Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhamad Nur Alif

Prodi : ID3A Kesehatan Lingkungan


Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Esoteris Bahasa Hukum


Secara pribadi, saya merasakan bahasa hukum (di Indonesia) terlalu sulit
dimengerti. Selain panjang, kalimat beranak-pinak. Tak jelas aturan bahasa dan
logika. Sungguh melelahkan bila membacanya. Tentu saja itu memunculkan
interprestasi dan debat makna. Padahal, produk hukum, seperti undang-undang
yang berlaku, mengikat seluruh warga, termasuk saya dan mereka yang tidak
mengerti bahasa hukum.
Untuk menemukan bahasa hukum yang salah, tentu tidak terlalu susah.
Bisa ditemukan pada ejaan dan tanda baca, pemakaian bentuk jamak, pemakaian
kata yang bersinonim, pengaruh unsur bahasa Inggris, serta pemakaian bahwa di
depan subjek. Pun terjadi bentuk kata yang tidak sejajar, kalimat yang panjang,
serta pemakaian frasa dalam hal dan kata maka.
Misalnya saja pada kalimat Bahwa Para Pihak masing-masing dalam
kedudukannya sebagaimana tersebut di atas terlebih dahulu menerangkan hal-hal
sebagai berikut: (1) Bahwa Pihak Pertama merupakan perusahaan yang bergerak
dibidang asuransi jiwa.
Contoh di atas sudah cukup membuat Anda susah, bukan? Kata bahwa,
huruf kapital pada kata para pihak, struktur kalimat, dan tanda titik dua sudah
menyalahi kaidah bahasa Indonesia. Belum lagi kata ganti –nya yang merujuk
para pihak yang jamak.
Secara gramatikal, kata bahwa akan membendakan semua kata, termasuk
kata kerja dan sifat. Fungsinya pun sangat jelas: hanya sebagai subjek atau objek,
tidak pernah menjadi predikat. Dalam contoh Bahwa dia tidak bersalah//telah
dibuktikan, subjek kalimat itu Bahwa dia tidak bersalah, sedangkan telah
dibuktikan sebagai predikat. Kalimat ini pun berterima karena strukturnya terdiri
atas subjek dan predikat. Sekarang bandingkan dengan contoh bahasa hukum di
atas. Tidak jelas mana subjek dan mana predikat.
Contoh lain lagi, Barang siapa melanggar pasal… akan dihukum penjara
selama… Dari konteks itu, siapa yang dihukum? Kenapa menggunakan
frasa barang siapa? Mengapa tidak langsung saja Yang melanggar pasal … akan
dihukum penjara selama…. Kata barang siapa dalam struktur itu akan
menghilangkan subjek dan logika.
Sekarang kelasahan terjadi karena pengaruh bahasa Inggris. Dalam bahasa
hukum marak ditemukan di mana dan yang mana. Kedua kata terjemahan itu
berperilaku seperti halnya which dan where.
Terkadang pula saya menduga, karena persepsi bahasa, banyak orang
kalah beperkara. Di sini peran sang pembela hukum menjadi utama. Mereka harus
pandai merawat kata. Kalau tidak, pencari keadilan bisa celaka. Yah, akhirnya
masuk penjara. Bukankah multiinterpretasi dapat memutar balik fakta. Yang kita
dengar, masalah hukum biasa, mencuri ayam misalnya, terpenjara berlama-lama.
Sebaliknya, koruptor yang mengeruk uang negara justru dihukum seadanya. Ah,
sudahlah. Terlalu jauh merenungkannya. Pejabat MA juga bisa masuk penjara,
yang notabene mengerti bahasa dan persepsinya.

Komentar :
Saya setuju menurut saya bahasa hukum kita perlu dibenahi agar tidak bahasa
yang sulit untuk dimengerti dengan tujuan mempermudah bahasa hukum supaya
dapat dimengerti oleh orang awam.
Nama : Muhamad Nur Alif
Prodi : ID3A Kesehatan Lingkungan
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

1. Apa ciri - ciri dari objek dan berikan contoh nya?


Jawab : 1. Berupa kata benda

2. tidak didahului kata depan

3. mengikuti secara langsung di belakang predikat transitif

4. jawaban apa atau siapa yang terletak di belakang predikat transitif

5. dapat menduduki fungsi subjek apabila kalimat itu dipasifkan

6. berupa nomina atau frasa nominal

Contoh :

1. Dosen menerangkan materi.


S P O
menerangkan adalah verba transitif.

2. Ibu menyuapi adik.


S P O
Menyuapi adalah verba transitif.

3. Dodit memakan apel (kalimat aktif)


S P O

4. Apel dimakan Dodit (kalimat pasif)


O P S

2. Apa makna dari warna hitam?


Jawab : hitam mempunyai arti yang melambangkan keanggunan (elegance),
kemakmuran (wealth), dan kecanggihan (sopiscated) dan merupakan
warna yang independent dan penuh misteri. Filosofi warna hitam mengandung
makna positif diantaranya :
1. Mencerminkan keberanian
2. Pusat perhatian (terutama lawan jenis)
3. Ketenangan dan dominasi
4. Keteguhan hati dan kekuatan
5. Lebih menyukai alami daripada yang palsu
Sedangkan hitam juga mengandung makna negatif diantaranya:
1. Kerahasiaan
2. Kematian/ malapetaka
3. Kejahatan
4. Kegaiban
5. Kesedihan

3. Manakah yang benar pulang pergi atau pergi pulang?


Jawab : Pada kata pulang pergi, kelejasan bahasanya dilihat dari sisi
psikologis. Meski ada beberapa pihak yang tetap menggunakan kata pergi
pulang karena tak setuju dengan urutan gabungan kata ini, ternyata ada
penjelasan yang tak kalah penting disimak dari sudut pandang ini. Konon,
secara naluriah, manusia manapun lebih ingin sampai di rumah daripada
bepergian tak tentu arah. Itu sebabnya, kata pulang pergi lebih banyak diterima
karena kebanyakan dari kita tentu ingin pulang cepat-cepat

4. Manakah yang benar keluar masuk atau masuk keluar?


Jawab : kata keluar masuk diciptakan dengan tingkat logis dari perspektif
berbeda. Pada kata keluar masuk, misalnya, kata keluar dituliskan terlebih dulu
karena menempatkan urutan kronologis di mana pelakunya berada di dalam
rumah. Jadi, si pelaku harus keluar rumah dulu sebelum bisa masuk lagi.
5. Makna warna ungu dan hitam?

Jawab: warna yang tersambung dalam pikiran dan imajinasi seseorang disevut
sebagai warna mewah keagunggan dan kebijaksanaan sejak jaman dahulu
warnanya terkait dengan kerajaan. Warna hitam melambangkan kematian dan
kesedihan

Anda mungkin juga menyukai