Anda di halaman 1dari 89

SKRIPSI

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DAN


LINGKAR PINGGANG DENGAN TEKANAN DARAH
PADA MAHASISWA BARU 2017 DI UNIVERSITAS
MULAWARMAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana


Kedokteran (S.Ked.)

YUNITA DHUHARINI
1410015071

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
JUNI 2018

i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama : Yunita Dhuharini
NIM : 1410015071
Program Studi : Kedokteran
Fakultas : Kedokteran
Judul Skripsi : Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang
dengan Tekanan Darah pada Mahasiswa Baru 2017 di
Universitas Mulawarman

Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan Skripsi yang telah saya buat ini
merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di
kemudian hari penulisan Skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan
terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan
sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas
Mulawarman.

Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak dipaksakan.

Penulis,

Yunita Dhuharini

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,
sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul
“Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang dengan Tekanan Darah
pada Mahasiswa Baru 2017 di Universitas Mulawarman” yang merupakan salah
satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas
Mulawarman.
Penulis menyadari bahwa dengan bantuan berbagai pihak penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Masjaya, M.Si selaku Rektor Universitas Mulawarman.
2. dr. Ika Fikriah, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Mulawarman.
3. Dr.dr Endang Sawitri, M.kes selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman.
4. dr. Siti Khotimah, M.Kes selaku Ketua Program Studi Kedokteran.
5. dr. Sulistiawati, M.Med.Ed selaku Sekertaris Program Studi Kedokteran.
6. Dr. dr. Danial, M.Kes selaku pembimbing I dan Dr. Krispinus Duma, SKM.,
M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan ide, masukan,
bimbingan dan perhatian yang sangat dibutuhkan dalam proses penulisan
skripsi ini agar penulis tidak patah semangat.
7. dr. Eva Rachmi, M.Kes., M.Pd.Ked selaku penguji I dan dr. Siti Khotimah,
M.Kes selaku penguji II yang telah menyediakan waktu untuk memberikan
masukan serta saran demi perbaikan skripsi ini.
8. dr. Hary Nugroho, M.Kes selaku dosen pembimbing akademik atas dukungan,
bimbingan, dan perhatian yang diberikan kepada penulis selama menjalani
perkuliahan.

v
9. Seluruh dosen pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman atas
ilmu yang telah diberikan, dan bantuan selama ini serta pengalaman yang
sangat berharga.
10. Seluruh staf akademik, kemahasiswaan, tata usaha dan perpustakaan yang
telah membantu penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.
11. Seluruh staf Klinik Universitas Mulawarman yang telah membantu
pengambilan data yang dibutuhkan untuk penulisan skripsi ini.
12. Yang tercinta orang tua penulis Kotbah Hariadi dan Karsini, saudara kandung
penulis Kamsareda Hariwibowo, serta seluruh keluarga besar penulis. Ucapan
terimakasih, cinta, dan doa yang dapat penulis berikan kepada bapak, ibu, dan
adik Reda untuk semua cinta, doa, dan dukungan yang diberikan kepada
penulis.
13. Sahabat penulis sejak di bangku SMP, Grasia Angger Ayu Wilujeng,
terimakasih telah membantu, mendoakan, memberi dukungan, dan
mendengarkan keluh kesah penulis selama proses pengerjaan skripsi.
14. Yang Tersayang Big Fams, Grasia Angger, Imas Qurrata, Reny Indriyani,
Ridha Eka, Agil Kusumawati, Siti Hajar, Riski Ayu, Zuhaidah Karimah, I
Wayan Saka, Andi Alifka, Satria Dananjaya, Evan Faishal, Antonius
Priliandro, Renov Ompusunggu, dan Alief Fikri yang telah banyak membantu,
selalu memberikan dukungan dan meluangkan waktu serta tenaga dan
emosinya untuk penulis dalam proses penelitian ini.
15. Sahabat penulis, Rita Junita, Ulfah Wisdayanti, Nur Ahlina Hanifah, Mahlina
Nur Laili, dan Dewi Purbaningsih, yang telah banyak membantu,
memberikan semangat, dan motivasi kepada penulis.
16. Teman penulis, Arsmarinda Ilujisema, Nuratifah Zahra, Dian Kurnia Dwi
Saputri, dan I Wayan Aryanta Putra yang telah banyak membantu dalam
proses penelitian ini.
17. Teman-teman Osikulus 2014 terimakasih atas segala bantuan dan kenangan
yang diberikan selama perkuliahan ini.
18. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

vi
Akhir kata dengan penuh kerendahan hati penulis memohon maaf apabila
terdapat kata–kata yang kurang berkenan dalam penulisan skripsi ini. Penulis
menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna tetapi penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan serta bagi
mereka yang membutuhkannya.

Samarinda, 29 Juni 2018


Penulis,

Yunita Dhuharini

vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman, saya


yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Yunita Dhuharini
NIM : 1410015071
Program Studi : Kedokteran
Fakultas : Kedokteran
Jenis karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Hak Bebas Royalti atas karya
ilmiah saya yang berjudul:
Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang dengan Tekanan
Darah pada Mahasiswa Baru 2017 di Universitas Mulawarman
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti ini
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Samarinda
Pada tanggal : 29 Juni 2018

Yang menyatakan,

Yunita Dhuharini

viii
RIWAYAT HIDUP

Nama : Yunita Dhuharini


Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/ tanggal lahir : Samarinda, 12 Juni 1995
Agama : Islam
Nama Orang Tua : Kotbah Hariadi
Karsini
Alamat rumah : L3 Blok B Desa Bangun Rejo RT.16
Tenggarong Seberang
Alamat email : yunitad12.06@gmail.com

Riwayat Pendidikan:
1. TK Sinar Bhakti (1999-2001)
2. SDN 010 Tenggarong Seberang (2001-2007)
3. SMP Plus Melati Samarinda (2007-2010)
4. SMAN 10 Samarinda (2010-2013)
5. Program Studi Kedokteran Universitas Mulwarman Samarinda
(2014-sekarang)

Riwayat Organisasi:
1. Anggota Kementerian Kastrat Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Kedokteran UNMUL (2016-2017)

Kegiatan yang Pernah diikuti:


1. Latihan Dasar Kepemimpinan dan Manajemen Mahasiswa (LDKMM)
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman Samarinda (2014)
2. Panitia MaKrab Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman (2015)
3. Panitia Hari Kesehatan Nasional BEM Fakultas Kedokteran Universitas
Mulawarman (2017)

ix
4. Panitia Mulawarman Medical Fair Fakultas Kedokteran Universitas
Mulawarman (2017)

x
ABSTRAK

Nama : Yunita Dhuharini


Program studi : Kedokteran
Judul Penelitian : Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang
dengan Tekanan Darah pada Mahasiswa Baru 2017 di
Universitas Mulawarman

Obesitas menjadi faktor risiko utama penyakit kardiovaskular termasuk hipertensi.


Hipertensi adalah masalah yang menjadi perhatian dunia dan dapat menyebabkan
kematian, karena banyak orang yang memiliki tekanan darah yang tinggi namun
tidak menunjukkan tanda dan gejala. Indikator yang dapat digunakan untuk
menentukan obesitas adalah indeks massa tubuh dan lingkar pinggang. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara IMT dan LP dengan tekanan
darah pada mahasiswa baru 2017 di Universitas Mulawarman. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan metode cross sectional.
Responden penelitian adalah mahasiswa baru 2017 di Universitas Mulawarman.
Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah
responden sebanyak 4272 orang (laki-laki=40,2%, perempuan=59,8%). Hasil
penelitian didapatkan laki-laki yang mengalami obesitas sebanyak 22,8%
sedangkan yang mengalami obesitas sentral sebanyak 13,4% dari total populasi
laki-laki. Responden perempuan yang mengalami obesitas sebanyak 17,5% dan
yang mengalami obesitas sentral sebanyak 20,8% dari total populasi perempuan.
Hasil uji statistik didapatkan IMT dan LP memiliki hubungan yang signifikan
dengan tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik (p<0,001) pada laki-laki
dan perempuan. IMT laki-laki (r=0,313 r=0,223) dan IMT perempuan (r=0,273
r=0,204) berkorelasi lebih kuat terhadap tekanan darah sistolik dan tekanan darah
diastolik dibandingkan dengan LP laki-laki (r=0,299 r=0,242) dan LP perempuan
(r=0,232 r=0,193).

Kata Kunci : Indeks massa tubuh, Lingkar pinggang, Obesitas, Tekanan darah,
Hipertensi

xi
ABSTRACT

Name : Yunita Dhuharini


Study Program : Medical
Title :The Relationship of Body Mass Index and Waist
Circumference with Blood Pressure on New Student 2017 at
Mulawarman University

Obesity is the main risk factor of cardiovascular disease including hypertension.


Hypertension is a problem that’s been highlighted by the world and could lead to
death, because many people who has high blood pressure did not show any signs
and symptoms. The indicators that can be used to determine obesity are body mass
index and waist circumference. This study aims to determine the relationship
between BMI and WC with blood pressure in new students 2017 at Mulawarman
University. This research is a kind of observational analytic research with cross
sectional method. Respondents of this research are new students in 2017 at
Mulawarman University. The sampling technique is using total sampling with the
number of respondents as much as 4272 people (40,2% are men and 59,8% are
women). The results of this study found the number of men who are obese is 22,8%
while men who are central obese is 13,4% of the total men population. The women
respondents who are obese is 17,5% and those with central obesity is 20,8% of the
total women population. Statistical test results showed that BMI and WC were
correlated with systolic blood pressure and diastolic blood pressure (p <0,001) in
men and women. Men’s BMI (r=0,313 r=0,223) and women’s BMI (r=0,273
r=0,204) has stronger correlation to systolic blood pressure and diastolic blood
pressure compared with men’s WC (r=0,299 r=0,242) and women’s WC (r=0,232
r=0,193).

Keywords: Body Mass Index, Waist Circumference, Obesity, Blood Pressure,


Hypertension

xii
DAFTAR ISI

Hal
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... iv
KATA PENGANTAR ............................................................................................ v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN .................................................... viii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................................ ix
ABSTRAK ............................................................................................................. xi
ABSTRACT .......................................................................................................... xii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xix
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 4
1.3 Tujuan.......................................................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................................. 4
1.3.2 Tujuan Khusus............................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................... 5
1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti .................................................................................. 5
1.4.2 Manfaat Bagi Institusi Akademik ............................................................... 5
1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat ........................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 6
2.1 Tekanan Darah ............................................................................................ 6
2.1.1 Definisi ........................................................................................................ 6
2.1.2 Fisiologi Tekanan Darah ............................................................................. 6
2.1.3 Cara Pengukuran ......................................................................................... 8
2.1.4 Klasifikasi.................................................................................................... 8
2.2 Hipertensi .................................................................................................... 9
2.2.1 Definisi ........................................................................................................ 9
2.2.2 Patogenesis .................................................................................................. 9
2.2.3 Faktor Risiko Hipertensi ........................................................................... 13
2.3 Antropometri ............................................................................................. 15
2.4 Indeks Massa Tubuh .................................................................................. 17
2.5 Lingkar Pinggang ...................................................................................... 18
2.6 Obesitas ..................................................................................................... 19
2.6.1 Definisi ...................................................................................................... 19

xiii
2.6.2 Epidemiologi ............................................................................................. 19
2.6.3 Etiologi ...................................................................................................... 20
2.6.4 Patofisiologi .............................................................................................. 21
2.6.5 Klasifikasi.................................................................................................. 21
2.7 Hubungan Obesitas dengan Tekanan Darah ............................................. 22
2.7.1 Hubungan Obesitas Sentral dengan Tekanan Darah ................................. 23
2.8 Kerangka Teori Hipertensi ........................................................................ 25
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ......................................... 26
3.1 Kerangka Konsep ...................................................................................... 26
3.2 Hipotesis Penelitian ................................................................................... 27
BAB 4 METODE PENELITIAN ....................................................................... 28
4.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 28
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 28
4.2.1 Tempat Penelitian ...................................................................................... 28
4.2.2 Waktu Penelitian ....................................................................................... 28
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 28
4.3.1 Populasi Penelitian .................................................................................... 28
4.3.2 Sampel Penelitian ...................................................................................... 28
4.4 Kriteria Sampel Penelitian ........................................................................ 28
4.4.1 Kriteria Inklusi .......................................................................................... 28
4.4.2 Kriteria Eksklusi ........................................................................................ 29
4.5 Variabel Penelitian .................................................................................... 29
4.6 Definisi Operasional .................................................................................. 29
4.6.1 Indeks Massa Tubuh .................................................................................. 29
4.6.2 Lingkar Pinggang ...................................................................................... 29
4.6.3 Tekanan Darah .......................................................................................... 30
4.7 Pengolahan dan Penyajian Data ................................................................ 30
4.7.1 Pengolahan Data ........................................................................................ 30
4.7.2 Penyajian Data ........................................................................................... 30
4.8 Analisis Data Penelitian ............................................................................ 31
4.8.1 Analisis Univariat ...................................................................................... 31
4.8.2 Analisis Bivariat ........................................................................................ 31
4.9 Alur Penelitian........................................................................................... 32
4.10 Jadwal Kegiatan ........................................................................................ 33
BAB 5 HASIL PENELITIAN ............................................................................ 34
5.1 Gambaran Umum ...................................................................................... 34
5.2 Karakteristik Responden ........................................................................... 34
5.3 Analisis Univariat ...................................................................................... 35
5.3.1 Distribusi Indeks Massa Tubuh berdasarkan Jenis Kelamin ..................... 35
5.3.2 Distribusi Lingkar Pinggang berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 35
5.3.3 Distribusi Tekanan Darah Sistolik dan Tekanan Darah Diastolik
berdasarkan Jenis Kelamin .........................................................................36
5.4 Normalitas Sebaran ................................................................................... 37
5.5 Analisis Bivariat ........................................................................................ 37

xiv
5.5.1 Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang dengan Tekanan
Darah berdasarkan Jenis Kelamin Laki-laki ..............................................37
5.5.2 Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang dengan Tekanan
Darah berdasarkan Jenis Kelamin Perempuan ...........................................38
5.6 Korelasi antara Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang berdasarkan
Jenis Kelamin dengan Tekanan Darah .......................................................38
BAB 6 PEMBAHASAN ...................................................................................... 40
6.1 Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Tekanan Darah berdasarkan
Jenis Kelamin .............................................................................................40
6.2 Hubungan Lingkar Pinggang dengan Tekanan Darah berdasarkan Jenis
Kelamin ......................................................................................................42
6.3 Korelasi antara Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang dengan
Tekanan Darah Berdasarkan Jenis Kelamin ...............................................44
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 48
7.1 Kesimpulan Penelitian............................................................................... 48
7.2 Saran .......................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 49
LAMPIRAN .......................................................................................................... 56

xv
DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 2.1 Kategori Tekanan Darah .................................................................. 9
Tabel 2.2 Klasifikasi IMT menurut WHO Kriteria Asia Pasifik ..................... 18
Tabel 2.3 Kriteria Obesitas Berdasarkan Lingkar Pinggang ............................ 19
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan ............................................................................... 33
Tabel 5.1 Karakteristik Responden .................................................................. 35
Tabel 5.2 Distribusi Indeks Massa Tubuh ........................................................ 35
Tabel 5.3 Distribusi Lingkar Pinggang ............................................................ 36
Tabel 5.4 Distribusi Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik ............................. 37
Tabel 5.5 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov pada Indeks Massa Tubuh dan
Lingkar Pinggang ............................................................................. 37
Tabel 5.6 Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang dengan
Tekanan Darah berdasarkan Jenis Kelamin Laki-laki...................... 38
Tabel 5.7 Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang dengan
Tekanan Darah berdasarkan Jenis Kelamin Perempuan .................. 38
Tabel 5.8 Korelasi Spearman antara Indeks Massa Tubuh dan Lingkar
Pinggang dengan Tekanan Darah ..................................................... 39
Tabel 5.9 Korelasi Spearman antara IMTdan LP dengan Tekanan Darah ....... 39

xvi
DAFTAR GAMBAR

Hal
Gambar 2.1 Penentu Tekanan Darah Arteri Rerata ........................................... 7
Gambar 2.2 Mekanisme Vasokonstriktor Renin-Angiotensin pada
Pengaturan Tekanan Arteri ............................................................ 11
Gambar 2.3 Kerangka Teori .............................................................................. 25
Gambar 3.1 Konsep Penelitian .......................................................................... 26
Gambar 4.1 Alur Penelitian ............................................................................... 32

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Hal
Lampiran 1. Data Sampel Penelitian................................................................... 56
Lampiran 2. Hasil Uji Statistik............................................................................ 66
Lampiran 3. Surat Persetujuan Kelayakan Etik .................................................. 72

xviii
DAFTAR SINGKATAN

IMT : Indeks Massa Tubuh


LP : Lingkar Pinggang
BB : Berat Badan
TB : Tinggi Badan
NE : Nor Eprinefrin
SRAA : Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron
ACE : Angiotensin Converting Enzyme
ADH : Antidiuretic Hormone
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
AHA : American Heart Association
WHO : World Health Organization
NIH : National Institutes of Health
NIDDK : National Institutes of Diabetes and Digestive and Kidney
Diseases
UNMUL : Universitas Mulawarman

xix
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tekanan darah merupakan suatu daya yang dihasilkan oleh darah terhadap
setiap satuan luas pembuluh darah. Tekanan darah digambarkan dengan tekanan
sistolik dan tekanan diastolik (Guyton & Hall, 2014). Berdasarkan klasifikasi
JNC VII, tekanan darah diklasifikasikan menjadi normal apabila tekanan darah
sistolik <120 mmHg dan tekanan diastolik <80 mmHg. Prehipertensi adalah
keadaan dimana tekanan darah sistolik 120-139 mmHg atau tekanan darah
diastolik 80-89 mmHg. Hipertensi derajat 1 adalah apabila tekanan darah sistolik
memiliki nilai 140-159 mmHg atau tekanan darah diastolik 90-99 mmHg.
Hipertensi derajat 2 adalah keadaan dimana tekanan darah sistolik ≥160 mmHg
atau tekanan darah diastolik ≥100 mmHg (NIH, 2004).
Hipertensi adalah masalah yang menjadi perhatian dunia dan dapat
menyebabkan kematian, karena banyak orang yang memiliki tekanan darah yang
tinggi namun tidak menunjukkan tanda dan gejala, sehingga hipertensi disebut
sebagai silent killer (Bell, Twiggs, & Olin, 2015). Hipertensi juga merupakan
salah satu faktor risiko dalam proses terjadinya mortalitas dan morbiditas dari
kejadian penyakit jantung, gagal ginjal dan stroke (Isselbacher et al., 2012).
Hipertensi bukan hanya masalah bagi negara berkembang, namun juga
masalah bagi negara maju. Di seluruh dunia, sebanyak 40% orang dewasa dengan
usia ≥25 tahun didiagnosa menderita hipertensi. Prevalensi tertinggi hipertensi
berada di regio Afrika yaitu sebanyak 45% dan prevalensi terendah ditemukan di
Amerika yaitu sebesar 35%. Hipertensi semakin menjadi masalah sebab sebagian
besar kasus tidak terdiagnosa, tidak mendapatkan terapi, dan tidak terkontrol,
kejadian seperti ini lebih tinggi terjadi pada negara berkembang dibandingkan
dengan negara maju (WHO, 2013).
Penelitian yang dilakukan di Malaysia menyatakan bahwa terjadi
peningkatan prevalensi hipertensi yang signifikan di tahun 1996-2011.
Peningkatan yang terjadi adalah sekitar 32% dan angka ini diperkirakan terus
1
naik pada tahun-tahun selanjutnya (Naing et al., 2016). Sebanyak 25,8%
penduduk Indonesia yang berusia ≥18 tahun menderita hipertensi. Kalimantan
Timur menduduki peringkat ketiga dengan angka hipertensi 29,6% atau
1.218.259 jiwa (RISKESDAS, 2013).
Banyak faktor yang membuat seseorang mengalami peningkatan tekanan
darah seperti umur, jenis kelamin, obesitas, konsumsi garam, merokok, konsumsi
alkohol dan berbagai faktor lainnya (Anggra & Prayitno, 2013). Obesitas adalah
salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi. The
Framingham Heart Study menyatakan bahwa 65% hipertensi pada wanita dan 78%
pada pria dikaitkan dengan obesitas (Wolk, S. M., Shamsuzzaman, & Somers,
2003). Obesitas adalah suatu kelainan yang ditandai dengan penimbunan jaringan
lemak tubuh secara berlebihan (WHO, 2017). Obesitas secara general dapat
diukur menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) sedangkan obesitas sentral
dapat diukur dengan lingkar pinggang (National Institute for Health and Care
Excellent, 2014).
Di dunia sebanyak 650 juta orang mengalami obesitas. Obesitas menjadi
faktor risiko utama penyakit kardiovaskular termasuk hipertensi (WHO, 2018).
Data Riskesdas menyatakan bahwa sebanyak 15,4% penduduk Indonesia
mengalami obesitas. Laki-laki dewasa (>18 tahun) sebanyak 19,7% mengalami
obesitas dan wanita dewasa (>18 tahun) sebanyak 32,9% mengalami obesitas
(Riskesdas, 2013).
Nilai IMT dapat digunakan sebagai indeks sederhana untuk menentukan
apakah seseorang mengalami obesitas. Batasan IMT yang digunakan di Indonesia
adalah kategori yang disesuaikan dengan kriteria Asia Pasifik. Seseorang
dikatakan obesitas apabila memiliki nilai IMT ≥25,0. Indikator lain yang dapat
digunakan untuk mengetahui apakah seseorang menderita obesitas adalah lingkar
pinggang (LP) (Sudoyo., et al, 2014). LP dapat digunakan untuk mengidentifikasi
terjadinya sindroma metabolik. Pada pria LP dikatakan tinggi apabila berukuran
90 cm. Nilai LP pada wanita dikatakan tinggi apabila berukuran 80 cm (WHO,
2011).

2
Obesitas dapat mempengaruhi tekanan darah dengan berbagai mekanisme.
Pada obesitas, lemak yang menumpuk dalam tubuh akan memproduksi leptin
yang kemudian akan disekresikan dalam plasma darah. Leptin tersebut akan
merangsang sistem saraf simpatis yang kemudian akan meningkatkan tekanan
darah. Pada obesitas akan terjadi resistensi insulin. Resistensi insulin tersebut
akan menyebabkan ginjal meretensi natrium dan air juga akan merangsang saraf
simpatis yang kemudian akan meningkatkan tekanan darah (Landsberg, et al.,
2013).
Hubungan obesitas dengan tekanan darah adalah salah satu topik yang
menarik untuk dijadikan bahan penelitian. Penelitian di Manado menyatakan
bahwa terdapat korelasi signifikan antara IMT dengan tekanan darah sistolik dan
diastolik. Lingkar pinggang juga memiliki korelasi yang signifikan dengan
tekanan darah sistolik dan diastolik (Sumayku, Pandelaki, & Wongkar, 2014).
Penelitian sejenis di Surakarta menyatakan bahwa terdapat hubungan antara IMT
dengan tekanan darah dengan nilai 0,023 dan terdapat hubungan antara LP
dengan tekanan darah dengan nilai p 0,003 (Kurniawan, 2014).
Hipertensi tidak hanya terjadi pada usia tua akibat penyakit degeneratif.
Banyak penelitian yang menyatakan bahwa hipertensi kini telah terjadi di usia
remaja dan dewasa muda akibat perubahan gaya hidup sehingga dapat
menyebabkan obesitas. Perubahan gaya hidup seperti merokok, konsumsi
makanan cepat saji, obesitas, stress dan konsumsi makanan cepat saji akan
menyebabkan peningkatan tenanan darah sejak dini (Saing, 2005; Rachmadani,
2017).
Universitas Mulawarman (UNMUL) adalah perguruan negeri tinggi di
Samarinda dan merupakan universitas tertua di Kalimantan Timur dengan jumlah
mahasiswa terbesar lebih dari 37.000 orang yang berasal dari berbagai daerah di
Kalimantan (UNMUL, 2018). Studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti
didapatkan bahwa mahasiswa baru 2017 di Universitas Mulawarman memiliki
rentang usia remaja hingga dewasa muda sebab usia mahasiswa baru tersebut
berada dalam rentang usia 16-22 tahun.

3
Berdasarkan pemaparan diatas peneliti tertarik untuk meneliti hubungan
indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan tekanan darah pada mahasiswa
baru 2017 di Universitas Mulawarman.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dengan tekanan
darah berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa baru 2017 di
Universitas Mulawarman?
2. Apakah terdapat hubungan antara lingkar pinggang dengan tekanan
darah berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa baru 2017 di
Universitas Mulawarman?
3. Pengukuran antropometri manakah yang lebih berkorelasi antara
indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan tekanan darah
berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa baru 2017 di Universitas
Mulawarman?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui apakah terdapat hubungan antara indeks massa tubuh dan
lingkar pinggang dengan tekanan darah pada mahasiswa baru 2017 di Universitas
Mulawarman.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui hubungan antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah
berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa baru 2017 di Universitas
Mulawarman.
2. Mengetahui hubungan antara lingkar pinggang dengan tekanan darah
berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa baru 2017 di Universitas
Mulawarman.
3. Mengetahui pengukuran antropometri yang lebih berkorelasi antara
indeks massa tubuh dan lingkar pinggang dengan tekanan darah

4
berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa baru 2017 di Universitas
Mulawarman.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan peneliti mengenai hubungan antara indeks
massa tubuh dan lingkar pinggang dengan tekanan darah dan sebagai sarana
untuk menerapkan pengetahuan yang telah dimiliki selama masa studi.
1.4.2 Manfaat Bagi Institusi Akademik
Dapat digunakan sebagai acuan bagi penelitian lebih lanjut dan dapat
menjadi sumbang asih ilmiah dalam memperbanyak khasanah ilmu pengetahuan.
1.4.3 Manfaat Bagi Masyarakat
Membuka wawasan masyarakat khususnya mahasiswa Universitas
Mulawarman mengenai dampak obesitas terutama terhadap kejadian hipertensi.
Penelitian ini dapat digunakan sebagai prediktor untuk mengetahui pengukuran
antropometri antara indeks massa tubuh dan lingkar pinggang yang lebih
berperan untuk mendeteksi tekanan darah.

5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tekanan Darah


2.1.1 Definisi
Tekanan darah adalah gaya yang ditimbulkan oleh darah terhadap dinding
pembuluh, yang dipengaruhi oleh volume darah yang ada di dalam pembuluh dan
daya regang dari dinding pembuluh (Sherwood, 2014). Definisi lain menyatakan
tekanan darah berarti upaya yang dihasilkan oleh darah terhadap tiap satuan luas
dinding pembuluh (Guyton & Hall, 2014).
Tekanan sistolik adalah tekanan maksimal yang disalurkan ke dalam arteri
saat darah disemprotkan ke dalam pembuluh tersebut selama jantung mengalami
fase sistol, dengan nilai rata-rata adalah 120 mmHg. Sedangkan tekanan diastolik
adalah tekanan minimal pada arteri saat darah mengalir keluar menuju ke
pembuluh yang lebih kecil selama jantung mengalami fase diastolik, dengan nilai
rata-rata 80 mmHg (Sherwood, 2014).
2.1.2 Fisiologi Tekanan Darah
Tekanan arteri rerata adalah gaya pendorong utama yang mendorong
darah maju ke jaringan selama siklus jantung. Tekanan arteri rerata dipengaruhi
oleh dua hal yaitu curah jantung dan resistensi perifer total, sehingga didapatkan
persamaan sebagai berikut (Sherwood, 2014):

Tekanan arteri rerata  curah jantung  resistensi perifer total

Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompa keluar oleh jantung (isi
sekuncup) dalam waktu 1 menit (Perry & Potter, 2005). Curah jantung dan
resistensi perifer total dipengaruhi oleh beberapa faktor. Curah jantung
dipengaruhi oleh kecepatan jantung dan isi sekuncup. Kecepatan jantung
dipengaruhi oleh aktivitas parasimpatis yang akan menurunkan kecepatan jantung
dan aktivitas simpatis yang akan meningkatkan kecepatan jantung. Peningkatan
aliran balik vena dan aktivitas simpatis akan meningkatkan curah jantung.
Aktivitas saraf simpatis, penghisapan jantung, aktivitas otot rangka dan
6
pernapasan, serta volume darah akan menginduksi vasokonstriksi vena sehingga
terjadi peningkatan aliran balik vena. Aliran balik vena mempengaruhi
banyaknya darah yang kembali ke jantung. Secara jangka pendek volume darah
bergantung pada seberapa banyak perpindahan cairan bulkflow pasif antara cairan
interstitium dan plasma melewati dinding kapiler, sedangkan volume darah
jangka panjang bergantung pada keseimbangan garam dan air, yang dikontrol
oleh sistem vasopresin dan renin-angiotensin-aldosteron secara hormonal
(Sherwood, 2014).
Selain curah jantung, faktor penting lain yang mempengaruhi tekanan
darah arteri rerata adalah resistensi perifer total, yang bergantung pada jari-jari
arteriol dan kekentalan darah. Hal penting yang menentukan kekentalan darah
adalah jumlah sel darah merah. Sedangkan jari-jari arteriol dipengaruhi oleh
kontrol metabolik lokal yang berperan dalam menyamakan aliran darah dengan
kebutuhan metabolik, dan kontrol vasokonstriktor ekstrinsik yang dipengaruhi
oleh aktivitas simpatis untuk meningkatkan resistensi perifer total serta tekanan
darah arteri rerata. Secara ekstrinsik hormon vasopresin dan angiotensin II juga
mempengaruhi jari-jari arteriol (Gambar 2.1).

Gambar 2.1 Penentu Tekanan Darah Arteri Rerata (Sherwood,2014).


7
2.1.3 Cara Pengukuran
Tekanan darah dapat diukur secara tidak langsung dengan lebih mudah
dan cukup akurat dengan sfigmomanometer, suatu manset yang dapat
dikembungkan dan dipasang secara eksternal untuk mengukur tekanan. Ketika
manset dilingkarkan disekitar lengan atas dan kemudian dikembungkan dengan
udara maka tekanan manset disalurkan melalui jaringan ke arteri brakhialis di
bawahnya, pembuluh utama yang membawa darah ke lengan bawah. Teknik ini
memerlukan penyeimbangan antara tekanan di manset dan tekanan di arteri
(Sherwood, 2014).
Pengukuran tekanan darah dilakukan pada posisi duduk saat pasien dalam
keadaan nyaman dan relaks, dan dengan lengan tidak tertekan/tertutup pakaian
(Tjokroprawiro, Setiawan, Effendi, Santoso, & Soegiarto, 2015). Lengan
diletakkan di atas meja dan manset dipasang setinggi jantung. Pasien diperiksa
menggunakan manset (cuff) yang pas. Manset yang tidak sesuai atau kekecilan
akan menyebabkan pengukuran yang lebih tinggi. Palpasi denyut nadi di arteri
brakhialis, balon dipompa sampai denyut nadi hilang, stetoskop diletakkan di atas
arteri brakhialis, kemudian manset dikempiskan secara perlahan-lahan. Bunyi
pertama yang terdengar (Korotkoff I) merupakan tekanan darah sistolik dan saat
bunyi tidak terdengar (Korotkoff IV) adalah tekanan darah diastolik (Rilantono,
2015).
2.1.4 Klasifikasi
Berdasarkan klasifikasi JNC VII, tekanan darah diklasifikasikan menjadi
normal apabila tekanan darah sistolik <120 mmHg dan tekanan diastolik <80
mmHg. Prehipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah sistolik 120-139
mmHg atau tekanan darah diastolik 80-89 mmHg. Hipertensi derajat 1 adalah
apabila tekanan darah sistolik memiliki nilai 140-159 mmHg atau tekanan darah
diastolik 90-99 mmHg. Hipertensi derajat 2 adalah keadaan dimana tekanan
darah sistolik ≥160 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥100 mmHg. Klasifikasi
tekanan darah pada tabel dibawah digunakan untuk dewasa 18 tahun dan yang
lebih tua. Klasifikasi tekanan darah untuk dewasa menurut National Institutes of
Health (2004), yaitu:
8
Tabel 2.1 Kategori Tekanan Darah (NIH, 2004).
Klasifikasi Tekanan Darah Sistol Tekanan Darah Diastol
Tekanan Darah (mmHg) (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi Tingkat 1 140-159 90-99
Hipertensi Tingkat 2 ≥160 ≥100

2.2 Hipertensi
2.2.1 Definisi
Hipertensi adalah tekanan darah yang persistens pada angka 140/90
mmHg atau lebih tinggi (Mayer, Tucker, & Williams, 2011). Ada dua golongan
besar hipertensi, yaitu hipertensi sekunder dan hipertensi primer, yang
bergantung pada penyebabnya. Hipertensi sekunder merupakan tekanan darah
tinggi yang terjadi akibat masalah primer lain. Beberapa contoh dari hipertensi
sekunder adalah hipertensi ginjal, hipertensi endokrin, dan hipertensi neurogenik
(Sherwood, 2014).
Hipertensi primer adalah tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih, yang
terjadi pada usia 18 tahun keatas dengan penyebab yang tidak diketahui (Sudoyo
et al., 2014). Seseorang dapat menunjukkan kecenderungan genetik yang kuat
mengidap hipertensi primer, yang bisa dipercepat dan diperburuk oleh adanya
faktor kontribusi misalnya kegemukan, stres, merokok, atau kebiasaan makan
(Sherwood, 2014).
2.2.2 Patogenesis
Hipertensi disebabkan oleh banyak hal dan tidak bisa dijelaskan hanya
dengan satu faktor penyebab. Namun, ada empat faktor yang mendominasi
terjadinya hipertensi (Sudoyo et al., 2014) :
1. Senyawa vasoaktif
Endotelin adalah vasokonstriktor kuat yang terlibat dalam mengatur
pembuluh darah. Peningkatan endotelin akan menghasilkan peningkatan
resistensi vaskuler yang kemudian akan meningkatkan tekanan darah. Endotelin
9
disekresikan oleh sel endotel pembuluh darah dan langsung mempengaruhi otot
polos vaskular. Selain endotelin, senyawa lain yang dapat mempengaruhi otot
polos vaskular adalah bradikinin. Bradikinin merupakan peptida vasodilatasi
yang akan merangsang relaksasi otot polos. Bradikinin memiliki efek tidak
langsung dalam menyebabkan hipertensi, yaitu dengan cara merangsang zat
vasoaktif lainnya seperti prostaglandin (Delacroix, Chokka, & Worthley, 2014).
2. Peran kendali saraf autonom
Saraf otonom dapat mempengaruhi tekanan darah. Saraf autonom ada dua
jenis yaitu sistem saraf simpatis yang berperan dalam menstimulasi saraf viseral
(termasuk ginjal) melalui neurotransmiter katekolamin, epinefrin, serta dopamin.
Sedangkan saraf parasimpatis berperan dalam menghambat stimulasi saraf
simpatis. Regulasi simpatis dan parasimpatis berlangsung secara independen
tidak dipengaruhi oleh kesadaran otak, tetapi terjadi secara otomatis mengikuti
siklus sirkardian (Sudoyo et al., 2014).
Pengaruh lingkungan seperti stres fisik dan stress mental dapat
mengakibatkan rangsanga syaraf simpatis yang kemudian dapat menyebabkan
peningkatan tekanan darah. Stress akan mengaktivasi sistem saraf simpatis
berupa peningkatan katekolamin, norepinefrin (NE), dan lain-lain. Hal tersebut
dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. (Guyton & Hall, 2014).
Neurotrasmiter ini akan meningkatkan denyut jantung yang diikuti dengan
kenaikan curah jantung, sehingga tekanan darah akan meningkat dan akan terjadi
agregrasi platelet. Peningkatan neurotransmiter NE mempunyai efek negatif
terhadap jantung, yang akan memicu terjadinya kerusakan miokard, hipertrofi
dan aritmia dengan akibat progresivitas dari hipertensi aterosklerosis (Sudoyo et
al., 2014).
3. Peran sistem renin angiotensin aldosteron (SRAA)
Ginjal tidak hanya mampu untuk mengatur tekanan arteri melalui
perubahan volume cairan ekstrasel, namun ada mekanisme lain yang dapat
mengatur tekanan yaitu sistem renin angiotensin. Renin merupakan enzim protein
yang dilepaskan oleh ginjal jika tekanan arteri turun sangat rendah. Renin
disintesis dan disimpan dalam bentuk tidak aktif (prorenin) di dalam sel-sel
10
jukstaglomerulus di ginjal. Jika tekanan arteri turun, ginjal akan menguraikan
banyak molekul prorenin dari sel jukstaglomerulus dan melepaskan renin, yang
kemudian akan beredar ke aliran darah ginjal dan kemudian ke seluruh tubuh
(Guyton & Hall, 2014).
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui serangkaian proses yang
diawali dengan pelepasan angiotensin I oleh renin. Angiotensin I mempunyai
sifat vasokonstriktor ringan tetapi tidak menyebabkan perubahan yang bermakna
dalam fungsi sirkulasi. Kemudian angiotensin I oleh enzim ACE (angiotensin
converting enzyme) akan diubah menjadi angiotensin II. ACE adalah pemegang
peran fisologis penting dalam mengatur tekanan darah (Yogiantoro, 2014). Lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.2.

Penurunan
tekanan arteri

Renin
(ginjal)
Angiotensin I
Zat-zat renin
(angiotensinogen) Converting enzym
(paru)
Angiotensin II Angiotensinas
e
(mengalami
Retensi garam dan inaktivasi)
Vasokonstriksi
air oleh ginjal

Peningkatan tekanan arteri

Gambar 2.2 Mekanisme vasokonstriktor renin-angiotensin pada pengaturan tekanan


arteri (Guyton & Hall, 2014).

Angiotensin II memiliki peranan kunci dalam menaikan tekanan darah


melalui dua aksi utama yaitu menstimulasi pengeluaran aldosteron dari korteks
11
adrenal. Aldosteron akan menyebabkan ginjal meretensi garam dan air sehingga
secara langsung akan meningkatkan tekanan darah (Yogiantoro, 2014).
Mekanisme yang kedua dengan cara meningkatkan sekresi ADH (Antidiuretik
Hormon) dan merangsang haus. ADH diproduksi di hipotalamus atau kelenjar
pituitari dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolaritas dan pengeluaran urin.
Peningkatan ADH akan menyebabkan volume urin yang diekskresikan oleh
tubuh menurun, sehingga osmolaritas urin meningkat dan urin menjadi pekat
(Guyton & Hall, 2014).
Sebagian kasus hipertensi disebabkan oleh peningkatan abnormal aktivitas
sistem renin-angiotensin-aldosteron ini. Sehingga, bila terdapat angiotensin
dalam jumlah berlebih dalam aliran darah, seluruh mekanisme cairan tubuh di
ginjal jangka panjang untuk pengaturan tekanan arteri dengan sendirinya menjadi
terpasang pada nilai tekanan arteri yang lebih tinggi daripada normal (Sherwood,
2014).
4. Peran dinding vaskular pembuluh darah
Endotel pembuluh darah sangat penting dalam menjaga kesehatan
pembuluh darah dan merupakan pertahanan terhadap hipertensi dan aterosklerosis
(Tjokroprawiro, Setiawan, Effendi, Santoso, & Soegiarto, 2015). Terdapat
paradigma baru tentang hipertensi yang dimulai dengan disfungsi endotel,
berlanjut menjadi disfungsi vaskular, vaskular biologi berubah, dan kemudian
berakhir dengan kerusakan organ target. Disfungsi endotel ini menjadi tanda
penting hipertensi dan meningkatkan faktor risiko terjadinya kejadian
kardiovaskular lainnya (Sudoyo et al., 2014 ; Tjokroprawiro, Setiawan , Effendi,
Santoso, & Soegiarto, 2015).
Perkembangan sindrom aterosklerotik dimulai dengan faktor risiko yang
tidak dikelola, akibatnya hemodinamika tekanan darah makin berubah, hipertensi
makin meningkat disertai dengan vaskular biologi yang berubah, dinding
pembuluh darah mengalami penebalan, penyempitan yang akan menyebabkan
berkurangnya suplai oksigen ke jaringan. Hal ini akan menyebabkan peningkatan
risiko terjadinya penyakit stroke dan gangguan kardiovaskular lainnya (PERKI,
2013).
12
2.2.3 Faktor Risiko Hipertensi
Faktor risiko yang berpengaruh pada kejadian hipertensi terbagi menjadi
dua, ya itu faktor risiko yang tidak dapat diubah dan faktor risiko yang dapat
diubah.
2.2.3.1 Faktor risiko yang tidak dapat diubah
1. Umur
Umumnya seseorang yang berisiko menderita hipertensi adalah usia diatas
45 tahun dan serangan darah tinggi baru muncul sekitar usia 40 walaupun dapat
terjadi pada usia muda (Kumar, Abbas, & Aster, 2015). Usia dapat
mempengaruhi tekanan darah sebab semakin bertambah usia maka elastisitas
pembuluh darah akan menurun. Hal ini akan berkontribusi terhadap peningkatan
tekanan darah. Namun, usia bukan satu-satunya hal yang dapat mempengaruhi
tekanan darah. Pada individu remaja ataupun dewasa muda peningkatan tekanan
darah pun dapat terjadi sebab terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi
selain umur seperti riwayat keluarga, obesitas dan ras (AHA, 2017).
2. Keturunan (genetik)
Seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan
hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi. Keluarga dengan
hipertensi akan meningkatkan risiko hipertensi sebanyak empat kali lipat. Jika
salah seorang orangtua menderita hipertensi, keturunannya memiliki potensi
menderita hipertensi sebanyak 25%. Jika kedua orang tua menderita hipertensi,
keturunannya memiliki risiko hipertensi sebanyak 60% (Mayo Clinic, 2018).
3. Etnis
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang yang berkulit hitam daripada
orang yang berkulit putih. Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti
penyebabnya. Namun, pada orang kulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih
rendah dan sensitivitas terhadap vasopresin lebih besar (Armilawaty, Amalia, &
Amiruddin, 2007).

13
2.2.3.2 Faktor risiko hipertensi yang dapat diubah
1. Obesitas
Obesitas adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah.
Individu dengan obesitas akan menstimulasi insulin yang akan menstimulasi saraf
simpatis dan kemudian menyebabkan peningkatan tekanan darah. Insulin juga
dapat menstimulasi retensi sodium di ginjal. Leptin adalah produk polipeptida
yang dihasilkan oleh adiposit. Leptin yang berlebih dapat menyebabkan
peningkatan tekanan darah dengan cara menstimulasi saraf simpatik (Landsberg,
et al., 2013).
Obesitas adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya
hipertensi. The Framingham Heart Study menyatakan bahwa 65% hipertensi pada
wanita dan 78% pada pria dikaitkan dengan obesitas (Wolk, S. M.,
Shamsuzzaman, & Somers, 2003). Obesitas adalah suatu kelainan yang ditandai
dengan penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan (WHO, 2017).
Obesitas secara general dapat diukur menggunakan IMT sedangkan obesitas
sentral dapat diukur dengan LP (National Institute for Health and Care Excellent,
2014).
2. Merokok
Rokok mengandung zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon
monoksida yang dapat memicu sekresi hormon adrenalin. Hormon adrenalin
dapat merangsang peningkatan denyut jantung yang kemudian akan
mempengaruhi peningkatan denyut jantung. Korbon monoksida yang beredar di
dalam darah akan menyebabkan hemoglobin lebih cenderung berikatan dengan
karbon monoksida dibandingkan dengan oksigen (Mayo Clinic, 2012).
3. Konsumsi alkohol
Individu yang mengkonsumsi minuman beralkohol tiga gelas perhari
memiliki risiko dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi. Alkohol dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah dengan mekanisme yang belum
diketahui dengan jelas, namun diperkirakan konsumsi alkohol jangka panjang
dapat merusak hati, jantung, dan organ-organ lainnya (Anggraini, Waren,
Situmorang, Asputra, & Siahaan, 2009).
14
4. Kurangnya aktivitas fisik
Aktivitas fisik yang kurang dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas
yang kemudian akan menyebabkan peningkatan tekanan darah. Seseorang dengan
aktifitas fisik yang rendah cenderung memiliki denyut jantung yang tinggi. Hal
ini menyebabkan otot jantung bekerja lebih keras. Makin keras usaha otot jantung,
maka semakin besar pula tekanan yang dibebankan kepada dinding arteri
sehingga meningkatkan tahanan perifer yang kemudian meningkatkan tekanan
darah (Mayo Clinic, 2012).
5. Stres
Secara fisiologis, situasi stres mengaktivasi hipotalamus yang selanjutnya
mengendalikan dua sistem neuroendrokin, yaitu saraf simpatis dan korteks
adrenal. Rangsangan dari sistem saraf simpatis akan menyebabkan peningkatan
denyut jantung dan curang jantung. Hal tersebut kemudian akan meningkatkan
tekanan darah (Subramaniam, 2010).
6. Konsumsi garam
Konsumsi garam yang berlebihan yaitu lebih dari 5 gram perhari dapat
meningkatkan risiko terjadinya hipertensi. Garam dapat meningkatkan tekanan
darah secara signifikan dengan nilai p = 0,0003 dan OR = 2,06. Hal tersebut
berarti individu dengan konsumsi garam lebih dari 5 gram/hari meningkatkan
risiko mengalami hipertensi sebesar 2,06 kali lebih banyak dibandingkan orang
yang mengkonsumsi garam kurang dari 5 gram perhari (Wang, Tiwari, & Wang,
2014).

2.3 Antropometri
Antropometri berasal dari kata “antrophos” dan “metros”. Antropos
artinya tubuh dan metros berarti ukuran. Jadi, antropometri adalah ukuran dari
tubuh. Definisi lain mengatakan bahwa antropometri adalah berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dan berbagai tingkat umur serta
tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain berat badan, tinggi badan, LP,
lingkar lengan atas, dan rasio lingkar pinggang-panggul.

15
Lingkar lengan atas adalah pengukuran yang digunakan untuk mendeteksi
kekurangan energi kronis pada wanita usia subur yaitu usia 15-45 tahun. Ambang
batas LLA di Indonesia adalah 23,5. Apabila ukuran LLA kurang dari 23,5 maka
wanita tersebut memiliki risiko untuk melahirkan bayi dengan berat yang rendah.
Pengukuran lipatan kulit dapat digunakan sebagai pengukuran persentase lemak
tubuh. Lipatan kulit diukur menggunakan kaliper dengan mencubit kulit di daerah
triseps, biseps, paha, betis, skapula, dan daerah suprailiaka hingga lemak
menjauhi otot yang dibawahnya. Rasio lingkar pinggang-pinggul adalah
pengukuran untuk menentukan rasio lingkar pinggang (bagian didekat pusar) per
lingkar pinggul (bagian titik terbesar dekat bokong). Apabila hasil rasio lebih dari
sama dengan 1,0 diperkirakan individu tersebut memiliki risiko penyakit jantung
dan pembuluh darah (Supariasa I. N., 2012). Antropometri memiliki peran yang
penting dalam penelitian epidemiologi gizi. Ukuran tubuh dapat mencerminkan
pola makan atau diet seseorang serta dapat mengindikasikan suatu keadaaan sakit
(Supariasa, Bakri, & Fajar, 2012 ; Gibney, Margetts, Kearney, & Arab, 2008).
Penggunaan antropometri sangat umum dilakukan sebab alat yang
digunakan untuk pengukuran mudah didapatkan dan tidak memerlukan
keterampilan khusus untuk melakukannya. Antropometri memiliki beberapa
keunggulan yaitu:
- Secara ilmiah diakui kebenarannya. Hampir seluruh negara didunia
menggunakan antropometri sebagai metode untuk mengukur status gizi
masyarakat.
- Prosedur yang digunakan sederhana, aman, dan dapat dilakukan dalam
jumlah sampel yang besar.
- Tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan oleh tenaga yang
sudah dilatih.
- Alat yang digunakan murah, mudah dibawa, dan tahan lama.
- Dapat mendeteksi dan menggambarkan riwayat gizi di masa lampau.
Disamping keunggulan metode penentuan status gizi secara antropometri,
terdapat pula beberapa kelemahan, yaitu tidak sensitif dalam membedakan
kekurangan zat gizi tertentu seperti zinc dan Fe, dapat terjadi kesalahan pada saat
16
pengukuran yang dapat mempengaruhi akurasi pengukuran antropometri. Sumber
kesalahan dalam pengukuran biasanya berhubungan dengan latihan petugas yang
tidak cukup, kesalahan alat, dan kesulitan dalam melakukan pengukuran
(Supariasa, Bakri, & Fajar, 2012).
Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi.
Kombinasi dari beberapa parameter disebut dengan indeks antropometri, seperti
berat badan menurut tinggi badan (BB/TB). Hasil pengukuran ini dapat
diinterpretasikan pada status gizi sesuai dengan standar yang berlaku (Supariasa I.
N., 2012).

2.4 Indeks Massa Tubuh


Indeks massa tubuh (IMT) merupakan instrumen objektif yang paling
sering digunakan untuk mengetahui status gizi seseorang. IMT dapat digunakan
sebagai salah satu instrumen untuk menentukan risiko kesehatan. Nilai IMT
cenderung meningkat seiring bertambahnya usia (Morris, 2013).
Untuk menilai IMT dapat digunakan persamaan berikut ini (Morris,
2013):
Berat Badan (kg)
IMT =
Tinggi Badan (m)2
IMT merupakan pengukuran yang paling mudah, sebab memiliki nilai
yang ekonomis dan pengukurannya tidak memerlukan keterampilan khusus dan
tidak bersifat invasif (Daniels, 2009). IMT tidak membedakan antara massa otot,
lemak dan cairan. Sehingga IMT harus digunakan secara hati-hati jika ingin
menentukan kegemukan pada kondisi tertentu seperti atlet dan wanita hamil. IMT
juga memiliki cut-off yang berbeda pada tiap etnis. Batasan IMT yang digunakan
di Indonesia adalah klasifikasi yang disesuaikan dengan kriteria Asia Pasifik
dalam Sudoyo (Sudoyo et al., 2014).

17
Tabel 2.2 Klasifikasi IMT menurut WHO Kriteria Asia Pasifik dalam Sudoyo (Sudoyo et
al., 2014)
Kategori IMT (kg/m2)
Underweight <18,5
Normal 18,5-22,9
Overweight: ≥23
Berisiko 23-24,9
Obesitas I 25-29,9
Obesitas II ≥30

Perlu diperhatikan bahwa terdapat beberapa keadaan yang mengganggu


keakuratan IMT seperti edema, otot mengecil atau membesar, pengidap
kifoskoliosis, tinggi tidak normal, dan etnis. IMT dapat diterapkan pada mereka
yang berusia lebih dari 18 tahun dan tidak dapat digunakan pada bayi, anak, ibu
hamil, dan olahragawan (Supariasa, Bakri, & Fajar, 2012 ; Arisman, 2010).

2.5 Lingkar Pinggang


Lingkar pinggang (LP) dapat digunakan untuk menentukan obesitas
sentral. Klasifikasi LP dikatakan tinggi apabila ≥90 cm untuk laki-laki dan
≥80cm untuk perempuan. Pengukuran LP dilakukan pada titik tengah perkiraan
antara batas bawah rusuk terakhir dan puncak iliaka atau dapat dikatakan
setingkat dengan umbilikus. Pengukuran ini dilakukan pada saat akhir ekspirasi
normal (WHO, 2011). LP memiliki gambaran yang lebih akurat mengenai
kategori berat badan pada individu yang memiliki massa otot yang besar seperti
atlet (Williams & Wilkins, 2011).
Berdasarkan WHO (2011) berikut adalah tabel klasifikasi LP dengan
obesitas:

18
Tabel 2.3 Kriteria Obesitas Berdasarkan Lingkar Pinggang (WHO,2011)
Kelompok Etnis Pria Wanita
Eropa ≥94 cm ≥80 cm
Asia Selatan ≥90 cm ≥80 cm
Cina ≥90 cm ≥80 cm
Jepang ≥90 cm ≥80 cm

LP dapat digunakan sebagai indikator lemak viseral yang lebih baik


dibandingkan dengan IMT. Individu dengan IMT dan LP yang tinggi memiliki
risiko yang lebih besar untuk mengalami peningkatan tekanan darah. LP adalah
indikator yang lebih baik untuk mengidentifikasi risiko hipertensi jika
dibandingkan dengan IMT (Zhang & Wang, 2013). LP memiliki korelasi positif
dengan tekanan darah yang berarti semakin meningkat LP tekanan darah akan
semakin meningkat (Rizaldi, Rasjad, & Rusmartini, 2014).

2.6 Obesitas
2.6.1 Definisi
Obesitas adalah keadaan dimana terjadi pengumpulan lemak pada
individu yang dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit (WHO, 2018).
Obesitas merupakan peningkatan total lemak tubuh yaitu apabila ditemukan total
lemak tubuh lebih dari 25% pada pria dan 33% pada wanita. Obesitas merupakan
suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme energi
(Sugondo, 2014). Makanan yang kita makan akan diubah menjadi bentuk energi
yang kemudian dapat kita gunakan untuk aktifitas sehari-hari. Apabila energi
yang masuk lebih banyak daripada energi yang dikeluarkan maka akan disimpan
dalam bentuk lemak (Guyton & Hall, 2014).
2.6.2 Epidemiologi
Obesitas bukan lagi masalah kesehatan masyarakat di negara-negara maju
namun juga masalah di negara berkembang (Arisman, 2010). Menurut WHO
obesitas telah meningkat lebih dari tiga kali lipat sejak tahun 1975. Pada tahun
2016 lebih dari 1,9 milyar orang dewasa (≥19 tahun) menderita overweight dan
19
650 juta orang diantaranya mengalami obesitas. Sebanyak 39% orang dewasa
mengalami overweight di tahun 2016 dan 13% mengalami obesitas (WHO,
2018).
Obesitas menjadi perhatian dunia sebab obesitas dapat menjadi penyebab
kematian lebih besar dibandingkan underweight. 45 juta anak-anak di bawah 5
tahun mengalami overweight dan obesitas di tahun 2016. Lebih dari 340 juta
anak-anak dan remaja mengalami obesitas di tahun 2016 (WHO, 2018). Data
Riskesdas menyatakan bahwa sebanyak 15,4% penduduk Indonesia mengalami
obesitas. Laki-laki dewasa (>18 tahun) sebanyak 19,7% mengalami obesitas dan
wanita dewasa (>18 tahun) sebanyak 32,9% mengalami obesitas (Riskesdas,
2013).
2.6.3 Etiologi
Obesitas dapat disebabkan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan.
Genetik menerima perhatian khusus dalam menyebabkan obesitas dalam
beberapa tahun terakhir. Genetik bukan satu-satunya penyebab obesitas. Interaksi
antara genetik dan obesitas dapat menyebabkan seseorang menjadi rentan
mengalami obesitas. Asupan makanan yang berlebihan, kurangnya aktivitas fisik,
kebiasaan makan makanan manis, pemilihan diet yang tidak tepat yang akan
menyebabkan individu menjadi lebih rentan mengalami obesitas (Brehm &
D'Alessio, 2014).
Obesitas dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Tetapi faktor
lingkungan memiliki peran yang lebih besar, mencakup perilaku gaya hidup
seperti asupan makanan dan aktivitas (NIDDK, 2012). Obesitas dapat terjadi
akibat kelebihan konsumsi yang disebabkan oleh beberapa faktor lingkungan
seperti remaja yang belum sepenuhnya matang dan cepat sekali terpengaruh
lingkungan. Kesibukan yang menyebabkan seseorang lebih cenderung makan
diluar dipengaruhi oleh teman, serta iklan di televisi (Arisman, 2010). Faktor
genetik berhubungan dengan pertambahan berat badan dan LP. Jika salah satu
orang tua menderita kelebihan berat badan maka kemungkinan anaknya
menderita kelebihan berat badan sebesar 40-50%. Apabila kedua orang tua

20
mengalami kelebihan berat badan maka kemungkinan anaknya menderita
kelebihan berat badan sebesar 70-80% (Arisman, 2010).
2.6.4 Patofisiologi
Obesitas dapat terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan antara kalori
yang masuk dan kalori yang keluar. Gangguan keseimbangan ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu pusat pengaturan rasa lapar, genetik, lingkungan, dan
sinyal psikologis. Sinyal-sinyal tersebut dapat bersifat anabolik dan katabolik
serta dibagi menjadi dua kategori yang dibagi menjadi sinyal pendek dan sinyal
panjang. Sinyal pendek mengatur porsi makan dan waktu makan seseorang.
Sinyal tersebut berhubungan dengan distensi lambung, kecepatan pengosongan
lambung dan peptida gastrointestinal yang diperankan oleh kolesitokinin. Sinyal
panjang diperankan oleh leptin dan insulin yang mengatur distribusi,
penyimpanan dan keseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang
dikeluarkan (Sherwood, 2014).
Leptin adalah senyawa yang disekresikan oleh jaringan adiposa yang
berfungsi untuk merangsang otak memberikan sinyal kenyang dan menurunkan
berat badan (Ahima, 2008). Lemak yang berasal dari makanan akan masuk ke
dalam tubuh dan diabsorpsi di pencernaan. Peningkatan kadar lemak akan diikuti
dengan peningkatan leptin. Leptin akan menyebabkan lemak di dalam serum
disimpan didalam adiposa. Pada individu dengan obesitas kadar leptin yang
berlebih tidak mampu menekan nafsu makan sebab telah terjadi resistensi leptin.
Resitensi leptin ini pula yang akan menyebabkan lemak tetap berada didalam
serum. Lemak viseral yang tertumpul di dalam tubuh akan menghasilkan
mekanisme proinflamasi yang bersama dengan asam lemak bebas akan
meningkatkan risiko penyakit jantung dan kardiovaskular (Mantzoros, et al.,
2011).
2.6.5 Klasifikasi
Obesitas berhubungan erat dengan profil lipid seseorang, secara garis
besar obesitas dibedakan menjadi dua yaitu obesitas primer dan obesitas sekunder.
Obesitas primer adalah obesitas yang disebabkan oleh asupan gizi yang

21
berlebihan. Obesitas sekunder adalah obesitas yang disebabkan oleh penyakit
penyerta lain misalnya hipotiroid, hipokortisolisme, dan hipogonadisme.
Dalam klinik terdapat dua macam obesitas yaitu obesitas sentral (android)
dan obesitas perifer (gynoid). Obesitas sentral merupakan obesitas dengan
distribusi jaringan lemak yang terdapat pada bagian atas tubuh seperti pinggang
dan rongga perut, sehingga menyerupai buah apel. Tipe obesitas ini berhubungan
kuat dengan penyakit metabolik seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit
kardiovaskular. Obesitas tipe perifer adalah tipe obesitas dengan lemak yang
terkumpul didaerah gluteal dan femoral sehingga berbentuk seperti buah pir.
Obesitas tipe ini memiliki risiko yang lebih rendah jikadiibandingkan dengan
obesitas tipe sentral (Dorlan, 2012 ; Suganti, Hardiansyah, & Afriansyah, 2009).

2.7 Hubungan Obesitas dengan Tekanan Darah


Hubungan antara obesitas dan hipertensi telah ditemukan sejak abad 20.
Penelitian yang dilakukan pertama pada tahun 1960 menyatakan bahwa terdapat
hubungan antara obesitas dengan tekanan darah dan obesitas diakui sebagai
penyebab utama peningkatan tekanan darah. Kombinasi antara obesitas dan
hipertensi diduga sebagai penyebab utama terjadinya penyakit kardiovaskular.
Obesitas yang dikaitkan dengan hipertensi adalah obesitas tipe android. Obesitas
tipe ini juga dikaitkan dengan penyakit kardiovaskular seperti hipertensi dan
infark miokard. Terdapat beberapa teori yang menerangkan antara obesitas dan
hipertensi (Landsberg et al., 2013).
1. Aktifitas insulin dan simpatik
Pada seseorang dengan obesitas akan terjadi resistensi insulin. Insulin
yang beredar di peredaran darah akan merangsang saraf simpatis sehingga akan
menyebabkan denyut jantung dan stroke volume meningkat. Peningkatan denyut
jantung dan stroke volume akan menyebabkan kardiak output yang akan
menyebabkan peningkatan tekanan darah. Insulin jugamemiliki efek langsung
pada ginjal sehingga akan menyebabkan terjadinya retensi natrium (Landsberg et
al., 2013).

22
2. Leptin dan SNS (Sympathetic Nervous System)
Asupan kalori yang berlebihan dan kenaikan berat badan akan
merangsang peningkatan sympathetic nervous system (SNS). Peningkatan
tekanan darah secara signifikan terjadi pada individu yang mengalami obesitas.
Aktivitas fisik yang dilakukan akan membantu mencegah kenaikan tekanan darah
pada individu yang mengalami obesitas (Hall, do Carmo, da Silva, Wang, & Hall,
2015). Leptin diproduksi dalam adiposit dan diekskresikan dalam plasma.
Konsentrasi leptin yang beredar didalam darah mencerminkan masa lemak pada
individu. Leptin normalnya dapat menekan nafsu makan namun pada individu
yang obesitas akan terjadi resistensi leptin sehingga tingginya kadar leptin tidak
akan mampu untuk menekan nafsu makan. Leptin meningkatkan tekanan darah
dengan cara merangsang sistem saraf simpatik. Sistem saraf simpatik yang
terangsang akan menyebabkan peningkatan tekanan darah dengan cara
meningkatkan denyut jantung dan isi sekuncup (Landsberg et al., 2013).
3. Sistem Renin Angiotensin dan Aldosteron (SRAA)
Sistem renin angiotensin aldosteron akan diaktifkan pada individu yang
mengalami obesitas. Tingkat aldosteron akan meningkat sebanding dengan
kenaikan aktifitas renin. Beberapa mekanisme yang dapat meningkatkan aktifitas
SRAA adalah stimulasi simpatik nervous system, produksi angiotensinogen
dalam jaringan adiposa, dan efek dari asam lemak bebas (Landsberg et al., 2013).
Aktivasi SRAA akan menyebabkan kerusakan glomerulus dan rusaknya nefron
ginjal. Aktivasi angiotensin II akan menyebabkan peningkatan tekanan
hidrostatik glomerulus yang kemudian akan menyebabkan peningkatan tekanan
darah arteri (Hall, do Carmo, da Silva, Wang, & Hall, 2015).
2.7.1 Hubungan Obesitas Sentral dengan Tekanan Darah
Obesitas baik secara general dan sentral erat dikaitkan dengan hipertensi
dan penyakit kardiovaskular. Hal tersebut terjadi karena obesitas akan
meningkatkan kadar leptin yang kemudian akan merangsang peningkatan tekanan
darah. Obesitas yang lebih dikaitkan dengan hipertensi dan penyakit
kardiovaskular adalah obesitas tipe sentral (Landsberg et al., 2013).

23
Banyak penelitian yang membandingkan korelasi antara obesitas sentral
dengan tekanan darah dan obesitas general dengan tekanan darah. IMT dan LP
dapat memberikan informasi mengenai obesitas general dan obesitas sentral. IMT
memiliki kelemahan jika dibandingkan LP sebab IMT tidak dapat digunakan
dalam keadaan tertentu seperti pada atlet. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Sumayku, Pandeleki, & Wongkar (2014) menyatakan bahwa IMT secra
signifikan mempengaruhi tekanan darah sistolik dan diastolik dengan nilai p
sebesar 0,001 dan 0,004. LP juga memiliki korelasi yang signifikan dengan
tekanan darah sitolik dan diastolik dengan nilai p 0,000 dan 0,002. Penumpukan
lemak didaerah abdomen sering dikaitakn dengan peningkatan tekanan darah.
Pengukuran LP merupakan tehnik pengukuran antropometri yang dapat
mencerminkan timbunan lemak di daerah abdomen. LP dikatakan memiliki
korelasi yang tinggi dengan kemak intraabdominal yang terdiri lemak viseral atau
lemak intraperitoneal (Sudoyo A. , Alwi, Simadibrata, Setyohadi, & Syam,
2014).
Obesitas sentral dapat memicu terjadinya hipertensi. Jika terjadi
penumpukan lemak di bagian abdomen akan menyebabkan penurunan
adiponektin, menurunkan pengambilan asam lemak bebas oleh mitokondria
sehingga oksidasi berkurang dan menyebabkan akumulasi lemak bebas intasel.
Kelebihan asam lemak bebas ini akan menyebabkan resistensi insulin. Keadaan
hiperinsulinemia akan menyebabkan vasokontriksi dan reabsorbsi natrium di
ginjal dan akhirnya mengakibatkan hipertensi. Penumpukan lemak di abdomen
erat kaitannya dengan kolesterol. Sel lemak di perut memiliki ikatan yang lemah
sehingga mudah terlepas dan masuk ke pembuluh darah. Hal ini akan
memperparah keadaan hipertensi yang ada (Supariasa, Bakri, & Fajar, 2012).

24
2.8 Kerangka Teori Hipertensi

- Umur
Tidak dapat
- Genetik
diubah - Resistensi Insulin
- Etnis
Sentral
Faktor Risiko
Hipertensi
- Genet Senyawa Vasoaktif
Dapat Diubah Obesitas General
ik
- Etnis
Merokok - Geneti
- Genetik k Peran Kendali
- Etnis
Konsumsi - Etnis Saraf Autonom Tekanan
Alkohol Darah
- Genetik
- Etnis
Aktivitas Peran SRAA
Fisik
- Genetik
Peran Dinding
-Stres
Etnis
Vaskular
Konsumsi
- Genetik
Garam
- Etnis
- Genetik
- Etnis Gambar 2.3 Kerangka Teori
25
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Lingkar Pinggang Obesitas Indeks Massa Tubuh

Faktor lain yang


Tekanan Darah mempengaruhi: umur,
genetik, etnis, merokok,
konsumsi alkohol,
kurangnya aktivitas fisik,
dan stres

Gambar 3.1 Konsep Penelitian

Keterangan:
: Variabel yang diteliti

: Variabel yang tidak diteliti

26
3.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis nul:
1. Tidak ada hubungan antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah
berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa baru 2017 di Universitas
Mulawarman.
2. Tidak ada hubungan antara lingkar pinggang dengan tekanan darah
berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa baru 2017 di Universitas
Mulawarman.
3. Tidak ada perbedaan kekuatan korelasi antara indeks massa tubuh dan
lingkar pinggang dengan tekanan darah berdasarkan jenis kelamin pada
mahasiswa baru 2017 di Universitas Mulawarman.
Hipotesis alternatif:
1. Ada hubungan antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah
berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa baru 2017 di Universitas
Mulawarman.
2. Ada hubungan antara lingkar pinggang dengan tekanan darah
berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa baru 2017 di Universitas
Mulawarman.
3. Ada perbedaan kekuatan korelasi antara indeks massa tubuh dan
lingkar pinggang dengan tekanan darah berdasarkan jenis kelamin pada
mahasiswa baru 2017 di Universitas Mulawarman.

27
BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian


Desain penelitian ini menggunakan studi analisis dengan pendekatan
cross-sectional yaitu jenis penelitian yang pengukuran variabelnya dilakukan
hanya satu kali pada satu saat.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian


4.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Klinik Universitas Mulawarman.
4.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada periode Februari-April 2018.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian


4.3.1 Populasi Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa baru 2017 di
Universitas Mulawarman.
4.3.2 Sampel Penelitian
Sampel penelitian ini berasal dari populasi semua mahasiswa baru 2017 di
Universitas Mulawarman yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
dengan menggunakan metode total sampling.

4.4 Kriteria Sampel Penelitian


4.4.1 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah penentuan sampel yang didasarkan atas
karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi yang akan diteliti.
Kriteria inklusi penelitian ini adalah:
1. Seluruh mahasiswa baru 2017 di Universitas Mulawarman yang
melakukan pemeriksaan kesehatan di poliklinik Universitas Mulawarman.

28
2. Memiliki status rekam medik lengkap dengan data berat badan, tinggi
badan, lingkar pinggang, dan tekanan darah.
4.4.2 Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi merupakan kriteria untuk menghilangkan atau
mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria eksklusi dari
penelitian ini adalah:
1. Mahasiswa baru 2017 yang memiliki rekam medik lengkap namun tidak
dapat dibaca karena sobek, kabur, dan luntur.

4.5 Variabel Penelitian


Variabel bebas : Indeks massa tubuh dan lingkar pinggang.
Variabel terikat : Tekanan darah.

4.6 Definisi Operasional


4.6.1 Indeks Massa Tubuh
Definisi Operasional: Hasil pembagian berat badan dalam (kg) dengan tinggi
badan dalam satuan meter kuadrat (m2) untuk menentukan
status gizi.
Hasil Ukur : Underweight (18,5 kg/m2)
Normal (18,5-22,9 kg/m2)
Overweight (23-24,9 kg/m2)
Obesitas (>25 kg/m2)
Skala : Rasio.
4.6.2 Lingkar Pinggang
Definisi Operasional: Besaran lingkar pinggang yang tercantum dalam rekam
medik Klinik Universitas Mulawarman yang diukur oleh
mahasiswa Tim Bantuan Medis Azygos yang sudah
mendapatkan pelatihan sebelumnya.
Hasil Ukur : 1. Laki-laki
Obesitas sentral (≥90 cm)
Tidak obesitas sentral (<90 cm)
29
2. Perempuan
Obesitas sentral (≥80 cm)
Tidak obesitas sentral (<80 cm)
Skala : Rasio.
4.6.3 Tekanan Darah
Definisi Operasional: Tekanan darah yang tercantum dalam rekam medik Klinik
Universitas Mulawarman yang diukur oleh mahasiswa Tim
Bantuan Medis Azygos yang sudah mendapatkan pelatihan
sebelumnya dan dalam pengukuran tekanan darah
penelitian ini dibedakan antara tekanan darah sistolik dan
diastolik.
Hasil Ukur : 1. Tekanan darah sistolik:
Normal (<120mmHg)
Prehipertensi (120-139 mmHg)
Hipertensi (≥140 mmHg)
2. Tekanan darah diastolik:
Normal (<80 mmHg)
Prehipertensi (80-89 mmHg)
Hipertensi (≥90 mmHg)
Skala : Rasio.

4.7 Pengolahan dan Penyajian Data


4.7.1 Pengolahan Data
Pengumpulan data penelitian menggunakan data sekunder, yaitu data yang
diperoleh dari rekam medik Klinik Universitas Mulawarman yang diolah
menggunakan program komputer yaitu Microsoft Excel dan SPSS Statistic
Versi20 32 bit.
4.7.2 Penyajian Data
Data yang telah diolah ditampilkan dalam bentuk tabel yang disertai
penjelasan bersifat deskriptif.

30
4.8 Analisis Data Penelitian
4.8.1 Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisis yang bertujuan untuk mendeskripsikan
dan menjelaskan karakteristik penelitian baik dalam bentuk narasi dan tabel.
4.8.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel
bebas dan variabel terikat.
1. Uji normalitas data
Untuk uji normalitas data digunakan uji Kolmogorov-smirnov dengan
nilai kemaknaan p>0,05 karena jumlah sampel yang digunakan >50.
2. Apabila pada uji normalitas data tidak terdistribusi secara normal maka
dilakukan uji Korelasi Spearman. Nilai p<0,05 menandakan terdapat
korelasi yang signifikan antara kedua variabel. Jika nilai p>0,05 maka
tidak ada korelasi yang signifikan antara kedua variabel. Jika nilai
koefisien korelasi memiliki tanda positif berarti jika satu variabel
meningkat maka variabel yang lain akan ikut meningkat. Jika koefisien
korelasi memiliki tanda negative berarti jika satu variabel meningkat
maka variabel yang lain akan menurun.
3. Apabila data terdistribusi secara normal maka digunakan uji Pearson.

31
4.9 Alur Penelitian

Menentukan variabel
penelitian

Menetapkan populasi dan


sampel

Membuat surat ijin melakukan


penelitian di Klinik Universitas
Mulawarman

Melakukan pengumpulan data yang


diambil dengan metode total sampling
kemudian dicatat dan diambil variabel
yang dibutuhkan

Pengolahan dan analisa


data

Penyajian data

Hasil, pembahasan dan


kesimpulan.

Gambar 4.1 Alur Penelitian


32
4.10 Jadwal Kegiatan
Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan

Bulan
Kegiatan Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

Penyusunan
Proposal
Seminar
Proposal
Revisi
Proposal
dan
Pengajuan
Permohonan
Izin
Penelitian di
Komisi Etik
FK Unmul
Pengambilan
dan
Pengolahan
Data
Penyusunan
Pembahasan
Seminar
Hasil
Pembuatan
draft
publikasi
ilmiah

33
BAB 5
HASIL PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum


Penelitian ini dilakukan di Klinik Universitas Mulawarman Samarinda
yang berlokasi di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Penelitian ini dilakukan
dengan mengambil data rekam medik mahasiswa baru 2017 yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi. Pengukuran dalam penelitian ini dilakukan oleh Tim
Bantuan Medis Azygos, meliputi tekanan darah yang diukur menggunakan
sfigmomanometer merek GEA dengan ketelitian 1 mmHg, berat badan diukur
menggunakan timbangan injak model analog jam merek Onemed dengan
ketelitian 1 kg, tinggi badan diukur menggunakan microtoise merek GEA dengan
ketelitian 1 cm, dan LP diukur menggunakan pita pengukur jenis plastic tape
merek Butterfly dengan ketelitian 1 cm. Sampel pada penelitian ini adalah
sebanyak 4272 orang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan IMT
dan LP dengan tekanan darah pada mahasiswa baru 2017 di Universitas
Mulawarman. Penelitian ini menggunakan jenis analitik observasional dengan
pendekatan cross-sectional.

5.2 Karakteristik Responden


Data karakteristik usia mahasiswa baru 2017 di Universitas Mulawarman
yang menjadi sampel penelitian (tabel 5.1) berusia antara 17-21 tahun. Rentang
usia tersebut merupakan kelompok usia dewasa muda. Jumlah responden
terbanyak terdapat pada usia 18 tahun yaitu sebanyak 2539 (59,4%). Penyebaran
usia didominasi oleh usia 18 tahun dan 19 tahun.
Data karakteristik jenis kelamin mahasiswa baru 2017 di Universitas
Mulawarman yang menjadi sampel penelitian (tabel 5.1) didominasi oleh
mahasiswa berjenis kelamin perempuan dengan jumlah responden sebanyak 2554
(59,8%).

34
Tabel 5.1 Karakteristik Responden
Variabel N %
Usia
17 tahun 336 7,9
18 tahun 2539 59,4
19 tahun 1102 25,8
20 tahun 236 5,5
21 tahun 59 1,4
Jenis Kelamin
Laki-laki 1718 40,2
Perempuan 2554 59,8
Jumlah 4272 100

5.3 Analisis Univariat


5.3.1 Distribusi Indeks Massa Tubuh berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi IMT pada penelitian ini didapatkan bahwa responden terbanyak
pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan terbanyak dalam kategori normal
(tabel 5.2). IMT rata-rata responden pada jenis kelamin laki-laki dalam penelitian
ini adalah 21,93 sedangkan jenis kelamin perempuan rata-ratanya adalah 21,25.
Nilai minimum dan maksimum yang didapatkan pada jenis kelamin laki-laki dan
perempuan adalah 13 dan 49. Jumlah responden yang mengalami obesitas lebih
banyak terjadi pada jenis kelamin perempuan.

Tabel 5.2 Distribusi Indeks Massa Tubuh


Laki-laki Perempuan
IMT (kg/m2)
N % N %
Underweight (<18,5) 392 22,8 743 29,1
Normal (18,5-22,9) 725 42,2 1052 41,2
Overweight (23-24,9) 210 12,2 311 12,2
Obesitas (≥25) 391 22,8 448 17,5
Jumlah 1718 100 2554 100

5.3.2 Distribusi Lingkar Pinggang berdasarkan Jenis Kelamin


Distribusi LP pada penelitian ini didapatkan bahwa responden terbanyak
pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan memiliki LP dalam kategori tidak
obesitas sentral (tabel 5.3). LP rata-rata responden pada jenis kelamin laki-laki
35
dalam penelitian ini adalah 76,73 sedangkan jenis kelamin perempuan
rata-ratanya adalah 72,82. Nilai minimum dan maksimum yang didapatkan pada
jenis kelamin laki-laki adalah 45 dan 170, sedangkan pada jenis kelamin
perempuan adalah 45 dan 167. Jumlah responden yang mengalami obesitas
sentral lebih banyak terjadi pada jenis kelamin perempuan sebanyak 532
responden (20,8%).

Tabel 5.3 Distribusi Lingkar Pinggang


Jenis Kelamin Lingkar Pinggang (cm) N %
Laki- laki Tidak Obesitas Sentral (<90) 1487 86,6
Obesitas Sentral (≥90) 231 13,4
Perempuan Tidak Obesitas Sentral (<80) 2022 79,2
Obesitas Sentral (≥80) 532 20,8
Jumlah 4272 100

5.3.3 Distribusi Tekanan Darah Sistolik dan Tekanan Darah Diastolik


berdasarkan Jenis Kelamin
Distribusi tekanan darah sistolik pada penelitian ini didapatkan bahwa
responden terbanyak pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan terbanyak
dalam kategori normal (tabel 5.4). Tekanan darah sistolik rata-rata responden
pada jenis kelamin laki-laki dalam penelitian ini adalah 120,33 sedangkan jenis
kelamin perempuan rata-ratanya adalah 114,05. Nilai minimum dan maksimum
yang didapatkan pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan adalah 90 dan 150.
Jumlah responden yang mengalami hipertensi berdasarkan tekanan darah sistolik
lebih banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 172 responden
(10,0%).
Distribusi tekanan darah diastolik pada penelitian ini didapatkan bahwa
responden terbanyak pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan terbanyak
dalam kategori normal (tabel 5.4). Tekanan darah diastolik rata-rata responden
pada jenis kelamin laki-laki dalam penelitian ini adalah 79,03 sedangkan jenis
kelamin perempuan rata-ratanya adalah 75,57. Nilai minimum dan maksimum
yang didapatkan pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan adalah 60 dan 110.
Jumlah responden yang mengalami hipertensi berdasarkan tekanan darah sistolik
36
lebih banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 427 responden
(24,9%).

Tabel 5.4 Distribusi Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik


Tekanan Darah Sistolik Laki-laki Perempuan
(mmHg) N % N %
Normal (<120) 1187 69,1 2245 87,9
Prehipertensi (120-139) 359 20,9 249 9,7
Hipertensi (≥140) 172 10,0 60 2,3
Tekanan Darah Diastolik
(mmHg)
Normal (<80) 1291 75,1 2213 86,6
Prehipertensi (80-89) 0 0 0 0
Hipertensi (≥90) 427 24,9 341 13,4
Jumlah 1718 100 2554 100

5.4 Normalitas Sebaran


Berdasarkan hasil uji normalitas data menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov didapatkan bahwa IMT dan LP pada penelitian ini
terdistribusi secara tidak normal (p = 0,000) kemudian dilakukan transformasi
data (tabel 5.5). Setelah dilakukan transformasi data nilai kemaknaan pada IMT
dan LP didapatkan nilai p=0,000, yang berarti nilai p kurang dari 0,05 yang
menggambarkan data terdistribusi secara tidak normal.
Tabel. 5.5 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov pada Indeks Massa Tubuh dan Lingkar
Pinggang
Variabel p-value
Indeks Massa Tubuh 0,000
Lingkar Pinggang 0,000

5.5 Analisis Bivariat


5.5.1 Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang dengan
Tekanan Darah berdasarkan Jenis Kelamin Laki-laki
Berdasarkan uji Spearman didapatkan bahwa terdapat hubungan antara
IMT dengan tekanan darah sistolik dan diastolik pada mahasiswa laki-laki dengan
nilai p <0,001. Pada mahasiswa laki-laki ditemukan terdapat hubungan antara LP
dengan tekanan darah sistolik dan diatolik dengan nilai p < 0,001 (tabel 5.6).
37
Tabel 5.6 Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang dengan Tekanan Darah
berdasarkan Jenis Kelamin Laki-laki
Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Laki-laki Laki-laki
Indeks Massa Tubuh
p <0,001 p <0,001
Laki-laki
N = 1718 N = 1718
Lingkar Pinggang
p <0,001 p <0,001
Laki-laki
N = 1718 N = 1718

5.5.2 Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang dengan


Tekanan Darah berdasarkan Jenis Kelamin Perempuan
Berdasarkan uji Spearman didapatkan bahwa terdapat hubungan antara
IMT dengan tekanan darah sistolik dan diastolik pada mahasiswa perempuan
dengan nilai p<0,001. Pada mahasiswa perempuan ditemukan terdapat hubungan
antara LP dengan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan nilai p < 0,001
(tabel 5.7).

Tabel 5.7 Hubungan Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang dengan Tekanan Darah
berdasarkan Jenis Kelamin Perempuan
Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Perempuan Perempuan
Indeks Massa Tubuh
p < 0,001 p <0,001
Perempuan
N = 2554 N = 2554
Lingkar Pinggang
p <0,001 p <0,001
Perempuan
N = 2554 N = 2554

5.6 Korelasi antara Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang


berdasarkan Jenis Kelamin dengan Tekanan Darah
Berdasarkan uji Spearman didapatkan bahwa pada mahasiswa dengan
jenis kelamin laki-laki IMT berkorelasi lebih kuat terhadap tekanan darah sistolik
dan diastolik dengan nilai r=0,313 dan r=0,223. Sedangkan pada mahasiwa

38
perempuan IMT lebih kuat berkorelasi terhadap tekanan darah sistolik dan
diastolik dibandingkan dengan LP, nilai r yang didapatkan adalah r=0,273 dan
r=0,204.

Tabel 5.8 Korelasi Spearman antara Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang
berdasarkan Jenis Kelamin dengan Tekanan Darah
Jenis Tekanan Darah Tekanan Darah
Kelamin Sistolik Diastolik
Laki-laki
IMT r = 0,313 r = 0,223
p <0,001 p <0,001
N = 1718 N = 1718
LP r = 0,299 r = 0,242
p <0,001 p <0,001
N = 1718 N = 1718
Perempuan
IMT r = 0,273 r = 0,204
p <0,001 p <0,001
N = 2554 N = 2554
LP r = 0,232 r = 0,193
p <0,001 p <0,001
N = 2554 N = 2554

Tabel 5.9 Korelasi Spearman antara IMTdan LP dengan Tekanan Darah


Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
IMT r = 0,300 r = 0,223
p <0,001 p <0,001
N = 4272 N = 4272
LP r = 0,292 r = 0,237
p <0,001 p <0,001
N = 4272 N = 4272

39
BAB 6
PEMBAHASAN
Penelitian ini untuk mencari hubungan antara IMT dan LP dalam
terjadinya peningkatan tekan darah yang dilakukan di Klinik Universitas
Mulawarman pada mahasiswa baru 2017. Hasil analisis penelitian akan diuraikan
dalam pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian.

6.1 Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Tekanan Darah berdasarkan


Jenis Kelamin
Pada penelitian ini didapatkan mahasiswa laki-laki dengan IMT
overweight dan obesitas adalah sebanyak 210 (12,22%) dan 391 (22,76%).
Penelitian ini juga menyatakan bahwa terdapat hubungan antara IMT dengan
tekanan darah sistolik dan diastolik dengan nilai p <0,001. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Hilmanto, Djais, dan Marina (2008) yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara IMT pada laki-laki dan tekanan
darah sistolik maupun diastolik dengan nilai p <0,001. Penelitian ini juga sejalan
dengan penelian Dua, Bhunker, Sharma, Dhall, dan Kapoor (2014) yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara IMT pada laki-laki dengan tekanan
darah sistolik dan diastolik. Penelitian yang dilakukan oleh Emha, Pintaningrum,
& Syamsun (2015) memperoleh hasil yang berbeda yaitu tidak terdapat hubungan
antara IMT dengan tekanan darah sistolik, nilai p yang didapatkan adalah p =
0,692.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa mahasiswa perempuan dengan
IMT obesitas dan overweight adalah sebanyak 447 (17,50%) dan 343 (13,43%).
Penelitian ini menyatakan bahwa terdapat hubungan antara IMT dengan tekanan
sistolik dan diastolik pada mahasiswa dengan jenis kelamin perempuan dengan
nilai p <0,001. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Astuti,
Widyastuti & Candra (2017) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara
IMT responden wanita dengan tekanan darah sistolik. IMT adalah pemeriksaan
umum yang berkaitan dengan indikator obesitas yang berkolerasi tinggi dengan
massa lemak tubuh dan penting untuk mengidentifikasi orang obesitas yang
40
mempunyai resiko mengalami komplikasi medis salah satunya hipertensi (Utari,
2007). Penelitian lain yang dilakukan oleh Dua, Bhunker, Sharma, Dhall, &
Kapoor (2014) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara IMT dengan
tekanan darah pada responden wanita dengan nilai p <0,01. Song (2014)
mendapatkan hasil yang serupa yaitu terdapat hubungan antara IMT dan tekanan
darah dengan nilai p <0,001. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Hilmanto, Julistio, & Henny (2008) yang menyatakan bahwa tidak
terdapat hubungan antara IMT dan tekanan darah sistolik maupun diastolik
dengan nilai p = 0,624 dan p = 0,803.
Berdasarkan hasil penelitian diatas didapatkan obesitas memiliki kaitan
yang erat dengan hipertensi. Obesitas adalah suatu kelainan yang ditandai dengan
penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan (WHO, 2017). Obesitas
secara general dapat diukur menggunakan IMT sedangkan obesitas sentral dapat
diukur dengan LP (National Institute for Health and Care Excellent, 2014).
Individu yang mengalami obesitas akan menstimulasi insulin yang akan
menstimulasi saraf simpatis dan kemudian menyebabkan peningkatan tekanan
darah. Insulin juga dapat menstimulasi retensi sodium di ginjal. Retensi sodium
diginjal akan diikuti dengan retensi air sehingga akan meningkatkan volume
darah di intravaskular (Landsberg, et al., 2013).
Leptin adalah produk polipeptida yang dihasilkan oleh adiposit dan
diekskresikan dalam plasma. Konsentrasi leptin yang beredar di dalam darah
mencerminkan masa lemak pada individu. Peran leptin secara fisiologis dapat
menekan nafsu makan pada individu yang memiliki IMT normal, sedangkan pada
individu yang mengalami obesitas akan terjadi resistensi leptin sehingga
tingginya kadar leptin tidak akan mampu untuk menekan nafsu makan. Leptin
meningkatkan tekanan darah dengan cara merangsang sistem saraf simpatik.
Leptin yang berlebih dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah dengan cara
menstimulasi saraf simpatik (Landsberg, et al., 2013).
Saraf simpatik yang teraktivasi akan mengakibatkan aliran balik vena
menjadi meningkat sehingga akan mengakibatkan meningkatnya isi sekuncup,
memicu peningkatan denyut jantung serta akan merangsang terjadinya
41
vasokonstriksi pada pembuluh darah. Rangkaian hal tersebut akan mengakibatkan
meningkatnya tekanan darah pada individu yang mengalami obesitas (Sherwood,
2014). Pada individu yang mengalami obesitas aktifitas fisik yang dilakukan akan
membantu mencegah kenaikan tekanan darah (Hall, do Carmo, da Silva, Wang,
& Hall, 2015).
Perbedaan hasil penelitian pada individu laki-laki dapat terjadi sebab pada
penelitian yang dilakukan oleh Emha, Pintaningrum, & Syamsun (2015) peneliti
tidak membagi responden berdasarkan kelompok jenis kelamin sehingga
memberikan gambaran yang berbeda dengan penelitian ini. Perbedaan
karakteristik pada tiap responden juga dapat mempengaruhi hasil dari penelitian
ini. Perbedaan hasil penelitian pada individu perempuan dapat dikarenakan
perbedaan karakteristik tiap individu yang berbeda. Perbedaan jumlah sampel
yang digunakan juga dapat mempengaruhi hasil penelitian. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Hilmanto, Julistio, & Henny (2008) hanya terdapat 34 sampel
yang mengalami obesitas

6.2 Hubungan Lingkar Pinggang dengan Tekanan Darah berdasarkan


Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat hubungan antara LP dan tekanan
darah sistolik dan diastolik pada jenis kelamin laki-laki dengan nilai p <0,001.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kapil, Bhadoria,
Sareen, & Kaur (2013) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara LP dengan tekanan darah sistolik dan diastolik pada responden
laki-laki. Pada penelitian ini dikatakan bahwa seseorang yang memiliki lingkar
perut yang tinggi cenderung mengalami hipertensi. Penelitian lain yang dilakukan
oleh Zhang et al (2016) mendapatkan hasil serupa yaitu terdapat hubungan antara
LP dengan tekanan darah sistolik dan diastolik. Zhang menyatakan bahwa LP
yang tinggi dapat menyebabkan individu tersebut mengalami hipertensi baik
untuk jenis kelamin laki-laki maupun jenis kelamin perempuan, namun pada
penelitian tersebut dikatakan bahwa risiko hipertensi pada individu dengan LP
yang tinggi lebih kuat pada perempuan dibandingkan laki-laki. Penelitian ini
42
tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Manungkalit, Kusnanto, &
Purbosari (2015) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara LP
dengan tekanan darah sistolik maupun diastolik pada penduduk usia dewasa awal
di wilayah kecamatan Gerih Kabupaten Nganjuk dengan nilai p = 0,306 dan p =
0,801. Hal ini dikarenakan bahwa resiko hipertensi tidak dipengaruhi oleh ukuran
besar LP karena pada usia dewasa muda dengan memiliki LP yang normal terjadi
peningkatan terjadinya hipertensi dan juga dipengaruhi jenis kelamin
(Manungkalit, Kusnanto, & Purbosari, 2015)
Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat hubungan antara LP dengan
tekanan darah sistolik dan diastolik pada perempuan dengan nilai p <0,001.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Song (2014) yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara tekanan darah sistolik dan diastolik
pada perempuan dengan nilai p masing-masing <0,001. Aguirre, Koehler, &
Tovar (2015) mendapatkan hasil yang serupa bahwa terdapat hubungan antara LP
dengan tekanan darah sistolik dan diastolik dengan nilai p = 0,007 dan p = 0,008.
Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa LP merupakan identifikasi yang
potensial untuk memprediksi hipertensi. Penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Manungkalit, Kusnanto,& Purbosari (2015)
mendapatkan hasil serupa yaitu hasil analisa korelasi menggunakan pearson
menunjukan nilai p = 0,062 sehingga dapat diartikan tidak terdapat hubungan
antara LP dan tekanan darah sistolik dan diastolik.
Obesitas memiliki kaitan yang erat dengan hipertensi. Secara teori LP
dapat digunakan sebagai indikator terjadinya obesitas sentral. Penumpukan lemak
didaerah abdomen sering dikaitakan dengan peningkatan tekanan darah. LP
dikatakan memiliki korelasi yang tinggi dengan lemak intraabdominal yang
terdiri dari lemak viseral atau lemak intraperitoneal (Sudoyo A. , Alwi,
Simadibrata, Setyohadi, & Syam, 2014).
Obesitas sentral dapat memicu terjadinya hipertensi. Jika terjadi
penumpukan lemak di bagian abdomen akan menyebabkan penurunan
adiponektin, menurunkan pengambilan asam lemak bebas oleh mitokondria
sehingga oksidasi berkurang dan menyebabkan akumulasi lemak bebas intrasel.
43
Kelebihan asam lemak bebas ini akan menyebabkan resistensi insulin. Keadaan
hiperinsulinemia akan menyebabkan vasokonstriksi dan reabsorbsi natrium di
ginjal dan akhirnya mengakibatkan hipertensi. Penumpukan lemak di abdomen
erat kaitannya dengan kolesterol. Sel lemak di perut memiliki ikatan yang lemah
sehingga mudah terlepas dan masuk ke pembuluh darah. Hal ini akan
memperparah keadaan hipertensi yang ada (Supariasa, Bakri, & Fajar, 2012).
Perbedaan hasil penelitian pada individu laki-laki dan perempuan dapat
terjadi akibat berbedanya jenis analisis yang digunakan dan jumlah sampel yang
digunakan dalam penelitian tersebut. Pada penelitian Manungkalit, Kusnanto,
Purbosari (2015) menggunakan analisa korelasi pearson dan sampel sebanyak 58
orang, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan analisa korelasi spearman
dan sampel sebanyak 4272 orang.

6.3 Korelasi antara Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang dengan
Tekanan Darah Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada penelitian ini didapatkan IMT pada mahasiswa laki-laki berkorelasi
lebih kuat terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik dibandingkan dengan LP
dengan nilai r = 0,313 dan 0,223. Sedangkan pada mahasiswa perempuan IMT
lebih kuat berkorelasi terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik dibandingkan
dengan LP, nilai r yang didapatkan adalah r = 0,273 dan r = 0,204. Hal ini dapat
diartikan jika pada mahasiswa laki-laki IMT memiliki korelasi yang sedang
terhadap tekanan darah sistolik dan korelasi lemah terhadap tekanan darah
diastolik, sedangkan pada mahasiswa perempuan IMT berkorelasi secara lemah
baik dengan tekanan darah sistolik maupun diastolik.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Song (2014)
yang menyatakan bahwa IMT memiliki korelasi yang lebih baik terhadap tekanan
darah sistolik maupun diastolik jika dibandingkan dengan LP pada kedua gender.
Dong, et al (2009) menyatakan bahwa secara statistik laki-laki dengan IMT tinggi
memiliki risiko 6,285 kali untuk mengalami hipertensi, sedangkan jika memiliki
LP yang tinggi hanya berisiko 1,231 kali untuk mengalami hipertensi. Pada
perempuan didapatkan hasil yang serupa dimana risiko mengalami hipertensi
44
lebih tinggi pada individu dengan IMT yang tinggi dibandingkan dengan LP yang
tinggi.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ekowati
(2015) yang menyatakan bahwa LP memiliki korelasi lebih kuat jika
dibandingkan dengan IMT. Penelitian lain yang dilakukan oleh Brar &
Badaruddoza (2013) yang menyatakan bahwa LP merupakan prediktor yang lebih
baik dalam mendeteksi sindroma kardiometabolik termasuk hipertensi. IMT dan
LP secara teori dapat mempengaruhi tekanan darah. Obesitas dapat dibagi
menjadi obesitas general dan obesitas sentral (tipe android). Obesitas general
dapat diukur dengan menggunakan IMT sedangkan obesitas sentral dapat diukur
dengan menggunakan LP (National Institute for Health and Care Excellent,
2014). Nilai IMT dapat digunakan sebagai indeks sederhana untuk menentukan
apakah seseorang mengalami obesitas. Batasan IMT yang digunakan di Indonesia
adalah kategori yang disesuaikan dengan kriteria Asia Pasifik. Seseorang
dikatakan obesitas apabila memiliki nilai IMT ≥25,0. Indikator lain yang dapat
digunakan untuk mengetahui apakah seseorang menderita obesitas adalah LP
(Sudoyo., et al, 2014). LP dapat digunakan untuk mengidentifikasi terjadinya
sindroma metabolik. Pada pria LP dikatakan tinggi apabila berukuran ≥90 cm.
Nilai LP pada wanita dikatakan tinggi apabila berukuran ≥80 cm (WHO, 2011).
Obesitas dapat terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan antara kalori
yang masuk dan kalori yang keluar. Gangguan keseimbangan ini dipengaruhi
oleh beberapa faktor yaitu pusat pengaturan rasa lapar, genetik, lingkungan, dan
sinyal psikologis. Sinyal-sinyal tersebut dapat bersifat anabolik dan katabolik
serta dibagi menjadi dua kategori yang dibagi menjadi sinyal pendek dan sinyal
panjang. Sinyal pendek mengatur porsi makan dan waktu makan seseorang.
Sinyal tersebut berhubungan dengan distensi lambung, kecepatan pengosongan
lambung dan peptida gastrointestinal yang diperankan oleh kolesitokinin. Sinyal
panjang diperankan oleh leptin dan insulin yang mengatur distribusi,
penyimpanan dan keseimbangan antara energi yang masuk dan energi yang
dikeluarkan (Sherwood, 2014).

45
Leptin adalah senyawa yang disekresikan oleh jaringan adiposa yang
berfungsi untuk merangsang otak memberikan sinyal kenyang dan menurunkan
berat badan (Ahima, 2008). Lemak yang berasal dari makanan akan masuk ke
dalam tubuh dan diabsorbsi di pencernaan. Peningkatan kadar lemak akan diikuti
dengan peningkatan leptin. Leptin akan menyebabkan lemak di dalam serum
disimpan di dalam adiposa. Pada individu dengan obesitas kadar leptin yang
berlebih tidak mampu menekan nafsu makan sebab telah terjadi resistensi leptin.
Resistensi leptin ini pula yang akan menyebabkan lemak tetap berada didalam
serum (Mantzoros, et al., 2011).
Leptin meningkatkan tekanan darah dengan cara merangsang sistem
saraf simpatik. Sistem saraf simpatik yang terangsang akan menyebabkan
peningkatan tekanan darah dengan cara meningkatkan denyut jantung dan isi
sekuncup (Landsberg et al., 2013). Leptin berperan pada obesitas general maupun
sentral, namun peran leptin pada obesitas sentral tidak dominan sebab pada
obesitas sentral adiponektin juga turut berperan. Obesitas yang lebih sering
dikaitkan dengan penyakit jantung dan pembuluh darah jantung adalah obesitas
sentral (tipe android). Hal ini disebabkan karena lemak viseral yang tertumpuk di
dalam tubuh akan menghasilkan mekanisme proinflamasi yang bersama dengan
asam lemak bebas akan meningkatkan risiko penyakit jantung dan
kardiovaskular.
Banyak penelitian yang membandingkan korelasi antara obesitas sentral
dengan tekanan darah dan obesitas general dengan tekanan darah. IMT dan LP
dapat memberikan informasi mengenai obesitas general dan obesitas sentral. IMT
memiliki kelemahan jika dibandingkan LP sebab IMT tidak dapat digunakan
dalam keadaan tertentu seperti pada atlet, karena pada atlet IMT meningkat
dikarenakan meningkatnya massa otot akibat dari hipertrofi otot, sehingga
menjadi kurang spesifik untuk menilai IMT yang sesungguhnya (Supariasa, Bakri,
& Fajar, 2012).
Penumpukan lemak didaerah abdomen sering dikaitakan dengan
peningkatan tekanan darah. Pengukuran LP merupakan teknik pengukuran
antropometri yang dapat mencerminkan timbunan lemak di daerah abdomen. LP
46
memiliki korelasi yang tinggi dengan lemak intraabdominal yang terdiri dari
lemak viseral atau lemak intraperitoneal (Sudoyo, Alwi, Simadibrata, Setyohadi,
& Syam, 2014).
Obesitas sentral dapat memicu terjadinya hipertensi. Jika terjadi
penumpukan lemak di bagian abdomen akan menyebabkan penurunan
adiponektin, menurunkan pengambilan asam lemak bebas oleh mitokondria
sehingga oksidasi berkurang dan menyebabkan akumulasi lemak bebas intrasel.
Kelebihan asam lemak bebas ini akan menyebabkan resistensi insulin. Keadaan
hiperinsulinemia akan menyebabkan vasokonstriksi dan reabsorbsi natrium di
ginjal dan akhirnya mengakibatkan hipertensi. Penumpukan lemak di abdomen
erat kaitannya dengan kolesterol. Sel lemak di perut memiliki ikatan yang lemah
sehingga mudah terlepas dan masuk ke pembuluh darah. Hal ini akan
memperparah keadaan hipertensi yang ada (Supariasa, Bakri, & Fajar, 2012).
Perbedaan hasil penelitian ini dapat dikarenakan jumlah sampel yang
mengalami obesitas general dan obesitas sentral. Pada penelitian yang dilakukan
oleh Brar & Badaruddoza (2013) IMT dan LP, keduanya berpengaruh dalam
menyebabkan peningkatan tekanan darah, namun individu yang mengalami
obesitas sentral jauh lebih banyak dibandingkan yang mengalami obesitas general
sehingga perbedaan karakteristik sampel ini dapat menyebabkan LP berkorelasi
lebih kuat jika dibandingkan dengan IMT. Pada penelitian ini jumlah sampel
yang mengalami obesitas general adalah sebanyak 839 orang sedangkan yang
mengalami obesitas sentral adalah sebanyak 763 orang. Perbedaan jumlah sampel
ini dapat menyebabkan perbadaan hasil analisis korelasi.

47
BAB 7
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan Penelitian


Berdasarkan dari hasil dan pembahasan, kesimpulan dari penelitian ini
adalah:
1. Terdapat hubungan signifikan antara indeks massa tubuh mahasiswa laki-laki
dan mahasiswa perempuan dengan tekanan darah sistolik dan diastolik.
2. Terdapat hubungan signifikan antara lingkar pinggang mahasiswa laki-laki
dan mahasiswa perempuan dengan tekanan darah sistolik dan diastolik.
3. Indeks massa tubuh berkorelasi lebih kuat terhadap tekanan darah sistolik
dan tekanan darah diastolik jika dibandingkan dengan lingkar pinggang pada
mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan.

7.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian dengan desain penelitian yang berbeda.
2. Perlu dilakukan penelitian tentang faktor-faktor lain yang mempengaruhi
tekanan darah.
3. Perlu dilakukan penelitian dengan menggunakan indikator obesitas yang
lainnya.

48
DAFTAR PUSTAKA

Aguirre, T., Koehler, A., & Tovar, A. (2015). Hypertension, Waist


Circumference, and Body Composition in a Rural Mexican-American
Population. Journal of Family Medicine & Community Health, 2(7), 1-5.
AHA. (2017, December). American Heart Association, Inc. Retrieved January
2018, from American Heart Association Website:
http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/HighBloodPressure/Under
standSymptomsRisks/Know-Your-Risk-Factors-for-High-Blood-Pressure
_UCM_002052_Article.jsp#mainContent
Ahima, R. S. (2008). Revisiting Leptin's Role in Obesity and Weight Loss. The
Journal of Clinical Investigation, 118(7), 2380-2383.
Anggra, D. H., & Prayitno, N. A. (2013). Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Tekanan Darah Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun
2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan, V, 1.
Anggraini, A. D., Waren, A., Situmorang, E., Asputra, H., & Siahaan, S. S.
(2009). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi
pada Pasien yang Berobat di Poliklinik Dewasa Puskesmas Bengkinang.
Diambil kembali dari
http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2009/02/files-of-drsmed-faktor-ya
ng-berhubungan-dengan-kejadian-hipertensi.pdf
Arisman. (2010). Buku Ajar Ilmu Gizi: Gizi dalam Daur Kehidupan (2 ed.).
Jakarta: EGC.
Arisman. (2010). Obesitas, Diabetes Melitus, dan Dislipidemia. Jakarta: EGC.
Armilawaty, Amalia, H., & Amiruddin, R. (2007). Hipertensi dan Faktor
Risikonya dalam Kajian Epidemiologi. Bagian Epidemiologi FKM
UNHAS.
Astuti, A. A., Widyastuti, N., & Candra, A. (2017). Hubungan Beberapa
Indikator Obesitas dengan Tekanan Darah Wanita Dewasa Muda. Journal
of Nutrition Collage, 219-225.
Bell, K., Twiggs, J., & Olin, B. R. (2015, June 1). Hypertension: The Silent Killer:
Updated JNC-8 Guideline Recommendations. Continuing Education, 1-8.
49
Brar, S. K., & Badaruddoza. (2013). Better Anthropometric to Predict Elevated
Blood Pressure in North Indian Punjabi Adolescents. Journal of
Biological Sciences, 13(3), 139-145.
Daniels. (2009). The Use of BMI in The Clinical Setting. Pediatric, 124,
S35-S41.
Delacroix, S., Chokka, R., & Worthley, S. (2014). Hypertension :
Pathophysiology and Treatment. Journal of Neurology &
Neurophysiologi.
Dong, Z., Zhang, X. G., Zheng, L. Q., Sun, Z. Q., Liu, S. S., Zhang, X. Z., et al.
(2009). Correlation between Body Mass Index, Waist Circumference and
Blood Pressure in Rural Residents from West Part of Liaoning Province.
PubMed, 369-373.
Dua, S., Bhuker, M., Sharma, P., Dhall, M., & Kapoor, S. (2014). Body Mass
Index Relates to Blood Pressure Among Adults. North American Journal
of Medical Sciences, 6(2), 89-95.
Ekowati, D. R. (2015). Hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Ukuran
Lingkar Pinggang terhadap Nilai Rata-rata Tekanan Darah Sistolik dan
Diastolik Anak SD Kelas I - Kelas VI yang Tinggal di Daerah Pantai
Samas Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Emha, H. A., Pintaningrum, Y., & Syamsun, A. (2015). Relationship between
Body Mass Index (BMI) and Blood Pressure in NTB General Hospital.
Journal of Hypertension.
Gibney, M. J., Margetts, B. M., Kearney, J. M., & Arab, L. (2008). Gizi
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2014). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Vol. 12). (I.
Ermita, & I. Ibrahim, Trans.) Singapura: Elsevier.
Hall, J. E., do Carmo, J. M., da Silva, A. A., Wang, Z., & Hall, M. E. (2015).
Obesity-Induced Hypertension: Interaction of Neurohumoral and Renal
Mechanisms. Circulation Research, 991-1006.

50
Hilmanto, D., Djais, J. T., & Marina, H. (2008). Hubungan antara Indeks Massa
Tubuh dan Peningkatan Tekanan Darah pada Anak Remaja Obes dengan
Hipertensi. Bionatura, 10(1).
Isselbacher, & dkk. (2012). Harrison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam (13
ed.). (A. Ahmad H, Trans.) Jakarta: EGC.
Kapil, U., Bhadoria, A. S., Sareen, N., & Kaur, S. (2013). Association of Body
Mass Index and Waist Circumference with Hypertension among School
Children in The Age Group of 5-16 Years Belonging to Lower Income
Group and Middle Income Group in National Capital Territory of Delhi.
Indian Journal of Endocrinology and Metabolism, 17, 345-348.
Kaur, M. (2016). Correlation between Body Mass Index and Blood Pressure in
Adolescents. Pak J Physiol, 12(1), 47-50.
Kumar, V., Abbas, A. K., & Aster, J. C. (2015). Buku Ajar Patologi Robbins (9
ed.). Singapura: Elsevier Saunders.
Kurniawan, A. (2014). Hubungan Lingkar Pinggang (LP) dan Indeks Massa
Tubuh (IMT) dengan Tekanan Darah pada Usia 25-60 Tahun.
Landsberg, L., Aronne, L. J., Beilin, L. J., Burke, F., Igel, L. I., Lloyd-Jones, D.,
et al. (2013). Obesity Related Hypertension: Pathogenesis, Cardiovasculer
Risk and Treatment. The Journal of Clinical Hypertension, 14-33.
Mantzoros, C. S., Magkos, F., Brinkoetter, M., Sienkiewicz, E., Dardeno, T. A.,
Kim, S.-Y., et al. (2011). Leptin in Human Physiology and
Pathophysiology. American Journal of Physiology Endocrinology and
Metabolism, 567-584.
Manungkalit, M., Kusnanto, & Purbosari, A. D. (2015). Hubungan Lingkar
Pinggang dengan Faktor Risiko Diabetes Mellitus (Tekanan Darah, Kadar
Gula Darah dan Indeks Massa Tubuh) pada Usia Dewasa Awal di
Wilayah Kecamatan Gerih Kabupaten Ngawi. Jurnal Ners LENTERA, 3,
21-30.
Mayer, B., Tucker, L., & Williams, S. (2011). Ilmu Gizi Menjadi Sangat Mudah
(2 ed.). Jakarta: EGC.

51
Mayo Clinic. (2012). Datum Mayo Clinic. Retrieved April 25, 2018, from Mayo
Clinic Website:
www.mayoclinic.com/health/high-b;ood-pressure/risk-factors/
Mayo Clinic. (2018). Datum Mayo Clinic. Retrieved April 25, 2018, from Mayo
Clinic web site: www.mayoclinic.org
Morris, J. C. (2013). Pedoman Gizi : Pengkajian dan Dokumentasi. Jakarta:
EGC.
Naing, C., Yeoh, P., Wai, V., Win, N., Kuan, L., & Aung, K. (2016).
Hypertension in Malaysia: An Analysis of Trends From the National
Surveys 1996 to 2011. 1-7.
National Institute for Health and Care Excellent. (2014). Obesity: Identifying,
Assessing and Managing Obesity in Adult Young People and Children.
National Institute for Health and Care Excellent.
NIDDK. (2012). Understanding Adult Overweight and Obesity. Retrieved
February 2018, from
http://www.niddk.nih.gov/health-information/weight-management/adult-o
verweight-obesity
NIH. (2004). NIH. Retrieved January 2018, from NIH Website:
https://www.nhlbi.nih.gov/files/docs/guidelines/jnc7full.pdf
PERKI. (2013). Pedoman Tatalaksana Dislipidemia. PERKI, 1-60.
Perry, A. G., & Potter, P. A. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan :
Konsep Proses, dan Praktik (4 ed., Vol. I). (Y. A. al., Penerj.) Jakarta:
EGC.
Rachmadani, F. (2017). Hubungan gaya hidup dengan kejadian hipertensi pada
usia dewasa awal di puskesmas tamalanrea. Skripsi Fakultas kedokteran
Universitas Hassanudin.
Rilantono, L. I. (2015). Penyakit Kardiovaskular (PKV). Jakarta: Badan Penerbit
FKUI.
RISKESDAS. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

52
Rizaldi, B., Rasjad, A. S., & Rusmartini, T. (2014). Hubungan Lingkar Pinggang
dengan Gula Darah Sewaktu, Tekanan Darah Sistol dan Diastol. 282-288.
Saing, J. (2005). Hipertensi pada remanja. Sari Pediatric, 159-165.
Sherwood, L. (2014). Fisiologi Manusia ; dari Sel ke Sistem (6 ed.). Jakarta:
EGC.
Song, Y.-H. (2014). The Association of Blood Pressure with Body Mass Index
and Waist Circumference in Normal Weight and Oveweight Adolescents.
Journal of Korean J Pediatr, 57(2), 79-84.
Subramaniam. (2010). Hubungan antara stress dan tekanan darah tinggi pada
mahasiswa. Intisari Sains Medis, 4-7.
Sudoyo, A. W., Alwi, I., Simadibrata, M., Setyohadi, B., & Syam, A. F. (2014).
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (6 ed., Vol. II). Jakarta:
InternaPublishing.
Suganti , E., Hardiansyah, & Afriansyah, N. (2009). Faktor Risiko Obesitas
Sentral pada Orang Dewasa di DKI Jakarta: Analisis Lanjut Data
Rikesdas 2007. Faktor Risiko Obesitas Sentral, 32(2).
Sugiharto, A. (2007). Faktor-faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat
(Studi Kasus di Kabupaten Karanganyar). Retrieved January 26, 2018,
from http://eprints.undip.ac.id/16523/1/Aris_Sugiharto.pdf
Sugondo, S. (2014). Obesitas. In A. W. Sudoyo, I. Alwi, M. Simadibrata, B.
Setyohadi, & A. F. Syam, Buku Ajar Penyakit Dalam (pp. 2559-2569).
Jakarta: Interna Publishing.
Sumayku, I. M., Pandelaki, K., & Wongkar, M. C. (2014). Hubungan Indeks
Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang dengan Tekanan Darah pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi. Jurnal
e-Clinic, 2.
Supariasa, I. N. (2012). Pendidikan dan Konsultasi Gizi. Jakarta : EGC.
Supariasa, I., Bakri, B., & Fajar, I. (2012). Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.
Tjokroprawiro, A., Setiawan , P. B., Effendi, C., Santoso, D., & Soegiarto, G.
(2015). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam : Fakultas Kedokteran

53
Universitas Airlangga Rumah Sakit Pendidikan Dr. Soetomo Surabaya (2
ed.). Surabaya: Airlangga University Press .
UNMUL. (2018). UNMUL Corporation. Retrieved January 2018, from UNMUL
Website: http://old.unmul.ac.id/pages/statis/1
Utari. (2007). Hubungan IMT dengan Tingkat Kesegaran Jasmani pada Usia
12-14 Tahun. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.
Wang, F., Tiwari, V. K., & Wang, H. (2014). Risk Factors for Hypertension in
India and China: a Comparative Study. Health and Population(37), 40-49.
WHO. (2011). Waist Circumference and Waist-Hip Ratio: Report of a WHO
Expert Consultation, Geneva, 8-11 December 2008. Geneva: WHO.
WHO. (2013). A Global Brief on Hypertension Silent Killer, Global Public
Health Crisis. WHO, 9-10.
WHO. (2017). Obesity. Retrieved January 13, 2018, from
http://www.searo.who.int/topics/obesity/en/
WHO. (2017). WHO. Retrieved Februari 2018, from WHO Website:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/
WHO. (2018). Obesity and Overweight. Retrieved Februari 2018, from
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs311/en/
Williams, L., & Wilkins. (2011). Ilmu Gizi Menjadi Sangat Mudah. Jakarta:
EGC.
Wolk, R., S. M., A., Shamsuzzaman, & Somers, V. K. (2003). Obesity, Sleep
Apneu, and Hipertension. AHA, 1067-1074.
Yogiantoro, M. (2014). Hipertensi Esensial. In A. A. Sudoyo, Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.
Zhang, M., Zhao, Y., Wang, G., Zhang, H., Ren, Y., Wang, B., et al. (2016).
Body Mass Index and Waist Circumference Combined Predicts
Obesity-Related Hypertension Better Than Either Alone in Rural Chinese
Population. Scientific Reports, 1-8.
Zhang, Y.-X., & Wang, S.-R. (2013). Comparison of Blood Pressure Levels
Among Children and Adolescents with Different Body Mass Index and

54
Waist Circumference: Study in A Large Sample in Shandong, China.
Springer-Verlag, 1-8.

55
LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Sampel Penelitian


Jenis Rentang Jumlah Rentang Rentang Rentang Rentang Rentang Rentang
No. Program Studi
Kelamin Usia Sampel TB BB TDS TDD LP IMT
1 Agribisnis 67 1,40-1,76 37-84 90-140 60-90 58-101 15-30
Laki-laki 18-21 37 1,45-1,76 45-84 90-140 60-90 63-101 15-30
Perempuan 17-19 30 1,40-1,69 37-72 100-130 60-90 58-100 17-25
2 Agrobisnis Perikanan 63 1,33-1,77 34-91 90-150 60-100 58-97 15-37
Laki-laki 17-21 40 1,54-1,77 43-91 100-150 60-100 60-97 16-30
Perempuan 17-19 23 1,33-1,67 34-86 90-140 60-90 58-94 15-37
3 Agroekoteknologi 92 1,42-1,79 31-108 90-140 60-100 53-115 14-46
Laki-laki 17-21 44 1,56-1,79 42-100 100-140 60-100 60-101 15-36
Perempuan 17-20 48 1,42-1,65 31-108 90-130 60-90 53-115 14-46
4 Akuntansi 181 1,40-1,81 32-96 90-150 60-100 54-107 13-38
Laki-laki 17-21 65 1,51-1,81 35-94 90-140 60-100 59-107 13-33
Perempuan 17-20 116 1,40-1,69 32-96 90-150 60-100 54-97 13-38
Bimbingan dan
5 75 1,42-1,77 34-94 90-130 60-100 57-110 15-36
Konseling
Laki-laki 18-21 18 1,55-1,77 40-94 100-130 60-90 62-110 15-36
Perempuan 17-21 57 1,42-1,64 34-86 90-130 60-100 57-97 15-34
6 Biologi 52 1,39-1,75 35-90 90-150 60-100 58-103 16-33
Laki-laki 17-19 9 1,56-1,75 50-90 110-150 60-100 64-103 17-33
Perempuan 17-20 43 1,39-1,69 35-84 90-130 60-90 58-94 16-32
56
(lanjutan)
7 Budidaya Perairan 46 1,46-1,75 36-95 100-140 60-90 58-101 15-32
Laki-laki 17-21 28 1,52-1,75 37-95 110-140 60-90 58-101 15-32
Perempuan 18-20 18 1,46-1,62 36-66 100-120 60-90 59-89 15-30
8 Ekonomi Islam 63 1,44-1,76 38-98 90-140 60-100 58-106 15-33
Laki-laki 17-21 24 1,48-1,76 38-98 100-140 60-100 58-106 15-32
Perempuan 17-21 39 1,44-1,68 38-94 90-140 60-100 59-105 15-33
Ekonomi
9 125 1,44-1,85 32-106 90-140 60-100 48-109 14-36
Pembangunan
Laki-laki 17-21 55 1,48-1,78 37-106 90-140 60-100 59-109 15-36
Perempuan 17-20 70 1,44-1,85 32-85 100-140 60-90 48-101 14-33
10 Farmasi 236 1,42-1,76 35-100 90-140 60-110 56-119 14-39
Laki-laki 17-20 44 1,46-1,76 40-104 90-140 60-100 60-119 16-38
Perempuan 17-21 192 1,42-1,66 35-100 90-140 60-110 56-108 14-39
11 Fisika 32 1,47-1,74 39-83 90-140 60-100 60-96 15-32
Laki-laki 17-19 16 1,56-1,74 45-83 100-140 60-100 64-96 16-32
Perempuan 17-19 16 1,47-1,67 39-65 90-130 60-90 60-87 15-30
Ilmu Administrasi
12 87 1,40-1,87 34-98 90-150 60-110 58-117 16-39
Bisnis
Laki-laki 17-21 26 1,40-1,87 39-98 100-140 60-100 60-117 17-39
Perempuan 17-21 61 1,43-1,65 34-79 90-150 60-110 58-101 16-34

57
(lanjutan)
Ilmu Administrasi
Bisnis Konsentrasi
13 37 1,43-1,74 35-75 90-130 60-90 60-96 15-26
Pariwisata dan Bisnis
Hospitality
Laki-laki 17-21 10 1,54-1,74 47-75 110-130 60-90 65-96 18-25
Perempuan 17-20 27 1,43-1,63 35-60 90-130 60-90 60-82 15-26
Ilmu Administrasi
14 91 1,40-1,83 35-86 100-150 60-100 45-99 15-36
Negara
Laki-laki 17-20 20 1,54-1,83 47-86 100-150 60-100 45-97 16-31
Perempuan 17-21 71 1,40-1,67 35-81 100-140 60-100 56-99 15-36
Ilmu Hubungan
15 73 1,41-1,86 35-102 90-140 60-100 60-117 14-37
Internasional
Laki-laki 17-20 28 1,59-1,86 45-102 100-140 60-100 60-117 14-37
Perempuan 17-20 45 1,41-1,65 35-66 90-130 60-100 60-88 15-32
16 Ilmu Hukum 201 1,42-1,81 35-120 90-150 60-100 45-115 14-42
Laki-laki 17-21 85 1,53-1,81 39-120 100-150 60-100 57-115 15-40
Perempuan 17-20 116 1,42-1,71 35-107 90-140 60-100 45-111 14-42
17 Ilmu Komputer 84 1,38-1,77 38-104 90-150 60-100 59-110 15-34
Laki-laki 17-20 56 1,53-1,77 40-104 90-150 60-100 61-110 15-34
Perempuan 17-20 28 1,38-1,62 38-67 90-130 60-90 59-93 16-34
18 Ilmu Komunikasi 84 1,43-1,84 34-106 90-150 60-110 57-109 15-38
Laki-laki 17-20 36 1,59-1,84 41-106 100-150 60-110 63-109 15-38
Perempuan 17-20 48 1,43-1,73 34-82 90-140 60-90 57-96 15-35

58
(lanjutan)
19 Ilmu Pemerintahan 87 1,42-1,83 38-110 90-140 60-110 60-112 16-43
Laki-laki 17-21 53 1,50-1,83 38-110 90-140 60-110 63-112 16-43
Perempuan 17-20 34 1,42-1,71 38-93 90-140 60-90 60-103 17-36
20 Ilmu Sosiatri 90 1,45-1,81 38-108 90-150 60-90 60-109 14-37
Laki-laki 17-21 44 1,50-1,81 39-108 100-150 60-90 63-109 15-37
Perempuan 17-20 46 1,45-1,66 38-78 90-130 60-90 60-100 13-32
21 Kedokteran Gigi 35 1,50-1,85 41-95 100-150 60-100 61-96 17-36
Laki-laki 17-19 12 1,59-1,85 45-95 110-150 60-100 64-96 17-30
Perempuan 17-20 23 1,50-1,68 41-89 100-130 60-90 61-91 17-36
22 Kehutanan 197 1,41-1,81 37-100 90-150 60-110 60-170 15-39
Laki-laki 17-21 126 1,50-1,81 41-100 90-150 60-110 60-170 15-39
Perempuan 17-21 71 1,41-1,72 37-76 100-140 60-100 60-92 16-32
23 Kesehatan Masyarakat 133 1,41-1,82 30-91 90-150 60-110 57-109 13-36
Laki-laki 17-19 30 1,54-1,82 36-91 100-150 60-100 58-109 15-31
Perempuan 17-21 103 1,41-1,67 30-86 90-140 60-110 57-102 13-36
24 Kimia 43 1,42-1,76 33-83 100-130 70-90 60-100 15-33
Laki-laki 18-19 6 1,62-1,76 43-65 100-130 70-80 60-71 16-24
Perempuan 17-20 37 1,42-1,64 33-83 100-130 70-90 60-100 15-33
25 Manajemen 178 1,40-1,80 29-111 90-140 60-110 48-112 13-38
Laki-laki 17-21 72 1,51-1,80 41-111 90-140 60-110 60-112 16-38
Perempuan 17-20 106 1,40-1,76 29-88 90-140 60-110 48-97 13-34

59
(lanjutan)
Manajemen Sumber
26 48 1,43-1,79 39-130 100-150 60-100 55-125 16-45
Daya Perairan
Laki-laki 17-20 22 1,53-1,79 43-130 100-150 60-100 62-125 16-45
Perempuan 17-20 26 1,43-1,61 39-67 100-130 60-100 55-96 16-28
27 Matematika 22 1,47-1,72 41-123 100-140 70-100 60-137 16-44
Laki-laki 18-20 6 1,59-1,72 41-71 110-140 70-90 60-85 16-24
Perempuan 17-20 16 1,47-1,67 43-123 100-140 70-100 66-137 17-44
Pend Bahasa dan
28 34 1,40-1,71 39-77 100-140 60-100 63-103 16-34
Sastra Indonesia
Laki-laki 17-19 10 1,55-1,71 49-72 110-140 70-90 64-87 18-26
Perempuan 17-20 24 1,40-1,63 39-77 100-130 60-100 63-103 16-34
29 Pend Bahasa Inggris 64 1,43-1,79 35-115 90-150 60-100 60-123 13-44
Laki-laki 18-20 23 1,57-1,79 37-115 110-150 70-100 66-123 13-44
Perempuan 17-20 41 1,43-1,67 35-85 90-130 60-90 60-101 14-36
Pend Bahasa, Sastra
30 22 1,43-1,74 34-88 100-140 60-90 61-98 15-36
Indonesia dan Daerah
Laki-laki 17-19 5 1,60-1,74 45-67 100-140 60-90 62-86 17-22
Perempuan 17-20 17 1,43-1,62 34-88 100-130 60-90 61-98 15-36
31 Pend Biologi 66 1,43-1,71 34-89 100-150 60-100 60-107 13-35
Laki-laki 18-19 6 1,59-1,71 41-88 100-140 70-90 60-107 16-32
Perempuan 17-21 60 1,43-1,70 34-89 100-150 60-100 60-106 13-35

60
(lanjutan)
32 Pend Dokter 59 1,42-1,75 33-125 90-150 60-90 60-167 13-46
Laki-laki 17-19 17 1,59-1,75 40-125 110-150 60-90 62-118 16-46
Perempuan 17-20 42 1,42-1,68 33-78 90-130 60-90 60-167 13-33
33 Pend Ekonomi 67 1,42-1,81 36-103 90-150 60-110 58-113 15-40
Laki-laki 17-20 22 1,50-1,81 43-103 90-140 60-110 63-113 15-40
Perempuan 17-19 45 1,42-1,63 36-88 90-150 60-100 58-105 16-35
34 Pend Fisika 36 1,43-1,74 35-76 100-140 60-90 60-85 16-34
Laki-laki 18-20 8 1,58-1,74 42-64 110-140 70-90 61-80 17-24
Perempuan 17-20 28 1,43-1,69 35-76 100-140 60-90 60-85 16-34
35 Pend Geografi 29 1,42-1,74 35-95 90-130 60-100 58-97 14-40
Laki-laki 18-20 11 1,46-1,74 45-65 110-130 60-100 65-84 17-26
Perempuan 18-21 18 1,42-1,57 35-95 90-130 60-100 58-97 14-40
Pend Guru Pend Anak
36 78 1,39-1,66 26-90 90-150 60-90 55-115 13-36
Usia Dini
Laki-laki 19 1 1,62 46 120 80 72 18
Perempuan 17-21 77 1,39-1,66 26-90 90-150 60-90 55-115 13-36
Pend Guru Sekolah
37 106 1,37-1,70 35-108 90-150 60-100 45-109 15-41
Dasar
Laki-laki 17-20 15 1,58-1,70 45-94 100-150 60-90 62-105 17-37
Perempuan 17-20 91 1,37-1,67 35-108 90-150 60-100 45-109 15-41

61
(lanjutan)
Pend Jasmani
38 Kesehatan dan 67 1,42-1,76 43-86 100-140 60-100 61-102 17-38
Rekreasi
Laki-laki 18-21 51 1,55-1,76 48-86 100-140 60-100 61-102 17-30
Perempuan 18-21 16 1,42-1,69 43-85 100-130 70-90 62-97 17-38
39 Pend Kimia 48 1,39-1,77 37-100 100-130 60-90 56-107 15-33
Laki-laki 18-20 7 1,59-1,77 47-100 110-120 70-90 68-107 17-33
Perempuan 17-20 41 1,39-1,66 37-85 100-130 60-90 56-96 15-32
40 Pend Luar Sekolah 30 1,43-1,84 36-100 100-140 60-100 59-107 16-39
Laki-laki 18-21 7 1,50-1,74 45-100 110-140 70-100 62-105 17-36
Perempuan 18-19 23 1,43-1,84 36-94 100-140 60-100 59-107 16-39
41 Pend Matematika 60 1,42-1,80 36-83 90-140 60-90 60-90 15-29
Laki-laki 18-19 12 1,59-1,80 47-83 110-140 70-90 67-90 17-28
Perempuan 17-20 48 1,42-1,73 36-68 90-130 60-90 60-90 15-29
Pend Matematika
42 Kons Pend Ilmu 11 1,43-1,70 39-69 100-130 70-90 63-83 18-27
Komputer
Laki-laki 17-19 7 1,58-1,70 45-69 100-130 70-90 63-83 18-27
Perempuan 18-19 4 1,43-1,60 39-50 110-130 70-80 70-79 18-24
Pend Pancasila dan
43 59 1,38-1,76 34-100 90-140 60-100 59-107 15-35
Kewarganegaraan
Laki-laki 18-20 24 1,56-1,76 48-97 90-140 60-100 64-107 17-32
Perempuan 17-21 35 1,38-1,69 34-100 90-140 60-100 59-103 15-35

62
(lanjutan)
44 Pend Sejarah 31 1,44-1,74 33-99 90-140 60-90 58-103 16-34
Laki-laki 17-21 17 1,48-1,74 42-99 90-140 60-90 61-103 16-34
Perempuan 17-20 14 1,44-1,69 33-68 100-120 60-80 58-96 16-32
45 Peternakan 26 1,45-1,73 41-88 110-150 60-90 60-100 17-32
Laki-laki 18-20 15 1,54-1,73 45-88 110-150 70-90 60-100 17-32
Perempuan 17-19 11 1,45-1,68 41-79 110-120 60-80 62-89 17-30
46 Psikologi 77 1,45-1,77 31-104 90-150 60-100 53-161 14-40
Laki-laki 18-19 20 1,54-1,76 39-104 100-150 70-100 58-61 15-40
Perempuan 17-21 57 1,45-1,77 31-90 90-130 60-100 53-109 14-37
47 Sastra Indonesia 50 1,40-1,80 32-119 90-150 60-100 58-112 15-49
Laki-laki 18-20 10 1,52-1,80 43-112 100-150 70-100 64-112 16-40
Perempuan 17-21 40 1,40-1,63 32-119 90-140 60-90 58-108 15-49
48 Sastra Inggris 96 1,41-1,80 36-130 90-140 60-100 56-122 15-49
Laki-laki 17-20 30 1,52-1,80 40-130 90-140 60-100 60-122 17-49
Perempuan 17-21 66 1,41-1,71 36-100 90-140 60-100 56-113 15-43
49 Statistika 40 1,40-1,80 37-94 100-140 60-100 63-105 16-32
Laki-laki 18-19 14 1,51-1,80 45-94 110-140 70-100 63-105 16-31
Perempuan 17-20 26 1,40-1,67 37-77 100-140 60-100 63-93 17-32
50 Teknik Elektro 43 1,56-1,86 40-85 100-150 60-100 63-98 16-29
Laki-laki 17-20 40 1,56-1,86 46-85 100-150 60-100 64-98 16-29
Perempuan 18-19 3 1,58-1,59 40-55 110 60-70 63-75 16-22

63
(lanjutan)
51 Teknik Geologi 47 1,43-1,78 39-109 90-150 60-90 56-117 16-38
Laki-laki 17-20 27 1,54-1,78 39-109 90-150 60-90 56-117 16-38
Perempuan 17-21 20 1,43-1,67 39-73 100-120 60-90 61-98 17-32
52 Teknik Industri 43 1,41-1,73 38-84 100-150 60-100 60-99 16-34
Laki-laki 17-20 16 1,52-1,73 44-84 110-150 60-100 60-99 16-30
Perempuan 17-21 27 1,41-1,66 38-81 100-140 60-100 62-96 17-34
53 Teknik Informatika 146 1,38-1,85 34-110 90-150 60-110 56-118 15-38
Laki-laki 17-21 108 1,49-1,85 40-110 100-150 60-110 58-118 15-38
Perempuan 17-19 38 1,38-1,67 34-70 90-140 60-100 56-94 15-30
54 Teknik Kimia 38 1,40-1,77 35-79 100-150 60-100 58-89 14-32
Laki-laki 17-19 12 1,54-1,77 40-79 100-150 60-90 67-83 17-30
Perempuan 18-21 26 1,40-1,64 35-76 100-130 60-100 58-89 14-32
55 Teknik Lingkungan 45 1,47-1,85 40-85 90-150 60-100 57-99 16-33
Laki-laki 17-19 22 1,57-1,85 42-85 100-150 60-90 61-99 16-30
Perempuan 17-19 23 1,47-1,67 40-80 90-140 60-100 57-96 16-33
56 Teknik Pertambangan 50 1,46-1,75 36-110 100-150 60-100 60-98 16-39
Laki-laki 17-20 36 1,53-1,75 41-110 110-150 60-100 62-98 16-39
Perempuan 17-20 14 1,46-1,70 36-79 100-130 60-90 60-88 17-30
57 Teknik Sipil 77 1,45-1,84 34-122 90-150 60-110 56-125 14-43
Laki-laki 17-21 50 1,53-1,84 43-122 90-150 60-110 62-125 15-43
Perempuan 17-21 27 1,45-1,68 34-98 90-140 60-100 56-97 14-39

64
(lanjutan)
Teknologi Hasil
58 39 1,44-1,79 40-100 100-140 60-100 61-108 16-33
Perikanan
Laki-laki 18-20 26 1,52-1,79 43-100 100-140 60-100 61-108 17-33
Perempuan 18-19 13 1,44-1,60 40-79 100-120 60-80 64-79 16-32
Teknologi Hasil
59 66 1,39-1,75 35-84 90-150 60-100 62-96 15-31
Pertanian
Laki-laki 17-21 37 1,50-1,75 43-84 100-150 60-100 62-96 16-31
Perempuan 17-20 29 1,39-1,73 35-70 90-140 60-90 62-90 15-27
Total 17-21 4272 1,33-1,87 26-130 90-150 60-110 45-161 13-49

65
Lampiran 2. Hasil Uji Statistik
1. Karakteristik Responden
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
17 tahun 336 7,9 7,9 7,9
18 tahun 2539 59,4 59,4 67,3
19 tahun 1102 25,8 25,8 93,1
Valid
20 tahun 236 5,5 5,5 98,6
21 tahun 59 1,4 1,4 100,0
Total 4272 100,0 100,0

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent
Laki-laki 1718 40,2 40,2 40,2
Valid Perempuan 2554 59,8 59,8 100,0
Total 4272 100,0 100,0

2. Distribusi indeks massa tubuh, lingkar pinggang, tekanan darah sistolik, dan
tekanan darah diastolik
IMT Laki-laki
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Underweight 392 22,8 22,8 22,8
Normal 725 42,2 42,2 65,0
Valid Overweight 210 12,2 12,2 77,2
Obesitas 391 22,8 22,8 100,0
Total 1718 100,0 100,0

IMT Perempuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Underweight 743 29,1 29,1 29,1
Normal 1052 41,2 41,2 70,3
Valid Overweight 311 12,2 12,2 82,5
Obesitas 448 17,5 17,5 100,0
Total 2554 100,0 100,0

66
LP Laki-laki
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak Obesitas
1487 86,6 86,6 86,6
Sentral
Valid
Obesitas Sentral 231 13,4 13,4 100,0
Total 1718 100,0 100,0

LP Perempuan
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Tidak Obesitas
2022 79,2 79,2 79,2
Sentral
Valid
Obesitas Sentral 532 20,8 20,8 100,0
Total 2554 100,0 100,0

TDS Laki-laki
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Normal 1187 69,1 69,1 69,1
Prehipertensi 359 20,9 20,9 90,0
Valid
Hipertensi 172 10,0 10,0 100,0
Total 1718 100,0 100,0

TDD Laki-laki
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Normal 1291 75,1 75,1 75,1
Valid Hipertensi 427 24,9 24,9 100,0
Total 1718 100,0 100,0

TDS Perempuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Normal 2245 87,9 87,9 87,9
Prehipertensi 249 9,7 9,7 97,7
Valid
Hipertensi 60 2,3 2,3 100,0
Total 2554 100,0 100,0

67
TDD Perempuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Normal 2213 86,6 86,6 86,6
Valid Hipertensi 341 13,4 13,4 100,0
Total 2554 100,0 100,0

Statistics Laki-laki
IMTL LPL TDSL TDDL
Valid 1718 1718 1718 1718
N
Missing 0 0 0 0
Mean 21,9336 76,7264 120,3376 79,0338
Median 21,0000 74,0000 120,0000 80,0000
Std. Deviation 4,70668 11,82904 11,48305 9,75668
Minimum 13,00 45,00 90,00 60,00
Maximum 49,00 170,00 150,00 110,00
Sum 37682,00 131816,00 206740,00 135780,00

Statistics Perempuan
IMTP LPP TDSP TDDP
Valid 2554 2554 2554 2554
N
Missing 0 0 0 0
Mean 21,2451 72,8238 114,0525 75,5775
Median 20,0000 71,0000 110,0000 80,0000
Std. Deviation 4,43593 9,73879 10,18737 9,07757
Minimum 13,00 45,00 90,00 60,00
Maximum 49,00 167,00 150,00 110,00
Sum 54260,00 185992,00 291290,00 193025,00

2. Normalitas Sebaran
Tes Normalitas Indeks Massa Tubuh
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
IMT Kategori
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
IMT Tidak Obesitas ,102 3433 ,000 ,969 3433 ,000
(kg/m2) Obesitas ,169 839 ,000 ,841 839 ,000
a. Lilliefors Significance Correction

68
Tes Normalitas Transformasi Indeks Massa Tubuh
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
IMT Kategori
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Tidak Obesitas ,093 3433 ,000 ,968 3433 ,000
log_IMT
Obesitas ,159 839 ,000 ,881 839 ,000
a. Lilliefors Significance Correction

Tes Normalitas Lingkar Pinggang


Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
LP Kategori
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Tidak Obesitas
LP ,064 3509 ,000 ,988 3509 ,000
Sentral
(cm)
Obesitas Sentral ,137 763 ,000 ,837 763 ,000
a. Lilliefors Significance Correction

Tes Normalitas Transformasi Lingkar Pinggang


Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
LP Kategori
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Tidak Obesitas
,046 3509 ,000 ,992 3509 ,000
log_LP Sentral
Obesitas Sentral ,112 763 ,000 ,901 763 ,000
a. Lilliefors Significance Correction

69
3. Analisis Indeks Massa Tubuh dan Lingkar Pinggang dengan Tekanan Darah
Korelasi Secara Umum
Correlations
IMT TDS TDD
(kg/m2) (mmHg) (mmHg)
Correlation
1,000 ,300** ,223**
IMT Coefficient
(kg/m2) Sig. (2-tailed) . ,000 ,000
N 4272 4272 4272
Correlation
,300** 1,000 ,588**
Spearman's TDS Coefficient
rho (mmHg) Sig. (2-tailed) ,000 . ,000
N 4272 4272 4272
Correlation
,223** ,588** 1,000
TDD Coefficient
(mmHg) Sig. (2-tailed) ,000 ,000 .
N 4272 4272 4272
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations
LP (cm) TDS TDD
(mmHg) (mmHg)
Correlation
1,000 ,292** ,237**
Coefficient
LP (cm)
Sig. (2-tailed) . ,000 ,000
N 4272 4272 4272
Correlation
,292** 1,000 ,588**
Spearman's TDS Coefficient
rho (mmHg) Sig. (2-tailed) ,000 . ,000
N 4272 4272 4272
Correlation
,237** ,588** 1,000
TDD Coefficient
(mmHg) Sig. (2-tailed) ,000 ,000 .
N 4272 4272 4272
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

70
Korelasi Berdasarkan Jenis Kelamin Laki-laki
IMT_L LP_L TDS_L TDD_L
Correlation
1,000 ,836** ,313** ,223**
Coefficient
IMT_L
Sig. (2-tailed) . ,000 ,000 ,000
N 1718 1718 1718 1718
Correlation
,836** 1,000 ,299** ,242**
Coefficient
LP_L
Sig. (2-tailed) ,000 . ,000 ,000
Spearman's N 1718 1718 1718 1718
rho Correlation
,313** ,299** 1,000 ,589**
Coefficient
TDS_L
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 . ,000
N 1718 1718 1718 1718
Correlation
,223** ,242** ,589** 1,000
TDD_ Coefficient
L Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 .
N 1718 1718 1718 1718
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Korelasi Berdasarkan Jenis Kelamin Perempuan


LP_P IMT_P TDS_P TDD_P
Correlation
1,000 ,763** ,232** ,193**
Coefficient
LP_P
Sig. (2-tailed) . ,000 ,000 ,000
N 2554 2554 2554 2554
Correlation
,763** 1,000 ,273** ,204**
Coefficient
IMT_P
Sig. (2-tailed) ,000 . ,000 ,000
Spearman's N 2554 2554 2554 2554
rho Correlation
,232** ,273** 1,000 ,550**
Coefficient
TDS_P
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 . ,000
N 2554 2554 2554 2554
Correlation
,193** ,204** ,550** 1,000
Coefficient
TDD_P
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 .
N 2554 2554 2554 2554
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

71
Lampiran 3. Surat Persetujuan Kelayakan Etik

72

Anda mungkin juga menyukai