TEORI PENGUPAHAN
Sistem kontrol yang sangat ketat diperlukan untuk menjamin setiap orang betul-
betul mau kerja menurut kemampuannya. Dengan berpedoman pada pandangan Karl
Mark, tingkat upah dalam sistem ekonomi sosialisme ditentukan oleh pemerintah.
Pemerintah akan menentukan berapa tingkat upah yang akan diterima oleh seorang
pekerja. Pertimbangan penentuan upah oleh pemerintah pada dasarnya adalah sesuai
dengan kepentingan pemerintah, yang dapat beraspek ekonomi, politik atau lainnya.
Upah yang ditetapkan bisa saja berada di atas atau di bawah harga pasar (market wage),
seandainya mekanisme pasar tenaga kerja yang bebas dilakukan. Meskipun tujuan
utama sosialisme adalah memberikan tingkat kesejahteraan yang merata bagi
masyarakat, namun dalam dunia nyata nasib para pekerja tidak lebih baik dibandingkan
dalam kapitalisme.
Ranking
Departemen Ranking Pekerjaan Pekerjaan Upah
Keseluruhan
Manajer
Pemasaran 1 1 Manajer Umum 5.000.000
Pemasaran
Manajer
………… ………. 3 3.750.000
Produksi
Manajer Manajer
Produksi 1 4 3.600.000
Produksi Pemasaran
Penyelia Penyelia
2 5 3.200.000
Produksi Produksi
Operator Penyelia
3 6 3.000.000
Mesin Distribusi
B. Metode Klasifikasi
1) Tetapkan beberapa kelas/tingkatan jabatan dg spesifikasi jabatan yg bersifat
umum
2) Cocokkan spesifikasi jabatan dengan spesifikasi dalam kelas jabatan
3) Dari hasil pencocokan akan diketahui jabatan yg dinilai masuk kelas jabatan
yg mana dg interpretasi tentang karakteristik masing2 jabatan (tingkat
kesulitan, besarnya tgjawab, pengalaman yg dibutuhkan, dll)
4) Tetapkan upah kelas jabatan
SPESIFIKASI JABATAN
Kelas
UPAH
Tanggung
jabatan Kecerdasan Pengalaman Pendidikan
Jawab
Top Tinggi/
Di atas 10 th S1/S2 Besar 5.000.000
Manajemen cerdas
Middle Sedang/ agak
5-10 th D3 Sedang 3.500.000
Manajemen cerdas
Low Kurang dari
kurang SMA ringan 3.000.000
Manajemen 5 th
Pendidikan D3 2 40
Skill
Pengalaman 7 th 2 45
Fisik sedang 2 30
Usaha
Mental sedang 2 25
CIANJUR, (PR).- Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia Raya (Astakira) Pembaharuan DPC
Kabupaten Cianjur menyoroti perusahan yang membayar pegawainya di bawah UMK. Hal
tersebut terungkap usai sejumlah tenaga kerja lokal yang merupakan karyawan pabrik
melakukan pengaduan karena upah yang rendah. Berdasarkan informasi yang diperoleh,
seharusnya perusahaan yang sudah memiliki tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih harus
mengikuti undang-undang atau aturan ketenagakerjaan. Menurut Ketua Harian DPC Astakira
Pembaharuan Kabupaten Cianjur Supyan, perusahaan harus membayar gaji sesuai
UMR/UMP/UMK. ”Sementara di Cianjur, masih ada beberapa perusahaan menggaji karyawan
masih dibawah UMK," kata Supyan, Senin, 11 Maret 2019.
Seluruh hal yang diungkapkan Supyan, menjadi poin-poin yang disampaikan langsung
oleh para pegawai sejumlah pabrik. Keluhan-keluhan tersebut diutarakan, setelah tidak ada
perubahan keadaan oleh perusahaan bagi masing-masing pegawainya. Oleh karena itu, Ketua
Ketua DPC Astakira Pembaharuan Ali Hildan pun menilai, agar keluhan tenaga kerja itu dapat
segera ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah. Soalnya, persoalan ketenagakerjaan pasti
dipegang oleh instansi terkait yang lebih berkompeten untuk menanganinya. ”Dinas pasti lebih
kompeten untuk menampung segala keluh kesah tenaga kerja. Sementara kami, hanya
organisasi eksternal yang ada di ranah ketenagakerjaan," ucap Ali.
Ia mengharapkan, pemerintah dapat lebih vokal lagi untuk menyuarakan hak para
pegawai lokal. Setidaknya, hal tersebut menjadi salah satu bentuk pelayanan atau fasilitas
pemerintah terhadap putra putri daerah yang bekerja di tanah sendiri. Lebih lanjut dikatakan,
asosiasi bukan tidak mau memberikan bantuan yang signifikan. Namun, selain dikarenakan
ranah asosiasi yang tidak lebih sentral dibandingkan dinas, Astakira juga masih perlu
memfokuskan diri pada penanganan Pekerja Migran Indonesia (PMI) Cianjur. ”Jadi memang
harus mengurusi tenaga kerja dalam negeri, sekaligus tenaga kerja luar negeri (PMI). Karena,
menurut pantauan kami, sampai sekarang masih banyak pemberangkatan PMI dari Cianjur
yang nonprosedural," kata dia.
Maka dari itu, Ali mengharapkan kerjasama instansi agar dapat mengurus dan
mengawasi persoalan terkait. Ia mengatakan, untuk persoalan PMI saat ini juga perlu terus
diperhatikan, terutama dalam masalah pemberangkatan. Selama 2019 mulai banyak pengaduan
yang datang ke Astakira mengenai pemberangkatan PMI. Menurut Ali, selama dua bulan
terakhir sudah ada 12 pengaduan PMI bermasalah. Beruntung, asosiasi sudah bisa membantu
setidaknya untuk memulangkan tiga PMI asal Cianjur.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2019/03/11/karyawan-pabrik-di-cianjur-
keluhkan-upah-rendah
Joesron, Suharti, Tati. Fathorrrazi, M., 2012, “Teori Ekonomi Mikro”, Edisi Pertama, Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Sartono, Agus, R., “ 2001, “Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi”, Edisi Keempat, BPFE
Yogyakarta, Yogyakarta.
Sukirno, S, 2011, “Mikroekonomi Teori Pengantar”, PT Raja Grafindo Persada, Edisi Ketiga,
Cetatakan Ke 26, Jakarta.