Anda di halaman 1dari 23

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Filsafat identik dengan pelajaran yang dihindari dan dianggap sulit.


Padahal ini sangat berlainan dengan kehidupan nyata kita. Bahwasannya
filsafat sangat penting dan tanpa kita sadari, kita pun sering berfilsafat atau
berpikir tentang hakikat suatu hal. Namun tentunya filsafat yang kita dapat
berbeda dengan hasil pemikiran para filosuf.

Filsafat memberi ruang tentang hakikat asal usul suatu hal yang
menghasilkan para filosuf yang terkenal pada masa nya hingga sekarang.
Pemikiran mereka tentang berbagai bidang dan dijadikan rujukan bahkan
referensi hingga sekarang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian filsafat dan filosuf?
2. Bagaimana perkembangan filsafat Yunani?
3. Bagaimana riwayat hidup dan pemikiran Plato dan Aristoteles?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui pengertian filsafat dan filosuf.
2. Mengetahui perkembangan filsafat Yunani.
3. Mengetahui riwayat hidup dan pemikiran Plato dan Aristoteles.

1
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat dan Filosuf


1. Pengertian Filsafat

Istilah filsafah dapat ditinjau dari dua segi, yaitu:

1. Segi semantik: Filsafat diucapkan “falsafah” dalam bahasa Arab


yang berasal dari bahasa Yunani “Philosophia” yang berarti cinta
pengetahuan. Philos berarti cinta (loving) dan Shopia berarti pengetahuan
(wisdom, hikmah). Bagi Al-Farabi falsafah berasal dari bahasa Yunani yang
berarti “Vila Sofia” (mengutamakan hikmah). Karena itu istilah filsafat telah
menyatu (identik) dengan istilah “hikmah” sebagaimana yang dikatakan oleh
Pitagoras dalam ungkapannya “Lastu Hakiman, walakinny muhibbul
hikmati” (Aku bukanlah seorang hakim, tetapi aku seorang pecinta hikmah).
Peristilahan tersebut juga didukung oleh Socrates, Al-Fayumi dalam kitab Al-
Misbahul Munir, Ustadz Akbar Mushtafa Abdur Razaq.1
2. Segi praktis: dilihat dari segi pengertian praktisnya, filsafat berarti
alam pikiran atau alam berpikir. Berfilsafat artinya berpikir. Namun, tidak
semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat adalah berpikir secara mendalam
dan sungguh-sungguh.2

Pada dasarnya filsafat mempunyai banyak maksud. Bagi Harold H Titus


mendudukkan filsafat dengan 4 bagian. Pertama: Filsafat sebagai suatu sikap
tentang hidup dan tentang dunia atau alam semesta. Kedua: Filsafat sebagai
suatu metode pemikiran reflektif dan penyelidikkan akliyah. Ketiga: Filsafat
sebagai suatu perangkap atau sekumpulan masalah. Keempat: Filsafat sebagai
sutu perangkap teori atau sistem pemikiran. Sedangkan menurut Ibnu Sina,
filsafat (hikmah) adalah mecari kesempurnaan diri manusia dengan dapat

1
Muchlis Usman. Filsafat Hukum Islam. Malang: LBB Yan’s Press. 1994. Hal: 1
2
Ahmad Syadali dan Mudzakir.Filsafat Umum. Bandung:Penerbit Pustaka Setia .1997. Hal: 11

2
menggambarkan segala urusan, dan membenarkan segala hakikat, baik yang
bersifat teori maupun praktek menurut kadar kemampuan manusia.3

Tegasnya, filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang mencari dan
memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Dengan kata lain,
filsafat adalah ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat
kebenaran segala sesuatu.4

2. Pengertian Filosuf

Filosuf ialah orang yang memikirkan hakikat segala sesuatu


dengan sungguh-sungguh dan mendalam.5

B. Perkembangan dan Tokoh Filsafat Yunani


Filsafat Yunani merupakan tonggak pangkal munculnya filsafah
dalam sejarah. Perkembangan filsafat dimulai dari masa Pra Socrates,
filsafat klasik hingga filsafat masa pasca Socrates.
Yang menjadi pembahasan Penulis adalah filsafat klasik.Disebut
filsafat klasik karena falsafah yang dibangunnya mampu menguasai
system pengetahuan alam pikiran barat sampai kira-kira selama dua ribu
tahun. Para filosuf klasik muncul berusaha untuk membangkitkan kembali
kepercayaan masyarakat terhadap ilmu pengetahuan yang waktu
itumengalami pendangkalan dan melemahnya tanggung jawab manusia
karena pengaruh negative dari para filosuf aliran sofisme.6
Adapun yang dimaksud para filosuf yang termasuk dalam filsafat
klasik itu adalah Socrates, Plato dan Aristoteles.7 Penulis akan membahas
filosuf Plato dan Aristoteles.

C. Tokoh Plato dan Aristoteles


1. Plato
3
Muchlis Usman. Loc.Cit.
4
Ahmad Syadali dan Mudzakir. Op.Cit. Hal: 11-12
5
Ibid. Hal: 11
6
Ibid. Hal: 66
7
Ibid.

3
a. Riwayat hidup Plato
Plato dilahirkan sekitar tahun 427 SM di Athena. Dan meninggal di sana
pada tahun 347 SM. Dalam usia 80 tahun. Dia berasal dari keluarga
bangsawan. Salon (abad ke-6 SM), sang pemberi hukum bagi Athena,
adalah salah satu kakek dari sisi ibunya (Pariktione8). Sementara dari pihak
ayahnya (Ariston), ia masih keturunan raja terkakhir Athena. Plato memiliki
dua saudara ( Adimantes dan Glaukon ) serta satu saudari (Potone). Saat
Plato lahir, Athena merupakan sebuah Kota yang paling berkuasa di Yunani
dengan sistem demokrasi. Kekuatan militer dan maritimnya nomor satu,
kultur intelektual dan artistiknya jauh mengatasi polis-polis lain di Yunani.9

Ia adalah seorang filsuf dan matematikawan Yunani, dan pendiri dari


Akademi Platonik di Athena, sekolah tingkat tinggi pertama di dunia barat.
Ia adalah murid Socrates. Pemikiran Plato pun banyak dipengaruhi oleh
Socrates.Plato adalah guru dari Aristoteles.Karyanya yang paling terkenal
ialah Republik, yang di dalamnya berisi uraian garis besar pandangannya
pada keadaan "ideal".Dia juga menulis 'Hukum' dan banyak dialog di mana
Socrates adalah peserta utama.10

b. Pemikiran Plato
Menurut Plato, kebenaran umum (definisi) itu bukan dibuat dengan
cara dialog yang induktif seperti pada Socrates, pengertian umum itu sudah
berada di sana, di alam idea.Nah, menurut Plato esensi itu mempunyai
realitas di alam idea itu sendiri.11 Untuk menjelaskan hakikat idea tersebut,

8
Masjkur Anhari. Filsafat, Sejarah dan perkembangannya dari abad ke abad.Jakarta: CV Karya Remaja.
1992. Hal:106
9
https://armawanpena.wordpress.com/kumpulan-makalah/kajian-filsafat/kaum-shopis/.
Alibas & Ani Rusmiati.Pemikiran Plato.Diunduh pada hari Kamis, !0 September 2015. Jam 06:19
10
http://www.kompasiana.com/hariadideutsch/pola-pemikiran-socrates-plato-dan-
aristoteles_550fd9fba33311c739ba7d5c.. Adi Hariadi. Pola Pemikiran Socrates, Plato dan Aristoteles. Diunduh pada
hari Kamis, !0 September 2015. Jam06:22

11
Ahmad Tafsir. Filsafat Umum, Akal dan hati sejak Thales sampai Capra. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 1990. Hal: 57-58

4
Plato mengarang mitos penunggu gua yang dimuatnya di dalam dialog
politea yang dikutipkan berikut ini:12

Manusia dapat dibandingkan -demikian katanya- dengan orang-orang


tahanan yang sejak lahirnya terkurung dan terbelenggu di dalam gua. Di
belakang mereka ada api menyala sementar mereka hanya dapat
mengahadap ke dinding gua. Beberapa orang budak belian berjalan-jalan di
depan api itu sambil memikul bermacam-macam benda. Hal itu
mengakibatkan bermacam-macam bayangan yang jatuh pada dinding gua.
Karena orang-orang tahanan itu tidak dapat melihat ke belakang, mereka
hanya menyaksikan bayangan, dan bayangan itu disangka mereka sebagai
realitas yang sebenarnya dan tidak ada lagi realitas yang lain. Namun,
setelah beberapa waktu seorang tahanan dilepaskan.Ia mellihat di belakang
mereka, yaitu di mulut gua, ada api yang menyala. Ia mulai memperkirakan
bahwa bayangan-bayangan yang disaksikan mereka tadi bukanlah realitas
yang sebenarnya. Lalu Ia diantar keluar gua, dan Ia melihat matahari yang
menyilaukan matanya. Mula-mula Ia berpikir bahwa Ia sudah meninggalkan
realitas. Akan tetapi, berangsur-angsur Ia pun menginsafi bahwa justru
itulah realitas yang sebenarnya, dan Ia menyadari bahwa dulu Ia belum
pernah menyaksikannya. Lalu Ia kembali ke dalam gua, ya, ke tempat
kawan-kawannya yang masih diikat di situ. Ia bercerita kepada teman-
temannya bahwa yag dilihat mereka pada dinding gua itu bukanlah realitas
yang sebenarnya, melainkan hanya bayangan. Namun, kawan-kawannya
tidak mempercayai perkataannya, dan seandainya mereka tidak terbelenggu
pasti mereka akan membunuh siapa saja yang mencoba melepaskan mereka
dari belenggunya. Kalimat terakhir ini mengiaskan kematian Socrates.

Mitos ini menjelaskan bahwa gua adalah dunia yang dapat ditangkap
oleh indera.Kebanyakan orang dapat diumpamakan orang tahanan yang
terbelenggu, mereka menerima pengalaman spontan begitu saja.Akan tetapi,
ada beberapa orang yang mulai memperkirakan bahwa realitas inderawi

12
Ibid.

5
hanyalah bayangan, mereka adalah filosof.Mula-mula mereka merasa heran
sekali, tetapi berangsur-angsur mereka menemukan ide “yang baik”
(matahari) seabagai realitas tertinggi.Untuk mencapai kebenaran yang
sebenarnya itu manusia harus mampu melepaskan diri dari pengaruh indera
yang menyesatkan itu. Dan sebagiamana di dalam mitos itu, filosof pun
tidak akan dipercayai orang.Dengan demikian, jelaslah bahwa kebenaran
umum itu memang ada, bukan dibuat, melainkan sudah ada di alam idea.13

Menurut pemikiran falsafahnya, dunia lahir adalah dunia pegalaman yang


selalu berubah-ubah dan warna-warni.Semua itu adalah bayangan dari dunia
idea.Sebagai bayangan, hakikatnya adalah tiruan dari yang asli yaitu
idea.Karenanya maka dunia pengalaman ini berubah-ubah dan bermacam-
macam, sebab hanyalah merupakan tiruan yang tidak sempurna dari idea
yang sifatnya bagi dunia pengalaman. Barang-barang yang ada di dunia ini
semua ada contohnya yang ideal di dunia idea sana (dunia idea).14

Keadaan idea sendiri bertingkat-tingkat.Tingkat idea yang tertinggi


adalah idea kebaikan, di bawahnya idea jiwa dunia, yang menggerakkan
dunia.Berikutnya idea keindahan yang menimbulkan seni, ilmu, pendidikan,
politik.15

Dengan demikian jelaslah bahwa kebenaran umum itu memang sudah


ada, bukan dibuat melainkan sudah ada di dalam idea.Manusia dulu berada
di dunia idea bersama-sama dengan idea-idea lainnya dan
mengenalinya.Manusia di dunia nyata ini jiwanya terkurung oleh tubuh
sehingga kurang ingat lagi hal-hal yang dulu pernah dikenalinya di dunia
idea. Dengan kepekaan inderanya terkadang hal-hal yang empirik
menjadikan ia teringat kembali apa yang pernah dikenalnya dulu di dunia
idea. Dengan kata lain pengertian manusia yang membentuk pengetahuan

13
Ibid.
14
Ahmad Syadali dan Mudzakir. Hal: 70
15
Ibid.

6
tidak lain adalah dari ingatan pa yang pernah dikenalinya atau mengerti
karena ingat.16

Sebagai konsep dari pandangannya tentang dunia idea, dalam masalah


etika ia berpendapat bahwa orang yag berpengetahuan dengan pengertian
yang bermacam-macam sampai pengertian tentang ideanya, pengetahuannya
yang baik, cinta kepada idea, menuju kepadayang baik. Siapa yang hidup di
dunia tidak akan berbuat jahat.17

Hal yang penting juga untuk diketahui dari filsafat Plato adalah
pemikiran dia tentang negara.Menurutnya bahwa dalam tiap-tiap negara
segala golongan dan segala orang-orang adalah alat semata-mata untuk
kesejahteraan semuanya.Kesejahteraan semuanya itulah yang menjadi
tujuan yang sebenarnya.Dan itu pulalah yang menentukan nilai pembagian
pekerjaan.Dalam negara yang ideal itu golongan pengusaha menghasilkan,
tetapi tidak memerintah.Goongan penjaga melindungi, tetapi tidak
memerintah.Golongan cerdik pandai diberi makan dan dilindungi, dan
mereka memerintah.18

Ketiga macam budi yang dimiliki oleh masing-masing golongan, yaitu


bijaksana, berani dan menguasai diri dapat menyelenggarakan dengan
kerjasama budi keempat bagi maayarakat, yaitu keadilan.19

Oleh karena negara ideal bergantung kepada budi penduduknya,


pendidikan menjadi urusan yang terpentng bagi negara. Menurut Plato,
pendidikan anak-anak dari umur 10 tahun ke atas menjadi urusan negara,
supaya mereka terlepas dari pengaruh orang tuanya. Dasar yang terutama
bagi pendidikan anak-anak ialah gymnastic (senam) dan musik.Tetapi
gymnastic didahulukan.Gymnastic menyehatkan badan dan
pikiran.Pendidikan harus menghasilkan manusia yang berani, yang

16
Ibid.
17
Ibid.
18
Ibid. Hal:70-71
19
Ibid. Hal: 71

7
diperlukan bagi calon penjaga.Di sebelah itu diberikan pelajaran membaca,
menulis dan berhitung seberapa perlunya.Dari umur 14 sampai 16 tahun
kepada anak-anak diajarkan musik dan puisi serta mengarang
bersajak.Musik menanam dalam jiwa manuia perasaan yang halus, budi
yang halus. Karena musik jiwa kenal akan harmoni dan irama. Kedua-
duanya adalah landasan yang baikuntuk menghidupkan rasa keadilan.Tetapi
dalam pendidikan musik harus dijauhkan lagu-lagu yang melemahkan jiwa
serta yang mudah menimbulkan nafsu buruk.Begitu juga tentang puisi.Puisi
yang merusak moral disingkirkan. Pendidikan musik dan gymnastic harus
sama dan seimbang.20

Dari umur 16 sampai 18 tahun anak-anak yang menjelang dewasa diberi


pelajaran matematik untuk mendidik jalan pikirannya.Di sebelah itu
diajarkan pula kepada mereka dasar-dasar agama dan adab sopan, supaya
diantara mereka tertanam rasa persatuan.Plato mengatakan bahwa suatu
bangsa tidak akan kuat, kalau ia tidak percaya pada Tuhan. Seni yang
memurnikan jiwa dan perasaan tertuju kepada Yang Baik dan Yang Indah,
diutamakan mengajarkannya.Pendidikan initidak saja menyempurnakan
pandangan agama, tetapi juga mendidik dalam jiwa pemuda kesediaan
berkurban dan kebaranian menentang maut.Dari umur 18 sampai 20 tahun
pemuda mendapat didikan militer.21

Pada umur 20 tahun diadakan seleksi yang pertama. Murid-murid yang


maju dalam ujian itu mendapat didikan ilmiah yang mendalam dalam
bentuk yang lebih teratur.Pendidikan otak, jiwa, dan badan sama beratnya.
Setelah menerima pendidikan ini 10 tahun lamanya datanglah seleksi yang
kedua, yang syaratnya lebih berat dan caranya lebih teliti dari seleksi yang
pertama.Yang jatuh dapat diterima sebagai pegawai negeri.Yang maju dan
sedikit jumlahnya meneruskan pelajarannya 5 tahun lagi dan dididik dalam
ilmu pengetahuan tentang adanaya, ajaran tentang idea dan

20
Ibid.
21
Ibid. Hal:71-72

8
dialektika.Setelah tamat pelajaran itu, mereka dapat memangku jabatan yang
lebih tinggi. Kalau mereka sudah 15 tahun bekerja dan mencapai umur 50
tahun, mereka diterima masuk dalam pengalaman mereka dalam teori dan
praktek sudah dianggap cukup untuk melaksanakan tugas yang tertinggi
dalam Negara: menegakkan keadilan berdasarkan idea kebaikan.22

Menurutnya penduduk Negara dapat dibagi tiga golongan yaitu golongan


teratas, tengah dan terbawah.Golongan yang teratas ialah golongan yang
memerintah, terdiri dari para filosuf.Mereka bertujuan membuat undang-
undang dan mengawasi pelaksanaannya dan mereka memegang kekuatan
tertinggi.Golongan ini harus memiliki budi kebijaksanaan.Sebelum para
filosuf menjadi penguasa, negeri-negeri sulit untuk menghindar dari
kejahatan-kejahatan.Golongan menengah adalah para pengawal dan abdi
Negara.Tugas mereka adalah mempertahankan Negara dari serangan musuh
dan menegakkan berlakunya undang-undang supaya dipatuhi semua
rakyat.Dan golongan ketiga adalah golongan terbawah atau rakyat pada
umumnya.Mereka adalah kelompok yang produktif dan harus pandai
membawa diri.23

Kemudian Plato membangun filsafat melalui pemikirannya tentang teori


keadilan.Pada dimensi individual, pemikiran Plato memberikan pengertian
tentang keadilan, yaitu seseorang yang bisa melakukan pekerjaannya sesuai
dengan kemampuan yang ada padanya. Sedangkan pada dimensi komunitas
ia mengemukakan bahwa masyarakat yang adil ialah yang anggota-
anggotanya bisa menjalankan kegiatan, yaitu mengurusi pekerjaannya
sendiri tanpa mencampuri orang lain.24

c. Karya-karya Plato

22
Ibid. Hal: 72
23
Ibid.
24
RB.Soemanto. Hukum Sosiologi Hukum, Pemikiran, teori, dan Masalah. Surakarta: Lembaga
Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press). 2008. Hal.23

9
Sepanjang sejarah, karya-karya Plato diedit dan disalin ulang.Meski
tanpa mesin cetak, para penulis dengan tekun menyalin ulang teks-teks
Plato.Dan berkat tradisi salinan tangan Bizantium kita dapat merasakan
karya-karya Plato sampai saat ini. Berikut ini adalah karya-karya Plato yang
oleh para ahli dianggap otentik:25

1. Masa Muda ( 399-390 SM)


Gorgias, Menon, Euthydemos, Lysis, menexenos, Kratylos.
Karya ini dibuat saat Akademia sudah berdiri.Disini masih ada pengaruh
pemikiran sokratik, tetapi ide-ide Plato mulai keluar seperti pengetahuan
lewat anamnesis dan pentingnya pengetahuan matematis.

2. Dewasa ( 385-370 SM)


Phaidon, Symposion, Politeria, Phaidros, Republica
Phaidon membahas konsep jiwa dan kekekalannya, Symposion
membahas eros, politeria beridealisasi tentang pembaharuan polis dan
prinsip-prinsip kebaikan politik, sementara Phaidros berupa kritik atas
retorika yang dihubungkan dengan teori tentang jiwa.

3. Masa Tua (370-348 SM)

Theaitetos, Parmenides, Sophistes, Politikos,Timaios, Kritias, Philebos,


Nomoi, Surat VII. Theaitetos memberikan definisi pengetahuan serta
mengkritik konsepsi pengetahuan dari Herakleitos dan Protagoras, Sophistes
dan Parmenides membahas ontologi dan epistimologi khas Platonisian
dalam debatnya dengan Eleatisme, Philebos bebicara tentang hidup yang
baik, Timaios adalah fisikanya plato, dan Nomoi memberikan sistem Politik
paling komplit yang pernah dibuat oleh seorang filsuf.

2. Aristoteles
a. Riwayat hidup Aristoteles

25
https://armawanpena.wordpress.com/kumpulan-makalah/kajian-filsafat/kaum-shopis/ . Ibid.

10
Aristoteles dilahirkan pada tahun 384 SM, dan meninggal pada 322 SM.
Ia adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari Alexander
yang Agung. Ia menulis tentang berbagai subyek yang berbeda, termasuk
fisika, metafisika, puisi, logika, retorika, politik, pemerintahan, etnis,
biologi dan zoologi. Bersama dengan Socrates dan Plato, ia dianggap
menjadi seorang di antara tiga orang filsuf yang paling berpengaruh di
pemikiran Barat.26

Ia lahir di Stagira, kota di wilayah Chalcidice, Thracia, Yunani


(dahulunya termasuk wilayah Makedonia tengah) tahun 384 SM. Ayahnya
adalah tabib pribadi Raja Amyntas dari Makedonia.27Ayahnya meninggal
tatkala ia masih muda. Ia diambil oleh Proxenus, dan orang ini memberikan
ilmu yang istimewa kepadanya.Pada masanya Aristoteles, merupakan
kebiasaan orang mengirimkan anaknya ke tempat yang jauh yang
merupakan pusat-pusat perkembangan intelektual. Di sanalah Ia belajar,
tentunya bersama Plato.28
Aristoteles adalah orang yang mendapat pendidikan baik sebelum
menjadi filosof.Keluarganya adalah orang-orang yang tertarik pada ilmu
kedokteran.Sifat berpikir saintifik ini besar pengaruhnya pada Aristoteles.
Oleh karena itu, kita menyaksikan filsafat Aristoteles berbeda warnanya
dengan filsafat Pltao: sistematis, amat dipengaruhi oleh metode empiris.29
Dalam pergaulan tingkat atas, ia barangkali lebih berhasil ketimbang
Plato. Ia pernah menjadi tutor (guru) Alexander, putra Philip dari
Masedonia, seorang diplomat yang ulung dan jenderal yang terkenal.
Sebagai tutor bagi Alexander, Aristoteles mempunyai pengaruh yang besar
terhadap sejarah dunia. Alexander tidak hanya menerima seluruh idea dan
rencananya, lebih dari itu juga pola pikirnya. Antara tahun 340-355 SM

26
https://id.wikipedia.org/wiki/Aristoteles. Diunduh pada hari Kamis, 10 September 2015. Jam 06:31

27
Ibid.
28
Ahmad Tafsir.Op.Cit.Hal: 60

29
Ibid. Hal: 59-60

11
Aristoteles pergi lagi ke Athena, bukan sebagai murid, melainkan Ia
mendirian sekolah yang bernama Lyceum. Terjadilah persaingan hebat
antara Lyceum dan Akademi.Persaingan ini telah mendorong Aristoteles
unutk meningkatkan penelitiannya. HasilnyaIa tudak hanya dapat
menjelaskan prinsip-prinsip sains, tetapi juga ia mengajarkan politik,
retorika dan dialektika.30

Ia menjadi dikenal lebih luas karena pernah menjadi tutor (guru)


Alexander, seorang diplomat ulung dan Jenderal terkenal. Di Athena ia
mendirikan sekolah yang bernama Lyceum. Dari sekolah itu banyak
menghasilkan hasil penelitian yang tidak dapat menjelaskan prinsip-prinsip
sains, tetapi juga politik, retorika dan lain sebagainya.31

Namun lama kelamaan posisi Aristoteles di Athena tidak aman, karena ia


orang asing. Lebih dari itu ia diisukan sebagai penyebar pengaruh yang
bersifat subversive dan dituduh Atheis. Kemudian akhirnya ia meninggalkan
Athena dan pindah ke Chalcis dan meninggal di sana pada tahun 322 M.32

b. Pemikiran Aristoteles

Di dalam dunia filsafat, Aristoteles terkenal sebagai Bapak logika.


Logikanya disebut tradisional karena nantinya berkembang apa yang disebut
logika modern. Logika Aristoteles itu sering juga disebut Logika Formal.33

Bila orang-orang sofis banyak yang menganggap manusia tidak akan


mampu memperoleh kebenaran, Aristoteles dalam Metaphysics menyatakan
bahwa manusia dapat mencapai kebenaran. Salah satu teori metafisika
Aristoteles yang penting ialah pendapatnya yang mengatakan bahwa matter
dan form itu bersatu. Matter memberikan substansi sesuatu, form
memberikan pembungkusnya. Setiap objek terdiri atas matter dan form.
Jadi, ia telah mengatasi dualism Plato yang memisahkan matter dan form;

30
Ibid.Hal: 60
31
Ahmad Syadali dan Mudzakir.Op.Cit. Hal: 73
32
Ahmad Tafsir. Op.Cit. Hal: 60
33
Ibid.Hal: 61

12
bagi Plato matter dan form berada sendiri-sendiri. Ia juga berpendapat
bahwa matter itu potensial dan form itu aktualitas.34

Namun, ada substansi yang murni form, tanpa potentiality, jadi tanpa
matter, yaitu Tuhan.Aristoteles percaya kepada adanya Tuhan.Bukti adanya
Tuhan menurutnya ialah Tuhan sebagai penyebab gerak (a first cause of
motion).35

Tuhan itu menurut Aristoteles berhubungan dengan dirinyasendiri.Ia


tidak berhubungan dengan (tidak memperdulikan) alam mini. Ia bukan
pesona. Ia tidak memperhatikan do’a dan keinginan manusia. Dalam
mencintai Tuhan, kita tidak usah mengharap Ia mencintai kita. Ia adalah
kesempurnaan tertinggi, dan kita mencontoh ke sana untuk perbuatan dan
pikiran-pikiran kita.36

Pandangan filsafatnya tentang etika adalah bahwa etika adalah sarana


untuk mencapai kebahagiaan dan merupakan sebagai barang yang tertinggi
dalam kehidupan. Etika dapat mendidik manusia supaya memiiki sikap yag
pantas dalam segala perbuatan. Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa kebaikan
terletak di tengah-tengah antar dua ujung yang paling jauh. Contohnya
pemberani adalah sifat baik yang terletak di antara pengecut dan nekat,
dermawan terletak diantara kikir dan pemboros, rendah hati terletak di
anatara berjiwa busi dan sombong dan lain sebagainya.Orang harus pandai
menguasai diri supaya tidak terombang-ambing oleh hawa nafsu.37

Sedangkan pemikirannya tentang hukum dan keadilan membedakannya


menjadi dua tipe, yaitu keadilan distributive dan korektif atau
remedial.Keadialan distrbutif berkaitan dengan pembagian barang dan jasa
kepada setiap orang sesuai dengan kedudukan dalam masyarakat.Ia
menghendaki agar setiap orang yang mempunyai kedudukan yang sama

34
Ibid
35
Ibid.
36
Ibid
37
Ahmad Syadali dan Mudzakir. Op.Cit. Hal: 73

13
memperoleh perlakuan yang sama di hadapan hokum (equality before the
law). Keadilan korektif merupakan ukurab dari prindip-prinsip untuk
mengatur penerapan hukum dalam kehidupan sehari-hari.Dari hal ini dapat
ditemukan bakuan umum untuk memperbaiki akibat dari setiap tindakan
yang dilakukan orang dalam hubungan-hubungan tanpa memperhatikan
pelaku dan tujuan dari tingkatan laku yang objeknya harus diukur secara
obyektif.Artinya, hukuman harus memperbaiki kejahatan, ganti rugi harus
memperbaiki kerugian masyarakat dan memulihkan keuntungan yang tidak
sah.38

Pemikiran dia tentang Negara adalah bahwa tujuan dibentuknya Negara


adalah untuk mencapai keselamatan bagi semua penduduknya. Manusia
pada sifat dasarnya memiliki buruk normal yang hanya dapat dikembangkan
melalui hubungan dengan orang lain. Manusia adalah makhluk social (Zoon
Political). Tentang bentuk Negara ia mengelompokkan menjadi 3 (tiga)
yaitu, Monarchi, Aristokrasi dan Politea (demokrasi). Adapun yang paling
baik menurutnya adalah kombinasi antara Aristokrasi dengan demokrasi.39

Dari pemikiran dia tentang logika dapat kita kenal dari apa yang disebut
silogisme. Inti ajaran logika ialah menarik kesimpulan dengan suatu cara
yang disebut Silogisme. Contoh Siogisme; semua orang fana.Socrates
adalah orang. Maka socrates adalah fana.40

Kesimpulan terakhir diambil dari kebenaran yang sifatnya umum (semua


orang adalah fana).Padahal telah jelas bahwa Socrates adalah jenis
orang.Menarik kesimpulan menurutnya dapat dilakukan dengan dia, jalan
pertama yaitu dengan jalan Silogistik yang lazim disebut deduksi dan kedua
adalah dengan jalan epagogi yang sering disebut induksi yaitu menari
kesimpulan dari pernyataan-pernyataan khusus.41

38
RB.Soemanto.Op.Cit. Hal.23
39
Ahmad Syadali dan Mudzakir.Op.Cit. .Hal: 77-78
40
Ibid. Hal: 78
41
Ibid. Hal: 78

14
Kecenderungan berpikir saintifik Nampak dari pandangan-pandangan
filsafatnyayang sistimatis dan banyak menggunakan metode empiris.Maka
jika dibandingkan dengan Plato yang pandangan filsafatnya Aristoteles
orientasinya pada hal-hal yang kongkrit (empiris).42

Filsafat Yunani yang rasional itu boleh dikatakan berakhir setelah


Aristoteles selesai menggelarkan pemikirannya.Akan tetapi, sifat rasional
itu masih digunakan selama beberapa abad sesudah Aristoteles, sebelum
filsafat benar-benar tenggelam dalam abad pertengahan.Namun jelas,
setelah periode SPA (Socrates, Plato, Aristoteles), mutu filsafat semakin
merosot.Kemundurannya itu sejalan dengan kemunduran politik ketika itu,
yaitu sejalan dengan terpecahnya menjadi pecahan-pecahan kecil imperium
besar yang dibangun oleh Alexander.43

c. Karya-karya Aristoteles

Banyak karyanya yang hilang, tetapi yang masih adapun dapat


menjelaskan bahwa ia pekerja keras. Karangan tentang logika berjudul
Organon yang berisi tentang categories. Bukunya On Interpretation,
membahas berbagai tipe proposisi. Buku Prior Analytics membicarakn
silogisme, di sini kita menemukan aturan silogisme dan konsep
induksi.Bukunya, Posterior Analytics, memberikan penjelasan ilmiah
tentang pengetahuan sains.Bukunya yang penting-penting persoalan kita-
On Sophitical Refulations, membuktikan kepalsuan logika orang
sofis.44Diantara karya-karya yang dikenal seperti; anganan (logika), Priar
Analytics (sologisme), Pasteriar Analytics (sains) dan lain sebagainya.45Dari
karya-karyanya dapat diketahui pandangan-pandangan dia tentang beberapa
persoalan filsafat, misalnya etika, Negara, logika, metafisika dan lain-
lainnya.

42
Ibid.
43
Ahmad Tafsir. Loc.Cit. Hal: 62
44
Ahmad Tafsir. Op.Cit. Hal: 60
45
Ahmad Syadali dan Mudzakir. Op.Cit. Hal: 73

15
Aristoteles yang sampai kepada kaum Muslimin ada 36 buah, terbagi
dalam empat bagian, yaitu:46

1. logika
2. Fisika
3. Metafisika, dan
4. Etika

Adapun buku-buku yang diterjemahkan ialah:47

1. Buku-buku Logika
a. Categoriae (Al-Maqulat), berisi 10 macam predikat (keterangan). Buku ini
diterjemahkan lagi oleh Isbah bin Hunein, kemudian diterjemahkan lagi
oleh Yahya bin Adij dengan ulasan tentang Maqulat, dan Ibnu Sina menulis
tentang tujuan mawulat.
b. Interpretatione (tafsiran-tafsiran) yang dalam dunia Islam terkenal dengan
nama Pro-Armenias, berisi keterangan tentang bahasa, yaitu tentang
proposisi dan bagian-bagiannya. BUku tersebut diterjemahkan oleh Ishak
bin Hunein dan juga oleh Al-Farabi.
c. Analytica Priora (uraian pertama), yang membicarakan tentang qiyas
(syllogism) diterjemahkan oleh Ibnul-Muqaffa kemudian dijelaskan oleh Al-
Kindi, Abu Bisyr, Mattius, Al-Farabi, dan Al-Jurjani.
d. Analytica Poeteriora (uraian kedua) yang membicarakan cara pembuktian
ilmiah, diterjemahkan oleh Mattius bin Yunus. Kemudian diterjemahkan
lagi oleh IShak bin Hunein dari bahasa Suryani, lalu diberi ulasan oleh Al-
KInddi dan Al-Farabi.
e. Topica, yang berisi qiyas dialektika dan pemikiran mengenai hal-hal yang
belum pasti, yang diterjemahkan oleh Yahya bin Adij dan Abu Usman Ad-
Damasyqi dari bahas Suryani. Al-Farab membuat ikhtisar buku tersebut
dengan dibubuhi ulasan-ulasan.

46
Ahmad Tafsir. Op.Cit. Hal: 73
47
Ibid. Hal: 75

16
f. Sophistis, yang berisi kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat oleh orang-
orang sofis, penolakan terhadap mereka dan pemecahannya, diterjemahkan
ke dalam bahasa Arab dengan judul Al-Hikmah Al-Munawwahah (filsafat
yang menipu) oleh Ishak bin HUnein dan diberi tafsiran oleh Al-Farabi.

Di kalangan Yunani, keenam buku tersebut terkenal dengan nama


Organon, yang berarti alat, karena buku ini merupakan alat yang diperlukan
dalam pembahasan dan dipakai untuk setiap ilmu, berisi aturan-aturan
berpikir yang menjamin kebanaran-kebenaran persoalan yang dibicarakan.
Di samping itu, masih ada dua buku lagi yang oleh kaum Muslimin
digolongkan ke dalam buku logika, yaitu buku Rhetorica (Pidato) dan
Poetica (Syair). Buku pertama diterjemahkan oleh Ishak bin Hunein,
kemudian diberi ulasan dan pengantar oleh Al-Farabi. Buku kedua juga
diterjemahkan oleh Ishak bin Hunein.

2. Buku-buku Fisika
a. De caelo (langit) yang diterjemahkan oleh Ibnu Petrik, kemudian diberi
ulasan oleh Al-Farabi. Abu Hasyim Al-Jubbai juga mengulasnya dengan
judul Al-Mutassaffih. Di sana ia banyak menentang pikiran-pikiran
Aristoteles.
b. Animalium (hewan) yang diterjemahkan oleh Nicolas Damascus, seperti
yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Zar’ah.
c. Anima (Jiwa) yang diterjemahkan oleh IShak bin HUnein, Ibnu Sina, Qusta
bin LUzas, dan Imam Ar-Razi didasarkan atas pikiran-pikiran Aristoteles
dan Plato.
3. Buku-buku Etika
Buku etika Aristoteles yang diterjemahkan ke dalam bahasa Arab, menurut
pengarang buku Kasyfud-dhunun ialah buku Ethica Nocomachaea dan dua
uraian tentang etika.Pada galibnya buku-buku berikut ini didasarkan atas
ilmu etika.
a. Al-Akhlak karangan Al-Farabi, sebagai ulasan terhadap buku Aristoteles.
b. Al-Akhlak karangan Ibnu Maskawaih

17
c. Akhlakus-Syech Ar-Rais dari Ibnu Sina.
4. Buku-buku Metafisika
Buku Metaphysics yang pokok-pokok pembahasannya disusun menurut urutan
abjad Yunani, dimulai dari huruf a. Di anataranya isinya yang sampai
kepada kaum Muslimin ada sebelas karangan, sedangkan teks aslinya dalam
bahasa Yunani bersisi 14 karangan. Sebagai gema dari buku tersebut,
timbullah buku-buku berikut:
a. Al-Ibanah ‘An Gharadhi Aristoteles fi Kitabi Ma Ba’da At-Thabi’ah
(Penjelasan tentang Maksud Aristoteles dalam Buku Metafisika) karangan
Al-Farabi.
b. Buku tentag Ilmu Ketuhanan dan catatan atas buku Huruf (buku metafisika
dari Aristoteles), keduanya juga karangam Al-Farabi.
c. Buku-buku sekitar metafisika karangan Ar-Razi, seorang tabib.

d. Gema Pengenalan Dunia Islam Terhadap Aristoteles

Diantara penulis-penulis Islam yang mengagumi Aristoteles adalah Ibnu


Rusyd.Ulasannya terhadap filsafat Aristoteles telah merupakan suatukarya
standar (pegangan) untuk Eropa Abad Pertengahan.Tidak ada pemisahan
yang dibuat antara karya asli Aristoteles dengan pengulas-pengulas
Plato.Yang terakhir dipelajari dan kadang-kadang diutamakan.48Pada garis
besarnya, pikiran-pikiran Aristoteles diperbaiki menurut ajaran-ajaran
Islam.Pikiran-pikiran yang bersifat analitis dan panteistis bukan saja
ternyata tidak dapat diterima oleh teolog-teolog Islam, melainkan juga
ditolak dan dikritik oleh mereka.49Menurut Aristoteles, manusia terdiri atas
benda dan hakikat yang tidak berbenda. Akal adalah abadi dan bersifat
ketuhanan serta merupakan wujud yang ketiga.Pikiran ini harus

48
Ahmad Syadali dan Mudzakir.Op.Cit. Hal: 77
49
Ibid.

18
dipertemukan oleh filosuf-filosuf Islam dengan pengertian-pengertian yang
dibentangkan dalam berbagai ayat Al-Qur’an.50

Banyak penulis Islam yang menulis sanggahan terhadap Aristoteles, di


antara mereka ialah Abu Zakaria Ar-Razi dan Ibnu Hazm, keduanya
menentang logika Aristoteles.Sedangkan An-Nazdhan dan Abu Ali Al-
Jubbai adalah penulis sanggahan karya-karya Aristoteles lainnya.51

PENUTUP

KESIMPULAN
1. Filsafat adalah hasil akal seorang manusia yang mencari dan
memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya, bisa
diartikan pula sebagai ilmu yang mempelajari dengan sungguh-
sungguh hakikat kebenaran segala sesuatu. Berfilsafat artinya berpikir.
Namun, tidak semua berpikir berarti berfilsafat. Berfilsafat adalah
berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh.Sedangfilosuf ialah
orang yang memikirkan hakikat segala sesuatu dengan sungguh-
sungguh dan mendalam.
2. Filsafat Yunani merupakan tonggak pangkal munculnya filsafah
dalam sejarah. Perkembangan filsafat dimulai dari masa Pra Socrates,
filsafat klasik hingga filsafat masa pasca Socrates. Yang menjadi poin
pembahasan Penulisadalah Filsafat klasik,disebut demikian karena
falsafah yang dibangunnya mampu menguasai system pengetahuan
alam pikiran barat sampai kira-kira selama dua ribu tahun. Para filosuf
klasik muncul berusaha untuk membangkitkan kembali kepercayaan
masyarakat terhadap ilmu pengetahuan yang waktu itu mengalami
pendangkalan dan melemahnya tanggung jawab manusia karena
pengaruh negative dari para filosuf aliran sofisme. Adapun yang

50
Ibid.
51
Ibid.

19
dimaksud para filosuf yang termasuk dalam filsafat klasik itu adalah
Socrates, Plato dan Aristoteles. Penulis akan membahas filosuf Plato
dan Aristoteles.
3. Plato dilahirkan sekitar tahun 427 SM di Athena. Dan meninggal di
sana pada tahun 347 SM. Ia adalah murid Socrates. Pemikiran Plato
pun banyak dipengaruhi oleh Socrates. Plato adalah guru dari
Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal ialah Republik, yang di
dalamnya berisi uraian garis besar pandangannya pada keadaan
"ideal".Dia juga menulis 'Hukum' dan banyak dialog di mana Socrates
adalah peserta utama.
4. Pemikiran Plato:
a. Kebenaran umum (definisi) itu bukan dibuat dengan cara dialog yang
induktif seperti pada Socrates, pengertian umum itu sudah berada di
sana, di alam idea. Atau bisa dikatakan bahwa kebenaran umum itu
memang sudah ada, bukan dibuat melainkan sudah ada di dalam idea
b. Dalam masalah etika ia berpendapat bahwa orang yag berpengetahuan
dengan pengertian yang bermacam-macam sampai pengertian tentang
ideanya, pengetahuannya yang baik, cinta kepada idea, menuju kepada
yang baik. Siapa yang hidup di dunia tidak akan berbuat jahat.
c. Pemikirannya tentang negara bahwa dalam tiap-tiap negara segala
golongan dan segala orang-orang adalah alat semata-mata untuk
kesejahteraan semuanya. Kesejahteraan semuanya itulah yang menjadi
tujuan yang sebenarnya. Dan itu pulalah yang menentukan nilai
pembagian pekerjaan. Dalam negara yang ideal itu golongan
pengusaha menghasilkan, tetapi tidak memerintah. Golongan penjaga
melindungi, tetapi tidak memerintah. Golongan cerdik pandai diberi
makan dan dilindungi, dan mereka memerintah. Ketiga macam budi
yang dimiliki oleh masing-masing golongan, yaitu bijaksana, berani
dan menguasai diri dapat menyelenggarakan dengan kerjasama budi
keempat bagi maayarakat, yaitu keadilan.

20
d. Pemikirannya tentang teori keadilan. Pada dimensi individual,
memberikan pengertian tentang keadilan, yaitu seseorang yang bisa
melakukan pekerjaannya sesuai dengan kemampuan yang ada
padanya. Sedangkan pada dimensi komunitas ia mengemukakan
bahwa masyarakat yang adil ialah yang anggota-anggotanya bisa
menjalankan kegiatan, yaitu mengurusi pekerjaannya sendiri tanpa
mencampuri orang lain.
5. Karya-karya Plato,
a. Masa Muda ( 399-390 SM), seperti Gorgias, Menon, Euthydemos,
Lysis, menexenos, Kratylos.
b. Dewasa ( 385-370 SM),seperti Phaidon, Symposion, Politeria,
Phaidros, Republica.
c. Masa Tua (370-348 SM),sepertiTheaitetos, Parmenides, Sophistes,
Politikos,Timaios, Kritias, Philebos, Nomoi, Surat VII.
6. Aristoteles dilahirkan pada tahun 384 SM, dan meninggal pada 322
SM. Ia adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dari
Alexander yang Agung.
7. Pemikiran Aristoteles:
a. Pendapatnya mengatakan bahwa matter dan form itu bersatu. Matter
memberikan substansi sesuatu, form memberikan pembungkusnya.
Setiap objek terdiri atas matter dan form. Ia juga berpendapat bahwa
matter itu potensial dan form itu aktualitas. Namun, ada substansi
yang murni form, tanpa potentiality, jadi tanpa matter, yaitu Tuhan.
Aristoteles percaya kepada adanya Tuhan. Bukti adanya Tuhan
menurutnya ialah Tuhan sebagai penyebab gerak (a first cause of
motion).
b. Pemikirannya mengenai etika bahwa ia adalah sarana untuk mencapai
kebahagiaan dan merupakan sebagai barang yang tertinggi dalam
kehidupan.
c. Pemikirannya tentang hukum dan keadilan membedakannya menjadi
dua tipe, yaitu keadilan distributive dan korektif atau remedial.

21
Keadialan distrbutif berkaitan dengan pembagian barang dan jasa
kepada setiap orang sesuai dengan kedudukan dalam masyarakat. Ia
menghendaki agar setiap orang yang mempunyai kedudukan yang
sama memperoleh perlakuan yang sama di hadapan hokum (equality
before the law). Keadilan korektif merupakan ukuran dari prinsip-
prinsip untuk mengatur penerapan hukum dalam kehidupan sehari-
hari.
d. Pemikiran dia tentang Negara adalah bahwa tujuan dibentuknya
Negara adalah untuk mencapai keselamatan bagi semua penduduknya.
Manusia adalah makhluk social (Zoon Political). Tentang bentuk
Negara ia mengelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu, Monarchi,
Aristokrasi dan Politea (demokrasi).
e. Dari pemikiran dia tentang logika dapat kita kenal dari apa yang
disebut silogisme. Inti ajaran logika ialah menarik kesimpulan dengan
suatu cara yang disebut Silogisme. Contoh Siogisme; semua orang
fana. Socrates adalah orang. Maka socrates adalah fana.
8. Karya-karya Aristoteles
a. Buku-buku Logika, seperti Categoriae (Al-Maqulat),Interpretatione
(tafsiran-tafsiran), Analytica Priora (uraian pertama), Analytica
Poeteriora (uraian kedua), Topica, Sophistis.
b. Buku-buku Fisika,sepertiDe caelo (langit), Animalium (hewan),
Anima (Jiwa).
c. Buku-buku Etika, seperti Al-Akhlak karangan Al-Farabi, sebagai
ulasan terhadap buku Aristoteles, Al-Akhlak karangan Ibnu
Maskawaih, Akhlakus-Syech Ar-Rais dari Ibnu Sina.
d. Buku-buku Metafisika, seperti Al-Ibanah ‘An Gharadhi Aristoteles fi
Kitabi Ma Ba’da At-Thabi’ah (Penjelasan tentang Maksud Aristoteles
dalam Buku Metafisika) karangan Al-Farabi, buku tentag Ilmu
Ketuhanan dan catatan atas buku Huruf (buku metafisika dari
Aristoteles), keduanya juga karangam Al-Farabi,buku-buku sekitar
metafisika karangan Ar-Razi.

22
DAFTRA PUSTAKA

Alibas, https://armawanpena.wordpress.com/kumpulan-makalah/kajian-
filsafat/kaum-shopis/,Pemikiran Plato.diunduhpadahariKamis, 10 September
2015, Jam 06:19
Hariadi, Adi, http://www.kompasiana.com/hariadideutsch/pola-
pemikiran-socrates-plato-dan-aristoteles_550fd9fba33311c739ba7d5c,
PolaPemikiran Socrates, Plato danAristoteles,diunduhpadahariKamis, 10
September 2015, jam 06:22

Soemanto, RB, HukumSosiologiHukum, Pemikiran, teori, danMasalah,


Surakarta: LembagaPengembanganPendidikan (LPP) UNS dan UPT
PenerbitandanPercetakan UNS (UNS Press), 2008.

Syadali,Ahmad, FilsafatUmum,Bandung: PenerbitPustakaSetia, 1997.


Tafsir, Ahmad, FilsafatUmum, Akal danhatisejak Thales sampai Capra,
Bandung: PT RemajaRosdakarya, 1990.

Usman,Muchlis,FilsafatHukum Islam, Malang: LBB Yan’s Press, 1994.

23

Anda mungkin juga menyukai