penggemukkan 3 bulan dikenal dengan teknologi
putih pada moncong kepalanya, grain feed, maka kualitas pakan diatur sedemikian rupa sehingga
tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi yang baik. dapat memberikan hasil yang menunjang pertumbuhan yang
Bentuk tubuh memanjang, bagian perut agak mengecil tetapi bagian optimal dan menghasilkan kualitas daging yang baik. Teknologi
paha dan pinggul cukup besar, penuh daging dan sangat padat. Berat grain feed menggunakan hijauan sebasar 15-20% dan pakan
badan sapi betina dapat mencapai 650 kg dan jantan 850 kg (Murtidjo, konsentrat sebesar 80-85%, tergantung dari nilai ekonomi yang
1990). didasarkan pada konversi pakan yang diperoleh.
F. Sapi Simental Ransum sapi yang digemukkan memerlukan bahan kring
Sapi Simental (Swiss) sebanyak ≥3% dari bobot badan, dan kandungan protein minimal
bertanduk kecil, bulu berwarna 9% dan energi (TDN) sebesar 60-70%. Pakan hijauan yang
coklat muda atau kekuning- diberikan meliputi rumput, leguminosa dan limbah pertanian.
kuningan. Pada bagian muka, Rumput dapat diberikan 10% dari BB, leguminosa seperti lamtoro,
lutut kebawah dan gelambir, turi atau gamal dapat diberikan anatara 20-60% dari total hijauan
ujung ekor berwarna putih. Sapi dan dapat menurunkan jumlah pemberian konsentrat. Limbah
Simental bertanduk kecil, bulu pertanian seperti jerami padi, jerami jagung dll disarankan tidak
berwarna coklat muda atau lebih dari 3% BB. Konsentrat yang diberikan harus mengandung
kekuning-kuningan. Pada bagian BK > 88%, PK > 12%, LK < 6%, SK 12-17%, TDN > 64% dan abu
muka, lutut ke bawah dan jenis gelambir, ujung ekor berwarna putih. < 10%. Penggunaan limbah industri pertanian aksimal untuk
bungkil kelapa 20%, bungkil kedele 25%, dedak padi 100% dan
ampas sagu 15% dari konsentrat.

6 BPTP Kalimantan Selatan BPTP Kalimantan Selatan 19


Budidaya SAPI POTONG Budidaya SAPI POTONG

c. Sapi Bunting Tua III. PERKANDANGAN


Teknologi steaming up, challenge dan flushing dilakukan
secara berkesinambungan sejak sapi induk bunting 9 bulan Dalam beternak, kandang merupakan salah satu faktor yang
hingga menyusui anak umur 2 bulan. Pakan konsentrat murah perlu diperhatikan. Fungsi kandang dalam pemeliharaan sapi adalah :
sebanyak 1-3% dari bobot badan dengan kandungan PK minimal
10%, TDN minimal 60%, SK maksimal 20% dan abu maksimal a) Melindungi sapi dari hujan dan panas matahari
10%. Alternatif model pakan yang diberikan untuk sapi induk b) Mempermudah perawatan dan pemantauan dan
bunting tua dengan bobot badan 325-350 kg adalah 3,5 kg dedak, c) Menjaga keamanan dan kesehatan sapi
tumpi jagung 4-6 kg, kulit kopi 1 kg, rumput segar 3-4 kg dan Secara umum, kandang memiliki dua tipe yaitu kandang individu
jerami padi kering ad-libitum 4-7 kg/ekor/hari. dan kelompok. Ukuran kandang untuk seekor sapi jantan dewasa
d. Sapi Menyusui adalah 1,5 x 2 m, sedangkan untuk seekor sapi betina dewasa adalah 1,8
Penyapihan pedet dianjurkan pada umur 7 bulan x 2 m dan untuk seekor anak sapi cukup 1,5 x 1 m. Tipe ini dapat
mengingat susu merupakan pakan terbaik bagi pedet. Sapi memacu pertumbuhan lebih pesat, karena tidak terjadi kompetisi
induk dapat menghasilkan susu sampai umur kebuntingan 7 dalam mendapatkan pakan dan memiliki ruang gerak terbatas,
bulan tanpa berpengaruh terhadap kebuntingannya. Pemberian sehingga energi yang diperoleh dari pakan digunakan untuk hidup
pakan murah untuk induk menyusui dapat berupa 1,5-3% dari pokok dan produksi daging tidak hilang karena banyak bergerak.
bobot badan dengan kandungan PK minimal 12%, TDN Pada kandang kelompok, bakalan dalam satu periode
minimal 60%, SK maksimal 20% dan abu maksimal 10%. penggemukan ditempatkan dalam satu kandang. Satu ekor sapi
Alternatif model pakan yang diberikan untuk sapi induk memerlukan tempat yang lebih luas daripada kandang individu.
menyusui dengan bobot 300 kg berupa dedak 4-7 kg, tumpi Kelemahan tipe kandang ini yaitu terjadi kompetisi dalam
jagung 6 kg, rumput segar 4 kg dan jerami padi kering ad- mendapatkan pakan sehingga sapi yang lebih kuat cenderung cepat
libitum 4-7 kg/ekor/hari. tumbuh daripada yang lemah, karena lebih banyak mendapatkan
pakan.
2. Penggemukan Sapi
Perlengkapan kandang adalah tempat pakan dan minum, yang
Beberapa faktor teknis yang menetukan dalam nilai sebaiknya dibuat di luar kandang, tetapi masih dibawah atap. Tempat
ekonomis usaha penggemukan sapi potong yaitu bangsa, jenis pakan dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-
kelamin (seks), umur, bobot badan dan kondisi awal, dan pemberian injak/ tercampur kotoran. Tempat air minum sebaiknya dibuat
pakan. Bangsa sapi bakalan yang digunakan dalam penggemukan permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi dari pada
ikut menentukan keuntungan atau keberhasilan terkait dengan permukaan lantai.
pencapaian pertambahan bobot badan yang optimal. Jenis kelamin
ternak merupakan faktor yang menjadi pertimbangan dalam

18 BPTP Kalimantan Selatan BPTP Kalimantan Selatan 7


Budidaya SAPI POTONG Budidaya SAPI POTONG

Manajemen Pemberian Pakan


Berikut adalah hasil penelitian pakan dan nutrisi sapi PO yang
dilakukan di Loka Penelitian Sapi Potong sejak tahun 2002 sampai
tahun 2008, merekomendasikan strategi dan alternatif model pakan.
Rekomendasi ini masih perlu untuk dikaji sehingga diperoleh hasil
yang lebih sempurna.
1. Pembibitan Sapi
a. Sapi Sapihan
Penyapihan dilakukan setelah pedet berumur 205 hari
atau sekitar 7 bulan yang diharapkan pedet telah mampu
mengkonsumsi dan memanfaatkan pakan kasar dengan baik.
Kandang individu satu baris dengan posisi Introduksi teknologi pakan yang dilakukan untuk efisiensi
kepala searah biaya pemeliharaan dengan target PBBH > 0,6 kg/ekor/hari
berupa pemberian pakan sebanyak 1-3% dari bobot badan
dengan kandungan PK ≥10%, TDN ≥60%, SK ≤15% dan abu
≤10%. Alternatif pakan yang diberikan berupa dedak 2-3 kg,
kulit ubi kayu 2-3 kg, rumput segar 3-4 kg dan jerami padi
kering 2-4 kg. Alternatif pakan ini untuk sapi sapihan dengan
bobot badan 150-175 kg dan skor kondisi badan 6-7.
b. Sapi Dara
Introduksi teknologi pakan dilakukan untuk efisiensi
biaya biaya pemeliharaan dengan target PBBH > 0,6
kg/ekor/hari. Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang optimal dan
ekonomis pada sapi dara adalah konsentrat murah/komersial
yang memiliki kandungan PK > 8% dan TDN 60% sebanyak 1-
3% dari bobot badan. Alternatif model pakan untuk sapi dara
Kandang kelompok beratap sebagian dengan bobot badan 200 kg adalah 2 kg konsentrat
komersial/dedak padi, tumpi jagung 3 kg, kulit kopi 1 kg, rumput
Gambar 1. Contoh tipe atau bentuk kandang segar 3-4 kg dan jerami padi kering ad-libitum (±4 kg/ekor/hari).

8 BPTP Kalimantan Selatan BPTP Kalimantan Selatan 17


Budidaya SAPI POTONG Budidaya SAPI POTONG

Tabel 1. Kebutuhan zat-zat makanan untuk induk-induk sapi dan Pembuatan kandang untuk tujuan penggemukan (kereman)
pejantan sapi pedaging biasanya berbentuk tunggal apabila kapasitas ternak yang dipelihara
hanya sedikit. Namun, apabila kegiatan penggemukan sapi ditujukan
Bobot T otal
Badan
PBBH Konsu msi Konsentr at
Protein
TDN Ca P untuk komersial, ukuran kandang harus lebih luas dan lebih besar
BK (kg ) (% ran su m) (%) (% ) (%)
(kg) (%) sehingga dapat menampung jumlah sapi yang lebih banyak. Lantai
Induk sapi umur 1 tahun, bunting kandang harus diusahakan tetap bersih guna mencegah timbulnya
323 0.4 6.6 0 8.8 52 0.23 0.23
0.6 8.5 0 8.8 52 0.21 0.21
berbagai penyakit. Lantai terbuat dari tanah padat atau semen, dan
0.8 9.4 0 - 15 9 58 0.21 0.21 mudah dibersihkan dari kotoran sapi. Lantai tanah dapat dialasi dengan
350 0.4 6.9 0 8.8 52 0.22 0.22 jerami kering sebagai alas kandang yang hangat.
0.6 8.9 0 8.8 52 0.21 0.21
0.8 10 0 - 15 8.8 58 0.21 0.21
Seluruh bagian kandang dan peralatan yang pernah dipakai harus
375 0.4 7.2 0 8.7 52 0.21 0.21 disuci hamakan terlebih dahulu dengan desinfektan, seperti creolin,
0.6 9.3 0 8.7 52 0.20 0.20 lysol, dan bahan bahan lainnya.
0.8 11 0 - 15 8.7 55 0.20 0.20
400 0.4 7.5 0 8.7 52 0.21 0.21 Temperatur di sekitar kandang 25-40°C (rata-rata 33°C) dan
0.6 9.7 0 8.7 52 0.2 0.2 kelembaban 75%. Lokasi pemeliharaan dapat dilakukan pada dataran
0.8 11.6 0 - 15 8.7 55 0.19 0.19
rendah (100-500 m) hingga dataran tinggi (> 500 m). Kandang untuk
Induk sapi, bunting 4 - 6 bulan, kering
350 5.5 0 5.9 52 0.18 0.18 pemeliharaan sapi harus bersih dan tidak lembab. Pembuatan kandang
400 6.1 0 5.9 52 0.18 0.18 harus memperhatikan beberapa persyaratan pokok yang meliputi
450 6.7 0 5.9 52 0.18 0.18
konstruksi, letak, ukuran dan perlengkapan kandang.
500 7.2 0 5.9 52 0.18 0.18
Induk sapi bunting trimester II - lahir
1) Konstruksi dan Letak Kandang
350 0.4 6.9 0 5.9 52 0.18 0.18
400 0.4 7.5 0 5.9 52 0.18 0.18 Lokasi yang ideal untuk membangun kandang adalah daerah
450 0.4 8.1 0 5.9 52 0.18 0.18 yang letaknya cukup jauh dari pemukiman tetapi mudah dicapai oleh
500 0.4 8.6 0 5.9 52 0.18 0.18
Induk sapi menyus ukan, 3 - 4 bulan post partum, produk si air susu sedang
kendaraan. Kandang harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak
350 8.2 0.1 9.2 52 0.29 0.29 minimal 10 meter dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran
400 8.8 0 9.2 52 0.28 0.28 kandang serta dekat dengan lahan pertanian. Pembuatannya dapat
450 9.3 0 9.3 52 0.28 0.28
500 9.8 0 9.8 52 0.28 0.28
dilakukan secara berkelompok di tengah sawah atau ladang.
Pejantan s edang tumbuh aktivitas sedang Konstruksi kandang sapi seperti rumah kayu. Atap kandang
350 1 8.8 25 - 30 10.2 64 0.31 0.26
berbentuk kuncup dan salah satu/kedua sisinya miring. Lantai kandang
400 0.9 11 26 - 30 9.4 64 0.21 0.21
500 0.7 12.2 15 - 20 8.8 61 0.18 0.18 dibuat padat, lebih tinggi dari pada tanah sekelilingnya dan agak miring
ke arah selokan di luar kandang. Maksudnya adalah agar air yang
Sumber : Parakkasi, A. (1999).

16 BPTP Kalimantan Selatan BPTP Kalimantan Selatan 9


Budidaya SAPI POTONG Budidaya SAPI POTONG

tampak, termasuk kencing sapi mudah mengalir ke luar dan lantai alang-alang dan rumput-rumputan liar sebagai pakan berkualitas
kandang tetap kering. Bahan konstruksi kandang adalah kayu rendah dan rumput gajah, setaria kolonjono sebagai pakan berkualitas
gelondongan/papan yang berasal dari kayu yang kuat. Kandang sapi tinggi. Disamping hijauan ternak sapi juga perlu diberi pakan tambahan
tidak boleh tertutup rapat, tetapi agak 1% - 2% dari berat badan. Ransum tambahan yang biasa diberikan
terbuka agar sirkulasi udara di dalamnya lancar. Termasuk dalam berupa dedak halus atau bekatul, bungkil kelapa, gaplek, ampas tahu.
rangkaian penyediaan pakan sapi adalah air minum yang bersih. Air yang diberikan dengan cara dicampurkan dalam rumput ditempat
minum diberikan secara ad libitum, artinya harus tersedia dan tidak pakan. Selain itu, dapat ditambah mineral sebagai penguat berupa
boleh kehabisan setiap saat. garam dapur, kapus. Pakan sapi dalam bentuk campuran dengan jumlah
dan perbandingan tertentu ini dikenal dengan istilah ransum.
2) Ukuran Kandang
Pakan (ransum) merupakan campuran dari dua atau lebih bahan
Sebelum membuat kandang sebaiknya diperhitungkan lebih dulu pakan yang diberikan untuk seekor ternak selama sehari semalam.
jumlah sapi yang akan dipelihara. Ukuran kandang yang dibuat untuk Ransum harus dapat memenuhi kebutuhan zat nutrien yang diperlukan
seekor sapi jantan dewasa adalah 1,5x2 m atau 2,5x2 m, sedangkan ternak untuk berbagai fungsi tubuhnya, yaitu untuk hidup pokok,
untuk sapi betina dewasa adalah 1,8x2 m dan untuk anak sapi cukup produksi maupun reproduksi (Siregar, 1995 dalam Umiyasih dan
1,5x1 m per ekor, dengan tinggi atas + 2-2,5 m dari tanah.
Anggraeny, 2007). Pada mumumnya ransum untuk ternak ruminansia
3) Perlengkapan Kandang terdiri dari pakan hijauan dan pakan konsentrat. Pakan pokok (basal)
Termasuk dalam perlengkapan kandang adalah tempat pakan dan dapat berupa rumput, legum, perdu, pohon-pohonan serta tanaman sisa
minum, yang sebaiknya dibuat di luar kandang, tetapi masih di bawah panen. Sedangkan pakan konsentrat antara lain berupa biji-bijian,
atap. Tempat pakan dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan bungkil, bekatul dan tepung ikan. Kebutuhan zat-zat makanan untuk
tidak diinjak-injak/tercampur kotoran. Tempat air minum sebaiknya induk-induk sapi dan pejantan sapi pedaging (Tabel 1.)
dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi dari pada
permukaan lantai, dengan demikian kotoran dan air kencing tidak
tercampur di dalamnya. Perlengkapan lain yang perlu disediakan
adalah sapu, sikat, sekop, sabit dan tempat untuk memandikan sapi.
Semua peralatan tersebut adalah untuk membersihkan kandang agar
sapi terhindar dari gangguan penyakit sekaligus bisa dipakai untuk
memandikan sapi.
Rumput & Rendeng Konsetrat Jerami Padi
Gambar 3. Bahan pakan sapi potong (rumput, rendeng, konsentrat dan
jerami padi)

10 BPTP Kalimantan Selatan BPTP Kalimantan Selatan 15


Budidaya SAPI POTONG Budidaya SAPI POTONG

V. BAHAN PAKAN DAN BAHAN


PENYUSUN RANSUM
Bahan pakan adalah segala sesuatu yang dapat dimakan dan dapat
dicerna sebagian atau seluruhnya tanpa mengganggu kesehatan ternak
yang memakannya. Zat nutrien adalah za-zat gizi dalam bahan pakan
yang sangat diperlukan untuk hidup ternak meliputi protein,
karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan air (Tillman et al., 1998).
Bahan pakan terdiri dari 2 kelompok , yaitu bahan pakan asal
tanaman dan asal non tanaman (ternak atau ikan). Berdasarkan sifat
fisik dan kimianya dibedakan menjadi 8 klas yaitu : hijauan kering dan
jerami, tanaman padang rumput, hijauan segar, silase dan haylage;
sumber energi; sumber protein; suplemen vitamin, mineral; aditif dan
non aditif (Kellems and Church, 1998 dalam Umiyasih dan Anggraeny,
2007). Kualitas suatu bahan pakan ditentukan oleh kandungan zat
nutrien atau komposisi kimianya, serta tinggi rendahnya zat anti nutrisi
yang terkandung di dalamnya (Soejono et al., 2006 dalam Umiyasih Gambar 2. Konstruksi bangunan kandang sapi
dan Anggraeny, 2007).
Penelitian menunjukkan bahwa penggemukan dengan Kotoran ditimbun di tempat lain agar mengalami proses
mengandalkan pakan berupa hijauan saja, kurang memberikan hasil fermentasi (+1-2 minggu) dan berubah menjadi pupuk kandang yang
yang optimal dan membutuhkan waktu yang lama. Salah satu cara sudah matang dan baik. Kandang sapi tidak boleh tertutup rapat (agak
mempercepat penggemukan adalah dengan pakan kombinasi antara terbuka) agar sirkulasi udara didalamnya berjalan lancar. Air minum
hijauan dan konsentrat. Konsentrat yang digunakan adalah ampas bir, yang bersih harus tersedia setiap saat. Tempat pakan dan minum
ampas tahu, ampas tebu, bekatul, kulit biji kedelai, kulit nenas dan sebaiknya dibuat di luar kandang tetapi masih di bawah atap. Tempat
buatan pabrik pakan. Konsentrat diberikan lebih dahulu untuk memberi pakan dibuat agak lebih tinggi agar pakan yang diberikan tidak diinjak-
pakan mikrobia rumen, sehingga ketika pakan hijauan masuk rumen, injak atau tercampur dengan kotoran. Sementara tempat air minum
mikrobia rumen telah siap dan aktif mencerna hijauan. Kebutuhan sebaiknya dibuat permanen berupa bak semen dan sedikit lebih tinggi
pakan (dalam berat segar) tiap ekor adalah 10% berat badannya. daripada permukaan lantai. Sediakan pula peralatan untuk
Hijauan yang digunakan adalah jerami padi, daun tebu, daun jagung, memandikan sapi.

14 BPTP Kalimantan Selatan BPTP Kalimantan Selatan 11


Budidaya SAPI POTONG Budidaya SAPI POTONG

IV. SELEKSI BIBIT kondisi ini dapat dicapai dengan pemeliharaan yang baik, sedangkan
sapi jantan untuk dapat digunakan sebagai pejantan (pemacek)
Seleksi adalah tindakan memilih sapi yang mempunyai sifat sebaiknya setelah berumur 2-2,5 tahun. Umur sapih disarankan setelah
yang dikehendaki dan membuang sapi yang tidak mempunyai sifat anak sapi berumur 140 hari, sehingga induk bisa mempersiapkan
yang dikehendaki. Beberapa syarat ternak yang harus diperhatikan kebuntingan berikutnya.
adalah:
1) Mempunyai tanda telinga, artinya pedet tersebut telah terdaftar dan
lengkap silsilahnya.
2) Matanya tampak cerah dan bersih.
3) Tidak cacat dan tidak terdapat tanda-tanda terganggu
pernafasannya serta dari hidung tidak keluar lendir.
4) Kukunya tidak terasa panas bila diraba.
5) Tidak terlihat adanya eksternal parasit pada kulit dan bulunya.
6) Tidak terdapat adanya tanda-tanda mencret pada bagian ekor dan
dubur.
7) Tidak ada tanda-tanda kerusakan kulit dan kerontokan bulu.
8) Pusarnya bersih dan kering, bila masih lunak dan tidak berbulu
menandakan bahwa pedet masih berumur kurang lebih dua hari.
Untuk menghasilkan daging, pilihlah tipe sapi yang cocok yaitu
jenis sapi Bali, sapi Brahman, sapi PO, dan sapi yang cocok serta
banyak dijumpai di daerah setempat. Ciri-ciri sapi potong tipe pedaging
adalah sebagai berikut:
1) Tubuh dalam, besar, berbentuk persegi empat/bola.
2) Kualitas dagingnya maksimum dan mudah dipasarkan.
3) Laju pertumbuhannya relatif cepat.
4) Efisiensi pakannya tinggi.
Umur dewasa kelamin dan bobot badan ideal untuk sapi betina
dikawinkan adalah 1,5 tahun dan bobot badan berkisar 250-300 kg,

12 BPTP Kalimantan Selatan BPTP Kalimantan Selatan 13

Anda mungkin juga menyukai